Neo Dengan Hipotermi
Neo Dengan Hipotermi
PENDAHULUAN
meningkat ke arah pelayanan yang lebih optimal. Hal tersebut didorong oleh
dan informasi serta berbagai perubahan lainnya. Terlebih lagi tuntutan dari
bayi hipotermia.
Tingginya angka morbiditas dan mortalitas Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di
normal.Kehidupan bayi baru lahir yang paling kritis adalah saat mengalami masa
menjadi masalah yang dialami bayi pada masa transisi ini adalah hipotermia.
1
Bayi premature maupun bayi cukup bulan yang lahir dengan berat badan
rendah, terutama di bawah 2000 gram, terancam kematian akibat hipotermia yaitu
penurunan suhu badan di bawah 36,5oC disamping asfiksia dan infeksi. (Imral
Chair,2007)
kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran hidup. Jika
angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian
bayi 20 per 1000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari 246 bayi
meninggal, setiap satu jam 10 bayi Indonesia meninggal, jadi setiap enam menit
yaitu sekitar 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah yang sering
2
6. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada BBL yang mengalami
hipotermia?
C. Tujuan
pengetahuan serta untuk memperoleh pengalamannya dan teori yang selama ini
mengalami hipotermia.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1999).Saat suhu tubuh berada di bawah tingkat ini, bayi beresiko mengalami stres
Gejala awal hipotermia apabila suhu < 36oC atau kedua kaki dan tangan
teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami
hipotermia sedang (suhu 32oC – 36oC). Disebut hipotermia kuat bila suhu tubuh
<32oC.Hipotermia pada BBL adalah suhu di bawah 36,5 oC, yang terbagi atas
hipotermia ringan (cold stress) yaitu suhu antara 36-36,5oC, hipotermia sedang
yaitu suhu antara 32-36oC, dan hipotermia berat yaitu suhu tubuh <32 oC.(Menurut
Sarwono (2002),
4
B. Etiologi
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah
dan upaya mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak diterapkan secara tepat,
terutama pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama, setelah lahir.Misalnya bayi
baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau
meskipun lingkungan sekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang
Hal ini dapat disebabkan kegagalan dalam sistem endokrin dan terjadi
panas, misalnya pada keadaan disfungsi kelenjar tiroid, adrenal ataupun pituitaria.
kehilangan panas. Adapun mekanisme tubuh kehilangan panas dapat terjadi secara
a. Konduksi :
Yaitu perpindahan panas yang terjadi sebagai akibat perbedaan suhu antara kedua
obyek.Kehilangan panas terjadi saat terjadi kontak langsung antara kulit BBL
dengan permukaan yang lebih dingin. Sumber kehilangan panas terjadi pada BBL
yang berada pada permukaan/alas yang dingin, seperti pada waktu proses
5
penimbangan. Bayi yang diletakkan diatas meja, tempat tidur atau timbangan
yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh melalui konduksi.
b. Konveksi :
Transfer panas terjadi secara sederhana dari selisih suhu antara permukaan kulit
bayi dan aliran udara yang dingin di permukaan tubuh bayi. Sumber kehilangan
inkubator dengan jendela yang terbuka, atau pada waktu proses transportasi BBL
ke rumah sakit.
c. Radiasi :
Yaitu perpindahan suhu dari suatu objek panas ke objek yang dingin, misalnya
dari bayi dengan suhu yang hangat dikelilingi suhu lingkungan yang lebih
dingin.Sumber kehilangan panas dapat berupa suhu lingkungan yang dingin atau
suhu inkubator yang dingin.Bayi akan mengalami kehilangan panas melalui cara
ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan
tubuh bayi.
d. Evaporasi :
Cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi.Panas terbuang akibat
panas dapat berupa BBL yang basah setelah lahir, karena menguapnya cairan
ketuban pada permukaan tubuh bayi setelah lahir dan bayi tidak cepat dikeringkan
6
3. Kegagalan Termoregulasi
Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat setelah kelahiran karena
Setelah lahir, suhu tubuh bayi dapat turun sangat cepat. Bayi aterm yang
Namun, jika bayi bermasalah saat lahir oleh kondisi di bawah ini, stress tambahan
a. Asfiksia berat
b. Resusitasi ekstensif
d. Gawat napas
e. Hipoglikemia
f. Sepsis
7
c. Cadangan glikogen dan brown fat sedikit
d. BBL ( Bayi baru lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada
C. Patofisiologi
Mekanisme ini juga distimulasi oleh sistem saraf simpatis, kemudian sistem saraf
perifer akan memicu otot sekitar arteriol kulit untuk berkontraksi sehingga terjadi
8
Pada bayi, respon fisiologis terhadap paparan dingin adalah dengan proses
oksidasi dari lemak coklat atau jaringan adiposa coklat. Pada BBL, NST (proses
oksidasi jaringan lemak coklat) adalah jalur yang utama dari suatu peningkatan
produksi panas yang cepat, sebagai reaksi atas paparan dingin. Paparan dingin
samping serta gangguan – gangguan metabolik yang berat. Segera setelah lahir,
tanpa penanganan yang baik, suhu tubuh bayi rata-rata akan turun 0,1 oC-0,3oC
setiap menitnya, sedangkan LeBlanc (2002) menyebutkan bahwa suhu tubuh bayi
akan turun 2oC dalam setengah jam pertama kehidupan. WHO Consultative
penanganan yang tepat, suhunya akan turun 2oC-4oC dalam 10-20 menit kemudian
setelah kelahiran.
Hipotermi ditandai dengan akral dingin, bayi tidak mau minum, kurang
aktif, kutis marmorata, pucat, takipneu atau takikardi. Sedangkan hipotermi yang
koagulasi, sirkulasi fetal persisten, gagal ginjal akut, enterokolitis nekrotikan, dan
gelisah; kemudian, saat suhu inti tubuhnya menurun, ia mengadopsi posisi fleksi
yang rapat guna mencoba mempertahankan panas. Bayi yang sakit atau premature
9
akan cenderung berbaring terlentang dengan posisi seperti katak dengan semua
2001).
lemak coklat, oksigen di konsumsi dan hal ini dapat menyebabkan perubahan pola
yang berhubungan dengan termoregulasi dan hal ini dapat menyebabkan bayi
lemas.
5. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi
mengeras (sklerema)
10
2. Tangisan lemah
1. Aktifitas berkurang,letargis.
3. Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki
E. Diagnosis
atau kulit bayi.Pengukuran suhu ini sangat bermanfaat sebagai salah satu petunjuk
penting untuk deteksi awal adanya suatu penyakit, dan pengukurannya dapat
11
diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat
F. Komplikasi
dan yang paling sering terlihat hipoglikemia.Pada bayi premature, stress dingin
Hipotermi yang terjadi pada bayi apabila tidak tertangani dengan tepat
mengdip)
usahanya dalam mencegah hilangnya panas dari tubuh.Untuk itu, BBL haruslah
adalah rentang suhu eksternal, dimana metabolisme dan konsumsi oksigen berada
12
pada tingkat minimum, dalam lingkungan tersebut bayi dapat mempertahankan
1. Bayi yang mengalami hipotermia biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan
yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau
2. Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah
menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada
ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi.Untuk menjaga agar bayi tetap
hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian (merupakan teknologi
tepat guna baru) disebut sebagai Metoda Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan
3. Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika
terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah
4. Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI
sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak menghisap, diberi infus glukosa
5. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil. Untuk
13
a. Pada bayi baru lahir sehat yaitu lahir cukup bulan, berat >2500 gram, langsung
b. Pada bayi lahir dengan resiko (tidak temasuk kriteria diatas), keadaan umum bayi
lemah atau bayi dengan berat lahir <2000 gram, sebaiknya bayi jangan
dimandikan, ditunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu bila
suhu tubuh bayi stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan
baik.
Selain bersih, ruang bersalin tempat ibu melahirkan harus cukup hangat
dengan suhu ruangan antara 25oC-28oC serta bebas dari aliran arus udara melalui
jendela, pintu, ataupun dari kipas angin. Selain itu sarana resusitasi lengkap yang
Segera setelah lahir, bayi dikeringkan kepala dan tubuhnya, dan segera
mengganti kain yang basah dengan kain yang hangat dan kering. Kemudian
diletakkan dipermukaan yang hangat seperti pada dada atau perut ibunya atau
Kontak kulit dengan kulit adalah cara yang sangat efektif untuk mencegah
hilangnya panas pada BBL, baik pada bayi-bayi aterm maupun preterm. Dada
14
atau perut ibu merupakan tempat yang sangat ideal bagi BBL untuk mendapatkan
pertama kehidupan BBL. Pemberian ASI dini dan dalam jumlah yang mencukupi
akan sangat menunjang kebutuhan nutrisi, serta akan berperan dalam proses
setelah 6 jam) yaitu setelah keadaan bayi stabil. Tindakan memandikan bayi
segera setelah lahir akan menyebabkan terjadinya penurunan suhu tubuh bayi.
Menimbang bayi juga dapat ditunda beberapa saat kemudian dan dianjurkan pada
Kurang lebih 25% kehilangan panas dapat terjadi melalui kepala bayi
sehingga BBL perlu beberapa lapis pakaian serta selimut, dan diberi topi untuk
satu dalam tempat tidur yang sama dengan ibunya, selama 24 jam penuh dalam
ruangan yang cukup hangat. Hal ini akan sangat menunjang pemberian ASI on
15
Langkah ke 8 : Transpotasi hangat
Apabila bayi perlu segera dirujuk ke rumah sakit, atau ke bagian lain di
lingkungan rumah sakit seperti di ruang rawat bayi atau di NICU, sangat penting
Pada waktu melakukan resusitasi, perlu menjaga agar tubuh bayi tetap
hangat. Hal ini sangat penting karena bayi-bayi yang mengalami asfiksia,
Semua pihak yang terlibat dalam proses kelahiran serta perawatan bayi
(dokter, bidan, perawat, dan lain-lain), perlu dilatih dan diberikan pemahaman
tentang prinsip-prinsip serta prosedur yang benar tentang rantai hangat. Keluarga
hangat.
16
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Neonatus
dengan Hipotermi
I. PENGKAJIAN
A. Data subjektif
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama :
Umur/tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Tanggal MRS :
Nama ayah :
Nama ibu :
Usia ayah/ibu :
Pendidikan ayah/ibu :
Pekerjaan ayah/ibu :
Agama :
Suku/bangsa :
Alamat :
17
Keluhan utama :Bayi tidak mau minum/menetek, bayi
Riwayat imunisasi
Alergi
b. Genogram
18
4. Pola fungsional kesehatan
Pola Eliminasi
Prawirohardjo, 2002)
Pola personal
hygiene
Pola aktifitas Gejala Hipotermia bayi baru lahir, bayi tampak
Prawirohardjo, 2002)
B. Data objektif
1. Pemeriksaan umum
19
Kesadaran :
Tanda-tanda vital :
2012)
2009)
Antropometri :
rscmfkui.com/berita.php?id=184)
20
LILA : 11 – 12 cm (Hasan, 2006)
normalnya adalah 33 - 35 cm
2014. http://obgyn-
rscmfkui.com/berita.php?id=184)
2014. http://obgyn-
rscmfkui.com/berita.php?id=184)
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
caput.
21
Wajah : Tidak tampak oedema.
22
yang berkaitan pengkajian inspeksi untuk
Obstetri).
2004).
23
Ekstermitas :Bayi bergerak tersentak-sentak meskipun
2009)
(Rustam, 1998)
3. Pemeriksaan neurologis/reflex
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
24
- Pemeriksaan pH darah
janin(Wiknjosastro, 2007).
a) Diagnosis
b) Masalah
2. denuyk
mengantuk saja, tubuh bayi teraba dingin, dalam keadaan berat, denyut
c. Kebutuhan
Diagosis Potensial
25
1. Koma
2. kematian
inkubator
V. INTERVENSI
26
Rasional : Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran
3. Menunda memandikan bayi bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi
stabil.
27
Rasional : Untuk mencegah terjadinya serangan dingin, ibu /
5. Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru bila ibu dan
bayi berada dalam satu selimut atau kain hangaat yang diserterika
terlebih dahulu.
ini dilakukan dengan cara bayi yang baru lahir dikenakan popok,
kaos kaki dan tutup kepala yang telah dihangatkan terlebih dahulu.
dada ibu dan ditutupi baju ibu yang berfungsi sebagai kantung
kanguru.Posisi bayi adalah tegak ketika ibu berdiri atau duduk dan
sudah sesuai pada dada ibu.Letakkan bayi dengan posisi siku dan
Karena itu ASI sedini mungkin dapat lebih sering selama bayi
28
menginginkan.Bila terlalu lemah hingga tidak dapat atau tidak kuat
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun suhu normal bayi dan neonatus adalah 36,5°C-37,5°C (suhu axila)
Adapun gejala hipotermi, apabila suhu <36°C atau kedua kaki dan tangan
teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah
B. Saran
30
Daftar Pustaka
(halaman 90-91)
Penanganan Esensial dasar Kegawat-Daruratan Obstetri dan Bayi Baru Lahir. Jakarta
(halaman 75-76)
Wiknjosastro,DjokoWaspodo.2009.AcuanNasionalPelayanan Kesehatan
123-126).
Warih BP, Abubakar M. 1992. Fisiologi pada Neonatus. dalam : Kumpulan makalah
31