Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR PEMBANGUNAN EKONOMI

PERSPEKTIF GLOBAL

DOSEN PENGAMPU : RAHMAD SEMBIRING

DISUSUN OLEH :

1. INTAN WULAN SARI MATONDANG (1815210064)


2. ELFIRA ANNISA (1815210078)
3. NABILA AZ ZUHRO (1815210090)

MATA KULIAH EKONOMI PEMBANGUNAN I


PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena Ridho-nya kami telah
menyelesaikan makalah kami dengan baik yg berjudul Pengantar Pembangunan Ekonomi
dalam Perspektif Global. Pertama-tama kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen pengajar yaitu Bapak Rahmad yang mana telah membimbing dan memberikan tugas
ini kepada kami

Melalui makalah ini kami akan membahas mengenai pembangunan ekonomi dalam
pandangan global di kaitkan dengan teori dan buku yang ada. Kami juga akan menguraikan
mengenai kehidupan setengah penduduk di bumi, serta hakikat-hakikat pembangunan
ekonomi. Kami juga berharap makalah ini semoganya dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian dan juga mendapatkan ilmu dan pengetahuan kita semua mengenai pembangunan
ekonomi di dunia.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Kami minta maaf sebesar-besarnya apabila
banyak kesalahan yang terdapat pada makalah ini. Kami yakin bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian, untuk
menjadikan makalah ini lebih baik kedepannya.

Medan, 21 November 2019

Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2

1.3 Tujuan..............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................4

2.1 Kehidupan Setengah Penduduk Bumi..............................................................................4

2.2 Studi Ekonomi dan Pembangunan......................................................................................

2.3 Apa yang Dimaksud dengan Pembangunan.............................................................

2.4 Millenium Development Goals................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi Negara didunia ini memang sangat dibutuhkan yaitu sebagai
penunjang kesejahteraan kehidupan masyarakat di Negara tersebut yang mana akan
meningkatkan kualitas dan standard kehidupan, dari keadaan stagnan, dan menuju kondisi
perkenomian yang lebih baik lagi untuk mencapai tujuan suatu bangsa dan Negara.
Kemiskinan, keterbatasan modal dan rendahnya kualitas sumber daya manusia adalah
beberapa contoh dari permasalahan pembangunan yang harus di atasi. Dengan adanya
pembangunan ekonomi di harapkan mampu meningkatan pertumbuhan ekonomi yang
mana akan menunjang suatu Negara lebih baik lagi kedepannya.

Namun tidak semua Negara di muka bumi ini memiliki tingkat pembangunan yang
baik. Beberapa Negara yang memiliki kendala pembangunan biasanya yaitu Negara
berkembang, dikarenakan beberapa factor produksi dan landasan yang kurang memadai.

Globalisasi menawarkan peluang yang luar biasa. Tetapi keterpinggiran, kemiskinan


yang mengenaskan, dan kerusakan lingkungan hidup menimbulkan bahaya. Mereka yang
paling menderita adalah mereka yang paling sedikit memiliki penduduk pribumu,
perempuan di Negara berkembang, kaum miskin pedeasaan, penduduk Afrika, dan anak-
anak mereka. (Robbert Zoellick, Presiden Bank Dunia, 2007)

Berdasarkan latar belakang di atas kami tertarik untuk membahas mengenai


pembangunan ekonomi yang terjadi pada seluruh Negara di muka bumi, serta kami ingin
membahas mengenai apa yang membuat pembangunan di negara-negara terhambat, dan
bagaimana cara mengatasi keterhambatan pembangunan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kehidupan setengah penduduk di muka bumi?


2. Bagaimana studi ekonomi dan pembangunan?
3. Apa yang dimaksud dengan pembangunan?
4. Apa itu Millenium Development Goals?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui kehidupan setengah penduduk di muka bumi.


2. Mengetahui studi ekonomi dan pembangunan.
3. Memahami apa pengetian pembangunan.
4. Memahami Millenium Development Goals.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KEHIDUPAN SETENGAH PENDUDUK BUMI

Setiap orang memiliki nasib kehidupan yang berbeda-beda yang di alami-nya.


Sebagian orang hidup di rumah yang megah dan mewah serta nyaman dengan banyak kamar
yang berukuran luas. Mereka memiliki makanan yang berlimpah, pakaian yang bagus dan
kondisi kesehatan yang baik, serta kondisi keunagan yang berkecukupan dan tidak
kekurangan. Sebagian lainnya, yaitu mayoritas penduduk dunia yang hampir 7 miliar
banyaknya memiliki kondisi kehidupan yang minim. Mereka tidak memiliki tempat tinggal
dan makanan yang layak. Kondisi kesehatan mereka sering kali buruk, banyak dari mereka
yang tidak pandai membaca atau membaca, dan prospek untuk mencapai tariffkehidupan yang
lebih bai sangat suram. Lebih dari 40% penduduk dunia memiliki pendapatan kurang dari $2
per hari, salah satu kondisi yang diacu sebagai kemiskinan absolute, yaitu situasi
ketidakmampuan untuk mendapatkan penghasilan, makanan, sandang, perawatan kesehatan,
tempat tinggal dan kebutuhan lainnya dalam tingkat yang minimum.

Pertama-tama yang kita amati yaitu sebuah keluarga “kecil” di Amerika Utara yang
memiliki pendapatan lebih dari $50.000 pertahun. Mereka hidup nyaman dan tinggal di
sebuah rumah yang mewah dan megah dengan perkebunan yang mini dan indah serta
memiliki 2 mobil. Rumah yang mereka tinggali biasanya memiliki fasilitas elektronik yang di
impor dari berbagai Negara. Serta mereka mengkonsumsi berbagai olahan makanan yang di
impor dari luar negri juga. Kedua anak mereka memiliki kesehatan yang baik dan
menyelesaikan pendidikan sampai ke perguruan tinggi ternama di luar negri, hingga akhirnya
memilih karir yang bisa mereka impi-kan.

Sekarang mari kira beralih dan cermati keluarga “besar” yang umumnya berdomisili di
daerah pedesaan miskin Asia Selatan. Rumah tangga ini kemungkinan terdii daridelapan atau
lebih orang yang berada di dalam satu rumah. Mereka memiliki gabungan pendapatan
perkapita pertahun yaitu setara dengan $300, dalam bentuk uang dan hasil bumi yang dalam
arti mereka bersama-sama mengkonsumsi makanan dari hasil tanama pangan yang mereka
miliki. Bersama-sama mereka tinggal dirumah dengan kondisi dan luas yang minim. Ayah,
ibu, paman dan anaka-anak yang lebih tua bertani di tanah milik orang. Mereka tidak bias
membaca bahkan menulis; anak anak yang lebih muda bersekolah namun sering kali mereka
membolos dan tidak memiliki keinginan untuk bersekolah dan melanjutkan pendidikan
ketingkat yang lebih tinggi. Mereka sering kali makan hanya sekali sampai dua kali setiap hari
dengan lauk seadanya, rumah mereka yang berkualitas rendah sering kali membuat mereka
terjangkit penyakit, tetapi dokter dan praktisi kesehatan yang berkualifikasi berada jauh di
kota.

Sekarang kita beralih ke sebuah pedesaan terpencil di sebelah barat Afrika, dimana
banyak keolmpok rumah kecil berjejer di wilayah yang kering dan gersang. Masing-masing
kelompok rumah kecil ini ditinggali oleh sekumpulak keluarga besar, semua anggota keluarga
berpartisipasi dan berbagi pekerjaan. Penghasilan uang di tempat ini sangat kecil karena
hampir semua makanan, pakaian, tempat tinggal, dan barang-barang duniawi dibuat dan
dikonsumsi sendiri oleh penghuninya, yang disebut perekonomian subsisten. Perekonomian
subsisten sendiri adalah perekonomian yang menjalankan produksi untuk konsumsi pribadi
dan standar hidupnya tidak lebih dari kebutuhan-kebuuhan dasar seperti makanan, tempat
tinggal, dan pakaian.

Dalam banyak aspek, kehidupan disini sama suramnya dan sulitnya dengan kehidupan
di favela Amerika Latin yang berada di seberang samudera. Pertumbuhan penduduk dan
permasalahan lingkungan yang semakin tidak stabil, kehidupan disini kelihatannya abadi dan
tidak akan berubah, tetapi dalam waktu yang tidak lama lagi situasi ini akan berakhir. Sebuah
ajalan baru yang sedang dibangun akan melintas di dekat pedesaan ini. Tidak diragukan
bahwa jalanan ini akan menjadi factor peningkatan kehidupan dengan adanya perbaikan atas
pelayanan ksehatan. Jalanan ini akana menjadi pengahantar informasi tentang dunia luar,
beserta alat-alat hasil peradaban modern. Harapan untuk “kehidupan yang lebih baik”akan
dipromosikan melalui alaat-alat tersebut. Aspirasi akan meningkat, dan singkatnya proses
pembangunan dimulai. Pembangunan merupakan proses meningkatkan kualitas kehidupan
dan kemampuan manusia dengan cara menikkan standar kehidupan, harga diri, dan kebebasan
individu.
2.2 STUDI EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

Studi ekonomi pembangunan adalah salah satu cabang ilmu eonomi dan ekonomi
politik yang paling baru, paling menyenangkan, dan paling menantang. Meskipun orang
mengklaim Adam Smith sebagai “ahli ekonomi pembangunan pertama” dan bukunya Wealth
of Nations, diterbitkan pada 177, sebgai pelopor literatur pertama pembangunan ekonomi;
studi sistematis tentang masalah dan proses pembangunan di Afrika, Asia, dan Amerika Latin
baru muncul pada sekitar lima dasarwasa belakangan.

A. Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan


Ilmu ekonomi tradisional (traditional economics) memusatkan perhatiannya pada
alokasi sumber daya produktif yang langka dan petumbuhan optimal sumber daya ini
untuk menghasilkan beragam barang dan jasa yang terus berkembang.
Ilmu ekonomi politik (political economy) yaitu upaya menggabungkan analisis
ekonomi dengan politik praktis untuk menelaah aktivitas ekonomi dan konteks politik.
Ilmu ekonomi pembangunan (development economics) yaitu studi tentang upaya
mentransformasi perekonomian dari keadaan stagnan ke pertumbuhan, dan dari status
penghasilan rendah ke penghasilan tinggi, serta upaya menanggulangi masalah
kemiskinan absolut.

Tidak seperti halnya ilmu ekonomi klasik tradisional atau bahkan ilmu ekonomi politik,
studi ekonomi pembangunan bergerak lebih jauh dengan mencakup bahasan tentang
persyaratan ekonomi, budaya, dan politik dalam ranga menhgasilkan tranformasi structural
dan kelembagaan masyarakat secara menyeluruh yang cepat, dalam cara yang paling efisien
untu menghasilkan kemajuan ekonomi bagi sebagian besar penduduk. Komponen ekonomi
pembangunan yang selalu dipandang penting adalah peran pemerintah yang lebih besar dan
diarahkan untuk mentransformasi perekonomian.

Karena heterogenitas dunia berkembang dan kompleksitas studi pembangunan harus


bersifat elektik, yaitu berupaya mengkombinasikan berbgaia konsep dan teori yang relevan
dan sejumlah model baru dan pendekatan multidisiplin yang lebih luas. Tujuan akhir dari
studi ekonomi pembangunan tetap tidak berubah yaitu untuk membantu kita memahami
perekonomian Negara berkembang, dalam rangka mengupayakan peningkatan kesejahteraan
hidup mayoritas penduduk dunia, serta untuk membantu mahasiswa berpikir sistematis
tentang berbagai masalah dan isu ekonomi.

B. Arti Penting Nilai-nilai dalam Ilmu Ekonomi Pembangunan

Ilmu ekonomi adalah ilmu sosial yang berhubungna dengan manusia dan system sosial
yang digunakan untuk menata kegiatan dalam memenuhi kebutuhan material (makanna,
tempa tinggal, dan pakaian) serta kebuuthan nonmaterial (pendidikan, pengetahuan, atau
pencerahan spiritual). Konsep inti pembangunan dan modernisasi ekonomi mewakili premis
nilai-nilai implisit dan ekspilisit tentang tujuan yang digunakan untuk mencapai apa yang
pernah diungkapkan Mahatma Gandhi sebagai “realisasi potensi manusia. Konsep atau tujuan
yang diangkat dari pertimbangan niali subjektif tentang apa yang baik serta tidak, misalnya
keadilan ekonomi dan sosial, penanggulangan kemiskinan, pendidikan universal, peningkatan
taraf hidup, kemandirian nasional, modernisasi lembaga, penegakan hukum, perlindungan
hak, akses kesempatan, partisipasi politik dan ekonomi, serta pemenuhan diri. Begitu juga
dengan nilai-nilai dan tujuan hak pribadi, yang mana manusia sejak dilahirkan sudah memiliki
hak asasi manusia, serta anggapan bahwa sejak lahir seseorang telah ditentukan nasibnya
untuk menjadi pemimpin atau pengikut.

C. Perekonomian sebagai Sistem Sosial: Tuntutan untuk Melangkah Lebih Jauh


dari Ilmu Ekonomi Sederhana

Ilmu ekonomi dan system perekonomian harus dipandang dalam perspektif yang lebih
luas. Hal ini harus dianalisis dalam konteks system sosialsuatu Negara secara keseluruhan dan
bahan sesungguhnya juga dalam konteks intenasional dan global. System sosial merupakan
struktur organisasi dn lembaga dalam suatu mesyarakat, mencakup nilai-nilai, sikap, sturktur
kekuasaan dan tradisinya. “Sistem sosial” juga diartikan sebagai hubungan
kesalingtergantungan antara faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi. Faktor nonekonomi
mencakup sikap terhadap kehidupan kerja dan otoritas, birokrasi public dan swasta, hokum,
dan struktur administrasi. Pada tingkat internasioanl kita harus mempertimbangkan
bagaimana merumuskan kebijakan, siapa yang mengendalikan serta siapa yang diuntungkan
dari dari organisasi dan norma perilaku ekonomi global.

Upaya memecahkan masalah dalam rangka pembangunan adalah hal yang rumit. Upaya
meningktakan poduksi nasioan, meningkatkan taraf hidup, dan memperluas kesempatan kerja
secara keseluruhan tidak hanya terkait erat dengan sejarah, niali-nilai, serta struktur lembaga
dan kekuasaan di tingkat masyarakat domestic dan global, tetepi juga berkaitan dengan hasil
langsung dari perhitungan berbagai variabel ekonomi strategis, sepeti tabungan, investasi,
harga poduk dan faktor, serta nilai tukar valuta asing. Banyak kegagalan kebijakan
pembangunan karena mengesampingkan variabel nonekonomi (arti penting hak milik
tradisional dalam mengalokasikan sumber daya dan mendistibusikan pendapatan, atau
pengaruh agama atas sikap modernisasi). Untuk memahami masalah-masalah kemajuan
ekonomi dan sosial di Negara miskin, kita perlu memperhitungkan juga arti penting nilai-
nilai, sikap, dan lembaga dlam konteks domestic maupun internasional di dalam proses
pembangunan secara keseluuhan.

2.3 APA YANG DIMAKSUD DENGAN PEMBANGUNAN?

A. Ukuran-ukuran Ekonomi Tradisional

Dari sudut pandang ilmu ekonomi, pembangunan bisa diartikan sebagai upaya mencapai
tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita yang berkelanjutan agar Negara dapat
memperbanyak output yang lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan penduduk. Tingkat
dan laju pertumbuhan pendapatan nasional bruto sering digunakan untuk mengukur
kesejahteraan ekonomi penduduk keseluruhan, seberapa banyak barang dan jasa riil yang
tersedia untuk dikonsumsi dan diinvestasikan oleh rat-rata penduduk.

Seperti yang terjadi dalam kebijakan pembangunan pada tahun 1970-an, pembangunan
sampai akhir-akhir ini hampir selamanya dipandang sebagai gejala ekonomi dimana laju
keuntungan secara keseluruhan yang meningkat cepat dan petumbuhan GNI akan menetes
kebawah ke masyarakat dalalm bentuk pekerjaan dan kesempatan ekonomi lainnya. Masalah-
masalah kemiskinan, diskriminasi, pengangguran, dan distribusi pendapatan dinomoduakan
untuk mencapai hasil hasil petumbhan. Faktanya, penekanan sering berada pada peningkatan
output yang diukur dengan produk domestic bruto.

B. Pandangan Ekonomi Baru tentang Pembangunan.

Kini, makin banyak ekonom dan pembuat kebijakan yang menyuarakan perlunya
upaya serius untuk menanggulangi meluasnya kemiskinan absolute, distribusi pendapatan
yang semakin tidak merata, dan meningkatnya pengangguran. Singkatnya pada dasawarsa
1970-an pembangunan ekonomi mulai didefinisi ulang dalam kaitannya dengan upaya
pengurangan masalah-masalah tersebut. Pertumbuhan berlangsung cepat di kebanyakan
Negara berkembang dalam dasawarsa 2000-an, sekalipun banyak yang meragukan hahwa hal
itu kemungkinan terdorong oleh pertumbuhan semu dari aktivitas ekonomi spekulatif yang
disebut gelembung ekonomi di Negara-negara barat dan dapat meroso tajam karena krisis
ekonomi dan dampak goncangan berikutnya.

Oleh sebab itu, pembangunan haruslah dipandang sebagai proses multidimensi yang
melibatkan berbagai perubahan mendasar dalam stuktu sosial, sikap masyarakat, dan lembaga
nasional. Pembangunan seharusnya merupaka upaya untuk mengubah kondisi kehidupan dari
yang dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin.

D. Pendekatan “Kapabilitas” Amartya Sen

Kapabilitas artinya juga sama dengan kompetensi, yaitu kemampuan. Namun pemaknaan
kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara
mendetail sehingga benar-benar menguasai kemampuannya dari titik kelemhana hingga cara
mengatasinya. Amartya Sen, pemenang Nobel bidang ekonomi pada tahun 1998, menyatakan
bahwa “kapabilitas untuk berfungsi” merupakan hal yang paling berperan untuk menentukan
status miskin tidaknya seseorang. Seperti yang dikemukakan Sen “pertumbuhan ekonomi
tidak boleh dipandang sebagai tujuan. Pembangunan haruslah lebih memperhatikan upaya
peningkatan kualitas kehidupan yang kita jalani dan kebebasan yang kita nikmati.”
Kemiskinan tidap dapat diukur dengan baik hanya berdasarkan pendapatan atau bahkan
dengan utilitas (kegunaan), yang paling penting adalah siapa atau bias menjadi apa dirinya
dan apa yang dilakukan atau dapat dilakukannya.

Untuk memperjelas apa yang disebut Sen sebagai keberfungsian yaitu apa yang
dilakukan atau apat dilakukan seseorang terhadap komoditas dengan karateristik tertentu yang
dimiliki atau dikendalikannya. Sen mengidentifikasi lima sumber perbedaan antara
pendapatan riil dan keunggulan actual. Pertama, heterogenitas pribadi, sepeti yang berkaian
dengan kekurangan fisik, penyakit, usia, atau jenis kelamin; kedua, perbedaan lingkungan,
seprti pemanas dan pakaian yang dibutuhkn di iklim dingin, penyakit menular di daerah tropis
atau dampak polusi; ketiga, perbedaan iklim sosial, seperti tingkat kejahatan dan kekekarasan
serta “modal sosial”; keempat, distribusi dalam keluarga; kelima, perbedaan perspektif
hubungan. Dalam buku Sen yang berjudul The Idea of Justice mengemukakan bahwa
kesejahteraan subjektif adalah keadaan kejiawaan manusia, suatu keberfungsian yang dapat
dicapai berdampingan denga keberfungsian lainnya seperi kesehatan dan martabat.

E. Pembangunan dan Kebahagiaan

Kebahagiaan merupakan bagian dari kesejahteraan manusia. Akhir-akhir ini para ekonom
mengkaji hubungan kepuasan dan kebahagiaan subjektif dengan sejumlah faktor lain seperti
pendapatan. Rata-rata tingkat kebahagiaan seseorang meningkat sejalan dengan pendapatan
suatu Negara. Tidak mengherankan jika berbagai studi menunjukkan bahwa jaminan financial
adalah satu faktor yang mempengaruhi kebahagiaan. Richard Layard telah mengidentifikasi
tujuh faktor yang mempengaruhi rata-rata kebahagiaan: hubungan keluarga, keadaan
keuangan, pekerjaan, komunitas dan persahabatan, kesehatan, kebebasan pribadi, dan nilai-
nilai pribadi.
F. Tiga Inti Nilai Pembangunan
Kecukupan: Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
dan tempat tinggal yang diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia pada
tingkat minimum. Jika salah satu kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi atau
persediaannya tidak memadai, akan terjadi suatu kondisi “keterbelakangan absolute”
Harga diri: Menjadi manusia seutuhnya, yaitu perasaan berharga yang dinikmati suatu
masyarakat jika system dan lembaga sosial serta ekonominya menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan seperti kehormaan, martabat, integritas, dan kemandirian.
Kebebasan dari Sikap Menghamba: situasi yang menunjukkan bahwa suatu
masyarakat memiliki berbagai alternatif untuk memuaskan keinginannya dan setiap
orng dapat mengambil pilihan riil sesuai keinginannya.

G. Peran Penting Perempuan

Para ilmuan pembangunan umumnya memandang bahwa kaum perempuan memainkan


peran penting dalam drama pembangunan. Kenyataannya menunjukkan bahwa secara global
kaum perempaun lebih miskin ketimbang laki-laki. Mereka juga memiliki akases kesehatan,
pendidikan, dan berbagai bentuk kebebasan yang lebih sedikit. Selain itu kaum perempuan
memiliki tanggung jawab dalam mengasuh anak, dan sumber daya yang mereka miliki
menentukan dapat atau tidaknya mereka memutus siklus pewarisan kemiskinan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Kaum perempuan juga meneruskan nilai-nilai penting
kehidupan kepada anak-anak mereka. Oleh sebab itu, agar dapat menghasilkan dampak
pembangunan yang signifikan, suatu masyarakat harus memberdayakan dan
menginvestasikan sumber daya bagi kaum perempuannya.

H. Tiga Tujuan Pembangunan


Peningkatan ketersediaan dan perluasan distribusi barang-barang kebutuhan hidup
pokok, seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan, dan perlindungan.
Peningkatan standar hidup yang bukan hanya berupa peningkatan pendapatan,
tetapi juga ketersediaan lapangan pekerjaan yang lebih banyak, pendidikan yang
lebih baik, dan juga perhatian terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Perluasan pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi individu dna bangsa
secara keseluuhan.

2.4 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS

Millennium Development Goal (MDG) adalah seperangkat delapan tujuan yang disepakati
oleh para anggota PBB di tahun 2000 sebagai komitmen untuk meniadakan kemiskinan dan
mencapai tujuan pembangunan manusia lainnya pada tahun 2015.

Tujuan dan sasaran pembangunan millenium 2015

Mengurangi kemiskinan dan kelaparan ekstrim.


- Mengurangi setengah jumlah orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari $2
perhari.
- Mengurangi separuh jumlah orang yang menderita kelaparan.
Mencapai pendidikan dasar universal
- Memastikan bahwa seluruh anak-anak mengikuti pendidikan dasar.
Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
- Meniadakan disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah pada tahun
2005, dan di semua level pada tahun 2015.
Mengurangi tingkat mortalitas anak
- Mengurangi sebanyak dua per tiga tingkat kematian anak-anak di bawah usi 5
tahun.
Meningkatkan kesehatan ibu
- Menurangi tigas per empat kematian ibu
Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
- Menahan dan mulai mengurngi tingkat penyebaran HIV/AIDS
- Mengehentikan dan mulai mengurangi jumlah orang yang terjangkit malaria dan
penyakit utama lainnya.
Menjaga kelestarian lingkungan hidup
- Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan
dan program Negara; mengurangi kerusakan sumber daya alam.
- Mengurangi setengah jumlah orang yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan
air minum yang bersih.
Membina kerja sama global bagi pembangunan
- Mengembangkan lebih lanjut system pedagangan dan keuangan yang terbuka,
berbasis hukum.
- Menangani kebutuhan khusus Negara-negara dengan luas terbatas dan Negara-
negara kepulauan kecil yang sedang berkembang.
- Bekerja sama dengan dengan Negara-negara berkembang untuk merumuskan dan
menerapkan strategi lapangan pekerjaan yang pantas dan produktif bagi generasi
muda.

MDG disusun bekerja sama dengan Negara-negara berkembang untuk memastikan


bahwa masalah-masalah yang paling menekan bagi Negara-negara berkembang dapat
teraspirasikan. Selain itu lembaga-lembaga internasional penting yang meliputi Perserikatan
Bangsa-Bangsa, Bank Dunia, Internastional Monetery Fund (IMF), Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD), dan World Trade Organization (WTO)
ikut membantu perumusan Millenium Declaration sehingga memiliki komitmen bersama
untuk secara langsung menanggulangi kemiskinan. MDG memberikan tanggung jawab
khusus kepada Negara-negara kaya, meliputi tindakan meningkatkan bantuan, meniadakan
hambatan perdagangan dan investasi, serta menghapuskan beban utang Negara-negara miskin.

BAB III

KESIMPULAN
Ilmu ekonomi pembangunan merupakan pengembangan yang nyata dan juga penting
terhadap ilmu ekonomi tradisional dan politik. Selain menaruh perhatian terhadap
pengalokasian sumber daya secara efisien dan pertumbuhan output secara berkelanjutan dari
waktu ke waktu, ilmu ekonomi pembangunan juga befokus pada mekanisme ekonomi, sosial,
dan lembaga yang diperlukan untuk menghasilkan peningkatan standar hidup secara cepat dan
berskala besar dari kaum miskin di Negara berkembang.

Strategi-strategi ekonomi pembangunan yang berupaya meningkatkan output dari


sector pertanian, menciptakan lapangan kerja, dan memerangi kemiskinan sering kali gagal di
masa lalu karena para ekonom dan penasihat kebijakn lainnya tidak cukup memandang
perekonomian sebagai system sosial yang saling bergantung dimana kekuatan ekonomi dan
nonekonomi terus-menerus berinteraksi dalam cara-cara yang terkadang saling berlawanan.

Pemerintah dapat memainkan peran utama dalam menggerakkan perekonomian ke


ekuilibrium yang lebih baik dan di banyak Negara, khususnya di Asia Timur, pemerintah
telah mengambil peran tersebut, tapi pemerintah itu sensdiri terlalu sering menjadi elemen
dasar dari ekuilibrium perekonomian yang buruk tersebut.

Pencapaian Millenium Development Goals akan menjadi tonggak sejarah penting


dalam perjalanan jauh menuju permbangunan yang berkelanjutan dan adil. Sayangnya banyak
sasaran jangka pendeknya yang kemungkinan tidak akan dicapai sesuai jadwal, dan tujun-
tujuan tesebut juga tidak mencakup semua tujuan penting dari pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai