Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi
PERSPEKTIF GLOBAL
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena Ridho-nya kami telah
menyelesaikan makalah kami dengan baik yg berjudul Pengantar Pembangunan Ekonomi
dalam Perspektif Global. Pertama-tama kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen pengajar yaitu Bapak Rahmad yang mana telah membimbing dan memberikan tugas
ini kepada kami
Melalui makalah ini kami akan membahas mengenai pembangunan ekonomi dalam
pandangan global di kaitkan dengan teori dan buku yang ada. Kami juga akan menguraikan
mengenai kehidupan setengah penduduk di bumi, serta hakikat-hakikat pembangunan
ekonomi. Kami juga berharap makalah ini semoganya dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian dan juga mendapatkan ilmu dan pengetahuan kita semua mengenai pembangunan
ekonomi di dunia.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Kami minta maaf sebesar-besarnya apabila
banyak kesalahan yang terdapat pada makalah ini. Kami yakin bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian, untuk
menjadikan makalah ini lebih baik kedepannya.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi Negara didunia ini memang sangat dibutuhkan yaitu sebagai
penunjang kesejahteraan kehidupan masyarakat di Negara tersebut yang mana akan
meningkatkan kualitas dan standard kehidupan, dari keadaan stagnan, dan menuju kondisi
perkenomian yang lebih baik lagi untuk mencapai tujuan suatu bangsa dan Negara.
Kemiskinan, keterbatasan modal dan rendahnya kualitas sumber daya manusia adalah
beberapa contoh dari permasalahan pembangunan yang harus di atasi. Dengan adanya
pembangunan ekonomi di harapkan mampu meningkatan pertumbuhan ekonomi yang
mana akan menunjang suatu Negara lebih baik lagi kedepannya.
Namun tidak semua Negara di muka bumi ini memiliki tingkat pembangunan yang
baik. Beberapa Negara yang memiliki kendala pembangunan biasanya yaitu Negara
berkembang, dikarenakan beberapa factor produksi dan landasan yang kurang memadai.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pertama-tama yang kita amati yaitu sebuah keluarga “kecil” di Amerika Utara yang
memiliki pendapatan lebih dari $50.000 pertahun. Mereka hidup nyaman dan tinggal di
sebuah rumah yang mewah dan megah dengan perkebunan yang mini dan indah serta
memiliki 2 mobil. Rumah yang mereka tinggali biasanya memiliki fasilitas elektronik yang di
impor dari berbagai Negara. Serta mereka mengkonsumsi berbagai olahan makanan yang di
impor dari luar negri juga. Kedua anak mereka memiliki kesehatan yang baik dan
menyelesaikan pendidikan sampai ke perguruan tinggi ternama di luar negri, hingga akhirnya
memilih karir yang bisa mereka impi-kan.
Sekarang mari kira beralih dan cermati keluarga “besar” yang umumnya berdomisili di
daerah pedesaan miskin Asia Selatan. Rumah tangga ini kemungkinan terdii daridelapan atau
lebih orang yang berada di dalam satu rumah. Mereka memiliki gabungan pendapatan
perkapita pertahun yaitu setara dengan $300, dalam bentuk uang dan hasil bumi yang dalam
arti mereka bersama-sama mengkonsumsi makanan dari hasil tanama pangan yang mereka
miliki. Bersama-sama mereka tinggal dirumah dengan kondisi dan luas yang minim. Ayah,
ibu, paman dan anaka-anak yang lebih tua bertani di tanah milik orang. Mereka tidak bias
membaca bahkan menulis; anak anak yang lebih muda bersekolah namun sering kali mereka
membolos dan tidak memiliki keinginan untuk bersekolah dan melanjutkan pendidikan
ketingkat yang lebih tinggi. Mereka sering kali makan hanya sekali sampai dua kali setiap hari
dengan lauk seadanya, rumah mereka yang berkualitas rendah sering kali membuat mereka
terjangkit penyakit, tetapi dokter dan praktisi kesehatan yang berkualifikasi berada jauh di
kota.
Sekarang kita beralih ke sebuah pedesaan terpencil di sebelah barat Afrika, dimana
banyak keolmpok rumah kecil berjejer di wilayah yang kering dan gersang. Masing-masing
kelompok rumah kecil ini ditinggali oleh sekumpulak keluarga besar, semua anggota keluarga
berpartisipasi dan berbagi pekerjaan. Penghasilan uang di tempat ini sangat kecil karena
hampir semua makanan, pakaian, tempat tinggal, dan barang-barang duniawi dibuat dan
dikonsumsi sendiri oleh penghuninya, yang disebut perekonomian subsisten. Perekonomian
subsisten sendiri adalah perekonomian yang menjalankan produksi untuk konsumsi pribadi
dan standar hidupnya tidak lebih dari kebutuhan-kebuuhan dasar seperti makanan, tempat
tinggal, dan pakaian.
Dalam banyak aspek, kehidupan disini sama suramnya dan sulitnya dengan kehidupan
di favela Amerika Latin yang berada di seberang samudera. Pertumbuhan penduduk dan
permasalahan lingkungan yang semakin tidak stabil, kehidupan disini kelihatannya abadi dan
tidak akan berubah, tetapi dalam waktu yang tidak lama lagi situasi ini akan berakhir. Sebuah
ajalan baru yang sedang dibangun akan melintas di dekat pedesaan ini. Tidak diragukan
bahwa jalanan ini akan menjadi factor peningkatan kehidupan dengan adanya perbaikan atas
pelayanan ksehatan. Jalanan ini akana menjadi pengahantar informasi tentang dunia luar,
beserta alat-alat hasil peradaban modern. Harapan untuk “kehidupan yang lebih baik”akan
dipromosikan melalui alaat-alat tersebut. Aspirasi akan meningkat, dan singkatnya proses
pembangunan dimulai. Pembangunan merupakan proses meningkatkan kualitas kehidupan
dan kemampuan manusia dengan cara menikkan standar kehidupan, harga diri, dan kebebasan
individu.
2.2 STUDI EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
Studi ekonomi pembangunan adalah salah satu cabang ilmu eonomi dan ekonomi
politik yang paling baru, paling menyenangkan, dan paling menantang. Meskipun orang
mengklaim Adam Smith sebagai “ahli ekonomi pembangunan pertama” dan bukunya Wealth
of Nations, diterbitkan pada 177, sebgai pelopor literatur pertama pembangunan ekonomi;
studi sistematis tentang masalah dan proses pembangunan di Afrika, Asia, dan Amerika Latin
baru muncul pada sekitar lima dasarwasa belakangan.
Tidak seperti halnya ilmu ekonomi klasik tradisional atau bahkan ilmu ekonomi politik,
studi ekonomi pembangunan bergerak lebih jauh dengan mencakup bahasan tentang
persyaratan ekonomi, budaya, dan politik dalam ranga menhgasilkan tranformasi structural
dan kelembagaan masyarakat secara menyeluruh yang cepat, dalam cara yang paling efisien
untu menghasilkan kemajuan ekonomi bagi sebagian besar penduduk. Komponen ekonomi
pembangunan yang selalu dipandang penting adalah peran pemerintah yang lebih besar dan
diarahkan untuk mentransformasi perekonomian.
Ilmu ekonomi adalah ilmu sosial yang berhubungna dengan manusia dan system sosial
yang digunakan untuk menata kegiatan dalam memenuhi kebutuhan material (makanna,
tempa tinggal, dan pakaian) serta kebuuthan nonmaterial (pendidikan, pengetahuan, atau
pencerahan spiritual). Konsep inti pembangunan dan modernisasi ekonomi mewakili premis
nilai-nilai implisit dan ekspilisit tentang tujuan yang digunakan untuk mencapai apa yang
pernah diungkapkan Mahatma Gandhi sebagai “realisasi potensi manusia. Konsep atau tujuan
yang diangkat dari pertimbangan niali subjektif tentang apa yang baik serta tidak, misalnya
keadilan ekonomi dan sosial, penanggulangan kemiskinan, pendidikan universal, peningkatan
taraf hidup, kemandirian nasional, modernisasi lembaga, penegakan hukum, perlindungan
hak, akses kesempatan, partisipasi politik dan ekonomi, serta pemenuhan diri. Begitu juga
dengan nilai-nilai dan tujuan hak pribadi, yang mana manusia sejak dilahirkan sudah memiliki
hak asasi manusia, serta anggapan bahwa sejak lahir seseorang telah ditentukan nasibnya
untuk menjadi pemimpin atau pengikut.
Ilmu ekonomi dan system perekonomian harus dipandang dalam perspektif yang lebih
luas. Hal ini harus dianalisis dalam konteks system sosialsuatu Negara secara keseluruhan dan
bahan sesungguhnya juga dalam konteks intenasional dan global. System sosial merupakan
struktur organisasi dn lembaga dalam suatu mesyarakat, mencakup nilai-nilai, sikap, sturktur
kekuasaan dan tradisinya. “Sistem sosial” juga diartikan sebagai hubungan
kesalingtergantungan antara faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi. Faktor nonekonomi
mencakup sikap terhadap kehidupan kerja dan otoritas, birokrasi public dan swasta, hokum,
dan struktur administrasi. Pada tingkat internasioanl kita harus mempertimbangkan
bagaimana merumuskan kebijakan, siapa yang mengendalikan serta siapa yang diuntungkan
dari dari organisasi dan norma perilaku ekonomi global.
Upaya memecahkan masalah dalam rangka pembangunan adalah hal yang rumit. Upaya
meningktakan poduksi nasioan, meningkatkan taraf hidup, dan memperluas kesempatan kerja
secara keseluruhan tidak hanya terkait erat dengan sejarah, niali-nilai, serta struktur lembaga
dan kekuasaan di tingkat masyarakat domestic dan global, tetepi juga berkaitan dengan hasil
langsung dari perhitungan berbagai variabel ekonomi strategis, sepeti tabungan, investasi,
harga poduk dan faktor, serta nilai tukar valuta asing. Banyak kegagalan kebijakan
pembangunan karena mengesampingkan variabel nonekonomi (arti penting hak milik
tradisional dalam mengalokasikan sumber daya dan mendistibusikan pendapatan, atau
pengaruh agama atas sikap modernisasi). Untuk memahami masalah-masalah kemajuan
ekonomi dan sosial di Negara miskin, kita perlu memperhitungkan juga arti penting nilai-
nilai, sikap, dan lembaga dlam konteks domestic maupun internasional di dalam proses
pembangunan secara keseluuhan.
Dari sudut pandang ilmu ekonomi, pembangunan bisa diartikan sebagai upaya mencapai
tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita yang berkelanjutan agar Negara dapat
memperbanyak output yang lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan penduduk. Tingkat
dan laju pertumbuhan pendapatan nasional bruto sering digunakan untuk mengukur
kesejahteraan ekonomi penduduk keseluruhan, seberapa banyak barang dan jasa riil yang
tersedia untuk dikonsumsi dan diinvestasikan oleh rat-rata penduduk.
Seperti yang terjadi dalam kebijakan pembangunan pada tahun 1970-an, pembangunan
sampai akhir-akhir ini hampir selamanya dipandang sebagai gejala ekonomi dimana laju
keuntungan secara keseluruhan yang meningkat cepat dan petumbuhan GNI akan menetes
kebawah ke masyarakat dalalm bentuk pekerjaan dan kesempatan ekonomi lainnya. Masalah-
masalah kemiskinan, diskriminasi, pengangguran, dan distribusi pendapatan dinomoduakan
untuk mencapai hasil hasil petumbhan. Faktanya, penekanan sering berada pada peningkatan
output yang diukur dengan produk domestic bruto.
Kini, makin banyak ekonom dan pembuat kebijakan yang menyuarakan perlunya
upaya serius untuk menanggulangi meluasnya kemiskinan absolute, distribusi pendapatan
yang semakin tidak merata, dan meningkatnya pengangguran. Singkatnya pada dasawarsa
1970-an pembangunan ekonomi mulai didefinisi ulang dalam kaitannya dengan upaya
pengurangan masalah-masalah tersebut. Pertumbuhan berlangsung cepat di kebanyakan
Negara berkembang dalam dasawarsa 2000-an, sekalipun banyak yang meragukan hahwa hal
itu kemungkinan terdorong oleh pertumbuhan semu dari aktivitas ekonomi spekulatif yang
disebut gelembung ekonomi di Negara-negara barat dan dapat meroso tajam karena krisis
ekonomi dan dampak goncangan berikutnya.
Oleh sebab itu, pembangunan haruslah dipandang sebagai proses multidimensi yang
melibatkan berbagai perubahan mendasar dalam stuktu sosial, sikap masyarakat, dan lembaga
nasional. Pembangunan seharusnya merupaka upaya untuk mengubah kondisi kehidupan dari
yang dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin.
Kapabilitas artinya juga sama dengan kompetensi, yaitu kemampuan. Namun pemaknaan
kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara
mendetail sehingga benar-benar menguasai kemampuannya dari titik kelemhana hingga cara
mengatasinya. Amartya Sen, pemenang Nobel bidang ekonomi pada tahun 1998, menyatakan
bahwa “kapabilitas untuk berfungsi” merupakan hal yang paling berperan untuk menentukan
status miskin tidaknya seseorang. Seperti yang dikemukakan Sen “pertumbuhan ekonomi
tidak boleh dipandang sebagai tujuan. Pembangunan haruslah lebih memperhatikan upaya
peningkatan kualitas kehidupan yang kita jalani dan kebebasan yang kita nikmati.”
Kemiskinan tidap dapat diukur dengan baik hanya berdasarkan pendapatan atau bahkan
dengan utilitas (kegunaan), yang paling penting adalah siapa atau bias menjadi apa dirinya
dan apa yang dilakukan atau dapat dilakukannya.
Untuk memperjelas apa yang disebut Sen sebagai keberfungsian yaitu apa yang
dilakukan atau apat dilakukan seseorang terhadap komoditas dengan karateristik tertentu yang
dimiliki atau dikendalikannya. Sen mengidentifikasi lima sumber perbedaan antara
pendapatan riil dan keunggulan actual. Pertama, heterogenitas pribadi, sepeti yang berkaian
dengan kekurangan fisik, penyakit, usia, atau jenis kelamin; kedua, perbedaan lingkungan,
seprti pemanas dan pakaian yang dibutuhkn di iklim dingin, penyakit menular di daerah tropis
atau dampak polusi; ketiga, perbedaan iklim sosial, seperti tingkat kejahatan dan kekekarasan
serta “modal sosial”; keempat, distribusi dalam keluarga; kelima, perbedaan perspektif
hubungan. Dalam buku Sen yang berjudul The Idea of Justice mengemukakan bahwa
kesejahteraan subjektif adalah keadaan kejiawaan manusia, suatu keberfungsian yang dapat
dicapai berdampingan denga keberfungsian lainnya seperi kesehatan dan martabat.
Kebahagiaan merupakan bagian dari kesejahteraan manusia. Akhir-akhir ini para ekonom
mengkaji hubungan kepuasan dan kebahagiaan subjektif dengan sejumlah faktor lain seperti
pendapatan. Rata-rata tingkat kebahagiaan seseorang meningkat sejalan dengan pendapatan
suatu Negara. Tidak mengherankan jika berbagai studi menunjukkan bahwa jaminan financial
adalah satu faktor yang mempengaruhi kebahagiaan. Richard Layard telah mengidentifikasi
tujuh faktor yang mempengaruhi rata-rata kebahagiaan: hubungan keluarga, keadaan
keuangan, pekerjaan, komunitas dan persahabatan, kesehatan, kebebasan pribadi, dan nilai-
nilai pribadi.
F. Tiga Inti Nilai Pembangunan
Kecukupan: Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
dan tempat tinggal yang diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia pada
tingkat minimum. Jika salah satu kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi atau
persediaannya tidak memadai, akan terjadi suatu kondisi “keterbelakangan absolute”
Harga diri: Menjadi manusia seutuhnya, yaitu perasaan berharga yang dinikmati suatu
masyarakat jika system dan lembaga sosial serta ekonominya menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan seperti kehormaan, martabat, integritas, dan kemandirian.
Kebebasan dari Sikap Menghamba: situasi yang menunjukkan bahwa suatu
masyarakat memiliki berbagai alternatif untuk memuaskan keinginannya dan setiap
orng dapat mengambil pilihan riil sesuai keinginannya.
Millennium Development Goal (MDG) adalah seperangkat delapan tujuan yang disepakati
oleh para anggota PBB di tahun 2000 sebagai komitmen untuk meniadakan kemiskinan dan
mencapai tujuan pembangunan manusia lainnya pada tahun 2015.
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu ekonomi pembangunan merupakan pengembangan yang nyata dan juga penting
terhadap ilmu ekonomi tradisional dan politik. Selain menaruh perhatian terhadap
pengalokasian sumber daya secara efisien dan pertumbuhan output secara berkelanjutan dari
waktu ke waktu, ilmu ekonomi pembangunan juga befokus pada mekanisme ekonomi, sosial,
dan lembaga yang diperlukan untuk menghasilkan peningkatan standar hidup secara cepat dan
berskala besar dari kaum miskin di Negara berkembang.