Anda di halaman 1dari 9

KHUTBAH I

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah, Pada hari Jumat
siang ini, kita kembali melaksanakan ibadah shalat Jumat dalam keadaan
sehat wa al-‘afiat. Kita harus mengucap alhamdulillah dan bersyukur
kepada Allah, di saat pandemi Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan
semacam ini, bisa jadi banyak di antara saudara-saudara kita (umat
Islam) tidak bisa menyelenggarakan ibadah shalat Jumat dan diganti
shalat Dhuhur di rumah. Kita berdoa kepada Allah ‫ﷻ‬, agar pandemi
Covid-19 segera berakhir dan kita kembali merasakan kehidupan normal.
Amin. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬,
yang telah menyampaikan risalah, ajaran, dan konsep komprehensif
tentang bagaimana ikhtiar menjaga dan melindungi diri, keluarga, dan
negara dari acaman berbagai penyakit, termasuk pandemi Covid-19.
4 SIKAP SEORNG MUKMIN TERHADAP VIRUS CORONA

PERTAMA, SEMUA BERASAL DARI ALLAH


Wajib bagi setiap Muslim dalam setiap keadaannya selalu meminta
perlindungan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, bertawakal kepadaNya,
meyakini bahwasanya seluruh urusan/perkara ada ditangan Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:

ۗ ‫صيبَ ٍة ِإ اَّل ِبإِ ْذ ِن اللاـ ِه‬ ِ ُّ‫م‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫اب‬ َ


َ َ ‫َما أ‬
‫ص‬
ُ‫َو َمن يُؤْ ِمن ِباللاـ ِه يَ ْه ِد قَ ْلبَه‬
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa manusia kecuali dengan
izin Allah Subhanahu wa Ta’ala dan barangsiapa yang beriman kepada
Allah, Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS. At-
Taghabun[64]: 11)
Karena semua perkara/semua urusan di tangan Allah Subhanahu wa
Ta’ala, di bawah aturan dan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apa
yang Allah inginkan pasti terjadi dan apa yang Allah tidak inginkan maka
tidak akan terjadi dan tidak ada yang dapat melindungi kecuali Allah
‘Azza wa Jalla.
‫ص ُم ُكم ِ ِّم َن اللاـ ِه ِإ ْن أ َ َرادَ ِب ُك ْم‬ ِ ‫قُ ْل َمن ذَا الا ِذي َي ْع‬
ً‫سو ًءا أ َ ْو أ َ َرادَ ِب ُك ْم َر ْح َمة‬
ُ
“Katakanlah, siapakah yang dapat melindungi kalian dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala jika Allah menginginkan keburukan kepada
kalian atau Allah menginginkan rahmat bagi kalian.” (Al-Ahzab[33]: 17)

‫ض ِ ِّر ِه أ َ ْو‬
ُ ‫ات‬ ُ ‫ي اللاـهُ ِب‬
ُ َ‫ض ٍ ِّر َه ْل ُه ان َكا ِشف‬ َ ‫ن‬
ِ َ ‫د‬ ‫ا‬‫ر‬َ َ ‫ِإ ْن أ‬
ُ ‫أ َ َرادَ ِني ِب َر ْح َم ٍة َه ْل ُه ان ُم ْم ِس َك‬
‫ات َر ْح َم ِت ِه‬
“Jika Allah menginginkan untukku keburukan, apakah mereka bisa
mengangkat keburukan tersebut? Atau Allah menginginkan rahmat
(kasih sayang) untukku apakah mereka bisa menjadi penghalang untuk
rahmat tersebut?” (QS. Az-Zumar[39]: 38)

Juga firman Allah:

ۖ ‫اس ِمن ار ْح َم ٍة فَ ََل ُم ْم ِس َك لَ َها‬ ِ ‫ح اللاـهُ ِللنا‬ِ َ ‫اما َي ْفت‬


‫َو َما يُ ْم ِس ْك فَ ََل ُم ْر ِس َل لَهُ ِمن َب ْع ِد ِه‬
“Apa yang Allah buka dari kebaikan untuk manusia dari maka tidak
ada yang dapat menutupnya dan menghalangi dan apa yang Allah
halangi dari rahmat, maka tidak ada yang bisa melepaskannya
setelahnya.” (QS. Fatir[35]: 2)
Dan ayat yang berkaitan dengan hal ini sangat banyak sekali.
KEDUA, MENJAGA ALLAH ‘AZZA WA JALLA
Kemudian beliau Hafidzahullah mengatakan perkara yang kedua, wajib
bagi setiap Muslim untuk selalu menjaga Allah ‘Azza wa Jalla. Yaitu
dengan cara senantiasa taat melaksanakan perintah-perintah Allah ‘Azza
wa Jalla dan menjauhi larangan-laranganNya, Nabi kita Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam mewasiatkan sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu
‘Anhuma:

‫َّللاَ ت َ ِج ْدهُ ت ُ َجا َه َك‬


‫ظ ا‬ ْ َ‫احف‬ ْ َ‫َّللاَ َي ْحف‬
ْ ‫ظ َك‬ ‫ظ ا‬ ْ َ‫احف‬
ْ
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, maka
engkau akan mendapati Allah di hadapanmu.”
Maka senantiasa menjaga perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala,
meninggalkan apa yang Allah larang adalah sebab seorang hamba
dilindungi dan diselamatkan. Juga sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
menjaganya di dunia dan di akhirat. Dan apabila seseorang ditimpa
musibah atau ditimpa kemudharatan, maka tidak ada yang dapat
mengangkatnya. Dan apabila seorang mukmin ditimpa musibah, maka
sesungguhnya itu adalah kemuliaan baginya di sisi Allah Subhanahu wa
Ta’ala salam. Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

َ ‫ع َجبًا ِأل َ ْم ِر ْال ُمؤْ ِم ِن ِإ ان أ َ ْم َرهُ ُكلاهُ لَهُ َخي ٌْر َولَي‬
‫ْس‬ َ
‫ش َك َر‬ َ ُ‫صا َبتْه‬
َ ‫س ارا ُء‬ َ َ ‫أ‬ ‫ن‬ ْ ‫إ‬
ِ ِ‫ن‬ ‫م‬
ِ ْ‫ؤ‬ ‫م‬
ُ ْ
‫ل‬ ‫ذَ ِل َك ِأل َ َح ٍد ِإَّلا ِل‬
َ ‫صبَ َر فَ َك‬
‫ان‬ َ ‫ض ارا ُء‬ َ ُ‫صابَتْه‬ َ َ ‫ان َخي ًْرا لَهُ َو ِإ ْن أ‬ َ ‫فَ َك‬
.ُ‫َخيْرا ً لَه‬
“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua
perkaranya baik dan itu tidak dimiliki kecuali seorang yang beriman. Jika
ia mendapatkan kebaikan ia bersyukur maka itu baik baginya. Dan
apabila dia ditimpa keburukan dan ia bersabar maka itu juga baik
baginya.” (HR. Muslim)
Maka seorang Mukmin, seorang yang beriman, jika mendapatkan
kebaikan atau keburukan, mendapatkan musibah atau kesenangan, ia
berada dalam kebaikan/menuju kebaikan. Dan itu tidak didapatkan
kecuali oleh seorang yang beriman sebagaimana sabda Nabi kita ‘Alaihish
Shalatu was Salam:

‫ْس ذَ ِل َك ِأل َ َح ٍد ِإَّلا ِل ْل ُمؤْ ِم ِن‬


َ ‫َولَي‬
“Hal itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang yang beriman.”
KETIGA, MELAKUKAN SEBAB
Kemudian perkara yang ketiga, beliau Hafidzahullah mengatakan bahwa
sesungguhnya syariat Islam telah menganjurkan kita untuk melakukan
sebab-sebab dan mengajak kita untuk berobat. Dan sesungguhnya
berobat dan berusaha mencari kesembuhan tidak bertentangan dengan
sifat tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena berobat atau
anjuran berobat dianjurkan oleh syariat Islam. Anjuran tersebut
mencakup dua hal, yaitu pencegahan dan setelah terjadinya penyakit
tersebut. Pencegahan yaitu sebelum terjadinya penyakit dan pengobatan
setelah terjadinya penyakit. Dan semua itu telah dijelaskan dalam syariat
kita. Juga pokok-pokok pengobatan dan cara untuk menyembuhkan diri
yang dapat menyebabkan seorang Muslim bisa selamat di dunia dan di
akhiratnya telah dijelaskan semuanya dalam syariat kita.
Maka siapa yang membaca kitab Ath-Thibbun Nabawi yang ditulis oleh
Imam Al-Alamah Ibnul Qayyim Rahimahullah, ia akan mendapatkan
perkara yang sangat mengagumkan dalam syariat Islam. Juga yang telah
diriwayatkan secara shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Adapun dalam hal atau perkara pencegahan, Nabi kita ‘Alaihish Shalatu
was Salam pernah bersabda:

ُ ‫ لَ ْم َي‬،ً‫ع ْج َوة‬
‫ض ارهُ ذَ ِل َك‬ ٍ ‫سب ِْع ت َ َم َرا‬
َ ‫ت‬ َ َ ‫َم ْن ت‬
َ ‫صبا َح ِب‬
‫س ٌّم َوَّلَ ِس ْح ٌر‬ ُ ‫ْال َي ْو َم‬
“Barangsiapa yang pertama kali dimakamkan di pagi hari yaitu 7 kurma
Ajwa, maka tidak akan membahayakannya sesuatu apapun pada hari itu
baik sihir maupun racun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Juga Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam hadits
Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, beliau bersabda:

‫اء‬ِ ‫س‬ َ ‫اح ُك ِِّل َي ْو ٍم َو َم‬


ِ ‫ب‬
َ ‫ص‬
َ ‫ى‬ ‫ف‬
ِ ‫ل‬ ُ ‫و‬ُ َ ‫« َما ِم ْن‬
‫ع ْب ٍد َيق‬
‫ش ْى ٌء‬ َ ‫ض ُّر َم َع ا ْس ِم ِه‬ ُ ‫َّللا الا ِذى َّلَ َي‬
ِ ‫ُك ِِّل لَ ْيلَ ٍة ِب ْس ِم ا‬
‫س ِمي ُع ْال َع ِلي ُم‬
‫اء َو ُه َو ال ا‬ ‫ض َوَّلَ فِى ال ا‬
ِ ‫س َم‬ ِ ‫فِى األ َ ْر‬
» ‫ش ْى ٌء‬َ ُ‫ض ُّره‬ُ ‫ت فَ َي‬ ٍ ‫ث َم ارا‬ َ َ‫ثََل‬
“Tidak ada seorang hamba yang membaca setiap pagi dan setiap
sore (bismillahilladzi laa yadhurrru ma’asmihi sya-un fil ardhi wa laa
fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘alim’ (dengan nama Allah, tidak akan
membahayakan dengan menyebut namaNya sesuatu apapun di bumi dan
di langit, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) Doa ini
dibaca tiga kali maka dia tidak akan ditimpa bahaya apapun.” (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Juga Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

‫ور ِة ال َبقَ َر ِة فِي لَ ْيلَ ٍة‬


َ ‫س‬ ِ ‫َم ْن قَ َرأ َ ِب ْاْل َيتَي ِْن ِم ْن‬
ُ ‫آخ ِر‬
ُ‫َكفَتَاه‬
“Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat Al-Baqarah di
setiap malam, maka dua ayat itu cukup baginya.”
Yaitu cukup baginya untuk terlindung dari segala penyakit, segala
keburukan, segala virus. Juga dari hadits Abdullah bin Khubaib
Radhiyallahu ‘Anhu beliau mengatakan:

‫ب‬ ْ ‫ش ِديدَةٍ ن‬
ُ ُ‫َطل‬ َ ‫ظ ْل َم ٍة‬
ُ ‫ط ٍر َو‬َ ‫خ ََر ْجنَا فِى لَ ْيلَ ِة َم‬
‫ص ِلِّى لَنَا‬
َ ُ‫سلا َم ِلي‬
َ ‫علَ ْي ِه َوآله و‬ ‫صلاى ا‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ِ ‫سو َل ا‬ ُ ‫َر‬
“Kami pernah keluar di malam yang hujan deras dan di malam yang gelap
gulita. Kami mencari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar shalat
mengimani kami. Maka aku pun mendapatinya, beliau mengatakan:

‫قُ ْل‬
“Katakanlah.”
Dan aku tidak mengatakan sesuatu. Kemudian beliau mengatakan:

‫قُ ْل‬
“Katakanlah.”
Dan aku tidak mengatakan sesuatu. Beliau mengatakan:

‫قُ ْل‬
“Katakanlah.”
Kemudian aku mengatakan, “Apa yang aku baca?” Beliau mengatakan:

‫ين ت ُ ْم ِسي‬َ ‫ َوال ُم َع ِّ ِوذَتَي ِْن ِح‬، ٌ‫َّللاُ أ َ َحد‬


‫قُ ْل ُه َو ا‬
َ ‫يك ِم ْن ُك ِِّل‬
‫ش ْي ٍء‬ َ ‫ت ت َ ْك ِف‬ َ َ‫ص ِب ُح ثََل‬
ٍ ‫ث َم ارا‬ ْ ُ ‫َوت‬
“Bacalah Qul huwallahu ahad dan dua mu’awwidzatain (yaitu Qul
A’udzubirabbil falaq dan Qul A’udzubirabbinnas) disore hari dan dipagi
hari tiga kali. Maka hal itu akan mencukupi dari segala marabahaya.”

Juga Nabi kita ‘Alaihish Shalatu was Salam sebagaimana disebutkan


dalam hadits ‘Abdullah bin Umar bahwasanya beliau tidak pernah
meninggalkan doa-doa yang berikut ini di pagi hari dan di sore hari. Yaitu
doa:

‫اَللا ُه ام ِإنِِّ ْي أ َ ْسأَلُ َك ْال َع ْف َو َو ْال َعافِ َيةَ فِي الدُّ ْن َيا‬
‫ اَللا ُه ام ِإ ِنِّ ْي أ َ ْسأَلُ َك ْال َع ْف َو َو ْال َعا ِف َيةَ ِفي‬،‫ْلخ َر ِة‬
ِ ْ‫َوا‬
َ ‫اي َوأ َ ْه ِل ْي َو َما ِل ْي اللا ُه ام ا ْست ُ ْر‬
‫ع ْو َراتِى‬ َ َ‫ِد ْينِ ْي َودُ ْني‬
،‫ي‬ ‫ظنِ ْي ِم ْن َبي ِْن َيدَ ا‬ ْ َ‫احف‬
ْ ‫ اَللا ُه ام‬.‫عاتِى‬ َ ‫َو ِآم ْن َر ْو‬
‫ َو ِم ْن‬،‫ع ْن ِش َما ِل ْي‬ َ ‫ع ْن َي ِم ْي ِن ْي َو‬ َ ‫ َو‬،‫َو ِم ْن خ َْل ِف ْي‬
‫ظ َمتِ َك أ َ ْن أ ُ ْغتَا َل ِم ْن ت َ ْحتِ ْي‬ َ ‫ع ْوذُ ِب َع‬ ُ َ ‫ َوأ‬،‫فَ ْوقِ ْي‬
“Ya Allah aku meminta keselamatan di dunia dan di akhirat, Ya Allah aku
meminta kepadaMu ampunan dan keselamatan pada agamaku, duniaku,
keluargaku, hartaku. Ya Allah tutupilah auratku, amankanlah rasa
takutku, Ya Allah jagalah aku dari hadapanku, dari belakangku, dari
sebelah kananku, dari sebelah kiriku, dari atas, dan aku berlindung
kepadaMu dari aku di bunuh dari arah bawahku.”
Dan doa ini adalah benteng yang sangat sempurna dan penjagaan yang
sangat kuat bagi seorang hamba dari semua arahnya.
Adapun dalam perkara masalah pengobatan, yaitu setelah
terjadi penyakit. Maka juga telah datang dari Nabi kita ‘Alaihish
Shalatu was Salam petunjuk yang sangat banyak dan obat-obat
yang berbagai macam yang dijelaskan dalam sunnah Nabi kita
‘Alaihish Shalatu was Salam yang tentu sangat panjang apabila
kita sebutkan dalam hal ini. Dan barangsiapa yang ingin
mengetahuinya dan membacanya maka silakan merujuk kepada
kitab ‫( زاد المعاد‬Zadul Ma’ad) yang ditulis oleh Imam Ibnul
Qayyim Rahimahullah.

KEEMPAT, JANGAN MENYEBARKAN ISU-ISU YANG TIDAK BENAR


Kemudian perkara yang ke-4 yang beliau sebutkan, wajib bagi setiap
Muslim untuk tidak terbawa oleh isu-isu yang bohong. Karena sebagian
manusia dalam perkara ini sebagian mereka sengaja menyebarkan atau
menyebutkan hal-hal yang tidak benar, tidak ada hakekatnya, sehingga
membuat manusia menjadi takut. Padahal tidak ada yang seharusnya
perlu ditakuti. Dan seyogyanya bagi setiap Muslim untuk tidak ikut-
ikutan menyebarkan isu-isu yang tidak benar sehingga mempercayai isu-
isu tersebut karena hal itu bisa mempengaruhi kesempurnaan imannya,
kesempurnaan keyakinannya dan merusak tawakalnya kepada Allah ‘Azza
wa Jalla.
Kemudian beliau berdoa kepada seluruh kaum Muslimin, semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala menjaga mereka semua, menjaga kita semua di
manapun kita berada dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyembuhkan orang-orang yang sakit di antara mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mendengar dan Maha Dekat.
KHUTBAH KEDUA –

‫ نبينا‬،‫الحمد هلل والصَلة والسَلم على رسول هللا‬


‫ أشهد أن َّل إله‬،‫محمد و آله وصحبه ومن واَّله‬
ً ‫أن مح ِّمدا‬
‫ وأشهد ا‬،‫إَّل هللا وحده َّل شريك له‬
ُ‫عبده ورسوله‬
Ummatal Islam,
Sebaliknya, ketika kita tidak sabar menghadapi segala ujian dan cobaan,
ketika kita lebih mengikuti hawa nafsu dan syahwat kita, lalu kita
mengikuti perintah iblis dan bala tentaranya, maka Allah berikan kepada
‫‪kita berbagai macam kehancuran dan kebinasaan di dunia sebelum‬‬
‫‪akhirat kita.‬‬

‫ُك ُّل نَ ْف ٍس ذَا ِئقَةُ ْال َم ْو ِ‬


‫ت‬
‫)‪“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.” (QS. Ali-Imran[3]: 185‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح ام ٍد َك َما‬ ‫علَى ُم َح ام ٍد َو َ‬ ‫ص ِِّل َ‬ ‫اَللا ُه ام َ‬


‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنا َك‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ْت َ‬ ‫صلاي َ‬ ‫َ‬
‫علَى آ ِل ُم َح ام ٍد‬ ‫علَى ُم َح ام ٍد َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪َ .‬و َب ِ‬
‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‪ِ ،‬إنا َك‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ت َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫َك َما َب َ‬
‫َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‬
‫ت َوالمؤْ ِمنِي َْن‬ ‫الل ُه ام ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِمي َْن َوالم ْس ِل َما ِ‬
‫س ِم ْي ٌع‬ ‫ت ِإنا َك َ‬ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا ِ‬ ‫ت األ َ ْح َي ِ‬ ‫َوالمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ت‬‫ع َوا ِ‬ ‫ْب الدا َ‬ ‫ْب ُم ِجي ُ‬ ‫قَ ِري ٌ‬
‫سنَةً ‪،‬‬ ‫اْلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً ‪َ ،‬وفِي ِ‬ ‫اللا ُه ام آتِنَا في الدُّ ْنيَا َح َ‬
‫ار‬‫اب النا ِ‬ ‫عذ َ َ‬ ‫َوقِنَا َ‬
‫عباد هللا‪:‬‬
‫اء ِذي‬ ‫ان َو ِإيت َ ِ‬
‫ِ‬ ‫س‬
‫َ‬ ‫ح‬
‫ْ‬ ‫اْل‬‫ْ‬ ‫و‬
‫ِ َ َ ِ‬ ‫ل‬‫ِ‬ ‫ْ‬
‫د‬ ‫ع‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ُ‬ ‫م‬‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫أ‬ ‫ي‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫ـ‬‫ا‬ ‫ِإ ان الل‬
‫َاء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغي ِ ۚ‬ ‫ع ِن ْالفَ ْحش ِ‬ ‫ْالقُ ْربَ ٰى َويَ ْن َه ٰى َ‬
‫ون فَا ْذ ُك ُروا هللا ال َع ِظي َْم‬ ‫ظ ُك ْم لَ َعلا ُك ْم تَذَ اك ُر َ‬ ‫َي ِع ُ‬
‫َي ْذ ُك ْر ُكم‪َ ،‬وا ْش ُك ُروهُ َ‬
‫علَى نِ َع ِم ِه َي ِز ْد ُكم‪ ،‬ول ِذ ُ‬
‫كر هللا‬
‫أك َبر‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai