Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Budaya Nusantara dan Pengembangan Kepribadian

Motivasi Serta Pengembangan Kepribadian Bagi Mahasiswa PKN STAN dalam


Menjadi ASN

Dosen Pengampu

Reza Pranata Putra, S.Ak.

Disusun Oleh

Zamzumil Mubarok Syifaul Umam

NPM 2302190360

Kelas 2-51

Absen 38

Program Studi Diploma III PKN STAN

Politeknik Keuangan Negara STAN

2020

I
Kata Pengantar

Kalimat puji syukur saya sampaikan kepada Allah Swt karena berkat rahmat

dan nikmatnya saya dapet menyelesaikan Makalah Motivasi serta Perkembangan

Mahasiswa PKN STAN dalam Menjadi ASN. Makalah ini dibuat untuk untuk

memenuhi PPIMK UAS mata kuliah Budaya Nusantara dan Pengembangan

Kepribadian.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Pak Reza Pranata Putra S.Ak.

selaku dosen pengampu mata kuliah Budaya Nusantara dan Pengembangan

Kepribadian. Saya juga berterima kasih kepada teman-teman yang sudah memberikan

masukan dalam pembuatan makalah ini sehingga bisa terselesaikan dengan baik.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi siapapun yang ingin memotivasi serta mengembangkan diri dalam menjadi ASN.

Saya mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Temanggung, 29 Agustus 2020

Penyusun,

Zamzumil Mubarok Syifaul Umam

II
Daftar Isi

Makalah Budaya Nusantara dan Pengembangan Kepribadian I

Kata Pengantar II

Daftar Isi III

Bab I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 3

Bab II Pembahasan 4

A. Motivasi Menjadi ASN 4

B. Tantangan Internal dan Eksternal Menjadi ASN 7

C. Tokoh ASN yang Menjadi Inspirasi dan Panutan Diri 8

D. Merintis Karir Menjadi ASN 9

Bab III Penutup 12

A. Kesimpulan 12

B. Saran 13

Daftar Pustaka 14

III
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN) adalah Perguruan Tinggi

Vokasi di bawah naungan Kementerian Keuangan RI yang menyelenggarakan

Program Studi Diploma di Bidang Keuangan Negara. Sesuai dengan Undang Undang

Nomor 12 tahun 2012, bentuk tertinggi untuk pendidikan vokasi adalah Politeknik,

yang dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi mulai dari jenjang Diploma I hingga

Doktor (S3) Terapan.

Politeknik Keuangan Negara STAN diresmikan pada tanggal 15 Juli 2015

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 137/PMK.01/ 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Keuangan Negara STAN. PKN STAN

merupakan transformasi dari sekolah kedinasan yang cukup dikenal yaitu Sekolah

Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

Sebelum dikenal dengan nama kampus STAN Bintaro, dulunya kampus ini

bernama Kampus STAN Jurangmangu. Alasannya adalah karena pintu masuk utama

ke kampus pada saat itu hanya dari arah Jalan Ceger Raya Jurangmangu Timur. Baru

pada tahun 2001 pintu masuk dari arah Jalan Bintaro Utama dibuka, dan bahkan saat

ini sudah menjadi pintu masuk utama menuju kampus STAN, sehingga masyarakat

lebih mengenal kampus ini dengan sebutan kampus STAN Bintaro.

PKN STAN memiliki empat jurusan yaitu Jurusan Akuntansi, Jurusan Pajak,

Jurusan Manajemen Keuangan, dan Jurusan Bea Cukai. Jurusan Akuntansi terdiri dari

1
Program Studi D-III dan D-IV Akuntansi. Jurusan Pajak terdiri dari Program Studi D-

I dan D-III Pajak, serta D-III Penilai. Jurusan Manajemen Keuangan terdiri dari

Program Studi D-I dan D-III Kebendaharaan Negara, serta D-III Manajemen Aset.

