Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN PEMILIHAN INDIKATOR MUTU

MURNI TEGUH MEMORIAL HOSPITAL

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dipelopori oleh seorang perawat dari
inggris Florence Nightingale tahun 1820-1910 yang menekan pada aspek-aspek keperawatan
pada peningkatan mutu pelayanan. Salah satu ajarannya yang terkenal adalah “Hospital
should do the patient no harm”. Di Amerika Serikat, upaya peningkatan mutu pelayanan
medik dimulai oleh ahli bedah Dr. E.A.Codman tahun 1917 yang kecewa dengan hasil
operasi yang seringkali buruk, karena seringnya terjadi penyulit. Dia berkesimpulan bahwa
penyulit itu terjadi karena kondisi yang tidak memenuhi syarat di Rumah Sakit. Untuk itu
perlu ada penilaian dan penyempurnaan tentang segala sesuatu yang terkait dengan
pembedahan. Ini adalah upaya pertama yang berusaha mengidentifikasi masalah klinis dan
kemudian mencari jalan keluarnya.
Di Indonesia langkah awal dilakukan oleh departemen kesehatan (1984) yang
mengembangkan berbagai indikator untuk mengukur dan mengevaluasi penampilan Rumah
Sakit pemerintah kelas C dan Rumah Sakit swasta setara. Beberapa rumah sakit seperti RS
Gatot Subroto (1981) dan RS Husada (1984) membuat penilaian mutu berdasarkan derajat
kepuasan pasien dan RS Adi Husada membuat penilaian mutu berdasarkan penilaian perilaku
dan penampilan kerja perawat. Indikator mutu Rumah Sakit akan mencerminkan mutu
pelayanan dari rumah sakit tersebut.
Rumah Sakit sebagai sebuah institusi pelayanan kesehatan, merupakan salah satu
institusi yang paling diharapkan oleh masyarakat untuk mendapat mutu pelayanan kesehatan
yang baik. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan mutu maka Rumah sakit perlu membuat
penilaian mutu dan perencanaan peningkatan mutu pelayanan. Dengan panduan ini
diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam membuat indikator mutu dan perencanaan
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit.

B. Tujuan Panduan
1. Tujuan Umum: sebagai dasar bagi rumah sakit untuk mengukur dan melakukan
perbaikan mutu pelayanan Murni Teguh Memorial Hospital.

2. Tujuan Khusus
a. Panduan dalam memilih dan menetapkan indikator mutu prioritas dan indikator
mutu unit kerja.
b. Panduan dalam membuat profil indikator mutu
c. Panduan dalam membuat perencanaan peningkatan indikator mutu yang
pencapaiannya dibawah standar yang ditetapkan

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 1


BAB II
RUANG LINGKUP

A. Definisi
Indikator dapat didefinisikan sebagai variabel ukuran atau tolak ukur untuk mengetahui
adanye perubahan/penyimpangan yang dikaitkan dengan target/standar/nilai yang telah
ditentukan. Indikatir harus sensitif dan spesifik

Mutu (quality) adalah :


1. Pemenuhan terhadap persyaratan tertentu (Phillip Crosby)
2. Pemenuhan terhadap spesifikasi atau standar yang telah ditetapkan (The National
Association of Quality Assurance Professionals)
3. Tingkatan dimana pelayanan kesehatan meningkatkan kemungkinan hasil yang
diharapkan dan mengurangi kemungkinan hasil yang tidak diinginkan (The Joint
Commission International)
4. Pemenuhan terhadap standar dan pemenuhan terhadap kebutuhan pasien (Service
Quality)
5. Karakteristik produk yang memenuhi kebutuhan konsumen. Bebas dari kekurangan
yang memerlukan pengerjaan kembali atau menyebabkan kegagalan dan
ketidakpuasan konsumen (Juran)
Peningkatan Mutu adalah Pendekatan formal untuk analisis kinerja dan upaya-upaya
sistematis untuk memperbaikinya.

B. Tujuan Indikator Mutu


Pemilihan dan pengumpulan data indikator mutu dapat memberikan informasi kepada
manajemen tentang mutu pelayanan terhadap kebutuhan pasien dan apabila belum mencapai
standar maka dalam dilakukan perbaikan/peningkatan untuk mencapai standar yang
diharapkan.

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 2


BAB III
TATA LAKSANA

A. Penyusunan Indikator Mutu


Langkah-langkah dalam menyusun indikator mutu :
1. Menciptakan lingkungan yang menyadari perlunya mengukur mutu.
2. Memahami konteks/latar belakang penyusunan indikator (apa yang ingin
dikerjakan, mengapa, bagaimana, dan masalah apa yang mungkin dijumpai).
3. Kejelasan tujuan penyusunan indikator dan terminologi yang digunakan.
4. Identifikasi pendukung dan penghambat dan bagaimana mengatasinya.
5. Pelajari sistem mutu yang ada.
6. Tentukan sumber informasi yang dibutuhkan untuk menyusun indikator.
7. Review indikator-indikator yang ada dari literatur maupun dari DepKes.
8. Identifikasi masalah unit-unit terkait dan indikator yang dapat dimonitor.
9. Susun indikator dan buat kamus (profile) indikator.
a. Judul indikator
b. Dasar pemikiran
c. Dimensi mutu
d. Tujuan
e. Definisi operasional
f. Jenis indikator
g. Numerator (Pembilang) dan Denominator (Penyebut)
h. Target pencapaian
i. Kriteria inklusi dan eksklusi
j. Formula
k. Sumber data
l. Frekuensi pengumpulan data
m. Periode analisis
n. Cara pengumpulan data
o. Sampel
p. Rencana analisis
q. Instrumen pengambilan data
r. Penanggung jawab

B. Pemilihan Indikator Mutu


Setiap unit kerja di rumah sakit wajib memiliki wajib memilih dan menetapkan
indikator mutu yang dipergunakan untuk mengukur mutu unit kerja. Pemilihan
indikator mutu dilakukan oleh pimpinan unit baik kepala bidang ataupun kepala unit
kerja.
Dalam memilih indikator mutu, kepala unit kerja dan unit pelayanan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a) Indikator mutu nasional, yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang sesuai
dengan unit kerja

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 3


b) Prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis rumah sakit. Indikator mutu yang
dipergunakan untuk mengukur mutu di prioritas mutu rumah sakit, maka sumber
data pasiti dari unit dan menjadi indikator mutu unit
c) Fokus mengukur hal-hal yang ingin diperbaiki
d) Melakukan koordinasi dengan komite medis, bila evaluasi penerapan panduan
praktik klinis dan evaluasi kinerja dokter menggunakan indikator mutu
e) Indikator mutu dipergunakan untuk melakukan evaluasi kontrak pelayanan
klinis atau non klinis, bila sumber data ada di unit tersebut

Rasional pemilihan indikator mutu harus berdasarkan High Risk, High Volume, High
Cost, Problem Prone, dan Mandatory.
1. HIGH RISK
a. Merujuk pada area yang berisiko tinggi, rawan dan tidak stabil.
b. Mempertimbangkan risiko-risiko perawatan pada populasi tertentu, potensial
dampak kegagalan pemberian tindakan/pengobatan yg salah
c. Kategori ini termasuk pasien eksperimental atau intervensi khusus yg berisiko
2. HIGH VOLUME
a. Merujuk pada pelayanan yang frekuensi tinggi dan jumlah yang besar
b. Demografis pasien berperan dalam hal ini
c. Pasien apa yg paling sering dilayani di RS?
d. Apakah RS mempunyai target kelompok usia tertentu ? Apakah RS memberikan
spesialiasi dalam jenis pelayanan (pediatri, bedah, obsgyn) ?
3. HIGH COST
a. Merujuk pada pelayanan yang berpotensi mengeluarkan banyak biaya
b. Mempertimbangkan kasus atau tindakan yang memerlukan banyak biaya apabila
terjadi suatu kegagalan.
4. PROBLEM PRONE
a. Prosedur atau proses yg dapat menghasilkan outcome yg tidak diharapkan
Misalnya : pasien jatuh dua kali di unit Alzheimer.
b. Berikan perhatian khusus pada area dimana proses tidak berjalan baik atau
outcome tidak konsisten
5. MANDATORY
a. Adanya kewajiban dari regulasi/ peraturan pemerintah, organisasi international
dan badan akreditasi nasional maupun internasional

Alur dalam pemilihan indikator mutu ialah:


Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 4
Alur pemilihan indikator mutu

C. Menetapkan Target (Threshold)


Setelah topik indikator sudah dipilih, maka harus ditetapkan target yang ingin dicapai.
Tidak masalah jika pada pengukuran awal indikator pencapaian/target tidak terpenuhi,
namun saat strategi perbaikan telah dilaksanakan, maka dapat terlihat perbaikan menuju
tercapainya target pencapaian yang telah ditetapkan.
Dalam menetapkan target/threshold, maka dapat mempertimbangkan hal berikut:
1. Sentinel event (kejadian luar biasa/serious/undesirable) target = 0, misalnya
pembedahan pada sisi yang salah
2. Rate based indicator/Rata-rata capaian indikator
a. Kumpulkan data untuk periode waktu tertentu
b. Hitung mean dan standard deviasi
c. Tetapkan simpangan yang bisa diterima
d. Ingat rate-based indicator tidak pernah 100 %
3. Rujukan (referensi) sebagai konsensus nasional atau konsensus profesi
4. Jika rate based indicator belum dapat ditentukan, dapat ditetapkan threshold secara
konsensus pada tahun pertama.
5. Adakalanya target/threshold tidak dapat ditetapkan, penilaian terhadap indikator
berdasarkan trend naik atau turun.
Ketika target telah tercapai dan dipertahankan untuk setidaknya empat periode
penilaian, maka akan diadakan pemilihan untuk indikator yang baru. Namun, jika
indikator tersebut merupakan ketetapan dari pemerintah atau standar akreditasi, maka
tetap terus diukur dan pencapaian target tetap dipertahankan.

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 5


D. Pembuatan Kamus (Profile) Indikator
Kamus (profil) indikator berisikian penjabaran secara rinci indikator yang akan
dikumpulkan datanya.
Format profil indikator
Judul
Area
Dasar Pemikiran
Dimensi mutu
Tujuan
Definisi operasional
Jenis Indikator
Numerator
Denominator
Formula
Target Pencapaian
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Sumber data
Frekuensi
Pengumpulan Data
Periode analisa
Cara pengumpulan
Data
Sampel
Rencana Analisis
Instrument
Pengumpulan Data
Penanggung Jawab

Petunjuk pengisian :
1. Judul Indikator
Diisi dengan beberapa kata yang melukiskan isi dari profil indikator, misalnya
“Waktu Tanggap Pelayanan Dokter di instalasi Gawat Darurat”
2. Area
Pilih salah satu area yang mewakili indikator tersebut : Manajerial / Klinis / Sasaran
Keselamatan Pasien
3. Dimensi Mutu
Pilih satu atau beberapa dimensi mutu menurut WHO yang terkait dengan
pengukuran indikator mutu, antara lain :
a. Efektif : Memberikan pelayanan kesehatan yang berbasis bukti dan hasil untuk
mendapatkan hasil pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk individu dan
masyarakat sesuai dengan kebutuhan.
b. Efisien : Memberikan pelayanan kesehatan dengan mengunakan sumber daya
yang maksimal dan menghindari limbah.

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 6


c. Akses : Memberikan pelayanan kesehatan yang tepat waktu, lokasi yang tepat,
dan tersedia sumber daya dan keahlian yang memadai untuk memenuhi
permintaan pelayanan kesehatan.
d. Berpusat kepada pasien : Memberikan pelayanan kesehatan yang menerima
masukan dan aspirasi dari penguna jasa dan budaya masyarakat setempat.
e. Adil : Tidak memberikan mutu pelayanan kesehatan yang bervariasi karena
karakteristik pribadi seperti jenis kelamin, ras, etnis, lokasi, geografis dan status
sosial ekonomi.
f. Keselamatan : Memberikan pelayanan kesehatan yang meminimalkan resiko
dan bahaya terhadap penguna jasa kesehatan.
4. Dasar pemikiran :
- Mengacu pada peraturan perundang-undangan
- Dapat pula mengacu kenapa indikator tersebut dipilih (rasional pemilihan) :
High volume/ High Cost/ High Risk/ Problematic/ Strategic goal
5. Tujuan
Diisi dengan kalimat tentang hasil akhir atau segala sesuatu yang ingin dicapai
terhadap indikator
6. Definisi Operasional
Berisikan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan
pengukuran indikator untuk meghindari kerancuan.
7. Jenis Indikator
Diisi sesuai dengan judul indikasor yang dinyatakan dalam pengukuran input,
proses, outcome dan proses&outcome.
a. Input adalah Penyediaan sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya
keuangan dan sumber daya lain-lain pada fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Proses adalah Pelaksanaan kegiatan / tindakan / apa yang dilakukan terhadap
pelayanan kesehatan. Proses dapat juga dikaitkan dengan proses apa yang
dilakukan untuk menghasilkan sesuatu baik barang maupun jasa
c. Output adalah sesuatu yang dihasilkan bisa dalam bentuk barang ataupun
selesainya pekerjaan jasa
d. Outcome adalah Hasil akhir kegiatan dan tindakan terhadap pelayanan
kesehatan yang dirasakan oleh pelanggan atau konsumen
e. Proses & Outcome adalah mengukur produk yang dihasilkan untuk menunjang
hasil layanan
8. Numerator adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator
9. Denominator adalah nilai penyebut dalam rumus indikator
10. Target pencapaian adalah capaian berupa nilai atau ukuran pencapaian mutu/ kinerja
tertentu yg telah ditetapkan dan wajib dicapai langsung atau bertahap sesuai
kemampuan RS
11. Kriteria Inklusi
Diisi dengan kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi setiap variable populasi data.
12. Kriteria Eksklusi
Diisi dengan kriteria atau ciri-ciri yang tidak dijadikan variable populasi data.

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 7


13. Formula
Rumus untuk menghasilkan nilai dari indikator
14. Sumber data
Sumber atau tempat dimana sampel atau keseluruhan data yang akan digunakan
untuk melakukan pengukuran. Misalnya : Rekam medik, KT-His, dan sebagainya.
15. Frekuensi pengumpulan data
Waktu yang ditentukan untuk mengambil data dari sumber data untuk setiap
indikator, misalnya bulanan, triwulan
16. Periode analisis
Rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap kinerja yang dikumpulkan, misalnya:
triwulan, semester dan tahunan
17. Cara pengumpulan data
Berisikan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Metode yang
digunakan berupa:
a. Retrospektif : Pengumpulan data yang diambil dari masa lalu
b. Concurent : Pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada saat proses
berjalan
18. Sampel
Jabaran metode sampling dan besar sampel. Besar sampel disesuaikan dengan
kaidah-kaidah statistik
19. Rencana analisis
Metode/cara yang dilakukan untuk mengubah data yang dikumpulkan menjadi
informasi yang berguna untuk menentukan langkah tindak lanjut pemecahan
masalah dan pembuatan keputusan . Bisa berbentuk diagram garis, diagram batang,
diagram pie, dan lain-lain sesuai karakteristik data
20. Instrumen pengambilan data
Berisi formulir dalam proses pengumpulan data berupa:
a. Nama formulir pengambilan data
b. Nama formulir rekapitulasi data
c. Nama formulir validasi data
21. Penanggungjawab
Orang yang bertanggung terhadap capaian indikator mutu

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 8


Contoh Profil Indikator Mutu
Judul Angka Kematian Pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Area Klinis
Dasar Pemikiran Mandatory
Dimensi mutu Efektivitas, efisien dan keselamatan pasien
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu
menyelamatkan pasien gawat darurat yang ditangani di IGD
Definisi operasional Kematian pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah kematian
pasien yang terjadi dalam periode kurang dari atau sama dengan
8 jam sejak pasien datang ke IGD
Jenis Indikator Outcome
Numerator Jumlah pasien meninggal ≤ 8 jam sejak masuk IGD
Denominator Seluruh pasien yang ditangani di IGD
Formula (N/D) x 1000
Target Pencapaian ≤ 2‰
Kriteria Inklusi Pasien yang meninggal kurang dari 8 Jam sejak datang ke IGD.
Kriteria Eksklusi Pasien DOA (Death On Arrival)
Sumber data Sistem KT-HIS
Frekuensi Pencatatan jumlah pasien IGD yang meninggal dilakukan
Pengumpulan Data penarikan data secara bulanan dari laporan pihak rekam medik.
Data direkap setiap bulan.
Periode analisa Rekapitulasi dan analisa sederhana dilakukan setiap bulan oleh
Kepala Instalasi IGD, dan setiap 3 bulan data dianalisa untuk
melihat pencapaian dan dilakukan evaluasi perbaikan atau
mempertahankan capaian indikator mutu.
Cara pengumpulan Retrospektif
Data
Sampel Pasien IGD yang meninggal ≤ 8 jam
Rencana Analisis Membandingkan data pencapaian indikator dari waktu ke waktu
dan ditampilkan dalam bentuk run chart
Instrument Formulir Angka Kematian pasien IGD
Pengumpulan Data

Penanggung Jawab PJ Mutu IGD: dr. Rusly

E. Penetapan Mutu Pelayanan Klinis Prioritas


Penetapan prioritas adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang
dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan prioritas dari yang paling
penting sampai yang kurang penting. Dalam penetapatan prioritas mutu pelayanan klinis di
rumah sakit, menjadi tanggung jawab dari direktur utama rumah sakit. Dalam proses
pelaksanaannya maka direktur utama rumah sakit akan melakukan koordinasi pemilihan topik
prioritas bersama kepala bidang/divisi, komite medik dan pemimpin unit lainnya yang
diperlukan serta bersama komite PMKP selaku fasilitator dalam proses pemilihan indikator
mutu pelayanan klinik prioritas
Dalam  menetapkan prioritas ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan,
yakni:

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 9


1. Misi rumah sakit dan tujuan strategi rumah sakit
2. Dipersyaratkan dalam standar akreditasi
3. Dipersyaratkan oleh pemilik (pertanggung jawaban)
4. Data permasalahan di rumah sakit
5. Pelayanan yang high risk, high cost, high volume, problem prone
6. Konsensus
7. Dipersyaratkan oleh customer

Penetapan prioritas dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Cara pemilihan
prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu
1. Teknik Non-skoring (Non Scoring Technique)
Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah dengan teknik non-skoring, antara lain :
a. Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah melalui diskusi
kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya, maka
sebelumnya dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap
masalah-masalah yang akan dibahas.
Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama. Langkah –
langkah metode Delbeq :
(1) Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah antara 6
sampai 8 orang
(2) Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan
peringkat prioritasnya
(3) Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat urutan
prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya
(4) Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup
(5) Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan hasilnya
dituliskan di belakang setiap masalah
(6) Nilai peringat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti
mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).

Contoh metode Delbeq


MASALAH YG SUDAH PESERTA DELBEQ RANGKING
DIIDENTIIKASI OLEH TOTAL
I II III IV V VI PRIORITAS
KELOMPOK AHLI
MASALAH A 1 1 2 3 1 2 10 I
MASALAH B 2 3 1 2 3 1 12 II
MASALAH C 3 2 3 1 2 4 15 III
MASALAH D 4 5 6 4 5 3 27 IV

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 10


MASALAH E 5 4 5 5 4 6 29 V
MASALAH F 6 6 4 6 6 5 34 VI
Tabel : Brainstroming pertama oleh sekelompok ahli.

Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat tersebut, dengan
harapan masing-masing orang akan mempertimbangkan kembali peringkat yang diberikan
setelah mengetahui nilai rata-rata. Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk
menghindari orang yang dominan mempengaruhi orang lain

MASALAH YG SUDAH PESERTA DELBEQ RANGKING


DIIDENTIIKASI OLEH TOTAL
I II III IV V VI PRIORITAS
KELOMPOK AHLI
MASALAH A 1 1 2 1 1 2 8 I
MASALAH B 2 3 1 2 3 1 12 II
MASALAH C 3 2 3 3 2 3 16 III
MASALAH D 4 4 4 4 4 4 24 IV
MASALAH E 5 5 6 5 5 6 32 V
MASALAH F 6 6 5 6 6 5 34 VI
Tabel : Brainstroming Kedua oleh sekelompok ahli.

MASALAH YG SUDAH
TOTAL
DIIDENTIIKASI OLEH TOTAL I TOTAL KE II Prioritas
(I+II)
KELOMPOK AHLI
MASALAH A 10 8 18 I
MASALAH B 12 12 24 II
MASALAH C 15 16 31 III
MASALAH D 27 24 31 IV
MASALAH E 29 32 61 V
MASALAH F 34 34 68 VI
Tabel : Perjumlahan brainstorming pertama dan kedua untuk penetapan prioritas

Kelemahan dari Metode Delbeque antara lain :


(1) Menentukan siapa yang seharusnya ikut dalam menentukan peringkat
prioritas tersebut
(2) Penentuan peringkat bisa sangat subyektif
(3) Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang berbeda dan
tidak untuk menentukan prioritas atas dasar fakta.

b. Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian
yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang disepakati
Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 11
bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta
yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah
yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.
Langkah – langkah metode Delphi :
(1) Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan
(2) Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang dianggap
mengetahui dan menguasai permasalahan
(3) Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban
kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah
(4) Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yg muncul &
mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan
(5) Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas/
memeringkat alternatif solusi yg dianggap terbaik dan mengembalikan
kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan

2. Teknik Skoring (Scoring Technique)


Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah:
a. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah
b. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
c. Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase)
d. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet
need)
e. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit)
f. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility)
g. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
(resources availibility)
Salah satu teknik skoring dengan mengunakan Metode Bryant. Terdapat beberapa
parameter yang harus dipenuhi antara lain :

Beberapa parameter yang harus dipenuhi


1. Prevalence Besarnya masalah yang dihadapi
2. Seriousness Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam RS dan
dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian, data IKP
akibat masalah kesehatan tersebut
3. Resources Kemampuan untuk mengelola/mengatasi masalah dan berkaitan
dengan sumber daya
4. Community concern Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut

Pelaksanaan metode Bryant adalah :


a. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom.
Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 12
b. Kisaran skor yang diberikan adalah 1-5 yang ditulis masing-masing dari arah
kiri ke kanan untuk tiap masalah.
c. Jumlahkan dari arah atas ke bawah untuk masing-masing masalah dan dihitung
nilai skor akhirnya.
d. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi
metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu hasil yang didapat dari setiap
masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah
yang akan diambil.

Contoh Metode Bryant


SKORING (1-5)
KRITERIA
Masalah A Masalah B Masalah C Masalah D
Prevalence 5 5 4 5
Seriousness 5 5 5 5
Manageability 3 4 5 5
Community concern 3 4 5 5
TOTAL SKOR 16 18 19 20
PRIORITAS IV III II I

High Risk High Volume Problem Prone


(nilai x bobot =
(nilai x bobot = skor)(nilai x bobot = skor)
skor)
Area Prioritas Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5 Jumlah

Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20

N B S N B S N B S

ICU 4 50 200 3 30 90 4 20 80 370

IGD 3 50 150 3 30 90 3 20 60 300

IBS 5 50 250 3 30 90 3 20 60 400

Rawat Inap 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360

FARMASI 4 50 200 5 30 150 3 20 60 310

Area prioritas perbaikan adalah dengan skor tertinggi yaitu IBS

Pelayanan High Risk High Volume Problem Prone Jumlah


Prioritas (nilai x bobot = (nilai x bobot = skor)(nilai x bobot = skor)
skor)
Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 13
Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5 Rentang Nilai = 1 - 5
Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20
N B S N B S N B S
AMI 4 50 200 3 30 90 5 20 100 390
Stroke 4 50 200 3 30 90 4 20 80 370
DBD 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360
Thypoid 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360
Appendicitis 3 50 150 5 30 150 3 20 60 360

Area prioritas perbaikan adalah dengan skor tertinggi yaitu AMI

Ket :
N : Rentang Nilai
B : Bobot
S : Skor (NxB)

F. Upaya Peningkatan Mutu


Setiap sistem didesain secara sempurna untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan sistem, antara lain :
1. Pemahaman yang baik tentang sistem
2. Memahami dimana kegagalan terjadi
3. Mengidentifikasi apa yang salah
4. Pastikan bahwa itu adalah langkah yang harus diperbaiki
5. Menerapkan perubahan ke “sistem”
Sistem adalah setiap perakitan prosedur, sumber daya dan rutinitas untuk
melaksanakan aktivitas tertentu. Metode untuk pembelajaran dan peningkatan mutu yaitu
dengan metode “Three questions + PDSA (Plan-Do-Study-Act) cycle”. PDSA cycle
digunakan untuk mencoba perubahan proses yang ada dan proses/langkah-langkah baru.
Ingat hal-hal berikut saat menggunakan siklus PDSA :
1. Langkah Tunggal : Setiap PDSA sering hanya berisi segmen atau satu langkah dari
keseluruhan rencana implementasi.
2. Durasi Pendek : Setiap siklus PDSA harus sesingkat mungkin bagi anda untuk
mendapatkan pengetahuan bahwa itu bekerja atau tidak (beberapa dapat sangat
singkat sekitar 1 jam)
3. Sampel Kecil : PDSA hanya akan melibatkan sebagian dari percobaan (mungkin 1
atau 2 dokter). Setelah umpan balik diperoleh dan prosesnya disempurnakan,
implementasinya dapat diperluas untuk mencakup keseluruhan percobaan.

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 14


1. Plan
a. Merupakan pertanyaan dan prediksi (Why)
b. Perencanaan untuk melaksanakan siklus (Who, What, Where, When)
c. Perencanaan untuk pengumpulan data
2. DO
a. Melaksanakan rencana
b. Masalah dokumen dan observasi tak terduga
c. Mulailah analisis data
3. Study
a. Melengkapi analisis data
b. Membandingkan data prediksi
c. Meringkas apa yang telah dipelajari
4. Act
a. Perubahan apa yang harus dibuat?
b. Siklus berikutnya?

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 15


LEMBAR KERJA PLAN-DO-STUDY-ACTION

Unit :
Topik Uji Coba :
Cara :
Siklus :
Tanggal Pelaksanaan :

PLAN
Saya berencana :
…………………………………………………………………
….
Saya berharap :
…………………………………………………………………….
Tindakan yang dilakukan :
…………………………………………………………………….

DO
Apa yang anda amati?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………

STUDY
Apa yang anda pelajari? Apakah anda mencapai tujuan/goal?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………...

ACTION
Apa kesimpulan anda dari siklus ini?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
Medan, ………………….

( nama)
Petunjuk pengisian lembar kerja PDSA :
Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 16
1. Unit
Isi dengan nama unit yang melakukan PDSA
2. Topik
Isi dengan nama topik yang akan dilakukan PDSA
3. Siklus
Isi dengan nomor siklus dari PDSA yang dilakukan. Ketika anda bekerja dengan
strategi untuk implementasi, anda akan sering kembali dan menyesuaikan sesuatu
dan ingin menguji apakah perubahan yang anda lakukan lebih baik atau tidak.
Setiap kali anda melakukan penyesuaian dan mengujinya lagi, anda akan melakukan
siklus lain.
4. Plan
Saya merencanakan : disini anda menulis sebuah pernyataan ringkas tentang apa
yang akan anda lakukan dalam percobaaan ini.
Saya berharap prosedur ini : disini anda bisa melakukan pengukuran atau hasil
yang ingin anda capai.
Langkah-langkah pelaksanaan : disini anda akan menulis langkah-langkah yang
akan anda ambil dalam siklus ini. Anda juga menyertakan yang berikut ini :
a. Populasi tempat anda melakukan percobaan, apakah anda akan mempelajari
perilaku dokter atau pasien atau perawat?
b. Batas waktu yang akan anda lakukan dalam percobaan ini, tidak harus lama,
cukup lama untuk mendapat hasil anda dan anda bisa menetapkan batas waktu 1
minggu tapi cari tahu setelah 4 jam itu tidak bekerja. Anda bisa menghentikan
siklus pada saat itu karena anda mendapatkan hasil anda.
5. Do
Apa yang anda amati? disini anda menuliskan pengamatan yang anda lakukan
selama implementasi. Ini mungkin termasuk bagaimana reaksi pasien, bagaimana
reaksi dokter, bagaimana perawat bereaksi, bagaimana menyesuaikan diri dengan
sistem atau aliran kunjungan pasien anda. Anda akan bertanya, “Apakah semuanya
sesuai rencana?” “Apakah saya harus memodifikasi rencananya?”
6. Study
Setelah implementasi anda akan mempelajari hasilnya. Apa yang kamu pelajari?
Apakah anda memenuhi tujuan pengukuran anda? Disini anda akan mencata
seberapa baik kerjanya, jika anda memenuhi tujuan anda
7. Act
Apa yang anda simpulkan dari siklus ini?. Disini anda akan menulis apa yang anda
simpulkan dengan implementasi tersebut, jika berhasil atau tidak. Dan jika itu tidak
berhasil, apa yang bisa anda lakukan secara berbeda disiklus berikutnya untuk
mengatasinya. Jika berhasil, apakah anda siap menyebarkannya ke seluruh
kegiatan?

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 17


BAB IV
PENUTUP

Demikianlah panduan ini disusun sebagai acuan dalam menjalankan layanan pasien
yang aman, khususnya dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. Panduan
ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan ditinjau kembali setiap 2 sampai
3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi, baik Akreditasi Nasional 2012
maupun standar Internasional.

Medan, 15 Mei 2017


Dibuat Oleh, Diketahui Oleh

dr.Hendric, M.Kes dr.Mutiara, MHA, MKT


Ketua Komite Mutu Direktur Utama

Panduan Pemilihan Indikator Mutu | 18

Anda mungkin juga menyukai