PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki keberagaman pangan yang tersebar di berbagai daerah. Makanan khs daerah juga
menjadi ciri khas dari daerah asalnya. Sehingga makanan khas daerah juga dapat mendukung pariwisata
daerahnya. Saat ini ada 30 jenis kuliner yang menjadi ikon makanan khas Indonesia. Makanan ini terbagi
menjadi makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup. Panganan khas daerah Indonesia
akan menjadi daya tarik pariwisata lokal maupun mancanegara untuk datang ke daerah-daerah
Nusantara.
1.3 Tujuan
Agar Lebih Menambah kreatifitas siswa dalam berwirausaha dan menambah wawasan di bidang
makanan khas daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
Kewirausahaan bidang pangan olahan dapat menjadi ide alternatif yang sangat menjanjikan. Apa lagi
Indonesia merupakan negara yang kaya akan panganan khas daerah. Sebagai seorang wirausahawan
pemula sangat dianjurkan untuk lebih kreatif dan inovatif dengan wirausaha yang dijalankannya, artinya
selalu melakukan diversifikasi produk atau pengembangan produk agar memiliki varian lebih dan
mempunyai kelebihan dibanding pesaingnya. Inovasi juga dilakukan agar konsumen tidak jenuh dengan
produk yang sudah ada. Walaupun produk khas daerah, inovasi tetap bisa dilakukan, baik inovasi dari
sisi rasa, bentuk, maupun kemasannya.
Cireng (singkatan dari aci goreng, bahasa Sunda untuk 'tepung kanji goreng') makanan ringan yang
berasal dari daerah Sunda yang dibuat dengan cara menggoreng campuran adonan yang berbahan
utama tepung kanji atau tapioka. Makanan ringan ini sangat populer di daerah Priangan, dan dijual
dalam berbagai bentuk dan variasi rasa. Makanan ini cukup terkenal pada era 80-an. Bahan makanan ini
antara lain terdiri dari tepung kanji, tepung terigu, air, merica bubuk, garam, bawang putih, kedelai,
daun bawang dan minyak goreng.
Seiring dengan perkembangan zaman, cireng telah terinovasi hingga variasi rasa yang ada mencakup
daging ayam, sapi, sosis, baso, hingga keju dan ayam teriyaki. Bahkan inovasi tidak hanya secara rasa
namun bentuk, contohnya adalah cimol. Sekarang Cireng tidak hanya terdapat di Priangan saja, tetapi
sudah menyebar ke hampir seluruh penjuru Nusantara. Cireng yang dulu pada umumnya dijual oleh
pedagang yang menaiki sepeda dengan peralatan membuat Cireng di bagian belakang sepedanya,
bahkan telah tersedia online cireng.
Sekarang Cireng tidak hanya terdapat di Priangan saja, tetapi sudah menyebar ke hampir seluruh
penjuru Nusantara. Cireng pada awalnya banyak dijual oleh pedagang yang menaiki sepeda dengan
peralatan membuat Cireng di bagian belakang sepedanya. Saat ini rupa cireng beraneka ragam dan
sudah tersebar di banyak sekali kota seiring menjamurnya franchise dari cireng ini sendiri, ada yg
berbentuk hati, bunga, bintang, segitiga, dll.
Bentuk-bentuk cireng ini biasanya dibuat untuk membedakan rasa dari cireng tersebut misalnya bentuk
bulat untuk cireng berisi keju dan bentuk segitiga untuk cireng berisi kornet. adapun pilihan isi dari
cireng sekarang ada banyak sekali, selain keju dan kornet ada pula sosis, baso, pizza, teriyaki, dll.
Bahan :
· Garam 1 sdt
Cara membuat :
1. Masukkan tepung tapioka ke dalam wadah (mangkok), tambahkan dengan bawang putih yang telah
dihaluskan, daun bawang yang telah diiris halus, penyedap rasa, dan garam. Aduk hingga rata.
2. Siapkan panci lalu rebus air hingga matang. Lalu tuangkan santan. Tunggu hingga mendidih.
3. Tuangkan santan ke dalam adonan pertama secara perlahan sembari diaduk hingga adonan kalis
sempurna.
4. Setelah adonan kalis dan dirasa sudah bisa dibentuk, mulai bentuk adonan membentuk bulatan kecil
yang pipih.
5. Setelah semua adonan sudah selesai dibentuk, mulai panaskan minyak goreng.
Man (manusia)
Money (uang)
Method (metode)
Material (bahan-bahan)
Bahan-bahan yang digunakan dalam usaha lotek ini adalah Labu Siam, Tauge, Kangkung, Bawang goreng,
Kacang tanah, Gula Merah, kencur, Bawang Putih dan bumbu Penyedap.
Machine (mesin)
Dalam usaha lotek ini, tida diperlukan mesin, karena bumbu dihaluskan dengan menggunakan cobek
tradisional.
Market (pasar)
Sasaran penjualan lotek ini yaitu kepada siapa saja. Artinya, mulai dari anak-anak remaja, sampai orang
tua pun bias memakan lotek ini.
1. Strength (kekuatan)
2. Weakness (kelemahan)
a. Persaingan dimana-mana
3. Opportunity (peluang)
4. Threat (hambatan)
a. Banyaknya competitor yang bergerak di bidang yang sama dengan rasa yang tidak jauh berbeda
1) Ide Usaha
a) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sebagai subjek, antara lain :Faktor-
faktor yang dapat memunculkan ide usaha adalah faktor internal dan faktor eksternal.
· Intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang dihadapinya dengan
kemampuan kreatifitasnya,
b) Faktor eksternal, ialah hal-hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan
sebuah inspirasi bisnis. Faktor- faktor eksternal antara lain :
· Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain.
· Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Untuk merintis suatu usaha apa pun bentuknya, tentunya kita harus melihat bagaimana prospek usaha
yang akan dilakukan. Demikian pula untuk memulai usaha pengolahan makanan khas daerah, harus
diketahui bagaimana prospek usaha ini. Setelah mengetahui prospek usaha, barulah mempersiapkan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
2) Risiko Usaha
· Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelolah usaha, peluang, dan kekuatan perusahaan.
· Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif dan antusiasme untuk melaksanakan strategi usaha.
· Adanya kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam
lingkungan usahanya.
· Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah keadaan usaha demi keuntungan.
Dalam usaha pun, kita harus menganalisis risikoyang ada. Risiko usaha ialah kegagalan atau
ketidakberhasilan dalam menangkap peluangusaha. Risiko usaha dapat ditimbulkan karena hal-hal
berikut.
· Akibat lain, sepertit bencana alam, perubahan aturan, perubahan teknologi, dan lain-lain.
Dalam melakukan usaha, sebaiknya kitamemiliki etika bisnis yang sesuai dengan aturanagama yang
berdasarkan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan. Selain
itu, usaha tidak hanya mengejarkeuntungan saja, tetapi juga harus memberikan dampak yang positif
bagi lingkungan sekitar.
Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
· Pengembangan diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makanan khas dari daerah Bandung salah satunya adalah Cireng dan yang mana Harganya murah dan
terjangkau dapat dinikmati berbagaikalangan masyarakat. Makanan ringan tersebut adalah makanan
yang mempunyai nilaigizi yang tinggi pula dan tidak kalah dengan makanan modern.
3.1 Saran
Tradisi peninggalan nenek moyang, yaitu makanan-makanan khas harus dilestarikan dan harus dijaga
agar khususnya makanan khas Cilacap umumnya makanankhas Indonesia tetap terjaga dan tidak hilang
terkikis oleh zaman.