GENETIKA TUMBUHAN
ACARA IV
PERSILANGAN DIHIBRID
Semester:
Ganjil 2017
Oleh:
Diaktiva Asmarandani Sugiyanta
A1D116031/11
A. Latar Belakang
genetika mengalami kemajuan pesat sekali, bahkan kini genetika tidak mungkin
alel atau lebih menghasilkan perumusan hukumnya yang kedua yaitu Hukum
Mendel II atau biasa disebut juga sebagai Hukum Pemisahan dan Pengelompokan
Secara Bebas. Gen-gen yang terletak pada kromosom yang berbeda akan berpadu
beda. Persilangan ini dilakukan dengan menyilang dua individu yang memiliki
dua karakter yang berbeda. Persilangan ini diuji dengan maksud membuktikan
keturunan yang dihasilkan dari persilangan ini memiliki ratio atau perbandingan
menghasilkan varietas unggul yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas dari
B. Tujuan
Sifat keturunan yang dapat kita amati atau lihat (warna, bentuk, ukuran)
dinamakan fenotip. Sifat dasar yang tak tampak dan tetap (artinya tidak berubah-
ubah karena lingkungan) pada suatu individu dinamakan genotip (misanya TT, tt).
Anggota dari pasangan gen yang memiliki pengaruh berlawanan disebut alel.
kerdil maka T dan t merupakan alel. Namun, andaikan R adalah gen yang
menentukan warna merah pada bunga, maka T dan R bukan alel ( Suryo, 2012).
Berdasarkan banyaknya sifat beda yang terdapat pada suatu individu, dapat
dibedakan menjadi beberapa salah satunya yaitu dihibrid yang berarti suatu hibrid
dengan dua sifat beda. Dua sifat beda yang dimaksud seperti berbatang tinggi dan
pengelompokkan secara bebas. Dua sifat yang dipelajarinya yaitu bentuk dan
warna kapri. Persilangan kapri dihibrid berbiji kuning bulat dan berbiji hijau
3 : 3 : 1. Pemisahan bebas antara alele untuk warna biji dan bentuk biji terjadi
karena alele tersebut terletak pada kromosom yang berbeda (tidak homolog)
(Crowder, 2006).
Keacakan segregasi dan pengelompokan bebas didasarkan pada proses
meiosis dan mitosis serta peluang bebas, khususnya pada pergerakan kromosom
ke kutub-kutub sel pada anafase I. Saat anafase I dan II, terlihat bermacam-macam
alela yang terletak pada satu atau beberapa lokus. Meiosis pada individu
menghasilkan perbandingan 1AA: 2Aa: 1aa. Terlihat bahwa teori Mendel dalam
reproduksi gamet ternyata sesuai dengan proses mekanisme gen pada meiosis
Karakter beda pada tanaman dihibrid dikendalikan oleh sifat dominan yang
terletak dalam satu lokus. Setiap lokus tersebut terletak pada pasangan kromosom
yang berlainan. Reduksi kromosom dari 2n menjadi n terjadi secara acak dimana
dihasilkan gamet AB. Keterbatasan ini juga berlaku bagi individu homozigot lain
yang mempunyai genotip aabb, Aabb, atau aaBB karena mereka hanya
menghasilkan satu tipe gamet yang spesifik untuk genotipnya (Welsh dan Johanis,
2001).
mempunyai peluang bergerak yang sama dengan kromosom yang membawa alela
B, sementara itu kromosom yang membawa alela resesif bergerak bersamaan pada
arah yang berlawanan. Pergerakan alela ini menghasilkan gamet AB dan ab yang
kemungkinan terjadinya peluang ini selalu sama, maka gamet AB, Ab, aB, dan ab
yang dihasilkan mempunyai angka perbandingan yang sama (Welsh dan Johanis,
2001).
dihibrid. Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini bahwa dalam proses
pembentukan gamet, setiap pasang alel dalam satu lokus bersegregasi bebas
dengan pasangan alel lokus lainnya dan akan berpadu secara bebas dengan alel
dari lokus lainnya. Misalnya pada waktu pembentukan gamet parental ke-2,
Penggabungan bebas ini menghasilkan empat macam kombinasi gamet, yaitu BK,
Bk, bK, bk. Proses pembentukan gamet inilah yang menggambarkan fenomena
Hukum Mendel II. Hukum kombinasi bebas ini dirumuskan dari hasil observasi
pengamatan. Alat yang digunakan antara lain alat tulis dan lup.