Sedangkan, Jurusan Kepabeanan dan Cukai terdiri dari Program Studi D-I dan D-III

Kepabeanan dan Cukai. Lulusan dari PKN STAN sendiri biasanya ditempatkan di

kantor-kantor Kemenkeu seperti Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat

Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Anggaran, dan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Negara serta kantor-kantor pada kementerian lainnya.

Namun beberapa tahun ke depan yaitu pada tahun 2020-2024 Kemenkeu akan

melakukan moratorium rekrutmen CPNS yang mana hal tersebut akan berpengaruh

terhadap penempatan mahasiswa lulusan PKN STAN. Peraturan Menteri Keuangan

(PMK) No.77/PMK/.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan

Tahun 2020-2024 menjelaskan bahwa moratorium rekrutmen CPNS ini dilakukan

dalam upaya menerapkan kebijakan minus growth. Asumsi minus growth yang terjadi

yaitu sebesar -1.2 persen sampai dengan -2,2 persen pertahun atau sebanyak 800-1800

pegawai setiap tahunnya. Sehingga pada tahun 2020-2024 lulusan PKN STAN akan

ditempatkan ke kementerian lain, Pemerintah Daerah, bahkan di Kepolisian Indonesia

untuk lulusan Kepabeanan dan Cukai. Moratorium ini tentu saja membuat mahasiswa

PKN STAN yang lulus pada tahun 2020-2024 harus menerima kebijakan ini dan tidak

boleh berkecil hati karena mereka bisa berkembang dimana pun mereka ditempatkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa motivasi menjadi ASN?

2. Apa tantangan internal dan eksternal menjadi calon ASN?

2
3. Siapa tokoh ASN yang menjadi inspirasi dan panutan diri?

4. Bagaimana merintis karir menjadi ASN

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui motivasi atau alasan menjadi ASN

2. Untuk mengetahui tantangan internal dan eksternal menjadi calon ASN

3. Untuk mengetahui siapa tokoh ASN yang menjadi inspirasi dan panutan diri

4. Untuk mengetahui bagaimana cara merintis karir menjadi ASN

3
Bab II
Pembahasan
A. Motivasi Menjadi ASN

Motivasi memiliki arti sebagai proses dimana usaha seseorang diberi energi,

diarahkan, dan berkelanjutan agar tercapainya suatu tujuan yang diinginkan. Terdapat

tiga elemen motivasi yaitu energi, arah dan ketekunan. Berkaitan dengan itu,

Abraham Maslow dalam bukunya yang berjudul Motivation and Personality

mengemukakan teori hierarki kebutuhan yang menyatakan bahwa dalam setiap orang

terdapat sebuah hierarki dari kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan

keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Kelima hierarki tersebut menjadikan suatu motivasi bagi saya untuk menjadi ASN.

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling rendah yang yang mana

harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

Kebutuhan fisiologis terdiri dari sandang, pangan, papan, dan kebutuhan lainnya.

Saat sudah menjadi ASN nantinya pasti akan mendapatkan gaji yang bisa dibilang

lumayan dan juga akan mendapatkan tunjangan-tunjangan yang sangat membantu

dalam kehidupan. Gaji dan tunjangan ini tentu saja bisa digunakan untuk memenuhi

kebutuhan fisiologis seperti makanan yang sehat dan bergizi, pakaian untuk bekerja

atau untuk hari raya, dan untuk membeli rumah meskipun melalui Kredit Perumahan

Rakyat (KPR).

4
2. Kebutuhan Keamanan

Kebutuhan keamanan ini merupakan kebutuhan seseorang akan keamanan dan

perlindungan dari kejahatan fisik dan emosional. Keamanan yang dimaksud juga

termasuk keamanan dalam kelanjutan pekerjaan dan memiliki pekerjaan yang tetap.

Menurut saya kelanjutan pekerjaan yang dimaksud adalah kenaikan pangkat saat

berkerja. Saat bekerja di Kementerian tentu saja saya tidak hanya ingin bertahan pada

suatu pangkat yang mana saya harus meningkatkan pangkat saya dengan berbagai

usaha seperti melanjutkan pendidikan. Contohnya pada Kementerian Keuangan yaitu

sesuai dengan Peraturan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nomor

148/PMK.01/2012 Tentang Izin Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan Untuk

Pegawai Negeri Sipil yang mana para pegawainya berhak melanjutkan pendidikan

dimana saja, baik pada Universitas Negeri, Universitas Swasta dengan Akreditasi

Minimal B, dan Universitas yang ada di luar negeri. Pegawai yang telah selesai

melakukan pendidikan ini nantinya akan mendapat penyesuaian jenjang pendidikan

dan menyandang gelar dalam data kepegawaian.

3. Kebutuhan Sosial

Kebutuhan sosial ini merupakan kebutuhan akan kasih sayang, kepemilikan,

penerimaan, dan persahabatan. Motivasi saya menjadi ASN untuk memenuhi

kebutuhan sosial ini bisa digambarkan dengan penempatan saat saya sudah menjadi

PNS. Saat sudah lulus nanti kemungkinan untuk mendapatkan penempatan di home

base bisa dibilang sangat kecil dan saya sedikit memiliki keinginan untuk

mendapatkan penempatan yang jaraknya sedikit lebih jauh dari tempat kelahiran saya.

Hal itu dimaksudkan agar saya bisa mendapatkan lebih banyak teman dari berbagai

5
suku dan budaya atau mungkin saya bisa menemukan pasangan yang cocok untuk

saya pada saat penempatan.

4. Kebutuhan Penghargaan

Kebutuhan penghargaan ini merupakan kebutuhan akan faktor internal seperti

kecukupan, otonomi, dan prestasi serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan

perhatian. Faktor internal ini lebih berfokus pada kebutuhan untuk kemandirian.

Sedangkan, faktor eksternal lebih berfokus pada kebutuhan akan harga diri. Motivasi

saya menjadi ASN untuk memenuhi kebutuhan perhargaan yaitu faktor internal dan

faktor eksternal bisa saya dapatkan dengan cara tidak perlu bergantung dari harta

orang tua lagi. Menurut saya sendiri jika saya sudah tidak bergantung pada harta

orang tua lagi maka saya sudah bisa menganggap bahwa saya ini mandiri dan

mungkin bisa mendapatkan pengakuan dari orang tua dan orang lain bahwa Zamzumil

Mubarok Syifaul Umam sudah bisa mandiri di umur yang bisa dibilang masih muda.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri ini merupakan kebutuhan akan seorang untuk

mampu menjadi apa yang ia inginkan. Kebutuhan aktualisasi diri ini bisa didapatkan

dengan cara melakukan pengembangan diri dan mempunyai keinginan untuk menjadi

orang yang berguna, Motivasi saya menjadi ASN tentu saja untuk memenuhi

kebutuhan aktualisasi diri yang mana bisa saya perjuangkan dengan cara terus belajar

dari universitas atau bahkan dari orang-orang yang memiliki jabatan penting yang

mana orang-orang tersebut akan saya temukan saat saya sudah lulus dari PKN STAN

dan bekerja di Kementerian. Saya juga ingin menjadi orang yang berguna dengan cara

memiliki jabatan yang tinggi seperti menjadi pemimpin pada Direktorat Jenderal yang

6
ada atau bahkan menjadi Menteri Keuangan. Jabatan yang saya pegang nantinya tentu

saja akan saya manfaatkan untuk kemajuan bangsa ini dan meningkatkan harga diri

saya dan keluarga.

