Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR PUSTAKA

American Journal Of Nursing Science. (2015). Efek Pemberian Topikal ASI pada
Waktu Pelepasan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir.
https://www.scribd.com/document/329580485/Efek-Pemberian-
Topical-ASI-Pada-Waktu-Pelepasan-Tali-Pusat-Pada-Bayi-Baru-
Lahir. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.

Angela, Devina. 2016. Artikel Klinik Pengasuhan Anak Perawatan Tali Pusat
Bayi Baru Lahir. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-
anak/perawatan-tali-pusat-bayi-baru-lahir.18.05.2016. Diakses pada
tanggal 26 Oktober 2017.

Dinas Kesehatan Kota Palembang. (2015). Profil Kesehatan Tahun 2015.


Palembang.

Hastuti, Puji. 2015. Mengenal Perawatan Tali Pusat.


https://www.kompasiana.com/pujih/mengenal-perawatan-tali-
pusat_54f92708a333112b058b470a. Diakses pada tanggal 26 Oktober
2017.

Johariyah dan Ema W.N. 2012. Asuhan kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta: CV Trans Info Media.

Manuaba, dkk. 2015. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi menyusui Dini ASI Ekslusif dan Manajemen
Laktasi. Jakarta: CV Trans Info media.

Nakita. 2017. Yang Perlu diketahui Tentang Infeksi Tali Pusat pada Bayi.
http://nakita.grid.id/Bayi/Yang-Perlu-Diketahui-Tentang-Infeksi-Tali-
Pusat-Pada-Bayi. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2017.

Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, taufan, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. (2013). Topikal ASI Model Asuhan
Keperawatan Tali Pusat.
http://.file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/TOPIKAL_ASI
MODEL_ASUHAN_KEPERAWATAN_TAL.pdf. Diakses pada
tanggal 10 Oktober 2017.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rivanica, R dan Miming Oxyandi. 2016. Buku Ajar Deteksi Dini Tumbuh
Kembang dan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir. Jakarta :Salemba.

Setiawan dan Saryono. 2011. Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta:Mitra


Cendikia Press.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Uliyah. M, A.Aziz. A. H. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk


Kebidanan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat:

Adalah ibu/bapak dari:

Nama :

Tanggal Lahir :

Jenis kelamin :

BB lahir :

Setelah mendapatkan penjelasan tentang asuhan kebidanan penggunaan topikal

ASI terhadap pelepasan tali pusat bayi dari mahasiswa prodi D-IV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Palembang:

Nama : INDAH LESTARI

NIM : PO.71.24.212.019

Menyatakan Bersedia menerima pemberian asuhan kebidanan penggunaan topikal

ASI terhadap pelepasan tali pusat bayi dan jika terjadi sesuatu tidak akan

menuntut. Demikian surat pernyataan ini untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, Februari 2018


Orang tua

( )
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENGAMBILAN ASI SECARA MANUAL

