PROPER 2021
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
M. Denny T Silaban
Kinerja penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang melebihi ketaatan yang diwajibkan
dalam peraturan perundang-undangan
o pelaksanaan penilaian daur hidup (life cycle assesment);
o sistem manajemen lingkungan;
o penerapan sistem manajemen lingkungan untuk pemanfaatan sumber daya pada bidang:
1. efisiensi energi;
2. penurunan Emisi;
3. efisiensi air dan penurunan beban Air Limbah;
4. pengurangan dan pemanfaatan Limbah B3;
5. pengurangan dan pemanfaatan limbah nonB3; dan
6. perlindungan keanekaragaman hayat
7. pemberdayaan masyarakat;
o tanggap kebencanaan; dan
o inovasi sosial.
Penilaian Ketaatan Bidang Pengendalian Pencemaran Udara
o khusus untuk Industri Manufaktur, Prasarana, Jasa dan Agro Industri meliputi:
a. sumber Emisi yang berasal dari proses kimia wajib dipantau; dan
b. cerobong yang hanya mengeluarkan uap air tidak wajib dipantau;
d) Industri pertambangan:
a) unit proses pengolahan dengan energi yang digunakan sama dengan atau lebih besar ≥ 25 MW (lebih dari
atau sama dengan dua puluh lima Mega Watt) pembangkit energi;
b) unit penunjang produksi, jika kapasitas desainnya:
d) lebih besar sama dengan dari 25 MW (dua puluh lima Mega Watt);
e) kurang dari 25 MW (dua puluh lima Mega Watt) dengan kandungan sulfur dalam bahan bakar lebih
besar dari 2% (dua persen) dan beroperasi terus-menerus;
e) Industri semen:
a) proses tanur / tungku ;
b) proses dengan Refuse Derived Fuel (RDF);
Catatan . Seluruh sumber Emisi wajib CEMS wajib terintegrasi ke dalam SISPEK dengan ketentuan:
a) paling lambat 24 April 2021 untuk Industri pembangkit listrik dan/atau kegiatan pembangkit listrik tenaga
termal;
b) paling lambat 1 Januari 2023 untuk Industri selain pembangkit listrik dan/atau kegiatan pembangkit listrik
tenaga termal
02.
Ketaatan terhadap
Parameter
Ketaatan terhadap Parameter
5. Kewajiban pemantauan parameter di titik penaatan kualitas udara ambien dan kebauan mengacu kepada
Persetujuan Lingkungan.
6. Jika di dalam Persetujuan Lingkungan tidak mencantumkan parameter kualitas udara ambien dan/atau
kebauan yang wajib dipantau, kewajiban pemantauan mengacu kepada:
a. parameter kualitas udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara; (acuan baru ke PP 22tahun 2021 terdapat BMAU) dan
b. b. parameter kebauan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1996
tentang Baku Tingkat Kebauan
7. Khusus Industri rayon parameter yang wajib dipantau harus mencakup Karbon Disulfida (CS2) dan Hidrogen
Sulfida (H2S) di titik penaatan kualitas udara ambien.
8. Pengukuran kualitas udara ambien untuk parameter dibawah ini dianggap valid apabila:
a. partikulat (TSP (Debu), PM10 (Partikel <10 um), PM2,5 (Partikel <2,5 um)) diukur selama 24 jam; dan
b. Ozon (O3) diukur pada waktu maksimum pukul 11.00 sampai dengan 14.00 waktu setempat,
9. Kewajiban perhitungan neraca massa wajib untuk Industri pengolahan nikel matte dengan parameter Sulfur
Dioksida(SO2).
Kewajiban pemantauan parameter untuk Industri Agro
1. sumber Emisi dryer dan kamar asap pada Industri karet dengan ketentuan:
a. untuk pembakaran langsung parameter yang diukur meliputi Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2),
Partikulat, dan Amonia (NH3); dan
b. untuk pembakaran tidak langsung parameter yang diukur meliputi partikulat dan Amonia (NH3);
2. Sumber Emisi dryer pada Industri selain Industri karet dengan ketentuan:
a. untuk pembakaran langsung parameter yang diukur meliputi Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2),
dan Partikulat; dan
b. untuk pembakaran tidak langsung parameter yang diukur hanya partikulat;
3. Kamar asap pada pengolahan ikan, parameter yang diukur meliputi Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2),
dan Partikulat; dan
4. tungku bakar sawit, parameter yang diukur meliputi Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Partikulat,
5. Hidrogen Klorida (HCL), Gas Klorin (CL2), Ammonia (NH3), Hidrogen Fluorida (HF), Hidrogen Sulfida (H2S), dengan
nilai baku mutu Emisi sesuai dengan Lampiran V-B Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995 Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Catatan untuk industri wajib CEMS
MIGAS Rayon
Unit proses pembakaran parameter terpasang Unit proses parameter terpasang CEMS
CEMS yaitu: SO2 , NOx, Opasitas, CO, Laju Alir, yaitu: CS2 dan H2S
partikulat dan CO2
Unit perekahan katalitik parameter terpasang Pupuk dan Ammonium Nitrat
CEMS yaitu: SO2 , NOx, Opasitas, CO, Laju Alir, • Untuk industri pupuk urea parameter
partikulat dan CO2 terpasang CEMS yaitu: Amoniak (NH3)
Unit pengolahan ulang sulfur sistem claus dan Partikulat (PM)
parameter terpasang CEMS yaitu: SO2 dan laju • Untuk industri amonium nitrat
alir parameter terpasang CEMS yaitu:
Unit absorber dari Refinary Unit dan Liquid
Nitrogen Oksida (NOx) dan Amoniak
Natural Gas parameter terpasang CEMS yaitu:
(NH3)
Hidrokarbon dan laju alir
Laju alir dari sumber emisi untuk pentawaran • Untuk industri pupuk asam fosfat
pada kegiatan proses pemisahan gas di parameter terpasang CEMS yaitu :
daratan (onshore) Sulfur Dioksida (SO2)
Catatan untuk industri wajib CEMS
PULP & PAPER BESI BAJA
Penanganan Bahan Baku (Raw Material
Tungku Recovery parameter terpasang CEMS Handling) parameter terpasang CEMS yaitu:
yaitu: total partikulat, total sulfur tereduksi total partikulat
Tungku Tanur Putar Pembakaran parameter Tanur Oksigen Basa (Basic Oxygen Fumace)
parameter terpasang CE M S y a it u : t ot a l
terpasang CEMS yaitu: total partikulat, total
partikulat
sulfur tereduksi Tanur Busur Listrik (Electric Arc Fumace)
Tungku Pelarutan Lelehan parameter terpasang parameter terpasang CE M S y a it u : t ot a l
CEMS yaitu: total partikulat, total sulfur tereduksi partikulat
Digester parameter terpasang CEMS yaitu: TRS Dapur Pemanas (Reheating Fumace)
(total sulfur tereduksi) parameter terpasang CE M S y a it u : t ot a l
partikulat
Unit Pemutihan parameter terpasang CEMS
Dapur Proses Pelunakan Baja (Annealing
yaitu: Klorin dan Klorin dioksida Fumace) parameter terpasang CEMS yaitu:
total partikulat
Proses Celup Lapis Metal (Acid Pickling &
Regenaration) parameter terpasang CEMS
yaitu: total partikulat dan HCl (Hydroclorid Acid
Fume)
Catatan untuk industri wajib CEMS
TAMBANG PEMBANGKIT
Proses pengolahan, jika energy yang digunakan
sama dengan atau lebih besar dari 25 MW PLTU ≥ 25 MW parameter terpasang CEMS
parameter terpasang CEMS yaitu: SO2, NOx, yaitu: SO2, NOx, Partikulat, O2, Hg, CO2 dan
Opasitas, O2, dan Laju Alir Laju Alir
PLTG ≥ 25 MW parameter terpasang CEMS
yaitu: SO2, NOx, Partikulat, O2, dan Laju Alir
SEMEN PLTGU ≥ 25 MW parameter terpasang
Proses tanur / tungku parameter terpasang CEMS
yaitu: partikulat, SO2, Nox, laju alir CEMS yaitu: SO 2 , NOx, Partikulat, O 2 , dan
Proses tanur / tungku dengan memanfaatkan Laju Alir
PLTD ≥ 25 MW parameter terpasang CEMS
limbah B3 parameter terpasang CEMS yaitu:
yaitu: SO2, NOx, Partikulat, O2, CO dan Laju
partikulat, SO2, NOx, CO, dan laju alir Alir
Proses dengan Refuse Derived Fuel (RDF) PLTMG ≥ 15 MW parameter terpasang
parameter terpasang CEMS yaitu: partikulat, SO2, CEMS yaitu: SO 2 , NOx, Partikulat, O 2 , CO
NOx, HF, CO, dan laju alir dan Laju Alir
Catatan untuk industri wajib CEMS
4. Kewajiban pelaporan data pemantauan secara terus-menerus menggunakan CEMS di sumber Emisi yang
wajib dilaporkan secara periodik dilakukan dengan ketentuan tersedia pelaporan data pemantauan
harian setiap 3 (tiga) bulan dengan validitas data harian berupa data harian yang diperoleh paling sedikit
75% dari hasil pembacaan rata-rata tiap jam atau 18 jam data pengukuran tiap hari;
Catatan:
1. Khusus sumber Emisi yang tidak diwajibkan untuk melakukan pengukuran
parameter partikulat, posisi lubang sampling pada cerobong tidak perlu
memenuhi kaidah 8D dan 2D.
2. Cerobong internal combustion engine (genset) dengan diameter dalamnya <10
cm tidak diwajibkan memiliki lubang sampling.
3. Untuk kawasan Industri wajib menghitung gas rumah kaca yang dihasilkan
dalam satu kawasan.
Kriteria PPU (Ambien,
Kebisingan, Kebauan)
Ketaatan terhadap Dokumen Lingkungan
Titik penaatan
(lokasi sesuai dengan
dokumen lingkungan)
Parameter
Pelaporan
ü PP Nomor 41 tahun 1999
ü KepmenLH Nomor 48
tahun 1996 ( Kebisingan )
ü KepmenLH Nomor 50
tahun 1996 ( Kebauan )
Kriteria Ketaatan Udara Ambien
terhadap Lokasi
Raport Raport
Biru Merah
• Memantau • Tidak memantau
seluruh lokasi seluruh lokasi
sesuai dengan sesuai dengan
dokumen dokumen
lingkungan lingkungan
Kriteria Ketaatan Udara Ambien
terhadap Parameter
Raport Raport
Biru Merah
Memantau seluruh Tidak memantau seluruh
parameter sesuai dengan parameter sesuai dengan
dokumen lingkungan dokumen lingkungan
Dokumen lingkungan yang Tidak memantau seluruh
tidak mengatur parameter parameter sebagaimana
pemantauan mengacu tercantum dalam PP 41
kepada PP 41 tahun 1999 tahun 1999
CATATAN:
1. Untuk pengukuran partikulat (TSP, PM10, PM2,5) dilakukan 24 jam sesuai dengan PP 41 tahun 1999 ( Auan terbaru PP No 22 tahun2021)
2. Untuk oksidan (O3) dilakukan pengukuran pada waktu maksimum yaitu jam 11.00-14.00 waktu setempat ( Auan terbaru PP No 22 tahun2021)
Kriteria Ketaatan Kebisingan
Raport Raport
Biru Merah
Memantau seluruh lokasi Tidak memantau seluruh
sesuai dengan dokumen lokasi sesuai dengan
lingkungan dokumen lingkungan
Kriteria Ketaatan Kebauan
Raport Raport
Biru Merah
Memantau seluruh lokasi Tidak memantau seluruh
sesuai dengan dokumen lokasi sesuai dengan
lingkungan dokumen lingkungan
Memantau seluruh Tidak memantau seluruh
parameter sesuai dengan parameter sesuai dengan
dokumen lingkungan dokumen lingkungan
Thanks!
e-mail : ppustb.klhk@gmail.com
Subject : PROPER 2021