2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dipelopori oleh seorang perawat dari
inggris Florence Nightingale tahun 1820-1910 yang menekan pada aspek-aspek keperawatan
pada peningkatan mutu pelayanan. Salah satu ajarannya yang terkenal adalah “Hospital
should do the patient no harm”. Di Amerika Serikat, upaya peningkatan mutu pelayanan
medik dimulai oleh ahli bedah Dr. E.A.Codman tahun 1917 yang kecewa dengan hasil
operasi yang seringkali buruk, karena seringnya terjadi penyulit. Dia berkesimpulan bahwa
penyulit itu terjadi karena kondisi yang tidak memenuhi syarat di Rumah Sakit. Untuk itu
perlu ada penilaian dan penyempurnaan tentang segala sesuatu yang terkait dengan
pembedahan. Ini adalah upaya pertama yang berusaha mengidentifikasi masalah klinis dan
kemudian mencari jalan keluarnya.
Di Indonesia langkah awal dilakukan oleh departemen kesehatan (1984) yang
mengembangkan berbagai indikator untuk mengukur dan mengevaluasi penampilan Rumah
Sakit pemerintah kelas C dan Rumah Sakit swasta setara. Beberapa rumah sakit seperti RS
Gatot Subroto (1981) dan RS Husada (1984) membuat penilaian mutu berdasarkan derajat
kepuasan pasien dan RS Adi Husada membuat penilaian mutu berdasarkan penilaian perilaku
dan penampilan kerja perawat. Indikator mutu Rumah Sakit akan mencerminkan mutu
pelayanan dari rumah sakit tersebut.
Rumah Sakit sebagai sebuah institusi pelayanan kesehatan, merupakan salah satu
institusi yang paling diharapkan oleh masyarakat untuk mendapat mutu pelayanan kesehatan
yang baik. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan mutu maka Rumah sakit perlu membuat
penilaian mutu dan perencanaan peningkatan mutu pelayanan. Dengan panduan ini
diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam membuat indikator mutu dan perencanaan
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit.
B. Tujuan Panduan
1. Tujuan Umum: sebagai dasar bagi rumah sakit untuk mengukur dan melakukan
perbaikan mutu pelayanan Murni Teguh Memorial Hospital.
2. Tujuan Khusus
a. Panduan dalam memilih dan menetapkan indikator mutu prioritas dan indikator
mutu unit kerja.
b. Panduan dalam membuat profil indikator mutu
c. Panduan dalam membuat perencanaan peningkatan indikator mutu yang
pencapaiannya dibawah standar yang ditetapkan
A. Definisi
Indikator dapat didefinisikan sebagai variabel ukuran atau tolak ukur untuk mengetahui
adanye perubahan/penyimpangan yang dikaitkan dengan target/standar/nilai yang telah
ditentukan. Indikatir harus sensitif dan spesifik
Rasional pemilihan indikator mutu harus berdasarkan High Risk, High Volume, High
Cost, Problem Prone, dan Mandatory.
1. HIGH RISK
a. Merujuk pada area yang berisiko tinggi, rawan dan tidak stabil.
b. Mempertimbangkan risiko-risiko perawatan pada populasi tertentu, potensial
dampak kegagalan pemberian tindakan/pengobatan yg salah
c. Kategori ini termasuk pasien eksperimental atau intervensi khusus yg berisiko
2. HIGH VOLUME
a. Merujuk pada pelayanan yang frekuensi tinggi dan jumlah yang besar
b. Demografis pasien berperan dalam hal ini
c. Pasien apa yg paling sering dilayani di RS?
d. Apakah RS mempunyai target kelompok usia tertentu ? Apakah RS memberikan
spesialiasi dalam jenis pelayanan (pediatri, bedah, obsgyn) ?
3. HIGH COST
a. Merujuk pada pelayanan yang berpotensi mengeluarkan banyak biaya
b. Mempertimbangkan kasus atau tindakan yang memerlukan banyak biaya apabila
terjadi suatu kegagalan.
4. PROBLEM PRONE
a. Prosedur atau proses yg dapat menghasilkan outcome yg tidak diharapkan
Misalnya : pasien jatuh dua kali di unit Alzheimer.
b. Berikan perhatian khusus pada area dimana proses tidak berjalan baik atau
outcome tidak konsisten
5. MANDATORY
a. Adanya kewajiban dari regulasi/ peraturan pemerintah, organisasi international
dan badan akreditasi nasional maupun internasional
Petunjuk pengisian :
1. Judul Indikator
Diisi dengan beberapa kata yang melukiskan isi dari profil indikator, misalnya
“Waktu Tanggap Pelayanan Dokter di instalasi Gawat Darurat”
2. Area
Pilih salah satu area yang mewakili indikator tersebut : Manajerial / Klinis / Sasaran
Keselamatan Pasien
3. Dimensi Mutu
Pilih satu atau beberapa dimensi mutu menurut WHO yang terkait dengan
pengukuran indikator mutu, antara lain :
a. Efektif : Memberikan pelayanan kesehatan yang berbasis bukti dan hasil untuk
mendapatkan hasil pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk individu dan
masyarakat sesuai dengan kebutuhan.
b. Efisien : Memberikan pelayanan kesehatan dengan mengunakan sumber daya
yang maksimal dan menghindari limbah.
Penetapan prioritas dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Cara pemilihan
prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu
1. Teknik Non-skoring (Non Scoring Technique)
Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah dengan teknik non-skoring, antara lain :
a. Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah melalui diskusi
kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya, maka
sebelumnya dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap
masalah-masalah yang akan dibahas.
Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama. Langkah –
langkah metode Delbeq :
(1) Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah antara 6
sampai 8 orang
(2) Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan
peringkat prioritasnya
(3) Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat urutan
prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya
(4) Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup
(5) Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan hasilnya
dituliskan di belakang setiap masalah
(6) Nilai peringat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti
mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).
Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat tersebut, dengan
harapan masing-masing orang akan mempertimbangkan kembali peringkat yang diberikan
setelah mengetahui nilai rata-rata. Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk
menghindari orang yang dominan mempengaruhi orang lain
MASALAH YG SUDAH
TOTAL
DIIDENTIIKASI OLEH TOTAL I TOTAL KE II Prioritas
(I+II)
KELOMPOK AHLI
MASALAH A 10 8 18 I
MASALAH B 12 12 24 II
MASALAH C 15 16 31 III
MASALAH D 27 24 31 IV
MASALAH E 29 32 61 V
MASALAH F 34 34 68 VI
Tabel : Perjumlahan brainstorming pertama dan kedua untuk penetapan prioritas
b. Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian
yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang disepakati
Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 11
bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta
yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah
yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.
Langkah – langkah metode Delphi :
(1) Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan
(2) Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang dianggap
mengetahui dan menguasai permasalahan
(3) Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban
kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah
(4) Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yg muncul &
mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan
(5) Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas/
memeringkat alternatif solusi yg dianggap terbaik dan mengembalikan
kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan
N B S N B S N B S
Ket :
N : Rentang Nilai
B : Bobot
S : Skor (NxB)
Unit :
Topik Uji Coba :
Cara :
Siklus :
Tanggal Pelaksanaan :
PLAN
Saya berencana :
…………………………………………………………………
….
Saya berharap :
…………………………………………………………………….
Tindakan yang dilakukan :
…………………………………………………………………….
DO
Apa yang anda amati?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
STUDY
Apa yang anda pelajari? Apakah anda mencapai tujuan/goal?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………...
ACTION
Apa kesimpulan anda dari siklus ini?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
Medan, ………………….
( nama)
Petunjuk pengisian lembar kerja PDSA :
Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 16
1. Unit
Isi dengan nama unit yang melakukan PDSA
2. Topik
Isi dengan nama topik yang akan dilakukan PDSA
3. Siklus
Isi dengan nomor siklus dari PDSA yang dilakukan. Ketika anda bekerja dengan
strategi untuk implementasi, anda akan sering kembali dan menyesuaikan sesuatu
dan ingin menguji apakah perubahan yang anda lakukan lebih baik atau tidak.
Setiap kali anda melakukan penyesuaian dan mengujinya lagi, anda akan melakukan
siklus lain.
4. Plan
Saya merencanakan : disini anda menulis sebuah pernyataan ringkas tentang apa
yang akan anda lakukan dalam percobaaan ini.
Saya berharap prosedur ini : disini anda bisa melakukan pengukuran atau hasil
yang ingin anda capai.
Langkah-langkah pelaksanaan : disini anda akan menulis langkah-langkah yang
akan anda ambil dalam siklus ini. Anda juga menyertakan yang berikut ini :
a. Populasi tempat anda melakukan percobaan, apakah anda akan mempelajari
perilaku dokter atau pasien atau perawat?
b. Batas waktu yang akan anda lakukan dalam percobaan ini, tidak harus lama,
cukup lama untuk mendapat hasil anda dan anda bisa menetapkan batas waktu 1
minggu tapi cari tahu setelah 4 jam itu tidak bekerja. Anda bisa menghentikan
siklus pada saat itu karena anda mendapatkan hasil anda.
5. Do
Apa yang anda amati? disini anda menuliskan pengamatan yang anda lakukan
selama implementasi. Ini mungkin termasuk bagaimana reaksi pasien, bagaimana
reaksi dokter, bagaimana perawat bereaksi, bagaimana menyesuaikan diri dengan
sistem atau aliran kunjungan pasien anda. Anda akan bertanya, “Apakah semuanya
sesuai rencana?” “Apakah saya harus memodifikasi rencananya?”
6. Study
Setelah implementasi anda akan mempelajari hasilnya. Apa yang kamu pelajari?
Apakah anda memenuhi tujuan pengukuran anda? Disini anda akan mencata
seberapa baik kerjanya, jika anda memenuhi tujuan anda
7. Act
Apa yang anda simpulkan dari siklus ini?. Disini anda akan menulis apa yang anda
simpulkan dengan implementasi tersebut, jika berhasil atau tidak. Dan jika itu tidak
berhasil, apa yang bisa anda lakukan secara berbeda disiklus berikutnya untuk
mengatasinya. Jika berhasil, apakah anda siap menyebarkannya ke seluruh
kegiatan?
Demikianlah panduan ini disusun sebagai acuan dalam menjalankan layanan pasien
yang aman, khususnya dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. Panduan
ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan ditinjau kembali setiap 2 sampai
3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi, baik Akreditasi Nasional 2012
maupun standar Internasional.