B. Tantangan Internal dan Eksternal Menjadi ASN

Setiap manusia dalam mencapai cita-citanya pasti akan menemui tantangan

dan hambatan yang berasal dari dalam diri sendiri dan juga hambatan yang berasal

dari luar diri sendiri atau lingkungan masyarakat. Tantangan dan hambatan ini juga

saya temukan dan hadapi saat menjalani proses untuk menjadi ASN, yaitu:

1. Faktor Internal

 Kebingungan saat memilih ingin menjadi ASN atau pekerjaan lain

 Sifat malas yang sering muncul

 Tidak ingin jauh dari keluarga dan orang-orang terdekat

 Sifat pasrah dan kurangnya motivasi

2. Faktor Eksternal

 Pertemanan yang terkadang memunculkan keinginan untuk malas

 Penempatan kerja yang bisa berpindah-pindah

 Persaingan yang sangat ketat

Tantangan internal dan eksternal satu persatu sudah berusaha saya hadapi

dengan sebaik mungkin agar tantangan tersebut bisa segera hilang satu persatu. Untuk

menghadapi tantangan internal ini saya lakukan dengan memperbaiki diri agar bisa

menjadi lebih baik. Salah satu penyebab saya bisa memiliki kepribadian yang lebih

baik dari pada saat SMA yaitu karena di PKN STAN terdapat mata kuliah budaya

7
nusantara dan pengembangan kepribadian. Pengembangan kepribadian ini yang

menurut saya sangat membantu karena pada materi perkuliahannya benar-benar

tentang pengembangan kepribadian seperti motivasi, kepemimpinan, role-model, dan

juga melatih kepercayaan diri.

Tidak hanya tantangan internal saja yang harus saya selesaikan, tantangan

eksternal juga harus saya hadapi dengan baik karena tantangan eksternal ini juga

memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perjalanan saya menjadi ASN. Untuk

menghadapi tantangan eksternal yang berasal dari luar diri ini tidak bisa hanya

dilakukan dengan mengeluh dan menyalahkan sekitar karena kita sendirilah yang

harus bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Misalnya karena adanya persaingan

yang sangat ketat untuk seleksi dan bertahan di PKN STAN saya mengeluh dan

menyalahkan sekitar, maka yang terjadi adalah saya tidak akan bisa masuk PKN

STAN dan bila saya masuk mungkin saya tidak akan bertahan lama jika tidak ikut

berjuang mengatasi persaingan ini.

C. Tokok ASN yang Menjadi Inspirasi dan Panutan Diri

Salah satu tokoh ASN yang menjadi inspirasi dan panutan diri bagi saya

adalah Basuki Hadimuljono. Pria kelahiran Surakarta ini sudah mengabdi menjadi

PNS di Kementerian PU selama 31 tahun sebelum akhirnya ditunjuk oleh Presiden

Joko Widodo menjadi Menteri PUPR selama dua periode. Jika dilihat dari teori

kepemimpinan, Basuki Hadimuljono memiliki teori sifat kepemimpinan yaitu

kepemimpinan yang berfokus pada mengidentifikasi sifat atau karakteristik

pemimpin, yang dapat membedakan antara pemimpin dan yang bukan pemimpin.

Sifat yang terkait dengan kepemimpinan yaitu penggerak, hasrat untuk memimpin,

8
kejujuran dan integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, pengetahuan yang relevan

mengenai pekerjaan, extraversion, dan rawan terhadap rasa bersalah.

Sifat kecerdasan Pak Basuki ini bisa dilihat dari awal beliau menjadi PNS

dimana saat itu beliau adalah satu-satunya pegawai di Kementerian PU yang memiliki

gelar pendidikan S3. Gelar S3 itu beliau dapatkan dari pendidikannya di Colorado

State University. Sifat pengetahuan yang relevan mengenai pekerjaan ini ditunjukkan

dengan pendidikan yang pernah beliau jalani. Pendidikan yang beliau jalani benar

benar membantu saat bekerja, contohnya beliau menjalani pendidik S1 Teknik

Geologi, S2 dan S3 Teknil sipil yang mana jurusan teknik ini memang sangat

dibutuhkan di Kementerian PU.

Sifat Basuki Hadimuljono ini tentu saja bisa sangat saya tiru dan dijadikan

inspirasi mulai sekarang hingga saat saya bekerja nanti. Kecerdasan ini tentu saja

dibutuhkan saat saya menjalani pendidikan di PKN STAN yang mana ada batas

minimal IPK untuk tetap berada di STAN. Kecerdasan juga sangat diperlukan saat

saya bekerja nanti karena jika saya menjadi ASN maka saya bekerja untuk rakyat dan

tentu saja harus memikirkan semuanya dengan baik untuk kepentingan masyarakat.

Pengetahuan yang relevan juga ingin saya raih dengan cara melanjutkan pendidikan di

universitas-universitas ternama agar saya bisa menjadi lebih baik lagi dan apabila

memungkinkan saya bisa menjadi Menteri karena kinerja saya yang bisa dibilang

terus meningkat saat saya menjadi PNS.

D. Merintis Karir Menjadi ASN

Sebagai manusia yang berkembang dan terus menjadi lebih baik tentu saja

saya harus merintis karir saya agar bisa lebih membanggakan. Saat sudah lulus nanti

9
saya akan mendapatkan pangkat PNS II/c yaitu Pengatur I karena lulus dari

pendidikan D-III. Seperti yang sudah diketahui pangkat PNS ini bisa terus

ditingkatkan dengan cara melalui mengikuti pendidikan dan saya tentu saja sudah

merencanakan hal-hal penting seperti dengan menggunakan life plan. Life plan

sendiri merupakan rencana tentang bagaimana kita menjalankan hidup di masa

mendatang. Life plan ini biasanya berisi prioritas apa yang penting dan apa yang ingin

kita capai.

Keinginan untuk menjadi lebih baik dalam merintis karir menjadi ASN saya

tuangkan dalam life plan ini. Hal tersebut saya lakukan agar saya bisa menentukan

kemana saya akan melangkah. Life plan saya pada satu sampai dua tahun ke depan

dimana saya akan berada di tingkat dua dan tingkat tiga yaitu saya akan belajar

dengan lebih tekun dan mengurangi rasa malas saya. Hal itu dimaksudkan untuk

meningkatkan IP saya dan mendapatkan IPK yang sangat bagus, karena IPK ini akan

mempengaruhi penempatan saya dan saya ingin sekali mendapatkan penempatan yang

terbaik.

Life plan selanjutnya yaitu untuk 5 tahun ke depan dimana saya sudah

berumur 25 tahun. Pada saat berumur 25 tahun ini saya sangat ingin untuk

melanjutkan pendidikan ke universitas yang dimaksudkan supaya mendapatkan

kenaikan pangkat. Pendidikan ini tentu saja membutuhkan pengeluaran, oleh karena

itu setelah lulus dari PKN STAN saya akan membuat tabungan untuk hal-hal penting

seperti melajutkan pendidikan, membeli rumah, dan tentu saja untuk modal menikah.

Selanjutnya untuk 10 tahun ke depan dimana saya sudah berkepala tiga atau

berumur 30 tahun saya setidaknya sudah lulus dalam pendidikan S1 dan mendapatkan

10
kenaikan pangkat. Kenaikan pangkat ini tentu saja agar saya bisa lebih berkembang

dan tidak hanya menjadi PNS yang biasa saja. Kenaikan pangkat ini yang pasti akan

melatih sifat tanggung jawab karena akan mendapatkan beban pekerjaan yang lebih

tinggi.

Saya sendiri juga ingin melakukan pendidikan di luar negeri pada saat S2. Hal

tersebut saya lakukan dengan alasan karena saya ingin melihat bagaimana budaya

kerja disana dan mungkin saya bisa menerapkan kebudayaan tersebut di dunia kerja

saat saya sudah selesai melakukan pendidikan S2. Pendidikan yang saya kembangkan

dengan terus menerus ini saya harapkan nantinya bisa diterapkan dengan sebaik

mungkin pada saat saya sudah menjadi pemimpin pada suatu instansi seperi DJP atau

instansi lain.

11
Bab III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Motivasi setiap orang untuk menjadi ASN tentu saja berbeda beda dan

motivasi ini pastinya dilakukan dengan tujuan untuk menjadi lebih baik dan untuk

mewujudkan apa yang diinginkan. Bagi saya sendiri motivasi menjadi ASN yaitu

untuk memenuhi lima kebutuhan penting yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan

keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

ASN sendiri merupakan pekerjaan yang menurut saya mulia dan memerlukan

usaha yang cukup keras karena ASN ini nantinya akan bekerja untuk masyarakat.

Setiap manusia yang ingin mewujudkan cita-citanya tentu saja akan menemukan

tantangan dan hambatan, begitu juga dengan saya yang menemukan berbagai

tantangan internal maupun eksternal dalam proses menjadi ASN. Tantangan dan

hambatan ini tentu saja harus saya hadapi dengan sebaik mungkin karena akan

membuat diri saya menjadi lebih baik.

Saya yang nantinya akan menjadi seorang ASN tentu saja harus memiliki satu

role-model yang memulai karirnya menjadi ASN dan berhasil. Hal tersebut bertujuan

agar saya bisa meniru dan mempunyai pandangan tentang bagaimana saya bekerja

nantinya. Saya memilih Basuki Hadimuljono sebagai inspirasi dan panutan diri karena

12
perjalanan karirnya yang bisa dibilang sangat mulus yang mana ia bermula menjadi

pegawai di Kementerian PU dan pada akhirnya bisa memegang jabatan sebagai

Menteri PUPR

Jika ingin menjadi seperti Basuki Hadimuljono tentu saja saya harus

merencanakan apa saja yang harus saya lakukan bila sudah bekerja di Kementerian.

Oleh karena itu, saya membuat life plan agar saya bisa menentukan prioritas apa saja

yang harus saya pilih agar bisa menjadi ASN yang terus berkembang menjadi lebih

baik.

B. Saran

Cita-cita menjadi ASN memang sangat diminati dan jika menginginkannya

maka harus melalui berbagai tantangan dan hambatan serta tidak boleh menyerah.

Persaingan yang sangat ketat saat mendaftar dan bekerja menjadi ASN bisa dijadikan

penyemangat oleh berbagai orang, baik itu semangat untuk belajar dan berkembang

agar tidak gampang puas dengan apa yang kita miliki saat ini. Banyaknya tantangan

dan hambatan itu tentu saja tidak bisa dilewati jika kita tidak bekerja sama atau saling

membantu sama lain, oleh karena itu sifat gotong royong dalam kebaikan sangat harus

dimiliki oleh calon-calon ASN dan juga oleh orang-orang yang sudah menjadi ASN.

13
Daftar Pustaka

Politeknik Keungan Negara STAN. Sejarah STAN. http://pknstan.ac.id/sejarah-pkn

(diakses pada 25 Agustus 2020 pukul 23.14)

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor.148/PMK.01/2012 Tentang

Izin Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan untuk Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.77/PMK/.01/2020 Tentang

Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024

Robbins, Stephen P. and Mary A. Coulter. 2018. Management 14E. London: Pearson

Publisher

Hikam, Herdi Alif Al. 2019. Sepak Terjang ‘Bapak Daendels RI’ Basuki

Hadimuljono. detikfinance. 23 Oktober 2019. https://finance.detik.com/sosok/d-

4756481/sepak-terjang-bapak-daendels-ri-basuki-hadimuljono (diakses pada 28

Agustus 2020 pukul 21.39)

14

Anda mungkin juga menyukai