Anda di halaman 1dari 14

HADITS PEREMPUAN MELAKUKAN

PERJALANAN TANPA MAH̱ RAM PERSPEKTIF


HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

Ummi Hasanah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jalan Ir. H. Juanda No.95, Pisangan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, 15412
ummihasanah1712@gmail.com

Ahmad Rajafi
Institut Agama Islam Negeri Manado
Jl. Dr. S.H. Sarundajang Kawasan Ringroad I, Kota Manado, 95128
ahmad.rajafi@iain-manado.ac.id

Abstract: Hadits about Mahram which related to women traveling is one of argueable
social phenomenon in Islam. There are those who do textual approach and contextual
approach in seeing this. Therefore, a new alternate of seeing this as responsive as in the
contextual concept in discussing the hadits is required with the outline topic; how Paul
Ricoeur hermeunetics sees the hadits about women traveling without mahram? The result
is that the mahram role in the hadits is a concrete form of prevention to women in order
to protect them from any kind of violences and harassments. The practice of prevention is
done by the instruments provided by the country out of the women family member called
mahram, this approach result is summarized the contextual meaning without neglecting
the textual meaning of mahram.

Keywords: Hadits, Mahram, Hermeunetics Paul Ricoeur

Abstrak. Hadits tentang maẖram bagi perjalanan seorang perempuan merupakan salah
satu fenomena sosial yang diperdebatkan di dalam Islam. Ada yang membacanya melalui
pendekatan tekstual dan ada pula yang membacanya dalam kerangka kontekstual.
Untuk itu, dibutuhkan alternatif bacaan baru yang dirasa responsif dalam ranah
kontekstual ketika membahas hadits tersebut, dengan inti pembahasan yakni;
bagaimana hermeneutika Paul Ricoeur membaca tentang hadits perempuan melakukan
perjalanan tanpa maẖram? Hasilnya adalah, bahwa peran maẖram dalam hadits tesebut
merupakan bentuk pencegahan secara konkrit bagi perempuan atas segala kekerasan
yang akan menimpanya. Pencegahan tesebut tidak hanya dilakukan oleh keluarga dekat
perempuan tapi juga oleh instrumen-instrumen yang diciptakan oleh negara dan dapat
disebut pula sebagai maẖram, sehingga pendekatan ini merangkum pemaknaannya
secara kontekstual namun tidak melepaskan ati maẖram secara tekstual.

Kata Kunci: Hadits, Maẖram, Hermeneutika Paul Ricoeur

1
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

Pendahuluan membatalkan wudhu, tidak berhak


Konsep maẖram bukan hanya mendampingi perempuan ketika
sekali atau dua kali diperbincangkan bepergian, tidak boleh berjabat tangan
dalam dunia pemikiran Islam. Kata dan tidak boleh berduaan. Salah satu
maẖram berasal dari lafal harâm yang fenomena yang terjadi di masyarakat
berarti terlarang atau dilarang dan adalah pemahaman perlunya maẖram
merupakan ism maf’ûl, bentukan dari bagi perempuan yang hendak bepergian.
kata harama (fi’il mâdhi), atau bisa juga Terdapat beberapa hadits yang
harima dan haruma, dengan jama’-nya melarang perempuan bepergian tanpa
mahârim dan memiliki makna mâ lâ disertai maẖram nya, salah satunya
yahillu intihâkuhâ, yaitu sesuatu yang adalah yang diriwayatkan oleh Imam al-
tidak boleh dilanggar.1 Bukhari.
Kata maẖram itu sendiri telah 4 .‫ال تسافر املرأة ثالاث إال مع ذى حمرم‬
disebutkan di dalam al-Qur’ān surat an-
Nisā ayat 22 sampai 24,2 dan dalam al- Artinya: “Janganlah seorang perempuan
Qâmus al-Muẖît dikatakan raẖimun- melakukan perjalanan selama tiga hari
maẖramun maknanya muẖarramun kecuali bersama maẖram nya.”
tazawwajuhâ,3 yang berarti mereka Atas dasar ini, yang berstatus
yang haram untuk dikawini. maẖram boleh menemani karena tidak
Nur Rofiah, aktivis dan peneliti boleh menikahi dan yang bukan maẖram
isu-isu hak-hak perempuan mengatakan tidak boleh menemani karena boleh
bahwa pada umumnya maẖram ini menikahi,5 demikian pendapat al-
muncul dalam konteks membedakan Nawawî dalam kitab Syarh Saẖ iẖ
antara laki-laki dan perempuan asing Muslim.
(yang tidak ada ikatan saudara atau Jumhur ulama memahami hadits
nasab) dengan yang bukan. tersebut cenderung literalistik, sehingga
Mereka yang tidak termasuk menurut mereka bagaimanapun
dalam kategori maẖram di anggap seorang perempuan ketika akan
sebagai orang asing yang harus dijaga melakukan perjalanan jauh yang
“jarak aman”-nya sehingga mempunyai
etika relasi yang berbeda dengan
maẖram. Misalnya boleh menikahi,

1 Luîs Ma’lû f, al-Munjid fî al-Lughah wa mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-
al-A’lâm, Cet. XCII (Beirut: Dâ r al-Masyriq, 2007), isteri anak kandungmu (menantu); dan
h. 128. menghimpunkan (dalam perkawinan) dua
2 Diharamkan atas kamu (mengawini)
perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah
terjadi pada masa lampau.
ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan;
saudara-saudaramu yang perempuan, saudara- 3 A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir

saudara bapakmu yang perempuan; saudara- Arab-Indonesia Terlengkap, Edisi II (Surabaya:


saudara ibumu yang perempuan; anak-anak Pustaka Progresif, 1997), h. 257.
perempuan dari saudara-saudaramu yang laki- 4 Muhammad bin Isma'il Abu Abdillah
laki; anak-anak perempuan dari saudara-
al-Bukhari al-Ja'fi, al-Jami' ash-Shahih al-
saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang
Mukhtashar, (Beirut: Dar Ibn Katsir, 1987), Juz.
menyusui kamu; saudara perempuan
1, h. 369
sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-
anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari 5Al-Nawawî, Shahih Muslim bi Syarh al-
isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu Nawawî II, (Beirut: Dâ r al-Fikr, t.th.), h. 103
belum campur dengan isterimu itu (dan sudah
kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu

71
HADITS PEREMPUAN MELAKUKAN PERJALANAN TANPA MAHRAM… - - Ummi Hasanah & Ahmad Rajafi

sifatnya mubah atau sunnah harus mendeskriditkan ajaran Islam yang


didampingi oleh maẖram-nya.6 dianggap menghambat gerak
Fenomena lainnya terjadi ketika perempuan.9
sebuah peraturan daerah syariat Selain itu, kekerasan terhadap
ditetapkan, salah satu contohnya adalah perempuan akan semakin marak terjadi,
Perda Kabupaten Goa Nomor 7 tahun maka semestinya re-interpretasi
2003 tentang larangan perempuan terhadap hadits ini perlu dilakukan,
berjalan sendirian atau berada di luar sehingga Islam sebagai agama yang
rumah tanpa ditemani maẖram-nya, rahmatan lil ‘alamin bisa menjamin hak-
khususnya pada selang waktu pukul hak perempuan, keselamatan dan
24.00.7 keamanan bagi perempuan.
Meski di sebagian daerah belum Diakui atau tidak, sebagian besar
ada tanda-tanda usulan pelaksanaan umat Islam masih berpegang teguh pada
syari’at Islam tersebut, namun hal ini teks, baik al-Qur’â n dan hadits, namun
tentunya telah menciptakan kegaduhan mestinya kita tidak terjebak pada teks
intelektual dan sosial bagi kaum yang legalistik-formalistik, melainkan
perempuan muslim. bagaimana mengambil pesan moral
Pertanyaannya utamanya adalah, yang ada dibalik teks tersebut.
kenapa harus bersama maẖram? Abdul Salah satunya hadits Nabi, yang
Mustaqim menyatakan, bahwa maksud merupakan salah satu sumber utama
maẖram dalam al-Qur’â n berkaitan agama Islam di samping al-Qur’ān,
dengan konsep munakahat dimana di mengandung ajaran yang bersifat
situ dilarang menikahi para maẖram, universal, temporal dan lokal.10
dan maksud lainnya adalah memberikan Oleh karenanya dibutuhkan
perlindungan, karena kenyataannya bacaan baru dengan pendekatan
keluarga dekat yaitu maẖram yang lainnya, termasuk melalui pendekatan
memberikan perlindungan biasanya hermeneutika sebagaimana yang
memiliki jalinan emosional yang cukup dipolakan oleh Paul Ricoeur.
kuat, sehingga pengaman dan
perlindungan bisa diberikan.8 Namun, Richard E. Palmer menempatkan
jika perempuan tersebut tidak memiliki posisi hermenutika Paul Ricoeur pada
maẖram, lantas siapa yang dapat hermeneutika sebagai sistem
memberikan perlindungan baginya? interpretasi. Paul Ricoeur adalah
seorang filosof kondang yang juga
Oleh karenanya, jika hadits dikenal sebagai tokoh hermeneutik dari
tentang penyertaan maẖram dalam Perancis Selatan.
perjalanan perempuan dipahami secara
tektualis, maka akan menciptakan Hermeneutika didefinisikan oleh
ketimpangan hak antara perempuan dan Ricoeur dalam From Text to Action:
laki-laki. Persoalan ini dapat Essays in Hermeneutics, sebagai teori

6 Muhyiddin Abu Zakariyya bin Syaraf Kaum Perempuan di Ranah Publik),” Musawa,
an-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, (Beirut: Vol. 6, No. 1 (2010), h. 11
Darul Kitab, t.th.), Jil. V, h. 104-105 9 Atiyatul Ulya, “Konsep Mahram
7 Sabid HM., “Rekonstruksi Fiqh Jinayat Jaminan Keamanan atau Pengekangan
Terhadap Perda Syariat Islam,” Islamica, Vol. 6, Perempuan,” Al-Fikr, Vol. 17, No. 1 (2013), h. 238
No. 2, (2012), h. 331 10 M. Syuhudi Ismail, Hadits Nabi yang
8 Abdul Mustaqim, “Konsep Mahram Tekstual dan Kontekstual (Jakarta : PT Bulan
dalam Al-Qur’â n (Implikasinya dalam Mobilitas Bintang, 2009), h. 4

72
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

interpretasi teks (the theory of the dengan cara menelusuri kitab-kitab,


operations of understanding in their buku ilmiah dan referensi tertulis
relation to the interpretation of texts).11 lainnya.
Interpretasi teks yang dimaksud Sumber primer yang menjadi
adalah sebuah pembacaan makna yang rujukan utama adalah hadits yang
tersembunyi di dalam teks yang terdapat dalam kitab Saẖ îẖ al-Bukhâ ri,
mengandung makna yang tampak. Paul Shaẖ îẖ Muslim, Sunan al-Turmudzi,
Ricoeur mengemukakan konsep Sunan Abû Dâ ud, Sunan Ibn Mājah,
cakrawala atau horizon, baik terhadap Musnad Ahmad bin Hanbal dan Sunan
teks maupun pada manusia yang dalam al-Dâ rimiy.
hal ini adalah seorang pembaca. Pada Sedangkan sumber tulisan yang
akhirnya, interpretasi teks inilah yang menjelaskan metode hermeneutika
dapat digunakan untuk menyingkap untuk memahami sebuah teks,
makna kenyataan yang tersembunyi di diantaranya buku “Hermeneutika
dalam teks. Kontemporer” karya Josef Bleicher yang
Pendekatan hermeneutika di atas diterjemahkan oleh Ahmad Norma
menjadi penting untuk mulai Permata (2003), buku “Teori
menanggalkan pemahaman klasik yang Interpretasi” Paul Ricoeur yang
cenderung tekstualistik-formalistik. diterjemahkan oleh Musnur Hery (2015)
Dalam ranah hadits Nabi saw sendiri, dan disertasi Fariz Pari yang berjudul
bila hadits telah dinyatakan shahih, “Hermeneutik Paul Ricoeur untuk
maka ia akan diterima tanpa penelahaan Penelitian Keagamaan: Kajian
substansinya lebih lanjut. Pendekatan Metodologi dan Terapan terhadap
ini memberikan kesan kecenderungan Kebudayaan Shalat dan Makam Sunan
untuk mengabaikan nalar, akal intelek Rohmat Garut” pada tahun 2005.
dan daya intuisi. Dalam mengumpulkan data-data,
Namun, terlepas dari perdebatan digunakan aplikasi Maktabah al-
tersebut sejumlah cendikiawan muslim Syâmilah untuk menyajikan data-data
telah menggunakan metode yang memadai. Disamping itu, aplikasi
hermeneutika ini dalam kajian ini sangat lebih mudah digunakan.
keislaman termasuk interpretasi Setelah data-data terkumpul, digunakan
memahami dan memaknai hadits.12 Atas metode hermeneutika di atas, di mana
semangat pembaruan tersebut, maka ada dua proses interpretasi sebagai
artikel ini secara khusus akan berusaha proses analisis data, yaitu proses
menganalisa hermeneutika Paul Ricoeur semiologi struktural dan proses
sebagai sebuah teori untuk memahami apropriasi.
hadits terkait maẖram. Proses analisis data teks hadits
secara semiologi struktural adalah
dengan cara menerjemahkan tanda-
Metode Penelitian
tanda berbahasa Arab dan selanjutnya
Penelitian ini merupakan melakukan cakrawala dari teks tersebut,
penelitian kualitatif dengan sumber lalu melakukan cakrawala peneliti
datanya berupa dokumen kepustakaan terhadap teks.