Pengertian Memerah ASI dengan menggunakan tangan dan jari agar


ASI dapat dikeluarkan
Tujuan Untuk mengeluarkan ASI sehingga pengeluaran ASI
menjadi lancar
Kebijakan Terlaksananya tindakan pengeluaran ASI secara manual
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan
secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Persiapan Alat
 Waslap 2
 Baskom yang berisi air hangat
 Cangkir yang sudah disterilkan
 Sarung tangan (Handscoon)
 Bak instrumen
2. Petugas Cuci tangan dan mengajarkan ibu teknik cuci
tangan yang benar , pasang handscoon
3. Dekatkan alat
4. Kompres kedua payudara ibu dengan air hangat selama
kurang dari 15 menit
5. Cara memerah: Tempatkan tangan disalah satu
payudara, tepatnya di tepi areola (lingkaran coklat
kehitaman di sekitar putting susu)
6. Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk.
Letak ibu jari pada posisi jam 12 dan keempat jari
lainnya pada posisi jam 6
7. Tekan tangan ke arah dada, lalu tekan ibu jari dan
telunjuk dengan lembut secara bersamaan. Pertahankan
agar jari tetap di tepi areola, jangan sampai menggeser
ke putting.
8. Ulangi secara teratur untuk memulai aliran susu. Putar
perlahan jari di sekeliling payudara agar seluruh saluran
susu dapat tertekan. Ibu juga dapat berpindah ke bagian
areola lain agar semua ASI merata disalurkan.
Misalnya, mengubah posisi ibujari ke arah jam 3 dan
keempat jari lain ke arah jam 9 atau arah lain
9. Ulangi pada sisi payudara lain. Jika diperlukan, pijat
payudara diantara waktu-waktu pemerahan. Ulangi
pada payudara pertama, kemudian lakukan lagi pada
payudara kedua. Letakkan cangkir bermulut lebar yang
sudah disterilkan dibawah payudara yang diperah
10. Untuk menghindari kerusakan jaringan-jaringan
sensitif, jangan meremas payudara, jangan menggosok
kulitnya dengan jari, dan jangan menarik-narik
puttingnya.
11. Hindari memencet putting susu karena hal ini sama
dengan bayi mengisap pada putting
12. Diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk memerah
kedua payudara. Ketika aliran air susu dari satu
payudara berubah menjadi tetesan, segera pindah ke
payudara sebelahnya. Ikuti petunjuk yang sama untuk
payudara kedua.

Sumber: Uliyah. M, A.Aziz. A. H

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENGAMBILAN ASI MENGGUNAKAN POMPA BAYI

Pengertian Memerah ASI dengan menggunakan pompa ASI agar ASI

dapat dikeluarkan
Tujuan Untuk mengeluarkan ASI sehingga pengeluaran ASI

menjadi lancar
Kebijakan Terlaksananya tindakan pengeluaran ASI dengan

kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara

efektif dan efisien


Prosedur 1. Persiapan Alat

 Alat Pompa ASI yang telah disterilkan

 Bak Instrumen

 Sarung tangan (handscoon)

 Cangkir yang telah disterilkan

2. Petugas Cuci tangan dan mengajarkan ibu teknik cuci

tangan yang benar

3. Alat yang disterilkan (pompa tersebut harus dibersihkan

sebelum dan sesudah digunakan atau disterilkan sesuai

instruksi.

4. Memerah secara mekanis memerlukan waktu sekitar 20

menit.

5. Basahi bagian dalam ketopong (bagian yang

ditempelkan ke payudara) dengan air hangat. Pasanglah

ketopong ke payudara dengan benar sehingga puting

keluar dari lobang dibagian tengah. Agar lebih mudah,


doyongkan tubuh ke depan sehingga payudara

menempel erat dengan ketopong

6. Dorong, lalu tarik kembali silinder pompa sampai air

susu mengalir. Memijat payudara sambil memompa

akan lebih melancarkan aliran susu.

7. Saat aliran mengecil menjadi tetesan, lepaskan

ketopong secara hati-hati, lalu bersihkan payudara

dengan kain kering. Pindahkanlah pompa ke payudara

kedua mengikuti prosedur yang sama. Sama seperti

memerah secara manual, lakukan dari payudara

pertama ke payudara kedua.

Sumber : Uliyah. M, A.Aziz. A. H

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENETESAN ASI
Pengertian : Perawatan tali pusat dengan menggunakan kolostrum / ASI
dengan cara ASI dari ibunya diperah dan diteteskan 4-6
tetes pada ujung dan serta pangkal tali pusat menggunakan
pipet tetes dan dilakukan minimal 2x sehari sampai tali
pusatnya lepas.
Tujuan : 1. Mempercepat keringnya dan lepasnya tali pusat.
2. Mencegah infeksi
Kebijakan : Terlaksananya tindakan perawatan tali pusat menggunakan
ASI disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Persiapan alat

- Handscoon steril satu pasang


- pipet tetes
-Cangkir steril yang berisi ASI 2 cc
- Baju bayi, popok, bedong
- Bengkok
- Air DTT
- kassa steril
- Bak instrumen
2. Petugas cuci tangan dan mengajarkan ibu teknik cuci

tangan yang benar dan ibu di mintak cuci tangan

3. Alat

– Alat didekatkan untuk lebih mudah bekerja

4. Pasang sarung tangan

5. Pada bayi baru lahir, bersihkan tali pusat dengan kassa

steril yang telah dibasahi dengan air DTT, kemudian

teteskan ASI (4-6) tetes pada ujung dan pangkal tali

pusat dan biarkan mengering 15 menit, setelah terlihat

kering ditutup menggunakan kassa steril, tidak dibiarkan


ditutup kencang, hanya untuk melapisi tali pusat saja,

setelah selesai kenakan popok dan pakaian bayi.

6. Pada perawatan tali pusat sehari-hari, perawatan

dilakukan minimal 2x sehari, pagi dan sore.

7. Membereskan alat dan mengembalikannya ketempat

semula.

8. Melepas sarung tangan dan cuci tangan

9. Dokumentasikan hasil tindakan.

Sumber : Kiswati, dkk (2014), Jayanti, dkk (2015), Allam, dkk (2015).

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STERILISASI (PENCEGAHAN INFEKSI)

Pengertian Pencegahan infeksi dengan cara upaya pembunuhan atau

penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba.


Tujuan Untuk membunuh kuman patogen atau apotogen beserta

spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran

dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau bahan

kimia.
Kebijakan Terlaksananya tindakan pencegahan infeksi dengan

kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara

efektif dan efisien


Prosedur 1. Persiapan Alat

 Alat yang akan disterilisasi


 Otoklaf/oven/larutan kimia
 Kain pembungkus instrumen, kertas koran, kertas
aluminium kalau perlu dan wadah tertutup yang
steril
 Korentang/cunam steril
2. Mendekontaminasikan, membersihkan dan

meringankan seluruh instrumen yang akan disterilkan

(lihat job sheet dekontaminasi, cuci bilas)

3. Masukkan ke dalam sterilisator dan hidupkan

sterilisator sesuai waktu yang ditentukan

4. Sterlisasikan peralatan logam, kaca dan karet dengan

merebus air mendidih sampai 100⁰ C (15-20menit)

5. Lakukan sterilisasi untuk logam, kaca dan karet

merebus air mendidih sampai 100⁰ C (15-20 menit)

6. Untuk peralatan tenunan, lakukan sterilisasi dengan

stoom dengan cara menggunakan uap panas didalam

autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu


7. Untuk logam yang tajam lakukan sterilisasi dengan

panas kering dengan menggunakan open panas tinggi

8. Untuk antiseptik atau membunuh kuman, lakukan

sterilisasi dengan bahan kimia menggunakan bahan

kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin,sarung

tangan dan kateter.

JOB SHEET

Nama kegiatan : Melakukan Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau Sterilisasi

A. ISTILAH – ISTILAH DALAM PENCEGAHAN INFEKSI :

1. Disinfeksi
Adalah semua usaha untuk menghilangkan / mengurangi mikroorganisme
pada peralatan atau instrument, sehingga dapat mencegah infeksi akibat
masuknya mikroorganisme kedalam tubuh.

2. Antiseptik
Adalah semua usaha untuk mencegah terjadinya infeksi dengan jalan
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit
atau jaringan tubuh.

3. Dekontaminasi
adalah upaya – upaya untuk menghilangkan kontaminan atau cemaran
yang ada pada instrument atau peralatan medik.

4. Pencucian dan Pembilasan


adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan darah , cairan tubuh
atau bahan bahan lain yang mencemari instrumen atau kulit.

5. Sterilisasi
adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme termasuk bakteri endospora.

6. Disinfeksi Tingkat tinggi (DTT)


adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme kecuali bakteri endospora.

7. Mikroorganisme
adalah jasad Renik yang dapat menyebabkan infeksi termasuk didalamnya
bakteri ,virus,fungi dan parasit.

8. Kolonisasi
Artinya bahwa organisme yang pathogen ada pada seseorang tapi belum
menimbulkan gejala atau temuan klinik

9. Infeksi
Berarti organisme yang berkolonisasi sudah menimbulkan penyakit
(respon seluler). 

B. Tujuan utama pencegahan infeksi


1. Mencegah infeksi
2. Meminimalkan resiko penyebaran penyakit berbahaya seperti Hepatitis B
dan HIV/AIDS kepada pasien, petugas kesehatan, temasuk petugas
kebersihan rumah tangga.

Petunjuk

1. Baca dan pelajari lembar kerja yang tersedia


2. Siapkan bahan, alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan
DTT dengan cara merebus
3. Ikutilah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk instruktur
4. Tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti
5. Laporkan hasil kerja setelah melaksanakan latihan

Keselamatan kerja

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan


2. Hati-hati dengan benda tajam
3. Lakukan tindakan sesuai denganm prosedur

Persiapan

Peralatan :
1. Bahan
- Alat-alat logam
2. Alat
- Panci tertutup
- Kompor
- korentang
- Waskom
- Stop watch
3. Perlengkapan
- Sarung tangan rumah tangga
- Schort
- Masker
- Sabur cair

PROSEDUR PELAKSANAAN

NO LANGKAH KERJA GAMBAR


1 Siapkan peralatan dan bahan yang
dibutuhkan
Key point
Alat disusun secara ergonomis

2 Lakukan cuci tangan


Key point
Sebelum membasuh tangan lepaskan
semua perhiasan
3 Gunakan masker, kacamata dan sarung
tangan rumah tangga
Key point
- Gunakan sarung tangan yang
tidak berlubang
- Untuk melindungi diri dari
percikan kotoran alat bekas
pakai

4 Ambil instrumen bekas pakai yang sudah


didekontaminasi kemudian lakukan
pencucian dan pembilasan
Key point
- Pisahkan antara alat logam dan
yang bukan logam
- Hati-hati bila memakai
peralatan yang tajam seperti
jarum jahit atau gunting

5 Rendam instrumen yang sudah dicuci bilas


kedalam panci, tutup panci dan letakkan
diattas kompor
- Semua permukaan peralatan
harus terendam dalam air
6 Rebus peralatan selama 20 menit
- Hitungan waktu dilakukan
setelah air mendidih
- Tidak boleh menambahkan
apapun kedalam panci rebusan
setelah air mendidih

7 Buka sarung tangan dan lakukan cuci


tangan
- Cuci tangan sesudah membuka
sarung tangan perlu karena
kemungkinan sarung tangan
berlubang/robek yang
menyebabkan tangan
terkontaminasi

8 Matikan api saat air telah mendidih


selama 20 menit
- Perebusan alat lebih dari
20 menit akan merusak
alat

- Perebusan kurang dari


20 menit tidak
membunuh kuman,
bakteri, virus, ragi dan
jamur
9 Angkat peralatan dari air dalam
panci dengan menggunakan
korentang
- Korentang harus di DTT
terlebih dahulu
- Jangan biarkan alat
terus terendam dalam
air karena sewaktu air
mulai dingin, kuman
dan partikel masuk dan
mengkontaminasi alat

10 Simpan dalam wadah yang tertutup


yang telah di DTT
- Gunakan label untuk
mencantumkan waktu
dilakukannya DTT

Sumber: Hidayat, (2006)

LEMBAR OBSERVASI
PELEPASAN TALI PUSAT

Nama responden :

Nomor responden :

Tanggal lahir bayi :

Berat badan lahir bayi :

No Hari/Tanggal Jam Hari ke Tali Pusat Keterangan


Sumber: Kiswati, dkk (2014)

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

Nama : Indah Lestari

NIM : PO.71.24.2.14.019

Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 21 Desember 1996

Agama : Islam

Alamat : Jln.D.I.Panjaitan lrg Civo No.70 Rt. 25 Rw.01

Kecamatan Seberang Ulu II Kelurahan Bagus

Kuning Plaju Kota Palembang

Nama Ayah : Ilham

Nama Ibu : Emi Mariani S.Pd

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Negeri 250 Palembang : Lulus Tahun 2008

SMP Negeri 30 Palembang : Lulus Tahun 2011

SMA Shailendra Palembang : Lulus Tahun 2014

Poltekkes Kemenkes Palembang : Sedang mengikuti uji akhir jurusan

kebidanan

Anda mungkin juga menyukai