Anda di halaman 1dari 30

KURIKULUM DARURAT

MI IAANATUL IKHWAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

KEMENTERIAN KOTA DEPOK


YAYASAN IAANATUL IKHWAN
MADRASAH IBTIDAIYAH IAANATUL IKHWAN
Alamat : Jl. MASJID ALIKHWAN RT. 05/03 Kel. Sumkajaya
KOTA DEPOK – JAWA BARAT
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penetapan masa darurat wabah Corona Virus Disease (Covid-
19) oleh pemerintah yang belum bisa ditentukan kapan selesainya
sampai menjelang dimulainya tahun pelajaran baru 2020/2021
memunculkan persoalan yang perlu disikapi oleh madrasah. Diantara
persoalan dimaksud adalah apakah kegiatan pembelajaran dalam
satu tahun pelajaran 2020/2021 akan bisa dilaksanakan sebagaimana
kondisi normal biasanya ataukah perlu dilakukan penyesuaian dengan
kondisi darurat sesuai ketetapan yang diputuskan oleh pemerintah.
Dalam rangka menyikapi persoalan sebagaimana dinyatakan di
atas maka madrasah perlu melakukan antisipasi dengan menyusun
dua jenis kurikulum, yaitu kurikulum normal sebagaimana bisa dan
kurikulum darurat sebagai kurikulum suplemen yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisah. Kedua kurikulum ini akan menjadi
pedoman madrasah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
pada tahun pelajaran 2020/2021.
Kurikulum Darurat sebagaimana dinyatakan di atas yang
selanjutnya disebut Kurikulm Darurat MI Al Iaanatul Ikhwan adalah
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang disusun dan dilaksanakan
oleh satuan pendidikan pada masa darurat dengan memperhatikan
rambu-rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan
masing-masing satuan pendidikan di masa darurat. Masa darurat
yang dimaksud bukan hanya pada masa darurat wabah Corona Virus
Disease (Covid-19), tetapi berlaku pula pada masa darurat karena
terjadi bencana alam, huru-hara dan sebagainya.
Kurikulum Darurat MI Iaanatul Ikhwan disusun dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa darurat. Oleh karena
itu semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar
disesuaikan dengan kondisi darurat yang terdapat dan dirasakan oleh
MI Iaanatul Ikhwan yang berbeda dengan kondisi dan kebutuhan
madrasah yang lain. Dalam menyusun kurikulum darurat, MI Iaanatul
Ikhwan melakukan modifikasi dan inovasi antara lain terkait struktur
kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar
dan lain sebagainya.
Kurikulum Darurat MI Iaanatul Ikhwan hanya akan diterapkan
pada masa darurat. Bila kondisi sudah normal, maka kegiatan
pembelajaran akan kembali dilaksanakan secara normal seperti
biasanya dengan mengacu pada kurikulum normal.

B. Tujuan Penyusunan Kurikulum Darurat,

Penyusunan Kurikulum Darurat MI Iaanatul Ikhwan ini bertujuan


untuk mewujudkan kurikulum darurat yang implementatif sebagai:
a. Acuan pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai visi MI
Iaanatul Ikhwan;
b. Acuan pelaksanaan proses pembelajaran selama penetapan
masa darurat;
c. Acuan bagi pendidik dalam mengembangkan silabus dan rencana
pembelajaran selama penetapan masa darurat;
d. Pedoman pelaksanaan proses penilaian peserta didik di MI
Iaanatul Ikhwan selama penetapan masa darurat;
e. Dasar pelaksanaann evaluasi dan program tindak lanjut dalam
mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas di MI Iaanatul
Ikhwan

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kurikulum daruat MI Iaanatul Ikhwan meliputi:
Pengertian dan Konsep Kurikulum Darurat, Pembelajaran pada Masa
Darurat, Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Masa
Darurat, Penilaian Hasil Belajar pada Masa Darurat dan Penutup.

D. Sasaran Pengguna Kurikulum Darurat


Sasaran Kuriukulum Darurat MI Iaanatul Ikhwan ini adalah
kepala Madrasah, guru, pengawas, pengelola pendidikan/yayasan,
dan pemangku kepentingan lainnya terkait pengembangan dan
pelaksanaan Kurikulum MI Iaanatul Ikhwan

BAB II
PENGERTIAN DAN KONSEP KURIKULUM DARURAT

A. Pengertian Kurikulum Darurat


Kurikulum Darurat MI Iaanatul Ikhwan adalah kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh MI Iaanatul
Ikhwan pada masa darurat dengan memperhatikan rambu-rambu
ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan madrasah pada
masa darurat. Masa darurat yang dimaksud bukan hanya pada masa
darurat wabah Corona Virus Disease (Covid-19), tetapi berlaku pula
pada masa darurat karena terjadi bencana alam, huru-hara dan
sebagainya.

B. Konsep Kurikulum Darurat


Kurikulum Darurat MI Iaanatul Ikhwan dengan konsep sebagai
berikut:
1. Kurikulum disusun dan dilaksanakan oleh madrasah pada
masa darurat. Oleh karena itu semua aspek yang
berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan
dengan kondisi darurat yang terdapat dan dirasakan oleh
madrasah. Implementasi kurikulum darurat MI Iaanatul
Ikhwan bisa berbeda dengan madrasah lainnya sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.
2. Dalam menyusun kurikulum darurat, MI Iaanatul Ikhwan
melakukan modifikasi dan inovasi KTSP, disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan madrasah. Madrasah
melakukan modifikasi dan inovasi antara lain terkait
struktur kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran,
penilaian hasil belajar.
3. Pada masa darurat, seluruh peserta didik MI Iaanatul Ikhwan
harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan
pembelajaran dari madrasah. Kegiatan pembelajaran tidak
hanya mengandalkan tatap muka antara guru dengan
peserta didik, tetapi peserta didik dapat melakukan belajar
dari rumah dengan bimbingan/pemantauan oleh guru dan
orang tua.
4. Belajar dari rumah tidak harus memenuhi tuntutan
kompetensi (KI-KD) pada kurikulum, tetapi lebih
ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia,
ubudiyah, kemandirian dan kesalehan sosial lainnya.
5. Kurikulum darurat MI Iaanatul Ikhwan hanya diterapkan
pada masa darurat. Bila kondisi sudah normal, maka
kegiatan pembelajaran akan kembali dilaksanakan secara
normal seperti biasanya.

BAB III
PEMBELAJARAN PADA MASA DARURAT

A. Pembelajaran pada Masa Darurat


Pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul Ikhwan
dilaksanakan dengan pengaturan sebagai berikut:
1. Kegiatan Pembelajaran pada masa darurat tetap
berpedoman pada Kalender Pendidikan MI Iaanatul Ikhwan
Tahun Pelajaran 2020/2021, yaitu dimulai pada bulan Juli
2020 dan berakhir pada bulan Juni 2021.
2. Bila kondisi darurat sedang berlangsung dan ditetapkan
sebagai masa darurat oleh pemerintah maka proses
pembelajaran di MI Iaanatul Ikhwan mengikuti mekanisme
kurikulum darurat sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Kegiatan pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul
Ikhwan bukan untuk mencapai ketuntasan kompetensi
dasar (KD) kurikulum semata, namum lebih
menititikberatkan pada penguatan karakter, praktek
ibadah, peduli pada lingkungan dan kesalehan sosial
lainnya.
4. Kegiatan pembelajaran masa darurat di MI Iaanatul Ikhwan
melibatkan guru, orang tua, peserta didik dan lingkungan
sekitar.
5. Kegiatan pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul
Ikhwan sebagaimana halnya pembelajaran pada masa
normal tetap diupayakan semaksimal mungkin dapat
mengembangkan kompetensi peserta didik pada aspek
sikap, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
6. Kegiatan pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul
Ikhwan sebagaimana halnya pembelajaran pada masa
normal tetap diupayakan semaksimal mungkin mampu
menumbuh-kembangkan kompetensi literasi bahasa,
literasi matematik, literasi sains, literasi media, literasi
teknologi dan literasi visual.
7. Kegiatan pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul
Ikhwan sebagaimana halnya pembelajaran pada masa
normal tetap diupayakan semaksimal mungkin dapat
merangsang tumbuhnya 4C (Critical thinking, Collaborative,
Creativity dan Communicative) pada diri peserta didik.
8. Kegiatan pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul
Ikhwan dalam pelaksanaanya tetap mempertimbangkan
terjaganya kesehatan, keamanan, dan keselamatan civitas
akademika madrasah baik pada aspek fisik maupun
psikologi.

B. Prinsip Pembelajaran pada Masa Darurat


Pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul Ikhwan
dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran sebagai berikut:
1. Pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul Ikhwan
dilakukan dengan tatap muka, tatap muka terbatas,
dan/atau pembelajaran jarak jauh, baik secara Daring
(dalam jaringan) dan Luring (luar jaringan).
2. Pembelajaran pada masa darurat MI Iaanatul Ikhwan
berlangsung di madrasah, rumah, dan di lingkungan
sekitar sesuai dengan kondisi.
3. Proses pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul
Ikhwan tetap diusahakan menggunakan pendekatan ilmiah,
berbasis kompetensi, keterampilan aplikatif, dan terpadu.
4. Pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul Ikhwan
diupayakan berkembang secara kreatif dan inovatif dalam
mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif,
komunikatif, dan kolaboratif peserta didik.
5. Pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul Ikhwan
menekankan nilai guna aktivitas belajarnya untuk
kehidupan riil peserta didik, orang lain atau masyarakat
sekitar, serta alam lingkungan tempat peserta didik hidup.
6. Pembelajaran pada masa darurat MI Iaanatul Ikhwan yang
berlangsung diusahakan mengutamakan pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat.
7. Dalam pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul
Ikhwan yang berlangsung diupayakan penerapan nilai-nilai,
yaitu memberi keteladanan yang perilaku belajar positif,
beretika, dan berakhlakul karima (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan dan motivasi dalam belajar dan
bekerja (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tutwuri
handayani);
8. Pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul Ikhwan
menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
9. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
10. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang
budaya peserta didik menjadi acuan penting dalam
pelaksanaan pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul
Ikhwan

C. Materi, Metode, Media dan Sumber Belajar Pembelajaran pada


Masa Darurat
1. Pengembangan Materi Ajar.
Dalam rangka pembeljaran pada masa darurat di MI
Iaanatul Ikhwan guru dapat memilih materi pelajaran esensi
untuk menjadi prioritas dalam pembelajaran. Sedangkan
materi lain dapat dipelajari peserta didik secara mandiri.
Materi pembelajaran ditemukan dan dikumpulkan serta
dikembangkan dari:
a. buku-buku sumber seperti buku peserta didik, buku
pedoman guru, maupun buku atau literatur lain yang
berkaitan dengan ruang lingkup yang sesuai dan benar.
b. hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan/atau
berkaitan dengan fenomena sosial yang bersifat
kontekstual, misalnya berkaitan dengan pandemi
Covid-19 atau hal lain yang sedang terjadi di sekitar
peserta didik.
2. Model dan Metode Pembelajaran.
Dalam melaksanakan pembelajaran pada masa
darurat di MI Iaanatul Ikhwan terkait model dan metode
pembelajaran yang dipilih oleh guru dalam mendesain
pembelajaran semaksimal mungkin menggunakan model
dan metode sebagai berikut:
a. Desain pembelajaran untuk memperkuat pendekatan
berbasis ilmiah/saintifik dapat berbentuk model-model
pembelajaran, seperti model Pembelajaran Berbasis
Penemuan (Discovery learning) model Pembelajaran
Berbasis Penelitian (Inquiry learning), Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning), Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning),
dan model pembelajaran lainnya yang memungkinkan
peserta didik belajar secara aktif dan kreatif.
b. Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian
tujuan pembelajaran pada kondisi darurat.
c. Guru secara kreatif mengembangkan metode
pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan
karakteristik materi/tema.

3. Media dan Sumber Belajar


Terkait penggunaan media dan sumber belajar
untuk pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul
Ikhwan guru diupayakan menjadikan benda yang ada di
sekitar yang cukup banyak dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran sederhana. Pada prinsipnya segala benda
yang sesuai dapat dijadikan media pembelajaran. Guru
diharapkan kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan
benda tersebut menjadi media agar dapat membantu
tercapainya tujuan pembelajaran. Beberapa contoh media
pembelajaran sederhana antara lain: Gambar, Peta dan
Globe, Grafik, Papan Tulis, Papan Flanel, Display, Poster,
Bagan (Chart), dan sebagainya. Pemilihan media
disesuaikan dengan materi/tema yang diajarkan dan
tagihan sesuai indikator dan tetap mempertimbangkan
kondisi kedaruratan.

D. Pengelolaan Kelas
Pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul Ikhwan
dilaksanakan dengan pengelolaan kelas sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran berbentuk kelas nyata maupun
kelas virtual akan disesuaikan dengan kondisi
kedaruratan.
2. Jika MI Iaanatul Ikhwan ditetapkan berada berada pada zona
hijau (aman) maka akan melaksanakan kelas tatap muka.
Sedangkan jika ditatapkan berada dalam zona merah
(darurat) maka akan melaksanakan pembelajaran jarak
jauh atau kelas virtual.
3. Bila dalam bentuk kelas nyata, dimana guru dan peserta
didik bertemu tatap muka, maka MI Iaanatul Ikhwan akan
memperhatikan protokol kesehatan. Bila ruangan kelas
tidak mencukupi, maka akan dilaksanakan secara sift pagi
dan siang/giliran per hari/minggu. sesuai dengan kondisi
kedaruratan.
4. Bila dalam bentuk kelas virtual, madrasah atau guru akan
menggunakan aplikasi pembelajaran digital yang
menyediakan menu/pengaturan kelas virtual. Misalnya
aplikasi Elearning Madrasah dari Kementerian Agama,
dan/atau aplikasi lain yang sejenis.
5. Bila kegiatan pembelajaran dalam bentuk kelas virtual,
maka madrasah akan mengatur jadwal kelas secara
proporsional, misalnya dalam sehari hanya ada satu atau
dua kelas virtual, agar peserta didik tidak berada di depan
komputer/laptop/HP seharian penuh. Disamping itu juga
untuk menghemat penggunaan paket data internet.

E. Penataan Lingkungan Madrasah dan Ruang Belajar yang


Memenuhi Protokol Kesehatan
Kesiapan MI Iaanatul Ikhwan sesuai protocol kesehatan
Kemenkes sebagai berikut :
1. Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan :
a. toilet bersih
b. sarana cuci tangan dengan air mengalir menggunakan
sabun atau cairan pembersih tangan hand sanitizer );
dan
c. disinfektan
2. menyiapkan akses fasilitas layanan kesehatan (puskesmas,
klinik, rumah sakit, dan lainnya.)
3. menerapkan area wajib masker kain atau masker tembus
pandang bagi yang memiliki peserta didik disabilitas rungu
4. menyiapakn thermogun(pengukur suhu tubuh tembak).
5. Pemetaan warga MI Iaanatul Ikhwan yang tidak boleh melakukan
kegiatan di satuan pendidikan
a. memiliki kondisi medis penyerta comorbidity yang tidak
terkontrol
b. tidak memiliki akses transportasi yang memungkinkan
penerapan jaga jarak
c. memiliki riwayat perjalanan dari zona kuning , oranye , dan
merah atau riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif
d. COVID 19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14
hari

BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

A. Perencanaan Pembelajaran
Terkait perencanaan Pembelajaran pada masa darurat di MI
Iaanatul Ikhwan hal-hal yang dilakukan oleh guru meliputi:
1. Sebelum guru bersama siswa melakukan aktifitas
pembelajaran, maka guru wajib menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sedapat mungkin RPP
disusun yang simple/sederhana, mudah dilaksanakan, serta
memuat hal-hal pokok saja.
2. Dalam menyusun RPP, guru harus merujuk pada SKL, KI-KD
dan dan Indikator Pencapaian yang diturunkan dari KD.
3. Guru dapat membuat pemetaan KD dan memilih materi esensi
yang akan di ajarkan kepada peserta didik pada masa darurat.
4. Dalam setiap menyusun RPP, terdapat 3 (tiga) ranah yang
perlu dicapai dan perlu diperhatikan pada setiap akhir
pembelajaran, yaitu dimensi sikap, aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan.
5. Dimensi sikap mencakup nilia-nilai spiritual sebagai wujud iman
dan takwa kepada Allah Swt, mengamalkan akhlak yang terpuji
dan menjadi teladan bagi keluarga masyarakat dan bangsa,
yaitu sikap peserta didik yang jujur, disipilin, tanggungjawab,
peduli, santun, mandiri, dan percaya diri dan berkemauan kuat
untuk

mengimplementasikan hasil pembelajarannya di tengah


kehidupan dirinya dan masyarakatnya dalam rangka
mewujudkan kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara yang lebih baik.
6. Dimensi pengetahuan yaitu memiliki dan mengembangkan
pengetahuan secara konseptual, faktual, prosedural dan
metakognitif secara teknis dan spesifik dari tingkat sederhana,
kongkrit sampai abstrak, komplek berkenaaan dengan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
masyarakat sekitar, lingkungan alam, bangsa, negara dan
kawasan regional, nasional maupun internasional.
7. Dimensi keterampilan yaitu memiliki keterampilan berpikir
tingkat tinggi dan bertindak: kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif serta mampu bersaing di era global
dengan kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki.
8. Setelah guru menyusun RPP dan disahkan oleh kepala
madrasah, bila memungkinkan dan dinilai penting, maka RPP
tersebut dapat dibagikan kepada orang tua siswa agar orang
tua mengetahui kegiatan pembelajaran, tugas dan target
capaian kompetensi yang harus dilakukan anaknya pada masa
darurat.

B. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran pada masa darurat di MI Iaanatul Ikhwan hal-hal
yang harus dipedomani oleh guru adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara daring,
semi daring, dan non-digital.
2. Aktivitas belajar memperhatikan kondisi madrasah dan
siswa untuk menjalankan pembelajaran secara daring,
semi daring, maupun non-digital.
3. Aktifitas pembelajaran mencakup kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan.
1) Guru menyiapkan kondisi pisik dan psikhis siswa
2) Mengucapkan salam dan doa bersama sebelum
mulai pembelajaran
3) Guru menyapa dengan menanyakan kondisi siswa
dan keluarganya
4) Guru melakukan Pretest secara lisan
5) .Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6) Guru menyampaikan lingkup materi pelajaran.

b. Kegiatan Inti.
1) Guru mengorganisir siswa dalam pembelajaran.
2) Guru menyampaikan materi pelajaran dan
mendiskusikan bersama siswa.
3) Siswa melakukan kegiatan saintifik yang meliputi:
mengamati, menanya, mencari informasi, menalar/
mengasosiasi, dan mengomunikasikan/
menyajikan/ mempresentasikan.
4) Guru menggunakan media atau alat peraga yang
sesuai dengan karakteristik materi di masa
darurat.
5) Hasil pekerjaan siswa dapat berupa video, animasi,
portofolio, proyek, produk, gambar, keterampilan,
puisi, cerpen dan lain sebagainya yang
memungkinkan dilaksanakan siswa di masa
darurat.
6) Guru memberi apresiasi terhadap hasil karya
siswa.
7) Guru melaksanakan penilaian sikap selama
aktivitas siswa belajar melalui pengamatan
dan/atau menanyakan kepada orang tua sisiwa.

c. Kegiatan Penutup.
1) Post test, dapat dilakukan dengan tes dan non tes.
2) Guru dan siswa melakukan refleksi dengan
mengevaluasi seluruh aktivitas pembelajaran serta
menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
3) Kegiatan penutup diakhiri dengan guru
memberikan informasi kepada siswa tentang
materi/kompetensi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
4) Penugasan, atau pekerjaan rumah jika diperlukan,
dapat secara individu maupun kelompok. Dalam
memberi tugas pekerjaan rumah, sedapat mungkin
tidak menyita banyak waktu, tenaga dan biaya.
5) Doa penutup dan salam

C. Penanggulangan hambatan yang muncul dalam Implementasi


PJJ
Untuk menanggulangi hambatan PJJ MI Iaanatul Ikhwan
melakukan sebagai berikut :
a. Memfasilitasi pembelajaran secara daring melalui aplikasi e-
learning madrasah yang dapat diunduh secara gratis
b. Memberikan pelonggaran penggunaan dana BOS Madrasah
dalam menunjang Pembelajaran Jarak Jauh
c. Memberikan fasilitas kuota Terjangkau bagi siswa dan guru
d. Memberikan perlakuan dan layanan khusus bagi siswa yang
tidak dapat akses internet baik karena tidak ada jaringan
intenet maupun karena tidak memiliki perangkat seperti Lap
Top atau Smart Phone

BAB V
PENILAIAN HASIL BELAJAR

Dalam merancang penilaian hasil belajar pada


pembelajaran darurat di MI Iaanatul Ikhwan guru diharuskan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/ juknis
penilaian hasil belajar dari Kemenag RI dengan penyesuaian
masa darurat.
2. Penilaian hasil belajar dapat mencakup aspek sikap, aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan.
3. Penilaian hasil belajar dapat berbentuk portofolio, penugasan,
proyek, praktek, tulis dan bentuk lainnya, yang diperoleh
melalui tes daring, dan/atau bentuk asesmen lainnya yang
memungkinkan ditempuh secara jarak jauh dan tetap
memperhatikan protokol kesehatan dan/atau keamanan.
4. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), penilaian akhir
semester (PAS) dan penilaian akhir tahun (PAT).
5. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang
bermakna, dan tidak perlu dipaksakan mengukur ketuntasan
capaian kurikulum secara menyeluruh;
6. Pemberian tugas kepada siswa dan penilaian hasil belajar pada
masa Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai
minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses/ketersediaan fasilitas
belajar di rumah. Pemberian tugas perlu proporsional atau
tidak

berlebihan, agar perlindungan kesehatan, keamanan, dan


motivasi siswa selama masa darurat tetap terjaga.
7. Hasil belajar anak dikirim ke guru bisa berupa foto, gambar,
video, animasi, karya seni dan bentuk lain tergantung jenis
kegiatannya dan yang memungkinkan diwujudkan di masa
darurat.
8. Dari hasil belajar tersebut, guru dapat melakukan penilaian
baik dengan teknik skala capaian perkembangan, maupun
hasil karya.
9. Kemudian dianalisis untuk melihat ketercapaian kompetensi
dasar yang muncul lalu dilakukan skoring.
BAB VI
PENUTUP

Kurikulum Darurat MI Iaanatul Ikhwan Tahun Pelajaran


2020/2021 ini disusun sebagai acuan bagi Kepala Madrasah,
Guru, Siswa, Orang Tua dan seluruh stekholders madrasah dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran pada masa
darurat.
Dalam tataran pelaksanaan Kurikulum Darurat MI
Iaanatul Ikhwan ini pimpinan madrasah dan pengawas, serta
pejabat pembina pendidikan madrasah berkewajiban untuk
memfasilitasi, memotivasi, dan mendampingi guru agar bisa
optimal mewujudkan kreativitas dan inovasinya dalam
penciptakan kondisi pembelajaran yang bermakna pada
kehidupan peserta didik.
Komitmen seluruh stekholders MI Iaanatul Ikhwan menjadi
prasyarat yang wajib diwujudkan dalam mengimplementasikan
kurikulum darurat ini agar menghasilkan pembelajaran yang
bermakna bagi peserta didik.
A. Analisis Kesiapan Madrasah
Dalam rangka pemberlakuan MI Iaanatul Ikhwan telah
melakukan analisis kesiapan yang meliputi beberapa dengan hasil
sebagaimana diuraikan berikut ini:
1. Analisis Ketersediaan Sarana Sanitasi dan Kebersihan:
a. Toilet Bersih
Toilet bersih yang dimiliki oleh MI Iaanatul Ikhwan berjumlah 3
buah terdiri:
- Toilet guru/tenaga kependidikan : 1 buah
- Toilet peserta didik : 2 buah

b. sarana cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun


atau cairan pembersih tangan (hand sanitizer) Sarana cuci
tangan yang dimiliki oleh MI Iaanatul Ikhwan berupa wadah
penampung air/ember dilengkapi kran air dan sabun atau
cairan pembersih tangan (hand sanitizer) sebanyak 20 set yang
ditempatanya 1 set di ruang kepala madrasah, 2 di rung
guru/tenaga kependidikan, dan 17 set di setiap kelas.

c. Disinfektan.
Disinfektan yang dimiliki oleh MI Iaanatul Ikhwan sebanyak 5
Berdasar data di atas maka dapat disimpulkan ketersediaan
sarana sanitasi dan kebersihan yang dimiliki MI Iaanatul Ikhwan
bahwa memadai untuk dilaksanakannya pembelajaran darurat.

2. Kemampuan mengakses fasilitas layanan kesehatan (puskesmas,


klinik, rumah sakit, dan lainnya).
a. Jarak MI Iaanatul Ikhwan terhadap puskesmas terdekat
Puskesmas Pondok Sukmjaya kurang lebih 2,4 km.
Transportasi untuk tiba di lokasi mudah.
b. Jarak MI Iaanatul Ikhwan terhadap klinik kesehatan terdekat
Klinik Tirta Husada kurang lebih 1,3 km. Transportasi untuk tiba
di lokasi sangat mudah.
c. Jarak MI Iaanatul Ikhwan terhadap rumah sakit terdekat RS
HGA Hasanah Grafiah kurang lebih 2 km.
Berdasar data di atas maka dapat disimpulkan bahwa Kemampuan
MI Iaanatul Ikhwan dalam mengakses fasilitas layanan kesehatan
(puskesmas, klinik, rumah sakit, dan lainnya).
MI Iaanatul Ikhwan bahwa sangat memadai untuk dilaksanakannya
pembelajaran darurat.

3. Kesiapan menerapkan area wajib masker kain atau masker tembus


pandang bagi yang memiliki peserta didik disabilitas rungu.
Kebutuhan masker kain di MI Iaanatul Ikhwan sebanyak 500 buah
untuk kepala madrasah, guru/tenaga kependidikan dan peserta
didik. Anggaran untuk pembelian masker tersebut telah disediakan
dalam jumlah yang mencukupi.
Berdasar data di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Kemampuan MI Iaanatul Ikhwan dalam menerapkan area wajib
masker kain siap untuk dilaksanakannya pembelajaran darurat.

4. Memiliki thermogun (pengukur suhu tubuh tembak).


MI Iaanatul Ikhwan memiliki thermogun (pengukur suhu tubuh
tembak) sebanyak 1 buah untuk digunakan terhadap kurang lebih
rata-rata 230 orang per hari yang berkunjung ke madrasah.
Berdasar data di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Kemampuan MI Iaanatul Ikhwan dalam kepemilikan thermogun
memadai untuk dilaksanakannya pembelajaran darurat.
5. Pemetaan warga satuan pendidikan yang tidak boleh melakukan
kegiatan di satuan pendidikan:
a. Warga MI Iaanatul Ikhwan yang memiliki kondisi medis penyerta
(comorbidity) yang tidak terkontrol sebanyak 0 orang
b. Warga MI Iaanatul Ikhwan yang tidak memiliki akses transportasi
yang memungkinkan penerapan jaga jarak sebanyak 0 orang
c. Warga MI Iaanatul Ikhwan yang memiliki riwayat perjalanan dari
zona kuning, oranye, dan merah atau riwayat kontak dengan
orang terkonfirmasi positif COVID-19 dan belum menyelesaikan
isolasi mandiri selama14 hari.
Berdasar data di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah
warga satuan pendidikan yang tidak boleh melakukan kegiatan di
satuan pendidikan kurang signifikan untuk dilaksanakannya
pembelajaran darurat.

6. Membuat kesepakatan bersama komite satuan pendidikan terkait


kesiapan melakukan pembelajaran tatap muka di satuan
pendidikan.
MI Iaanatul Ikhwan telah melaksanakan proses pembuatan
kesepakatan dengan komite terkait kesiapan melakukan
pembelajaran tatap muka. Hasilnya adalah bahwa madrasah
bersama komite sangat sepakat – sepakat - kurang sepakat - tidak
sepakat untuk dilaksanakannya pembelajaran darurat secara tatap
muka.
Berdasar analisis kesiapan madrasah sebagaimana diuraikan
di atas maka MI Iaanatul Ikhwan untuk tahun pelajaran 2020/2021
akan memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran darurat
terhadap seluruh peserta didik . Kegiatan pembelajaran darurat yang
dilaksanakan oleh madrasah tidak hanya mengandalkan tatap muka
antara guru dengan peserta didik, tetapi peserta didik dapat
melakukan belajar dari rumah dengan bimbingan/pemantauan oleh
guru dan orang tua.
Agar kegiatan pembelajaran pada masa darurat ini berjalan
dengan baik dan optimal, maka MI Iaanatul Ikhwan menyusun
Kurikulum Darurat, sebagai acuan madrasah dalam
menyelenggarakan pembelajaran pada masa darurat.
B. Struktur Kurikulum Darurat
Selama diberlakukannya kurikulum darurat, MI Iaanatul Ikhwan
melakukan penyeseuaian terhadap struktur kurikulum normal
sebagaimana diatur dalam KMA nomor 184 tahun 2019. Hasilnya
adalah Struktur Kurikulum Darurat MI Iaanatul Ikhwan tahun pelajaran
2020/2021 sebagaimana tercantum dalam tabel berikut

Tabel 3.1
Beban Belajar dan Struktur Kurikulum Darurat MI Iaanatul Ikhwan..
Tahun Pelajaran 2020/2021

ALOKASI WAKTU BELAJAR


MATA PELAJARAN PER MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadist 2 2 2 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
c. Fikih 2 2 2 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan - - 2 2 2 2
Islam
2. PPKn 5 5 6 4 4 4
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Bahasa Arab 2 2 2 2 2 2
5. Matematika 5 6 6 6 6 6
6. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
7. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2. PJOK 4 4 4 4 4 4
Muatan Lokal
1. Bahasa Asing/Literasi 2 2 2 2 2 2
2.
Jumlah Alokasi Waktu Per 36 38 38 44 44 44
Minggu
C. Strategi Pembelajaran Kurikulum Darurat
Jika pemerintah melalui kementerian agama dan atau pemerintah daerah menetapkan madrasah termasuk
di dalam wilayah zona merah atau zona oranye atau zona kuning maka seluruh peserta didik MI Iaanatul Ikhwan
belajar dari rumah. Sedangkan jika madrasah ditetapkan termasuk di wilayah zona hijau dan madrasah telah
memenuhi seluruh persyaratan kesiapan sebagaimana diatur oleh pemerintah, maka pembelajaran tatap muka di
MI Iaanatul Ikhwan dilaksanakan secara bertahap, diawali dengan masa transisi selama dua bulan dan jika aman,
dilanjutkan dengan masa kebiasaan baru. Uraian pelaksanaan pembelajaran tatap muka dimaksud adalah berikut:
Perihal Masa Transisi (Dua Bulan Pertama) Masa Kebiasaan Baru Ket
Waktu mulai paling cepat dimulai paling cepat pada Juli 2020 Dimulai paling cepat pada
bagi yang memenuhi September 2020
kesiapan
Kondisi kelas Pendidikan dasar dan menengah: jaga Pendidikan dasar dan menengah:
jarak min. 1,5 m dan maks.18 peserta jaga jarak min. 1,5 m dan
didik/kelas (standar 28-36 peserta maks.18 peserta didik/kelas
didik/kelas)
Jadwal Pembelajaran Jumlah hari dan jam belajar dengan Jumlah hari dan jam belajar
sistem pergiliran rombongan belajar (shift) dengan sistem pergiliran
ditentukan oleh masing-masing madrasah rombongan belajar (shift)
sesuai dengan situasi dan kebutuhan ditentukan oleh masing-masing
madrasah sesuai dengan situasi
dan kebutuhan
Perilaku Wajib  Menggunakan masker kain non medis 3  Menggunakan masker kain non
lapis atau 2 lapis yang di dalamnya diisi medis 3 lapis atau 2 lapis yang
tisu dengan baik serta diganti setelah di dalamnya diisi tisu dengan
digunakan selama 4 jam/lembab. baik serta diganti setelah
 Cuci tangan pakai sabun atau hand digunakan selama 4
sanitizer jam/lembab.
 Menjaga jarak minimal 1,5 meter dan  Cuci tangan pakai sabun atau
tidak melakukan kontak fisik. hand sanitizer
 Menjaga jarak minimal 1,5
meter dan tidak melakukan
kontak fisik.
Kondisi Medis Warga  Sehat dan jika mengidap comorbid,  Sehat dan jika mengidap
Madrasah dalam kondisi terkontrol comorbid, dalam kondisi
 Tidak memiliki gejala COVID-19 terkontrol
termasuk pada orang yang serumah  Tidak memiliki gejala COVID-19
dengan warga madrasah. termasuk pada orang yang
serumah dengan warga
madrasah.
Kantin Tidak diperbolehkan Boleh beroperasi dengan tetap
menjaga Protokol kesehatan
Kegiatan Olah raga dan Tidak diperbolehkan Diperbolehkan, kecuali: kegiatan
Ekstrakuri-kuler dengan adanya penggunaan
alat/fasilitas yang harus dipegang
oleh banyak orang secara
bergantian dalam waktu yang
singkat dan/atau tidak
memungkinkan penerapan jaga
jarak minimal 1,5 meter,
misalnya: senam lantai dan
basket
Kegiatan Selain Kegiatan Tidak diperbolehkan ada kegiatan selain Diperbolehkandengantetapmenja
Belajar Mengajar(KBM) KBM. Contoh yang tidak diperbolehkan: gaprotokolkesehatan
orangtua menunggui peserta didik di
madrasah, istirahat di luar kelas,
pertemuan orangtua-murid, pengenalan
lingkungan madrasah, dsb.
D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Untuk kurikulum darurat ini, kegiatan belajar di MI Iaanatul
Ikhwan tidak dirancang untuk memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD)
sebagaimana yang ada pada kurikulum normal, tetapi lebih ditekankan
pada pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah, kemandirian dan
kesalehan sosial lainnya. Materi belajar dilakukan dengan cara setiap
guru memilih materi esensial dari mata pelajaran yang diampu oleh
masing-masing sesuai tuntutan KI KD.
Pemilihan materi esensial dilakuan untuk :
1. KI KD mapel PAI dan Bahasa Arab sesuai KMA No 183 tahun 2019
2. KI KD mapel umum sesuai Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016
3. KI KD mapel mulok Bahasa Sunda copi paste dari Peraturan Gubernur
Provinsi Jawa Barat Nomor 69 tahun 2013
4. KI KD mulok tambahan disusun oleh masing-masing satuan
pendidikan

E. Muatan Kurikulum Darurat


1. Mata Pelajaran
a. Mata Pelajaran Kelompok A meliputi Pendidikan Agama Islam (Al
Quran Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlak dan Sejarah Kebudayaan
Islam), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa Inggris.
b. Mata Pelajaran Kelompok B meliputi Seni Budaya, Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Prakarya, Bahasa Sunda
(mulok wajib) dan Tahfidz (mulok khas lembaga)
2. Muatan Lokal
a. Mulok wajib berupa mata pelajaran yang berdiri sendiri yaitu
Bahasa Sunda yang pelaksanaan pembelajarannya mengacu
pada Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat nomor 69 tahun
2013. (KI dan KD terlampir)
b. Muatan lokal khas madrasah berupa mata pelajaran yang berdiri
sendiri yaitu Tahfidz yang pelaksanaan pembelajarannya diatur
oleh madrasah. (KI dan KD terlampir).

3. Pengembangan Diri Kurikulum Darurat


a. Kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling (BK) tidak
dilaksanakan
b. dan Kegiatan ekstrakurikuler tidak dilaksanakan tidak
dilaksanakan
c. Program Pembiasaan atau kegiatan yang sudah menjadi
pembiasaan setiap hari sebelum dan atau sesudah kegiatan
pembelajaran. Program pembiasaan di MI Iaanatul Ikhwan selam
diberlakukannya kurikulum darurat dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan sebagai berikuti:
1) Berdoa sebelum dan seitelah kegiatan belajar.
2) Infak harian/mingguan/bulanan
3) membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada
guru, karyawan dan sesama peserta didik
4) membiasakan membuang sampah pada tempatnya
5) membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
6) dll

Anda mungkin juga menyukai