Anda di halaman 1dari 29

Ciri-ciri seorang wirausaha adalah :

1. Berani mengambil resiko

2. Mempunyai daya kreasi

3. Mempunyai jiwa kepemimpinan

4. Berorientasi pada masa depan

5. Mempunyai kemauan yang keras

6. Mempunyai analisis yang tepat

7. Orientasi terpusat kepada tugas dan hasil

8. Memiliki sifat percaya diri

9. Disiplin

Faktor - faktor penyebab keberhasilan dalam kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Mampu melayani konsumen dengan baik.

2. Mampu mengetahui target pasarnya.

3. Memiliki modal yang cukup untuk usahanya.

4. Mampu mencari dan memanfaatkan informasi.

5. Mampu mengelola waktu secara efektif.

6. Memiliki tenaga ahli yang dapat diandalkan.

Faktor - faktor penyebab kegagalan dalam kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Tidak berkompeten dalam mengelola.

2. Kurangnya pengalaman yang dimiliki.

3. Lokasi yang kurang memadai.

4. Kurangnya perencanaan atau gagal dalam perencanaan.

5. Tidak bersungguh - sungguh dalam berusaha.

6. Tidak mampu melihat dan memanfaatkan peluang yang ada.

7. Sumber daya manusia yang tidak memadai.


Secara sederhana peluang usaha merupakan suatu kesempatan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan sumber daya yang miliki.

Ciri-ciri peluang usaha yang Potensial adalah sebagai berikut :

1. Memiliki nilai jual

2. Usaha bukan hanya ambisi pribadi semata, dan bersifat nyata

3. Usaha tersebut mamapu bertahan lama di pasar

4. Tidak menghabiskan modal, karena terlalu besar investasinya

5. Bisa ditingkatkan skalanya menjadi industri

Peluang usaha yang bernilai jual memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mampu memenuhi kebutuhan konsumen

2. Memiliki keunggulan bersaing

3. Tidak bersifat sementara

4. Ada nilai uang

5. Memenuhi aspek kreatif dan inovatif

Ciri-ciri peluang usaha yang baik :

1. Bersifat orisinil

2. Harus dapat mengantisipasi peruabahan persaingan dan kebutuhan pasar

3. Sesuai dengan minat

4. Tingkat kelayakan usaha teruji

5. Bersifat ide kreatif

6. Ada keyakinan untuk mewujudkan

7. Ada rasa senang saat menjalankan

Ciri-ciri peluang usaha yang Potensial adalah sebagai berikut :

1. Memiliki nilai jual

2. Usaha bukan hanya ambisi pribadi semata, dan bersifat nyata

3. Usaha tersebut mamapu bertahan lama di pasar

4. Tidak menghabiskan modal, karena terlalu besar investasinya


5. Bisa ditingkatkan skalanya menjadi industri

Ciri-ciri peluang usaha yang bernilai jual:

1. Mampu memenuhi kebutuhan konsumen

2. Memiliki keunggulan bersaing

3. Tidak bersifat sementara

4. Ada nilai uang

5. Memenuhi aspek kreatif dan inovatif

Analisis Peluang Usaha

Tidak semua peluang yang ada dihadapan kita secara otomatis bisa dikerjakan. Namun
terlebih dahulu harus dilakukan analisis. Analisis peluang usaha adalah suatu analisis untuk
mengetahui berbagai kemungkinan dari berbagai macam kesempatan usaha, mana yang bisa
dilakukan dan bisa memberikan keuntungan dengan berbagai tingkat resiko yang akan di
hadapi.

Untuk dapat menggali dan memanfaatkan peluang usaha, seorang wirausaha harus dapat
berfikir secara positif dan kreatif, diantaranya yaitu :

1. Percaya dan yakin bahwa usaha tersebut dapat dilaksanakan

2. Mau menerima gagasan atau ide-ide baru

3. Memiliki semangat kerja yang tinggi

4. Mampu berkomunikasi dengan baik

5. Bertanya pada diri sendiri

6. Mau mendengarkan saran orang lain

Persiapan Peluang Usaha

Untuk melakukan analisis peuang usaha di butuhkan persiapan sebagai berikut :

1. Meneliti luas usaha yang dipilih

2. Bentuk usaha

3. Jenis usaha yang ditekuni

4. Mengenal informasi usaha yang diterima

5. Memiliki peta peluang usaha yang menguntungkan


Langkah-langkah analisis peluang usaha :

1. Membuat sketsa bidang usaha yang ditekuni

2. Penyediaan modal

3. Mengurus izin usaha

4. Menyiapkan tenaga kerja

5. Menyiapkan sarana

6. Menyiapkan bahan baku

7. Menetapkan lokasi

8. Menetapkan metodologi

9. Menetapkan teknologi usaha

10. Menetapkan Manajemen

11. Mencari Mitra Usaha

Fungsi administrasi pemasaran

1. Fungsi Pertukaran

Dengan pemasaran pembeli sanggup membeli produk dari produsen baik dengan menukar
uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk (barter) untuk digunakan
sendiri atau untuk dijual kembali.

2. Fungsi Distribusi

Fisik Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan
produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan konsumen dengan banyak cara
baik melalui air, darat, udara, dsb. Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan
produk semoga tidak kekurangan ketika dibutuhkan.

3. Fungsi Perantara

Untuk memberikan produk dari tangan produsen ketangan konsumen sanggup dilakukan
melalui mediator pemasaran yang menghubungkan aktivias pertukaran dengan distribusi
fisik. Aktivitas fungsi mediator antara lain menyerupai pengurangan resiko, pembiayaan,
pencarian gosip serta standarisasi/ penggolongan produk.
KELAS 11: Pengolahan

A. Makanan daerah

1. Pengertian Makanan Khas Daerah

Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa di konsumsi di suatu daerah. Karakter
masakan di suatu daerah biasanya mencerminkan karakter masyarakatnya. Daerah
pegunungan menghasilkan masakan dari sayurmayur karena iklim pegunungan yang dingin,
umumnya masakannya serba panas atau pedas, untuk menghangatkan badan. Penduduk di
daerah pesisir sering kontak dengan orang asing atau daerah lain sehingga melahirkan banyak
masakan campuran yang ikut memperkaya produk makanan khas daerah.

2. Aneka Jenis Produk Makanan Khas Daerah

Negara kita sangat luas dan jumlah sukunya yang banyak telah melahirkan kebudayaan yang
sangat beragam, termasuk makanan. Perbedaan budaya membuat pengolahan produk
makanan khas berbeda di setiap daerah sehingga menghasilkan aneka jenis produk makanan
yang beranekaragam pula. Masakan khas daerah memiliki ciri khas dan karakter tertentu,
seperti berikut.

a. Masakan dari Jawa Barat

1) Banyak menggunakan sayur-mayur mentah seperti karedok atau sekadar lalap mentah
yang disantap bersama sambal.

2) Sedikit pedas dan asam.

3) Dominan masakan yang terbuat dari ikan.

4) Contoh makanan khas dari Jawa Barat ialah pepes ikan dan karedok.

b. Masakan Jawa Tengah

1) Bawang putih sering jadi bumbu dominan.

2) Banyak ditemukan masakan bersantan.

3) Rasa manis lebih disukai daripada rasa lainnya.

4) Contoh makanan khas dari Jawa Tengah ialah gudeg.

c. Masakan Jawa Timur

1) Banyak menggunakan terasi dan petis sebagai pemberi rasa pada masakan.

2) Agak pedas.

3) Masakan banyak dimatangkan dengan cara direbus, digoreng, dipepes, dan dibakar.

4) Contoh makanan khas dari Jawa Timur ialah rujak cingur


d. Masakan Sumatra

1) Menggunakan banyak bumbu terutama masakan Sumatra Barat.

2) Masakannya menggunakan banyak cabai hingga rasanya relatif pedas.

3) Daerah Sumatra Selatan sangat suka masakan yang asam rasanya.

4) Masakan banyak dimatangkan dengan cara direbus, dibakar, dan digoreng.

5) Waktu memasaknya relatif lama.

6) Masakan dari Sumatra Barat banyak menggunakan santan yang kental.

