Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH PROFESI KEGURUAN

“KODE ETIK GURU”

Sebagai Syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Keguruan

Semester Ganjil 2020/2021

OLEH

KELOMPOK 10
1. MEILANI ANANDA 190230064
2. NUR ISLAMIA 190230065
3. NURAINI SYAFIRA 190230066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, sebagai
salah satu penugasan mata kuliah Profesi Keguruan yang berjudul “Kode Etik Guru”.
Penulisan makalah ini selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah, juga
dapat  memberikan informasi kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran baik secara
tertulis maupun secara lisan, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Profesi
keguruan agar penulis bisa mengembangkan ilmu pengetahuannya, khususnya memahami
tentang mata kuliah ini.
Makalah ini tidak lepas dari segala kekurangan, karena mengingat pengalaman dan
pengetahuan kami yang sangat terbatas. Oleh karena itu, kami tidak menutupi diri dari segala
saran dan kritik dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Dan semoga makalah ini
dapat berguna kepada para pembaca sekalian dan terlebih khusus kepada diri kami sendiri.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................5

1.3. Ruang Lingkup............................................................................................................5

1.4. Tujuan..........................................................................................................................5

1.5. Manfaat........................................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

2.1 Penelitian yang Relevan dengan Judul Makalah..............................................................6

2.2 Pembahasan Judul Makalah.............................................................................................6

2.2.2. Pengertian Kode Etik Guru......................................................................................8

2.2.3. Isi Kode Etik Guru Indonesia.................................................................................10

2.2.4. Makna dari Kandungan Kode Etik Guru Indonesia...............................................11

2.2.5. Tujuan dan Fungsi Kode Etik Guru.......................................................................13

2.2.6. Upaya Mewujudkan Kode Etik Guru.....................................................................14

BAB III.....................................................................................................................................15

PENUTUP................................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan................................................................................................................15

3.2. Saran..............................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Guru merupakan seseorang yang bertugas secara formal disekolah dalam mengajar

dan membimbing siswanya serta memberikan teladan yang baik, sehingga guru memiliki

peranan penting dalam penyelenggaran pendidikan. Untuk tugas mulia itu guru haruslah

memilki keperibadian dan karakter yang baik, mampu bergaul dengan masyarakat,

menjalankan kebijakan pendidikan serta dapat mengamalkan nilai-nilai pancasila baik

dan benar.

Penegakan etika jabatan atau profesi menjadi ukuran atas tinggi rendahnya citra,

martabat, wibawa, dan integritas profesi dalam dunia modern atau global. Adanya kode

etik dan penegakan kode etik guru merupakan salah satu kunci utama dalam

meningkatakan mutu pendidikan. Kode etik tersebut merupakan standar perilaku guru

dalam melaksanakan profesinya maupun tingkah laku kehidupan pribadinya selama

memegang jabatan profesinya.

Sekarang ini, tidak sedikit guru dalam menjalankan profesinya telah melakukan

berbagai penyimpangan atau pelanggaran terhadap norma-norma sebagai guru, baik itu

dengan para siswa maupun dengan sesama guru.

Hal seperti ini tentu menjadi catatan buruk terhadap guru itu sendiri, sehingga

`pemerintah menetapkan suatu aturan atau norma-norma yang harus dipatuhi oleh para

guru diindonesia yang dikenal dengan “Kode Etik Guru”. Dengan adanya kode etik guru,

diharapkan para guru dapat menjalakan dan mematuhi tugasnya dengan baik sebagaimana

yang ditetapkan di dalam Undang-Undang kode etik guru tersebut.

4
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan bahwa:

1. Bagaimana sejarah kode etik guru Indonesia?

2. Apakah pengertian kode etik guru?

3. Apa saja isi dari kode etik profesi guru Indonesia?

4. Apa makna dari kandungan kode etik profesi guru indonesia?

5. Apakah tujuan dan fungsi kode etik guru?

6. Bagimana upaya mewujudkan kode etik guru?

1.3. Ruang Lingkup


Berdasarkan dari rumusan masalah diatas maka ruang lingkup dari makalah ini adalah:

1. Sejarah singkat kode etik guru Indonesia?

2. Apa pengertian dari kode etik guru?

3. Apa isi dari kode etik profesi guru indonesia?

4. Makna serta tujuan dan fungsi dari kode etik guru

5. Upaya apa yang dilakukan dalam mewujudkan kode etik guru?

1.4. Tujuan
Dari rumusan makalah ini kita bisa simpulkan bahwa tujuan dari dibuatnya makalah
ini adalah untuk mengetahui apa itu kode etik guru serta apa-apa saja isi dari kode etik
guru, makna dari kode etik guru, tujuan dan fungsinya serta bagaimana upaya
mewujudkan kode etik guru agar bisa terlaksana dengan baik.

1.5. Manfaat
Dibuatnya makalah ini agar pembaca mengetahui maksud dan tujuan dari kode etik

guru Indonesia serta dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penelitian yang Relevan dengan Judul Makalah

Beberapa judul penelitian yang relevan dengan makalah ini antara lain:

1. “PENGARUH PENERAPAN KODE ETIK GURU TERHADAP

KEDISIPLINAN MENGAJAR DI SMA NEGERI CAMPALAGIAN

KABUPATEN POLEWALI MANDAR” oleh Muhammad Aslang.

2. “KODE ETIK GURU DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME

PENDIDIK; REAKTUALISASI DAN PENGEMBANGAN KODE ETIK GURU

DI MADRASAH ALIYAH DARUL AMIN PAMEKASAN” oleh Akhmad Zacky

AR.

3. “HUBUNGAN PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DENGAN

KEDISIPLINAN GURU DI SMP NEGERI SAMBAWA” oleh Megawati

4. “IMPLEMENTASI KODE ETIK GURU DALAM PROSES PEMBELEJARAN

DI SDN 55 BENGKULU SELATAN” oleh Lusita Yustiara

2.2 Pembahasan Judul Makalah


2.2.1. Sejarah Lahirnya Kode Etik Guru Indonesia

Guru Indonesia harus memiliki jati diri ke – Indonesia – an. Artinya segenap

pola pikir, sikap dan tindakannya senantiasa bertumpu pada sendisendi dan realitas

kehidupan bangsa. Guru Indonesia senantiasa berpegang teguh pada jati diri, termasuk

di dalam menjawab tantangan globalisasi dan laju arus reformasi. Mengingat tugasnya

guru Indonesia semakin lama semakin berat dan semakin kompleks, untuk itu guru

6
Indonesia dituntut berpegang teguh pada jati diri yang telah dimilikinya. Jati diri

tersebut merupakan kode etik dan sekaligus sebagai pedoman bagi setiap guru

Indonesia yang harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan baik dalam kegiatan

pribadi maupun organisasi.

Sehingga pada tahun 1971 FIP-IKIP Malang telah diadakan seminar tentang

Etika Jabatan Guru yang diikuti oleh kepala Perwakilan Departemen P & K Provinsi

Jawa Timur. Kepala-kepala Kabin se-Madya dan Kabupaten Malang, bersama-sama

Kepala Sekolah, guru-guru se-Kota Madya serta para Dosen FIP-IKIP Malang. Dalam

seminar ini menghasilkan rumusan kode etik jabatan guru yang dituangkan dalam

buku kecil, yang mudah dibawa ke mana mana. Harapan Dekan FIP-IKIP Malang

kepada kita tentang betapa agung dan beratnya jabatan guru itu dan betapa besar pula

dan berat tanggung jawabnya.

Selanjutnya tentang Kode Etik Guru Indonesia oleh PGRI merupakan

pekerjaan berat yang harus dirumuskan, maka pada Kongres PGRI ke XIII tahun 1873

yang diselenggarakan tanggal 21-25 November 1973 di Jakarta telah menetapkan

Kode Etik Guru Indonesia. Sekitar Kongres PGRI 1973 sebuah tim telah membahas,

menjajaki dan merumuskan melalaui beberapa tahap dalam forum pertemuan para ahli

pendidikan. Mereka berorientasi pada semangat jiwa dan nilai-nilai luhur kepribadian

dan budaya bangsa yang tumbuh secara embrioal, kemudian diperbandingkan dengan

profesi lain. Sebagai contoh kita mengenal Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik

Kedoketran, Kode Etik Kehormatan Hakim, Kode Etik Pers (Sapta Prasetya), Sapta

Marga ABRI, Tri Brata dan Catur Prasetya Polri dan sebagainya.

Kode Etik Guru Indonesia dalam perumusannya/ waktu kelahirannya

mengalami 4(empat) tahap yaitu :

1. Tahap pembahasan/ perumusan (tahun 1971/1973)

7
2. Tahap pengesahan (kongres XIII, November 1973)

3. Tahap penguraian (kongres XIV, Juni 1979)

4. Tahap penyempurnaan (kongres PGRI XIV, Juli 1989)

Pada tahun 1973 inilah Kode Etik Guru Indonesia dirumuskan oleh PGRI

secara yuridis, yang artinya bahwa apabila para guru melakukan pelanggaran atas kode

etik maka akan dikenakan sanksi. Sanksi yang akan dijatuhkan tergantung pada berat

ringannya pelanggaran tersebut. Tapi yang lebih berat adalah sanksi moral. Sanksi

yang akan dikeluarkan itu tentunya tidak salah dijatuhkan secara langsung dijatuhkan,

tetapi melalui beberapa tingkatan, yaitu pertama peringatan/teguran, kedua skorsing,

dan ketiga tindakan administratif.

2.2.2. Pengertian Kode Etik Guru


Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang pontensial

dibidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur

dibidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan

kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang

semakin berkembang. Kunci keberasilan guru dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa adalah memiliki kode etik yang baik.

Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan

keputusan tentang moral manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara

umum etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan

dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan memutuskan pola-pola perilaku

yang sebaik-baiknya berdasarkan timbangan moral-moral yang berlaku.

8
Istilah “Kode Etik” bila dikaji maka terdiri dari dua kata yakni “kode” dan

“etik”. Secarah harfiah “kode” artinya aturan, dan “etik” yang berasal dari bahasa

Yunani, “Ethos” yang berarti Watak, adab atau cara hidup, kesopanan (tata susila),

atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusisalaan dalm mengerjakan suatu

pekerjaan.

Dengan demikian, kode etik keprofesian (professional code of ethic) pada

hakekatnya merupakan suatu sistem peraturan atau perangkat prinsip-prinsip

keperilakuan yang telah diterima oleh kelompok orang-orang yang bergabung dalam

himpunan organisasi keprofesian tertentu.

Kode etik guru diatur pada Permenneg PAN dan RB NO. 16 Tahun 2009

dalam Pasal 8 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang mengikat

perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan. Dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan guru berbagai profesinya harus sesuai dengan kode etik profesi guru

Kode etik guru adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam

melaksanakan tugas dalam hidup sehari-hari. Menurut organisasi asosiasi profesi kode

etik guru yang disusun dan disahkan melalui suatu forum formal(kongres/konferensi)

yang diatur dalam AD/ART terdapat sembilan butir kode etik guru di indonesia yang

telah didasari oleh Pancasila dan UUD 1945. Kode etik guru indonesia merupakan

landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanaan

panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru.

Dalam kongres PGRI yang ke XIII, Ketua Umum PGRI yaitu Basuni

menyatakan bahwa ” kode etik guru adalah pedoman perbuatan dan landasan moral

guru Indonesia dalam melaksanakan profesinya sebagai tenaga pengajar”.

(PGRI,1973).

9
2.2.3. Isi Kode Etik Guru Indonesia
Guru Indonesia adalah pendidik yang bidang pengabdian nya terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, Bangsa,negara, dan kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia

yang berjiwa Pancasila dan setia pada Undang-undang Dasar 1945, turut bertanggung

jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17

Agustus 1945.

Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres

PGRI XIII, isi kode etik guru yang terdiri dari sembilan item sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indoneisa

seutuhnya berjiwa pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan

melakukan bimbingan

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang hasil belajar.

5. Guru menjaga hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya.

6. Guru secara pribadi dan besama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu

dan martabat profesinya.

7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan

kesetiakawanan sosial.

8. Guru secara bersama-sama memlihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI

sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

10
2.2.4. Makna dari Kandungan Kode Etik Guru Indonesia
Adanya penerimaan atas suatu kode etik itu mengandung makna selain

adanya pengakuan dan pemahaman atas ketentuan dan/atau prinsip-prinsip

yang terkandung di dalamnya, juga adanya suatu ikatan komitmen dan

pernyataan kesadaran untuk mematuhinya dalam menjalankan tugas dan

perilaku keprofesiannya, serta kesiapan dan kerelaan atas kemungkinan

adanya konsekuensi dan sanksi seandainya terjadi kelalaian

terhadapnya.Dalam kode etik itu sendiri terdapat pedoman sikap dan perilaku

yang menjadi pegangan guru, yaitu nilai-nilai moral yang membedakan

perilaku guru yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan

selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik,

serta sikap pergaulan sehari-hari di dalam dan di luar sekolah.

Kode etik guru Indonesia bersumber dari :

1. Nilai-nilai agama dan Pancasila

2. Nilai-nilai kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional

3. Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi

perkemba perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual,

sosial, dan spiritual.

Sebagai  seorang  pendidik,  seorang  guru  harus  memiliki  syarat-

syarat pokok (Sulani, 1981:64) sebagai berikut:

1. Syarat syakhsiyah (memiliki kepribadian yang dapat diandalkan)

2. Syarat ilmiah  (memiliki ilmu pengetahuan yang mumpuni)

11
3. Syarat idhafiyah (mengetahui, menghayati dan menyelami

manusia yang dihadapinya, sehingga dapat menyatukan dirinya untuk

membawa anak didik menuju tujuan yang ditetapkan).

Ketiga unsur tersebut harus menyatu dalam diri setiap guru, sehingga guru

akan menjadi seorang yang mempunyai kepribadian khusus. Dariramuan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan keguruan serta penguasaan berbagai ilmu

pengetahuan yang akan dia transformasikan pada anak didik, pada akhirnya akan

membawa perubahan terhadap tingkah laku siswanya.

Untuk menunjang profesi sebagai guru dibutuhkan profesionalisme.

Adapun syarat profesionalisme guru dalam Islam meliputi :

1. Sehat jasmani dan rohani

2. Bertaqwa

3. Berilmu pengetahuan yang luas

4. Berlaku adil

5. Berwibawa

6. Ikhlas

7. Mempunyai tujuan yang rabbani

8. Mampu merencanakan dan melakasanakan evaluasi

9. Menguasai bidang yang ditekuni

Dalam etika profesi juga mempunyai landasan normatif yang membangun

esensi yang menjadi latar belakang terbentuknya etika profesi yang setidaknya

terdiri dari 4 elemen dalam sistem etika yaitu :

1. Landasan tauhid (landasan filosofis yang dijadikan sebagai fondasi utama

setiap langkah seorang muslin yang beriman dalam menjalankan

fungsikehidupannya)

12
2. Landasan keseimbangan (landasan yang mendasari terciptanya karakter

manusia yang memiliki sikap dan perilaku yang seimbang dan adil

dalamkonteks hubungan sosial maupun lingkungan)

3. Landasan kehendak bebas (landasan yang memberikan kelonggaran

dalam kebebasan berkreasi dalam melaksanakan profesi)

4. Landasan pertanggungjawaban (landasan atas pertanggungjawaban yang

diberikan kepada manusia atas aktivitas yang dilakukan)

2.2.5. Tujuan dan Fungsi Kode Etik Guru

2.2.5.1. Tujuan Kode Etik Guru


Secara umum tujuan kode etik jabatan seorang guru adalah untuk

menjamin para guru atau petugas lainnya agar dapat melaksanakan tugas

kependidikan mereka sesuai dengan tuntutan etis dari segala aspek kegiatan

penyelenggaraan pendidikan.

Sedangkan secara khusus tujuan Kode Etik Guru Indonesia adalah

sebagai berikut :

1. Menanamkan kesadaran kepada anggotanya bahwa kode etik merupakan

produk anggota profesinya yang berlandaskan kepada falsafah Pancasila

dan UUD 1945, dan karenanya segala sepak terjang profesinya harus

sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

2. Mewujudkan terciptanya individu-individu profesional di bidang

kependidikan yang mampu tampil profesional sesuai dengan

kompetensinya (personal, profesional dan sosial).

3. Membentuk sikap professional di kalangan Tenaga Kependidikan maupun

masyarakat umumnya dalam rangka penyelenggaraan pendidikan.

13
4. Meningkatkan kualitas profesional Tenaga Kependidikan untuk keperluan

pengembangan kode etik itu sendiri.

2.2.5.2. Fungsi Kode Etik guru


Kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan

norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru

dalam hubungannya dengan peserta didik, orang tua/wali siswa, sekolah dan

rekan seprofesi, organisasi profesi dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai

agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan. Selain itu fungsinya ialah

menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia dan bermartabat yang

dilindungi Undang-Undang

2.2.6. Upaya Mewujudkan Kode Etik Guru


Dalam upaya mewujudkan kode etik guru Indonesia, perlu memperhatikan

sejumlah faktor yang hingga saat ini masih di rasakan sebagai kendala. Faktor-faktor

tersebut adalah:

1.             Kualitas pribadi guru

2.             Pendidikan guru

3.             Sarana dan prasarana pendidikan

4.             Sistem pendidikan

5.             Kedudukan, karier dan kesejahteraan guru

6.             Kebijakan pemerintah

Berbagai pihak yang memiliki keterkaitan (pembuat kebijakan/keputusan, para

pakar, manajer, pelaksana) secara proporsional dan professional seyogyanya dapat

bekerjasama secara sistemik, sinergik, dan simbiotik dalam mewujudkan kode etik

guru Indonesia. Hal yang paling mendasar adalah kemauan politik yang terwujud

dalam bentuk kebijakan manajemen guru dan perlakuan terhadap profesi guru.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya

memerlukan atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik

ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan

yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat

dipertanggung jawabkan. Suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi jika

memiliki beberapa syarat-syarat tertentu.

Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, kode etik adalah

pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan

dalam hidup sehari-hari (Undang-undang nomor 8 Tahun 1974). Pada

dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk

kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri.

Ketaatan guru pada Kode Etik akan mendorong mereka berperilaku

sesuai dengan  norma- norma yang dibolehkan dan menghindari norma-norma

15
yang dilarang oleh etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi

profesinya selama menjalankan tugas-tugas profesional dan kehidupan sebagai

warga negara dan anggota masyarakat. Dengan demikian, aktualisasi diri guru

dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran secara profesional,

bermartabat, dan beretika akan terwujud.

3.2. Saran
Setelah membahas makalah ini, semoga kita semua kelak menjadi guru yang

professional dibidangnya, serta mematuhi kode etik yang telah ditetapkan. Karena

keberhasilan seorang tenaga didik dalam melahirkan generasi bangsa tergantung pada

pendidiknya. Jadi, sebaiknya kita ber etika baik di depan maupun di belakang siswa,

terutama di depan siswa.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan

kritik yang membangun sangatlah penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Dan

semoga makalah ini dapat menjadi khazanah pengetahuan khususnya bagi penulis dan

juga kita semua

16
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmu-pendidikan.net/profesi-kependidikan/guru/kode-etik-guru-indonesia

https://www.silabus.web.id/kode-etik-guru-indonesia/

https://bukubiruku.com/kode-etik-guru

Anda mungkin juga menyukai