Anda di halaman 1dari 6

Nama : Danila

NIM : 195090100111044
Kelas : Biologi C
Kelompok :2

REPORT SHEET
Penghitungan Jumlah Koloni Bakteri dan Jamur dengan Metode TPC (Total Plate Count)

1.1 Hasil TPC Bakteri dan Jamur dari Sampel Tanah


1.1.1 Bakteri
Tabel 1. Hasil TPC koloni Bakteri
Hasil TPC
Pengencera Jumlah Jumlah koloni yang Rata-rata Hasil TPC 4
(CFU/gram
n koloni memenuhi syarat KELOMPOK
)
-1
10 TBUD -
kel
10-2 289 289
1
10-3 198 198
-4 2,8x 105
10 28 -
10-5 11 -
-6
10 9 -
Hasil TPC
Pengencera Jumlah Jumlah koloni yang
(CFU/gram
n koloni memenuhi syarat
)
-1
10 TBUD -
kel
10-2 TBUD -
3 -3
10 387 - 3 x 107
-4
10 300 300
10-5 29 - Rata- rata Hasil TPC =
-6
10 23 -
Hasil TPC (289000+30.000.000+
Jumlah Jumlah koloni yang
pengenceran (CFU/gram 214.000+2.210.000)/4
koloni memenuhi syarat
) =
-1
10 376 -
kel 8,1 x 106 CFU/gram
10-2 214 214
5
10-3 113 113 2,1 x 105
-4
10 25 -
-5
10 15 -
-6
10 5 -
Hasil TPC
Pengencera Jumlah Jumlah koloni yang
(CFU/gram
n koloni memenuhi syarat
)
-1
10 TBUD -
kel
10-2 355 -
7 -3
10 221 221 2,2 x 106
-4
10 25 -
-5
10 9 -
-6
10 5 -
1.1.2 Jamur
Tabel 2. Hasil TPC koloni jamur
Jumlah koloni Hasil TPC
Pengencera Jumlah Rata-rata Hasil TPC 4
yang memenuhi (CFU/gram
n koloni KELOMPOK
syarat )
-1
10 90 90
kel
10-2 58 58
2 -3
10 29 - 9 x 103
-4
10 12 -
10-5 9 -
-6
10 0 -
Jumlah koloni Hasil TPC
Pengencera Jumlah
yang memenuhi (CFU/gram
n koloni
syarat )
-1
10 59 59
kel
10-2 22 -
4 -3
10 15 - 5,9 x 103
10-4 7 -
-5
10 0 -
-6
10 0 - Rata- rata Hasil TPC =
Jumlah koloni Hasil TPC (9000+5900+34000+
Pengencera Jumlah
yang memenuhi (CFU/gram 5900)/4
n koloni
syarat ) =
-1 4
10 49 49 1,3 x 10 CFU/gram
kel
10-2 34 34
6 -3
10 30 30 3,4 x 104
10-4 6 -
-5
10 0 -
-6
10 0 -
Jumlah koloni Hasil TPC
Pengencera Jumlah
yang memenuhi (CFU/gram
n koloni
syarat )
-1
10 59 59
kel
10-2 35 35
8 -3
10 21 - 5,9 x 103
10-4 13 -
-5
10 8 -
10-6 2 -
1.2 Interpretasi Data (Pembahasan)
1. Jelaskan mengapa dalam penghitungan koloni menggunakan metode TPC dapat ditemukan
TBUD?
Jawab:
Karena dalam perhitungan metode TPC terdapat ketentuan dimana jumlah koloni yang
dapat dihitung berkisar antara 30-300. Jika lebih dari 300, disebut terlalu banyak untuk
dihitung (TBUD) karena tidak dapat ditentukan apakah koloni-koloni tersebut terpisah
(separated). Jika kurang dari 30, tidak dapat dihitung karena secara statistik tidak
signifikan/tidak dapat dipercaya. Selain itu, karena diperlukan serial dilution, pada
pengenceran tingkat-tingkat rendah biasanya memang masih terlalu banyak koloni sehingga
masuk ke golongan TBUD sehingga perlu pengenceran tingkat lanjut (Ream dkk., 2013).

2. Sebutkan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil TPC!


Jawab:
Menurut Jongenburger dkk (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil TPC
yaitu dari media agarnya, keadaan sel bakterinya, keberadaan bahan pengawet, dan
optimalisasi kondisi pertumbuhannya.
Faktor lainnya adalah nutrisi yang terkandung pada media karena kadar air
meningkatkan ketersediaan nutrisi dan memperkaya pertumbuhan mikroorganisme dan
didukung dengan temperatur ruang (Kannan dkk., 2018).
Namun, kesemua faktor tersebut bergantung pada kemampuan peneliti/praktikan dalam
melakukan langkah-langkah perhitungannya, dimulai dari teknik isolasi, yaitu serial dilution
dan juga transfer dan pembiakan pada media dengan metode pour plate/spread plate/streak
plate hingga proses perhitungan yang membutuhkan ketelitian dan pengalaman agar terhitung
dengan baik. Selain itu, sterilisasi juga menjadi faktor karena apabila ada kontaminasi, dapat
mengubah hasil TPC juga.

3. Jelaskan bagaimana perbandingan jumlah koloni pada setiap pengenceran, baik pada bakteri
maupun jamur!
Jawab:
Menurut Pak Suharjono, pada setiap pengenceran, jumlah mikrobia akan berkurang 10 kali
lipat. Hal tersebut dikarenakan pada pengenceran selanjutnya, hanya diambil 1 mL sampel
dari pengenceran sebelumnya yang ditambahkan ke 9 mL garam fisiologis yang
menyebabkan rasio bakteri pada pengenceran selanjutnya dibanding pengenceran
sebekumnya adalah 1:10 (Cappuccino & Sherman, 2014).

4. Berdasarkan rata-rata hasil TPC sampel tanah, jumlah sel bakteri ataukah jamur yang lebih
banyak? Jelaskan alasannya dengan didukung oleh literatur
Jawab:
Menurut penelitian Tamizhazhagan dkk. (2016), didapatkan jumlah sel bakteri yang
lebih banyak daripada jamur. Hal tersebut juga didapat pada penelitian Battharai dkk (2015)
yang mengatakan jumlah bakteri memang lebih banyak daripada jamur, akan tetapi karena
ukurannya yang kecil, biomassa-nya lebih kecil dibanding jamur. Terdapat penjelasan kenapa
sel bakteri lebih banyak yaitu karena bakteri, aktinomiset dan protozoa dapat mentolerir
gangguan tanah lebih banyak daripada populasi jamur sehingga mereka mendominasi di tanah
yang diolah sementara populasi jamur dan nematoda cenderung mendominasi di tanah yang
belum digarap.
5. Adakah metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah koloni selain
menggunakan TPC? Jelaskan!
Jawab:
Metode lain untuk menghitung jumlah koloni adalah dengan Hemocytometer yang
membutuhkan bantuan mikroskop. Kelebihannya adalah bentuk sel setiap bakteri dapat
terlihat jelas. Sehingga, jika adakontaminasi, dapat langsung terlihat. Selain itu, koloni yang
dapat dihidup dapat berupa sel yang masih hidup maupun yang sudah mati (Pranata dkk.,
2017).
Selain itu, ada juga metode turbidimetri, yaitu cara yang cepat untuk menghitung
jumlah bakteri dalam suatu larutan dengan menggunakan alat spektrofotometer. Digunakan
untuk uji antibakteri, dimana jumlah bakteri nya dihitung dengan membandingkan kekeruhan
suspense bakteri dengan menggunakan larutan standar McFarland. Larutan McFarland
standar digunakan sebagai referensi untuk menyesuaikan kekeruhan bakteri suspensi
sehingga jumlah bakteri dalam kisaran yang diberikan untuk membakukan mikroba pengujian
(Rosmania & Yanti, 2020).

Daftar Pustaka

Bhattarai, A., Bhattarai, B., Pandey, S. 2015. Variation of soil microbial population in
different soil horizons. Journal of Microbiology & Experimentation. 2(2): 75-78

Cappuccino, J. & Sherman, N. 2014. Microbiology: A Laboratory Manual Tenth Edition.


Pearson. Boston.

Jongenburger, I., Reij, M., Boer, E., Gorris, L., Zwietaring, M. 2010. Factors influensing the
accuracy of the plating method used to enumerate low numbers of viable micro-organisms in
food. International Journal of Food Microbiology. 143(1-2):32-40.

Kannan, M., Sethi, S., Badoni, A., Chamoli, V., Bahuguna, N. 2018. Isolation and
characterization of bacterial isolates from agriculture field soild of Roorkee region. Journal
of Pharmacognosy and Phytochemistry. 108-110

Pranata, D., Restuhadi, F., Rossi, E. 2017. PEMBUATAN BIOETANOL DARI NIRA
NIPAH SECARA SEMI SINAMBUNG (FEDBATCH) DENGAN PENAMBAHAN UREA
DAN CORDYCEPS MYCELLIUM. Jurnal FAPERTA. 4(1): 1-15

Rosmania & Yanti, F. 2020. Perhitungan jumlah bakteri di Laboratorium Mikrobiologi


menggunakan pengembangan metode Spektrofotometri. Jurnal Penelitian Sains. 22(2):76-86

Tamizhazhagan, V., Puganzhendy, K., Sakthidasan, V., Revathi, K., Baranitharan, M. 2016.
INVESTIGATION OF MICROBIAL COUNT IN THE SOIL AND EARTHWORM GUT
(Eudrilus eugeniae). Innovare Journal of Agricultural Science. 4(3): 7-9
Lampiran Perhitungan

Ralat Kel 3, harusnya yang distabilo adalah 2,1 x 105 CFU/gram.

Anda mungkin juga menyukai