11 Paul Ricoeur, From Text to Action: 12 Ansor Bahary, “Memahami Hadits

Essays in Hermeneutics. Penerjemah Kathleen “Kepemimpinan Wanita (Studi Interpertasi


Blamey and John B. Thompson (Evanston: Hermeneutika-Gender Khaled M. Abou El Fadl),”
Northwestern University Press, 1991), h. 149 Narasi, Vol.1 No.1 (2015), h. 13

73
HADITS PEREMPUAN MELAKUKAN PERJALANAN TANPA MAHRAM… - - Ummi Hasanah & Ahmad Rajafi

Berdasarkan cakrawala teks dan ‫حدثنا مسدد قال حدثنا حيىي عن عبيد هللا عن انفع عن‬
cakrawala pengkaji, maka dilakukan
interpretasi terhadap teks tersebut ‫ابن عمر رضي هللا عنهما عن النيب النيب صلى هللا عليه‬
sebagai bentuk interpretasi apropriasi
pengkaji. Hasil apropriasi pengkaji
14 ) ‫ ( ال تسافر املرأة ثالاث إال مع ذي حمرم‬:‫و سلم قال‬
kemudian dibandingkan dengan teks
Artinya: “...Tidak boleh bagi seorang
keagamaan untuk menemukan
perempuan melakukan perjalanan atau
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan
bepergian selama tiga hari kecuali
pemahaman dari teks keagamaan.
bersama maẖram -nya.”
Seluruh proses tahapan di atas
dilakukan evaluasi dan analisis lebih ‫حدثنا أبو النعمان حدثنا محاد بن زيد عن عمرو عن‬
lanjut untuk menjawab permasalahan
dan berbagai implikasi hasil kajian ini. ‫أيب معبد موىل ابن عباس عن ابن عباس رضي هللا عنهما‬
‫ قال النيب صلى هللا عليه و سلم ( ال تسافر املرأة‬:‫قال‬
Hadits tentang Maẖram dalam Kitab-
kitab Hadits
) ‫إال مع ذي حمرم وال يدخل عليها رجل إال ومعها حمرم‬
Redaksi hadits tentang maẖram ‫ فقال رجل اي رسول هللا إين أريد أن أخرج يف جيش‬.
setelah ditelusuri melalui Maktabah al-
Syâmilah dengan kata kunci “ ‫” ال تسافر املرأة‬,
15 ) ‫ فقال ( اخرج معها‬. ‫كذا وكذا وامرأيت تريد احلج ؟‬
maka ditemukan beberapa hasil temuan Artinya: “Abu Nu’man telah bercerita
yang terdapat dalam kitab hadits Saẖ îẖ kepada kami, Hammad bin Zaid dari Abi
al-Bukhâ rī, Shaẖ îẖ Muslim, Sunan al- Ma’bad budak Ibn ‘Abbas dari Ibn ‘Abbas
Turmudzi, Sunan Abû Daud, Sunan Ibn bahwa Rasulullas saw bersabda;
Mājah, Musnad Ahmad bin Hanbal dan Janganlah seorang perempuan bepergian
Sunan al-Dâ rimiy. kecuali bersama maẖram, dan janganlah
1. Imam al-Bukhâ rī seorang laki-laki menemuinya kecuali ia
(perempuan itu) bersama maẖram.
‫حدثنا إسحق بن إبراهيم احلنظلي قال قلت أليب أسامة‬ Seseorang berkata; wahai Rasulullah saw
‫حدثكم عبيد هللا عن انفع عن ابن عمر رضي هللا‬ saya ingin pergi keluar untuk berperang,
tetapi istriku ingin pergi haji, maka Rasul
‫ أن النيب النيب صلى هللا عليه و سلم قال ( ال‬:‫عنهما‬ menjawab; berangkatlah bersamanya
(istrimu).”
13 ) ‫تسافر املرأة ثالثة أايم إال مع ذي حمرم‬ 2. Imam Muslim
Artinya: “...Tidak boleh bagi seorang ‫حدثنا زهري بن حرب وحممد بن املثىن قاال حدثنا حيىي‬
perempuan melakukan perjalanan atau
bepergian selama tiga hari kecuali ‫( وهو القطان ) عن عبيدهللا أخربين انفع عن ابن عمر‬
bersama maẖram -nya.”
‫ ال تسافر املرأة‬:‫أن رسول هللا صلى هللا عليه و سلم قال‬
16 ‫ثالاث إال ومعها ذو حمرم‬
Artinya: “....Tidak boleh seorang
perempuan melakukan perjalanan atau

