Jurusan Manajemen
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh: (1) partisipasi anggota sebagai
pemilik dan partisipasi anggota sebagai pelanggan secara simultan terhadap perolehan SHU, (2) partisipasi
anggota sebagai pemilik secara parsial terhadap perolehan SHU, dan (3) partisipasi anggota sebagai
pelanggan secara parsial terhadap perolehan SHU pada KUD di Kabupaten Buleleng tahun 2010-2013.
Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif kausal. Subjek penelitian adalah KUD di Kabupaten Buleleng
dan sebagai objeknya adalah partisipasi anggota sebagai pemilik, partisipasi anggota sebagai pelanggan
dan perolehan SHU dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Jenis data adalah data kuantitatif. Data
dikumpulkan dengan pencatatan dokumen serta dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh signifikan dari partisipasi anggota sebagai pemilik
dan partisipasi anggota sebagai pelanggan secara simultan terhadap perolehan SHU, (2) ada pengaruh
positif dan signifikan dari partisipasi anggota sebagai pemilik secara parsial terhadap perolehan SHU (3)
ada pengaruh positif dan signifikan dari partisispasi anggotasebagai pelanggan secara parsial
terhadapperolehan SHU pada KUD di Kabupaten Buleleng tahun 2010-2013.
Kata Kunci: partisipasi anggota sebagai pemilik, partisipasi anggota sebagai pelanggan dan perolehan
SHU.
Abstract
This research aims to know and analyze the effect of: 1) the member participation as the owner’s
and member participation as the customer’s simultaneously the SHU 2) the member participation as the
owner’s partially ously the SHU 3) the member participation as the customer’s partially ously the SHU on the
KUD in Buleleng years 2010 to 2013. This study uses quantitative causal design. Subjects were KUD in
Buleleng and the object is The member participation as the owner’s, member participation as the customer’s
and the SHU from 2010 to 2013. The type of data is quantitative. Data were collected with documentation
and itʼs analyzed by multiple regression linear analysis. Results of this study showed (1) there is positive
and significant effect on The member participation as the owner’s and member participation as the
customer’s simultaneously to the SHU, (2) there is a positive and significant effect on The member
participation as the owner’s partially to the SHU, (3) there is positive and significant effect on the member
participation as the customer’s partially to the SHU on the KUD in Buleleng years 2010 to 2013.
Key words: member participation as the owner’s, member participation as the customer’s and the SHU
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
PENDAHULUAN pemilik, anggota dalam hal ini memiliki
Koperasi lahir sebagai reaksi kontribusi keuangan dengan melakukan
terhadap sistem liberalisme ekonomi pada transaksi berupa Simpanan. Anggota
permulaan abad ke19, yang pada waktu itu memiliki kewajiban untuk membina dan
sekelompok kecil pemilik-pemilik modal mengembangkan koperasi. Sedangkan
menguasai kehidupan masyarakat. Mereka sebagai pengguna/ pelanggan, yaitu
hidup berlebih sedangkan sekelompok pemanfaatan berbagai potensi pelayanan
besar dari masyarakat yang lemah yang disediakan koperasi akan
kedudukan sosial ekonominya makin meningkatkan modal koperasi, terutama
terdesak. Pada saat itulah tumbuh gerakan modal kerja dan omzet usaha koperasi
Koperasi, yang menentang aliran anggota memiliki hak untuk mendapatkan
individualisme dengan asas kerja sama dan layanan koperasi. Untuk mewujudkan hak
bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. dan kewajibannya, mau tidak mau anggota
Bentuk kerja sama ini melahirkan harus mengikuti kegiatan yang dilakukan
perkumpulan Koperasi. Dalam tata oleh koperasi. Dengan kata lain, anggota
perekonomian nasional kita, sangat perlu berpartisipasi dalam kegiatan koperasi
diharapkan agar Koperasi Indonesia dapat untuk mewujudkan hak dan kewajibannya.