B. Prosedur Kerja
memingsankannya.
Menurut Welsh dan Johanis (2001) dihibrid adalah kombinasi induk yang
perbandingan tersebut. Dihibrid juga dapat diartikan sebagai dua alela yang
berbeda terdapat pada satiap dua buah lokus yang berkelompok secara bebas.
Menurut Crowder (2006) dihibrid adalah pembelahan sel yang berasal dari dua
individu yang berbeda dan memiliki dua tanda beda. Selanjutnya, menurut Herlani
(2006) menyatakan bahwa perkawinan yang dilakukan oleh dua individu dengan
menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat,
maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan
sifat yang lain (Sitepoe, 2001). Menurut Cahyono (2011), Hukum Kedua Mendel
pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga
secara bebas.
gamet, setiap pasang alel dalam satu lokus bersegregasi bebas dengan pasangan
alel lokus lainnya, dan akan berpadu secara bebas dengan alel dari lokus lainnya.
bebas (kombinasi bebas) antara B dan b dengan K dan k. Penggabungan bebas ini
menghasilkan empat macam kombinasi gamet, yaitu BK, Bk, bK, bk. Proses
Hukum kombinasi bebas ini dirumuskan dari hasil observasi terhadap penyebaran
Mutasi berasal dari kata mutatus (bahasa latin) yang artinya adalah
Welsh dan Johanis (2001), mutasi merupakan perubahan kode genetik di dalam
tertentu. Fenotip normal untuk suatu karakter, seperti mata merah pada
alternatif dari tipe liar, seperti mata putih pada Drosophila melanogaster, disebut
fenotip mutan (mutan phenotype), yang sebenarnya berasal dari alel tipe liar yang
mutan yang menyimpang dari tipe normal (wild type), seperti bentuk sayap, warna
tubuh, warna mata, bentuk bristel, dan ukuran mata. Mutan-mutan tersebut
disebabkan oleh mutasi spontan tunggal yang jarang. Salah satu tipe Drosophila
melanogaster mutan adalah strain vestigial (vg). Ciri strainvg yaitu sayap pendek
atau keriput (vestigial). Sayap ini tidak dapat digunakan untuk terbang. Kondisi
sayap ini yang mudah dibedakan dengan jenis mutan lainnya. Kelainan ini
1. Dumpy, memiliki sayap lebih pendek hingga dua pertiga panjang normal
dengan ujung sayap tampak seperti terpotong. Bulu pada ada tampak tidak
sama rata. Sayap pada sudut 90o dari tubuh dalam posisi normal mereka.
2. Sepia, memiliki mata berwarna coklat sampai hitam akibat adanya kerusakan
3. Clot, memiliki mata berwarna maroon yang semakin gelap menjadi coklat
suatu mutasi pada gen yang terletak pada kromosom ketiga. Secara normal
fungsi gen tersebut berfungsi untuk membangun pigmen yang memberi warna
pada lalat buah normal. Namun, karena mengalami kerusakan maka pigmen
5. Curly, memiliki sayap berbentuk keriting dan terjadi mutasi gen pada
mutasi dominan, yang berarti bahwa satu salinan gen diubah dan
6. White, memiliki mata berwarna putih yang terjadi akibat adanya kerusakan
pada gen white yang terletak pada kromosom pertama lokus 1,5 dan benar-
dalam larva untuk menjadi mata menjadi tidak terbentuk karena adanya
mutasi.
8. Claret, merupakan mutan dengan mata berwarna merah anggur atau merah
vestigial ini tidak mampu untuk terbang. Lalat ini memiliki kecacatan dalam
“gen vestigial” mereka pada kromosom ke dua. Lalat ini memiliki mutasi
resesif.
10. Taxi, merupakan mutan dengan sayap yang terentang, baik ketika terbang
11. Black, seluruh tubuhnya berwarna hitam akibat adanya kerusakan pada gen
(Amelia, 2016)
melanogaster:
satu serangga yang memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan
ilmu genetika. Sebab lalat buah tersebut dijadikan sebagai model organisme
diploid di laboratorium. Hal ini terjadi karena ukuran kecil, mempunyai siklus
hidup pendek, jumlah keturunan yang dihasilkan sangat banyak, murah biaya serta
genetika karena memiliki karakter fenotip yng berbeda dan terlihat nyata, mudah
mendapatkannya, murah (dapat dibiakkan dalam botol yang hanya berisi media
pisang yang difermentasi) dan mempunyai waktu perkembiakan yang tidak terlalu
lama (2 minggu dengan waktu pematangan seksual awal yaitu 7 jam setelah
alat optik yang menggunakan lensa cembung untuk melihat benda-benda kecil
(Novitasari et al, 2013). Larutan kloroform pada praktikum ini lebih dikenal
karena kegunaanya sebagai bahan pembius (Nugroho, 2013). Fungsi dari lalat
buah Drosophila melanogaster yaitu digunakan untuk penelitian bidang genetika
Metode X2 adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data
(Indarmawan, 2013).
lup dan alat tulis. Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas
sebuah lensa cembung. Lup digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar
nampak lebih besar dan jelas. Ada 2 cara dalam menggunakan lup, yaitu dengan
antara titik fokus lup dan titik pusat optik lup, sehingga bayangan yang terbentuk
maya dan diperbesar (Kanginan, 2012), serta alat tulis yang digunakan dalam
melanogaster atau yang biasa disebut sebagai lalat buah. Lalat buah inipertama
kali diperkenalkan oleh Morgan dan Castel pada tahun 1900 dan diketahui bahwa
pada organisme diploid. Hewan ini dianggap mempunyai peranan yang sangat
penting dalam perkembangan genetika selanjutnya.Alasan penggunaan hewan ini
pada suhu 61,7o C. Kloroform larut dengan mudah pada etanol dan eter tetapi
klorin dengan etanol dan dengan mereduksi karbon tetraklorida (CCl4). Kloroform
dahulu dimanfaatkan sebagai obat bius saat proses pembedahan namun saat ini
sudah digantikan dengan bahan yang lebih tidak beracun, obat bius yang lebih
aman yaitu eter. Secara kimia, kloroform digunakan sebagai pelarut lemak,
alkaloid, iodin dan bahan lainnya. Ketika kloroform terbuka di udara dan terkena
sinar matahari maka kloroform akan berubah menjadi gas yang beracun (Delvia,
digunakan untuk menulis dan mecatat hasil pengamatan yang telah dilakukan.
praktikum kali ini. Uji ini berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua
buah variable nominal dan mengukur kuat hubungan antara variable yang satu
chi-square dengan DK= 1,2,3 dst dan bentuk distribusi chi-square adalah
menjulur positip (Firdauzi,2013). Perhitungan uji X2 yang dilakukan dalam
dapat disimpulkan bahwa X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel yang menunjukkan
mengetahui perbedaan lalat jantan dengan betina maupun karakteristik lalat mutan
Drosophila melanogaster melalui warna mata, warna tubuh, dan panjang sayap
melanogaster dari ketiga strain yang diamati yaitu, pada bagian ujung abdomen
pada betina hanya bercak hitam pada tiap ruasnya. Sayap bagian depan pada
yang berkembang adalah sayap bagian depan. Sayap belakang mengecil dan
mutasi pada kromosom nomor 1, lokus 1,5. Pigmen merah yang seharusnya
dihasilkan sebagai warna pada faset mata lalat tidak dihasilkan. Mutasi tersebut
berarti pengujian sesuai dengan perbandingan yang ditetapkan oleh Mendel dalam
Hukum Mendel II. Hal ini disebabkan oleh X2 hitung (0,1002) lebih kecil dari X2
Amelia, Rumi. 2013. Pengaruh persilangan strain wild type (N) dengan white(W)
terhadap jumlah turunan F2 lalat buah (Drosophila sp). Skripsi. Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Palangkaraya,
Palangkaraya.
Nugroho, Dani Wahyu. 2013. Prarancangan Pabrik Kloroform dari Aseton dan
Kaporit Kapasitas 25.000 ton/tahun. Naskah Publikasi Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Utami, Sri Lestari. 2008. Studi Pendahuluan Analisis Mutasi pada Penyinaran
dengan Sinar Ultraviolet (UV) Terhadap Larva Drosophila melanogaster,
Meigen. Jurnal. 2 (1): 1-9.