Anda di halaman 1dari 12

BAB I

GAMBARAN BISNIS

1.1. Latar Belakang

Usaha bisnis makanan merupakan bisnis yang senantiasa bertahan dan terus
berkembang dengan meningkatnya kebutuhan kuliner masyarakat. Ada beberapa hal yang
membuat bisnis ini terus tumbuh. Yaitu jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus
meningkat yang menyebabkan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pangan semakin
meningkat pula. Semakin meningkatnya kebutuhan pangan tersebut mendatangkan peluang
bisnis yang cukup menggiurkan. Salah satunya adalah bisnis makanan.
Usaha ayam penyet ini berdiri pada tahun 2013 bulan 9, pada awalnya usaha ini
dirintis dari bawah, kecil dan hanya memakai tenda dan tidak ada tempat duduknya,
pelanggan makan berdiri kalaupun ingin duduk diatas kreta sendiri. Tetapi karena usaha ini
memiliki cita rasa dan kualitas yang juga tampil beda membuat pelanggan sering membeli
dan usaha ini dapat berkembang, sebelumnya usaha ini di Jl. Tuamang tepat didepan mesjid.
Dan pada awal tahun 2014 usaha ini pindah ke jalan Tempuling simpang seser hingga
sekarang, ayam penyet ini terkenal dengan “AYAM PENYET VERRY” yang diambil dari
nama pemiliknya sendiri yaitu bapak verry. Usaha ini menyediakan berbagai menu seperti
mie sop campur, nasi uduk, lele penyet, ceker penyet, ampella,tahu dan tempe goreng dan
lebih berfokus pada ayam penyetnya. Usaha ini sudah bergabung dengan gofood, ayam
penyet verry ini berbeda dengan ayam penyet lainnya yaitu memiliki ciri khas 100% bumbu
asli, sambal dan tekstur ayamnya yang lembut ditambah dengan crispy yang memiliki warna
yang menarik kekuning-kuning emas sehingga kesannya tidak seperti kerak dan pelanggan
lebih tertarik untuk mencobanya.
Dengan hadirnya usaha dari produksi “Ayam Penyet” ini kami yakin dapat
meningkatkan perekonomian di masyarakat dan dapat mengembangkan suatu usaha jangka
panjang yang berkelanjutan di masa depan yang berorientasi terhadap makanan yang sehat

1.2. Visi dan Misi

Visi:

“Menjadikan usaha Ayam Penyet dikenal banyak orang, menjadi jembatan antara selera
dengan keinginan masyarakat akan Ayam Penyet yang bercita rasa khas dengan harga
ekonomis dan mudah dijangkau.

1
Misi:
Adapun misinya adalah sebagai berikut:

a. Memberikan rasa dan ciri khas yang berbeda dari ayam penyet lain
b. Menjaga dan meningkatkan kualitas Ayam Penyet
c. Melakukan inovasi baru baik dalam produk maupun pelayanan.
d. Menjaga konsistensi rasa.
e. Menjual menu dengan harga yang terjangkau sehingga dapat dinikmati siapapun.
kebawah
f. Berorientasi pada kepuasan konsumen dan lingkungan

1.3. Tujuan
a. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan memberikan pekerjaan
sebagaimana dibutuhkan dalam usaha ini.
b. Menyediakan masakan ayam penyet dengan cita rasa yang khas dan lezat dengan
harga yang sangat terjangkau serta memberikan pelayanan yang bersih dan berkualitas
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen di warung makan masakan ayam
penyet.
c. Memperoleh keuntungan.
d. Membuat dan memperkenalkan pada masyarakat luas tentang produk makanan sehat
dan bergizi.

2
BAB II
STRUKTUR USAHA
2.1.Struktur Organisasi
Usaha Ayam Penyet membutuhkan tenaga kerja sebanyak 3 orang, dengan deskripsi 2
orang pada bagian produksi dan 1 orang pada bagian pemasaran. Sedangkan untuk bagian
administrasi dan keuangan dikelola oleh pemilik. Berikut adalah struktur organisasi usaha
Ayam Penyet Verry Pemilik Usaha Bagian Administrasi dan Keuangan Bagian Produksi
Bagian Pemasaran dan Penjualan

2.2. Pembagian Tugas


1 Pemilik Usaha: Pemberi modal usaha, mengordinir jalannya usaha, dan merangkap
sebagai bagian administrasi dan keuangan.
2 Bagian Administrasi dan Keuangan: Mencatat arus kas masuk dan arus kas keluar
usaha dan membuat laporan keuangan usaha.
3 Bagian Produksi: Melakukan proses produksi dalam usaha dan menjaga mutu dan
kualitas produk yang diproduksi.

3
BAB III
PEMASARAN DAN STRATEGI
3.1.Peluang Pasar
Peluang pasar sampai sekarang masih terbuka luas apabila dalam urusan makanan
biasanya konsumen tidak terlalu mementingkan harga, apabila serasa dengan timbal balik
atau rasa yang didapat. Dengan bahan baku yang mudah didapat dan harga yang relatif
terjangkau menjadikan peluang keberhasilan dari Ayam Penyet kami cukup menjanjikan,
karena sudah banyak dikenal masyarakat dengan tidak mengesampingkan kandungan gizinya
serta cita rasa yang khas.

3.2. Analisis Pesaing


Harga yang digunakan pesaing tinggi, masih belum bisa dinikmati seluruh kalangan
(hanya kalangan tertentu saja), Minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali, pelayangan
yang tidak prima dan alat pendukung yang digunakan belum terjamin kehigienisannya.

3.3.Target Pasar dan Kebijakan STP


1. Segmenting : Pada kalangan remaja, mahasiswa maupun orang tua dari usia 14
sampai 40 tahun yang sedang berjalan – jalan siang ataupun yang jarang memasak
pada malam hari.
2. Targeting : Remaja, mahasiswa, masyarakat sekitar dan masyarakat umum. Berjenis
kelamin perempuan dan laki-laki (semua kalangan) yang menyukai berbagai jajanan
atau wisata kuliner serta tentunya penyuka makanan pedas.
3. Positioning: Ayam penyet yang sehat dan bergizi karena memiliki banyak khasiat
bagi kesehatan serta harganya terjangkau dengan cita rasa yang khas.
3.4. Strategi Pemasaran

1. Pengembangan Produk
Kami akan mengembangkan produk dengan membuat standar mutu produk yang
tercatat secara legal.
2. Pengembangan Wilayah Pemasaran
Untuk pemasaran kami akan mencoba menawarkan produk kepada perusahaan untuk
mengembangkan produk kami yang khas .
3. Kegiatan Promosi

4
Kami membuka website produk kami sendiri, sehingga semua masyarakat dari
berbagai penjuru dapat mengakses produk kami. Dan kami juga menyediakan
pelayanan delivery order kepada pelanggan.

3.5. Kebijakan 4P
1. Produk : Kebutuhan akan makanan nikmat dan berciri khas kuat yang di butuhkan di
semua kalangan remaja, orang tua dan kalangan para pekerja yang sibuk dengan
pekerjaan sehingga menginginkan makanan yang siap saji dan praktis. Memiliki
packaging menggunakan steroffom untuk yang dibungkus dan piring untuk yang
makan di tempat.
2. Price : Harga dari segala bahan relatif murah dan mudah ditemukan, modal promisi
relatif kecil. Agar mendapatkan profit besar dan berlipat. Memiliki harga
Rp.15.000,00/porsi dalam bentuk sudah matang.
3. Place : Tempat yang mudah dijangkau kendaraan ataupun berjalan kaki (strategis).
Kenyamanan dari segi tempat makan dan tingkat kebersihan dan keramahan para
pelayan menjadi nilai plus untuk penilaian para konsumen. Lokasinya terletak di
Jalan Tempuling Simp. Seser Pancing-medan
4. Promotion : Keramahan dan kenyamanan tempat bisa menjadi komunikasi antar
konsumen dengan konsumen lainnya sehingga konsumen pertama bisa mengajak
konsumen lainnya untuk datang. Promosi melalui media sosial.

5
BAB IV
OPERASIONAL

4.1. Alat dan Bahan

1. Alat
Alat yang diperlukan untuk membuat Ayam Penyet adalah
a. Wajan g. Serok
b. Baskom h. Spatula
c. Pisau i. Tabung gas
d. Cobek j. Kompor
e. Talenan k.gelas
f. Rattancraft piring l. Sarung tangan
2. Bahan
a. 1 Kg ayam yang segar dan bagus, potong menjadi beberapa bagian
b. 2 jahe, kupas dan memarkan
c. 2 ruas lengkuas, dimemarkan
d. 1,5 liter air bersih
e. 2 buah serai, dimemarkan
f. 2 lembar daun salam
g. 1 Jeruk lemon/ Nipis
h. 10 siung bawang putih
i. 2 cm kunyit segar,kupas
j. 8 butir kemiri, disangrai
k. 1 sendok makan garam

3. Sambal
a. Terasi sedikit
b. Cabe merah keriting 1 buah
c. Cabe rawit merah 10 buah
d. Garam secukupnya
e. Tomat merah 1 buah
f. Gula secukupnya
g. Bawang merah 2

6
h. Bawang putih 2
i. Masako secukupnya
4.2. Proses Pembuatan

1. Pertama ayam diaduk dengan 1 sendok teh garam dan diamkan 15 menit. Cuci bersih
kembali.
2. Rebuslah air dan masukkan bumbu yang dihaluskan, serai, jahe, daun salam, dan
lengkuas, cicipi rasa bumbunya.
3. Kemudian masukkan potongan ayam ke dalam air rebus itu dan masak dengan api
sedang hingga ayam lunak. Angkat dan tiriskan.
4. Terakhir Goreng ayam hingga matang. Kalau sudah matang, angkat lalu penyet /
tekan ayam.
5. Untuk sambal: siapkan minyak, lalu goreng semua bumbu (bawang putih, bawang
merah, tomat, terasi, cabe rawit dan cabe besar dengan api kecil.
6. Setelah bumbu matang, ulek semua bumbu yang sudah digoreng. Campur dengan
garam, masako dan terakhir jeruk nipis.
7. Setelah selesai, lalu hidangkan ayam yang sudah dipenyet dengan campuran sambal
terasi.

7
BAB V
KEUANGAN
5.1. Biaya Variabel dan Biaya Tetap
1. Biaya Variabel
No. Keterangan Banyaknya Harga Satuan Jumlah
1 Ayam 150 kg Rp. 30.000 Rp. 4.500.000
2 Jahe 2 kg Rp. 20.000 Rp. 40.000
3 Lengkuas 2 kg Rp. 15.000 Rp. 30.000
4 Serai 60 buah Rp. 10.000 Rp. 10.000
5 Daun salam 5 ikat Rp. 3.000 Rp. 15.000
6 Kunyit 2 kg Rp. 20.000 Rp. 40.000
7 Kemiri 100 biji Rp. 25.000 Rp. 25.000
8 Garam 10 bks Rp. 3000 Rp. 30.000
9 Minyak goreng 60 kg Rp. 11.000 Rp. 660.000
10 Tomat 30 kg Rp. 5.000 Rp. 150.000
11 Cabe rawit 8 kg Rp. 30.000 Rp. 240.000
12 Cabe merah 5 kg Rp. 25.000 Rp. 125.000
13 Bawang merah 5 kg Rp. 25.000 Rp. 125.000
14 Bawang putih 3 kg Rp. 30.000 Rp. 90.000
15 Masako 30 bks Rp. 5000 Rp. 150.000
16 Gula 30 kg Rp. 12.000 Rp. 360.000
17 Teh 60 kotak Rp. 5000 Rp. 300.000
18 Terasi 30 bks Rp. 5000 Rp. 150.000
Total biaya variabel selama sebulan Rp. 279.000 Rp. 7.040.000

2. Biaya tetap
No Keterangan Banyak Harga/Satuan Jumlah Biaya
Penyusutan
1 Wajan 2 Rp. 35.000 Rp. 70.000 Rp. 3.000
2 Baskom 2 Rp. 21.500 Rp. 43.000 Rp. 900
3 Pisau 3 Rp. 10.000 Rp. 30.000 Rp. 1.250
4 Cobek 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 850
5 Talenan 2 Rp. 15.000 Rp.15.000 Rp. 650
6 Rattancraft 50 Rp. 9600 Rp. 480.000 Rp. 9.000
piring
7 Gelas 4 Lsn Rp. 25.000 Rp. 100.000 Rp. 4.000
8 Spatula 2 Rp. 7000 Rp. 14.000 Rp. 650
9 Serok 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 850
10 Tabung gas 1 Rp. 107.000 Rp. 107.000 Rp. 4.500
11 Kompor 1 Rp. 157.000 Rp. 157.000 Rp. 3.300
12 Sarung tangan 1 Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp. 650
Total biaya tetap selama Rp. 442.100 Rp. 1.071.000 Rp. 29.600
sebulan

8
Perhitungan harga pokok produksi
Biaya Bulanan :
Biaya variabel Rp. 7.040.000
Biaya gas, listrik dan air Rp. 500.000
Biaya pegawai Rp. 1.000.000
Biaya penyusutan Rp. 29.600
Jumlah Rp. 8.569.600
Jumlah biaya per hari Rp. 286.000 8.569.600 : 30
Harga pokok produksi Rp. 6.400 286.000 : 45 porsi

Modal awal
Total biaya awal = biaya variabel + biaya tetap
= Rp. 7.040.000 + 1.071.000
= Rp. 8.111.000

Perhitungan harga jual ayam penyet satuan


Harga jual = HPP + Laba X
X =Rp. 7.500 + 100% X
X =Rp. 7.500 + Rp. 7.500
X = Rp. 15.000/porsi
Jadi harga jual untuk ayam penyet satuan adalah Rp. 15.000/porsi
Perhitungan laba bersih :
Pendapatan :
Ayam penyet ( Rp. 15.000 x 45 porsi x 30 hari ) Rp. 20.250.000
Pengeluaran
Biaya produksi Rp. 7.040.000
Biaya gas, listrik dan air Rp. 500.000
Biaya pegawai Rp. 1.000.000
Biaya penyusutan Rp. 29.600
Jumlah (Rp. 8.569.600)
Laba bersih Rp. 11.680.400

9
Perhitungan Break Event Point (BEP)
BEP unit/porsi = FC
P-VC
BEP/porsi = Rp. 1.071.000
Rp. 15.000 – Rp.7.500
BEP/porsi = 142.8 atau 143 porsi per bulan

BEP per hari yaitu sebanyak :


143 porsi : 30 hari = 4,7 atau 5 porsi perhari
Jadi, perusahaan untuk mencapai BEP perhari harus menjual sebanyak 5 porsi

10
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa usaha Ayam Penyet ini dapat membuka peluang usaha yang cukup besar
dengan memperkuat konsep dan pemasaran yang akan dilakukan agar usaha ini lebih
maju dan lebih besar lagi.
Salah satu bisnis makanan yang saat ini digemari adalah Ayam Penyet
terutama bagi para penyuka sambal. Banyaknya penggemar Ayam Penyet meliputi
kalangan bawah sampai kalangan atas menjadikan bisnis ini sebagai bisnis yang
menjanjikan untuk memberikan keuntungan dan tidak mudah mengalami penurunan
karena bisnis ini bukan merupakan bisnis musiman. Ayam Penyet memiliki cita rasa
khas dengan harga ekonomis dan mudah dijangkau.

B. Saran
Dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan fokus, tidak bisa dalam
memulai bisnis itu secara setengah tengah meskipun usaha tersebut berupa usaha
sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun
berasal dari diri kita sendiri, dengan demikian ketekunan dalam menjalankan usaha
adalah suatu keharusan.
Perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal memulai usaha karena
sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai
dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan yaitu modal terus berkurang.
Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih
sukses agar kita dapat memilah dan terhindar dari resiko yang lebih besar.

11
Lampiran Foto:

12

Anda mungkin juga menyukai