NIM : 195090100111044
Kelas : Biologi C
Kelompok :2
REPORT SHEET
Penghitungan Jumlah Koloni Bakteri dan Jamur dengan Metode TPC (Total Plate Count)
3. Jelaskan bagaimana perbandingan jumlah koloni pada setiap pengenceran, baik pada bakteri
maupun jamur!
Jawab:
Menurut Pak Suharjono, pada setiap pengenceran, jumlah mikrobia akan berkurang 10 kali
lipat. Hal tersebut dikarenakan pada pengenceran selanjutnya, hanya diambil 1 mL sampel
dari pengenceran sebelumnya yang ditambahkan ke 9 mL garam fisiologis yang
menyebabkan rasio bakteri pada pengenceran selanjutnya dibanding pengenceran
sebekumnya adalah 1:10 (Cappuccino & Sherman, 2014).
4. Berdasarkan rata-rata hasil TPC sampel tanah, jumlah sel bakteri ataukah jamur yang lebih
banyak? Jelaskan alasannya dengan didukung oleh literatur
Jawab:
Menurut penelitian Tamizhazhagan dkk. (2016), didapatkan jumlah sel bakteri yang
lebih banyak daripada jamur. Hal tersebut juga didapat pada penelitian Battharai dkk (2015)
yang mengatakan jumlah bakteri memang lebih banyak daripada jamur, akan tetapi karena
ukurannya yang kecil, biomassa-nya lebih kecil dibanding jamur. Terdapat penjelasan kenapa
sel bakteri lebih banyak yaitu karena bakteri, aktinomiset dan protozoa dapat mentolerir
gangguan tanah lebih banyak daripada populasi jamur sehingga mereka mendominasi di tanah
yang diolah sementara populasi jamur dan nematoda cenderung mendominasi di tanah yang
belum digarap.
5. Adakah metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah koloni selain
menggunakan TPC? Jelaskan!
Jawab:
Metode lain untuk menghitung jumlah koloni adalah dengan Hemocytometer yang
membutuhkan bantuan mikroskop. Kelebihannya adalah bentuk sel setiap bakteri dapat
terlihat jelas. Sehingga, jika adakontaminasi, dapat langsung terlihat. Selain itu, koloni yang
dapat dihidup dapat berupa sel yang masih hidup maupun yang sudah mati (Pranata dkk.,
2017).
Selain itu, ada juga metode turbidimetri, yaitu cara yang cepat untuk menghitung
jumlah bakteri dalam suatu larutan dengan menggunakan alat spektrofotometer. Digunakan
untuk uji antibakteri, dimana jumlah bakteri nya dihitung dengan membandingkan kekeruhan
suspense bakteri dengan menggunakan larutan standar McFarland. Larutan McFarland
standar digunakan sebagai referensi untuk menyesuaikan kekeruhan bakteri suspensi
sehingga jumlah bakteri dalam kisaran yang diberikan untuk membakukan mikroba pengujian
(Rosmania & Yanti, 2020).
Daftar Pustaka
Bhattarai, A., Bhattarai, B., Pandey, S. 2015. Variation of soil microbial population in
different soil horizons. Journal of Microbiology & Experimentation. 2(2): 75-78
Jongenburger, I., Reij, M., Boer, E., Gorris, L., Zwietaring, M. 2010. Factors influensing the
accuracy of the plating method used to enumerate low numbers of viable micro-organisms in
food. International Journal of Food Microbiology. 143(1-2):32-40.
Kannan, M., Sethi, S., Badoni, A., Chamoli, V., Bahuguna, N. 2018. Isolation and
characterization of bacterial isolates from agriculture field soild of Roorkee region. Journal
of Pharmacognosy and Phytochemistry. 108-110
Pranata, D., Restuhadi, F., Rossi, E. 2017. PEMBUATAN BIOETANOL DARI NIRA
NIPAH SECARA SEMI SINAMBUNG (FEDBATCH) DENGAN PENAMBAHAN UREA
DAN CORDYCEPS MYCELLIUM. Jurnal FAPERTA. 4(1): 1-15
Tamizhazhagan, V., Puganzhendy, K., Sakthidasan, V., Revathi, K., Baranitharan, M. 2016.
INVESTIGATION OF MICROBIAL COUNT IN THE SOIL AND EARTHWORM GUT
(Eudrilus eugeniae). Innovare Journal of Agricultural Science. 4(3): 7-9
Lampiran Perhitungan