13 al-Bukhari, Saẖîẖ al-Bukhâri, juz 2, 15 al-Bukhari, Saẖîẖ al-Bukhâri, juz 3,


Bâb Fii Kam Yaqsiru al-Shalâti, no. 1086 Bâb Hajju al-Nisâ, no. 1862
14 al-Bukhari, Saẖîẖ al-Bukhâri, juz 2, no. 16Muslim, Shaẖîẖ Muslim, juz 2, Bāb
1087 Safara Mar’ah ma’a Maẖramin, no. 413

74
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

bepergian selama tiga hari kecuali ‫ « ال تسافر املرأة سفر ثالثة أايم فصاعدا‬-‫عليه وسلم‬
bersama maẖram-nya.”
20 »‫إال مع أبيها أو أخيها أو ابنها أو زوجها أو ذى حمرم‬
‫حدثنا عثمان بن أيب شيبة حدثنا جرير عن مغرية عن‬
Artinya: “...Tidak boleh seorang
‫إبراهيم عن سهم ابن منجاب عن قزعة عن أيب سعيد‬ perempuan melakukan perjalanan
‫ ال‬:‫اخلدري قال قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم‬ selama tiga hari kecuali bersama
bapaknya atau saudaranya atau
17 ‫تسافر املرأة ثالاث إال مع ذي حمرم‬ anaknya atau suaminya atau orang lain
yang satu maham-nya.”
Artinya: “...Tidak boleh bagi seorang
perempuan melakukan perjalanan atau 6. Imam Ahmad bin Hanbal
bepergian selama tiga hari kecuali ‫ عن عبد هللا‬، ‫ حدثين انفع‬، ‫ عن عبيد هللا‬، ‫حدثنا حيىي‬
bersama maẖram-nya.”
‫ ال تسافر‬:‫ عن النيب صلى هللا عليه وسلم قال‬، ‫بن عمر‬
3. Imam al-Tirmidzî
‫روي عن النيب صلى هللا عليه و سلم أنه قال ال تسافر‬
21 ‫ ومعها ذو حمرم‬، ‫املرأة ثالاث إال‬
18 ‫املرأة مسرية يوم وليلة إال مع ذي حمرم‬ Artinya: “...Tidak boleh bagi seorang
perempuan melakukan perjalanan atau
Artinya: “...Tidak boleh seorang bepergian selama tiga hari kecuali
perempuan melakukan perjalanan atau bersama maẖram-nya.”
bepergian siang dan malah hari kecuali
bersama maẖram-nya.” ‫حدثنا ابن منري حدثنا عبيد هللا عن انفع عن ابن عمر‬
4. Imam Abû Dāud ‫ قال « ال تسافر املرأة‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫عن النىب‬
‫حدثنا أمحد بن حنبل ثنا حيىي بن سعيد عن عبيد هللا‬ 22 » ‫ثالاث إال مع ذى حمرم‬
‫ عن النيب صلى هللا عليه‬:‫قال حدثين انفع عن ابن عمر‬ Artinya: “...Tidak boleh bagi seorang
19 ‫ ال تسافر املرأة ثالاث إال ومعها ذو حمرم‬:‫و سلم قال‬ perempuan melakukan perjalanan atau
bepergian selama tiga hari kecuali
Artinya: “...Tidak boleh bagi seorang bersama maẖram-nya.”
perempuan melakukan perjalanan atau 7. Imam al-Dārimiy
bepergian selama tiga hari kecuali
bersama maẖram-nya.” ‫حدثنا يعلى ثنا األعمش عن أيب صاحل عن أيب سعيد‬
5. Imam Ibnu Mâ jah ‫ ال تسافر املرأة‬:‫قال قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم‬
‫حدثنا على بن حممد حدثنا وكيع حدثنا األعمش عن‬ ‫سفرا ثالثة أايم فصاعدا اال ومعها أبوها أو أخوها أو‬
‫صلى هللا‬- ‫أىب صاحل عن أىب سعيد قال قال رسول هللا‬ 23 ‫زوجها أو ذو رحم حمرم منهما‬

17 Muslim, Shaẖîẖ Muslim, juz 2, no. 417 21 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin

Hanbal, Bab Musnad Abdullah bin Umar, juz.8, no.


At-Tirmidzî, Sunan al-Turmuzi, Bāb
18
4615
Mā Jā’a fi Karahiyati an Tusafiru al-Mar’ah
Wahdaha, Juz 3, no. 1169 22 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin

Hanbal, Bab Musnad Abdullah bin Umar, juz.10,


Abû Dâ ud, Sunan Abû Dâud, juz 5, Bāb
19
no. 6289
fi al-Mar’ati Tuhijju Bighairi Maẖramin, no. 1727
23 al-Dâ rimiy, Sunan al-Dârimiy, Bâb Fii
20
Ibnu Mâ jah, Sunan Ibn Mâjah, Bab al-
Igtisâl, no. 2720
Maratu Tahujju bi Ghair Waliyyin, juz 9, no. 2898

75
HADITS PEREMPUAN MELAKUKAN PERJALANAN TANPA MAHRAM… - - Ummi Hasanah & Ahmad Rajafi

Artinya: “...Tidak boleh seorang e. Khalah, yaitu bibi dari pihak ibu.
perempuan melakukan perjalanan Saudara-saudara ibu atau
selama tiga hari kecuali ditemani saudara-saudara nenek yang
ayahnya atau saudara laki-lakinya atau perempuan hingga ke atas, baik
suaminya atau maẖram-nya.” sekandung, sebapak atau seibu.
f. Anak perempuan dari saudara
Klasifikasi Maẖram Dalam Islam laki-laki. Mereka adalah
keponakan, anak perempuan
1. Faktor Nasab dari saudara laki-laki, baik
a. Ibu. Ibu di sini adalah kandung maupun anak tiri.
perempuan yang mengandung a. Anak perempuan dari saudara
dan melahirkan anak laki-laki. perempuan. Mereka adalah
Hubungan antara ibu dan anak keponakan, anak perempuan
inilah yang menyebabkan dari saudara perempuan, baik
adanya ikatan maẖram . Lalu sekandung, sebapak atau seibu.
ibunya dari ibu, yaitu nenek
hingga ke atas, baik dari jalur 2. Faktor Perkawinan25
bapk atau jalur ibu.24 a. Mertua perempuan, nenek
b. Anak Perempuan. Anak perempuan istri dan seterusnya
perempuan di sini adalah anak ke atas, baik dari garis ibu atau
yang dilahirkan oleh istri ayah.
maupun anak kandung. Anak b. Anak tiri, dengan syarat kalau
perempuan hingga ke bawah telah terjadi hubungan kelamin
baik cucu perempuan dari anak antara suami dengan ibu anak
laki-laki dan cucu perempuan tersebut. Termasuk juga cucu
dari anak perempuan. perempuan baik dari anak laki-
Termasuk anak kandung dan laki maupun anak perempuan.26
tiri, cucu dan cicit dengan
c. Menantu, yaitu istri anak, istri
semua tingkatannya.
cucu dan seterusnya ke bawah.
c. Saudara Perempuan, yaitu
d. Ibu tiri, yaitu bekas istri ayah,
saudara-saudara perempuan
untuk ini tidak disyaratkan
sekandung, sebapak atau seibu.
harus adanya hubungan seksual
d. ‘Ammah, yaitu bibi dari pihak antara ibu dan ayah.
ayah, perempuan yang menjadi
3. Faktor Persusuan
saudara kandung ayah, atau
saudara perempuan ayah dari a. Ibu susuan (perempuan yang
salah satu orang tua ayah. menyusui, karena ia berada di
Termasuk saudara-saudara posisi ibu bagi anak yang
perempuan kakek, baik disusuinya).
sekandung, sebapak dan seibu.

24 Muhammad bin Ibrahîm Alu asy- 26Abd al-‘Azim, al-Wajiz fi Fiqh al-
Syaikh, Fatwa-fatwa tentang Wanita Penerjemah Sunnah wa al-Kitâb al-‘Azîz (Madinah: Dâ r al-
Majmuah (Jakarta: Darul Haq, 2011), h. 148 Taqwid, 1995), h. 287
25H.M.A. Tihami dan Sohari Sahran,
Fikih Munakahat (Jakarta: Rajawali Press, 2009),
h. 69

76
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

b. Ibu dari ibu susuan, karena ia kali susuan dan


berstatus nenek bagi anak yang mengenyangkan.27
disusui.
Berdasarkan penjelasan di atas
c. Ibu dari suami ibu susuan maka dapat dilihat bahwa maẖram
(mertua ibu susu), karena ia dalam Islam merupakan penjelasan
juga nenek bagi anak yang deskriptif tentang definisi maẖram dan
disusui. hal-hal yang tercakup di dalamnya dan
d. Saudara perempuan ibu susuan, hanya membahas wilayah munakahat,
karena ia adalah bibi baginya. sehingga belum ada implikasi-implikasi
sosial yang membutuhkan wilayah
e. Saudara perempuan dari suami tinjauan yang lainnya, seperti historis
ibu susuan. maupun sosiologis. Jika ada, hanya
f. Anak keturunan ibu susuan, merupakan implikasi dari pemahaman
baik dari pihak ayah dan ibu dan hanya berkutat pada masalah
susuan maupun salah satu pernikahan dan keluarga.
pihak saja. Salah satu hikmah mengapa tidak
g. Saudara perempuan sesusuan, boleh menikahi maẖram adalah
baik dari pihak ayah dan ibu pertama, adanya keharusan menjaga
susuan maupun salah satu hubungan kekerabatan, serta
pihak saja menghormati orang-orang yang secara
nasab semestinya untuk dihormati dan
Penjelasan seputar susuan ini dijaga, sebab dimunngkinkan dalam
dapat dikemukakan beberapa hal: pernikahan mereka ada perselisihan dan
a. Susuan yang mengakibatkan perceraian, sehingga bisa merusak
keharaman perkawinan ialah hubungan kekeluargaan yang selama ini
susuan yang diberikan pada terjaga baik.
anak yang memah masih Kedua, beberapa ulama
memperoleh makanan dari air menjelaskan bahwa pernikahan antara
susu. keluarga dekat akan melahirkan anak
b. Mengenai berapa kali seorang cucu yang lemah jasmani dan ruhani.
bayi menyusui pada seorang ibu Bahkan Imam al-Ghazâ li sebagaimana
yang menimbulkan dikutip Quraish Shihab menyebut
pengharaman, Imam Mālik dan riwayat yang dinisbahkan kepada Nabi
Imam Hanafi menyatakan saw. dan Umar bin Khattab, antara lain:
bahwa jumlahnya tidak “Janganlah kamu menikahi kerabat yang
dibatasi, asal seorang bayi telah dekat karena anak-anak akan lahir
menyusu dan kenyang. Menurut dalam keadaan lemah” (HR. Ibrahim al-
Imam Syāfi’i, sekuramg- Harbi).
kurangnya lima kali susuan dan Ketiga, sebagian penelitian
mengenyangkan. Adapun menunjukkan bahwa pernikahan antar
pendapat Tsaur Abu Ubaid, kerabta yang dekat berpotensi
Daud Ibnu Ali al-Zahiriy dan menyebabkan keturunan yang mudah
Ibnu Muzakkir, sedikitnya tiga terjangkit penyakit cacat fisik, serta

27Abd Rahman Ghazaly, Fiqh


Munakahat (Jakarta: Prenada Media, 2003), h.
107

77
HADITS PEREMPUAN MELAKUKAN PERJALANAN TANPA MAHRAM… - - Ummi Hasanah & Ahmad Rajafi

kesuburan rendah, bahkan mendekati Ketiga, karena tidak terikat pada


kemandulan.28 sebuah sistem dialog, maka sebuah teks
tidak lagi terikat pada konteks semula
(ontensive reference), ia tidak terikat
Hermeneutika Paul Ricoeur pada konteks pembicaraan.
Terhadap Hadits tentang Maẖram
Keempat, dengan demikian juga
Paul Ricoeur merupakan tokoh tidak lagi terikat pada audiens awal,
hermeneutik yang lebih mengarahkan sebagaimana bahasa lisan terikat
hermeneutika ke dalam kegiatan kepada pendengarnya. Sebuah teks
penafsiran dan pemahaman terhadap ditulis bukan untuk pembaca tertentu,
teks. Melalui bukunya, De’ melainkan kepada siapa pun yang bisa
Interpretation, Paul Ricoeur mengatakan membaca, dan tidak terbatas oleh ruang
bahwa hermeneutika merupakan “teori dan waktu.30 Maksud dari “tidak terikat”
mengenai aturan-aturan penafsiran, adalah tidak terikat lagi dengan makna
yaitu penafsiran terhadap teks tertentu, yang dimaksud pengarang karena ada
atau tanda, atau simbol yang dianggap lagi tanya jawab sebab teks telah baku.
sebagai teks”.29
Interpretasi menurut Ricoeur
Penafsiran terhadap teks adalah karya pemikiran yang terdiri atas
tertentu, atau tanda, atau simbol, yang penguraian makna yang tersirat di
dianggap sebagai teks ini menempatkan dalam makna yang literer. Interpretasi
kita harus memahami “What is a text?”. dilakukan dengan cara penafsir harus
Teks merupakan sebuah korpus yang mengambil jarak agar dapat melakukan
otonom, yang dicirikan oleh empat hal interpretasi hermeneutik Ricoeur
sebagai berikut. melalui dua proses tahapan, yaitu;
Pertama, dalam sebuah teks, proses semiologi struktural dan proses
makna yang terdapat pada “apa yang apropriasi.
dikatakan (what is said), terlepas dari Proses semiologi struktural
proses pengungkapannya (the act of berfungsi sebagai kegiatan eksplanasi
saying), sedangkan dalam bahasa lisan, (erklaren), yang menjadikan teks
kedua proses itu tidak dapat dipisahkan. sebagai suatu yang otonom yang
Kedua, makna sebuah teks juga terlepas dari intensi penulisnya dan juga
tidak lagi terikat kepada pembicara, dari dunia nyata (konteks) yang
sebagaimana bahasa lisan. Apa yang dibicarakan teks.
dimaksud teks tidak lagi terkait dengan Tahap kedua adalah apropriasi,
apa yang awalnya dimaksudkan oleh yaitu proses membuat teks menjadi
penulisnya. Bukan berarti bahwa milik kita (pembaca), mengambil
penulis tidak lagi diperlukan, akan tetapi manfaat dari teks, yang baginya ini
maksud penulis sudah terhalang oleh proses memahami (verstehen). Dalam
teks yang sudah membaku. proses apropriasi terjadi penyatuan
antara cakrawala teks dengan cakrawala
pembaca (fusion of horizon). Fusion of

28 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah; 30 Paul Ricoeur, Filsafat Wacana,


Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’ân Vol. II, Membelah Makna dalam Anatomi Bahasa.
Cet.II (Jakarta: Lentera Hati, 2005), h. 392-393 Penerjemah Musnur Hery (Yogyakarta: Ircisod,
29
Cet.II, 2003), h.203
E. Sumaryono, Hermeneutik, Sebuah
Metode Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1999), h.
105

78
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

horizon merupakan cara pendekatan Ada dua proses interpretasi,


yang diambil dari hermeneutika Hans yaitu proses interpretasi semiologi
Gadamer. struktural dan proses interpretasi
apropriasi.
Cakrawala oleh Gadamer juga
disebut sebagai horison. Setiap orang Dalam konteks penelitian ilmiah,
mempunyai cakrawalanya masing- baik terhadap kebudayaan secara umum
masing, yang berbeda satu sama lain. ataupun kebudayaan keagamaan secara
Cakrawala seseorang dipengaruhi faktor khusus, penggunaan metodologi kutub
eksternal dan internal masing-masing objektif (sisi metodologis erklaren)
orang yang terbentuk dalam perjalanan dalam proses interpretasi yang
hidupnya yang merupakan perngalaman mempersiapkan kutub appropriasi (sisi
sejarah (historical experience) hidup ontologis verstehen) dipahami secara
seseorang. dialektis, sebagai dua hal yang saling
melengkapi.
Begitu pula sebuah teks memiliki
cakrawalanya sendiri. Ketika pembaca Teks tersebut memiliki struktur
membaca suatu teks, akan tergambar di immanen yang harus didekati secara
pikirannya suatu gambaran dunia yang struktural, juga memiliki referensi luar
digambarkan oleh teks, artinya dunia di luar relasi-relasi sistem.31 Dengan
yang dibicarakan teks, yang merupakan proses distansiasi, immanensi teks
dunia yang bersifat imajiner atau menjadi otonom. Distansiasi menjamin
khayalan. Dunia imajiner yang otonom teks dalam hubungannya
digambarkan oleh teks tersebut dengan pengarang sehingga membuat
merupakan cakrawala teks. teks tercerabut dari konteks aslinya.
Akibatnya, teks menjadi terbuka
Penyatuan cakrawala
terhadap interpretasi-interpretasi, yang
menghasilkan pemahaman baru
bisa jadi bertolak belakang dengan
terhadap dirinya dan juga terhadap
maksud pengarang.
dunia tempat dia hidup, dengan
demikian ada perkembangan cakrawala Proses appropriasi muncul ketika
dalam diri pembaca tersebut. Ricoeur teks telah tercerabut dari konteksnya.
mengadopsi pendekatan strukturalisme Dengan demikian, melakukan
dalam hermeneutiknya. appropriasi berarti menjadikan apa yang
asing sebagai “aku” penafsir, milik
Pendekatan struktural dilihat
sendiri, melalui pembacaan kembali teks
sebagai suatu dengan baik. Seorang
yang harus dimengerti dalam arti
penafsir harus melakukan pembacaan
eksistensial: sebagai cara baru untuk
“dari dalam” teks tanpa masuk atau
memahami realitas dalam suatu
menempatkan diri dalam teks teks, dan
lebenswelt.32
cara pemahamannya pun tidak dapat
lepas dari kerangka kebudayaan dan Melalui pendekatan hermeneutik
sejarahnya sendiri. di atas maka dapat dipahami bahwa

31 Dalam konteks analisis wacana Yaitu otonomi teks terhadap maksud pengarang,
(discourse analyze), teks merupakan wacana otonomi teks terhadap situasi kultural dan
yang telah dimapankan dalam tulisan ( any kondisi sosiologis dimana teks diproduksi dan
discourse fixed by writing ). Teks ini lebih otonomi terhadap pembaca awal.
menekankan aspek “worldless” dan “authorless”. 32 Edi Mulyono, Belajar Hermeneutika
Sehingga makna suatu teks berada dalam term-
dari Konfigurasi Filosofis menuju Praksis Islamic
term relasi internal dan strukturalnya. Lebih
Studies, h. 32-33
jauh Ricoeur menjelaskan bahwa teks semacam
ini mengimplikasikan otonomi rangkap tiga.

79
HADITS PEREMPUAN MELAKUKAN PERJALANAN TANPA MAHRAM… - - Ummi Hasanah & Ahmad Rajafi

hadits-hadits yang telah dipaparkan tiga hari kecuali ada suami, saudara atau
sebelumnya menggambarkan larangan maẖram-nya bersamanya.
kepada perempuan untuk bepergian Hal ini berintegrasi dengan
sendiri selama tiga hari kecuali ada beberapa peristiwa yang saat ini
maẖram yang menyertai perjalanannya, menimpa sebagian perempuan yang
mengisyaratkan adanya perlindungan menjadi korban kejahatan. Sesuai
terhadap perempuan menjadi sangat dengan data dari Komnas Perempuan,
diutamakan. mereka mengalami gangguan fisik dan
Konsepsinya bukan saja hanya juga psikis. Akibat fisik yang diderita
dimaknai pada struktur keluarga, korban pelecehan kekerasan
namun pula pada instrumen-instrumen diantaranya adalah cacat anggota tubuh
lain yang diciptakan oleh manusia yang dan kerusakan organ intim atau
tentunya dapat berintegrasi dengan reproduksi, sehingga akan
beberapa lembaga sosial dengan misi menyebabkan sulitnya memperoleh
melindungi kesejahteraan perempuan keturunan, terserang berbagai penyakit
yang sudah banyak ditemui. hingga kematian. Akibat psikis yang
diderita yaitu keterancaman untuk bisa
Dalam ranah negara Indonesia
hidup normal di lingkungan sekitar, baik
misalnya, terdapat Kementerian
dalam keluarga dan masyarakat, serta
Pemberdayaan Perempuan dan
tekanan mental yang luar biasa
Perlindungan Anak (KEMENPPPA) yang
menggoncang sehingga tak jarang
di dalamnya memuat sederetan undang-
banyak yang melakukan bunuh diri.
undang khusus untuk melindungi
perempuan termasuk kekerasan. Artinya, banyak perempuan yang
terkena dampak fisik dan psikis dari
Lembaga lainnya adalah Komisi
kekerasan tersebut, baik kekerasan
Nasional Anti Kekerasan Terhadap
seksual ataupun kekerasan dalam
Perempuan (KOMNAS PEREMPUAN).
rumah tangga. Sehingga maẖram di sini
Lalu, peraturan presiden juga
mampu melakukan pencegahan secara
menegaskan kepala atau anggota dalam
langsung bagi si korban. Oleh karenanya,
badan pemerintahan, seperti ketua RT,
hadits ini mestinya menjadi sebuah
kepala Camat, Walikota, Gubernur,
bentuk pencegahan oleh maẖram agar
Polisi, TNI turut menjaga dan
hal-hal di atas tidak terjadi dan menimpa
melindungi kesejahteraan perempuan.
perempuan.
Perlindungan ini biasanya dilakukan
pasca terjadinya kekerasan pada Ketiga, interpretasi teks hadits
perempuan, maka dilakukan yang melarang perempuan melakukan
pendampingan dan penjatuhan perjalanan tanpa maẖram masih
hukuman bagi para pelaku. relevan dengan kondisi dan situasi saat
sini. Relevansi tersebut terlihat dari
Kedua, interpretasi teks hadits
cakrawala hadits-hadits di atas untuk
yang melarang perempuan melakukan
melakukan perjalanan dan tentang
perjalanan tanpa disertai maẖram
keutamaan mendampingi seorang istri
adalah bentuk pencegahan (sad al-
yang hendak berhaji dibandingkan
dzari'ah), berdasarkan peleburan
berperang. Pendampingan dahulunya
cakrawala (apropriasi) yang tergambar
dilakukan oleh orang-orang terdekat
di dalam hadits-hadits di atas ketika
perempuan, sedangkan pendampingan
seorang perempuan melakukan
saat ini adalah adanya sederetan
perjalanan baik sehari, dua hari, ataupun
Undang-undang Perlindungan
Perempuan dan lembaga-lembaga sosial

80
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

dan hukum yang bertugas menaungi lemah dan butuh pendampingan,


kesejahteraan dan keadilan bagi bahkan dengan pendekatan tersebut
perempuan. telah menunjukkan kajian keislaman
maupun gender tidak saling
Undang-undang dan lembaga
bertentangan bahkan sangat mungkin
tersebut memayungi beberapa
dilakukan integerasi yang saling
peraturan yang salah satunya
melengkapi.
menjatuhkan hukuman bagi para pelaku
serta melakukan advokasi bagi korban Secara keseluruhan, pendekatan
kekerasan. Namun, pencegahan secara yang ditawarkan oleh hermeneutika
konkrit saat ini dilakukan oleh keluarga Paul Ricoeur memiliki banyak kesamaan
atau dalam hal ini adalah maẖram. dengan pendekatan ilmu hadits,
Sehingga hasil apropriasi ketiga ini khususnya pada pemaparan sisi
menunjukkan bahwa hadits Nabi saw kontekstualitas dari hadits-hadits
masih relevan dengan kondisi dan tersebut.
situasi saat ini.
Berdasarkan pemaparan di atas, Kesimpulan
maka dapat dipahami bahwa dalam
memaknai arti maẖram, hermeneutika Terdapat problem dalam
Paul Ricoeur tidak mengabaikan arti memahami hadits terkait maẖram.
hadits secara tekstual. Maẖram dalam Dalam hadits tersebut dikatakan bahwa
hadits tersebut tetap dimaknai perempuan yang melakukan perjalanan
sebagaimana disebutkan dalam al- jauh maka harus disertai oleh maẖram-
Qur’ān dan memiliki peran dalam nya, namun permasalahannya
bentuk pencegahan secara ril bagi mungkinkah mahram akan selalu
perempuan. mendampingi perempuan dalam
melakukan aktivitasnya di luar.
Selain daripada itu, penjelasan
historikal hadits juga dicantumkan Hal ini juga menjadi salah satu
dalam pendekatan hermeneutika Paul latar belakang muculnya perda syari’at
Ricoeur sebagaimana yang tercantum di beberapa daerah. Sementara itu,
dalam cakrawalas hadits. Cakrawala kejahatan yang terjadi pada perempuan
hadits menggambarkan kondisi saat ini semakin marak dan merebak,
peperangan dan pendampingan bagi mulai dari usia muda, dewasa hingga
seorang istri. Bahkan juga melakukan tua, seperti pemerkosaan, pencabulan
kontekstualisasi hadits dengan eranya, dan perampokan. Selain itu, bagaimana
dengan menghadirkan adanya lembaga- sebenarnya peran maẖram yang
lembaga atau sederetan perundang- tercantum dalam hadits Nabi tersebut.
undangan yang berfungsi memberikan Pemaknaan yang dapat di ambil
perlindungan bagi perempuan ataupun melalui pendekatan hermeneutika Paul
hukuman bagi para pelaku kejahatan, Ricoeur dari hadits yang melarang
dan menempatkan peran maẖram perempuan melakukan perjalanan tanpa
sebagai bentuk pencegahan secara ril disertai maẖram adalah tidak hanya
dan konkrit terhadap kejahatan kepada berlangsung pada struktur
perempuan. kekeluargaan, namun juga melalui
Bacaan akhirnya adalah, bahwa instrumen-instrumen yang dibentuk
hermeneutika Paul Ricoeur mampu oleh negara dalam bentuk perlindungan
menegasi paham bias gender dalam dari lembaga berupa sederetan
Islam yang menganggap perempuan perundang-undangan, aksi pejabat atau
kepala pemerintahan serta masyarakat.

81
HADITS PEREMPUAN MELAKUKAN PERJALANAN TANPA MAHRAM… - - Ummi Hasanah & Ahmad Rajafi

Selain itu, peran maẖram dalam hadits Islamic Studies, Yogyakarta: IRCiSoD,
tesebut adalah bentuk pencegahan 2012.
secara konkrit bagi perempuan. Munawwir, Ahmad Warson., Kamus al-
Munawwir Arab-Indonesia
Terlengkap, Surabaya: Pustaka
Progresif: 2002.
DAFTAR PUSTAKA
Maktabah al-Syâ milah.
Mustaqim, Abdul., “Konsep Mahram dalam
al-‘Azim, Abd., al-Wajiz fi Fiqh al-Sunnah Al-Qur’an (Implikasinya dalam
wa al-Kitâb al-‘Azîz, Madinah: Dâ r al Mobilitas Kaum Perempuan di Ranah
Taqwid, 1995 Publik)”, Musâwa, Vol. 6, No. 1, 2010
Alfikri Suryadinata, Ahmad., “Pemahaman Ricoeur, Paul., From Text to Action: Essays
Kontekstual Atas Hadits Mahram in Hermeneutics. Penerjemah
dalam Kutub Al-Tis’ah”, Musâwa, Vol. Kathleen Blamey and John B.
9, No. 1, 2010 Thompson, Evanston: Northwestern
An-Nawawi, Muhyiddin Abu Zakariyya bin University Press, 1991
Syaraf., Syarah Sahîh Muslim. Beirut: --------, Filsafat Wacana, Membelah Makna
Darul Kitab, t.th. dalam Anatomi Bahasa, Penerjemah
asy-Syaikh, Muhammad bin Ibrahim Alu., Musnur Hery, Yogyakarta: Ircisod,
Fatwa-Fatwa tentang Wanita. Cet.II, 2003
Penerjemah Majmuah, Jakarta: Darul Shaleh, Qamaruddin, dkk., Asbabun Nuzul,
Haq, 2011
Latar Belakang Historis Turunnya
E. Palmer, Richard., Hermeneutika: Teori Ayat-Ayat Al-Qur’an, Bandung: C.V.
Baru Mengenai Interpretasi, Penerbit Diponegoro, 2007
Penerjemah Musnur Hery daan
Damanhuri Muhammad, Yogyakarta: Shihab, M. Quraish., Tafsir Al-Misbah;
Pustaka Pelajar, 2005 Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Ghazaly, Abd Rahman., Fiqh Munakahat, Qur’an II, Jakarta: Lentera Hati, 2005
Jakarta: Prenada Media, 2003 Sumaryono, E., Hermeneutik, Sebuah
HM, Sabit., “Rekonstruksi Fiqh Jinayat Metode Filsafat, Yogyakarta:
Terhadap Perda Syariat Islam”, Kanisius, 1999
Islamica, Vol. 6, No. 2, 2012
Tihami, H.M.A. dan Sahran, Sohari., Fikih
Ismail, M. Syuhudi., Hadits Nabi yang
Munakahat, Jakarta: Rajawali Press,
Tekstual dan Kontekstual, Jakarta: PT
Bulan Bintang: 2009 2009

Kusmana, Hermeneutika Al-Qur’an: Sebuah Ulya, Athiyatul., “Konsep Mahram Jaminan


Pendekatan Praktis Aplikasi Keamanan atau Pengekangan
Hermeneutik Modern dalam Perempuan”, Al-Fikr, Vol. 18, No. 1,
Penafsiran Al-Qur’an, Jakarta: UIN 2013
Jakarta Press: 2004
Wachid B.S., Abdul., “Hermeneutika
Ma’lû f, Luîs., Al-Munjid fî Al-Lughah wa Al-
Sebagai Sistem Interpretasi Paul
A’lâm, Beirut: Dâ r al-Masyriq, 2007
Ricoeur”, Ibda’ , Vol. 8, No. 1, 2009
Mulyono, Edi. Belajar Hermeneutika dari
Konfigurasi Filosofis menuju Praksis

82
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

83

Anda mungkin juga menyukai