Laporan Biologi
Laporan Biologi
GENETIKA PERCOBAAN
OLEH:
KELOMPOK I B
NAMA NIM
ALDI FUDIANTORO 1907026040
ANGGREN YUNIAR SANTOSO 1907026065
FITRIANI 1907026055
NUR KHATIMAH 1907026025
ROSNADIA 1907026013
VIDA GAVRILA HUTAURUK 1907026019
RR 145 3 0,16
×200 = 150
4
(merah)
rr 55 0,5
1
(putih) ×200= 50
4
Db = K-1
= 3-1
= 2 (X2 tabel) → kemungkinan 0,05 = 3,84 → 0,66 ≤ 3,84
Hipotesis :
Ho = Jika X2 hitung ≤X2 table, maka diterima sebaran pengamatan tidak
berbeda nyata dengan sebaran harapan
H1 = Jika X2 hitung ≥ X2 table, maka sebaran pengamatan berbeda nyata
dari harapan
Kesimpulan :
X2 hitung = 0,66 ≤ 3,84, maka Ho diterima, sebaran pengamatan tidak berbeda
nyata dengan sebaran harapan.
Bunyi Hukum Mendel 1 : “Pada waktu pembentukan gamet, gen-gen dari
sepasang gen suatu sifat akan bersegregasi akan
berpisah”.
4.1.2 Persilangan Dihibrid
Pengamatan Diamati (O) Harapan (E) X2=
R_bb 41 0,33
3
×100 = 37,5
(merah, hijau) 16
rr_B 38 0,33
(putih,hijau) 3
×100 = 37,5
16
rrbb 17 1,62
(putih,hijau)
1
×100 = 12,5
16
Db = K – 1
= 4-1
= 3 (X2 tabel) → kemungkinan 0,05 = 7,82 → 2,6 ≤ 7,82
Hipotesis :
Ho = Jika X2 hitung ≤ X2 table, maka diterima sebaran pengamatan tidak
berbeda nyata dengan sebaran harapan
H1 = Jika X2 hitung ≥ X2 table, maka sebaran pengamatan berbeda nyata
dari harapan
Kesimpulan :
X2 hitung : 2,6 ≤ X2 tabel (7,82), maka Ho diterima, sebaran pengamatan
tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan.
Bunyi hukum Mendel II : “Pada waktu pembentukan gamet F1 masing-masing
gen suatu sifat dari ketua betina berpadu bebas
dengan masing-masing gen suatu sifat dari ketua
jantan”.
4.2 Pembahasan
Genetika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat keturunan.
Sifat keturunan adalah proses biologi yang dimana orang tua atau induk
mewariskan gen kepada anakanya atau keturunannya. Istilah genetika merupakan
kata serapan dari bahasa belanda yaitu genetica yang merupakan adaptasi dari
bahasa inggris yaitu genetics. Yang berbentuk dari bahasa yunani yaitu genno,
yang berarti melahirkan, adalah cabang biologi yang mempelajari tentang ilmu
mengenai gen dan segala aspeknya.
Hukum Mendel 1 adalah perkawinan dua tetua yang mempunyai satu sifat
berbeda (monohibrid). Setiap individu yang berkembang biak secara seksual
terbentuk dari dua gamet yang berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis
mendel. Setiap sifat karakter ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hukum Mendel
1 berlaku pada waktu gametogenesis F1 x f1 itu memiliki genotip heterozigot.
Dalam peristiwa miosis, gen sel alel akan terpisah, masing-masing akan
membentuk gamet. Waktu terjadi penyerbukan sendiri (F1 x f1) dan pada proses
fertisipasi gamet-gamet yang mengandung gen itu akan melebur secara acak dan
terdapat empat macam peleburan dan perkawinan.
Hukum Mendel II disebut juga asortasi. Mendel menggunakan kacang
ercis untuk dihibrid. Yang pada bijinya terdapat dua sifat beda yaitu soal bentuk
dan warna biji.
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua individu sejenis
dengan memperhatikan satu sifat beda, misalnya persilangan antara rambutan
yang berbuah manis dengan rambutan berbuah masam. Persilangan antara ayam
berbulu hitam dengan ayam berbulu ayam putih, persilangan antara rambut yang
berambut pendek. Merupakan contoh dari perkawinan monohibrid, hanya
diperhatikan salah satu sifat seperti tinggi tanaman saja, warna potong saja atau
sifat yang lain.
