Anda di halaman 1dari 2

Membuka Catatan Sejarah: Detik-Detik Proklamasi, 17 Agustus 1945

Proklamasi Kemerdekaan, yang kita Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan


peringati setiap tanggal 17 Agustus, adalah penekanan-penekanan golongan pemuda
sebuah peristiwa bersejarah bagi bangsa kepada golongan tua yang mendorong mereka
Indonesia . Proklamasi, telah mengubah melakukan “aksi penculikan” terhadap diri
perjalanan sejarah, membangkitkan rakyat Soekarno-Hatta (lihat Marwati Djoened
dalam semangat kebebasan. Merdeka dari Poesponegoro, ed.1984:77-81).
segala bentuk penjajahan. Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul
Bagaimanakah sesungguhnya, peristiwa 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56
yang terjadi 61 tahun yang lalu itu. Jakarta, tempat
Mari kita buka kembali catatan kediaman Bung Karno,
sejarah sekitar Proklamasi berlangsung perdebatan
Kemerdekaan 17 Agustus serius antara sekelompok
1945.Perdebatan Proklamasi, pemuda dengan Bung
ternyata didahului oleh perdebatan Karno mengenai
hebat antara golongan pemuda Proklamasi
dengan golongan tua. Baik golongan Kemerdekaan
tua sebagaimana dilukiskan
maupun golongan muda, Lasmidjah Hardi
sesungguhnya sama-sama menginginkan (1984:58); Ahmad Soebardjo (1978:85-87)
secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan sebagai berikut:
dalam suasana kekosongan kekuasaan dari “ Sekarang Bung, sekarang! Malam ini
tangan pemerintah Jepang. Hanya saja, juga kita kobarkan revolusi !” kata Chaerul Saleh
mengenai cara melaksanakan proklamasi itu dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan
terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota
sesuai dengan perhitungan politiknya, dengan maksud mengusir tentara Jepang. “ Kita
berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka harus segera merebut kekuasaan !” tukas
tanpa pertumpahan darah, jika tetap Sukarni berapi-api. “ Kami sudah siap
bekerjasama dengan Jepang. mempertaruhkan jiwa kami !” seru mereka
Karena itu, untuk memproklamasikan bersahutan. Wikana malah berani mengancam
kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang Soekarno dengan pernyataan; “ Jika Bung Karno
terorganisir. tidak mengeluarkan pengumuman
Soekarno dan Hatta, pada malam ini juga, akan berakibat
dua tokoh golongan terjadinya suatu pertumpahan darah
tua, bermaksud dan pembunuhan besarbesaran esok
membicarakan hari .”
pelaksanaan Mendengar kata-kata
Proklamasi ancaman seperti itu, Soekarno naik
Kemerdekaan dalam darah dan berdiri menuju Wikana
rapat Panitia sambil berkata: “ Ini batang leherku,
Persiapan seretlah saya ke pojok itu dan
Kemerdekaan potonglah leherku malam ini juga!
Indonesia (PPKI). Dengan cara itu, pelaksanaan Kamu tidak usah menunggu esok hari !”. Hatta
Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang kemudian memperingatkan Wikana; “... Jepang
dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah adalah masa silam. Kita sekarang harus
yang tidak disetujui oleh golongan pemuda. menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk
Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika
badan buatan Jepang. Sebaliknya, golongan saudara tidak setuju dengan apa yang telah
pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah
Kemerdekaan itu, dengan kekuatan sendiri. siap dan sanggup untuk memproklamasikan
Lepas sama sekali dari campur tangan kemerdekaan, mengapa saudara tidak
pemerintah Jepang. memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri?
Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan
hal itu ?”

Anda mungkin juga menyukai