menempati posisi dan kedudukan yang Partisipasi menggambarkan keterlibatan
penting. Bahkan Koperasi Indonesia seseorang dalam suatu objek
diharapkan menjadi soko guru Berdasarkan UU No.25 Tahun 1992
perekonomian nasional Indonesia. Koperasi Pasal 45 Ayat 1 Sisa Hasil Usaha
sebagai gerakan ekonomi rakyat dan merupakan pendapatan Koperasi yang
sebagai suatu badan usaha mempunyai diperoleh dalam waktu satu tahun buku
peran dalam mewujudkan masyarakat adil dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan
dan makmur, maju, sejahtera, diharapkan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam
dapat membangun dirinya sendiri agar kuat tahun buku yang bersangkutan. Jumlah
dan mandiri sehingga dapat berperan Sisa Hasil Usaha yang diperoleh secara
sebagai soko guru perekonomian teratur serta kecenderungan meningkat
Indonesia. merupakan faktor yang sangat penting yang
Perkoperasian di Indonesia diatur perlu mendapat perhatian dalam menilai
dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun keuntungan suatu Koperasi. Stabilitas
1992 yang berlandaskan Pancasila dan usaha menunjukkan kemampuan Koperasi
UUD 1945, dan bertujuan memajukan menggunakan modalnya secara efisien
kesejahteraan anggota pada khususnya sehingga memperoleh keuntungan yang
dan masyarakat pada umumnya serta ikut besar. Adapun faktor yang mempengaruhi
membangun tatanan perekonomian SHU terdiri dari faktor dalam dan faktor
nasional dalam rangka mewujudkan luar. Faktor dalam seperti partisipasi
masyarakat yang maju, adil, dan makmur. anggota, jumlah Modal Sendiri, kinerja
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun pengurus, jumlah unit usaha yang dimiliki,
1992 tentang Perkoperasian disebutkan kinerja manajer, dan kinerja karyawan.
bahwa tujuan koperasi adalah untuk Sedangkan faktor dari luar seperti modal
memajukan kesejahteraan anggota pada pinjaman dari luar, para konsumen dari luar
khususnya dan masyarakat pada umumnya, selain anggota Koperasi dan pemerintah
ikut serta membangun tatanan (Tri Ruli Yanti, dalam Lubuk Novi: 2007).
perekonomian Nasional dalam rangka Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan
mewujudkan masyarakat yang maju, adil oleh Diana Saputri (2010) yang berjudul
dan makmur berlandaskan Pancasila dan Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap
Undang-Undang Dasar 1945. Perolehan SHU Koperasi Pegawai Republik
Dalam koperasi anggota merupakan Indonesia (KPRI) menyatakan bahwa
pemilik (owner) sekaligus sebagai Partisipasi Anggota berpengaruh positif
pengguna/ pelanggan (user). Sebagai terhadap perolehan SHU. Tanpa peran aktif
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
dari anggota maka koperasi tidak akan Berdasarkan uraian diatas maka
berjalan dengan baik. Sehingga tujuan dari tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Koperasi yaitu untuk mensejahterakan mengetahui hal-hal sebagai berikut.
anggotanya tidak akan tercapai. 1) Pengaruh antara Partisispasi
Dalam observasi awal yang peneliti Anggota Sebagai Pemilik dan Partisipasi
lakukan pada sepuluh Koperasi Unit Desa Anggota Sebagai Pelanggan terhadap
di Kabupaten Buleleng dilihat dari perolehan SHU pada Koperasi Unit Desaa
prosentase pertumbuhannya, SHU, di Kabupaten Buleleng. 2) Pengaruh antara
Partisipasi anggota sebagai pemilik dan Partisispasi Anggota Sebagai Pemilik dan
partisipas aggota sebagai pelanggan. terhadap perolehan SHU pada Koperasi
mengalami peningkatan maupun Unit Desa di Kabupaten Buleleng dan 3)
penurunan.. prosentase SHU mengalami Pengaruh antara Partisipasi Anggota
penurunan berturut-turut, tahun 2012 Sebagai Pelanggan terhadap perolehan
prosentasenya 0,05 dan tahun 2013 SHU pada Koperasi Unit Desa di
prosentasenya menurun sebesar 0,00. Kabupaten Buleleng. Manfaat yang ingin
Begitu juga Partispasi Anggota Sebagai diperoleh dalam penelitian ini diharapkan
Pemilik mengalami penurunan dari 0,36 dapat memperluas wawawasan atau
pada tahun 2011 menjadi 0,11 pada tahun menambah pengalaman dan pengetahuan
2012. Partisipasi anggota Sebagai yang lebih luas mengenai masalah yang
Pelanggan pertumbuhannnya tetap dari diteliti, dan memberikan masukan bagi
tahun 2011-2013. Jadi Partisipasi Anggota pengurus-pengurus Koperasi Unit Desa di
sangat penting sehingga anggota koperasi Kabupaten Buleleng dan untuk mengetahui
dituntut kesadarannya. Sebanding dengan seberapa besar hubungan antara partisipasi
Sebanding dengan teori Arifin Sitio dan anggota tehadap perolehan SHU, sehingga
Halomoan Tamba (2001:79 dan pengurus dapat mengambil keputusan yang
88),“Semakin tinggi partisipasi anggota tepat demi kemajuan Koperasi.
maka idealnya semakin tinggi manfaat yang Koperasi adalah badan usaha yang
di terima anggota”. Partisipasi anggota beranggotakan orang-perorangan atau
adalah partisipasi modal berupa modal badan hukum Koperasi dengan
sendiri dan transaksi usaha yang di lakukan melandaskan kegiatannya berdasarkan
anggota. “Artinya, semakin besar transaksi prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan
(usaha dan modal) anggota dengan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
koperasinya, maka semakin besar SHU kekeluargaan. Perkoperasian di Indonesia
yang akan di terima”. Adapun teori Hanel diatur dengan Undang-Undang Nomor 25
(1989), dengan teorinya “Tri-angel Identity Tahun 1992 yang berlandaskan Pancasila
of Cooperative” menjelaskan bahwa dalam dan UUD 1945, dan bertujuan memajukan
koperasi, kedudukan anggota adalah kesejahteraan anggota pada khususnya
sebagai pemilik, sekaligus pelanggan dan masyarakat pada umumnya serta ikut
(anggota = pemilik = pelanggan). membangun tatanan perekonomian
Selanjutnya dikatakan: sukses-tidaknya, nasional dalam rangka mewujudkan
berkembang-tidaknya, bermanfaat-tidaknya, masyarakat yang maju, adil, dan makmur.
dan maju-mundurnya suatu koperasi akan Jadi koperasi itu merupakan bentuk
sangat tergantung pada partisipasi aktif dari kerjasama orang-seorang atau badan yang
para anggotanya. Tanpa partisipasi aktif bersamaan kepentingan, dan bukanlah
dari anggotanya, koperasi tidak akan dapat kumpulan modal yang bertujuan
bekerja secara efisien dan efektif. memajukan kesejahteraan material
Jadi Partisipasi anggota dikatakan anggotanya dengan memberi pelayanan
sangat berpengaruh dalam perkembangan kepada anggota seadil-adilnya.
Koperasi, yang dapat diukur/ dilihat melalui Partisipasi diambil dari bahasa asing
perolehan SHU’nya. participation, yang artinya mengikut
sertakan pihak lain dalam mencapai tujuan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
(Hendar & Kusnadi, 1999). Seorang simpanan sukarela melalui pembayaran
pemimpin akan berhasil melaksanakan angsuran (bagi anggota yang mempunyai
tugasnya bilamana pimpinan tersebut kewajiban membayar angsuran pinjaman/
mampu meningkatkan partisipasi semua kredit).
komponen atau unsur yang ada. Seorang Partisipasi anggota sebagai
pemimpin dalam bidang apapun, mulai dari pelanggan adalah memanfaatkan berbagai
tingkat paling atas sampai tingkat paling potensi dan layanan koperasi dalam
bawah harus mampu meningkatkan menunjang kepentingan/ kebutuhannya.
partisipasi semua komponen atau semua Partisipasi anggota dalam mamanfaatkan
unsur yang ada. Istilah partisipasi layanan usaha koperasi dapat
dikembangkan untuk menyatakan atau direalisasikan melalui peningkatan kualitas
menunjukkan peran serta (keikutsertaan) layanan usaha koperasi. Dalam hal ini pertu
seseorang atau sekelompok orang dalam ditumbuh-kembangkan ”kebanggaan”
aktivitas tertentu. Partisipasi Anggota dalam anggota dan ”kemanfaatan ekonomi” yang
koperasi berarti mengikutsertakan anggota bisa diperoleh anggota dari layanan usaha
koperasi itu dalam kegiatan operasional dan koperasi.
pencapaian tujuan bersama. Partisipasi Dari kedudukan anggota Koperasi
anggota koperasi berarti anggota memiliki sebagai pemilik dan partisipasi anggota
keterlibatan mental dan emosional terhadap sebagai pelanggan dapat dikatakan bahwa
koperasi, memiliki motivasi berkontribusi esensi partisipasi anggota koperasi
kepada koperasi, dan berbagai tanggung menyangkut tiga aspek, yaitu: 1) Partisipasi
jawab atas pencapaian tujuan organisasi anggota dalam manajemen organisasi,
maupun usaha koperasi. Partisipasi seperti penetapan tujuan, pengambilan
anggota dalam koperasi dapat dirumuskan keputusan dan kebijakan, serta
sebagai keterlibatan para anggota secara pengawasan/ pengendalian, 2) Partisipasi
aktif dan menyeluruh dalam pengambilan anggota dalam pemupukan modal, seperti
keputusan, penetapan kebijakan, arah dan penyertaan modal, pembentukan cadangan
langkah usaha, pengawasan terhadap modal, dan simpanan-simpanan, dan 3)
jalannya usaha koperasi, penyertaan modal Partisipasi dalam pemanfaatan layanan
usaha, dalam pemanfaatan usaha, serta usaha koperasi. Oleh karena itu tingkat
dalam menikmati sisa hasil usaha. partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi
Sejalan dengan pendapat Hanel ini dapat dilihat melalui ketiga indikator
dalam Hendar dan Kusnadi (1999), tersebut. Kegiatan-kegiatan koperasi harus
membedakan demensi partisipasi anggota lebih digalakkan dalam upaya
koperasi dengan prinsip identitas anggota, menanamkan rasa kebersamaan dalam
yaitu: 1) partisipasi anggota dalam bidang sosial ekonomi, karena koperasi
kedudukan sebagai pemilik, dan 2) merupakan implementasi dari system
partisipasi anggota dalam kedudukan ekonomi Pancasila. Di samping itu sebagai
sebagai pengguna/ pelanggan. bentuk dari partisipasi anggota dalam
Partisipasi para anggota dalam program-program pembangunan yang
kedudukannya sebagai pemilik adalah: 1) dilaksanakan oleh pemerintah. Jadi
Memberikan kontribusi terhadap partisipasi anggota dalam koperasi ini
pembentukan modal koperasi (penyertaan sekaligus sebagai partisipasi terhadap
modal, pembentukan cadangan, dan program pemerintah. Oleh karena itu,
simpanan), dan 2) Mengambil bagian dalam partisipasi ini harus dijaga oleh pengurus
menetapkan tujuan, pembuatan/ atau badan pengawas suatu koperasi.
pengambilan keputusan dan kebijakan, Harsoyono Subyako dalam kutipan Sri Edi
serta pengawasan. Partisipasi anggota Swasono (1983) menyatakan: Dengan
dalam permodalan dapat direalisasikan berasumsi bahwa partisipasi anggota masih
melalui gerakan membayar simpanan wajib cukup baik, maka pengawasan yang
secara rutin, serta gerakan menabung seharusnya dilaksanakan oleh pengawas
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
supaya baik, sebab seringkali rendahnya Para pakar organisasi sependapat
partisipasi anggota koperasi karena bahwa suatu organisasi dikatakan berhasil
pengawas masih terdiri dari orang-orang apabila organisasi tersebut dapat mencapai
yang percaya dengan pengurus, sementara tujuannya. Dengan kata lain, keberhasilan
pengurusnya kurang jujur. Oleh karena itu suatu organisasi dapat dilihat dari tingkat
pengawas benar-benar menjalankan tugas pencapaian tujuan organisasi tersebut.
dan fungsinya supaya anggota yakin Semakin tinggi tingkat ketercapaian tujuan
koperasi berjalan sebagaimana mestinya organisasi, semakin tinggi pula tingkat
dan hal ini dapat meningkatkan partisipasi keberhasilan organisasi tersebut, atau
anggota. Dengan demikian partisipasi sebaliknya. Tingkat keberhasilan organisasi
anggota dalam kegiatan koperasi sangat ini pada dasarnya dapat dilihat dari
diharapkan peran aktif setiap anggota berbagai indikator yang ditetapkan dalam
koperasi, dalam arti anggota tidak hanya organisasi tersebut, misalnya kepuasan
selalu percaya kepada pengurus terutama anggota, kesejahteraann anggota,
dengan laporan-laporan yang diberikan perkembangan jumlah anggota,
pengurus, tetapi benar-benar diperiksa dan permodalan, dan perkembangan usahanya
diawasi mekanisme jalannya usaha (volume usaha, pangsa pasar, harga saham
koperasi. Partisipasi anggota yang terdiri dan laba/ keuntungan).
partisipasi kontributif dan partisipasi insentif Di dalam organisasi koperasi,
mempunyai hubungan yang erat. partisipasi anggota menjadi sangat penting,
SHU koperasi adalah pendapatan karena pada dasarnya anggota merupakan
koperasi yang diperoleh dalam satu tahun pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan
buku dikurang dengan biaya, penyusutan, koperasi. Ini berarti ketergantungan
dan kewajiban lain termasuk pajak dalam koperasi terhadap partisipasi anggota
tahun buku yang bersangkutan. SHU menjadi sangat tinggi, karena sebagai
setelah dikurangi dana cadangan, dan dana pemilik, anggota harus mendukung
lainnya, dibagikan kepada anggota ketersediaan fasilitas (materiil maupun non-
sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh meteriil) untuk penyelenggaraan organisasi
masing-masing anggota dengan koperasi, dan usaha koperasi, sedangkan sebagai
serta digunakan untuk keperluan pendidikan pelanggan, anggota harus memanfaatkan
perkoperasian dan keperluan koperasi, potensi dan layanan usaha koperasi. Oleh
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. karena itu, partisipasi anggota mutlak
Besarnya pemupukan modal dana diperlukan dalam manajemen organisasi
cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. dan usaha koperasi
Simpanan untuk modal koperasi digunakan Adapun penelitian terdahulu yang
baik untuk ekuitas (modal sendiri) maupun dilakukan oleh Diana Saputri (2012) dengan
modal pinjaman, sehingga status modal judul penelitian Pengaruh Partisipasi
koperasi menjadi tidak jelas. Perbedaan Anggota Terhadap Perolehan SHU
istilah, simpanan untuk koperasi dan saham Koperasi Pegawai Republik Indonesia
untuk perusahaan pada umumnya dilihat (KPRI) Universitas Riau. Dimana hasil
dari segi hukum dapat dibenarkan, karena penelitian ini menyatakan bahwa partisipasi
simpanan merupakan ketentuan Undang- anggota berpengaruh positif terhadap
Undang (UU). perolehan SHU. Sebanding dengan
Secara kompleks arti dari Sisa Hasil pnelitian yang dilakuakan oleh Mardalena
Usaha (SHU) Koperasi adalah selisih dari (2011) dengan judul penelitian Pengaruh
seluruh pemasukan atau penerimaan total Partisipasi Anggota Terhadap
(Total Revenue) dengan biaya-biaya atau Perkembagan Sisa Hasil Usaha Pada
biaya total (Total Cost) dalam satu tahun Koperasi Kredit Union Sumber Rejeki
waktu (Arifin Sitio dan Halomoan Tambah, Cabang Buntok. Menyatakan bahwa
2001). partisipasi anggota berpengaruh positif
terhadap perkembangan SHU.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
METODE tahunan KUD di Kabupaten Buleleng yang
Desain yang digunakan dalam terdaftar di Dinas Koperasi, Perdagangan,
penelitian ini menggunakan desain dan Perindustrian Kabupaten Buleleng. .
penelitian kuantitatif kausal. Subjek dalam Data dikumpulkan dengan teknik
penelitian ini adalah KUD di Kabupaten dokumentasi kemudian dianalisis
Buleleng dan objek penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis regresi linear
partisipasi anggota sebgai pemilik (X 1), berganda.
partisipasi anggota sebagi pelanggan (X 2),
dan perolehan SHU (Y). Jenis data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam penelitian ini adalah data Hasil
kuantitatif dalam bentuk persentase (rasio) Hasil dari analisis regresi linear
berupa persentase pertumbuhan partisipasi berganda dengan bantuan program aplikasi
anggota sebagai pemilik, partisipasi Package for Social Science ( SPSS) 16 for
anggota sebagai pelanggan dan perolehan windows, dan diperoleh Ringkasan output
SHU pertahun yang bersumber dari laporan SPSS seperti Nampak pada Tabel 1.