Persilangan dihibrid adalah persilangan dua individu sejenis dengan
memperhatikan dua sifat berbeda. Mendel telah melakukan peraturan murni yang
mempunyai dua sifat beda, yaitu antara kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning
(BBKK) dengan kacang ercis berbiji keriput berwarna hijau (bbkk). Kedua kacang
tersebut memiliki dua sifat beda yaitu bentuk dan warna biji. Contohnya adalah
hasil percobaan mendel ketika persilangan dilakukan antara dua induk di atas
semua pada generasi F1 akan sama. Kemudian generasi F1 diserbuki sendiri, dan
generasi F2 yang dihasilkan akan menunjukkan rasio fenotip 9:3:3:1 dan rasio
genotip 1:2:1:2:4:2:1:2:1
Pada percobaan monohibrid ini dilakukan persilangan menggunakan
sebuah kancing berwarna merah dan putih. Pelemparan kancing dilakukan
sebanyak 200 kali. Pada saat diamati pelemparan yang menghasilkan warna merah
ada 145 dengan harapan 150 dan pada pelemparan yang menghasilkan warna
putih sebanyak 55 dengan harapan 50. Dengan menggunakan hipotesis bahwa
Ho : Bila X2 hitung ≤ X2 tabel, maka diterima bahwa sebaran harapan. H1 : Bila
X2 hitung ≥ X2 tabel maka diterima bahwa sebaran pengamatan berbeda nyata
dengan sebaran harapan. Setelah dilakukan percobaan didapatkan X2 hitung untuk
pelembaran yang menghasilkan warna merah adalah 0,16, X2 hitung untuk
pelemparan yang menghasilkan warna putih adalah 0,5 dan X2 dan didapatkan X2
hitung atau X2 total adalah 0,66. Dan didapatkan kesimpulan bahwa setelah
dilakukan pengamatan dan percobaan didapatkan hasil bahwa hipotesis yang
digunakan adalah Ho dan diterima oleh hukum Mendel 1, karena X2 hitung atau
X2 total sebesar 0,66 < X2 tabel sebesar 3,84, sehingga didapatkan kesimpulan
bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan.
Berdasarkan hukum mendel 1 berlaku pada waktu pembentukan gamet F1
x f1, itu memiliki genotip heterizigot. Dalam peristiwa miosis, gen sealel akan
terpisah, masing-masing akan membentuk gamet.
Pada percobaan dihibrid ini dilakukan dengan menggunakan kancing
warna, seperti kancing berwarna merah, kancing berwarna hitam, kancing
berwarna putih dan kancing berwarna hijau. Pelemparan kancing dilakukan
sebanyak 200 kali pada saat di amati pelemparan kancing yang menghasilkan
warna merah hitam sebanyak 104 dengan harapan 112,5, pelemparan kancing
yang menghasilkan warna merah hijau sebanyak 41 dengan harapan 37,5,
pelemparan kancing yang menghasilkan warna putih hitam sebanyak 38 dengan
harapan 37,5 dan pelemparan putih hijau sebanyak 17 dengan harapan 12,5.
Dengan menggunakan hipotesis Ho : Bila X2 hitung ≤ X2 tabel, maka diterima
bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan. H1 :
Bila X2 hitung ≥ X2 tabel, maka diterima bahwa sebaran pengamatan berbeda
nyata dengan sebaran harapan. Setelah dilakukan percobaan didapatkan jumlah
dari nilai X2 hitung atau X2 total adalah sebesar 2,6. Dan didapatkan kesimpulan
bahwa setelah melakukan pengamatan dan percobaan didapatkan hasil bahwa
hipotesis yang digunakan adalah Ho dan diterima oleh hukum Mendel II karena X2
hitung sebesar 2,6 ≤ X2 tabel sebesar 7,82, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa
sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan.
Berdasarkan hukum Mendel II pada waktu pembentukan gamet F, masing-
masing gen suatu sifat dari tetua bahwa berpadu bebas dengan gen suatu sifat dari
tetua jantan.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu beberapa
pasang kancing yang digunakan sebagai objek yang dilemparkan untuk
mengetahui hasil monohibrid dan dihibrid.
Serta adapun faktor kesalahan pada praktikum kali ini yaitu kurang
ketelitian pada saat menghitung dan melihat warna kancing sehingga hasil yang
didapatkan kurang tepat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Hasil yang di dapat pada percobaan persilangan monohibrid yang telah
dilakukan adalah bahwa Ho dengan nilai X2 hitungan-hitungan senilai X2
hitung sebar 0,66 < X2 table sebesar 3,84 maka sebaran pengamatan tidak
berbeda nyata dengan sebaran harapan oleh karena itu hukum Mendel I
diterima.
- Hasil yang di dapat pada percobaan persilangan dihibrid yang telah
dilakukan adalah Ho dengan X2 hitung sebesar 2,6 ≤ X2 table sebesar
7,82 maka sebaran pengamatan berbeda nyata dengan sebaran harapan
oleh karena itu hukum mendel II diterima.
- Hasil dari persilangan monohibrid pada RR (merah) didapatkan X2
sebesar 0,16.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum genetika percobaan persilangan monohibrid
dan dihibrid Mendel selanjutnya bisa menggunakan metode kain seperti
persilangan monohibrid dominan (RR,rr) dan Praktikum diharapkan lebih teliti
dalam menghitung hasil pengamatan agar memberikan hasil yang maksimal.
Daftar Pustaka