7) Masakan dari sayur-mayur tidak banyak jumlahnya. Kalaupun ada, jenis sayurnya tidak
bervariasi. Sayur yang sering dipakai antara lain daun singkong, kacang panjang, buncis, dan
nangka muda.

8) Contoh makanan khas dari Sumatra ialah rendang

3. Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah

Makanan khas daerah memiliki kandungan gizi dan manfaat yang beragam, sesuai dengan
bahan baku, bahan tambahan, dan teknik pengolahan yang digunakan. Bahan utama produk
makanan khas daerah adalah bahan nabati atau hewani. Kandungan nutrisi utamanya adalah
karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Jumlah komponen-komponen tersebut
berbeda-beda pada setiap bahan, bergantung pada susunan, kekerasan, tekstur, citarasa, dan
warna. Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia. Umumnya, karbohidrat
terdapat pada bahan pangan golongan serelalia seperti; beras, gandum, dan umbi-umbian.
Contoh makanan khas daerah yang mengandung karbohidrat adalah nasi liwet, nasi jamblang,
getuk. Protein memiliki fungsi utama sebagai zat pembangun. Umumnya, protein terdapat
pada hasil hewani seperti daging, ikan, telur, susu, dan hasil nabati seperti kacang-kacangan
dan hasil olahannya. Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung protein adalah
telur asin dan ayam betutu. Lemak merupakan sumber tenaga kedua setelah karbohidrat dan
dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K. Lemak dibedakan menjadi lemak yang dapat
dilihat dan lemak yang tidak dapat dilihat. Lemak yang dapat dilihat, seperti mentega,
margarin, minyak goreng. Lemak yang tidak dapat dilihat, seperti lemak dari kacang tanah,
lemak kemiri, kuning telur, susu. Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung
lemak adalah rendang daging dan bika ambon karena pada proses pembuatannya
menggunakan santan kental. Vitamin berfungsi untuk kelancaran metabolisme, menjaga daya
tahan dan kekebalan tubuh. Sumber vitamin dan mineral yang terdapat pada hasil hewani,
seperti danging, susu, dan telur. Sumber vitamin dari hasil nabati, seperti sayur-sayuran dan
buah-buahan. Contoh makanan khas daerah yang mengandung vitamin adalah karedok,
keripik pisang.

4. Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah


Untuk mengolah suatu makanan, diperlukan teknik-teknik tertentu agar dihasilkan suatu
produk makanan seperti yang diharapkan yang bercitarasa baik. Adapun teknik-teknik proses
pengolahan untuk membuat makanan khas daerah di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Persiapan Bahan • Menimbang • Menyiang • Mencuci • Memotong • Mengocok •


Merendam dalam cairan bumbu • Menggiling • Memanir

b. Teknik Memasak dengan Pemanasan Kering

1) Memanggang (baking dan roasting) Memanaskan dengan udara panas dan kering di
sekelilingnya, biasanya di dalam oven.

2) Menggoreng dalam minyak (deep frying)

3) Menggoreng dengan wajan dangkal (shallow frying/pan frying)

4) Memasak dengan sedikit minyak (Saute/ Menumis)

c. Memasak Dengan Pemanasan Basah

1) Perebusan/Boiling Memasak dengan cara pencelupan semua bahan dalam air/kaldu


mendidih, yaitu pada suhu 100 0C sampai matang.

2) Blanching Memasak dengan cara mencelupkan makanan dalam air mendidih/minyak


panas dalam waktu pendek (sebentar).

3) Simmering Memasak dengan mendidihkan secara perlahanlahan.

4) Braising Memasak dengan sedikit air dan tertutup rapat.

5) Setup (stewing) Memasak makanan secara perlahan (95 - 99 0C) dengan sedikit air dan
dihidangkan dengan air rebusannya.

6) Merebus (poaching) Memasak dalam cairan dengan suhu antara 7182 0C

7) Mengukus (steaming) Memasak bahan makanan dengan uap air panas/mendidih.

B. Pembuatan Produk Makanan Khas Daerah Sumatra

Rendang merupakan salah satu contoh makanan khas daerah Sumatra yang banyak digemari
oleh konsumen lokal, maupun internasional. Berikut ini adalah bahan-bahan, alat, dan proses
pembuatan rendang.

1. Bahan yang Digunakan pada Pembuatan Rendang

Sebelum melakukan pembuatan rendang, diperlukan langkah untuk menentukan atau memilih
bahan yang akan digunakan. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan rendang adalah
daging. Daging merupakan produk pangan yang berasal dari hewan. Pembuatan rendang
umumnya menggunakan daging sapi bagian bahu. Kualitas daging dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik pada waktu hewan masih hidup maupun setelah dipotong. Faktor penentu
kualitas daging pada waktu hewan hidup adalah cara pemeliharaan yang meliputi: pemberian
pakan, tata laksana pemeliharaan, dan perawatan kesehatan. Kualitas daging juga dipengaruhi
oleh pengeluaran darah pada waktu hewan dipotong dan kontaminasi sesudah hewan
dipotong.

Kriteria yang dipakai sebagai pedoman untuk menentukan kualitas daging yang layak
konsumsi adalah seperti berikut.

a. Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat. Makin tua usia hewan,
susunan jaringan ikat makin banyak sehingga daging yang dihasilkan makin liat.

b. Kandungan lemak adalah lemak yang terdapat di antara serabut otot. Lemak berfungsi
sebagai pembungkus otot dan mempertahankan keutuhan daging pada waktu dipanaskan.
Lemak berpengaruh terhadap cita rasa.

c. Daging berkualitas baik mempunyai rasa gurih dan aroma yang sedap.

d. Kelembaban: secara normal, daging mempunyai permukaaan yang relatif kering sehingga
dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme dari luar. Dengan demikian, kelembaban
memengaruhi daya simpan daging tersebut. Kriteria daging yang tidak baik, bau dan rasa
tidak normal akan segera tercium sesudah hewan dipotong. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh adanya kelainan sebagai berikut.

a. Hewan sakit terutama yang menderita radang bersifat akut pada organ dalam yang akan
menghasilkan daging berbau seperti mentega tengik.

b. Hewan dalam pengobatan terutama dengan pengobatan antibiotik akan menghasilkan


daging yang berbau obat-obatan.

c. Warna daging tidak normal, tidak selalu membahayakan kesehatan, namun akan
mengurangi selera konsumen.

d. Konsistensi daging tidak normal yang ditandai kekenyalan daging rendah, dapat
mengindikasikan daging tidak sehat.

e. Daging busuk, pembusukan dapat terjadi karena penanganan yang kurang baik pada waktu
pendinginan sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat, sehingga terjadi proses
pemecahan protein oleh enzim-enzim dalam daging yang menghasilkan amoniak dan asam
sulfat.

Bahan tambahan dalam pembuatan rendang antara lain sebagai berikut.

a. Kelapa, terdiri atas kelapa parut, santan kental, dan santan encer. Kelapa yang digunakan
kelapa tua dan segar.

b. Bumbu, terdiri atas bawang merah, bawang putih, cabai merah, ketumbar, kemiri, jahe,
garam, gula pasir, sereh, lengkuas, dan daun kunyit. Bumbubumbu ini berguna untuk
pengental, penambah cita rasa dan aroma.
2. Alat - Alat Pembuatan Makanan Khas Daerah

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan rendang adalah seperti berikut. a. Pisau, untuk
memotong b. Talenan, sebagai atas untuk memotong c. Parutan, untuk memarut kelapa d.
Ulekan/ blender, untuk menghaluskan bumbu e. Kompor, untuk memasak bahan f.
Penggorengan, sebagai wadah untuk memasak g. Gelas ukur, digunakan untuk mengukur
volume santan

3. Proses Pembuatan Rendang

Berikut merupakan proses pembuatan rendang :

a. Persiapkan alat dan bahan. b. Pilih daging yang bertekstur dan berserat halus. c. Potong
melawan serat dengan tebal 2 cm. d. Masukkan bumbu dan daging ke dalam santan cair.
Masak sambil diaduk sampai empuk dan kuah kental. e. Santan kental dituang. Masak di
atas api kecil sambil diaduk sampai meresap dan berminyak. f. Rendang siap disajikan dan
dikemas.

4. Keselamatan Kesehatan Kerja pada Saat Proses Pembuatan Rendang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada dunia usaha dan dunia industri harus
diperhatikan dengan saksama oleh semua tenaga kerja dalam lingkup kerjanya. Pelaksanaan
K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi kecelakaan dalam kerja
dan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menjaga keamanan kerja di dapur antara lain peralatan listrik harus
dalam kondisi baik. Letaknya tidak dekat dengan air, penerangan ruangan cukup, dan lantai
tidak licin.

Menghindari bahaya kerja di dapur, kita harus memperhatikan hal-hal berikut. a. Upayakan
semua pisau tajam. Pisau yang tajam lebih aman dan tidak membutuhkan tenaga untuk
menekan dan menghindari meleset pada waktu memotong. b. Pakailah talenan pada saat
memotong, jangan memakai lapisan meja metal. c. Pakailah serbet sebagai alas talenan
supaya tidak licin. d. Pakailah pisau hanya untuk memotong, jangan untuk membuka
kaleng/botol atau lainnya. e. Jangan mencoba menangkap pisau yang jatuh saat dipakai,
hindari dengan badan ke belakang, biarkan pisau jatuh. f. Jangan meletakkan pisau di cucian
dalam air karena tidak kelihatan, sedangkan pisaunya tajam. g. Cucilah pisau setelah dipakai
dengan hati-hati, bagian tajam dijauhkan dari badan. h. Letakkan pisau di tempat aman
selama tidak dipakai. i. Membawa pisau harus hati-hati, bagian tajam menghadap ke bawah,
jangan mengayunkan tangan. j. Setelah selesai menggunakan alat, bersihkan dan kembalikan
ke tempat semula dengan rapi dan bersih.

Peralatan K3 dalam pembuatan makanan khas daerah : celemek, penutup kepala, dan sarung
tangan

C. Penyajian dan Kemasan


Penyajian dan kemasan merupakan tahapan akhir dan memegang peranan penting dalam
usaha pengolahan makanan. Makanan dengan penampilan menarik akan menggugah selera
karena untuk mengonsumsi, pertamatama harus pandangan mata yang bekerja, kemudian
diikuti untuk indra penciuman untuk aroma, yang tentunya panduan bumbu yang memberi
indra rasa bekerja menghasilkan rasa nikmat. Makanan khas daerah pada masa lampau
biasanya dikemas dengan menggunakan kemasan tradisional seperti kendil dari tanah liat,
anyaman daun pisang, daun kelapa, kelobot jagung, dll. Sesuai dengan kemajuan zaman
teknologi dan kebutuhan manusia, produk kemasan pun berkembang terus-menerus. Saat ini,
makanan khas daerah banyak dikemas menggunakan kertas, plastik, kaca/gelas, aluminium
foil, dan ada pula yang dikombinasikan dengan kemasan tradisional.

Penyajian ataupun kemasan akan menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya dan
memakannya. Oleh karena itu, jenis, bentuk, warna dan dekorasi kemasan perlu diperhatikan
agar dapat memberikan tampilan unik, menarik, dan berkarakter pada penyajian dan kemasan
produknya. Teknik yang bisa digunakan untuk menjaga kualitas makanan khas daerah tetap
baik, digunakan teknik pengemasan vacuum dan disimpan dalam suhu rendah.

Kriteria-kriteria tertentu yang harus diperhatikan dalam pemilihan wadah penyajian/kemasan,


antara lain sebagai berikut.

a. Bahan kemasan/wadah penyajian mampu melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar.

b. Bahan kemasan tidak berbau.

c. Bahan kemasan/wadah penyajian memiliki daya tarik terhadap konsumen.

d. Bahan kemasan/wadah penyajian mudah didapat.

e. Dalam wadah/kemasan disertakan label yang memuat nama produk, tanggal, nama
produsen, berat bersih, komposisi, merek dagang, tanggal kadaluarsa, efek samping.

D. Wirausaha Produk Makanan Khas Daerah

1. Peluang Usaha Pengolahan Produk Makanan Khas Daerah Peluang dalam bahasa Inggris
adalah opportunity yang berarti kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen.
Jadi, peluang berasal dari kesempatan yang muncul dan menjadi ilham (ide) bagi seseorang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia makin meningkat setiap tahunnya. Dengan pertumbuhan
dan pendapatan nasional yang makin meningkat dapat menunjukkan perkembangan dan
kemajuan Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Pertumbuhan ekonomi dapat
ditunjukkan dari permintaan domestik, permintaan ekspor, dan impor, serta investasi.
Kegiatan pengolahan produk makanan daerah saat ini merupakan salah satu usaha yang
sangat menjanjikan bagi masyarakat, dimana potensi sumber daya alam di Indonesia cukup
potensial untuk diolah menjadi makanan khas daerah, seperti di Provinsi Banten yang
memiliki potensi laut sangat besar. Hasil laut tersebut dimanfaatkan menjadi makanan khas
daerah, seperti sate bandeng sehingga meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Untuk
itu, kita harus selalu bersyukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
a. Menciptakan Peluang Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah

1) Ide Usaha

Faktor-faktor yang dapat memunculkan ide usaha adalah faktor internal dan faktor eksternal.

a) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sebagai subjek, antara
lain :

1) pengetahuan yang dimiliki;

2) pengalaman dari individu itu sendiri;

3) pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah;

4) intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.

Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang dihadapinya
dengan kemampuan kreatifitasnya,

b) Faktor eksternal, ialah hal-hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk
mendapatkan sebuah inspirasi bisnis. Faktorfaktor eksternal antara lain :

1) masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan.

2) kesulitan yang dihadapi sehari–hari.

3) kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain.

4) pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Untuk merintis suatu usaha apa pun bentuknya, tentunya kita harus melihat bagaimana
prospek usaha yang akan dilakukan. Demikian pula untuk memulai usaha pengolahan
makanan khas daerah, harus diketahui bagaimana prospek usaha ini. Setelah mengetahui
prospek usaha, barulah mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

2) Risiko Usaha

Tugas wirausaha di dalam pengambilan risiko adalah sebagai berikut.

a. Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang.

b. Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen.

c. Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen.

d. Mensubkontrolkan kepada pembuat produk yang lebih kecil.

e. Mengumpulkan informasi usaha.

f. Mengurangi risiko usaha.


Unsur-unsur dalam mengurangi risiko usaha antara lain seperti berikut.

a. Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelolah usaha, peluang, dan kekuatan


perusahaan.

b. Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif dan antusiasme untuk melaksanakan strategi
usaha.

c. Adanya kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan di


dalam lingkungan usahanya.

d. Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah keadaan usaha demi
keuntungan.

Dalam usaha pun, kita harus menganalisis risiko yang ada. Risiko usaha ialah kegagalan atau
ketidakberhasilan dalam menangkap peluang usaha.

Risiko usaha dapat ditimbulkan karena hal-hal berikut.

a. Permintaan (perubahan mode, selera, dan daya beli)

b. Perubahan konjungtur (perubahan kondisi perekonomian yang pasang surut)

c. Persaingan

d. Akibat lain, sepertit bencana alam, perubahan aturan, perubahan teknologi, dan lain-lain

Dalam melakukan usaha, sebaiknya kita memiliki etika bisnis yang sesuai dengan aturan
agama yang berdasarkan iman kepada Tuhan YME sebagai tanda syukur atas nikmat yang
diberikan. Selain itu, usaha tidak hanya mengejar keuntungan saja, tetapi juga harus
memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sekitar.

3. Keberhasilan dan Kegagalan dalam Berwirausaha Pengolahan Makanan Khas Daerah

Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dapat diidentifikasikan sebagai


berikut.

a. Keyakinan yang kuat dalam berusaha.

b. Sikap mental yang positif dalam berusaha.

c. Percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri.

d. Tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan.

e. Inovatif dan kreatif.

f. Keunggulan dalam menjalankan usaha.

g. Sasaran yang tepat dan menantang dalam berusaha.


h. Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien.

i. Pengembangan diri.

j. Selalu mengadakan evaluasi atas usaha yang dijalankan.

Dalam melakukan usaha, ada dua kemungkinan, yaitu kegagalan dan keberhasilan. Setiap
orang pada umumnya tidak mau menerima kegagalan. Hanya sedikit orang yang mau
memahami bahwa sesungguhnya kegagalan itu hanya sementara saja karena kegagalan
merupakan awal dari keberhasilan. Jika seseorang mempunyai mental dan pribadi wirausaha,
dia tidak akan putus asa jika mengalami kegagalan. Ia akan berusaha bangkit lagi sampai ia
berhasil memperoleh apa yang menjadi harapannya. Biasanya setelah mengalami kegagalan
sekali, ia gunakan pengalaman dan tidak akan mengulangi kegagalan serupa.

Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan usaha adalah sebagai berikut:

a. Tidak ada tujuan tertentu dalam usaha

b. Kurang berambisi

c. Tidak disiplin

d. Pendidikan yang tidak cukup

e. Sikap selalu menunda-nunda

f. Kesehatan terganggu

g. Kurang tekun

h. Kepribadian yang negatif

i. Tidak jujur

j. Tidak dapat bekerjasama dengan orang lain

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seorang wirausahawan itu dikatakan berhasil atau
gagal. Secara umum, ada 2 faktor penyebab keberhasilan/kegagalan tersebut, yaitu faktor
internal (diri sendiri) dan faktor eksternal (luar diri). Sebagai seorang wirausaha, keberhasilan
dan kegagalan merupakan dua sisi mata uang, ini berarti bahwa sewaktu-waktu ia dapat
mencapai hasil yang baik, tetapi di waktu lain ia kurang berhasil. Untuk itu, perlu
diidentifikasi faktor apa saja yang menyebabkan ia gagal atau berhasil.

Selanjutnya, faktor nonteknis yang menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha
makanan khas daerah di antaranya seperti berikut.

a. Perencanaan : Usaha ma- kanan khas daerah harus dibuat dengan perencanaan yang sangat
matang.
b. Menetapkan tujuan: Bersamaan dengan perencanaan adalah menetapkan tujuan. Tujuan
pengolahan makanan khas daerah harus jelas, apakah makanan khas daerah yang dilakukan
hanya untuk hobi atau untuk mendapatkan profit (keuntungan).

c. Adaptasi: Setiap bisnis, apa pun jenisnya, menghadapi tantangan dan persaingan yang tidak
ada habisnya. Diperlukan kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi tantangan-tantangan
ini untuk menentukan apakah usaha bisa bertahan atau tidak.

d. Inovasi merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlanjutan usaha makanan khas
daerah bahkan lebih penting daripada sekadar mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi
pasar, pengusaha yang sukses akan terus-menerus fokus pada upaya mereka untuk berinovasi
dan peningkatan atau membuat mereka keluar dari bisnis saat pelanggan mencari pesaing
yang menawarkan sesuatu yang tidak kita pikirkan.

e. Memasarkan merupakan kunci keberhasilan suatu usaha tidak terkecuali usaha makanan
khas daerah. Seberapa besar produksi makanan khas daerah yang kita hasilkan, tetapi
pemasaran terhadap barang yang kita produksi buruk, usaha yang kita jalani tidak akan
berlanjut.

f. Jangan mengeluh dan jangan menyerah merupakan kunci utama suatu usaha.

Enam elemen ini merupakan hal penting untuk kesuksesan bisnis. Ini akan membantu jika
kamu berpikir sebagai potongan puzzle yang harus diletakkan bersamaan untuk mengubah
ide kamu, kerja keras, uang, dan keterampilan menjadi usaha yang sukses.

4. Pemetaan Peluang Usaha

Pemetaan peluang usaha dilakukan untuk menemukan peluang usaha dan potensi yang bisa
dimanfaatkan, serta untuk mengetahui seberapa besar potensi usaha yang ada dan berapa
lama suatu usaha dapat bertahan. Ancaman dan peluang akan selalu ada dari suatu usaha,
oleh sebab itu penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan yang terjadi dan
kemampuan dalam beradaptasi dari suatu usaha agar bisa tumbuh dan bertahan dalam
ketatnya persaingan. Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada sektor unggulan dari
setiap daerah. Pemetaan potensi usaha daerah menjadi sangat penting demi mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengedepankan kewilayahan dan pemerataan.
Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakuan pemetaan potensi usaha, baik secara
kuantitaif maupun kualitatif. Berikut beberapa metode untuk melakukan pemetaan usaha, di
antaranya adalah analisa SWOT. Analisis SWOT adalah suatu analisis terhadap lingkungan
internal dan eksternal wirausaha/perusahaan, dimana analisa internal lebih menitik-beratkan
pada kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness), sedangkan analisis eksternal untuk
menggali dan mengidentifikasi semua gejala peluang (Opportunity) yang ada dan yang akan
datang serta ancaman (Threat) dari adanya/kemungkinan adanya pesaing/calon pesaing.
Contoh analisis SWOT pada makanan khas daerah (Bakwan Malang)

a. Analisis Kekuatan (Strenght)

1) Rasa bakwan malang enak, disukai dan punya rasa khas.


2) Harga jual bersaing.

3) Bakwan malang bebas bahan kimia dan pengawet.

Hal yang perlu dilakukan setelah analisis:

a) Terus mempertahankan kualitas rasa, jangan sampai berubah.

b) Usahakan terus untuk mempertahankan harga bersaing.

c) Makin menonjolkan keunggulan bakwan malang yang akan dipasarkan tidak memakai
bahan pengawet dan dijamin sehat.

b. Analisis Kelemahan (Weakness)

1) Ukuran tidak terlalu besar karena memakai bahan yang asli.

2) Tidak tahan lama karena tidak memakai pengawet.

3) Hal yang perlu dilakukan setelah analisis

a) Tonjolkan pada bentuk bakwan yang indah dan unik sehingga walaupun tak besar, tapi
memiliki keunikan tersendiri yang dapat menarik pembeli.

b) Memperhitungkan jumlah produk yang dapat dijual untuk satu hari sehingga tidak bersisa
dan tetap tidak menggunakan pengawet.

c. Analisis Kesempatan (Opportunity)

1) Dapat melayani pesanan pesta atau katering.

2) Dapat membuka toko bakwan malang yang mangkal.

3) Hal yang dapat dilakukan setelah analisis:

a) Mempersiapkan dan mulai menawarkan bakwan malang pada katering yang


membutuhkan.

b) Mulai membuat rencana untuk membuka usaha bakwan malang yang mangkal.

d. Analisis Ancaman (Threat)

1) Makin banyak pesaing muncul jika bakwan laris.

2) Kemungkinan dapat jatuh-jatuhan harga.

3) Hal yang dapat dilakukan setelah analisis :

a) Mencari pelanggan sebanyak-banyaknya.

b) Mempertahankan kualitas dan jangan sembarangan menaikkan harga karena persaingan


ketat.
5. Langkah-Langkah Berwirausaha

Memulai bisnis usahakan dapat memberikan keuntungan bagi yang menjalankannya.


Mempelajari dan memahami cara-cara khusus yang harus dilakukan untuk mencapai
keberhasilan memungkinkan kita untuk memulai berwirausaha produk makanan khas daerah
dengan cara yang benar.

Di bawah ini merupakan langkahlangkah untuk memulai usaha.

1. Buatlah rencana bisnis dan strategi pemasaran serta petakan sumber daya keuangan.

2. Pilih struktur bisnis, urus izin usaha, dan daftarkan usaha kamu pada instansi terkait yang
tepat.

3. Tentukan usaha barang atau jasa yang diminati konsumen.

4. Buatlah jaringan kerja dengan produsen lain.

5. Carilah pasar yang tepat. Memulai bisnis usaha produk makanan khas daerah dapat
memberikan keuntungan cukup besar.

Dengan mempelajari dan memahami cara-cara untuk mencapai keberhasilan, memungkinkan


kita untuk memulai mengolah produk makanan khas daerah dengan cara yang benar.
Keberhasilan wirausaha makanan khas daerah bergantung pada rencana bisnis (bussinis plan)
yang dibuat.

Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan saat membuat rencana bisnis pengolahan
makanan khas daerah.

a. Pemilihan Jenis Usaha

Tentukan jenis usaha yang akan dilakukan, contohnya keripik sanjai. Keripik sanjai
merupakan salah satu produk makanan khas daerah Sumatra Barat yang banyak digemari
konsumen. Rasanya gurih, renyah, dan harga terjangkau menjadi alasan mengapa produk ini
digemari oleh banyak orang. Bahan baku singkong sangat mudah didapat, dan pengolahannya
pun tidak memerlukan banyak investasi peralatan. Pemilihan bahan baku dan bahan kemasan
yang baik, akan meningkatkan daya simpan (keawetan) dari produk ini.

b. Nama Perusahaan

Perusahaan ini diberi nama CV. Bercahaya, dengan pendiri perusahaan terdiri atas 3 orang
atau lebih.

c. Lokasi perusahaan

Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan bahan baku, tidak jauh dari lokasi
rumah pengelola, dan tidak terlalu jauh dari jangkauan pasar yang akan dituju. Tahap awal
bisa menggunakan salah satu ruangan di rumah atau menyewa rumah sekitar tempat tinggal.

d. Perizinan usaha
Izin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP dari kantor pajak, akte notaris dari kantor
notaris, SIUP/ TDP dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten, dan izin PIRT dari Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten.

e. Sumber daya manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) yang dipersiapkan terdiri atas 3 orang pendiri, yang
mempunyai tugas masing-masing sebagai:

1) penanggung jawab produksi

2) penanggung jawab pemasaran

3) penanggung jawab administrasi dan keuangan

f. Melakukan survei pasar

g. Memperhatikan aspek produksi

Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek produksi ialah bahan baku dan bahan tambahan
yang digunakan.

1) Peralatan yang digunakan

2) Jumlah tenaga kerja yang diperlukan

3) Hasil produksi

h. Aspek keuangan

Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek keuangan adalah seperti berikut.

1) Biaya variabel, seperti: pembelian bahan baku, membayar gaji, dan lain-lain

2) Biaya tetap,

3) Total biaya

4) Penerimaan kotor

5) Pendapatan bersih
KELAS 12: Pengolahan

Mengapa wirausaha makanan khas daerah?

• Produknya sangat bervariasi

• Bahan baku mudah didapat

• Teknologi pengolahan cukup sederhana dan dapat dipelajari

• Investasi alat dan mesin dapat disesuaikan dengan dana yang tersedia

• Pilihan kemasan sangat beragam dan mudah didapat

• Pasar sangat terbuka lebar

• Makanan khas daerah termasuk makanan yang merupakan kebutuhan wajib manusia

A. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi

Sejak dahulu kala, Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang sangat majemuk, terdiri
atas berbagai suku bangsa, bahasa, dan budaya. Keberagaman ini sangat berkorelasi positif
dengan keberagaman makanan tradisionalnya. Setiap daerah mempunyai makanan khas yang
menjadi bagian dari ciri khas daerah tersebut dan dapat menjadi bagian dari daya tarik untuk
pariwisata selain kekayaan alam dan kesenian. Makanan menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari nilai jual pariwisata suatu daerah, baik sebagai makanan khas yang dinikmati di tempat,
maupun sebagai oleh-oleh yang dibawa pulang. Makanan khas daerah masih dapat
dikembangkan, baik kuantitas maupun kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
setempat, juga untuk dijual ke daerah lain dan/atau wisatawan/pendatang. Beberapa terobosan
dapat dilakukan untuk mengangkat citra makanan khas daerah, misalnya penunjukan suatu
produk khas menjadi ikon daerah tersebut, aturan untuk mewajibkan hotel/penginapan
menyajikan welcome drink dengan minuman khas daerah tersebut, pembuatan kemasan yang
menarik dan bertuliskan ‘Oleh-Oleh Khas Daerah tersebut’. Upaya terobosan tersebut
diharapkan dapat membuka peluang usaha makanan khas daerah untuk didistribusikan ke
daerah lain dan diekspor ke luar negeri. Hal tersebut akan menjadi promosi positif untuk
meningkatkan nilai jual makanan khas daerah dan pariwisata daerah. Otonomi daerah,
peningkatan peran media cetak dan elektronik, serta perhatian instansi pemerintah dan swasta
terhadap sektor pariwisata dan industri kreatif, merupakan faktor dukungan yang turut
mendorong wirausaha makanan khas daerah. Pemerintah dan instansi-instansi swasta
berpihak pada upaya mengembangan produk kreatif berbasis budaya. Salah satu upaya
mempromosikan produk makanan khas Nusantara kepada dunia internasional adalah dengan
menetapkan Ikon Kuliner Indonesia pada 14 Desember 2012. Ikon Kuliner Indonesia saat ini
diwakili oleh 30 jenis makanan khas Indonesia. Makanan ini terdiri atas makanan pembuka,
makanan utama, dan makanan penutup yang dipilih dari seluruh Nusantara. Makanan ini
menjadi hidangan yang wajib disajikan pada acara internasional. Pengenalan Ikon Kuliner
Indonesia kepada dunia internasional, tidak hanya dari resep dan rasa masakannya, melainkan
cara penyajian, serta sejarah, filosofi dan ceritacerita yang berkaitan dengan makanan
tersebut. Makanan khas Indonesia akan menjadi daya tarik pariwisata daerah bagi wisatawan
lokal maupun dari mancanegara untuk datang ke daerah-daerah di Nusantara. Ketersediaan
satu tempat/area yang menyediakan produk-produk khas daerah, tentu adalah dukungan akhir
yang harus juga menjadi perhatian Pemerintah Daerah. Oleh karena dorongan menghasilkan
produk yang baik akan menjadi kurang optimal, jika tidak didukung oleh ketersediaan outlet
yang mudah dijangkau dan/atau strategis. Setiap Pemerintah Daerah sebaiknya menyediakan
area tersebut, yang dikelola secara profesional. Area tersebut diharapkan bisa terpadu, antara
tempat wisata, tempat kuliner, penginapan/hotel dan outlet oleh-oleh.

Potensi daerah yang kaya dan dukungan serta peluang pasar membuat makanan khas daerah
menjadi pilihan potensial yang ditekuni untuk wirausaha. Pengembangan makanan khas
daerah selain dapat membuka peluang usaha yang cukup besar, juga otomatis dapat
memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan dan kesempatan berusaha
masyarakat, khususnya di daerah, sehingga akan mendorong dan menumbuhkan
perekonomian masyarakat daerah. Makanan khas daerah atau makanan tradisional, sangat
potensial dikembangkan, karena berbasis pada bahan baku yang tersedia di sekitarnya.
Makanan tradisional bisa mencakup segala jenis makanan olahan, termasuk makanan utama,
kudapan maupun minuman yang dikenal dan lazim dikonsumsi di daerah tersebut. Kekhasan
bahan baku, cara memasak, dan filosofi dari makanan khas daerah, selalu menjadi daya tarik
bagi wisatawan lokal maupun internasional. Kreatifitas dibutuhkan dalam pengembangan
wirausaha makanan khas daerah agar cita rasa lebih bervariasi, penampilan produk lebih
menarik, produk lebih awet, serta upaya promosi dan sosialisasi yang lebih ditingkatkan.
Pengembangan makanan khas daerah dapat dilakukan dengan memodifi kasi cara pengolahan
dan pengemasan. Modifi kasi dapat memanfaatkan metode produksi dan teknologi baru.
Mempertahankan dan mengembangkannya adalah menjadi solusi untuk tetap menjaga
keberadaannya, juga tentu menjadi peluang bisnis yang sangat baik. Berbagai jenis
wirausaha bisa menjadi alternatif dalam pemilihan ide, bagi calon wirausahawan. Jenis
wirausaha ini disesuaikan dengan banyak hal, baik keahlian, minat dan kesukaan, maupun
berdasarkan ketersediaan bahan baku yang ada disekitarnya, dan peluang yang ada. Persoalan
mencari ide wirausaha seringkali menjadi masalah utama bagi calon wirausahawan. Banyak
orang yang mengungkapkan keinginannya untuk mempunyai usaha sendiri, namun tak
kunjung juga menemukan ide wirausaha yang pas. Padahal ide wirausaha dapat diperoleh
dari mana saja, mulai dari apa yang kita lihat di lingkungan sekitar, apa yang kita dengar
sehari-hari, melihat potensi diri sendiri, mengamati lingkungan, sampai dengan meniru
wirausaha orang lain yang sudah sukses. Intinya, ide wirausaha dapat dipilih dari upaya
pemenuhan apa yang dibutuhkan manusia, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan
kebutuhan akan barang mewah. Perlu diingat bahwa berwirausaha sesuai dengan karakter dan
hobi kita akan lebih menyenangkan, dibandingkan dengan berwirausaha yang tidak kita
sukai.

Kewirausahaan bidang makanan olahan bisa menjadi ide alternatif yang sangat menjanjikan.
Ada pesan moral dan motivasi yang sangat kuat dan melekat dari seorang dosen
kewirausahaan senior di Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ir. Soesarsono Wijandi, M.Sc.
(Alm) yaitu : “Selama manusia masih makan, maka bisnis makanan dan minuman tidak akan
pernah mati.” Pilihan wirausaha pada produk makanan khas daerah, adalah pilihan yang
tepat, karena banyak faktor kemudahan dan peluang yang didapat dari wirausaha bidang ini.
Banyak negara yang pariwisatanya sangat berkembang karena daya tarik makanan khas
daerahnya, kulinernya, dan daya tarik oleholeh produk makanan olahannya. Sebagai seorang
wirausahawan pemula, sangat dianjurkan untuk lebih kreatif dan inovatif dengan wirausaha
yang dijalankannya, artinya selalu melakukan diversifi kasi produk atau pengembangan
produk agar memiliki varian lebih dan mempunyai kelebihan dibanding pesaingnya. Inovasi
juga dilakukan agar konsumen tidak jenuh dengan produk yang sudah ada. Walaupun produk
khas daerah, inovasi tetap bisa dilakukan, baik inovasi dari sisi rasa, bentuk, maupun
kemasannya. Indonesia adalah negara yang sangat majemuk, beragam daerah dengan
beragam budaya, juga beragam makanan khas daerahnya. Hampir di setiap daerah
mempunyai makanan khas, misalnya Medan dengan bika ambon dan sirup markisa, Padang
dengan dadih dan rendang, Sukabumi terkenal dengan mochi, Yogyakarta dengan bakpia. Hal
ini menjadi khasanah kekayaan tersendiri, yang menjadikan peluang untuk dijadikan ide
dalam pemilihan bidang wirausaha yang akan diambil. Persaingan bisnis makanan khas
daerah juga tidak akan terlalu berat, karena tidak setiap orang dan semua daerah dapat
melakukan hal yang sama, dikarenakan produknya yang spesifik.

B. Sistem Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifi kasi

Produk makanan khas daerah terdiri atas makanan dan minuman khas daerah. Makanan dapat
dibagi menjadi makanan kering dan makanan basah. Produk makanan dapat juga
dikelompokan menjadi makanan jadi dan makanan setengah jadi. Makanan jadi adalah
makanan yang dapat langsung disajikan dan dimakan. Makanan setengah jadi membutuhkan
proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan. Makanan kering
khas daerah yang dapat langsung dimakan contohnya keripik balado dari daerah Sumatera
Barat dan kuku macan dari Kalimantan Timur. Makanan kering khas daerah yang tidak dapat
langsung dimakan misalnya kerupuk udang Sidoarjo dan dendeng sapi Aceh. Sedangkan
menurut bahan bakunya, makanan khas daerah dikelompokkan pada makanan khas daerah
yang berbahan nabati dan yang berbahan hewani.

Makanan khas daerah yang dimodifi kasi adalah makanan atau minuman yang diproduksi di
suatu daerah, yang merupakan identitas daerah tersebut, dan menjadi pembeda dengan daerah
lainnya, kemudian dilakukan sentuhan inovasi pada produk tersebut, sehingga mempunyai
mutu yang lebih baik. Berbagai makanan khas daerah di Indonesia menjadi ciri khas daerah
tersebut. Wirausaha di bidang makanan khas daerah, dapat menjadi pilihan yang sangat tepat,
karena kita lebih banyak mengenal produk makanan khas daerah kita daripada daerah
lainnya.

1. Produk Makanan Hewani Khas Daerah

Makanan khas daerah hewani adalah makanan khas daerah yang bahan baku utamanya
berasal dari bahan hewani, seperti ayam, daging sapi, ikan, telur, dan sejenisnya. Beberapa
contoh produk makanan khas daerah hewani yang ada di Indonesia misalnya telur asin, dadih,
dan rendang. Ketiga produk ini sudah cukup dikenal di Indonesia, dan masih bisa terus
dikembangkan, baik mutu produknya maupun kemasannya.
a. Telur Asin

Telur asin adalah makanan yang berbahan baku telur (mayoritas telur bebek), yang dilakukan
proses pengawetan dengan cara penggaraman atau diasinkan. Penambahan garam bertujuan
untuk mengawetkan produk dan memberi cita rasa khas pada telurnya. Setelah dilakukan
penggaraman, telur tersebut menjadi awet sampai 30 hari pada suhu ruang. Telur asin dikenal
sebagai makanan khas daerah Brebes-Jawa Tengah, meskipun banyak daerah lain yang juga
sudah membuatnya. Telur asin yang ada saat ini dapat ditingkatkan salah satunya dengan
memastikan ketersediaan bahan baku telur bebek dengan ukuran yang seragam dan mutu
yang baik. Bahan baku yang baik harus diolah dengan tepat agar memiliki tingkat keasinan
yang konsisten dan disesuaikan dengan selera pasar. Pengemasan yang baik dan menarik
akan meningkatkan daya saing produk telur asin tersebut.

b. Dadih

Dadih atau dadiah merupakan hasil fermentasi secara alamiah air susu kerbau dalam tabung
bambu yang sudah lama dihasilkan di Sumatera Barat (Azima et. al., 1999) dan Jambi
(Sunarlim, 2009). Dadih merupakan produk fermentasi yang sangat kaya akan nilai gizi.
Tantangan dan peluang peningkatan mutu produk dadih, diantaranya dengan inovasi rasa agar
lebih disukai oleh banyak kalangan, proses produksi agar lebih higienis dan efi sien, serta
pengawetan dan pengemasan yang lebih baik.

c. Rendang

Rendang adalah makanan berbahan dasar daging sapi, mempunyai cita rasa pedas, yang
dalam pembuatannya diperkaya dengan campuran dari berbagai bumbu dan rempah-rempah,
terutama cabe merah dan kelapa. Rendang semula adalah makanan khas PadangSumatera
Barat, tetapi saat ini sangat mudah ditemui di berbagai kota di Indonesia bahkan dunia,
karena cita rasanya yang relatif disukai oleh berbagai kalangan konsumen. Peluang
pengembangan rendang adalah penyediaan rendang dengan berbagai level tingkat kepedasan,
peningkatan mutu yang lebih baik dan seragam, serta peningkatan keawetan dengan bantuan
pengemasan yang lebih baik.

2. Produk Makanan Nabati Khas Daerah

Makanan khas daerah nabati adalah makanan khas daerah yang bahan baku utamanya berasal
dari bahan nabati, seperti dari sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, kacang-kacangan,
dan sejenisnya. Produk makanan nabati khas daerah jumlahnya sangat banyak di Indonesia,
hampir di setiap daerah mempunyai banyak makanan khas daerah yang berbahan baku nabati.
Beberapa contoh produk makanan khas daerah hewani yang ada di Indonesia, misalnya
asinan, fruit leather (kulit buah) dan mochi. Ketiga produk ini juga sudah cukup dikenal di
Indonesia, tetapi inovasi terhadap produk ini masih bisa terus dilakukan, baik inovasi produk
maupun kemasannya.

a. Asinan
Asinan merupakan jenis makanan yang terbuat dari buah-buahan atau sayuran segar, yang
diberi kuah dengan paduan berbagai jenis bumbu, terutama cabe, gula dan pengasam (asam
jawa atau cuka makan). Asinan dikenal sebagai oleh-oleh khas dari kota Bogor-Jawa Barat,
walaupun sudah banyak ditemukan juga di daerah lainnya. Tantangan dan peluangnya adalah
peningkatan mutu asinan, tingkat keawetan, dan pengemasan yang lebih baik agar konsumen
lebih nyaman dalam membawa dan mengkonsumsinya.

b. Fruit Leather

Fruit leather adalah jenis makanan dari buah-buahan, yang sudah diproses dengan cara
penghancuran buah, pencetakan, yang kemudian dikeringkan. Fruit leather mulai
dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia yang mempunyai Sumber Daya Alam (SDA)
buah-buahan yang melimpah, seperti di Jawa Barat dan Jawa Timur. Tantangan dan peluang
untuk wirausaha fruit leather ini masih sangat terbuka, karena pesaingnya masih sedikit,
bahan baku melimpah, dan pasar cukup besar. Inovasi produk dan kemasan masih sangat
terbuka lebar untuk dikembangkan.

c. Mochi

Mochi adalah makanan yang terbuat dari ketan yang ditumbuk sehingga lembut dan lengket,
kemudian dibentuk sesuai selera. Makanan ini di Indonesia banyak ditemukan di Sukabumi-
Jawa Barat, dengan bentuk dan kemasan yang saat ini sudah cukup membaik. Tantangan
wirausaha mochi adalah stabilitas mutu terutama keawetan. Peluang wirausaha mochi adalah
pengembangan variasi bentuk, rasa dan isi, serta kemasannya.

C. Perhitungan Harga Jual Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi

Perencanaan wirausaha adalah langkah awal untuk memulai usaha. Bila akan mengadakan
kegiatan, biasanya dibuat satu proposal, sebagai pengajuan rencana kegiatan. Begitu pula
dalam bisnis, harus dibuat suatu perencanaan dan dituangkan dalam bentuk sebuah proposal.
Proposal usaha meliputi berbagai hal yang terkait dengan usaha atau bisnis tersebut,
diantaranya jenis produk yang dipilih, kapasitas produksi, alat dan mesin, bahan baku, proses
produksi dan pengemasan, hitungan harga pokok produksi dan harga jual, perkiraan
keuntungan dan berapa lama modal akan kembali, serta perencanaan pemasaran. Tahap awal
berwirausaha diperlukan suatu Perencanaan Wirausaha atau Business Plan. Perencanaan
Wirausaha berisi tahapan yang harus dilakukan dalam menjalankan suatu usaha. Dalam
mempersiapkan pendirian usaha, seorang calon wirausaha akan lebih baik dengan pembuatan
perencanaan terlebih dahulu. Mengapa calon wirausaha harus membuat perencanaan usaha?
Oleh karena perencanaan usaha merupakan alat yang paling ampuh untuk menentukan
prioritas, mengukur kemampuan, mengukur keberhasilan, dan kegagalan usaha. Perencanaan
pendirian usaha akan memberikan uraian tentang langkahlangkah apa saja yang harus
diambil, agar sesuai sasaran, baik berupa target, petunjuk pelaksanaan, jadwal waktu, strategi,
taktik, program biaya, dan kebijaksanaan. Perencanaan pendirian usaha yang dibuat secara
tertulis merupakan perangkat yang tepat untuk mengendalikan usaha agar fokus pelaksanaan
usahanya tidak menyimpang. Beberapa hal yang harus dipersiapkan saat akan mendirikan
usaha, yaitu mencakup : (i) Nama perusahaan, (ii) Lokasi perusahaan, (iii) Jenis Usaha, (iv)
Perijinan usaha, (v) Sumber Daya Manusia (SDM), (vi) Aspek Produksi, dan (vii) Aspek
Pemasaran. Pada kesempatan ini akan coba dibuat tahapan pengembangan wirausaha yang
dilakukan untuk membuat usaha asinan dalam kemasan cup mangkok.

1. Pemilihan Jenis Usaha

Pada bagian ini harus diuraikan dengan jelas alasan memilih usaha yang ditetapkan. Di
bawah ini akan diuraikan contoh mengapa memilih asinan sebagai pilihan

2. Nama Perusahaan

Anda harus memberikan nama usaha yang akan dikembangkan. Jika anda ingin bentuk usaha
berbadan hukum, bisa dalam bentuk CV, FIRMA, Koperasi atau PT. Mari ambil contoh
dalam pengembangan usaha Asinan Bogor, perusahaan ini diberi nama CV. Pangan Sukses
Makmur, dengan pendiri perusahaan terdiri atas tiga orang.

3. Lokasi Perusahaan

Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan bahan baku, tidak jauh dari lokasi
rumah para pengelola, dan tidak terlalu jauh juga dari jangkauan pasar yang akan dituju.
Tahap awal bisa menggunakan salah satu ruangan di rumah atau menyewa rumah sekitar
tempat tinggal.

4. Perizinan Usaha

Ijin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dari kantor pajak,
akte notaris dari kantor notaris, SIUP/TDP/TDI dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten dan
Ijin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, serta pendaftaran merk pada Departemen
Kehakiman.

5. Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam bagian ini harus dapat ditentukan jumlah SDM yang diperlukan. Contoh keperluan
SDM yang diperlukan untuk usaha Asinan Bogor,

a. Tiga orang pendiri, yang mempunyai tugas masing-masing sebagai: (i) Penanggung jawab
produksi, (ii) Penanggung jawab pemasaran, dan (iii) Penanggung jawab administrasi dan
keuangan.

b. Enam orang karyawan, yaitu 3 (tiga) orang untuk bagian produksi, 2 (dua) orang untuk
bagian pemasaran, dan 1 (satu) orang untuk bagian administrasi.

6. Aspek Produksi

Di bagian ini diuraikan semua aspek produksi secara detail, meliputi peralatan yang
diperlukan, bahan baku, bahan kemasan, bahan tambahan pangan dan teknologi proses
pengolahannya.
Pada tahap ini kamu harus menjelaskan dengan lengkap tahapan proses pengolahan untuk
produk yang kamu pilih.

Pada produk asinan, pengolahan asinan adalah sebagai berikut.

• Siapkan buah-buahan yang akan digunakan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
tentang pengolahan dan pengemasan asinan.

• Siapkan bumbu, cabe dihancurkan lalu disaring, gula dilarutkan juga disaring, dimasukkan
ke dalam panci stainless steel, dicampur garam dan cuka.

• Siapkan cup sealer machine, atur suhunya.

• Siapkan kemasan cup mangkok dan tutupnya.

• Lakukan pengisian, dengan aturan seperti pada sub bab E tentang pengolahan dan
pengemasan asinan.

• Pasteurisasi, suhu 75-80°C selama 30 menit.

• Pendinginan dengan air mengalir.

• Pengemasan.

7. Aspek Keuangan

Diasumsikan dalam satu kali proses produksi akan diproduksi 500 mangkok asinan, masing-
masing berisi 240 gram asinan (buah dan kuah). Perhitungan biaya produksi meliputi biaya
investasi, biaya tetap dan tidak tetap (variabel) untuk asinan disajikan berikut ini, hal ini
untuk menjadi bahan pembelajaran jika akan membuat perencanaan kewirausahaan jenis
produk lainnya.

a. Investasi Alat dan Mesin

Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang
dibutuhkan untuk proses produksi asinan. Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai
dengan kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan
lainnya.

b. Biaya Tidak tetap (Variabel)

Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi, jadi sifatnya
tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi
biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan.

c. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dan jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun
jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat,
dan lainnya.
d. Total Biaya

Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap. Pada proses
produksi asinan, total biaya yang dibutuhkan adalah

Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap = Rp1.221.750,00 + Rp369.200,00 =


Rp1.569.950,00

e. Harga Pokok Produksi (HPP)

Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk, dimana jika dijual
dengan harga tersebut, maka produsen tidak untung dan juga tidak rugi. HPP ditentukan
untuk bisa menentukan harga jual, dimana harga jual adalah HPP ditambah margin
keuntungan yang akan diambil. Untuk produk asinan ini HPP-nya adalah :

Total Biaya / Jumlah produksi Rp1. 569.950,00 / 500 = Rp3140,00

f. Harga Jual

Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk tersebut.
Harga jual bisa ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga
jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik tentu lebih murah,
karena saluran distribusi (agen, toko, counter, dll) tentu juga harus mendapatkan keuntungan.

Pada produk asinan dalam kemasan mangkok ini, melihat HPP nya yaitu Rp3.140,00 dan
produk pesaing dengan volume yang relatif sama dijual berkisar Rp6.000,00 sampai
Rp8.000,00, maka ditetapkan harga jual dari pabrik adalah Rp5.000,00 (pada Tabel 7),
dengan harapan di tingkat konsumen harganya adalah Rp6.000,00 sampai Rp7.000,00

g. Penerimaan Kotor

Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum
dipotong total biaya.

h. Pendapatan Bersih (Laba)

Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, setelah
dipotong total biaya. Pada produksi asinan ini, jumlah penerimaan bersih adalah:

Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor–Total biaya = Rp2.500.000,00 – Rp1.569.950,00


= Rp930.050,00

D. Penentuan Media Promosi Makanan Khas Daerah

Pemasaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan usaha
dalam rangka mendapatkan laba yang direncanakan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan
dalam menjalankan kegiatan pemasaran suatu produk antara lain jenis produk, persaingan
produk, kebutuhan pasar, tujuan pemasaran dan hal lain yang berhubungan dengan produk itu
sendiri, seperti: harga jual, kualitas, dan kemasannya. Perlu dilakukan strategi yang tepat
untuk menunjang keberhasilan pemasaran produk. Salah satu startegi pemasaran yang bisa
digunakan adalah 4P, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat) dan Promotion
(Promosi). Ada banyak cara untuk memasarkan produk makanan khas daerah, tentu
disesuaikan dengan kapasitas produksi yang sudah dibuat, sehingga kita bisa memperkirakan
jangkauan pasar yang harus ditembus.

Bisa dengan menggunakan tahapan berikut ini:

1. Perkenalan

Tahap pertama dimulai dengan yang kecil, kenalkan produk yang kita buat kepada teman-
teman dekat, teman sekolah, tetangga di sekitar komplek, atau teman bermain. Berilah sedikit
tes produk agar mereka bisa mencicipi produk buatan anda supaya mereka tertarik membeli.

2. Pertemuan Rutin

Pertemuan rutin pada area paling kecil, misanya RT/RW dan/atau komplek perumahan bisa
dijadikan media promosi makanan khas daerah yang efektif. Jadi, bisa dilakukan ijin
promosi pada pertemuan tersebut. Pertemuan rutin itu anatara lain pertemuan PKK, dharma
wanita, dan arisan.

3. Pameran/Bazar

Saat ini banyak sekali diselenggarakan pameran/bazar, baik oleh instansi/ departemen
tertentu, maupun pihak swasta dan perorangan. Ajang ini dapat digunakan untuk media
promosi makanan khas daerah yang baik. Biaya yang dikeluarkan juga biasanya tidak terlalu
besar, masih sangat terjangkau oleh Skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

4. Media Sosial

Keberadaan media sosial saat ini sudah begitu menjamur, dimana berbagai kalangan sudah
sangat familiar dengan facebook, twitter, instagram, dan lainnya. Hal ini tentu bisa
dimanfaatkan untuk media promosi yang efektif dan efesien. Perbanyaklah teman dan
follower, untuk memperluas pemasaran. Bisa juga dengan membuat blog gratis atau website
yang berbayar dengan relatif terjangkau harganya.

5. Penjualan Kreatif

Gunakan sistem penjualan yang kreatif yang hanya sedikit orang menjalaninya. Sebagai
contoh, bisa memanfaatkan munculnya fenomena “pasar kaget” di hampir setiap kota di
Indonesia, juga saat ada momen “Car free day”, atau pada kesempatan lainnya.

Hal besar itu dimulai dari hal yang kecil, dan dimulai saat ini. Seorang wirausahawan adalah
seorang yang bisa menangkap peluang dengan cepat, bahkan seonggok rongsokan bisa
diubah menjadi sebongkah emas oleh seorang yang mempunyai jiwa wirausaha. Andakah
satu diantaranya? Seorang karyawan, membangun karirnya dari nol sampai puncak karir,
tetapi dia tetap tidak bisa mewariskan posisinya tersebut pada keluarganya. Tetapi seorang
wirausahawan, walaupun hanya mempunyai warung saja, dia adalah orang hebat, karena
sudah mampu memberikan warisan yang berharga untuk keluarganya.

Pilihan berwirausaha, adalah pilihan cerdas. Saat anda bekerja di suatu perusahaan/instansi,
anda sedang turut membantu membangun suatu istana, sayangnya istana itu bukan milik
anda. Tetapi saat kita memutuskan berwirausaha, maka kita sedang membangun istana milik
kita sendiri.

E. Analisis Sistem Konsinyasi yang Dimodifikasi

Sistem pemasaran produk sangat beragam, bisa dilakukan dengan penjualan langsung
maupun penjualan tidak langsung. Penjualan langsung juga terbagi menjadi beberapa jenis,
misalnya penjualan melaluii outlet sendiri, atau sistem penjajaan langsung pada konsumen.
Sedangkan penjualan tidak langsung, yaitu penjualan dengan menggunakan perantara
dan/atau menggunakan saluran distribusi. Saluran distribusi yang digunakan bisa pendek
ataupun panjang, tergantung jenis dan kapasitas produksinya. Pemilihan sistem pemasaran
yang tepat, menjadi salah satu penentu keberhasilan dari penerimaan produk tersebut di
tangan konsumen. Salah satu sistem yang akan diterapkan pada sistem pemasaran produk
makanan khas daerah adalah sistem konsinyasi. Sistem konsinyasi adalah sistem kerjasama
pemasaran, antara pemilik barang (produsen) dengan pemilik warung/toko/outlet (pemasar),
atau sering disebut sistem titip jual. Sistem konsinyasi ini tidak rumit, produsen hanya perlu
mencari warung/toko/ outlet yang bersedia menerima produknya, dengan membuat
kesepakatan kerjasama dengan maksud menitipkan barang dagangan di warung atau toko
tersebut. Jika sudah sepakat maka kita hanya perlu memasok barang dagangan, menunggu
beberapa hari, dan kembali untuk mengambil bayaran dan mengganti barang dagangan yang
sudah lama. Periode penitipan disepakati kedua belah pihak, biasanya rata-rata seminggu.

Sistem bisnis ini adalah sistem bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak. Bagi produsen
yang menitipkan barang dagangannya, hanya perlu menitipkannya saja dan pihak
warung/toko/outlet yang akan memasarkan produknya, sedangkan bagi pemilik
warung/toko/outlet, mereka untung karena bisa menjual barang dagangan tanpa modal dan
mendapatkan hasil keuntungan dari hasil penjualannya tersebut, kalaupun barang rusak atau
tidak laku, tidak menjadi tanggung jawab pemiliki warung/toko/outlet. Walaupun sistem ini
terlihat mudah dan menguntungkan, tapi tetap harus berhati-hati saat menjalankannya, jangan
lupa membuat catatan barang yang dititipkan, karena banyak pemilik warung/toko/outlet
yang kadang lupa atau nakal dalam menghitung barang dagangan titipan. Jadi, perlu
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terlebih dahulu. Selain itu, terkadang juga ada
pemiliki toko yang pelit, menunda-nunda pembayaran barang titipan, padahal barang tersebut
sudah laku terjual, jika kita menemukan pemilik toko seperti ini, alangkah baiknya segera
kita tinggalkan kerjasamanya karena akan merugikan kita. Pengaturan target pasar juga harus
dibuat, bisa dengan membagi per daerah dan per hari, misalnya kalau melakukan penitipan
barang dagangan setiap satu minggu sekali, dilakukan pemilihan tujuh wilayah untuk tujuh
hari dalam seminggu. Begitupun dalam penentuan jumlah warung/toko/ wilayah, ditetapkan
berdasarkan kapasitas produksi dan target penjualan setiap warung/toko/outlet. Misalnya,
dalam satu hari kita ingin mengunjungi 10 toko, maka paling tidak kita memiliki 70 toko
langganan agar usaha kita berjalan terus setiap hari. Hubungan kerjasama yang baik dan
kepercayaan yang terbentuk dengan sistem ini, lebih menguatkan sistem pemasaran produk
makanan khas daerah, karena resiko yang ditimbulkan sangat kecil. Satu sama lain saling
mengenal, dan terjalin hubungan simbiosis mutualisme yang cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai