Anda di halaman 1dari 75

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

R
Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.

si
ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan memutus
perkara perdata pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai

do
gu berikut dalam perkara gugatan antara:
1. PT.CITRA SARI MAKMUR,berkedudukandi Gedung Plaza Permata, Lantai

In
A
10, Ruang 1008, Jalan M.H.Thamrin Nomor 57, Jakarta Pusat, dalam hal
ini diwakili oleh Direktur Utama, Subagio Wirjoatmodjo, selanjutnya disebut
ah

sebagai Penggugat I;

lik
2. SUBAGIO WIRJOATMODJO, bertempat tinggal di Jalan Imam Bonjol
Nomor 52, Jakarta Pusat,selanjutnya disebut sebagai Penggugat II;
am

ub
3. PT.TIGATRA MEDIA, berkedudukan di Gedung Plaza Permata, Lantai 10,
Suite 1008, Jalan MH.Thamrin Nomor 57, Jakarta, dalam hal ini diwakili
ep
oleh Direktur Perseroan, Subagio Wirjoatmodjo,selanjutnya disebut
k

sebagai Penggugat III;


ah

4. MEDIA TRIO (L) INC, berkedudukan di Gedung Plaza Permata, Lantai 10,
R

si
Suite 1008, Jalan M.H.Thamrin Nomor 57, Jakarta, dalam hal ini diwakili
oleh Direktur Perseroan, Subagio Wirjoatmodjo,selanjutnya disebut

ne
ng

sebagai Penggugat VI;


Dalam hal ini semuanya memberi kuasa kepada Masrin Tarihoran,S.H.,

do
gu

Arnol Sinaga,S.E.,S.H., para Advokat, yang beralamat kantor di Jalan


Bendungan Jatiluhur Nomor 54, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, masing-
masing berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 3 Agustus 2017,
In
A

selanjutnya semuanya disebut sebagai Para Penggugat;


Lawan:
ah

lik

1. PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk, berkedudukan di Graha Citra


Caraka, Lantai 1, Jalan Gatot Subroto, Kavling 52, Jakarta, selanjutnya
m

ub

disebut sebagai Tergugat;


2. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, DIREKTORAT
ka

JENDERAL PAJAK, KANTOR WILAYAH DJP JAKARTA SELATAN,


ep

KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA JAKARTA SELATAN I,


ah

berkedudukan di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kavling 40-42, Jakarta,


R

selanjutnya disebut sebagai Turut Tergugat;


es
M

ng

Hal 1 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Negeri tersebut;

R
Setelah membaca berkas perkara;

si
Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

ne
ng
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Para Penggugat dengan surat gugatannya
tertanggal 7 Agustus 2017 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan

do
gu Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 8 Agustus 2017 dalam
Register Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel., telah mengajukan gugatan sebagai

In
A
berikut:
A. Duduk perkara
ah

Adapun dasar kami dalam mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan

lik
Hukum ini adalah:
1. Bahwa PENGGUGAT I adalah Wajib Pajak Badan dengan NPWP
am

ub
01396.029.9-062.000
2. Bahwa PENGGUGAT II adalah Direktur Utama PENGGUGAT I
3. Bahwa PENGGUGAT III adalah Pemegang Saham PENGGUGAT I
ep
4. Bahwa PENGGUGAT IV adalah juga Pemegang Saham PENGGUGAT I
k

5. Bahwa TERGUGAT adalah Pemegang Saham PENGGUGAT I


ah

Jadi PENGGUGAT III, PENGGUGAT IV dan TERGUGAT adalah


R

si
Pemegang Saham PENGGUGAT I.
6. Bahwa berdasarkan Berita Acara Pembahasan Tunggakan Pajak, di KPP

ne
ng

Madya Jakarta Selatan I sebagai TURUT TERGUGAT tertanggal 25 April


2017, yang ditandatangani oleh Wajib Pajak dan dihadiri serta diwakili

do
oleh PENGGUGAT II, diketahui bahwa PENGGUGAT I sebagai Wajib
gu

Pajak Badan dengan NPWP No. 01.396.029.9-062.000 mempunyai


tunggakan pajak sebesar Rp. 171.019.159.598.00
In
A

7. Bahwa sesuai ketentuan Undang Undang tentang Ketentuan Umum dan


Tata Cara Perpajakan no 28 tahun 2007, Pasal 32 ayat (2)
“Wakil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab
ah

lik

secara pribadi dan/atau secara renteng atas pembayaran pajak yang


terutang, kecuali apabila dapat membuktikan kepada Direktur
m

ub

Jenderal Pajak bahwa mereka dalam kedudukannya benar-benar


tidak mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas pajak yang
ka

ep

terhutang tersebut.”,
Jadi berdasarkan pasal ini maka, maka selama PENGGUGAT II bisa
ah

membuktikan bahwa kerugian PENGGUGAT I bukan karena kesalahan


R

es
M

ng

Hal 2 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan kelalaian PENGGUGAT II, seharusnya PENGGUGAT II dibebaskan

R
dari tanggung jawab atas pajak yang terhutang tersebut.

si
8. Bahwa selanjutnya dikarenakan PENGGUGAT II berdasarkan Undang

ne
ng
Undang dibebaskan dari tanggung jawab pajak terhutang Penggugat I,
maka berdasarkan Undang Undang seharusnya yang bertanggung jawab
atas pajak terhutang PENGGUGAT I adalah PENGGUGAT III,

do
gu PENGGUGAT IV dan TERGUGAT selaku pemegang saham
PENGGUGAT I, secara Tanggung Renteng.
9. Bahwa sesuai ketentuan Undang Undang Perseroan Terbatas no. 40

In
A
tahun 2007 Pasal 97 ayat (5) yang menyatakan:
“Anggota direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian
ah

lik
sebagimana dimaksud ayat (3) apabila dapat membuktikan:
(a) Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya,
am

ub
(b) Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati
hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan perseroan,
ep
k

(c) Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung


ah

maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang


R

si
mengakibatkan kerugian dan
(d) Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau

ne
ng

berlanjutnya kerugian tersebut”,


Jadi dengan demikian berdasarkan pasal ini, maka Pengurus atau

do
Pemegang Saham Perseroan hanya bertanggung jawab atas kerugian
gu

Perseroan apabila beritikad tidak baik dan dengan sengaja melakukan


tindakan yang merugikan Perseroan. Sedangkan Pengurus atau
In
A

Pemegang Saham Perseroan yang beritkad baik tidak bertanggung


jawab atas kerugian Perseroan.
ah

lik

10. Bahwa sebagaimana kami uraikan pada poin (7) dan poin (9) di atas
dapat dilihat bahwa ada pertentangan antara definisi PENANGGUNG
PAJAK dalam Undang Undang Pajak No. 28 tahun 2007, dengan
m

ub

ketentuan TANGGUNG JAWAB Pengurus dan Pemegang Saham dalam


ka

Undang Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 dimana


ep

pengertian tanggung jawab Penanggung pajak dalam Peraturan


Perundang undangan Perpajakan Indonesia tidak sama dengan
ah

pengertian tanggung jawab pengurus perseroan dalam Peraturan


R

es

Perundang undangan Perseroan.


M

ng

Hal 3 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11. Bahwa melalui Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

R
711/KMK.03/2016 telah memperpanjang masa Pencegahan

si
PENGGUGAT II bepergian ke luar negeri untuk masa 2 (dua) kali enam

ne
ng
bulan berlaku sejak 5 Oktober 2016 sampai dengan 4 April 2017.
12. Bahwa melalui Surat Nomor S-3295/WPJ.04/KP.11/2017, tertanggal 6
April 2017, TURUT TERGUGAT telah mengundang PENGGUGAT III

do
gu selaku Pemegang
Penyelesaian Tunggakan Wajib Pajak PENGGUGAT I.
saham PENGGUGAT I, untuk membahas

13. Bahwa berdasarkan Tanda terima, tertanggal 7 April 2017 PENGGUGAT

In
A
II telah diminta oleh TURUT TERGUGAT untuk menyerahkan 8 Sertipikat
Asli tanda bukti hak atas 8 bidang tanah dengan total luas 46.355 M2
ah

lik
yang dinilai setara dengan Rp 139.397.000.000,- sebagai jaminan
pembayaran Pajak PENGGUGAT I.
14. Bahwa berdasarkan Surat No. Tel.37/YN 000/DWS-A1000000/2017,
am

ub
tertanggal 15 Maret 2017, TERGUGAT telah memberikan Surat
Pemberitahuan Terminasi Layanan Transponder Satelit oleh TERGUGAT
ep
kepada PENGGUGAT I.
k

15. Bahwa PENGGUGAT II, PENGGUGAT III, PENGGUGAT IV adalah


ah

Pengurus dan Pemegang saham PENGGUGAT I yang tidak bisa diminta


R

si
pertanggung jawabannya atas kerugian Perseroan dan kewajiban pajak,
karena telah terbukti beritikad baik dan selalu berupaya untuk

ne
ng

mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) Perseroan


dengan memberi bantuan dana sebesar lebih dari US dollar 23 juta dan

do
menyerahkan asset pribadi senilai Rp 139.397.000.000,- sebagai jaminan
gu

pembayaran tunggakan Pajak PENGGUGAT I.


16. Bahwa berhubung karena TERGUGAT adalah Pemegang Saham dan
In
A

Penanggung Pajak yang tidak beritikad baik maka adalah beralasan


hukum untuk menjadikan TERGUGAT sebagai satu-satunya Pemegang
Saham Perseroan yang bertanggung jawab atas kerugian PENGGUGAT
ah

lik

I dan kewajiban pajak PENGGUGAT I karena telah dengan sengaja


beritikad tidak baik dan telah dengan sengaja melakukan tindakan yang
m

ub

merugikan PENGGUGAT I bahkan meyebabkan PENGGUGAT I menjadi


pailit dan kehilangan nilai Perseroan yang telah dinilai oleh Deloitte
ka

ep

Touche Indonesia sebagai perusahaan penilai sebesar gross US dollar


1,2 milyard atau setara RP 16.000.000.000.000,- (rupiah enam belas
ah

triliun)
R

B. Analisa Yuridis
es
M

ng

Hal 4 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bahwa berdasarkan Pasal 1 butir 28 Undang Undang No. 28 tahun 2007

R
tentag Perubahan Ketiga atas Undan Undang tentang Ketentuan Umum

si
dan Tata Cara Perpajakan, menyatakan bahwa:

ne
ng
“Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban wajib pajak sesuai

do
gu dengan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan”.
Dengan demikian PENGGUGAT II, PENGGUGAT III, PENGGUGAT IV

In
A
dan TERGUGAT adalah Penanggung Pajak dari Wajib Pajak
PENGGUGAT I .
ah

2. Bahwa berdasarkan surat “Tanda Terima” tertanggal 7 April 2017,

lik
PENGGUGAT II, sebagai Pengurus/ Wakil Wajib Pajak, dan sebagai
Pemegang Saham PENGGUGAT III dan PENGGUGAT IV telah
am

ub
menyerahkan 8 Sertifikat Tanda bukti hak sebagai Jaminan pembayaran
pajak PENGGUGAT I kepada TURUT TERGUGAT. Dengan demikian
ep
PENGGUGAT II, PENGGUGAT III, PENGGUGAT IV telah melaksanakan
k

kewajibannya selaku Penanggung Pajak yang baik sesuai dengan


ah

undang undang. Sedangkan TERGUGAT belum melaksanakan


R

si
kewajibannya selaku Penanggung Pajak.
3. Bahwa tindakan yang dilakukan oleh TERGUGAT justru sebaliknya yaitu

ne
ng

menghentikan kontrak kerja dengan PENGGUGAT I dengan Surat No.


Tel. 37/YN 000/DWS-A1000000/2017. Jadi TERGUGAT sebagai

do
pemegang saham PENGGUGAT I telah dengan sengaja memutuskan
gu

kontrak kerja dengan perusahaannya sendiri, sehingga PENGGUGAT I


mengalami kesulitan keuangan dan kesulitan untuk membayar tunggakan
In
A

pajak kepada TURUT TERGUGAT. Padahal sebagai pemegang saham


PENGGUGAT I, seharusnya TERGUGAT wajib mempertahankan
ah

lik

kelangsungan hidup (going concern) perusahaan yang dimilikinya


dengan melanjutkan kontrak kerja dengan perusahaan supaya
perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga mampu membayar
m

ub

tunggakan pajak kepada TURUT TERGUGAT.


4. Bahwa perbuatan TERGUGAT yang melakukan pemutusan hubungan
ka

ep

kerja dengan PENGGUGAT I, telah menimbulkan kerugian bagi PARA


PENGGUGAT, karena dengan pemutusan hubungan kerja tersebut telah
ah

mengakibatkan PENGGUGAT I selaku Wajib Pajak menjadi tambah tidak


R

mempunyai kemampuan untuk membayar Tunggakan pajak perseroan


es
M

ng

Hal 5 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan bahkan terancam pailit. Perbuatan TERGUGAT ini telah

R
menimbulkan kerugian besar bagi PARA PENGGUGAT.

si
5. Bahwa dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbuatan
TERGUGAT yang telah memutuskan kontrak kerja dengan PENGGUGAT

ne
ng
I telah dengan sengaja merugikan Perseroan. Berdasarkan ketentuan
Undang Undang Perseroan no.40 tahun 2007, maka TERGUGAT

do
gu sebagai Pemegang Saham harus bertanggung jawab atas seluruh
kerugian Perseroan termasuk Kewajiban Pajak Perseroan
6. Perbuatan TERGUGAT tersebut, adalah juga merupakan suatu

In
A
Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), yang dengan
ah

lik
tegas menyebutkan:
“Tiap perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian
am

kepada orang lain, mewajibkan orang karena salahnya

ub
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”
7. Bahwa TERGUGAT adalah sebagai Penanggung Pajak Perseroan
ep
k

secara tanggung renteng bersama PARA PENGGUGAT maka


seharusnya TURUT TERGUGAT memaksa TERGUGAT untuk
ah

R
menyerahkan Jaminan Asset kepada TURUT TERGUGAT senilai seluruh

si
kewajiban Pajak untuk melunasi kewajiban pajak PENGGUGAT I.
8. Bahwa berhubung karena TERGUGAT telah melakukan perbuatan

ne
ng

melawan hukum maka TERGUGAT adalah Penaggung pajak yang tidak


beritikat baik, sehingga sudah sepatutnya seluruh tunggakan pajak

do
gu

PENGGUGAT I adalah tanggung jawab TERGUGAT.


9. Bahwa sebagai akibat perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan
oleh TERGUGAT di atas, maka sesuai dengan hukum yang berlaku,
In
A

PARA PENGGUGAT berhak menuntut kepada TERGUGAT untuk


membayar ganti rugi berupa: biaya (kosten), rugi (schaden), dan bunga
ah

lik

(intertessen) – vide ketentuan Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum


Perdata sebagai berikut:
(a) Kerugian Materiil
m

ub

Bahwa akibat dari perbuatan melawan hukum TERGUGAT telah


menimbulkan kerugian materiil pada PARA PENGGUGAT, karena
ka

ep

selaku Penanggung pajak yang beritikad baik telah menyerahkan 8


bukti hak atas 8 bidang tanah sebagai jaminan pembayaran
ah

tunggakan pajak PENGGUGAT I dan berpotensi mengalami kerugian


R

materiil setara dengan nilai tunggakan Pajak PENGGUGAT I dan


es
M

ng

Hal 6 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kehilangan nilai Perseroan sebesar US Dollar 1,2 milyar atau setara

R
RP 16.000.000.000.000,- (rupiah enam belas triliun)

si
(b) Kerugian Immateril
Bahwa perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT

ne
ng
mengakibatkan PENGGUGAT II dicekal dan menyerahkan asset oleh
TURUT TERGUGAT, dengan demikian TERGUGAT wajib

do
gu menyerahkan Asset senilai tunggakan pajak kepada TURUT
TERGUGAT.
10. Bahwa mengingat besarnya kerugian yang dialami PARA PENGGUGAT,

In
A
dan mengingat besarnya nilai asset bidang tanah yang telah diserahkan
oleh PENGGUGAT II kepada TURUT TERGUGAT sebagai jaminan
ah

lik
pembayaran Tunggakan pajak Wajib Pajak PENGGUGAT I maka untuk
supaya ada jaminan dan kepastian bagi PARA PENGGUGAT
am

memperoleh keadilan dan Wajib Pajak PENGGUGAT I dapat membayar

ub
tunggakan Pajaknya, maka kami mohon kepada yang mulia Majelis
hakim yang memeriksa perkara ini untuk meletakkan sita jaminan
ep
k

( Conservatoir Beslagh / CB ) atas tanah dan bangunan milik


TERGUGAT yang setempat dikenal dengan gedung “Grha Citra
ah

R
Caraka”, jalan Gatot Subroto, Kav. 52, Jakarta 12710, demi

si
tercapainya keadilan.
11. Bahwa untuk menjamin kepatuhan TERGUGAT melaksanakan isi dari

ne
ng

putusan, maka adalah beralasan juga apabila PARA PENGGUGAT


mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berkenan agar

do
gu

memerintahkan TERGUGAT membayar uang cicilan pajak kepada


TURUT TERGUGAT minimal sebesar Rp 10.000.000.000,- (sepuluh
milyar rupiah) setiap bulan terhitung sejak 3 (tiga) hari setelah putusan
In
A

diucapkan;
12. Bahwa karena gugatan ini didasarkan atas bukti-bukti yang otentik, maka
ah

lik

PENGGUGAT mohon agar perkara ini diputus dengan putusan yang


dapat dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun ada upaya hukum
Perlawanan, Banding, maupun Kasasi (Uitvorbar bij Voorad);
m

ub

C. Permohonan
Berdasarkan alasan-alasan dan hal-hal tersebut di atas, maka PENGGUGAT
ka

ep

mohon kepada Majelis Hakim yang Mulia pada Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara a quo, agar berkenan untuk
ah

menjatuhkan putusan sebagai berikut:


R

1. Mengabulkan gugatan PARA PENGGUGAT untuk seluruhnya;


es
M

ng

Hal 7 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Menyatakan PARA PENGGUGAT adalah Penanggung Pajak yang

R
beritikad baik;

si
3. Menyatakan TERGUGAT sebagai Penanggung Pajak yang tidak beritikad
baik;

ne
ng
4. MenyatakanTERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan hukum
sebagaimana pasal 1365 KUHPerdata.
5. Menghukum TERGUGAT untuk membayar setiap dan seluruh tunggakan

do
gu Pajak Wajib Pajak PENGGUGAT I / NPWP 01.396.029.9-062.000
sebesar Rp 172.056.837.521 (Seratus tujuh puluh dua milyar lima puluh

In
A
enam juta delapan ratus tiga puluh tujuh ribu lima ratus dua puluh satu
Rupiah) Kepada TURUT TERGUGAT
6. Membebaskan PARA PENGGUGAT dari kewajiban untuk ikut membayar
ah

lik
tunggakan pajak wajib pajak PENGGUGAT I kepada TURUT TERGUGAT
7. Memerintahkan TERGUGAT untuk menyerahkan jaminan pembayaran
am

tunggakan pajak PENGGUGAT I kepada TURUT TERGUGAT.

ub
8. Meletakkan sita jaminan atas tanah dan bangunan milik TERGUGAT
yang setempat dikenal dengan gedung “Grha Citra Caraka”, yang terletak
ep
di jalan Gatot Subroto, Kav. 52, Jakarta 12710
k

9. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan atas tanah
ah

dan Bangunan yang setempat dikenal dengan gedung “Grha Citra


R

si
Caraka”, jalan Gatot Subroto, Kav. 52, Jakarta 12710 atas nama
TERGUGAT.

ne
ng

10. Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk menyerahkan kembali 8


Sertifikat Tanah (Asli) milik pribadi PENGGUGAT II kepada PENGGUGAT
II.

do
gu

11. Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk menunda penagihan


tunggakan tagihan Pajak, Wajib Pajak PENGGUGAT I sampai dengan
Putusan Pengadilan atas perkara aquo mendapatkan putusan yang
In
A

tetap.
12. Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk mencabut cekal terhadap
ah

lik

PENGGUGAT I
13. Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk tidak melakukan upaya
penagihan dan upaya paksa lainnya kepada PENGGUGAT II, sampai
m

ub

dengan Putusan Pengadilan atas perkara aquo mendapatkan putusan


yang tetap.
ka

14. Menghukum TERGUGAT untuk membayar uang pengganti (Dwangsom)


ep

sebesar Rp 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah) setiap bulan


ah

terhitung sejak 3 (tiga) hari setelah putusan diucapkan;


R

es
M

ng

Hal 8 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
15. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan atau dilaksanakan terlebih

R
dahulu (uitvoorbaar bij vooraad), meskipun ada upaya hukum

si
perlawanan, banding, atau kasasi, atau upaya hukum lainnya;
16. Menghukum TERGUGAT untuk membayar setiap dan seluruh biaya yang

ne
ng
timbul dalam perkara ini;
ATAU

do
gu Apabila Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berpendapat lain, maka kami mohon
untuk diberi putusan yang seadil-adilnya. (Ex Aquo et Bono)
Menimbang,bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk

In
A
Para Penggugat hadir kuasanya, sedang untuk Tergugat hadir kuasanya Dedy
Kurniadi,S.H.,M.H., Adolf T Simanjuntak,S.E.,S.H., Kartika Rahmawati,S.H., Yaya
ah

lik
Omy,S.H., Mohammad Ikhsan Kamil R,S.H., dan Aulia Amri,S.H., Dr.Juniver
Girsang,S.H.,M.H., Hero Anthony W.A,S.H.,M.H., Yudhistira W.A,S.E.,S.H.,LL.M.,
am

ub
Victoria Sidabutar,S.H.,M.H., Jan Untung Rusdi,S.H.,M.H., Alza Putra Zulfa,S.H.,
Riska Elita,S.H.,M.H., Anggi Nababan,S.H.,LL.M., Wawan Tunggul Alam,S.H.,
Akbar Silalahi,S.H.,M.H., Eti Riris Pangribuan,S.H., Agus Prahara,S.H., Rizky
ep
k

Putra Pratama,S.H., serta Junian Sidharta, Danang Wirawan, Yudha Bestari,


ah

Steffi S.F.Hutasoit, Para Advokat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 7


R

si
September 2017 dan 26 September 2017, selanjutnya untuk Turut Tergugat hadir
Agus Tanjung Tobian dan Irma Latifa Sihite, keduanya adalah pegawai Direktorat

ne
ng

Jenderal Pajak, berdasarkan Surat Tugas dari Kementerian Keuangan Republik


Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan I

do
tanggal 19 September 2017;
gu

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian


diantara para pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1
In
A

Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang telah diperbaharui


dengan Perma Nomor 1 Tahun 2016 dengan menunjuk Mery Taat
ah

lik

Anggarasih,S.H.,M.H., Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sebagai


mediator;
Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 27
m

ub

September2017, upaya perdamaian tersebut tidak berhasil;


ka

Menimbang, bahwa telah dibacakan di persidangan surat gugatan Para


ep

Penggugat tersebut, yang isinya dipertahankan oleh Para Penggugat;


Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat dan Turut Tergugat
ah

telah mengajukan eksepsimengenai kewenangan mengadili, pada pokoknya;


R

es
M

ng

Hal 9 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
I. EKSEPSI TERGUGAT MENGENAI KOMPETENSI ABSOLUT

R
DIKARENAKAN PERKARA A QUO MERUPAKAN

si
KOMPETENSI/YURISDIKSI PENGADILAN PAJAK (BUKAN

ne
ng
KEWENANGAN PENGADILAN NEGERI).
1. Bahwa setelah TERGUGAT mencermati isi gugatan PARA PENGGUGAT,
maka TERGUGAT berpandangan bahwa apa-apa yang dimintakan oleh

do
gu PARA PENGGUGAT dalam Gugatan bukanlah kewenangan dari Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan untuk memeriksa dan memutusnya;

In
A
2. Adapun yang menjadi lingkup Gugatan a quo adalah sebagaimana yang
terdapat dalam Petitum Gugatan PARA PENGGUGAT yakni sebagai berikut :
ah

a. Pada Butir 2 Halaman 11 Gugatan

lik
“Menyatakan PARA PENGGUGAT adalah Penanggung Pajak yang
beritikad baik”
am

ub
Bahwa dalam Butir 2 Halaman 11 Petitum PARA PENGGUGAT menuntut
agar Pengadilan menyatakan PARA PENGGUGAT dinyatakan sebagai
Penanggung Pajak yang beritikad baik;
ep
k

b. Pada Butir 3 Halaman 11 Gugatan


“Menyatakan TERGUGAT sebagai Penanggung Pajak yang tidak
ah

beritikad baik:”
R

si
Bahwa pada bagian Butir 3 Petitum PARA PENGGUGAT tersebut, PARA
PENGGUGAT menuntut agar Pengadilan menyatakan TERGUGAT

ne
ng

sebagai penanggung pajak yang tidak beritikad baik;


c. Pada Butir 5 Halaman 12 Gugatan
“Menghukum TERGUGAT untuk membayar setiap dan seluruh

do
gu

tunggakan Pajak Wajib Pajak PENGGUGAT I / NPWP 01.396.029.9-


062.000 sebesar Rp. 172.056.837.521 (Seratus tujuh puluh dua milyar
lima puluh enam juta delapan ratus tiga puluh tujuh ribu lima ratus dua
In
A

puluh satu Rupiah) Kepada TURUT TERGUGAT.”


Bahwa dalam Petitum Para Penggugat tersebut Para Penggugat
ah

lik

menuntut agar pengadilan menyatakan Tergugat ic. PT Telekomunikasi


Indonesia (Persero) Tbk., dihukum untuk membayar tunggakan pajak dari
Penggugat I;
m

ub

d. Pada Butir 6 Halaman 12 Gugatan


“Membebaskan PARA PENGGUGAT dari kewajiban untuk ikut
ka

membayar tunggakan pajak wajib pajak PENGGUGAT I kepada TURUT


ep

TERGUGAT.”
Bahwa dalam Butir 6 Petitum Gugatan, PARA PENGGUGAT menuntut
ah

agar dapat membebaskan PARA PENGGUGAT dari kewajiban untuk


R

es

membayar tunggakan pajak PENGGUGAT I;


M

ng

Hal 10 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
e. Pada Butir 12 Halaman 12 Gugatan
“Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk menunda penagihan

si
tunggakan tagihan Pajak kepada Wajib Pajak PENGGUGAT I sampai
dengan Putusan Pengadilan atas perkara a quo mendapatkan putusan

ne
ng
yang tetap.”
Bahwa dalam Butir 12 Petitum Gugatan, PARA PENGGUGAT menuntut

do
gu agar TURUT TERGUGAT ic. Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta
Selatan melakukan penundaan atas penagihan terhadap tunggakan
pajak PENGGUGAT I;

In
A
f. Pada Butir 11 Halaman 12 Gugatan
“Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk menyerahkan kembali 8
Sertifikat Tanah Asli milik pribadi PENGGUGAT II kepada PENGGUGAT
ah

lik
II setelah perkara aquo mendapat Putusan yang tetap”
Bahwa dalam butir 11 Petitum Gugatan, PARA PENGGUGAT menuntut
am

agar TURUT TERGUGAT ic. Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta

ub
Selatan menyerahkan kembali 8 sertifikat pajak yang dimiliki oleh
PENGGUGAT II ic. Subagio Wirjoatmodjo. Sebagaimana poin 14 Posita
ep
k

PARA PENGGUGAT TURUT TERGUGAT II telah melakukan permintaan


atas 8 bidang sertipikat tanah milit PENGGUGAT II sebagai jaminan
ah

R
pembayaran Pajak PENGGUGAT I.

si
g. Pada Butir 13 Halaman 12 Gugatan
“Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk mencabut cekal terhadap

ne
ng

PENGGUGAT I.”
Bahwa dalam butir 13 Petitum gugatan, PARA PENGGUGAT meminta
agar TURUT TERGUGAT ic. Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta

do
gu

Selatan untuk mencabut cekal terhadap PENGGUGAT I;


h. Pada butir 14 Halaman 12 Gugatan
“Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk tidak melakukan upaya
In
A

penagihan dan upaya paksa lainnya kepada PENGUGAT II”


Bahwa dalam butir 14 Petitum Gugatan tersebut, PARA PENGGUGAT
ah

lik

menuntut agar TURUT TERGUGAT tidak melakukan upaya penagihan


dan upaya paksa lainnya terkait tagihan pajak PENGGUGAT I kepada
PENGGUGAT II selaku penanggung pajak PENGGUGAT I;
m

ub

3. Bahwa berdasarkan uraian Petitum Para Penggugat di atas, maka ternyata


ka

apa-apa yang dituntut dalam gugatan Para Penggugat bukanlah merupakan


ep

kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan;


4. Bahwa tuntutan yang dituntut oleh Para Penggugat dalam perkara ini
ah

ditujukan agar Pengadilan memastikan tentang suatu keadaan atau


R

es
M

ng

Hal 11 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kedudukan hukum yang hal tersebut tidak berada dalam kewenangan

R
Pengadilan Negeri namun merupakan Pengadilan Pajak

si
5. Bahwa selanjutnya dapat Tergugat sampaikan penjelasan hukum bahwa

ne
ng
materi gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat pada intinya adalah
mengenai utang pajak, penanggung pajak dan pelaksanaan penagihan
pajak yang masuk dalam kategori sengketa pajak, dengan penjelasan

do
gu hukum sebagai berikut:
a) Bahwa peraturan-peraturan di bidang perpajakan telah memberikan

In
A
definisi terhadap Wajib Pajak, Utang Pajak, Penanggung Pajak dan
Penagihan Pajak serta Sengketa Pajak, yaitu sebagai berikut:
ah

 Tentang Wajib Pajak:

lik
Bahwa Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 6 tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
am

ub
diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 menjelaskan
definisi Wajib Pajak adalah:
ep
“Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
k

pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang


ah

mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan


R

si
peraturan perundang-undangan perpajakan.”
Bahwa selain itu, Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 19 tahun

ne
ng

1997 tentang Penagihan Pajak dengan surat paksa sebagaimana telah


diubah dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2000 menjelaskan juga

do
gu

definisi Wajib Pajak yaitu:


“Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
In
A

melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau


pemotong pajak tertentu.”
ah

lik

 Tentang Utang Pajak:


Bahwa Pasal 1 angka 8 Undang-Undang No. 19 tahun 1997
m

ub

tentang Penagihan Pajak dengan surat paksa sebagaimana telah


diubah dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2000, menjelaskan
ka

definisi Utang Pajak adalah:


ep

“Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk


ah

sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum


R

es
M

ng

Hal 12 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan

R
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”

si
 Tentang Penanggung Pajak:

ne
ng
Bahwa Pasal 1 angka 28 Undang-Undang No. 6 tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, mendefinisikan

do
gu Penanggung Pajak:
“Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang

In
A
bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan
ah

lik
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”
Bahwa Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 19 tahun 1997
tentang Penagihan Pajak dengan surat paksa sebagaimana telah
am

ub
diubah dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2000 mendefinisikan juga
Penanggung Pajak yaitu:
ep
“Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
k

bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang


ah

menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurut


R

si
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”
 Tentang Penagihan Pajak:

ne
ng

Bahwa Pasal 1 angka 9 Undang-Undang No. 19 tahun 1997


tentang Penagihan Pajak dengan surat paksa sebagaimana telah

do
gu

diubah dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2000:


“Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar
In
Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak
A

dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan


seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan
ah

lik

pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan,


menjual barang yang telah disita.”
m

ub

 Tentang Sengketa Pajak:


Bahwa Pasal 1 angka 5 UU No. 14 tahun 2002 tentang
ka

Pengadilan Pajak:
ep

“Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul di bidang


ah

perpajakan antara Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dengan pejabat


R

yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat


es
M

ng

Hal 13 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diajukan Banding atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan

R
peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk Gugatan atas

si
pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-Undang Penagihan Pajak

ne
ng
dengan Surat Paksa.”
b) Bahwa dalam perkara a quo, Penggugat I adalah sebagai wajib pajak
dengan NPWP 01396.029.9-062.000, yang telah memiliki utang pajak atau

do
gu tunggakan pajak sebesar Rp 171.019.159.598,00 (seratus tujuh puluh satu
milyar sembilan belas juta seratus lima puluh sembilan ribu lima ratus

In
A
sembilan puluh delapan Rupiah).
c) Bahwa selanjutnya terhadap utang pajak/tunggakan pajak Penggugat I
ah

maka Turut Tergugat telah melakukan upaya/pelaksanaan penagihan

lik
pajak dengan antara lain melakukan pencegahan terhadap Penggugat II
yaitu sejak 5 Oktober 2016 sampai dengan tanggal 4 April 2017 disamping
am

ub
rangkaian tindakan-tindakan lainnya dalam rangka pelaksanaan penagihan
pajak oleh Turut Tergugat.
ep
d) Bahwa selanjutnya Penggugat II sebagai Penanggung Pajak telah
k

menyerahkan jaminan pembayaran atas hutang pajak/tunggakan pajak


ah

dimaksud berupa 8 (delapan) sertifikat tanda bukti hak senilai Rp


R

si
139.397.000.000,00 (seratus tiga puluh sembilan milyar tiga ratus
sembilan puluh tujuh juta Rupiah) kepada Turut Tergugat.

ne
ng

e) Bahwa mengingat saat ini utang pajak Penggugat I kepada Turut Tergugat
masih tertunggak dan belum dilakukan pelunasan maka Turut Tergugat

do
gu

berdasarkan kewenangan yang dimilikinya berdasarkan Undang-Undang


di bidang Perpajakan berwenang untuk melakukan upaya penagihan pajak
kepada Para Penggugat sampai utang pajak dimaksud dibayar seluruhnya
In
A

atau dilunasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 Undang-


Undang No. 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan surat paksa
ah

lik

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2000


yaitu berupa serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi
m

ub

utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan:


 menegur atau memperingatkan;
ka

 melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus;


ep

 memberitahukan Surat Paksa;


ah

 mengusulkan pencegahan;
R

 melaksanakan penyitaan;
es
M

ng

Hal 14 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 melaksanakan penyanderaan;

si
 menjual barang yang telah disita.
f) Bahwa nyata berdasarkan Petitum Para Penggugat dalam gugatannya

ne
ng
meminta hal-hal yang berkaitan dengan utang pajak/tunggakan pajak
dan/atau kewenangan Turut Tergugat dalam rangka pelaksanaan
penagihan pajak yang antara lain:

do
gu  Menyatakan Para Penggugat adalah Penanggung Pajak yang beritikad
baik.

In
A
 Menyatakan Tergugat sebagai Penanggung Pajak yang tidak beritikad
baik.
ah

lik
 Menghukum Tergugat untuk membayar setiap dan seluruh tunggakan
Pajak Wajib Pajak Penggugat I /NPWP 01.396.029.9-062.000 sebesar
am

Rp 172.056.837.521,- kepada Turut Tergugat.

ub
 Membebaskan Para Penggugat dari kewajiban untuk ikut membayar
tunggakan pajak wajib pajak Penggugat I kepada Turut Tergugat.
ep
k

 Memerintahkan Tergugat untuk menyerahkan jaminan pembayaran


ah

tunggakan pajak Penggugat I kepada Turut Tergugat.


R
 Memerintahkan Turut Tergugat untuk menyerahkan kembali 8 sertifikat

si
tanah asli milik pribadi Penggugat II kepada Penggugat II setelah

ne
ng

perkara a quo mendapat putusan yang tetap.


 Memerintahkan Turut Tergugat untuk menunda penagihan tunggakan
tagihan pajak kepada Wajib Pajak Penggugat I sampai dengan Putusan

do
gu

Pengadilan atas perkara a quo mendapatkan putusan yang tetap.


 Memerintahkan Turut Tergugat untuk mencabut cekal terhadap
In
A

Penggugat I.
 Memerintahkan Turut Tergugat untuk tidak melakukan upaya penagihan
ah

lik

dan upaya paksa lainnya kepada Penggugat II.


g) Bahwa selain itu, di dalam surat kuasa khusus dari Para Penggugat dalam
pengajuan gugatan a quo, disebutkan secara tegas bahwa pemberian
m

ub

kuasa dimaksudkan hanya sehubungan dengan permasalahan


ka

tunggakan pajak perseroan Penggugat I/NPWP 01.396.029.9-062.000.


ep

Hal tersebut semakin membuktikan bahwa perkara a quo merupakan


perkara yang bersumber dari utang pajak/tunggakan pajak Penggugat I
ah

yang kemudian sedang dilakukan penagihan pajaknya oleh Pihak Turut


es

Tergugat.
M

ng

Hal 15 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
h) Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, perkara aquo nyata-nyata

R
merupakan perkara yang berintikan atau bersumber mengenai sengketa

si
pajak terkait utang pajak/tunggakan pajak Penggugat I yang telah dalam

ne
ng
suatu proses rangkaian penagihan pajak aktif yang dilakukan oleh Turut
Tergugat kepada Para Penggugat, yang merupakan kompetensi
Pengadilan Pajak untuk mengadili dalam hal terjadinya sengketa antara

do
gu Pihak-Pihak yang terkait.
2. Bahwa atas dasar hal-hal tersebut, dikarenakan gugatan Para Penggugat

In
A
adalah mengenai sengketa pajak maka secara hukum kewenangan
mengadili dan memutus perkara a quo merupakan kewenangan absolut
ah

dari Badan Peradilan Pajak atau Pengadilan Pajak sebagaimana diatur

lik
dalam:
a) Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan
am

ub
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009;
ep
b) Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang No. 19 tahun 1997 tentang Penagihan
k

Pajak dengan Surat Paksa;


ah

c) Pasal 2, Pasal 31 ayat (1) dan (3), Pasal 40 ayat (1), dan Pasal 43 ayat (1)
R

si
dan (2) Undang-Undang No. 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.
Untuk lebih jelasnya akan dikutip sebagai berikut:

ne
ng

 Bahwa Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang No. 6 tahun 1983 tentang


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah

do
gu

diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009:


“(2) Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap:
a. pelaksanaan surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan atau
In
A

Pengumuman Lelang:
b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;
ah

lik

c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan,


selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; atau
m

ub

d. penerbitan surat ketetapan pajak atau surat keputusan Keberatan yang


dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang
ka

telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan


ep

perpajakan.
ah

hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak.”


R

es
M

ng

Hal 16 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang No. 19 tahun 1997 tentang

R
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah

si
dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2000:

ne
ng
“(1) Gugatan Penanggung Pajak terhadap pelaksanaan Surat
Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman
Lelang hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak.”

do
gu  Bahwa Pasal 2 Undang-Undang No. 14 tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak:

In
A
“Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau penanggung Pajak yang
ah

lik
mencari keadilan terhadap Sengketa Pajak.”
 Bahwa Pasal 31 ayat (1) dan (3) Undang-Undang No. 14 tahun 2002
tentang Pengadilan Pajak:
am

ub
“(1) Pengadilan Pajak mempunyai tugas dan wewenang
memeriksa dan memutus Sengketa Pajak.
ep
(3) Pengadilan Pajak dalam hal Gugatan memeriksa dan memutus
k

sengketa atas pelaksanaan penagihan Pajak atau Keputusan pembetulan


ah

atau Keputusan lainnya sebagaimana diatur dimaksud dalam Pasal 23


R

si
ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah

ne
ng

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2000 dan peraturan


perundangan-undangan perpajakan yang berlaku.”

do
gu

 Bahwa Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang No. 14 tahun 2002 tentang


Pengadilan Pajak:
In
“(1) Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia
A

kepada Pengadilan Pajak.”


 Bahwa Pasal 43 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 14 tahun 2002
ah

lik

tentang Pengadilan Pajak:


“(1) Gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya
m

ub

penagihan Pajak atau kewajiban perpajakan.


(2) Penggugat dapat mengajukan permohonan agar tindak lanjut
ka

ep

pelaksanaan penagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


ditunda selama Pemeriksaan Sengketa Pajak sedang berjalan, sampai
ah

ada Putusan Pengadilan Pajak.”


R

es
M

ng

Hal 17 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa sejalan dengan hal tersebut, terdapat beberapa Putusan Pengadilan

R
yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap, yang telah mengadili dan

si
memutus bahwa Pengadilan Pajak sebagai Pengadilan yang berwenang

ne
ng
untuk mengadili sengketa pajak (bukan kewenangan Pengadilan Negeri)
sehubungan dengan adanya gugatan yang diajukan ke Pengadilan
Negeri atas dasar perbuatan melawan hukum terkait sengketa pajak,

do
gu yaitu sebagai berikut:
a. Putusan Mahkamah Agung RI No. 2281 K/Pdt/2016 tanggal 18

In
A
November 2016, dalam perkara antara PENG HOCK Alias AHOCK
melawan DIREKTORAT JENDERAL PAJAK RI cq KEPALA KANTOR
ah

PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINTAN, yang dalam pertimbangan

lik
hukumnya menyatakan :
”Bahwa lagipula putusan Judex Facti dalam perkara a quo
am

ub
tidak salah dalam menerapkan hukum, karena benar sengketa pajak
adalah kewenangan absolut Pengadilan Pajak, hal mana terbukti
ep
adanya dalam perkara a quo yaitu bahwa objek gugatan Penggugat
k

adalah mengenai hasil perhitungan/kekurangan pembayaran pajak


ah

kewajiban Penggugat yang merupakan sengketa pajak, sehingga


R

si
telah benar, Pengadilan Negeri Tanjungpinang tidak berwenang
memeriksa dan mengadili perkara a quo.”

ne
ng

b. Putusan Mahkamah Agung RI nomor 1200 K/Pdt/2015 tanggal 28

do
gu

Agustus 2015, dalam perkara antara INDRA WIBISONO WAHYUDI


melawan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP JAWA TIMUR
In
A

III cq. KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KEDIRI dan 1.


KEPALA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG
ah

lik

(KPKNL) MALANG 2. PT INSUMO PRIMA NUSANTARA, yang dalam


pertimbangan hukumnya menyatakan :
m

ub

“Bahwa sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983


sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 16
ka

Tahun 2000 sengketa pajak merupakan kewenangan mutlak


ep

Pengadilan Pajak, jadi pertimbangan dan putusan Pengadilan Tinggi


ah

telah tepat.”
R

es
M

ng

Hal 18 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Putusan Mahkamah Agung RI No. 766 PK/Pdt/2016 tertanggal 27

R
Februari 2017, dalam perkara antara SETIAJI TANUMIHARDJA (SELAKU

si
DIREKTUR UTAMA PT. PANCABUSANA ASRILARAS) DAN NY. JENE

ne
ng
TANUMIHARDJA (SELAKU DIREKTUR UTAMA PT. PANCABUSANA
ASRILARAS) MELAWAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA CQ
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA CQ DIREKTORAT

do
gu JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP JAWA BARAT I CQ KANTOR
PELAYANAN PAJAK PRATAMA SOREANG DAN PT. BANK DANAMON

In
A
INDONESIA, TBK. CABANG ASIA AFRIKA, dengan pertimbangan hukum
pada pokoknya:
ah

“- Bahwa jika dicermati posita gugatan, Penggugat menggugat cara-

lik
cara Tergugat melaksanakan penagihan pajak dengan surat paksa;
- Bahwa perselisihan yang timbul dalam atau pelaksanaan penagihan
am

ub
pajak termasuk ke dalam pengertian sengketa pajak berdasarkan
Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.
ep
Oleh sebab itu Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi tidak memiliki
k

kewenangan absolut untuk mengadili perkara a quo;


ah

- Bahwa Undang Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan


R

si
Pajak dengan surat paksa mengatur mekanisme yang dapat ditempuh
oleh wajib pajak.”

ne
ng

d. Putusan Mahkamah Agung RI nomor 664 PK/Pdt/2009 tanggal 31


Desember 2010, dalam perkara antara RISYA SANTOSA melawan

do
gu

PEMERINTAH RI cq. DEPARTEMEN KEUANGAN RI cq. DIREKTORAT


JENDERAL PAJAK cq. KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK JAKARTA
GROGOL PETAMBURAN dan PT CIPTA INTIPERDANA cq. SUROTO
In
A

SUDJENI (DIREKTUR UTAMA PT. CIPTA INTIPERDANA), yang dalam


pertimbangan hukumnya menyatakan :
ah

lik

“sengketa ini berhubungan dengan masalah perpajakan, yang bukan


wewenang Pengadilan Negeri.”
m

ub

e. Putusan Mahkamah Agung RI nomor 2537 K/Pdt/2013 tanggal 20


Februari 2014, dalam perkara antara SUTARGI KOSASIH melawan PT
ka

POREXINA DASA UTAMA dan PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


ep

C.q. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA C.q. DIREKTUR


ah

JENDERAL PAJAK C.q. KEPALA KANTOR WILAYAH DJP JAKARTA


R

es
M

ng

Hal 19 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUSAT C.q. KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA

R
GAMBIR EMPAT, yang dalam pertimbangan hukumnya menyatakan :

si
”Bahwa alasan-alasan kasasi tersebut dapat dibenarkan, oleh karena

ne
ng
gugatan yang diajukan Termohon Kasasi adalah gugatan yang
berkaitan dengan sengketa pelaksanaan penagihan pajak berupa
pemblokiran rekening yang merupakan kompetensi pengadilan pajak

do
gu untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan pemblokiran yang
dilakukan Pemohon Kasasi selaku petugas perpajakan terhadap

In
A
rekening Pemohon Kasasi berdasarkan Surat Penentuan
Pemblokiran Rekening Sutargi Kosasih tanggal 2 Agustus 2010 yang
ah

ditujukan pada Bank BCA dan Surat Perintah Melaksanakan

lik
Pernyataan tanggal 5 Agustus 2010 atas Giro dan tabungan milik
Sutargi Kosasih.”
am

ub
4. Bahwa oleh karena Tergugat mengajukan eksepsi kompetensi absolut
tentang kewenangan Pengadilan Negeri, maka eksepsi kompetensi absolut
ep
ini haruslah diputus secara terpisah dari perkara pokok, sesuai dengan Pasal
k

134 HIR yang mengatur sebagai berikut:


ah

“Jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang tiada masuk kuasa
R

si
Pengadilan Negeri, maka pada setiap waktu dalam pemeriksaan perkara itu,
dapat diminta supaya hakim menyatakan dirinya tidak berwenang, dan hakim

ne
ng

itupun, karena jabatannya wajib pula mengaku tidak berwenang.”


5. Bahwa hal tersebut juga sejalan dengan Buku II Pedoman Teknis

do
gu

Administrasi dan Teknis Peradilan Perdata Umum Edisi 2007, pada halaman
52 mengenai kompetensi Absolut, yang mana Mahkamah Agung memberi
pedoman sebagai berikut:
In
A

“1. Wewenang absolut atau wewenang mutlak adalah menyangkut


pembagian kekuasaan (wewenang) mengadili antar lingkungan peradilan.
ah

lik

2. Eksepsi Kewenangan kekuasan absolut dapat diajukan setiap


waktu selama proses pemeriksaan berlangsung.
m

ub

3. Hakim karena jabatannya harus menyatakan dirinya tidak


berwenang untuk memeriksa perkara yang bersangkutan meskipun tidak ada
ka

eksepsi dari tergugat, dan hal ini dapat dilakukan pada semua taraf
ep

pemeriksaan, termasuk dalam taraf banding dan kasasi (lihat Pasal 134 HIR)
ah

4. Apabila eksepsi diterima maka putusan berbunyi:


R

Dalam Eksepsi:
es
M

ng

Hal 20 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Menerima Eksepsi Tergugat

R
- Menyatakan Pengadilan Negeri tidak berwenang mengadili Perkara

si
Tersebut.”

ne
ng
6. Bahwa dengan demikian, pengajuan gugatan a quo adalah salah prosedur
dan harus diajukan kepada Pengadilan Pajak dikarenakan nyata-nyata
merupakan kewenangan absolut/yurisdiksi dari Pengadilan Pajak

do
gu sehingga karenanya secara hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
harus menyatakan dirinya tidak berwenang memeriksa dan mengadili

In
A
perkara a quo.
Bahwa selanjutnya, Tergugat mohon agar Majelis Hakim yang Terhormat
ah

berkenan menerima eksepsi kompetensi absolut Tergugat untuk seluruhnya dan

lik
menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang untuk
memeriksa dan mengadili perkara a quo. (Pasal 134 HIR)
am

ub
EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT DARI TURUT TERGUGAT
ep
Bahwa atas gugatan Para Penggugat tersebut, Turut Tergugat menyampaikan
k

Jawaban sebagai berikut :


ah

DALAM EKSEPSI
R

si
A. EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT
Bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang memeriksa,

ne
ng

mengadili dan memutus perkara a quo mengenai penagihan pajak


karena objek gugatan a quo merupakan kewenangan absolut

do
gu

Pengadilan Pajak.
1. Bahwa sengketa yang timbul dalam rangka penagihan pajak
merupakan sengketa pajak sebagaimana diatur dalam ketentuan
In
A

Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang


Pengadilan Pajak (untuk selanjutnya disebut UU Pengadilan Pajak),
ah

lik

yang mengatur sebagai berikut:


1) Pasal 1 Angka 5 :
m

ub

“Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang


perpajakan antara wajib pajak atau penanggung pajak dengan
ka

pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan


ep

yang dapat diajukan banding atau Gugatan kepada pengadilan pajak


ah

berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk


R

es
M

ng

Hal 21 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan undang-undang

R
penagihan pajak dengan surat paksa.”

si
2) Selain itu menurut Tjia Siauw Jan, S.E, Ak., S.H., B.K.P., M.A. dalam

ne
ng
bukunya Pengadilan Pajak : Upaya Kepastian Hukum dan Keadilan
Bagi Wajib Pajak: 2013. halaman 2-3 menyatakan bahwa objek
sengketa pajak menurut Purwito M. Ali dan Rukiah Komarih terdiri

do
gu atas 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Sengketa pajak yang timbul sebagai akibat diterbitkannya Surat

In
A
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, Surat
ah

Ketetapan Pajak Nihil.

lik
2. Sengketa pajak yang timbul dari tindakan penagihan.
3. Sengketa pajak yang timbul dari keputusan yang berkaitan dengan
am

ub
pelaksanaan keputusan perpajakan, di samping ketetapan pajak
dan keputusan keberatan (Ahmadi, 2006:52)
ep
2. Bahwa oleh karena sengketa a quo adalah sengketa pajak, maka
k

berdasarkan ketentuan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6


ah

Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan


R

si
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2000 (selanjutnya disebut UU KUP), Pasal 37 UU PPSP serta Pasal 2

ne
ng

dan Pasal 31 ayat (1) dan (3) UU Pengadilan Pajak maka satu-satunya
lembaga peradilan yang diberikan kewenangan secara absolut

do
gu

untuk memeriksa, mengadili dan memutus sengketa a quo adalah


Pengadilan Pajak.
a. Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang
In
A

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah


diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
ah

lik

(selanjutnya disebut UU KUP) yang menegaskan:


“Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap:
m

ub

a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan


Penyitaan, atau Pengumuman Lelang;
ka

b. Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;


ep

c. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan


ah

perpajakan selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan


R

Pasal 26; atau


es
M

ng

Hal 22 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. Penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan

R
Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan

si
prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan

ne
ng
peraturan perundang-undangan perpajakan.
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak.”
b. Demikian halnya, Pasal 37 ayat (1) UU PPSP yang menyatakan:

do
gu “Gugatan Penanggung Pajak terhadap pelaksanaan Surat Paksa,
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Lelang

In
A
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak.”
Penjelasan Pasal 37 ayat (1)
ah

“Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan hak kepada

lik
Penanggung Pajak untuk mengajukan gugatan kepada badan
peradilan pajak dalam hal Penanggung Pajak tidak setuju
am

ub
dengan pelaksanaan penagihan pajak yang meliputi
pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
ep
Penyitaan atau Pengumuman Lelang.”
k

c. Pasal 2 UU Pengadilan Pajak:


ah

“Pengadilan Pajak adalah badan/peradilan yang melaksanakan


R

si
kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau Penanggung Pajak
yang mencari keadilan terhadap sengketa pajak”

ne
ng

Penjelasan Pasal 2
Pengadilan Pajak adalah badan peradilan pajak sebagaimana

do
gu

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16
In
A

Tahun 2000, dan merupakan Badan Peradilan sebagaimana


dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang
ah

lik

Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman sebagaimana


telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999.
m

ub

d. Pasal 31 ayat (1) dan ayat (3)


a. Pengadilan Pajak mempunyai tugas dan wewenang
ka

memeriksa dan memutus sengketa pajak.


ep

b. …..
ah

c. Pengadilan Pajak dalam hal gugatan memeriksa dan


R

memutus sengketa atas pelaksanaan penagihan pajak atau


es
M

ng

Hal 23 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keputusan pembetulan atau keputusan lainnya sebagaimana

R
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6

si
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

ne
ng
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2000 dan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.

do
gu 3. Berdasarkan Pasal 34 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997
tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah

In
A
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (selanjutnya
disebut UU PPSP) jo. Pasal 15 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor
ah

137 Tahun 2000 tentang Tempat dan Tata Cara Penyanderaan,

lik
Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak dan Pemberian Ganti Rugi
dalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (selanjutnya
am

ub
disebut PP Nomor 137 Tahun 2000), dinyatakan bahwa:
“Penanggung Pajak yang disandera dapat mengajukan gugatan
ep
terhadap pelaksanaan penyanderaan hanya kepada Pengadilan
k

Negeri.”
ah

Dalam ketentuan di atas, telah disebutkan secara tegas bahwa objek


R

si
gugatan yang dapat diajukan Penanggung Pajak kepada Pengadilan
Negeri terbatas hanya pada pelaksanaan penyanderaan.

ne
ng

4. Bahwa objek gugatan dalam perkara a quo mempermasalahkan


tunggakan atau kewajiban perpajakan yang yang dilakukan tindakan

do
gu

penagihannya oleh aparat perpajakan dalam hal ini Turut Tergugat


kepada Para Penggugat dalam hal ini Penggugat II yang salah satunya
adalah tindakan penagihan berupa pencegahan, sebagaimana didalilkan
In
A

Para Penggugat dalam dan petitum gugatan:


Posita Penggugat:
ah

lik

Halaman 4 angka 10
“10. ….., Penggugat II harus dibebaskan dari tanggung jawab pajak
m

ub

terutang Penggugat I, …..”


Halaman 5 angka 12
ka

“12. Bahwa melalui Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia


ep

No.711/KMK.03/2016 telah memperpanjang masa Pencegahan


ah

PENGGUGAT II bepergian ke luar negeri untuk masa 2 (dua) kali


R

es
M

ng

Hal 24 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
enam bulan berlaku sejak 5 Oktober 2016 sampai dengan 4 April

R
2017.”

si
Selanjutnya Petitum Penggugat:

ne
ng
Halaman 12 angka 12-14
“12. Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk menunda penagihan
tunggakan tagihan pajak kepada Wajib Pajak PENGGUGAT I

do
gu sampai dengan Putusan Pengadilan atas perkara a quo
mendapatkan putusan yang tetap.

In
A
13. Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk mencabut cekal
terhadap PENGGUGAT I.
ah

14. Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk tidak melakukan upaya

lik
penagihan dan upaya paksa lainnya kepada PENGGUGAT II.”
5. Selain itu, mengenai sengketa yang timbul dalam pelaksanaan Surat
am

ub
Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dan Keputusan
Pencegahan dalam rangka melakukan Penagihan Pajak Dengan Surat
ep
Paksa merupakan sengketa pajak juga dinyatakan dalam Putusan Sela
k

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung Nomor:


ah

152/Pdt/G/2014/PN.Bdg antara Hendro Supendi Melawan Kepala Kantor


R

si
Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega tanggal 30 September
2014. Dalam pertimbangan hukumnya Majelis Hakim menyatakan:

ne
ng

“Menimbang, bahwa oleh karena sengketa a quo adalah Sengketa


Pajak maka sesuai dan berdasarkan ketentuan Pasal 23 ayat 2

do
gu

UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara


Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan UU No 16 Tahun
2000 (selanjutnya disebut UU KUP) Pasal 37 UU PPSP serta
In
A

Pasal 2 dan Pasal 31 ayat 1 dan Pasal 3 UU Pengadilan Pajak


Pajak maka satu-satunya Lembaga yang diberikan kewenangan
ah

lik

secara absolut untuk memeriksa, mengadili dan memutus


sengketa a quo adalah Pengadilan Pajak.
m

ub

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,


Majelis Hakim berkesimpulan bahwa pemblokiran/penyitaan Giro,
ka

Deposito dan Tabungan atas nama Penggugat yang dilakukan


ep

Tergugat dalam rangka penagihan pajak dengan surat paksa


ah

yang dijadikan objek sengketa dalam perkara ini merupakan


R

sengketa pajak yang merupakan kewenangan dari Pengadilan


es
M

ng

Hal 25 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pajak bukan merupakan kewenangan Pengadilan Negeri KL I A

R
Bandung, dengan demikian maka Pengadilan Negeri KL I A

si
Bandung tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili

ne
ng
perkara ini, dengan demikian dasar eksepsi dari Tergugat tersebut
beralasan hukum.
6. Oleh karena itu dalil Para Penggugat mempermasalahkan tindakan

do
gu penagihan yang dilakukan oleh Turut Tergugat yang salah satunya
adalah Pencegahan kewenangan absolut Pengadilan Pajak untuk

In
A
memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo.
7. Selanjutnya, dalam dunia internasional prinsip kekhususan dalam
ah

wewenang mengadili telah diakui sebagai salah satu prinsip dasar

lik
kemerdekaan peradilan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa
Ketujuh tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakuan terhadap Pelaku
am

ub
Kejahatan, yang Diselenggarakan di Milan dari tanggal 26 Agustus
sampai 6 September 1985 dan disahkan dengan resolusi Majelis Umum
ep
40/32 tanggal 29 November 1985, dan 40/146 tanggal 13 Desember
k

1985 dalam butir 3 yang diambil dari Buku Adnan Buyung Nasution dan
ah

A. Patra M.Zen berjudul Instrumen Internasional Pokok hak Asasi


R

si
penerbit Obor Manusia menyatakan:
“Peradilan harus memiliki yurisdiksi atas semua pokok

ne
ng

masalah yang bersifat hukum dan harus mempunyai


kekuasaan ekslusif untuk memtuskan apakah suatu pokok

do
gu

masalah yang diajukan untuk memperoleh keputusannya


adalah berada di dalam kewenangannya seperti yang
ditentukan oleh hukum.”
In
A

8. Bahwa meskipun terdapat “asas hakim tidak boleh menolak untuk


memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan
ah

lik

kepadanya” sesuai dengan ketentuan Pasal 10 Undang-Undang


Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang
m

ub

berbunyi:
“Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili, dan
ka

memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa


ep

hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk


ah

memeriksa dan mengadilinya.”


R

es
M

ng

Hal 26 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9. Hal tersebut tidak dapat diartikan bahwa semua perkara harus diperiksa

R
dan diputus ke pengadilan di manapun perkara berada, karena pada

si
asasnya pula hakim terikat dengan kompetensi jenis perkara yang

ne
ng
diadilinya. Dalam hal hakim tidak berwenang untuk mengadili, Hakim
secara ex officio harus menyatakan diri tidak berwenang. Hal ini secara
lazim dalam lingkungan hukum acara perdata dipertegas dalam Pasal

do
gu 132 Rv, yang berbunyi:
“Dalam hal hakim tidak berwenang karena jenis pokok

In
A
perkaranya, maka ia meskipun tidak diajukan tangkisan tentang
ketidakwewenangnya, karena jabatannya wajib menyatakan
ah

dirinya tidak berwenang.”

lik
Berdasarkan uraian sebagaimana di atas, jelaslah bahwa objek sengketa
terkait rangkaian tindakan penagihan yang dilakukan oleh Turut
am

ub
Tergugat yang dipermasalahkan Para Penggugat merupakan objek
sengketa pajak yang pengaturannya bersifat khusus sesuai dengan asas
ep
lex specialis derogat legi generalis dalam ketentuan peraturan perundang-
k

undangan perpajakan, sehingga menjadi jelas pula apabila terjadi sengketa


ah

seperti dalam perkara a quo merupakan sengketa pajak.


R

si
Oleh karena itu, sangat jelas bahwa kewenangan untuk memeriksa,
mengadili dan memutus perkara a quo adalah kewenangan absolut

ne
ng

Pengadilan Pajak. Dengan demikian jelaslah demi kepastian hukum dan


tegaknya keadilan yang didasari oleh ketentuan peraturan perundang-undangan

do
gu

yang berlaku yang digunakan dengan tepat dan benar, Turut Tergugat memohon
kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk terlebih dahulu
mengeluarkan Putusan Sela dan menyatakan menolak gugatan terhadap Turut
In
A

Tergugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Para Penggugat tidak


dapat diterima (Niet Ontvantkelijk Verklaard).
ah

lik

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi tersebut Para Penggugat telah


mengajukan tanggapan tertanggal 16 Oktober 2017 pada pokoknya:
m

ub

REPLIK DALAM EKSEPSI


1. MENGENAI KOMPETENSI ABSOLUT
ka

Bahwa Penggugat menolak dengan tegas semua dalil-dalil yang disampaikan


ep

oleh Tergugat dan Turut Tergugat dalam jawabannya khususnya dalam hal
ah

Kewenangan Mengadili, kecuali apa yang diakui secara terang dan jelas oleh
R

Penggugat;
es
M

ng

Hal 27 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa alasan Eksepsi Tergugat yang mendalilkan tentang Kompetensi Absolut

R
dalam perkara ini adalah hanya alasan-alasan yang dipakai Tergugat untuk

si
menghindar dari tanggung jawabnya semata, dimana perlu diketahui bahwa

ne
ng
gugatan ini berlandaskan Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan Tergugat
yang memutuskan Perjanjian secara sepihak meskipun mengetahui bahwa
Tergugat adalah Pemilik Saham dari PT. Citra Sari Makmur (Penggugat I), yang

do
gu semestinya ikut bertanggung jawab dalam kelangsungan hidup perusahaan;
Bahwa eksepsi Tergugat dan Turut Tergugat melihat gugatan tersebut secara

In
A
sepotong-sepotong sehingga menafikkan adanya Perbuatan Melawan Hukum
yang dilakukan Tergugat sebagaimana Penggugat uraikan di dalam Gugatan.
ah

Bahwa adapun gugatan ini diajukan karena tindakan Tergugat, yang

lik
notabenenya adalah Pemegang saham dari Penggugat I (PT. CSM), telah sejak
lama melakukan serangkaian tindakan secara sistematis yang merugikan
am

ub
Penggugat I yang puncaknya dilakukan oleh Tergugat dengan menghentikan
(terminasi) layanan Transponder Satelit, padahal Tergugat mengetahui bahwa
ep
Penggugat I selama ini hanya mengandalkan kerjasama layanan transponder
k

dengan Tergugat;
ah

Bahwa akibat penghentian dan atau pemutusan layanan yang dilakukan


R

si
Tergugat tersebut, Penggugat menanggung beban utang dan beban pajak.
Bahwa tindakan Tergugat yang menghentikan layanan transponder dan

ne
ng

melepaskan tanggung jawabnya untuk memikul beban pajak dari Penggugat I


adalah Perbuatan Melawan Hukum yang bertentangan dengan tanggung jawab

do
gu

pemegang saham sebagaimana diatur dalam Undang-undang Perseroan


Terbatas;
Bahwa dalil Tergugat pada halaman 2 eksepsi yang mengutip gugatan
In
A

penggugat pada HALAMAN 11 DAN 12, yang dijadikan alasan oleh Tergugat
untuk menyatakan bahwa
ah

lik

gugatan Para Penggugat adalah objek sengketa Pengadilan Pajak,hal itu jelas
tidak beralasan dan haruslah ditolak, dengan alasan dan pertimbangan sebagai
m

ub

berikut :
- Bahwa dalil tersebut dikemukakan oleh Para Penggugat pada Halaman 11
ka

dan 12 dari 13 halaman Gugatan Para Penggugat, dengan demikian jelas-


ep

jelas hal tersebut bukanlah materi pokok gugatan, akan tetapi dalil tersebut
ah

hanya memperkuat alasan hukum Para Penggugat kenapa Kementerian


R

Keuangan, Direktoran Jenderal Pajak, Kantor Wilayah DJP Jakarta


es
M

ng

Hal 28 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Selatan I, Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Selatan I (Turut

R
Tergugat ) dijadikan sebagai Turut Tergugat dalam gugatan tersebut;

si
- Bahwa Kementerian Keuangan, Direktoran Jenderal Pajak, Kantor Wilayah

ne
ng
DJP Jakarta Selatan I, Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Selatan I
(Turut Tergugat) didalam gugatan Penggugat hanya dimasukkan sebagai
TURUT TERGUGAT yang harus pula tunduk pada putusan perkara ini atas

do
gu tindakannya yang berlaku tidak adil karena tidak melibatkan Tergugat
untuk menyelesaikan tunggakan pajak Penggugat I meskipun sudah

In
A
mengetahui bahwa Tergugat juga adalah pemegang saham pada PT. CSM
(Penggugat I), karena akibat dari tindakan tersebut telah menimbulkan
ah

kerugian bagi Para Penggugat. Disamping itu Kementerian Keuangan,

lik
Direktoran Jenderal Pajak, Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan I, Kantor
Pelayanan Pajak Madya Jakarta Selatan I hanyalah Turut Tergugat bukan
am

ub
Tergugat Utama dalam gugatan ini, lagipula tujuan Para Penggugat
mengajukan gugatan Aquo adalah juga untuk membantu Turut Tergugat
ep
dalam penyelesaian tunggakan pajak Penggugat I dari pihak yang
k

memang sepatutnya ikut bertanggungjawab;


ah

- Bahwa didalam Petitum Gugatan Para Penggugat TIDAK ADA


R

si
permohonan untuk membatalkan tagihan pajak Penggugat I sejumlah
Rp.171.019.159.598,00 sebagaimana ternyata dalam Berita Acara

ne
ng

Pembahasan Tunggakan Pajak tertanggal 25 April 2017 dan TIDAK ADA


permohonan untuk membatalkan Keputusan Menteri Keuangan Republik

do
gu

Indonesia No.711/KMK.03/2016 yang memang merupakan


Petitum/Yurisdiksi Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung, Dengan
demikian tidaklah belasan kalau Tergugat dan Turut Tergugat mendalilkan
In
A

bahwa gugatan Para Penggugat merupakan Yurisdiksi Pengadilan Pajak;


- Bahwa di dalam Posita dan Petitum Penggugat juga tidak ada dalil yang
ah

lik

meminta pengurangan dan atau pembatalan atas nilai tagihan dari Turut
Tergugat kepada Penggugat I, sehingga tidak tepat jika Turut Tergugat
m

ub

menyatakan bahwa gugatan Para Penggugat adalah sengketa pajak;


- Bahwa sesuai dengan Kaidah Hukum Perdata kemudian diperkuat dengan
ka

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor : 3277 K/Pdt/2000, tertanggal


ep

18 Juli 2003, yang kaidah hukumnya berbunyi : “Dengan tidak dipenuhinya


ah

janji untuk mengawini, perbuatan tersebut adalah suatu perbuatan


R

melawan hukum karena melanggar norma kesusilaan dan kepatutan


es
M

ng

Hal 29 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam masyarakat. Dari kenyataan tersebut, jelaslah bahwa untuk

R
berdasar hukum untuk menyatakan Turut Tergugat telah melakukan

si
tindakan/ Perbuatan Melawan hukum sesuai dengan ketentuan Pasal 1365

ne
ng
KUHPerdata sebab sesuai dengan Yurisprudensi tersebut tindakan
melanggar kepatutan dalam masyarakat saja yang menimbulkan kerugian
bagi orang lain dapat dituntut secara perdata. Apalagi bila telah nyata-

do
gu nyata Turut tergugat tidak menarik Tergugat sebagai Penanggung Pajak
atas tunggakan pajak Penggugat I ;

In
A
BERHUBUNGAN DENGAN EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT YANG
DIKEMUKAN OLEH TURUT TERGUGAT
ah

1. Bahwa Para Penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil Tergugat dan

lik
Turut Tergugat berhubungan Kompetensi Absolut yang dikemukakan oleh
Tergugat dan Turut Tergugat dalam Jawabannya, kecuali apa yang diakui
am

ub
secara jelas dan terang oleh Para Penggugat;
2. Bahwa dalil-dalil yang telah dikemukan tersebut diatas yang berhubungan
ep
pula dengan Eksepsi Kompetensi Absolut yang dikemukakan oleh
k

Tergugat tersebut diatas dipergunakan pula untuk membantah dalil-dalil


ah

mengenai Eksepsi Kompetensi Absolut yang dikemukakan oleh Turut


R

si
Tergugat;
3. Bahwa dalil Turut Tergugat yang intinya menyatakan bahwa Pengadilan

ne
ng

Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang mengadili perkara ini, karena


perkara ini merupakan Yurisdiksi Pengadilan Pajak, hal ini dikaitkan oleh

do
gu

Turut Tergugat dengan dalil Para Penggugat pada halaman 4 angka 10


yang memotong sebagian dari isi posita tersebut dan halaman 5 angka 12
yang menyatakan : “Bahwa melalui Keputusan Menteri Keuangan Republik
In
A

Indonesia No.711/KMK.03/2016 telah memperpanjang masa pencegahan


Pengggugat II bepergian ke luar negeri untuk masa 2 (dua) kali enam
ah

lik

bulan berlaku sejak 5 Oktober 2016 sampai dengan 4 April 2017” dalil
tersebut tidak beralasan dan mengada ada, dan karenanya haruslah
m

ub

ditolak, dengan dasar dan pertimbangan hukum sebagai berikut:


- Bahwa sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa pengungkapan
ka

dalil tersebut hanyalah berhubungan dengan alasan Para Penggugat


ep

untuk menempatkan Kementerian Keuangan, Direktoran Jenderal


ah

Pajak, Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan I, Kantor Pelayanan


R

es
M

ng

Hal 30 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pajak Madya Jakarta Selatan I sebagai Turut Tergugat, artinya hal itu

R
bukan materi utama gugatan.

si
- Bahwa didalam Petitum gugatan para penggugat juga tidak ada

ne
ng
permohonan untuk membatalkan tagihan pajak dari Turut Tergugat
kepada Penggugat I tersebut. Selain itu juga bahwa Kementerian
Keuangan, Direktoran Jenderal Pajak, Kantor Wilayah DJP Jakarta

do
gu Selatan I, Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Selatan I yang
mengeluarkan tagihan atas tunggakan Pajak Penggugat I tersebut

In
A
hanya dijadikan sebagai Turut Tergugat, artinya bukan sebagai
Tergugat Utama. Kementerian Keuangan, Direktoran Jenderal Pajak,
ah

Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan I, Kantor Pelayanan Pajak

lik
Madya Jakarta Selatan I (Turut Tergugat) hanya diminta untuk tunduk
pada putusan perkara ini ;
am

ub
- Bahwa Para Penggugat yakin Majelis Hakim Yang Mulia jeli dalam
melihat permasalahan tersebut dan tentunya tidak akan terkecoh
ep
dengan dalil Tergugat dan Turut Tergugat yang sengaja menarik
k

persoalan gugatan penggugat ini menjadi kewenangan Pengadilan


ah

Pajak, sebab, yang dimaksudkan oleh Para Penggugat dengan


R

si
kerugian Para Penggugat tersebut adalah akibat telah sejak lama
Tergugat melakukan serangkaian tindakan secara sistematis yang

ne
ng

merugikan Penggugat I yang puncaknya dilakukan oleh Tergugat


dengan menghentikan (terminasi) layanan Transponder Satelit

do
gu

dengan dikeluarkannya Surat No. Te1.37/YN 000/DWS-


A1000000/2017, tertanggal 15 Maret 2017 Tentang Surat
Pemberitahuan Terminasi Layanan Transponder Satelit, serta tidak
In
A

dilibatkannya Tergugat dalam penyelesaian permasalahan


Tunggakan Pajak padahal Turut Tergugat memanggil pemegang
ah

lik

saham lainnya, sehingga tidak tepat apabila yang dibahas Turut


Tergugat sebagaimana dalil pada eksepsi Turut Tergugat terkait
m

ub

dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia


No.711/KMK.03/2016 yang telah memperpanjang masa pencegahan
ka

Penggugat II ke luar negeri, dan Penggugat bukan menggugat


ep

mengenai “sah atau tidaknya SK tersebut”, karena kalau menyangkut


ah

sah atau tidaknya SK tersebut jelas bukan kewenangan Pengadilan


R

Negeri Jakarta Selatan tapi kewenangan Pengadilan Pajak;


es
M

ng

Hal 31 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Oleh karenanya alasan Penggugat mengajukan gugatan ini ke Pengadilan

R
Negeri Jakarta Selatan adalah Tepat (Redelijk).

si
2. MENGENAI KOMPETENSI RELATIF

ne
ng
Bahwa Penggugat menolak dengan tegas semua dalil-dalil yang disampaikan
oleh Tergugat mengenai eksepsi Kompetensi Relatif, kecuali apa yang diakui
secara terang dan jelas oleh Penggugat;

do
gu Bahwa dalil Eksepsi Tergugat mengenai Kompetensi Relatif adalah tidak benar,
karena Gugatan aquo diajukan sesuai dengan alamat Tergugat sebagaimana

In
A
Perjanjian Kerjasama (PKS Induk) antara PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
dengan PT. Citra Sari Makmur tentang Pemanfaatan Jaringan Tetap dan/ atau
ah

Sarana Penunjang Nomor: K.TEL.116/HK.810/UTA-00/2004 Nomor: PKS-

lik
060/CSM/II/2004 tertanggal 25 Mei 2004 yang telah diamandemen beberapa
kali dimana pada Perjanjian tersebut alamat para pihak yang disepakati untuk
am

ub
keperluan surat menyurat serta pemberitahuan yang diperlukan harus
disampaikan dalam hal ini kepada Tergugat adalah pada Menara Jamsostek
ep
Lt.10, JI. Jenderal Gatot Subroto Kav.38, Jakarta 12710, dan berdasarkan Surat
k

Pemutusan Layanan Transponder tertanggal 15 Maret 2017 Tergugat kirimkan


ah

dari Jakarta sebagaimana alamat yang Penggugat sebutkan didalam gugatan


R

si
aquo, Gedung Merah Putih (dahulu Grha Citra Caraka) JI. Gatot Subroto
Kav.52, Jakarta, yang secara wilayah hukum ada pada wilayah hukum

ne
ng

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan;


Bahwa dari dalil-dalil dan alasan tersebut diatas telah berdasarkan hukum

do
gu

bilamana Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak Eksepsi


Tergugat yang berhubungan dengan Kompetensi Relatif, dan telah beralasan
bilamana Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menyatakan bahwa
In
A

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berwenang mengadili Perkara ini;


Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut telah berdasarkan hukum bilamana dalil-
ah

lik

dalil Tergugat dan Turut Tergugat mengenai Eksepsi Kompentensi Absolut dan
dalil Tergugat mengenai Eksepsi Kompetensi Relatif tersebut dinyatakan ditolak
m

ub

dan mohon Kepada Majelis Hakim Yang Mulia memutuskan dalam putusan sela
bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berwenang mengadili perkara ini ;
ka

Dari hal tersebut diatas adalah beralasan hukum apabila majelis hakim dalam
ep

memeriksa perkara ini dapat memutuskan dalam PUTUSAN SELA


ah

Memutuskan:
R

1. Menolak eksepsi Tergugat dan Turut Tergugat.


es
M

ng

Hal 32 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berwewenang mengadili

R
dan memeriksa perkara ini.

si
3. Memerintahkan Turut Tergugat Untuk menunda penagihan tunggakan

ne
ng
pajak kepada Wajib Pajak Penggugat I, Penggugat II, Penggugat III dan
Penggugat IV sampai dengan Putusan Pengadilan atas perkara aquo
mendapatkan putusan yang tetap.

do
gu Menimbang, bahwa terhadap tanggapan Para Penggugat tersebut,
Tergugat mengajukan ad informandum (informasi tambahan) tertanggal 8

In
A
November 2017 dan Para Penggugat mengajukan replik tambahan atas
informasi tambahan dalam eksepsi dan jawaban Tergugat tentang kompetensi
ah

absolut tertanggal 6 Desember 2017;

lik
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil dalilnya pihak Tergugat telah
mengajukan bukti bukti tertulis yaitu Bukti T.1 sampai dengan T.21, yang adalah
am

ub
sebagai berikut:
1. Bukti T - 1 : Buku Susunan Dalam Satu Naskah Undang-Undang
ep
Perpajakan, 2010, Kementerian Keuangan Republik
k

Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Direktorat


ah

Penyuluhan Pelayanan dan Humas, halaman 7, 8-9,


R

si
dan 50 dan halaman 231-232 dan 258-259.
2. Bukti T - 2 : Buku Undang-Undang RI tentang Pengadilan Pajak

ne
ng

dan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU No. 14 dan


15 tahun 2002), cetakan pertama, April 2002, Pancar

do
gu

Utama, halaman 6, 8, 22, 26, dan 28 serta 57.


3. Bukti T - 3 : Putusan Mahkamah Agung RI No. 2281 K/Pdt/2016
tanggal 18 November 2016, dalam perkara antara
In
A

PENG HOCK Alias AHOCK melawan DIREKTORAT


JENDERAL PAJAK RI cq KEPALA KANTOR
ah

lik

PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINTAN.


(diperoleh/dicetak dari Direktori Putusan Mahkamah
m

ub

Agung RI)
4. Bukti T - 4 : Putusan Mahkamah Agung RI nomor 1200 K/Pdt/2015
ka

tanggal 28 Agustus 2015, dalam perkara antara


ep

INDRA WIBISONO WAHYUDI melawan


ah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


R

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH


es
M

ng

Hal 33 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
DJP JAWA TIMUR III cq. KEPALA KANTOR

R
PELAYANAN PAJAK PRATAMA KEDIRI dan 1.

si
KEPALA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA

ne
ng
DAN LELANG (KPKNL) MALANG 2. PT INSUMO
PRIMA NUSANTARA. (diperoleh/dicetak dari Direktori
Putusan Mahkamah Agung RI)

do
gu 5. Bukti T - 5 : Putusan Mahkamah Agung RI No. 766 PK/Pdt/2016
tertanggal 27 Februari 2017, dalam perkara antara

In
A
SETIAJI TANUMIHARDJA (SELAKU DIREKTUR
UTAMA PT. PANCABUSANA ASRILARAS) DAN NY.
ah

JENE TANUMIHARDJA (SELAKU DIREKTUR UTAMA

lik
PT. PANCABUSANA ASRILARAS) MELAWAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA CQ MENTERI
am

ub
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA CQ
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH
ep
DJP JAWA BARAT I CQ KANTOR PELAYANAN
k

PAJAK PRATAMA SOREANG DAN PT. BANK


ah

DANAMON INDONESIA, TBK. CABANG ASIA


R

si
AFRIKA. (diperoleh/dicetak dari Direktori Putusan
Mahkamah Agung RI)

ne
ng

6. Bukti T - 6 : Putusan Mahkamah Agung RI nomor 664 PK/Pdt/2009


tanggal 31 Desember 2010, dalam perkara antara

do
gu

RISYA SANTOSA melawan PEMERINTAH RI cq.


DEPARTEMEN KEUANGAN RI cq. DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK cq. KEPALA KANTOR
In
A

PELAYANAN PAJAK JAKARTA GROGOL


PETAMBURAN dan PT CIPTA INTIPERDANA cq.
ah

lik

SUROTO SUDJENI (DIREKTUR UTAMA PT. CIPTA


INTIPERDANA). (diperoleh/dicetak dari Direktori
m

ub

Putusan Mahkamah Agung RI)


7. Bukti T - 7 : Putusan Mahkamah Agung RI nomor 2537 K/Pdt/2013
ka

tanggal 20 Februari 2014, dalam perkara antara


ep

SUTARGI KOSASIH melawan PT POREXINA DASA


ah

UTAMA dan PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


R

C.q. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


es
M

ng

Hal 34 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
C.q. DIREKTUR JENDERAL PAJAK C.q. KEPALA

R
KANTOR WILAYAH DJP JAKARTA PUSAT C.q.

si
KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

ne
ng
JAKARTA GAMBIR EMPAT. (diperoleh/dicetak dari
Direktori Putusan Mahkamah Agung RI)
8. Bukti T - 8 : Akta No. 16 tanggal 16 Mei 2017 tentang Pernyataan

do
gu Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
“Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi

In
A
Indonesia Tbk”, yang dibuat di hadapan Notaris
Ashoya Ratam, SH, MKn, Notaris di Jakarta.
ah

(“Anggaran Dasar Tergugat”)

lik
9. Bukti T - 9 : Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
R.I. Nomor AHU-0013024.AH.01.02.TAHUN 2017
am

ub
tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero)
ep
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk tertanggal 15 Juni
k

2017. (“Surat Keputusan tentang Persetujuan


ah

Anggaran Dasar Tergugat”)


R

si
10. Bukti T - 10 : Surat Keterangan Domicili Perseroan atas nama
Tergugat tertanggal 14 Oktober 2008, yang

ne
ng

ditandatangani oleh Lurah Sadang, Serang dan Camat


Coblong. (“Surat Keterangan Domicili Perseroan”)

do
gu

11. Bukti T - 11 : Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar Nomor:


510/3-CB68/BPPT atas nama Tergugat, yang
diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
In
A

Pemerintah Kota Bandung pada tanggal 12 Februari


2015. (“SIUP atas nama Tergugat”)
ah

lik

12. Bukti T - 12 : Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Nomor


101116407740 atas nama Tergugat, yang diterbitkan
m

ub

oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Pemerintah


Kota Bandung pada tanggal 12 Februari 2015. (“TDP
ka

atas nama Tergugat”)


ep

13. Bukti T - 13 : Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


ah

01.000.013.1-093.000 atas nama Tergugat yang


R

terdaftar pada tanggal 1 April 2012 dan diterbitkan oleh


es
M

ng

Hal 35 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kementerian Keuangan R.I Cq Direktur Jenderal

R
Pajak. (“Kartu NPWP atas nama Tergugat”)

si
14. Bukti T - 14 : M. Yahya Harahap, S.H., “Hukum Acara Perdata

ne
ng
Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Pembuktian, dan Putusan Pengadilan”, Sinar Grafika
(2017: Hal. 233-236, 238-239, 483-484, 242-244 dan

do
gu 489-491).
15. Bukti T - 15 : Dr. H.M. Fauzan, SH, MH, “Kaidah-Kaidah Hukum

In
A
Yurisprudensi Norma-Norma Baru Dalam Hukum
Kasus”, Prenadamedia Group (2015: Hal. 137-138)
ah

16. Bukti T - 16 : Prof. Dr. H. Priyatna Abdurrasyid PH.D, C.HSI, D.IAA,

lik
Fell.BIS, LAA, “Arbitrase & Alternatif Penyelesaian
Sengketa”, PT. Fikahati Aneska bekerja sama dengan
am

ub
BANI (2002: Hal. 228)
17. Bukti T - 17 : Perjanjian Kerjasama antara Tergugat dengan
ep
Penggugat I tentang Penggunaan Transponder
k

No.K.Tel.022/HK.810/NET-80/99 tertanggal 1 Februari


ah

1999 (yang telah dilakukan amandemen terakhir No.


R

si
19/HK.820/DCI-A1000000/2012 dan No.PKS-
006/CSM/1/2012 tanggal 2 Februari 2012 jo

ne
ng

Settlement agreement Nomor: 251/HK.850/DWS-


A1000000/2014 tertanggal 30 Mei 2014 jo Settlement

do
gu

agreement Nomor: 281/HK.850/DWS-A1000000/2014


tertanggal 9 Oktober 2014. (“Perjanjian Kerjasama
Transponder”)
In
A

18. Bukti T - 18 : Perjanjian Kerjasama tentang Pemanfaatan Jaringan


Tetap dan/atau Sarana Penunjang nomor:
ah

lik

K.TEL.116/HK.810/UTA-00/2004 – Nomor: PKS-


060/CSM/II/2004 antara Tergugat dengan Penggugat I
m

ub

tanggal 25 Mei 2004. (“Perjanjian Kerjasama Induk”)


19. Bukti T - 19 : Eksepsi dan Jawaban Penggugat I (pada saat itu
ka

sebagai Termohon) tertanggal 21 September 2016


ep

dalam perkara mengenai permohonan pemeriksaan


ah

perseroan terhadap Penggugat I, yang diajukan oleh


R

Tergugat (pada saat itu sebagai Pemohon), yang


es
M

ng

Hal 36 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terdaftar dalam register perkara No.

R
422/Pdt.P/2016/PN.Jkt.Sel. (Halaman 2 butir 3, 5 dan

si
6)

ne
ng
20. Bukti T - 20 : Tanggapan Penggugat I (pada saat itu sebagai
Termohon) tertanggal 06 Oktober 2016 dalam perkara
mengenai permohonan pemeriksaan perseroan

do
gu terhadap Penggugat I, yang diajukan oleh Tergugat
(pada saat itu sebagai Pemohon), yang terdaftar

In
A
dalam register perkara No. 422/Pdt.P/2016/PN.Jkt.Sel.
(Halaman 2 butir 3, 5 dan 6)
ah

21. Bukti T - 21 : Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.

lik
422/Pdt.P/2016/PN.Jkt.Sel. tertanggal 08 Desember
2016 dalam perkara mengenai permohonan
am

ub
pemeriksaan perseroan (berdasarkan Pasal 138 UU
No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas)
ep
terhadap Penggugat I (pada saat itu sebagai
k

Termohon), antara Tergugat sebagai Pemohon dengan


ah

Penggugat I sebagai Termohon. (“Penetapan


R

si
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.
422/Pdt.P/2016/PN.Jkt.Sel. tertanggal 08 Desember

ne
ng

2016”)
Demikian juga dengan Turut Tergugat telah mengajukan bukti tertulis

do
gu

yaitu Bukti TT.1 sampai dengan TT.4, yang adalah sebagai berikut:
1. Bukti TT - 1 : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak (UU Pengadilan Pajak)
In
A

2. Bukti TT - 2 : Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
ah

lik

sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan


Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 (UU KUP)
m

ub

3. Bukti TT - 3 : Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang


Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana
ka

telah diubah terakhir kali dengan Undang-undang


ep

Nomor 19 Tahun 2000 (UU PPSP)


ah

4. Bukti TT – 4 : Putusan Sela Majelis Hakim Pengadilan Negeri


R

Bandung Nomor: 152/Pdt/G/2014/PN.Bdg antara


es
M

ng

Hal 37 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hendro Supendi melawan Kepala Kantor Pelayanan

R
Pajak Pratama Bandung Tegallega tanggal 30

si
September 2014

ne
ng
Dan pihak Para Penggugat dengan Bukti P.1 sampai dengan P.11, , yang
adalah sebagai berikut:
1. Bukti P-1 : Salinan Perjanjian Kerja Sama (PKS INDUK) Nomor:

do
gu K.TEL.116/HK 810/UTA-00/2004/ Nomor: PKS-
060/CSM/II/2004. Tertanggal 25 Mei 2004

In
A
2. Bukti P-2 : Salinan Perjanjian Kerja Sama Operasional (PKSO)
No. 130/HK.810/CISC-00/2005 atau No. PKS-
ah

100/CSM/IX/2005 tertanggal 28 September 2005

lik
3. Bukti P-3 : Surat Tagihan PT. Telekomunikasi Indonesia (Pesero)
Tbk, Bulan April 2017 No. Tel.9/KU 3700/DWS-
am

ub
A10044000/2017 tanggal 4 April 2017.
4. Bukti P-4 : INVOICE PT. Telekomunikasi Indonesia (Pesero) Tbk
ep
No. 1061/NTS/KU.370/DCI/2017, untuk priode
k

pemakaian Layanan Transponden bulan Februari


ah

2017.
R

si
5. Bukti P-5 : INVOICE PT. Telekomunikasi Indonesia(Pesero) Tbk
No. 1057/NTS/KU.370/DCI/2017, untuk priode

ne
ng

pemakaian Layanan Transponden bulan Maret 2017.


6. Bukti P-6 : INVOICE PT. Telekomunikasi Indonesia (Pesero) Tbk

do
gu

No. 1096/NTS/KU.370/DCI/2017, untuk priode


pemakaian Layanan Transponden bulan April 2017.
7. Bukti P-7 : Surat PT. Telekomunikasi Indonesia (Pesero) Tbk
In
A

kepada PT. Citra Sari Makmur No. Tel.62/KU


370/DWS-A1040000/2017. Tanggal 22 Februari 2017
ah

lik

8. Bukti P-8 : Surat PT. Telekomunikasi Indonesia (Pesero) Tbk


kepada PT. Citra Sari Makmur No. Tel.37/YN
m

ub

000/DWS-A1000000/2017.
9. Bukti P-9 : Surat PT. Telekomunikasi Indonesia (Pesero) Tbk
ka

kepada PT. Citra Sari Makmur No. Tel.32/LP-


ep

000/COP-A12300000/2017. Tertanggal 20 Maret 2017.


ah

10. Bukti P-10 : Surat PT. Citra Sari Makmur kepada PT.
R

Telekomunikasi Indonesia (Pesero) Tbk No. CSM-


es
M

ng

Hal 38 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
DIR/370322/TELKOM-DWS/Transponder, tertanggal

R
22 Maret 2017.

si
11. Bukti P-11 : Gugatan PT. Telekomunikasi Indonesia (Pesero) Tbk

ne
ng
terhadap PT. Citra Sari Makmur No.
422/Pdt.P/2016/PN.Jkt.Sel, tertanggal 04 Agustus
2016 kePengadilanNegeri Jakarta Selatan

do
gu
Menimbang, bahwa disamping bukti bukti tertulis tersebut, pihak Tergugat

In
A
telah pula mengajukan ahli yaitu Prof.Dr.Haula Rosdiana,M.Si., M.Yahya
Harahap,S.H., dan Dr.Gunawan Widjaya,S.H.,M.H.,M.KM.,
ah

1. Ahli Prof.Dr.Haula Rosdiana,M.Si, menerangkan sebagai berikut :

lik
- Bahwa di dalam Hukum Pajak kita membedakan Hukum Pajak
Material dan Hukum Pajak Formal Hukum Pajak Material mengatur
am

ub
mengenai apa dan siapa, serta bagaimana dalam arti mengenai text
base and text rate. Sementara mengenai Hukum Pajak Formal
ep
mengatur mengenai bagaimana mengejawantahkan atau
k

mengemplementasikan dari Undang-Undang Pajak Material.


ah

- Bahwa kalau kita bicara mengenai Konteks di Undang-Undang


R

si
Perpajakan Indonesia maka sebetulnya kita lihat dari Pasal 12 Ayat 1
bahwa Indonesia menganut Utang Pajak Material. Jadi Utang Pajak

ne
ng

timbul akibat terjadinya syarat subjektif dan syarat objektif, tanpa


mengandalkan adanya surat ketetapan pajak, dengan demikian kalai

do
gu

kita lihat tarik dari ketentuan tersebut maka kita harus melihat terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan wajib pajak dan apa yang
dimaksud dengan penanggung pajak.
In
A

- Bahwa kalau Wajib Pajak kita lihat berdasarkan Undang-Undang


Pajak Penghasilan maka setiap orang atau badan yang sudah
ah

lik

memenuhi syarat objektif dan subjektif maka sudah menjadi wajib


pajak, tanpa melihat apakah sudah ada upaya penagihan dari pihak
m

ub

otoritas perpajakan itu berdasarkan Undang-Undang PPh. Sementara


dalam Undang-undang KUP, karena memang pajak kita bukan hanya
ka

PPh juga PPn, bea cukai dsb maka Undang-undang KUP itu
ep

memberikan pengertian yang luas terkait dengan Wajib pajak yang


ah

juga meliputi pembayaran pajak, pemungut pajak dan pemotongan


R

pajak, jadi undang-undang KUP mencakup semuanya dalam


es
M

ng

Hal 39 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pengertian wajib pajak. Sementara yang dimaksud Penanggung

R
Pajak adalah orang atau badan yang mempunyai kewajiban untuk

si
melaksanakan perpajakan sehingga kalau kita melihat dalam konteks

ne
ng
dari penanggung pajak sebenarnya baru muncul ketika adanya utang
pajak formal, jadi berbeda kalau misalkan kita bicara mengenai wajib
pajak sudah terpenuhi sejak ada cutsbestand ahli ambil Contoh: PT. A

do
gu membayar royalti keluar negeri, misalnya dalam rangka succes fee
terkait PNBP pembayaran debit dari luar negeri, maka kalau kita

In
A
bicara konteks wajib pajak tidak peduli kalau untung atau rugi as long
sudah membayar ke luar negeri, maka ada dua kewajiban yaitu satu
ah

memungut PPN dan yang kedua adalah memotong PPh pasal 26 itu

lik
apapun kondisinya itu dari laporan keuangan itu tetap kewajiban itu
karena dia (PT. A) adalah Wajib Pajak, dan Berdasarkan Undang-
am

ub
undang PPn ada objek yang namanya Pasal 4 Ayat 1 huruf D yaitu
perpanjangan memanfaatkan BKP berwujud dari daerah tidak area
ep
pabean ke area pabean yang ada syarat subjektifnya. Kemudian
k

sama dengan Pph, PPh Pasal 26 itu menyatakan ada pembayaran


ah

royalti keluar negeri apakah harus dipotong PPh Pasal 26 berarti itu
R

si
sudah menjadi wajib pajak kemudian si Wajib Pajak ini tidak
melakukan kewajibannya maka darimana tahu telah melakukan

ne
ng

kewajibannya melalui pemeriksaan, kemudian dari pemeriksaan


diketahui tidak melakukan kewajibannya maka otoritas pajak akan

do
gu

mengeluarkan SKPKB, (Surat Keterangan Pajak Kurang Bayar). Nah


disitu timbul namanya hutang pajak formal dan dapat ditindaklanjuti
dengan penagihan pajak dengan surat paksa. Dan setelah itu timbul
In
A

ada terminologi yang namanya penanggung pajak, jadinya


sebetulnya antara wajib pajak dan penanggung pajak adalah dua hal
ah

lik

yang berbeda dalam konteks penagihan dan penanggung pajak baru


timbul ketika sudah ada hutang pajak formal, kalau kita bicara
m

ub

mengenai Wajib Pajak maka sebetulnya yang pertama kali


bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perpajakan itu adalah
ka

orang yang mengisi dan menandatangani Faktur Pajak, oleh karena


ep

itu mengapa kita bicara badan diwakili oleh pengurus, siapa yang
ah

menjadi pengurus dia yang jelas-jelas yang mempunyai kebijakan


R

terhadap perpajakan. Sehingga ada implikasi terhadap masalah


es
M

ng

Hal 40 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penanggung Pajak, kalau penanggung pajak akan dicari orang yang

R
paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan suatu kewajiban

si
perpajakan.

ne
ng
- Bahwa kewenangan Pengadilan Pajak dalam mengadili atau
menyelesaikan Sengketa Pajak, Kalau kita bicara sengketa pajak
dibagi menjadi 2:

do
gu - Sengketa yang terkait dengan keputusannya dapat diajukan banding;
- Terkait dengan gugatan.

In
A
- Salah satunya tadi terkait penagihan kalau misalnya sudah timbul
hutang pajak formal maka bisa ditindak lanjuti dengan penagihan
ah

pajak dengan surat paksa, penagihan pajak dengan surat paksa

lik
(pada saat jatuh tempo,) hutang pajak formal untuk jatuh tempo itu
dasar hukumnya dalam Pasal 9 ayat 3 Undang-undang KUP, itu
am

ub
adalah satu bulan sejak diterbitkannya Beschikkingnya tersebut,
kalau misalkan dalam jangka waktu tersebut tidak dibayar, maka
ep
sebetulnya tidak langsung dipaksa tetapi ditegur dulu dengan
k

dikirimkan surat teguran, apabila surat teguran kemudian diabaikan


ah

maka bisa ditindak lanjuti penagihan pajak dengan surat paksa,


R

si
dimana nanti tidak serta merta disita, akan adanya surat perintah
untuk penyitaan, mekanismenya panjang, bukan sesuatu yang tiba-

ne
ng

tiba. Terkait dengan gugatan, kalau misalnya bukan harta atau tidak
sesuai dengan ketentuan berlaku maka gugatan itu bisa diajukan ke

do
gu

Pengadilan Perpajakan dan itu ada didalam Pasal 23 ayat 2 Undang-


undang KUP (Dalam hal ini KUP adalah payung hukum). Undang-
undang KUP sudah mengatur karena pasal 20 itu bicara tentang hak
In
A

penagihan pajak dengan surat paksa dimana disini sudah ditentukan


pasal 20 ayat 1, bahwa setelah jatuh tempo itu, Beschikking juga
ah

lik

tidak dibayar, maka penagihan bisa dilanjutkan dengan penagihan


pajak dengan surat paksa. Mengenai Penagihan dengan surat paksa,
m

ub

dengan Beschikking tidak juga dibayar, maka gugatan hanya bisa


diajukan ke Pengadilan Pajak.
ka

- Bahwa kalau bicara mengenai sengketa pajak definisinya ada di UU


ep

Pengadilan Pajak Jadi dalam Pasal 1, disebutkan pada intinya yang


ah

dimaksud dengan sengketa pajak ada 2:


R

es
M

ng

Hal 41 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa sengketa antara Wajib Pajak/ Penanggung Pajak. Terhadap

R
otoritas pajak Terkait apakah dapat diajukan banding, SKPKB

si
misalnya regulasinya dianggap misalnya gray area adanya 2

ne
ng
perlakuan yang berbeda yaitu technical services dan royalti service,
karena treatmentnya berbeda, apalagi ada tax treaty misalknya tarif
yang mengatur berbeda dan wajib pajak merasa no ini bukan

do
gu royaltinya tecnical services maka diajukan ke Pengadilan Pajak untuk
mengajukan banding tentunya dasar banding itu menggunakan SKP

In
A
Keberatan jadi tidak langsung harus keberatan dulu kalau
keberatannya ditolak kemudian bisa diajukan banding, yang kedua
ah

yang menjadi objek adalah gugatan, terkait pelaksanaan penagihan

lik
pajak termasuk dengan surat paksa.
- Bahwa kalau kita membicarakan tentang Kewenangan dari Peradilan
am

ub
Pajak itu jelas sekali kalau gugatan itu yang terkait dengan sengketa
pajak dalam hal ini penagihan pajak itu tidak ada alternatif lain selain
ep
ke Pengadilan Pajak. Di Pasal 23 ayat 2 maupun di Undang-Undang
k

penagihan pajak dengan surat paksa.


ah

- Bahwa sebetulnya ada turunan dari peraturan pemerintah yang


R

si
terkait dengan penagihan pajak dengan surat paksa. Katakanlah ada
yang terkait dengan gijzelling (melakukan gugatan) maka bisa

ne
ng

diajukan ke Pengadilan Negeri. Yang lainnya terkait dengan pidana


perpajakan, maka itu adalah domain dari peradilan umum atau

do
gu

Pengadilan Negeri.
- Bahwa kalau kita bicara mengenai Kompetensi Absolut itu berbicara
mengenai kewenangan siapa, perkara apa untuk siapa, Otoritas atau
In
A

Kewenangan dari masing-masing pengadilan. Ini menjadi hal yang


penting kalau kita lihat. Kita adalah negara hukum, kita harus melihat
ah

lik

kewenangan dari masing-masing pengadilan, setiap pengadilan pasti


mempunyai roomnya masing-masing, kalau misalnya room yang
m

ub

yang satu dengan yang lain dicampurkan akan bahaya sekali. Karena
sudah mempunyai kewenangan yang satu dengan yang lainnya, jadi
ka

kalau kita bicarakan mengenai yang tadi atau kompetensi absolut,


ep

Bukan semata-mata dalam rangka tertib hukum jangan sampai nanti


ah

ada preseden buruk yang dapat membahayakan negara, kita tahu


R

bahwa karena pajak mempunyai fungsi yang sangat vital dan kita itu
es
M

ng

Hal 42 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sedang defisit, jadi kalau ada upaya atau gerakan yang mencoba

R
untuk melemahkan negara dengan menggerus hak negara, karena

si
negara punya hak untuk mendahului tentu saja itu satu hal yang

ne
ng
harus diwaspadai bersama karena pajak itu darahnya negara jadi
Kewenangan absolut itu kita bicara mengenai kewenangan siapa
yang mengadili dalam suatu perkara, relatif itu terkait dengan

do
gu masalah wilayah.
- Bahwa Pertama kalau kita membicarakan masalah dengan adanya

In
A
itikad baik dan tidak baik itu bisa ditunjukan dengan pertama kali
dengan terjadinya tatbestand, tadi saya sudah sampaikan kalau
ah

misalnya orang atau badan membayar royalti ke luar negeri, apapun

lik
kondisi keuangannya tetap harus membayar potong PPh dan
memungut PPN, kalau PPh itu pemotongan, kalau PPN itu
am

ub
pemungutan, nah kalau dia kalau tidak melakukan kedua itu, itikad
baiknya bisa dilihat sendiri. Bisa dilihat kalau itu masalah
ep
pemeriksaan, kemudian kita kemudian melihat lagi ternyata diperiksa
k

dan adanya dikeluarkan SKPBM dan tidak dibayar, akhirnya


ah

dilakukan tindakan penagihan pajak dengan surat paksa. Disini timbul


R

si
dengan istilah penanggung pajak, tentu saja harus dikaitkan dengan
kewajiban tatbestand yang pertama tidak bisa kemudian

ne
ng

blaming/menyalahkan orang lain dengan menggeser bahwa adalah


beritikad baik. Itikad baik itu dinyatakan sejak pertama kali ada Pasal

do
gu

3 ayat 3 Undang-Undang KUP mengatakan bahwa Setiap Wajib


pajak menghitung, dia harus mengisi, dan melaporkan, atau
menyampaikan SPT. Kalau kita bicara mengenai Kewenangan
In
A

Absolut, itu bukan lagi domain yang ada di Pengadilan Negeri, karena
tidak ada kaitannya dengan gijzeling dan juga ada kaitan dengan
ah

lik

pidana perpajakan. Kecuali kalau itu pidana perpajakan, kalau sudah


sampai ke buper itu baru, apabila kalau dengan sengaja ternyata
m

ub

tidak memungut dan tidak menyetorkan maka itulah domain dari


kewenangan Pengadilan Pajak.
ka

- Bahwa kalau kita bicara mengenai pengertian wajib pajak meliputi


ep

memotong, memungut atau pembayar pajak Yang menjadi persoalan


ah

adalah bahwa kalau kita melihat dipungut di Indonesia terdapat 2 tipe


R

ada pajak langsung dan ada pajak yang tidak langsung: Pemungutan
es
M

ng

Hal 43 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pajak langsung yaitu seperti PPh Badan yang beban pajaknya di

R
tanggung oleh wajib pajak yang bersangkutan yang bertanggung

si
jawab dengan tidak dilihat apakah laba atau rugi. Kalau bicara

ne
ng
pemotongan atau pemungutan pajak, maka pihak yang bertanggung
jawab atas pelaksananya kewajiban pajak yaitu pemotong pajak dan
pemungut pajak. Contoh: PPh pasal 26 si wajib pajak itu sendiri tidak

do
gu memotong itu maka itu tidak bisa dilimpahkan ke orang lain, misal
transfer Rp. 200 juta, kalau pasak Pasal 26 PPhnya 20 % dari 200

In
A
juta itu Rp. 40 juta berarti yang harus disetor sebesar Rp. 160 juta,
dan itu kemudian tidak bisa beban itu dialihkan karena ada
ah

mekanisme lain, yang namanya Gross Up, bisa menjadi pengurangan

lik
pajak artinya ketika menghitung kena pajak menjadi biaya. Apalagi
PPN 10% misalnya bayar 200 PPN 10 % berarti 20 juta itu harus di
am

ub
tanggung PPNnya oleh si wajib pajak yang bersangkutan pada saat
dimulainya pemanfaatan BKP di PPN ada Tanggung renteng tetapi
ep
tanggung renteng itu casenya lain, dalam hal ini untuk transaksi antar
k

pembeli dan penjual, diluar negeri harus PPN itu sendiri dapat
ah

menjadi kredit pajak apabila di luar negeri, seperti contoh


R

si
(Pembayaran royalti Rp. 200 jt, dengan PPn 10% menjadi Rp. 20 jt
dapat menjadi masukan yang bisa di kreditkan, jadi sebetulnya hanya

ne
ng

masalah administratif saja kalaupun dia bukan pengusaha kena pajak


ini harus menjadi atau ini dapat dijadikan sebagai biaya 3 M jadi

do
gu

dengan demikian, tidak ada alasan untuk menggeser beban pajak


kepada pihak lain, termasuk juga dan bukan menjadi kewenangan
dari Pengadilan Negeri untuk yang menentukan siapa yang menjadi
In
A

pihak destinataris/pihak yang pada akhirnya bertanggung jawab


terhadap pembayaran pajak.
ah

lik

- Bahwa apabila wajib pajak mempunyai hutang, dan memiliki saham


minoritas yang diminta untuk membayar tanggungan pajak tersebut
m

ub

dan kemudian seperti itu apalagi ini 2 (dua) peristiwa yang ahli kira
semua disini sudah paham kalau kita bicara tatbestan, tatbestan itu
ka

timbul ketika syarat subjektif atau objektif sudah terpenuhi jadi


ep

misalkan kalau kasusnya ahli tidak tahu kalau kita bicara mengenai
ah

katakanlan pembayaran terjadi tahun 2012 kemudian pemeriksaan itu


R

di tahun 2015 jadi kalau kita bicara mengenai Siapa yang


es
M

ng

Hal 44 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bertanggung jawab itu, yang tahun 2012 yang mengisi SPT kalau

R
kemudian ada diperistiwa diperiksa tahun 2015 keluar SKPKB

si
kemudian dilanjutkan dengan PPSP setelah itu selesai keluar

ne
ng
penagihan baru di blamming ke pihak lainnya dan itu merupakan
domain dari Pengadilan, kalau PPSP ada gugatan terkait dengan
penagihan maka diajukan ke Pengadilan Pajak

do
gu - Bahwa kalau ada gugatan itu dalam hal sengketa antara wajib pajak
atau penangung pajak terhadap otoritas perpajakan maka itu harus

In
A
diajukan ke Pengadilan Pajak, dan itu adalah kewenangan dari
Pengadilan Pajak, tidak bisa kemudian masalah penggeseran dari
ah

beban pajak apalagi masalah penundaan di KUP ada mekanisme

lik
untuk melakukan penundaan pembayaran pajak itu dimungkinkan
dilakukan mencabut cekal dan sebagainya, itu merupakan
am

ub
kewenangan dari Pengadilan Pajak
- Bahwa kalau kita bicara Penagihan pajak dengan surat paksa, maka
ep
pencekalan adalah merupakan bagian dari penagihan pajak dengan
k

surat paksa. Apabila ada gugatan yang diajukan ke Pengadilan Pajak


ah

karena dalam upaya, sekali lagi negara itu punya hak yang sangat
R

si
kuat dalam bidang perpajakan, bahwa ini adalah darahnya negara
jadi kalau kemudian negara mempunyai kekuatan memaksa kita lihat

ne
ng

dari surat paksa itu sama dengan gosh on Pengadilan dimana


mempunyai kekuatan eksekutorial kenapa seperti itu karena ini

do
gu

adalah amanah yang ada didalam Undang-undang Dasar 1945


karena pajak bersifat memaksa yang diatur oleh Negara dalam hal ini
Negara punya hak untuk memaksa salah upaya yang untuk
In
A

melakukan hal itu dengan pencekala termasuk merupakan bagian


dari surat paksa yang merupakan wewenang dari Pengadilan Pajak
ah

lik

- Bahwa kita mulai dari induk Undang-undangnya terlebih dahulu yaitu


Undang-undang KUP, yang mengatur mulai dari hutang pajak
m

ub

material Pasal 12 ayat 1, kemudian hutang pajak formal Pasal 20


ayat 1 bicara mengenai penagihan pajak dan dasar apa yang menjadi
ka

dasar penagihan dan kemudian berikutnya Pasal 23 ayat 2 yang


ep

mengatur bahwa kalau ada mengenai gugatan terkait pelaksanaan


ah

penagihan pajak, kalimat akhirnya mengatakan bahwa hanya dapat


R

diajukan kepada badan Peradilan Pajak. Kemudian kita lihat Undang-


es
M

ng

Hal 45 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang PPSP, mengenai penagihan pajak dengan surat paksa,

R
Undang-Undang No. 19 Tahun 2000, bahwa gugatan hanya dapat

si
diajukan kepada Pengadilan Pajak.

ne
ng
- Bahwa Kita berbicara mengenai Undang-Undang, Saya menjelaskan
bukan teori tapi kita lihat dulu konteksnya, baru kita lihat pengertian
wajib pajak dahulu baru kemudian kita lihat tentang Penanggung

do
gu Pajak, karena bisa dilihat di Undang-Undang KUP. Pengertian
Penanggung Pajak baru muncul pada pasa yang terkait Penagihan

In
A
Pajak dengan surat paksa di Pasal 23 ayat 1, itu adalah satu-satunya
terminologi yang muncul, jadi di semua Undang-Undang KUP isinya
ah

tentang wajib pajak semua.

lik
- Bahwa dapat Ahli jelaskan terlebih dahulu mengenai wajib pajak itu
siapa, wajib pajak adalah pembayar pajak, pemotong pajak dan
am

ub
pemungut pajak, kalau badan itu bisa diwakilkan dengan wakil, yaitu
pengurus. Siapa itu pengurus? Undang-Undang memberikan
ep
kepastian dengan mengatakan bahwa pengurus juga memiliki
k

kebijakan terhadap pelaksanaan operasional dari perusahaan


ah

tersebut. Jadi kalau kita bicara Pengertian penanggung pajak itu ada
R

si
juga di Undang-undang KUP maupun di Pengadilan Pajak mengenai
aturan paksa yang berkaitan dan berkewajiban untuk melakukan

ne
ng

pembayaran pajak, saya tidak bisa menjelaskan penanggung pajak


tanpa menjelaskan apa itu wajib pajak karena itu semua suatu

do
gu

rangkaian, kalau membicarakan penanggung pajak, otoritas pajak itu


pertama kali akan yang menjadikan penanggung pajak itu adalah
orang yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
In
A

kewajiban perpajakan, ada prosedurnya dipenuhi oleh teman-teman


di KPP ahli tahu persis jadi tidak sembarangan dilihat dulu kalau
ah

lik

memang siapa yang menjadi mayoritasnya karena mayoritas yang


punya hak untuk mengendalikan perusahaan kalau memang tadi
m

ub

tidak cukup baru yang lainnya tetapi kalau dari majoritas saja sudah
cukup maka tentu saja tidak akan dilakukan terhadap minoritas.
ka

- Bahwa kalau Konteksnya wajib pajak yang pertama kali penanggung


ep

pajak itu yang harus bertanggung jawab yaitu pihak yang


ah

menandatangani surat pemberitahuan, dan termasuk yang


R

mempunyai kebijakan terhadap untuk pengisian SPT, mayoritasnya


es
M

ng

Hal 46 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena mayoritas yang mengendalikan perusahaan dan minoritas kan

R
tidak mengendalikan perusahaan.

si
- Bahwa pemegang saham memang termasuk dari penanggung pajak

ne
ng
tetapi ketika kita bicara tentang penagihan pajak tidak sekaligus
pemegang saham yang tanggung tapi ada prosedurnya yang harus
dipenuhi oleh teman-teman di otoritas pajak, makanya ini bukan

do
gu masalah pilih kasih, tebang pilih atau tidak tapi harus dilihat siapa
yang paling bertanggung jawab terlebih dahulu, dilihat majoritynya

In
A
tidak serta-merta semuanya menjadi penanggung pajak, Pemegang
saham sama pentingnya, hal ini apabila semua orang awam yang
ah

tidak mengetahui tentang pajak bahwa ditanggung oleh semua

lik
pemegang saham akan sangat merugikan mereka dan akan
mempertimbangkan pembelian saham untuk berinvestasi.
am

ub
- Bahwa Tanggung renteng itu ada 2 (dua) kalau kita berbicara tentang
Undang-undang KUP dan Undang-Undang PPN, apabila kita bicara
ep
tentang Undang-undang KUP, kita bicara tentang wajib pajak karena
k

yang menentukan arah atau haluan atau kebijakan dalam suatu


ah

perusahaan pemegang saham mayoritas atau direksinya sudah pasti


R

si
yang kedua terkait dengan SPT Yang kedua yang tadi tentang SPT,
misalkan seseorang yang memiliki saham minority dipaksa tanggung

ne
ng

renteng padahal tidak pernah dikasih tahu bahwa SPTnya seperti apa
dan tidak pernah diinfokan. Oleh karena itu kenapa Undang-Undang

do
gu

KUP sudah bagus tapi harus dibuat bahwa adanya pengecualian


kalau bisa membuktikan dan Undang-Undang KUP sudah sangat
adil.
In
A

- Bahwa yang bisa menilai pihak itu tidak perlu terkena tanggung
renteng Internal perusahaan Otoritas perpajakan, ketika melakukan
ah

lik

penagihan pajak dengan surat paksa, tidak dilakukan main


sembarang sita. Kewajiban perpajakan Saya tidak tahu kasusnya
m

ub

bagaimana, tetapi ada seksi yg melakukan pengawasan Waspon,


dialah yang mengawasi wajib pajak, jadi kalau kemudian penagihan
ka

pajak disita hanya si A, si B itu karena Waspon tahu persis berarti


ep

yang mengendalikan adalah si A, Si B, si C ;


ah

- Bahwa Waskom bisa menganalisa, kalau kita membicarakan tentang


R

Waskom itu sudah cukup sophisticated dengan mereka melandaskan


es
M

ng

Hal 47 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adanya profil dari wajib pajak adanya tehnik atau metode yaitu

R
profiling yang dengan betul-betul bisa dipetakan. Benar kan dari

si
teman-teman di DJP, jadi kenapa mereka juga menentukan mengenai

ne
ng
prioritas, tidak serta merta saja.
- Bahwa kalau secara tanggung renteng itu tidak bisa ditanggung
bersama-sama oleh pemegang saham, ini juga salah apabila

do
gu ditanggung bersama-sama, tidak bisa stop disitu. ketika seseorang
Transfer siapa yang harus memotong atau siapa yang harus

In
A
memungut bapak yang melakukan Transfer itu harus melapor, itu
kesalahan bapak, bapak tidak motong, bapak tidak memungut itu.
ah

- Bahwa ada PPN jangan berfikir kehilangan uang 20 juta tidak, karena

lik
itu bisa menjadi pajak masukan yang dikreditkan kalau offset antara
PK dan PM itu nol kemudian ada kasus pemeriksaan keluar SKPKB,
am

ub
terus kemudian ada penagihan kemudian karena kesalahan dari
bapak, ahli pihak minoritas harus menanggung, apakah itu adil ?
ep
yang namanya Pajak keadilan itu Kita bicara mengenai bukan hanya
k

masalah Equal Treatment tetapi juga bicara mengenai siapa yang


ah

paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kewajiban


R

si
perpajakan .
- Bahwa Pertama kita tidak bisa melihat dari menjadi suatu hal yang

ne
ng

dikotomis, karena apa? apabila itu berbalik dibilang itu tidak bisa
diadili oleh Pengadilan Pajak karena itu tadi, maka kalau misalnya

do
gu

seperti itu, saya tidak tahu detil petitumnya, apabila petitumnya tidak
ada kaitannya sama sekali, seharusnya tidak sama sekali
mengkaitkan dengan masalah perpajakannya. Kita melihat dari
In
A

kekuasaan absolut menurut saya harus dilihat sangat hati-hati,


apabila semua packaging nya seperti ini akan menjadi yurisprudensi
ah

lik

oleh wajib pajak yang lain untuk melakukan hal yang sama, apalagi
kalau misalnya kejadian mengenai kejadian dari perselisihan antara
m

ub

pemegang saham itu terjadi setelah hutang pajak itu terjadi, maka
inilah yang kemudian akan menjadi preseden buruk dan semua akan
ka

melakukan yang sama ;


ep

- Bahwa Kewajiban tetap ada, darah perekonomian negara itu dari


ah

pemasukan pajak kan kalau saya tidak salah mengenai Tujuan


R

Undang-undang pajak itukan tujuannya untuk sengketa itu harus


es
M

ng

Hal 48 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
antara wajib pajak dengan pemerintah, kita melihatnya semuanya

R
whole picture nya, jadi gambaran secara keseluruhannya, sengketa

si
antara wajib pajak misalnya Mereka sama-sama penanggung pajak

ne
ng
yang sebenarnya terjadi atau setelah dilakukan penagihan pajak atau
setelah beschikking keluar, makanya ini adalah suatu rangkaian,
misalkan kalau kemudian dipackaging sedemikian rupa, as if,

do
gu “Pengadilan Pajak kan tidak bisa mengadili dan harus dilakukan di
Pengadilan Negeri”, kalau seperti itu akan menjadi bahaya untuk

In
A
Negara, kita ini sekarang defisitnya sudah luar biasa. Saya khawatir
Yang Mulia ini akan menjadi preseden buruk, kasihan Pak Presiden
ah

kita sudah megap-megap masalah-masalah pajak ini.

lik
- Bahwa itu rangkaian dari penagihan pajak dengan surat paksa, tidak
ada di SKPKB itu hanya mencantumkan identitas wajib pajak. Saya
am

ub
mengetahui persis mengenai SKPKB, hanya mencantumkan identitas
wajib pajak, ada pokoknya pajaknya berapa, sanksinya berapa,
ep
berapa jumlah pajak yang masih terhutang hanya disitu saja, nah
k

kemudian apabila tidak dibayar baru bisa dilanjutkan dengan PPSP.


ah

- Bahwa Gugatan, namanya bukan keberatan tetapi dapat diajukan


R

si
gugatan kepada Pengadilan Pajak karena itu gugatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan dengan surat paksa.

ne
ng

- Bahwa Closing Mark saja ya, intinya adalah sudah saya sampaikan,
bahwa setiap Pengadilan memiliki roomnya masing-masing,

do
gu

kewenangan kompetensi absolut dari masing-masing pengadilan, ini


menjadi sesuatu hal yang mutlak apa lagi membicarakan mengenai
pajak. Negara kita adalah negara hukum, kita berbicara mengenai
In
A

pajak yaitu darahnya negara, sehingga memang harus kita,


waspadai, antisipasi, tindakan-tindakan dan upaya-upaya yang
ah

lik

melemahkan hak negara dalam perpajakan ;


2. Ahli M.Yahya Harahap,S.H, menerangkan sebagai berikut :
m

ub

- Bahwa mengenai Kompetensi Absolut ialah kewenangan dalam


bidang hukum yang menjadi yurisdiksi pengadilan, sebenarnya sejak
ka

jaman Belanda sudah dikenal yaitu yurisdiksi pengadilan, pengadilan


ep

perorangan, pengadilan badan, kemudian sejak merdeka juga dikenal


ah

sampai sekarang, itulah yang dituangkan dalam Undang-Undang


R

Dasar 1945 pada Pasal 24 ayat 2 Kekuasaan Kehakiman


es
M

ng

Hal 49 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dilaksanakan oleh 2 (dua) badan Mahkamah Agung, dan Mahkamah

R
Konstitusi. Dari situ dapat dikatakan kekuasaan kehakiman telah

si
dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dilakukan oleh lingkungan

ne
ng
peradilan yang terdiri dari peradilan umum, peradilan agama,
peradilan militer dan peradilan tata usaha negara, selanjutnya
diperbahurui Undang-undang Kekuasaan Kehakiman No. 48 Tahun

do
gu 2009, disitulah ditentukan bidang-bidang, tadi dalam Undang-Undang
Dasar ada di lingkungan Mahkamah Agung, dalam pelaksanaan

In
A
Kekuasaan Kehakiman dilakukan di Pengadilan, disitu disebut Pasal
24 ayat 2 Undang-Undang Kehakiman, kemudian pembidangannya
ah

baru diatur dalam pasal 25 Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman

lik
No. 48 Tahun 2009 disitu ditentukan Kekuasaan Kehakiman di
lingkungan peradilan umum, ialah mengadili perkara perdata dan
am

ub
perkara pidana, kemudian dipertegas lagi dalam Pasal 50 Undang-
Undang Peradilan Umum, mengenai peradilan agama diatur dalam
ep
Pasal 25 ayat 3 yaitu mengadili perkara-perkara yang beragama
k

islam, kemudian di pertegas substansinya di dalam yaitu mengadili


ah

perkara-perkara yang beragama Islam, dan di Pasal 49 mengenai


R

si
Peradilan Militer, substansi kekuasaannya yang mengadili pidana
militer yang diatur dalam Pasal 142 Undang-Undang No. 31 Tahun

ne
ng

1997 tentang Peradilan Militer. Kemudian Peradilan Tata Usaha


Negara itu pasal 25 ayat 5 yang mengatakan “Pengadilan tata usaha

do
gu

negara mengadili sengketa dibidang TUN”, dan substansinya


kemudian dipertegas lagi pada Pasal 49 Undang-Undang Tata Usaha
Negara. Yang melahirkan adanya masalah Kompetensi Absolut atau
In
A

Yurisdiksi Absolut, atau atau yang dikatakan subjek Competence


matters pengadilan-pengadilan yang ada yaitu telah ditentukan batas-
ah

lik

batas bidang hukum yang menjadi substansi kewenangan untuk


diselesaikan.
m

ub

- Bahwa apabila kita membicarakan mengenai Peradilan Khusus, yang


di introduce dalam Pasal 27 Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman
ka

disitu dikatakan, di lingkungan Mahkamah Agung dapat, dalam


ep

peradilan umum dibentuk Pengadilan Khusus Landasan hukumnya


ah

adalah Pasal 27 Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman dikatakan


R

Peradilan Khusus Lingkungan Pengadilan Umum, terdiri dari


es
M

ng

Hal 50 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peradilan Anak, Korupsi, Niaga, HAM, Perselisihan Perburuhan

R
sedangkan pada Pasal 27 itu dijelaskan PTUN dibentuk Peradilan

si
Khusus yaitu Peradilan Pajak.

ne
ng
- Bahwa yang menjadi kewenangan Pengadilan Pajak, untuk
memahami apa yang menjadi yurisdiksi Pengadilan Pajak, kita harus
bertitik tolak Pasal 1.5 juncto Pasal 31 yaitu Undang-Undang No. 14

do
gu Tahun 2002 tentang Peradilan Pajak. Di dalam ketentuan Pasal 1.5
mengatakan “Pengadilan Pajak ialah berwenang untuk mengadili dan

In
A
menyelesaikan sengketa di bidang perpajakan, antara wajib pajak
atau penanggung pajak, akibat dikeluarkannya ketetapan oleh
ah

pejabat yang berwenang dalam bidang perpajakan.” Didalam

lik
Undang-undang Peradilan Pajak bahwa yang menjadi kewenangan
dari pada Peradilan Pajak yaitu ialah sengketa pajak, antara wajib
am

ub
pajak, penanggung pajak dengan pejabat yang berwenang terkait
perpajakan akibat dikeluarkan suatu ketetapan. Kemudian
ep
substansinya yang diatur dalam Pasal 31. Materi apa, pokok-pokok
k

apa yang menjadi yurisdiksi Peradilan Pajak, dipertegas didalam


ah

Pasal 31 Undang-Undang Peradilan Pajak seperti yang dikatakan


R

si
didalam Ayat 2 tentang keputusan tentang keberatan yang
dikeluarkan oleh pejabat pajak yang berwenang, kemudian

ne
ng

Klasifikasi kedua yaitu dikatakan klasifikasi banding, permohonan


banding ke Pengadilan Pajak yaitu yang menyangkut dengan

do
gu

sengketa atas keberatan yang diajukan oleh pemohon terhadap


ketetapan yang dikeluarkan oleh pejabat pajak yang berwenang.
Klasifikasi kedua ialah yang diatur dalam Pasal 31 ayat 3 yaitu
In
A

berbentuk gugatan permohonan, yang substansi sengketanya diatur


terdiri dari penetapan pelaksanaan pajak atau ketetapan perbaikan
ah

lik

terhadap pajak dan hal-hal yang disebutkan didalam Pasal 23 ayat 2


Undang-Undang KUP, disitu dikatakan yang termasuk hal-hal yang
m

ub

disebutkan didalam Ketentuan Umum Perpajakan, yang terdiri dari


pertama yaitu pelaksanaan harus dilakukan paksa termasuk disitu
ka

pelaksanaan surat paksa, yang menyangkut dengan surat penyitaan


ep

dan pengumuman lelang, kemudian juga yaitu penetapan tentang


ah

pencegahan,yang berhubungan dengan perpajakan kemudian suatu


R

penetapan yang dikeluarkan yang tidak sesuai dengan prosedur


es
M

ng

Hal 51 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perundang-undangan itu lah yang menjadi substansi kewenangan

R
Peradilan Pajak yang jatuh menjadi yurisdiksi kompetensi absolut dari

si
Peradilan Pajak.

ne
ng
- Bahwa dalam hal ini apabila ada gugatan yang diajukan kepada
Pengadilan Negeri untuk memutus keadaan yang berkaitan dengan
peradilan pajak, termasuk mencabut cekal. Kalau bertitik tolak dari

do
gu yang Ahli sudah jelaskan, sesuai dengan ketentuan Pasal 1.5
Undang-Undang Pengadilan Pajak, sengketa pajak adalah sengketa

In
A
yang menyangkut dengan hal-hal yang berhubungan dengan
perpajakan antara wajib pajak/penanggung pajak dengan pejabat
ah

yang berwenang dalam perpajakan. Tadi saya juga sudah jelaskan,

lik
yang menjadi substansinya yuridiksinya diatur dalam Pasal 31
Undang-Undang Pengadilan Pajak juncto Pasal 23 Undang-Undang
am

ub
KUP sudah kita jelaskan tadi kalau dia berbentuk klasifikasi banding
maka kalau ada mengajukan keberatan mengenai ketetapan yang
ep
dikeluarkan oleh badan yang berwenang, kalau dalam bentuk
k

gugatan sudah dikatakan didalam Pasal 31 ayat 3 itu dikatakan


ah

perintah pelaksanaan pajak, kemudian juga yang menyangkut


R

si
dengan pelaksanaan surat paksa, penyitaan dan juga termasuk juga
pencekalan yang berhubungan dengan perpajakan, kalau memang

ne
ng

dalam gugatan yang diajukan itu atau sengketa yang


dipermasalahkan itu , substansinya menyangkut dengan hal-hal yang

do
gu

ahli sebutkan maka itu adalah yurisdiksi absolut dari Pengadilan


Pajak, bukan menjadi yurisdiksi dari lingkungan Peradilan Umum,
dalam hal ini Pengadilan Negeri.
In
A

- Bahwa masalahnya kalau itu murni, PMH nya murni perdata umum,
jelas menjadi kewenangan Pengadilan Negeri, apabila PMH yang
ah

lik

menjadi landasan dasar dari gugatan atau respon adalah PMH dari
perdata murni maka disitu sepenuhnya tunduk yurisdiksi kewenangan
m

ub

Pengadilan Negeri.tetapi kalau PMH tersebut menyangkut hal-hal


yang disebutkan didalam Pasal 31 Undang-Undang peradilan Pajak
ka

dihubungkan dengan Pasal 23 ayat 2 Undang-Undang KUP, maka itu


ep

menjadi yurisdiksi absolut dari Pengadilan Pajak, kalau secara nyata


ah

objek dalil gugatan PMH tersebut menyangkut dengan masalah yang


R

berhubungan dengan pelaksanaan penagihan pajak ataupun yang


es
M

ng

Hal 52 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menyangkut dengan pencegahan yang berhubungan dengan

R
perpajakan maka itu sepenuhnya menjadi yurisdiksi absolut dari

si
Pengadilan Pajak.

ne
ng
- Bahwa kalau memang secara nyata dan terang benderang secara
objektif disitu terdapat campur aduk antara hal yang berhubungan
dengan katakanlah ada campur aduk antara perdata tetapi juga

do
gu campur aduk dengan substansi yang ada di dalam Pasal 31 ayat 2
atau juncto Pasal 23 Undang-Undang KUP maka disitu terdapat dua

In
A
cacat formil yang pertama cacat formil yang menyangkut dengan
masalah yurisdiksi dan yang kedua cacat formil yang menyangkut
ah

dengan obscuur libel, tetapi sesuai dengan patokan Pasal 136 HIR,

lik
apabila terdapat di dalam suatu gugatan, hal-hal cacat formil yang
berkenaan dengan yurisdiksi mengadili dan juga cacat formil yang
am

ub
menyangkut dengan obscuur libel atau pokoknya cacat-cacat formil
diluar kompetensi absolut, maka disitu secara imperatif yang mesti
ep
didahulukan pemeriksaannya oleh pengadilan, maka hakim yang
k

mengadili perkara itu ialah yang menyangkut dengan cacat formil


ah

yuridiksi absolut. Bahkan sekiranya tidak ada diajukan oleh Tergugat


R

si
mengenai eksepsi kompetensi absolut maka disitu sesuai dengan
ketentuan Pasal 136 HIR dalam praktek peradilan disitu secara ex-

ne
ng

officio hakim yang memeriksa perkara, mesti memeriksa dan


memutus yang berhubungan dengan cacat formil tentang yurisdiksi

do
gu

absolut, kalau yurisdiksi setelah diperiksa cacat formil ditolak oleh


majelis hakim yang mengadili sebelum memeriksa pokok perkara,
kalau ada cacat formil didalam suatu gugatan terdapat cacat formil
In
A

yang menyangkut dengan yurisdiksi absolut atau kompetensi


kemudian ada juga cacat formil yang lain maka sesuai dengan
ah

lik

ketentuan Pasal 136 HIR secara imperatif mesti diperiksa dan diputus
terlebih dahulu cacat formil yang menyangkut dengan kompetensi
m

ub

absolut, kalau dari hasil pemeriksaan di Pengadilan atau Majelis yang


mengadili itu menolak atau menganggap tidak beralasan cacat formil
ka

eksepsi yang diajukan ditolak karena tidak beralasan, maka disitu dia
ep

mengeluarkan putusan sela yaitu menolak permohonan dan


ah

melanjutkan materi pokok perkara, tetapi kalau majelis berpendapat


R

eksepsi tentang kewenangan absolut itu diterima dikabulkan, maka


es
M

ng

Hal 53 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
disitu dia mengeluarkan putusan akhir menyatakan tidak berwenang

R
untuk mengadili, barulah kalau dia menolak, baru lah nanti cacat

si
formil yang belakangan itu diperiksa bersama-sama dengan materi

ne
ng
pokok perkara.
- Bahwa mengenai masalah arbitrase, sebenarnya juga sebelum
berlaku Undang-Undang No. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan

do
gu Alternatif Penyelesaian Sengketa, juga masalah arbitrase juga telah
diatur di dalam Rv kemudian sesuai dengan Pasal 391 HIR itu

In
A
dikatakan bahwa ketentuan-ketentuan arbitrase yang diatur didalam
RV tersebut dapat dijadikan/diadopsi menjadi ketentuan yang berlaku
ah

di dalam Peradilan Umum, maka itu sebabnya sebelum berlakunya

lik
Undang-Undang Arbitrase sekarang, itu landasan masalah ketentuan
arbitrase digugat pedoman kepada Pasal 1615, sampai Pasal 1651
am

ub
RV. Dulu pun ditegaskan kalau didalam suatu perjanjian jadi untuk
menentukan kapan sesuatu sengketa yang timbul diantara para pihak
ep
yang berperkara menjadi yurisdiksi absolut dari Pengadilan Arbitrase,
k

itupun telah diatur dalam Pasal 1615 RV, yaitu apabila didalam suatu
ah

perjanjian itu para pihak menyepakati klausula arbitrase yang


R

si
menyatakan bahwa setiap sengketa atau sengketa A yang timbul dari
pada perjanjian ini jatuh penyelesaiannya melalui arbitrase, jadi dulu

ne
ng

pun sudah pernah ada ketentuannya, sekarang dipertegas lagi dalam


Undang-Undang No 30 tahun 1999, kalau kita baca khususnya

do
gu

didalam Pasal 1.1 sudah dikatakan arbitrase adalah suatu


penyelesaian sengketa di luar pengadilan, kemudian dikatakan kapan
suatu sengketa yang timbul daripada perjanjian jatuh menjadi
In
A

yurisdiksi absolut dari arbitrase itu ditentukan dalam Pasal 3 Undang-


Undang No 30 Tahun 1999, disitu dikatakan apabila sengketa yang
ah

lik

diajukan itu lahir atau timbul dari suatu perjanjian yang mengandung
klausul arbitrase maka dari itu pengadilan tidak berwenang secara
m

ub

absolut untuk mengadili perkara tersebut, kemudian dipertegas lagi


didalam Pasal 11 ayat 2, kalau sengketa yang diajukan itu adalah
ka

sengketa yang timbul dari perjanjian yang menyepakati klausula


ep

arbitrase, maka disitu dikatakan pengadilan wajib menolak dan tidak


ah

mencampuri untuk menyelesaikan perkara tersebut, jadi disitu kapan


R

suatu sengketa jatuh menjadi yurisdiksi absolut arbitrase apakah itu


es
M

ng

Hal 54 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
arbitrase institutional atau arbitrase adhoc. Apabila sengketa yang

R
terjadi itu timbul dari suatu perjanjian yang menyepakati klausula

si
arbitrase. Jadi Kalau para pihak dalam perjanjian menyepakati setiap

ne
ng
sengketa sengketa yang menyangkut wanprestasi atau PMH yang
timbul yang timbul dari perjanjian klausula arbitrase itu ada dua
klausul yaitu yang pertama klausul arbitrase yang bersifat general,

do
gu rumusannya selalu dikatakan “setiap sengketa, (all dispute), jadi
kalau itu berarti sengketa apapun yang timbul dari pada perjanjian itu,

In
A
jatuh menjadi yurisdiksi arbitrase. Klasifikasi yang kedua kalau
bersifat parsial, hanya ditentukan sengketa-sengketa a, b, c, kalau itu
ah

yang terjadi maka itu tetap menjadi kewenangan arbitrase, selain itu

lik
menjadi kewenangan Pengadilan Negeri. Maka dari apakah klausula
arbitrase yang saudara permasalahkan itu bersifat generalisasi atau
am

ub
parsial ;
- Bahwa kalau secara nyata/ objektif atau prima facie, dapat
ep
ditunjukkan bahwa sengketa timbul daripada perjanjian yang
k

menyepakati klausula arbitrase, apalagi klausula arbitrase tersebut


ah

bersifat generalisasi, sengketa apapun yang timbul dari perjanjian itu


R

si
sepenuhnya jatuh menjadi kewenangan arbitrase maka disitu sudah
ditunjuk arbitrase berarti jatuh menjadi kewenangan Arbitrase

ne
ng

institusional BANI kalau memang ditegaskan dalam perjanjian.


- Bahwa jika dalam gugatan tersebut mempermasalahkan mengenai

do
gu

pengakhiran perjanjian, dengan adanya perjanjian ini berakhir,


klausula arbitrase tersebut masih berlaku dan ada kewenangan dari
Pengadilan Negeri. Itu dapat dilihat di dalam Pasal 10 Undang-
In
A

Undang No. 30 Tahun 1999, mengatakan pengakhiran perjanjian


tidak menghilangkan klausula arbitrase apabila apa yang
ah

lik

disengketakan itu timbul daripada perjanjian yang mengandung


klausul arbitrase, jadi meskipun perjanjian itu telah berakhir, (itu salah
m

ub

satu) di dalam Pasal 10 itu dikatakan arbitrase tetap berlaku di dalam


a,b,c, kalau tidak salah terakhir adalah poin F, dikatakan meskipun
ka

perjanjian itu telah berakhir tetapi apabila sengketa yang


ep

diperkarakan itu timbul daripada perjanjian yang mengandung


ah

klausula arbitrase maka itu klausula arbitrase tersebut tetap hidup


R

es
M

ng

Hal 55 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan berlaku sehingga penyelesaiaannya tunduk pada klausula itu

R
jatuh tetap menjadi yurisdiksi arbitrase yang disepakati.

si
- Bahwa Pasal 118 ayat 1 HIR, disitu dikatakan gugatan perdata ialah

ne
ng
gugatan yang dibuat secara tertulis dan di dalam gugatan itu atau
secara lisan, disebut dengan jelas identitas dari para pihak. Dimana
identitas dicantumkan dalam komparisi gugatan, Dalam komparisi

do
gu gugatan, dikatakan Penggugat A. Abdul Rahim bertindak sebagai
Penggugat dan terdapat alamatnya, maka dalam acara perdata,

In
A
identitas yang wajib disebut dalam komparisi dalam gugatan, ialah
nama dan alamat, mutlak, supaya dapat di sampaikan pemanggilan
ah

dan pemberitahuan. Apabila tidak disebut dapat dikatakan gugatan

lik
tersebut cacat formil, karena tidak bisa kalau tidak disebut alamat
mau kemana disampaikan pemberitahuan atau panggilan jadi harus
am

ub
disebut identitas dan alamat didalam komparisi gugatan Minimal
nama dan alamat atau tempat kediaman. Beda dalam acara pidana,
ep
supaya lengkap harus mengikuti, nama agama, tempat tinggal,
k

pekerjaan umur dan seterusnya. Jadi kalau didalam Perdata identitas


ah

itu cukup nama dan tempat tinggal kediaman supaya dapat


R

si
disampaikan panggilan dan juga pemberitahuan itu yang harus
dicantumkan jadi didalam komparisi gugatan selalu disebut

ne
ng

Penggugat dan Tergugat maka masing-masing untuk itu disebutlah


identitas para pihak Mengenai sumber, darimana untuk mengetahui

do
gu

identitas dan alamat dari si Tergugat maka itu didalam acara perdata
dalam praktek yaitu pertama (perorangan) dari KTP, atau NPWP,
maupun dari Kartu Keluarga, kalau itu badan hukum, yang menjadi
In
A

pihak badan hukum identitasnya harus disebut yaitu nama dan


alamat dari anggaran dasar dari badan hukum itu (article of
ah

lik

association) dari badan hukum itu , dan NPWP, dan dari Ijin Usaha,
ada juga yang mengatakan diambil dari Papan Nama yang
m

ub

dicantumkan didalam kantor badan hukum tersebut, itulah yang


menjadi sumber identitas para pihak didalam perkara perdata.
ka

- Bahwa sebenarnya kan kalau identitas yang disebut di dalam


ep

komparasi gugatan tidak sesuai dengan salah satu sumber yang sah
ah

menurut hukum, berarti disitu ada manipulasi/ penyesatan dari orang


R

yang mengajukan gugatan. Kalau itu dapat dibuktikan bahwa


es
M

ng

Hal 56 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
identitas tidak sesuai dengan sumber pengambilan alamat/ identitas

R
yang disampaikan, kalau diajukan gugatan tidak sesuai dengan hal-

si
hal tersebut tetap melanggar batas kewenangan kompetensi relatif

ne
ng
sebab untuk menentukan kompetensi relatif itu terdapat beberapa
ketentuan, itu dapat dilihat dari Pasal 118 HIR, pertama actor
sequitur forum rei, tempat tinggal untuk menentukan jadi metode

do
gu untuk menentukan kompetensi relatif dalam Hukum Perdata diatur
pada Pasal 118 HIR : “Pengadilan yang berwenang secara relatif

In
A
untuk mengadili suatu perkara ialah dimana Pengadilan Negeri
tempat dimana si Tergugat bertempat kediaman/ tempat tinggal,
ah

kalau ada beberapa orang Tergugat dan masing-masing bertempat

lik
tinggal diluar Pengadilan Negeri, masing-masing bertempat tinggal di
beberapa daerah Pengadilan Negeri maka ada opsi actor sequitur
am

ub
forum rei, yaitu dapat dipilih salah satu tempat tinggal dari si Tergugat
.” kalau itu yang menyangkut dengan objek atau barang tidak
ep
bergerak terutama tanah, maka metode penentuan relatifnya adalah
k

(forum rei) dimana terletak dimana objek tersebut. Apabila para pihak
ah

menyepakati domisili pilihan dalam perjanjian itu menyepakati apabila


R

si
timbul sengketa dan sepakat memilih yang berwenang untuk
mengadili adalah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, maka di situ

ne
ng

tetap alternatif si Tergugat masih dapat tetap mempergunakan dasar


kriteria actor sequitur forum rei tetapi juga dapat menggunakan

do
gu

domisili yang disepakati. Kalau sama sekali tidak diketahui alamat si


Tergugat, maka gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri tempat
dimana Penggugat bertempat tinggal. Itulah metode-metode cara
In
A

menentukan kompetensi relatif yang diatur dalam Pasal 118 ayat


1,2,3,4 HIR.
ah

lik

- Bahwa kalau secara objektif dapat dibuktikan bahwa memang


berdasar sumber alamat identitas yang sebenarnya adalah
m

ub

katakanlah di bandung, maka pengadilan dari situ pengadilan Jakarta


Pusat tidak berwenang secara relatif, tetapi untuk itu kalau di dalam
ka

praktek peradilan tetapi untuk itu yang bersangkutan si Tergugat


ep

harus mengajukan eksepsi kompetensi relatif, apabila Tergugat tidak


ah

mengajukan eksepsi kompetensi relatif kalau dia tidak mengajukan


R

dianggap menerima. Artinya kalau Tergugat mengajukan eksepsi


es
M

ng

Hal 57 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
relatif wajib diputus, dan pengadilan Jakarta Pusat tidak berwenang

R
untuk mengadili. Tetapi kalau si Tergugat tidak keberatan maka

si
pengadilan Jakarta Pusat berwenang.

ne
ng
- Bahwa katakanlah dari jaman belanda atau sampai pada tahun 70an
tidak dikenal dengan turut Tergugat. Yang dikenal semua adalah
Tergugat, ada yang Tergugat dijatuhi selain dari pada amar

do
gu declaratoir, dan ada yang dijatuhkan dari amar condemnatoir, ada
juga yang dijatuhi Tergugat amar untuk mematuhi, tetapi kemudian

In
A
selanjutnya ada perkembangan dan direspon dan diterima di
peradilan, sekarang memudahkan untuk siapa yang harus dijatuhi
ah

hukuman didalam amar hanya untuk mematuhi maka sekarang di

lik
introduce di dalam hukum acara perdata yaitu disebut Turut Tergugat.
Tadi sudah saya katakan sejak dulu ada amar, apabila turut Tergugat
am

ub
terdiri dari beberapa orang, ada Tergugat yang dikenakan amar
deklalator, ada juga yang Tergugat yang dijatuhi sekaligus declaratoir
ep
dan condemnatoir. Ada Tergugat yang hanya dijatuhkan amar
k

condemnatoir untuk mematuhi hukum


ah

- Bahwa Suatu sengketa adalah merupakan satu kesatuan yang tidak


R

si
terpisahkan antara dalil dan antara posita dengan petitum, jadi
rangkaiannya harus merupakan satu kesatuan yang benar-benar

ne
ng

konsisten dan sejalan. Jadi kalau untuk mengetahui apa yang dapat
diminta kepada si Tergugat berarti harus dijelaskan terlebih dahulu

do
gu

dari posita gugatan apa kalau gugatan tersebut adalah PMH, maka
harus dirinci, bisa juga dalil saya adalah PMH, maka saya dalilkan
bahwa para Tergugat adalah PMH, tapi disitu saya sebutkan, saya
In
A

klasifikasi atau diferensiasi PMH, maka induknya adalah PMH. Saya


mengajukan gugatan menguasai saya tanpa hak, maka dari situ saya
ah

lik

tarik beberapa Tergugat, setelah melakukan PMH yang bersama-


sama merampas pada waktu yang bersama, induknya adalah PMH.
m

ub

Ada juga yang masing-masing peran PMH yang dilakukan oleh pada
para Tergugat, maka dapat didalam amar, bahwa itu menghukum si
ka

ini untuk ini, sesuai dengan PMH yang dilakukan setiap Tergugat.dan
ep

secara declaratoir, si Tergugat telah melakukan amar declaratoir.


ah

Saya tidak tahu apakah ditentukan di dalam dalil, apabila tidak ada
R

yang ditentukan PMH apa namun dihukum, untuk melakukan suatu


es
M

ng

Hal 58 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perbuatan, untuk memenuhi suatu putusan maka tidak sejalan

R
dengan posita, maka posita terhadap Tergugat tersebut adalah

si
obscuur libel.

ne
ng
- Bahwa apabila gugatan tersebut telah nyata obscuur libel terhadap
satu pihak, yang menjadi konsekuensi yang mungkin timbul dari
gugatan yang diajukan hal yang elementer kalau suatu gugatan

do
gu mengandung cacat formil apapun yang menyangkut cacat formil
sengketa yurisdiksi adalah selalu tidak berwenang mengadili, tetapi

In
A
pada dasarnya gugatan tidak dapat diterima. Bagaimana cacat formil
yang lain pun konsekuensi yuridisnya ialah juga harus dijadikan
ah

putusan akhir berbentuk menyatakan bahwa gugatan penggugat

lik
tidak dapat diterima. Kalau putusan itu bersifat negatif atau tidak
dapat diterima maka putusan itu tidak melekat nebis en idem, maka
am

ub
bisa diajukan gugatan baru dengan memperbaiki cacat formil yang
telah diajukan pada gugatan tersebut
ep
- Bahwa kalau berbicara mengenai pemegang saham dengan
k

perseroan, disitu berlaku ketentuan Pasal 3 ayat 1 Undang-undang


ah

Perseroan Terbatas. Yaitu separate entity, yaitu terpisah antara


R

si
pemegang saham dan perseroan terbatas. Pemegang saham hanya
diberi hak untuk hadir didalam RUPS serta mendapat deviden dan

ne
ng

memberikan suara di dalam RUPS dan ia tidak bertanggung jawab


bahwa pemegang saham disitu berlaku selain daripada separate

do
gu

entity juga berlaku limited liability Bahwa pemegang saham terbatas


tanggung jawabnya sebatas saham yang dimasukkan kedalam
perseroan dan tidak berlaku disitu Piercing the Corporate Veil, kalau
In
A

perseroan mengalami sesuatu masalah atau perikatan yang dibuat


perseroan dengan pihak ketiga, maka pemegang saham adalah
ah

lik

berada dalam posisi berlaku separate entity dan Limited Liability ;


Kalau pemegang saham bertanggung jawab sebesar sahamnya
m

ub

ambil pemegang sahamnya itu.


- Bahwa kalau wajib pajak di dalam ketentuan Pasal 1.2 Undang-
ka

Undang KUP disitu dikatakan wajib pajak adalah perorangan atau


ep

badan yang memikul kewajiban untuk melakukan pembayaran pajak


ah

Penanggung pajak kalau tidak salah dapat dilihat di dalam ketentuan


R

Pasal 1.28 Undang-Undang KUP, Penanggung pajak ialah


es
M

ng

Hal 59 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perseorangan atau badan, termasuk wakil dari badan tersebut baik

R
wakil dari perorangan atau wakil dari badan Sekarang kalau kita ingin

si
menentukan siapa yang dimaksud dengan wakil, yang ikut memikul

ne
ng
tanggung jawab, harus dibaca dengan cermat ketentuan Pasal 32
Undang-Undang KUP disitu telah ditentukan siapa yang menjadi
wajib pajak itu, wajib pajak diwakili oleh pengurus (kalau badan),

do
gu kalau itu pailit (diwakili oleh kurator), kalau itu likuidasi (liquidator),
kalau itu warisan diwakili oleh seorang ahli waris, kalau itu anak

In
A
dibawah umur oleh wali / pengampu. Kemudian dalam ayat 4, bahwa
disitu yang bertanggung jawab yaitu pengurus tanggung renteng atas
ah

utang pajak dari suatu badan tetapi disitu dikatakan apabila wakil itu

lik
orang yang ikut jadi pengurus itu dia ikut menentukan kebijakan dan
mengambil keputusan atas kegiatan Badan. Kemudian di dalam
am

ub
penjelasan Pasal 32 ayat 4 dan Pasal 32 ayat 2 Undang-Undang
KUP, dikatakan, disini yang termasuk sebagai wakil adalah Pengurus
ep
Badan yang ikut menentukan atau orang yang meskipun tidak
k

menjadi Pengurus di dalam Anggaran Dasar tetapi ikut menentukan,


ah

dalam hal ini yaitu berwenang menandatangani kontrak dan juga


R

si
berwenang menandatangani cek atas nama perusahaan. Kemudian
dalam penjelasan Pasal 32 ayat 4 UU KUP, disitu dikatakan, didalam

ne
ng

kalimat terakhir disini termasuk komisaris dan pemegang saham


mayoritas dan pengendali. Sesuai dengan Undang-Undang kalau

do
gu

memang si pemegang saham itu adalah pemegang saham mayoritas


atau selama ini ikut menentukan kontrak dan berwenang
menandatangani cek dan kemudian dia sebagai pemegang saham
In
A

pengendali maka terhadap dia berlaku ketentuan pasal 32 ayat 2


Undang-Undang KUP yaitu pertanggungjawaban pribadi dan atau
ah

lik

renteng terhadap utang pajak perseroan.


- Bahwa berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Perseroan, saya
m

ub

memahami Undang-Undang Perseroan dengan baik, disitu sudah


dijelaskan bahwa pemegang saham adalah separate entity and
ka

limited liability , tidak berlaku Piercing the Corporate Veil, kecuali


ep

yang disebut dalam pasal 3 ayat 2, yaitu pemegang saham itu


ah

termasuk melakukan PMH, mengikuti kepentingan perusahaan, maka


R

es
M

ng

Hal 60 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
disitulah berlakunya Piercing the Corporate Veil disitulah tembu

R
limited liability

si
- Bahwa sudah jelas batasannya, sengketa yang menjadi yurisdiksi

ne
ng
absolut arbitrase di dalam sengketa yang timbul dari perjanjian yang
menyepakati klausula arbitrase. Jadi gampang saja. Kalau sengketa
itu bukan sengketa yang timbul not arising from conteck maka itu

do
gu sepenuhnya menjadi yurisdiksi absolut Pengadilan Negeri kalau itu
masuk perdata murni

In
A
- Bahwa korespondensi, komunikasi, tetapi tetap yang menjadi
landasan adalah Pasal 118 HIR, dimana tempat tinggal atau
ah

kedudukan atau tempat kediaman atau tempat terakhir daripada

lik
pihak-pihak yang bersangkutan ;
- Bahwa Kota dari Jakarta tapi domisili dari Jogja, kompentensi relatif
am

ub
harus tetap tunduk kepada ketentuan Pasal 118 ayat 1 HIR yang
menyebutkan dimana kedudukan tempat tinggal, tempat kediaman,
ep
atau tempat terakhir dari pihak yang digugat ;
k

- Bahwa perbedaan antara tempat tinggal secara surat dan tempat


ah

secara faktanya dia berada disitu Tempat tinggal, tempat kediaman,


R

si
atau tempat kediaman terakhir, atau tempat tinggal yang nyata ;
- Bahwa dengan surat tadi tidak dapat menunjukan sertifikasi bahwa

ne
ng

dia secara nyata tinggal disini, belum tentu, kalau hanya dilihat dari
surat saja belum tentu menurut saya.

do
gu

- Bahwa kekuatan hukumnya hanya komunikasi. Komunikasi yang


menimbulkan kerugian, kalau timbul sengketa harus tunduk, pada
dasarnya saya tidak bisa berbicara diluar dari yang due process of
In
A

law.
- Bahwa apakah dengan demikian itu sudah dapat diketahui itu adalah
ah

lik

tempat tinggal yang sebenarnya? Silahkan, dari dulu bisa


disimpulkan itu terserah, kalau anda mengatakan begitu terserah,
m

ub

semua bergantung pertimbangan majelis, bagi saya karena dari


komunikasi maka tidak dapat dipakai sebagai acuan.
ka

- Bahwa sekarang dengan siapa saudara melakukan perjanjian,


ep

dengan kantor pusat atau dengan kantor cabang atau dengan kantor
ah

perwakilan ini sesuai dengan perkembangan hukum acara kalau dulu


R

sampai tahun 70an / 80an masih tetap Pengadilan berpatokan


es
M

ng

Hal 61 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada kedudukan daripada Kantor Pusat tetapi hal tersebut

R
menimbulkan kesulitan didalam praktek bagaimana kalau

si
perusahaan itu di New York apakh yang harus digugat itu

ne
ng
berkembanglah Yurisprudensi yang mengatakan kalau perjanjian itu
dilakukan oleh Representatif atau branch atau cabang maka yang
menjadi pihak tidak perlu kantor pusat tetapi cukup kantor cabang,

do
gu maka oleh karena itu yang jatuh menjadi kompetensi relatif ialah
tempat dimana cabang itu berkedudukan maka sama sekarang itu

In
A
sebabnya ahli sengketa dengan pihak Bank tidak perlu menuntut,
tidak perlu surat kuasa dari Kantor Pusat kalau saya menuntut
ah

cabang Bank di Samarinda cukup Cabang Samarinda maka disitu

lik
kepala Perwakilan adalah sudah mempunyai legal standing oleh
karena itu Yurisdiksi relatifnya bisa menjadi Yurisdiksi Samarinda ;
am

ub
- Bahwa seandainya dalam suatu gugatan perdata di Pengadilan
Negeri ada dimintai mengenai suatu pihak untuk penanggung pajak,
ep
pihak lain tidak menjadi penanggung pajak, sudah termasuk
k

yurisdiksi substantif dari Pengadilan Pajak. Kalau yang menyangkut


ah

dengan penanggung pajak, mengenai “siapa” yang penanggung


R

si
pajak yaitu Pengadilan Pajak dalam ketentuan Pasal 1.28 juncto
Pasal 32 ayat 4 Undang-Undang KUP.

ne
ng

- Bahwa ada permintaan Penggugat meminta agar hutang pajaknya


dibebaskan dan menyuruh pihak lain untuk membayar, sudah

do
gu

menyangkut dengan ketentuan Pasal 1.2 Undang-Undang KUP.


Disitu dikatakan, wajib pajak ialah orang atau badan yang
menyangkut dengan pembayaran pajak. Penghapusan Pajak, itu
In
A

substansi yang menyangkut dengan perpajakan, dan menjadi


substansi yurisdiksi perpajakan yang jatuh menjadi kewenangan
ah

lik

pada Pengadilan Pajak.


- Bahwa sudah disebut jadi untuk menentukan dimana identitas alamat
m

ub

yang berhubungan dengan identitas itu ditentukan didalam komparisi,


bukan ditentukan didalam suatu pasal klausula tentang hal-hal yang
ka

menyangkut dengan alamat itu hanya untuk komunikasi tetapi yang


ep

menentukan yurisdiksi relatifnya terletak, tergantung kepada identitas


ah

yang disebut didalam komparisi, bahwa didalam setiap gugatan harus


R

es
M

ng

Hal 62 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
disebut komparisi, komparisi itu menyebut identitas, identitas minimal

R
menyebut nama dan alamat, sumber alamat sudah ahli jelaskan ;

si
- Bahwa alamat surat menyurat itu alamat pemberitahuan suatu

ne
ng
perjanjian pada pokoknya untuk menentukan kompetensi relatif
tengok didalam komparisi ;
- Bahwa kalau perjanjian itu dibuat Kantor Pusat maka itu absolut

do
gu relatifnya jatuh menjadi actor secutur forum rei jadi yang menentukan
kompetensi relatif itu berdasarkan kepada perjanjian itu jadi siapa

In
A
yang membuat perjanjian maka untuk menentukan kompetensi relatif
dimana maka ialah orang yang menjadi pihak, kalau pihaknya kantor
ah

pusat tetapi perkembangan hukum memperbolehkan diajukan

lik
kompetensi relatif sesuai siapa yang membuat perjanjian kalau yang
membuat perjanjian itu cabang atau perwakilan maka itulah yang
am

ub
menentukan kompetensi relatif ;
3. Ahli Dr. Gunawan Widjaja, SH, MH, MKM, MARS (UI), menerangkan
ep
sebagai berikut :
k

- Bahwa mengenai Kompetensi Absolut sebagaimana dimaksud dalam


ah

Pasal 134 HIR dengan Pasal 132 RV, Sebenarnya kedua pasal itu
R

si
mengatur mengenai hal-hal kompentensi absolut dari peradilan
dalam suatu perkara, kalau adalah kewenangan peradilan lain maka

ne
ng

hakim secaraEx officio karena jabatannya wajib untuk menolak


perkara tersebut.

do
gu

- Bahwa Ex-officio karena jabatannya, tanpa harus mengajukan


eksepsi kalau memang Hakim mengetahui bahwa perkara yang
diajukan tidak berada dalam kompetensi pengadilan dimana Hakim
In
A

tersebut menjabat.
- Bahwa kalau kita membicarakan mengenai Pengadilan Pajak, itu
ah

lik

sebenarnya adalah pengadilan tingkat banding yang untuk hal-hal


yang pernah diajukan keberatan pada Dirjen Pajak atau hal-hal yang
m

ub

pernah diajukan gugatan kepada Dirjen Pajak.


- Bahwa kalau sengketa-sengketa yang berkaitan dengan tadi kan itu
ka

mengajukan keberatan, itu biasanya kan gugatan dengan SKP


ep

Kurang bayar yang bisa membuat keputusan kurang bayar, atau


ah

untuk tambahan dan sebagainya, atau gugatan yang misalnya


R

es
M

ng

Hal 63 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penyitaan, yang kemudian sudah diputus oleh Dirjen bisa diajukan

R
banding ke Pengadilan Pajak.

si
- Bahwa biasa masalah pembayaran pajak ada SKP nya, kalau

ne
ng
misalnya itu, mengajukan keberatan kepada Dirjen, apabila gugatan
tersebut tidak dapat diterima, maka diajukan di Pengadilan Pajak.
- Bahwa mengenai atas permintaan-permintaan itu ada antara lain juga

do
gu ada pencabutan cekal, ada juga penagihan pajak ditunda, gugatan
tersebut ada di kewenangan dan diajukan ke Pengadilan Pajak.

In
A
- Bahwa Kalau kita mengajukan suatu gugatan, kita baca suatu
gugatan, itu kan ada 3 bagian ya itu sebagai satu kesatuan, ada
ah

persona standi in judicio, posita beserta dengan petitum karena itu

lik
adalah suatu rangkaian, kalau kita lihat ketentuan di HIR, ada RV
kan, poging dimungkinkan penggabungan beberapa macam gugatan
am

ub
yang mungkin beda satu sama yang lain selama subjeknya bisa
menentukan dan positanya bisa menentukan. Cuman kalau kita
ep
menggabungkan perkara yang perkaranya merupakan kewenangan
k

dari badan peradilan yang berbeda tentu saja tidak bisa.


ah

- Bahwa bilamana dalam suatu gugatan, materi pokoknya mengenai


R

si
persoalan sengketa pajak kemudian dibungkus dan dilabel dalam
dalil PMH, bahwa ada penggabungan suatu perkara itu darimana

ne
ng

permasalahan tersebut terdapat dari beberapa kewenangan


peradilan yang berbeda ada yang mengenai PMH ada yang

do
gu

mengenai Pajak dan digugat di Pengadilan Negeri oleh karenanya


bukan kewenangan Pengadilan Negeri.
- Bahwa Peradilan pajak adalah peradilan banding terhadap pajak
In
A

yang diajukan keberatan lalu kemudian dalam keberatan atas


keputusan Dirjen pajak yang diajukan banding kepada Pengadilan
ah

lik

Pajak
- Bahwa yang kedua apabila ada gugatan, ada penyitaan terhadap
m

ub

aset-aset dari wajib pajak, kemudian dikalahkan oleh Dirjen pajak,


kemudian ingin mengajukan banding, itu diajukan ke Pengadilan
ka

Pajak.
ep

- Bahwa Kalau dilihat dari hutang pajak itu harus mengajukan


ah

keberatan terlebih dahulu, apabila ditolak oleh Dirjen, maka dapat


R

es
M

ng

Hal 64 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak. Jadi hutang pajak itu

R
diajukan ke Pengadilan Pajak bukan ke Pengadilan Negeri.

si
- Bahwa kalau kita membicarakan mengenai arbitrase kita ada

ne
ng
Undang-Undang No.30 tahun 1999, bahwa dalam Pasal 3 dan Pasal
11, apabila memang ada klausul arbitrase, maka Hakim harus
menolak perkara yang diajukan.

do
gu - Bahwa Kalau petitum Tergugat pada umumnya ada kriteria tuntutan
yang akan dikabulkan oleh Hakim. Kalau petitum Turut Tergugat pada

In
A
umumnya hanya supaya turut terikat dalam suatu putusan tanpa
punya suatu kewajiban.
ah

- Bahwa jika suatu petitum memerintahkan Turut Tergugat tidak

lik
dinyatakan melakukan perbuatan melawan hukum, tapi didalam
petitumnya dituntut untuk melakukan perbuatan melawan hukum
am

ub
seperti pencabutan cekal, penundaan penagihan itu seharusnya
dijadikan sebagai Tergugat.
ep
- Bahwa kalau berhubungan dengan masalah penagihan pajak maka
k

diadili di Pengadilan Pajak.


ah

- Bahwa apabila ada penggabungan yang itu ada di dalam dua


R

si
kewenangan yang berbeda apabila kemudian yang satu tunduk di
Pengadilan Pajak dan yang satu tunduk pada Pengadilan Negeri, dan

ne
ng

apabila diadili pada Pengadilan Negeri, maka Pengadilan Negeri


tidak berwenang untuk hal tersebut.

do
gu

- Bahwa kalau sama-sama kedua belah pihak dari Tergugat dan Turut
Tergugat, tergantung materinya, kalau kewenangan absolut dari
Pengadilan Negeri ya bisa.
In
A

- Bahwa karena ada kewajiban antara pemegang saham untuk


membayar hutang pajak itu, salah satu subjek ini tidak mau
ah

lik

bertanggung jawab.
- Bahwa kalau PT kita bicara sebagai subjek hukum mandiri, bahwa
m

ub

PT adalah domisili, pasti ada NPWP, apabila bergerak di bidang


perdagangan ada SIUP atau izin-izin yang lainnya, setelah SIUP ada
ka

lagi yang namanya TDP. Jadi itu adalah sumber alamat dari suatu PT.
ep

- Bahwa apabila kita membicarakan PT, Anggaran dasar itu dikatakan


ah

tidak secara tegas dikatakan ada alamat PT tetapi kalau tidak salah
R

pada Pasal 1 ada domisili PT itu terletak pada suatu wilayah


es
M

ng

Hal 65 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kabupaten atau kota madya, yang adalah merupakan yurisdiksi relatif

R
dari suatu Pengadilan Negeri.

si
- Bahwa kalau kita bicara PT, tadi disebutkan pada Pasal 1 mengenai

ne
ng
Domisili PT meliputi, domisilinya dimana di kotamadya Bandung atau
di kabupaten Bandung. Nanti yang berwenang adalah Pengadilan
Negeri Bandung.

do
gu - Bahwa kalau kita mengatakan adanya surat menyurat itu kan hanya
mengenai surat menyurat, kecuali dalam perjanjian tersebut disebut

In
A
ada pilihan domisili, jika ada pilihan domisili maka berlakulah
ketentuan Pasal 118 ayat 4 HIR, dimana dapat diajukan kepada
ah

Pengadilan Negeri yang dipilih oleh kedua belah pihak sesuai dengan

lik
pilihan domisili.
- Bahwa hanya surat-menyurat, kalau pilihan domisili kan harus
am

ub
disebutkan dengan tegas seperti ‘pilihan domisili adalah di
Pengadilan Negeri, bisa di PN Jakarta Pusat atau P.N. Jakarta
ep
Selatan atau dimana terserah tetapi harus dinyatakan dengan tegas.
k

Kalau ada pilihan domisili, dapat diberlakukan Pasal 118 ayat 4 HIR.
ah

- Bahwa kalau PT pasti berdomisili di kantor pusatnya karena persona


R

si
standi in judicio nya di kantor pusat, kalau cabang tidak memiliki
persona standi in judicio

ne
ng

Menimbang, bahwa pihak Para Penggugat untuk menguatkan dalilnya


telah mengajukan ahli Dr.H.Atja Sondjaya,S.H.,M.H, yang menerangkan

do
gu

sebagai berikut :
- Bahwa sesuai dengan Pasal 10 dari Undang-undang Arbitrase di bagian
terakhir dikatakan bahwa Perjanjian Arbitrase tidak berakhir dengan
In
A

berakhirnya perjanjian jadi apabila timbul sengketa misalnya perjanjian


sampai disini berakhir apabila timbul sengketa sebelum berakhir maka ini
ah

lik

kewenangan Arbitrase ;
- Bahwa kalau untuk setelah perjanjian berakhir tergantung dari perjanjian
m

ub

kalau ini perjanjian dilakukan secara tertulis dan menunjuk Arbitrase tentu
Arbitrase berwenang tetapi kalau dalam perjanjian kemudian tidak ditunjuk
ka

Arbitrase maka perjanjian yang mengatur Arbitrase tidak berwenang lagi


ep

karena sudah berakhir ;


ah

- Bahwa Pilihan hukum arbitrase harus dilakukan secara tertulis ;


R

es
M

ng

Hal 66 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa perjanjian itu tahun 2010 selesai, sengketa yang sebelum tahun

R
2010 sekalipun berakhir tetap harus arbitrase tetapi sengketa yang

si
kemudian ada perjanjian setelah tahun 2010 perjanjiannya lisan, Arbitrase

ne
ng
tidak berlaku lagi karena Arbitrase harus tertulis ini bersifat lisan kecuali
kalau misalnya setelah perjanjian lisan itu berakhir mereka sudah
bersepakat akan diselesaikan setelah Arbitrase jadi kesimpulannya setelah

do
gu putus setelah perjanjian baru apakah lisan, apakah tertulis tidak
menunjukkan frase maka itu adalah kewenangan Pengadilan Negeri ;

In
A
- Bahwa apabila ada gugatan kepada PT. A gugatan dapat diajukan di
domisili kantor pusat, di kantor kegiatan boleh jadi kalau diajukan ke
ah

Tangerang menurut Ahli maka Tangerang berwenang ada yurisprudensi

lik
bahwa kantor perwakilan, kantor cabang juga berhak menggugat dan
dapat digugat, Dasar hukumnya Yurisprudensi Mahkamah Agung ;
am

ub
- Bahwa Perbuatan Melawan Hukum secara teoritis adalah suatu perbuatan
yang mengganggu neraca keseimbangan yang harus ada dalam
ep
pergaulan masyarakat secara jelasnya dalam Undang-undang ditegaskan
k

dalam Pasal 1365 yaitu syaratnya ada satu perbuatan, perbuatan itu
ah

bersifat melawan hukum, menimbulkan kerugian, ketiga ada kesalahan


R

si
dan keempat bahwa kerugian itu ditimbulkan dari perbuatan ;
- Bahwa suatu perbuatan bersifat melawan hukum dulu perkembangannya

ne
ng

hanya bersifat perbuatan itu melawan kehendak, melawan peraturan


perundang-undangan kemudian kita mengenal adanya suatu arresst di

do
gu

Negeri Belanda yaitu Arest percetakan Hoge Arresst tanggal 31 Januari


1099 itu ada sengketa antara Lindenbug dan cohen dua-duanya punya
percetakan disitu dikatakan bahwa akhirnya perbuatan melawan hukum
In
A

bukan hanya perbuatan yang mencederai kewajiban hukum sendiri atau


mencederai bertentangan dengan hak kewajiban hak orang lain tetapi juga
ah

lik

perbuatan itu bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian


yang diperlukan dalam pergaulan di masyarakat ;
m

ub

- Bahwa apabila terjadi pemutusan kontrak atau perjanjian menurut ahli itu
melanggar perjanjian itu adalah merupakan wanprestasi tetapi suatu
ka

kontrak berdasarkan Pasal 1266 KUHPerdata itu harus diputus dengan


ep

Putusan Hakim karena harus, karena kewajiban Putusan Hakim dilanggar


ah

maka ini secara sepihak pelanggaran itu merupakan perbuatan melawan


R

es
M

ng

Hal 67 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukum karena bertentangan dengan perintah hukum, bertentangan

R
dengan Undang-undang ;

si
- Bahwa kalau perjanjian itu kalau tidak bisa dibatalkan karena persetujuan

ne
ng
kedua belah pihak itu hanya dapat dibebankan, jadi putusnya perjanjian
bukan karena wanprestasi tetapi karena putusan Pengadilan / putusan
Hakim ;

do
gu - Bahwa putusnya Perjanjian bisa terjadi karena wanprestasi itu hanya alat
saja bahwa putusnya perjanjian kalau tidak sepakat harus dengan Putusan

In
A
Hakim ;
- Bahwa apabila dalam sebuah perjanjian ada satu pasal yang menegaskan
ah

mengesampingkan Pasal 1266 KUHPerdata, ketika ada bunyi perjanjian

lik
yang menerangkan isi dari perjanjian khususnya pasal 1266 memang
sering terjadi dan itu bisa berbahaya karena biasanya pihak yang kuat itu
am

ub
akan gampang saja menganulir perjanjian untuk kepentingannya sendiri
dengan tidak memperhatikan kepentingan pihak lain, menurut ahli yang
ep
dapat dikesampingkan itu hak contohnya kita umur 17 tahun berhak untuk
k

memilih tetapi berkewajiban menurut ahli tidak bisa dikesampingkan


ah

mengingat sering terjadi bahwa dengan mengenyampingkan pasal 1266


R

si
KUHPerdata pihak yang kuat seenaknya Putus perjanjian padahal
perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik, perjanjian harus

ne
ng

dilaksanakan dengan itikad baik, tidak boleh seseorang untuk kepentingan


sendiri memutuskan perjanjian dengan mengorbankan pihak lain ;

do
gu

- Bahwa dengan adanya isi perjanjian yang mengenyampingkan Pasal 1266


kalau menurut ahli batal karena bertentangan dengan Undang-undang
karena undang-undang mengatakan harus dengan Putusan Hakim jadi
In
A

kewajiban itu tidak bisa dikesampingkan ;


- Bahwa Persero itu diatur dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2003
ah

lik

mengenai BUMN dalam pasal 1 huruf b mengatakan pesero adalah PT


yang pemegang sahamnya 100 % Negara atau paling tidak 50 %
m

ub

sahamnya dimiliki oleh Negara / pemerintah tidak ada bedanya dengan PT


oleh karena dalam pasal 11 daripada Undang-undang mengatakan bahwa
ka

bagi pesero berlaku ketentuan-ketentuan dan prinsip-prinsip PT ;


ep

- Bahwa BUMN ada 2 (dua) hak satu perusahaan perseroan yang


ah

dinamakan Persero dan kedua perusaaan umum yang disebut Perum


R

kalau Perum titik beratnya adalah untuk kepentingan umum seperti Bulog,
es
M

ng

Hal 68 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Percetakan Negara tetapi kalau Persero tujuannya adalah mencari

R
keuntungan disamping untuk kepentingan umum sama dengan PT biasa

si
cuman Undang-undang mengatakan dalam Pasal 2 ada suatu kewajiban

ne
ng
daripada Persero yaitu karena pelaku ekonomi ada 3 (tiga) : 1 . BUMN, 2.
Koperasi, 3 Swasta, tugas Persero ini untuk membimbing membina
koperasi dan swasta supaya bisa gemuk / menjadi besar ;

do
gu - Bahwa Peran BUMN terhadap swasta membantu mengembangkan
terutama kepada Swasta kecil dikembangkan menjadi besar karena bahwa

In
A
persero lebih unggul daripada yang lain oleh karena itu ada kewajiban
disitu ;
ah

- Bahwa ketika BUMN saling bekerja sama dengan pihak Swasta seperti

lik
dijelaskan harus membantu dan membina ahli ketika BUMN bekerja sama
dengan terus menerus dengan pihak swasta dan saling menguntungkan ;
am

ub
- Bahwa Ahli katakan tugasnya dan kewajibannya adalah untuk membina
membesarkan bukan mengkerdilkan jadi kalau mengkerdilkan
ep
bertentangan dengan Undang-undang maka itu melawan hukum ;
k

- Bahwa ada suatu perjanjian sampai tahun 2010 ada perjanjian arbitrase
ah

ahli katakan tadi maka peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum tahun 2010
R

si
kebelakang sekalipun sudah diputuskan perjanijian tetap arbitrase berlaku,
tetapi untuk perjanjian yang tidak tertulis, tidak menunjuk arbitrase maka

ne
ng

ini adalah kewenangan Peradilan umum, atas peristiwa yang dimaksudkan


setelah tahun 2010 ;

do
gu

- Bahwa perjanjian mengacu kepada tahun 2010 perjanjian tersebut


termasuk klausula arbitrase masih berlaku andaikata lisan tidak bisa ;
- Bahwa klausul yang dapat menjadi penyebab terhadinya perjanjian boleh,
In
A

perjanjian itu bisa batal karena wanprestasi ;


- Bahwa jangka waktu bisa menjadi suatu penyebab berakhirnya otomatis
ah

lik

apabila diperjanjian setahun ya selesai ;


- Bahwa berkaitan dengan hukum perdata sebagai privat, hukum privat
m

ub

adalah hukum yang mengatur berbeda dengan hukum pidana sebagai


hukum yang memaksa dengan status sebagai hukum yang mengatur
ka

hukum privat atau hukum perdata memberikan kebebasan kepada para


ep

pihak untuk membuat kesepakatan tetapi ahli tidak sependapat, bahwa


ah

hukum perdata ada yang memaksa ada yang mengatur ;


R

es
M

ng

Hal 69 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa dalam hal kebebasan berkontrak, baca pasal 1338 dan Pasal 1339

R
bahwa perjanjian itu harus dilaksanakan dengan itikad baik, perjanjian itu

si
mengikat seperti undang-undang (pasal 1338) Pasal 1339 mengatakan

ne
ng
bahwa prinsip-prinsip perjanjian yang mengikat bukan hanya kata-kata
yang disebutkan dalam Undang-undang, tetapi ketentuan undang-undang
diluar itu keadilan, kebiasaan, kepatutan turut mengikat jadi kalau

do
gu perjanjian diputuskan ternyata tidak patut tidak boleh ;
- apakah dengan adanya asas kebebasan berkontrak para pihak bebas

In
A
untuk menyepakati mengenyampingan suatu ketentuan yang dimaksud ?
- menurut ahli yang dapat dikesampingkan itu hak kedua belah pihak, kita
ah

punya hak untuk memilih boleh dikesampingkan saya tidak akan memilih

lik
tetapi sepanjang kewajiban itu harus dilaksanakan apalagi kewajiban yang
bersifat undang-undang jadi kewajiban dan hak ini bisa timbul karena
am

ub
undang-undang dan bisa timbul karena perjanjian, jadi hak dan kewajiban
yang dilanggar karena perjanjian itu wanprestasi, hak dan kewajiban yang
ep
dilanggar karena peraturan undang-undang itu melawan hukum ;
k

- Bahwa di perdata publik diatur kewajiban, dan kewajiban itu sudah diatur
ah

oleh undang-undang tidak bisa ketika hukum privat itu mengesampingkan


R

si
hukum publik ;
- Bahwa Kewajiban wajib pajak untuk melaporkan tidak bisa

ne
ng

dikesampingkan ;
- Bahwa apabila sengketa itu terkait kewajiban salah satu pihak terhadap

do
gu

kewajiban wajib pajak itu masih kewenangan Pengadilan Pajak ;


Menimbang, bahwa selanjutnya untuk putusan sela ini, pihak Penggugat,
Tergugat dan Turut Tergugat masing-masing mengajukan kesimpulannya
In
A

tertanggal 19 Desember 2017 dan 20 Desember 2017;


Menimbang, bahwa untuk menyingkat putusan, maka segala sesuatu
ah

lik

yang termuat dalam berita acara persidangan, dianggap telah termuat dan
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini;
m

ub

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Para Penggugat pada
ka

pokoknya adalah sebagaimana secara lengkap terdapat dalam gugatan Para


ep

Penggugat;
ah

Menimbang, bahwa eksepsi Tergugat pada pokoknya mengenai


R

kewenangan mengadili secara absolut dan kewenangan mengadili secara


es
M

ng

Hal 70 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
relatif, yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri atau Pengadilan Negeri

R
Jakarta Selatan tidak berwenang mengadili perkara ini karena berdasarkan

si
kompetensi absolut perkara ini merupakan kewenangan Pengadilan Pajak atau

ne
ng
BANI,atau berdasarkan kompetensi relatif merupakan kewenangan Pengadilan
Negeri Bandung;
Menimbang, bahwa selanjutnya eksepsi Turut Tergugat pada pokoknya

do
gu mengenai kewenangan mengadili secara absolut yang menyatakan bahwa
Pengadilan Negeri tidak berwenang mengadili perkara ini karena seharusnya

In
A
gugatan ini diajukan pada Pengadilan Pajak;
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Tergugat dan Turut Tergugat
ah

tersebut, Para Penggugat mengajukan repliknya dengan menyatakan bahwa

lik
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tetap berwenang mengadili perkara a quo;
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat dan Turut Tergugat
am

ub
mengenai kewenangan mengadili secara absolut dan kewenangan mengadili
secara relatif,maka berdasarkan Pasal 136 HIR Majelis Hakim akan
ep
mempertimbangkan terlebih dahulu eksepsi eksepsi tersebut;
k

Menimbang, bahwa untuk itu Majelis Hakim akan membahas terlebih


ah

dahulu mengenai kompetensi absolut yang diajukan oleh pihak Tergugat


R

si
maupunTurut Tergugat yang menyatakan bahwa yang berwenang mengadili
perkara a quo adalah Pengadilan Pajak;

ne
ng

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari jawab menjawab


yang diajukan para pihak di persidangan, disimpulkan bahwa yang menjadi

do
gu

pokok permasalahan adalah apakah Pengadilan Negeri atau Pengadilan Pajak


yang berwenang secara absolut untuk memeriksa dan memutus perkara ini?;
Menimbang, bahwa untuk itu harus diketahui dahulu apa yang
In
A

merupakan tugas dan wewenang Pengadilan Pajak?;


Menimbang, bahwa Pasal 31 ayat 1Undang-Undang Republik Indonesia
ah

lik

Nomor14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak telah menggariskan bahwa


Pengadilan Pajak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus
m

ub

Sengketa Pajak;
Selanjutnya yang dimaksud dengan Sengketa Pajak, diatur di dalam Pasal 1
ka

angka 5 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang


ep

Pengadilan Pajak yang menyatakan Sengketa Pajak adalah sengketa yang


ah

timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau Penanggung Pajak
R

dengan Pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan


es
M

ng

Hal 71 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang dapat diajukan banding atau gugatan kepada Pengadilan Pajak

R
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk gugatan

si
atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang Undang Penagihan Pajak

ne
ng
dengan Surat Paksa;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari gugatan Para
Penggugat, dapat disimpulkan bahwa gugatan Para Penggugat pada pokoknya

do
gu adalah keberatan Para Penggugat karena tindakan Tergugat yang memutuskan
perjanjian secara sepihak meskipun mengetahui bahwa Tergugat adalah pemilik

In
A
saham dari PT.Citra Sari Makmur (Penggugat I), yang mana akibat penghentian
dan atau pemutusan layanan yang dilakukan oleh Tergugat tersebut, Penggugat
ah

menanggung beban utang dan beban pajak.

lik
Bahwa tindakan Tergugat yang menghentikan layanan transponder dan
melepaskan tanggungjawabnya untuk memikul beban pajak dari Penggugat I
am

ub
menurut Para Penggugat adalah perbuatan melawan hukum;
Dengan berpedoman pada Pasal 1 angka 5 UndangUndang Republik Indonesia
ep
Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, maka Majelis Hakim
k

berpendapat bahwa gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat bukanlah


ah

sengketa pajak sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 Undang


R

si
Undang Pengadilan Pajak, karena dari gugatannya tersebut yang
dipermasalahkan oleh Para Penggugat bukanlah dengan Pejabat yang

ne
ng

berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan


banding atau gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan

do
gu

perundang-undangan perpajakan, termasuk gugatan atas pelaksanaan


penagihan berdasarkan Undang Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa,
bukan pula mengenai permohonan untuk membatalkan tagihan pajak
In
A

Penggugat I, bukan juga permohonan untuk membatalkan Keputusan Menteri


Keuangan Republik Indonesia Nomor 711/KMK.03/2016, serta bukan pula
ah

lik

memohon pengurangan dan atau pembatalan atas nilai tagihan dari Turut
Tergugat kepada Penggugat I;
m

ub

Jelasnya bukan mengenai besarnya pajak yang dibebankan kepada Para


Penggugat, hal mana terbukti dari dalil Para Penggugat bahwa Para Penggugat
ka

telah menyerahkan 8 (delapan) sertifikat sebagai jaminan ketaatannya untuk


ep

membayar pajak, sehingga Majelis Hakim berkesimpulan bahwa sengketa ini


ah

bukan merupakan sengketa pajak sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1


R

angka 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang


es
M

ng

Hal 72 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Pajak, karenanya perkara ini bukan kewenangan absolut

R
Pengadilan Pajak, sehingga Pengadilan Negeri berwenang mengadili perkara

si
ini, dan selanjutnya eksepsi poin ini dinyatakan ditolak;

ne
ng
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
mengenai eksepsi kompetensi absolut dari Tergugat yang menyatakan bahwa
perkara ini merupakan kewenangan BANI;

do
gu Menimbang, bahwa terhadap eksepsi ini Majelis Hakim dengan
memperhatikanBukti P-1 pada Pasal 16 (4), danjuga Bukti P-2 pada Pasal 34

In
A
(2) disebutkan para pihak sepakat bila ada perselisihan akan menyerahkan
penyelesaian masalah tersebut kepada BANI;
ah

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim menelitiBukti P-1, yang

lik
pada Pasal 8 (1) nya mengatur mengenai jangka waktu berlakunya perjanjian ini
adalah 3 (tiga) tahun, terhitung sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian ini
am

ub
yang disebutkan diawal perjanjian yaitu tanggal 25 Mei 2004, menurut Majelis
Hakim berarti perjanjian ini berakhir pada tanggal 25 Mei 2007, dan selanjutnya
ep
Bukti P-2 pada Pasal 5 (1) mengatur mengenai jangka waktu perjanjian ini
k

berlaku efektif sejak tanggal 1 April 2004 sampai dengan tanggal 24 Mei 2007,
ah

dari kedua bukti tersebut, menunjukkan bahwa perjanjian ini telah berakhir dan
R

si
belum ada bukti lain yang menunjukkan perjanjian ini telah diperpanjang;
Bahwa untuk menolak atau mengabulkan eksepsi ini, Majelis Hakim

ne
ng

berpendapat haruslah diteliti apakah dengan telah berakhirnya suatu perjanjian,


klausula mengenai para pihak sepakat bila ada perselisihan akan menyerahkan

do
gu

penyelesaian masalah tersebut kepada Bani masih berlaku atau tidak?;


Menimbang, bahwa Pasal 10 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999
tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, telah mengatur bahwa
In
A

“Suatu perjanjian arbitrase tidak menjadi batal disebabkan oleh keadaan


tersebut di bawah ini:
ah

lik

a. Meninggalnya salah satu pihak;


b. Bangkrutnya salah satu pihak;
m

ub

c. Novasi;
d. Insolvensi salah satu pihak;
ka

e. Pewarisan;
ep

f. Berlakunya syarat-syarat hapusnya perikatan pokok;


ah

es
M

ng

Hal 73 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
g. Bilamana pelaksanaan perjanjian tersebut dialihtugaskan pada pihak

R
ketiga dengan persetujuan pihak yang melakukan perjanjian arbitrase

si
tersebut; atau

ne
ng
h. Berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok;
Menimbang, bahwa dengan berpedoman padaPasal 10 huruf h Undang
Undang Nomor 30 Tahun 1999 tersebut, yang menggariskan: “suatu perjanjian

do
gu arbitrase tidak menjadi batal disebabkan oleh berakhirnya atau batalnya
perjanjian pokok”, berarti BANI masih berwenang mengadili perkara ini;

In
A
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas,
maka eksepsi Tergugat yang menyatakan bahwa perkara ini adalah merupakan
ah

wewenang BANI dapat dikabulkan;

lik
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim menyatakan bahwa
Pengadilan Negeri tidak berwenang secara absolut memeriksa dan mengadili
am

ub
perkaraa quo,
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi mengenai kewenangan absolut
ep
dikabulkan, maka eksepsi selebihnya tidak perlu dipertimbangkan lagi, dan
k

tentang gugatan yang berhubungan dengan pokok perkara, Majelis Hakim tidak
ah

perlu mempertimbangkannya dan putusan ini merupakan putusan akhir perkara


R

si
ini;
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi mengenai kompetensi absolut

ne
ng

telah dinyatakan dikabulkan, maka biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini
dibebankan kepada Para Penggugat;

do
gu

Mengingat, Pasal 136 HIR, khususnya Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa dan ketentuan-ketentuan lain yang bersangkutan dengan perkara ini;
In
A

MENGADILI:
ah

lik

1. Menolak eksepsi Tergugat dan Turut Tergugat tentang kompetensi absolut


m

ub

Pengadilan Pajak;
2. Mengabulkan eksepsi Tergugat tentang kompetensi absolut Badan Arbitrase
ka

Nasional Indonesia (BANI);


ep

3. Menyatakan Pengadilan Negeri tidak berwenang mengadili perkara ini;


ah

4. Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.


R

466.000,- (empat ratus enam puluh enam ribu rupiah);


es
M

ng

Hal 74 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim

si
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada hari Selasa, tanggal 16 Januari 2018,

ne
ng
oleh kami, Florensani S. Kendenan,S.H.,M.H., sebagai Hakim Ketua,
Krisnugroho,S.P.,S.H.,M.H., dan Mery Taat Anggarasih,S.H.,M.H., masing-
masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua

do
gu Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 500/Pd.G/2017/PN.Jkt.Sel., tanggal
08 Agustus 2017, juncto Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

In
A
Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel., tanggal 03 Januari 2018, putusan tersebut
pada hari Rabu, tanggal 17 Januari 2018 diucapkan dalam persidangan terbuka
ah

untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota

lik
tersebut, dibantu oleh Hj.Rosdiana T,S.H.,M.H., Panitera Pengganti, dihadiri
oleh Kuasa Tergugat dan Kuasa Turut Tergugat tanpa dihadiri Kuasa Para
am

ub
Penggugat.
ep
Hakim-hakim Anggota: Hakim Ketua,
k
ah

si
Krisnugroho,S.P.,S.H.,M.H Florensani S. Kendenan,S.H.,M.H

ne
ng

do
gu

Mery Taat Anggarasih,S.H.,M.H


In
A

Panitera Pengganti,
ah

lik

Hj. Rosdiana T, SH, MH


m

ub

Biaya-biaya :
- Redaksi…….…………………..:Rp. 5.000,-
ka

- Materai………………………….:Rp. 6.000,-
ep

- Pendaftaran……………………:Rp. 30.000,-
- Proses…………………………. :Rp. 75.000,-
- PNBP……………………………Rp. 15.000.-
ah

- Panggilan………………………:Rp. 335.000,- +
R

J u m l a h……………………..:Rp. 466.000,-
es
M

ng

Hal 75 dari 75 hal.Putusan Gugatan Perdata Nomor 500/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75

Anda mungkin juga menyukai