Anda di halaman 1dari 38

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
Pengadilan Tinggi Jakarta, yang memeriksa dan mengadili perkara
perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan

do
gu sebagai berikut dalam perkara antara ; --------------------------------------------------

PT. JABATEX, berkedudukan di Jalan Tubagus Angke No. 10, Kompleks

In
Bank Mandiri Blok F No. 32-48 Jakarta Barat 11460, yang
A
diwakili oleh Hendra Gunawan, Direktur Utama PT. JABATEX,
dalam hal ini memberikan kuasa kepada: 1. Maddenleo T.
ah

lik
Siagian, S.H. 2. Bambang Harianto Ginting, S.H. 3. Junita Ria
Manurung, S.H. dan 4. Leonard Marpaung, S.H., Para Advokat
am

ub
dan Konsultan Hukum, baik bersama-sama atau sendiri-
sendiri, yang berkantor pada MADDEN SIAGIAN & PARTNERS
LAW FIRM,
epberkedudukan di Spinindo Building 1 St Floor, Suite
k

107A, Jalan K.H. Wahid Hasyim No. 76, Jakarta Pusat 10340,
ah

berdasarkan Surat Kuasa Khusus, tanggal 16 Juli 2013,


R

si
selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING semula
PENGGUGAT ;----------------------------------------------------------------------

ne
ng

Melawan

1. MAYER & CIE Gmbh & Co KG (dahulu bernama Mayer & Cie.

do
gu

Gmbh & Co), suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan serta
tunduk pada ketentuan hukum Negara Republik Federasi
In
A

Jerman, berkedudukan di Emil-Meyer-Str. 10, D-72461 Albstadt-


Tailfingen, Jerman, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING I
ah

semula TERGUGAT ;-----------------------------------


lik

2. Maria K. Soeharyo, S.H., Notaris, berkedudukan di Jakarta, beralamat di


m

Jalan K.S Tubun IV/52, Jakarta Barat, untuk selanjutnya disebut


ub

sebagai TERBANDING II semula TURUT TERGUGAT ;-------------


ka

Pengadilan Tinggi tersebut ; ------------------------------------------------------


ep

Telah membaca berkas perkara dan surat – surat lainnya yang


ah

berhubungan dengan perkara ini ;--------------------------------------------------------


R

es

1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 14 Februari 2017


M

Nomor 78/PEN/PDT/2017/PT.DKI Jakarta, tentang Penunjukan Majelis


ng

on
gu

hal 1 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut ditingkat

si
banding ;--------------------------------------------------------------------------------------
2. Berkas perkara tanggal 3 Juli 2014 Nomor

ne
ng
378/PDT.G/2013/PN.JKT.PST., dan surat-surat yang bersangkutan
dengan perkara tersebut ;---------------------------------------------------------------

do
gu Menimbang,
TENTANG DUDUK PERKARA

bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal

In
26 Agustus 2013, yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
A
Negeri Jakarta Pusat, pada tanggal 27 Agustus 2013 dalam Register Nomor :
378/Pdt.G/2013/PN.JKT.PST, telah mengajukan gugatan sebagai berikutt ;-------
ah

lik
1. Bahwa Penggugat telah menandatangani suatu perjanjian Akta Sale and
Purchase Contract with Security of Fiduciary Transfer of Ownership No. 76
am

ub
Tertanggal 24 Februari 1995 dibuat dihadapan Turut Tergugat (“Sale and
Purchase Contract No. 76/1995”), sebagaimana telah beberapa kali
ep
diperbaharui melalui Equipment Payment Rescheduling Agreement
k

tertanggal 26 Agustus 1999 dan Agreement on Fiduciary Transfer of


ah

Proprietary Rights for Security Purposes (Equipment) tertanggal 26 Agustus


R

si
1999 sebagaimana terakhir kali diperbaharui melalui Amendment to
Equipment Payment Rescheduling Agreement tertanggal 22 Desember 2004

ne
ng

yang dibuat dibawah tangan;--------------------------------------------------------------------

2. Bahwa dalam Sale and Purchase Contract No. 76/1995 disepakati untuk

do
gu

pembelian mesin rajut (knitting machines) untuk ditempatkan di lokasi pabrik


Penggugat dengan sistem pesanan (order) kepada Tergugat dan selanjutnya
In
A

tagihan (invoice) dikirim kepada Penggugat. Namun, tidak dimuat dengan jelas
ketentuan yang mengatur mengenai suku cadang (spare parts) dari mesin rajut
(knitting machines), padahal merupakan suatu kesatuan dan tidak dapat
ah

lik

dipisahkan sebab tanpa suku cadang (spare parts) sangat mustahil bisa
beroperasi dengan baik. Terlebih lagi, apabila sedari awal Penggugat
m

ub

mengetahui hal tersebut maka Penggugat tidak akan menandatangani Sale and
Purchase Contract No. 76/1995 tersebut;------------------------------------------------------
ka

ep

3. Bahwa dalam periode negosiasi sebelum ditandatanganinya Sale and Purchase


Contract No. 76/1995 Tergugat dengan sengaja menyembunyikan fakta bahwa
ah

suku cadang (spare parts) tidak tersedia di tempat lain, sehingga kondisi yang
R

es

demikian sengaja diciptakan oleh Tergugat dari sebelum penandatanganan


M

untuk memperoleh keuntungan finansial sebab mau tidak mau Penggugat harus
ng

on
gu

hal 2 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memesan kepada Tergugat saja. Atau dengan kata lain, Tergugat sejak awal

si
sudah dapat menentukan daya tahan dan umur mesin rajut (knitting machines)
dan bahkan Tergugat sudah mengatur masa berlaku dari setiap suku cadang

ne
ng
(spare parts), sehingga dengan sengaja tidak menginformasikan kepada
Penggugat diawal penandatanganan perjanjian supaya pada saat masa berlaku
habis Penggugat wajib memesan (order) suku cadang (spare parts) hanya

do
gu kepada Tergugat;

4. Bahwa oleh karena Penggugat hanya pihak yang menggunakan mesin rajut

In
A
(knitting machines) yang selalu mengedepankan itikad baik dalam transaksi jual
beli dengan Tergugat, sehingga dari awal Penggugat tidak menaruh curiga dan
ah

lik
tidak pernah menyadari tipu muslihat Tergugat tersebut hingga pada suatu
waktu Penggugat tiba-tiba sadar akibat mesin rajut (knitting machines) rusak
am

ub
parah yang menyebabkan tidak dapat beroperasi

5. Bahwa tanpa menaruh curiga Penggugat mencoba beberapa kali memesan


(oder) suku cadang (spare parts) yang pada awalnya dalam setiap
ep
k

korespondensi Tergugat selalu menjanjikan untuk mengirimkan kepada


ah

Penggugat. Hal tersebut ternyata pada beberapa surat elektronik yaitu pada
R

si
tanggal 6 Mei 2011 petinggai Tergugat bernama Gungter Gerstenecker
menyatakan “your order would be ready to be shipped by return” (terjemahan

ne
ng

bebas: pesanan anda segera akan diangkut);

6. Bahwa tipu muslihat Tergugat semakin terbukti dan semakin terang adanya,

do
gu

ketika pada surat elektronik tertanggal 29 Juni 2011 Tergugat sudah mulai
mencari kesalahan Penggugat dengan menyalahkan keterlambatan
pembayaran, padahal Penggugat sudah menjelaskan alasan keterlambatan
In
A

tersebut, namun dengan tidak menghiraukan kondisi Penggugat lantas Tergugat


menyatakan dengan tegas “so far we always only asked you to come back/to
ah

lik

come closer to your payment proposal before sending needed spare parts”
(terjemahan bebas: sebelumnya kami terlebih dahulu meminta anda untuk
m

ub

kembali / mendekati pembayaran anda sebelum mengirimkan suku cadang);

7. Bahwa usaha untuk meminta agar dikirimkan suku cadang (spare parts) secara
ka

ep

terus-menerus dilakukan dimana kembali Penggugat mohon agar Tergugat


mengirimkan suku cadang (spare parts), akan tetapi Tergugat tetap menolak
ah

untuk membantu menyelamatkan usaha Penggugat sehingga sampai dengan


R

saat diajukan Gugatan a quo mesin rajut (knitting machines) tetap rusak dan
es
M

tidak dapat beroperasi dengan baik yang menyebabkan Penggugat tidak dapat
ng

on
gu

hal 3 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memproduksi kain untuk memenuhi permintaan nasabah (customer), sehingga

si
dengan tidak adanya produksi kain menyebabkan penjualan Penggugat turut
drastis dan berakita kepada tidak mempunyai kemampuan untuk membayar

ne
ng
angsuran pelunasan harga mesin tersebut. Kondisi ini semakin diperparah
dimana Tergugat melalui kuasa hukumnya mensomasi Penggugat melalui
Suratnya Nomor: 361202 tertanggal 19 Maret 2013 untuk secara paksa

do
gu meminta Penggugat untuk tanpa ada rasa toleransi sedikipun atas keadaan
Penggugat, meminta Penggugat untuk melunasi harga mesin tersebut seolah-

In
A
olah Penggugat melalaikan kewajibannya atas kesalahan sendiri, padahal
ketidakmampuan Penggugat tersebut sebagai akibat tipu muslihat yang
ah

lik
dilakukan oleh Tergugat yang menyebabkan tidak beroperasinya mesin rajut
(knitting machines) Penggugat;
am

ub
8. Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat tersebut merupakan perbuatan
melanggar hukum yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat mengenai
objek perjanjian, dimana Tergugat menyembunyikan informasi material yaitu
ep
k

ketersediaan suku cadang (spare parts) tidak dapat diperoleh di tempat lain;
ah

9. Bahwa serangkaian tipu muslihat Tergugat di atas, ternyata telah


R

si
mengakibatkan suatu ketidak-jelasan mengenai isi dan pelaksanaan Sale and
Purchase Contract No. 76/1995 dan oleh karenanya bertentangan dengan

ne
ng

Pasal 1328 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUH Perdata”) yang


mengatur bahwa suatu penipuan yang dilakukan salah satu pihak

do
menyebabkan batalnya suatu perjanjian, seperti dikutip dibawah ini:
gu

“Penipuan merupakan alasan untuk membatalkan perjanjian, apabila tipu


muslihat, yang dipakai oleh salah satu pihak, adalah sedemikian rupa hingga
In
A

terang dan nyata bahwa pihak yang lain tidak telah membuat perikatan itu jika
tidak dilakukan tipu-muslihat tersebut”;
ah

lik

10. Bahwa ketentuan Pasal 1328 KUH Perdata merupakan penjelasan dari unsur
“suatu hal tertentu” dalam Pasal 1320 KUH Perdata yang merupakan syarat sah
m

ub

perjanjian, artinya pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 1328 KUH Perdata


mengakibatkan tidak terpenuhinya unsur “suatu hal tertentu” dalam perjanjian
ka

tersebut. Lebih lanjut, sebagaimana ditentukan menurut hukum, unsur “suatu hal
ep

tertentu” dalam Pasal 1320 KUH Perdata merupakan unsur objektif yang jika
ah

tidak dipenuhi maka berimplikasi kepada suatu keadaan “batal demi hukum”;
R

es

11. Bahwa dengan demikian, Akta Sale and Purchase Contract with Security of
M

Fiduciary Transfer of Ownership No. 76 tertanggal 24 Februari 1995 dibuat


ng

on
gu

hal 4 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dihadapan Turut Tergugat, sebagaimana telah beberapa kali diperbaharui

si
melalui Equipment Payment Rescheduling Agreement tertanggal 26 Agustus
1999 dan Agreement on Fiduciary Transfer of Proprietary Rights for Security

ne
ng
Purposes (Equipment) tertanggal 26 Agustus 1999 sebagaimana terakhir kali
diperbaharui melalui Amendment to Equipment Payment Rescheduling
Agreement tertanggal 22 Desember 2004 sebagaimana dimaksud dalam

do
gu perkara a quo terbukti tidak memenuhi unsur objektif dalam Pasal 1320 KUH
Perdata, yakni unsur “suatu hal tertentu”, dan oleh karenanya, demi hukum

In
A
harus dinyatakan batal;

Dengan demikian, kami mohon agar Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
ah

lik
c.q. Ketua Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara perdata a quo
mengeluarkan putusan sebagai berikut ;
am

ub
Dalam Provisi:
Memerintahkan kepada Tergugat, kuasanya, atau pihak yang mewakilinya atau
pihak yang menerima pengalihan hak dan wewenang darinya, atau pihak
ep
k

manapun, untuk tidak melakukan tindakan-tindakan hukum, tindakan eksekusi


ah

maupun tindakan penagihan berdasarkan Perjanjian Akta Sale and Purchase


R

si
Contract with Security of Fiduciary Transfer of Ownership No. 76 tertanggal 24
Februari 1995 dibuat dihadapan Turut Tergugat, sebagaimana telah beberapa

ne
ng

kali diperbaharui melalui Equipment Payment Rescheduling Agreement


tertanggal 26 Agustus 1999 dan Agreement on Fiduciary Transfer of Proprietary

do
Rights for Security Purposes (Equipment) tertanggal 26 Agustus 1999
gu

sebagaimana terakhir kali diperbaharui melalui Amendment to Equipment


Payment Rescheduling Agreement tertanggal 22 Desember 2004, hingga
In
A

adanya putusan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam perkara ini.

Dalam Pokok Perkara:


ah

lik

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


2. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan melanggar hukum;
m

ub

3. Menyatakan Akta Sale and Purchase Contract with Security of Fiduciary


Transfer of Ownership No. 76 tertanggal 24 Februari 1995 dibuat dihadapan
ka

Turut Tergugat adalah batal demi hukum dan tidak mempunyai kekuatan
ep

hukum yang mengikat;


ah

4. Menyatakan Equipment Payment Rescheduling Agreement tertanggal 26


R

Agustus 1999 adalah batal demi hukum dan tidak mempunyai kekuatan
es

hukum yang mengikat;


M

ng

on
gu

hal 5 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Menyatakan Agreement on Fiduciary Transfer of Proprietary Rights for

si
Security Purposes (Equipment) tertanggal 26 Agustus 1999 adalah batal
demi hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat;

ne
ng
6. Menyatakan Amendment to Equipment Payment Rescheduling Agreement
tertanggal 22 Desember 2004 adalah batal demi hukum dan tidak

do
gu mempunyai kekuatan hukum yang mengikat;
7. Menghukum Turut Tergugat untuk patuh terhadap putusan perkara ini;
8. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam

In
A
perkara ini;

Atau :
ah

lik
Apabila Pengadilan Negeri Jakarta Pusat c.q. Ketua Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara perdata a quo berpendapat lain, mohon
am

ub
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Menimbang, bahwa Tergugat telah mengajukan jawaban dan sekaligus


ep
k

tangkisan / eksepsi tentang kompetensi absolut terhadap gugatan itu, yaitu


sebagai berikut :
ah

si
A. PENDAHULUAN
1. Pertama-tama Tergugat hendak menyampaikan bahwa inti dari sengketa ini

ne
ng

berawal dari perjanjian jual beli 57 unit mesin rajut ("Mesin Rajut Produksi
Tergugat") antara Tergugat selaku penjual dan Penggugat selaku pembeli
sebagaimana tertuang dalam Sale and Purchase Contract tertanggal 24

do
gu

Februari 1995 ("Perjanjian Jual Beli");

2. Sebagaimana diakui oleh Penggugat (vide butir 4 gugatan), Tergugat


In
A

selaku penjual telah melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian


Jual Beli, yaitu menyerahkan 57 unit Mesin Rajut Produksi Tergugat kepada
ah

lik

Penggugat selaku pembeli. Sebaliknya, Penggugat gagal untuk


menyelesaikan kewajibannya kepada Tergugat, yaitu melunasi
m

ub

pembayaran atas harga Mesin Rajut Produksi Tergugat, hal mana juga
diakui oleh Pengugat (vide butir 7 gugatan);
ka

(a) Butir 4 gugatan Penggugat


ep

"... Penggugat hanya pihak yang menggunakan mesin rajut. . ."


(b) Butir 7 gugatan Penggugat
ah

"... dengan tidak adanya produksi kain menyebabkan penjualan


R

es

Penggugat turun drastis dan berakibat kepada tidak mempunyai


M

kemampuan untuk membayar angsuran pelunasan harga mesin


ng

on
gu

hal 6 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut."

si
3. Dalam perkembangannya, Perjanjian Jual Beli telah dinovasi menjadi
perjanjian utang piutang biasa, yaitu Equipment Payment Rescheduling

ne
ng
Agreement tertanggal 26 Agustus 1999, dengan syarat-syarat dan
ketentuan yang baru atau berbeda dengan Perjanjian Jual Beli. Karenanya,
Perjanjian Jual Beli demi hukum telah berakhir sesuai dengan ketentuan

do
gu Pasal 1381 Kitab Undang-undang Hukum Perdata ("KUH Perdata");
Pasal 1381 KU H Perdata:

In
A
“Perikatan hapus:
Karena pembaruan hutang (novasi)”
ah

lik
4. Kewajiban pembayaran utang dari Penggugat kepada Tergugat
berdasarkan Equipment Payment Rescheduling Agreement tertanggal
am

ub
26 Agustus 1999 dijamin dengan Agreement on Fiduciary Transfer of
Propriety Rights for Security Purposes tertanggal 26 Agustus 1999.
Pada tanggal 22 Desember 2004 Penggugat dan Tergugat sepakat
ep
k

untuk mengamandemen Equipment Payment Rescheduling Agreement


ah

tertanggal 26 Agustus 1999 melaui Amendment to Equipment Payment


R

si
Rescheduling Agreement;

ne
Equipment Payment Rescheduling Agreement tertanggal 26 Agustus
ng

1999, Agreement on Fiduciary Transfer of Propriety Rights for Security


Purposes tertanggal 26 Agustus 1999 dan Amendment to Equipment

do
gu

Payment Rescheduling Agreement tertanggal 22 Desember 2004


secara bersama-sama disebut sebagai ("Perjanjian Utang Piutang”);
In
A

5. Mohon perhatian Majelis Hakim yang mulia bahwa Penggugat sampai


dengan saat ini belum melunasi seluruh utangnya kepada Tergugat
ah

lik

berdasarkan Perjanjian Utang Piutang. Penggugat, bukannya


menghormati Perjanjian Utang Piutang yang telah disepakati dan
m

ub

melunasi kewajiban pembayarannya kepada Tergugat justru dengan


itikad buruk mengajukan gugatan a quo dengan tujuan untuk meminta
ka

pengadilan menyatakan batal Perjanjian Utang Piutang, sehingga


ep

Penggugat dapat menghindari kewajiban pembayarannya kepada


ah

Tergugat;
R

6. Selanjutnya, berikut Tergugat sampaikan eksepsi kompetensi dan


es
M

jawaban atas gugatan Penggugat;


ng

on
gu

hal 7 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
B. EKSEPSI KOMPETENSI;

si
7. Tergugat mohon agar Majelis Hakim yang mulia menyatakan bahwa
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang untuk memeriksa

ne
ng
perkara ini berdasarkan alasan-alasan berikut ini;
I. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Tidak Berwenang Secara Absolut Untuk

do
gu Mengadili Perkara Ini Karena Satu-satunya Dasar Hubungan Hukum
Antara Penggugat Dan Tergugat, Yaitu Perjanjian Utang Piutang,

In
Mengatur Bahwa Segala Sengketa Yang Timbul Menyangkut Perjanjian
A
Tersebut Harus Diselesaikan Melalui Arbitrase (Eksepsi Kompetensi
Absolut);
ah

lik
8. Mohon perhatian Majelis Hakim yang mulia bahwa satu-satunya
hubungan hukum yang dimiliki oleh Penggugat dan Tergugat saat ini
am

ub
adalah hubungan hukum berdasarkan Perjanjian Utang Piutang;

9. Melalui gugatannya dalam perkara ini, Penggugat meminta Pengadilan


ep
k

Negeri Jakarta Pusat untuk antara lain menyatakan batal Perjanjian


ah

Utang Piutang (vide petitum gugatan no. 4 dan 6);


R

si
10. Pasal 13.2 Perjanjian Utang Piutang menyatakan sebagai berikut:
“Failing such an amicable settlement, any dispute arising out of or in

ne
ng

connection with this Agreement, including any question regarding its


existence, validity or termination, shall be referred to and finally resolved

do
gu

by arbitration in Jakarta in accordance with the Indonesian National


Board of Arbitration Rules ("BANI Rules") for the time being in force,
In
which rules are deemed to be incorporated by reference into this Article
A

13.2. The tribunal shall consist of one arbitrator to be appointed by the


Chairman of BANI. The language of the arbitration shall be in English”;
ah

lik

Terjemahan Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:


m

ub

“Apabila penyelesaian secara damai tidak tercapai, setiap permasalahan


yang timbul dari atau berkaitan dengan Perjanjian ini, termasuk setiap
ka

pertanyaan mengenai keberadaan, keabsahan atau pengakhirannya,


ep

harus ditujukan kepada dan diselesaikan melalui arbitrase di Jakarta


ah

sesuai dengan Peraturan-Peraturan Badan Arbitrase Nasional Indonesia


R

("Peraturan-Peraturan BANI") yang berlaku pada saat ini, aturan yang


es

mana dianggap dimasukkan dengan mengacu kepada Pasal 13.2 ini.


M

ng

on
gu

hal 8 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Majelis Arbitrase terdiri dari 1 arbiter yang ditunjuk oleh Ketua BANI.

R
Bahasa arbitrase yang dipergunakan adalah bahasa Inggris”;

si
11. Berdasarkan ketentuan Pasal 13.2 Perjanjian Utang Piutang di atas,

ne
ng
jelas bahwa segala sengketa yang terjadi antara Penggugat dan
Tergugat menyangkut Perjanjian Utang Piutang, termasuk mengenai

do
gu keabsahan atau tuntutan pembatalan terhadapnya, harus diselesaikan
melalui arbitrase;

In
A
12. Sehubungan dengan adanya perjanjian arbitrase di dalam Perjanjian
Utang Piutang, mohon agar Majelis Hakim yang mulia
mempertimbangkan dan menerapkan ketentuan-ketentuan hukum
ah

lik
sebagai berikut :
- Pasal 11 (1) Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
am

ub
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa ("UU Arbitrase”);
“Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak para
ep
pihak_untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda
k

pendapat yang termuat dalam perjanjiannya ke Pengadilan Negeri”


ah

- Pasal 3 jo Pasal 11 (2) UU Arbitrase:


R

si
“Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para

ne
pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase";
ng

“Pengadilan Negeri Negeri wajib menolak dan tidak akan campur

do
tangan di dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan
gu

melalui arbitrase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan


dalam Undang-Undang ini”;
In
A

13. Mahkamah Agung dalam berbagai yurisprudensi tetapnya juga telah


berulang kali menentukan bahwa yurisdiksi arbitrase berdasarkan
ah

lik

perjanjian arbitrase adalah bersifat absolut, dan peradilan umum secara


mutlak tidak berwenang mengadili sengketa apapun yang tunduk pada
m

ub

ataupun timbul dari perjanjian yang memuat perjanjian arbitrase Adapun


yurisprudensi tetap tersebut antara lain:
ka

ep

(a) . Putusan Mahkamah Agung No. 1034K/Pdt/2009 tanggal 7


Desember 2009 dan Putusan Mahkamah Agung No. 790K/Pdt/2006
ah

tanggal 5 Pebruari 2007. Dalam kedua perkara tersebut, Mahkamah


es

Agung menentukan bahwa Pengadilan Indonesia tidak berwenang


M

ng

memeriksa gugatan perbuatan melawan hukum dengan alasan


on
gu

hal 9 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adanya perjanjian arbitrase antara penggugat dengan tergugat;

si
(b) . Putusan Mahkamah Agung No. 1084K/Pdt/2009 tanggal 21 Juli

ne
2010, yang pada pokoknya menyatakan:

ng
“[...jperjanjian pengikatan jual beli rumah tanggal 26 Agustus 1994
menentukan bahwa para pihak mufakat untuk mengadili perselisihan

do
gu tersebut di arbitrase sehingga Pengadilan Negeri Jakarta Barat tidak
berwenang [...]”;

In
A
(c) .Putusan Mahkamah Agung No. 317PK/Pdt/2009 tanggal
31 Desember 2010, yang pada pokoknya menyatakan:
ah

lik
"Bahwa dalam kontrak tersebut terdapat klausula arbitrase, karena itu
Pengadilan Negeri tidak berwenang mengadilinya";
am

ub
(d) Putusan Mahkamah Agung No. 225 K/Sip/1976 tanggal
30 September 1983, yang pada pokoknya menyatakan:

"Di mana tegas-tegas ditentukan bahwa pada tingkat pertama


ep
k

bilamana timbul perselisihan (dalam melaksanakan agreement


ah

tersebut) yang tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak


R

si
secara musyawarah maka Badan Arbitrage lah yang terdiri dari tiga
orang yang telah disetujui oleh kedua belah pihak untuk

ne
ng

menyelesaikan perselisihan tersebut; ketentuan mana bagi pihak-


pihak mempunyai kekuatan sebagai undang-undang yang harus

do
gu

ditaati [...];

Dengan demikian maka pertimbangan Pengadilan Tinggi tersebut


In
A

adalah bertentangan dengan maksud dan pengertian yang terdapat


dalam ketentuan pasal 134 HIR, karena mengenai kewenangan
ah

lik

absolut ini Hakim Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi harus


menyatakan dirinya tidak berwenang manakala oleh suatu ketentuan
Undang-undang dinyatakan dirinya tidak berwenang untuk
m

ub

memeriksa”;
ka

(e) . Putusan Mahkamah Agung No 2424 K/Sip/1981 tanggal 22 Pebruari


ep

1982, yang pada pokoknya menyatakan:


ah

"Bahwa ketentuan mengenai Dewan Arbitrase, sebagaimana


R

disebutkan dalam pasal 15 Basic Agreement for Joint Venture, telah


es

mengikat para pihak sebagai Undang-undang (pasal 1338 BW), oleh


M

ng

on
gu

hal 10 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena mana putusan judeks fakti telah bertentangan dengan pasal

si
615 dan seterusnya dari Kitab Undang-undang Hukum Acara
Perdata (R. V), dan dengan demikian pula telah melanggar ketentuan

ne
ng
tentang kompetensi yang absolut";

(f) . Putusan Mahkamah Agung No. 455 K/Sip/1982 tanggal 27 Januari

do
gu 1983, yang pada pokoknya menyatakan:

"[...] Dalam Polis Kecelakaan Pribadi No. 210/PA/30.318 tanggal 10

In
A
Agustus 1978 di bawah ketentuan umum dicantumkan (sub. 7)
bahwa 'pertikaian berkenaan dengan Polis ini, diselesaikan dalam
ah

tingkat tertinggi di Jakarta oleh 3 orang juru pemisah (Arbitrase)”;

lik
Menimbang, bahwa dengan demikian Pengadilan Negeri tidak
berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini sesuai pasal
am

ub
2 Undang-undang No. 14/1970 khususnya memori penjelasan pasal
tersebut;
ep
k

(g) . Putusan Mahkamah Agung No. 794 K/Sip/1982 tanggal 27 Januari


ah

1983, yang pada pokoknya menyatakan :


R

si
"Memperhatikan Policy No. 49/00137/08 tanggal 10 Agustus 1978
(surat bukti P.1) di bawah bagian tentang Conditions telah diuraikan

ne
ng

bahwa 'all differences arising out of this Policy shall be referred to the
decision of an arbitrator to be appointed in writing by the parties in

do
gu

difference or if they cannot agree upon a single arbitrator';

Menimbang, bahwa dengan demikian Pengadilan Negeri tidak


In
A

berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, sesuai pasal


2 Undang-undang No. 14/1970 khususnya memori penjelasan pasal
ah

lik

tersebut;

(h) Putusan Mahkamah Agung No. 3179 «yPdt/1984 tanggal 4 Mei


m

ub

1984, yang pada pokoknya menyatakan:

“[...] eksepsi tidak berwenangnya pengadilan dengan adanya


ka

ep

Klausula Arbitrase, bersifat absolut, karena lingkungan Peradilan


Umum secara keseluruhan tidak berwenang mengadilinya. Hal ini
ah

berarti kalau pihak yang bersangkutan tidak mengajukan maka hakim


R

secara ex officio berwenang untuk menyatakan dirinya tidak


es
M

berwenang memeriksa dan mengadili sengketa”;


ng

on
gu

hal 11 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
14. Selain berdasarkan berbagai yurisprudensi tetap Mahkamah Agung

si
tersebut, Mahkamah Agung sendiri juga sudah sejak lama memantapkan
pandangannya terkait kompetensi absolut dan arbitrase, bahkan sebelum

ne
ng
diundangkannya UU Arbitrase. Hal ini dapat dilihat dari berbagai tulisan-
tulisan yang oleh Mahkamah Agung dijadikan bahan pembinaan bagi

do
gu hakim-hakim di Indonesia sebagai berikut:
(a) . Proyek Pengembangan Teknis Yustisial Mahkamah Agung - RI,
Penemuan Hukum dan Pemecahan Masalah Hukum, Reader III Jilid

In
A
II tahun 1991;
‘[...] maka badan peradilan tertinggi negara kita menganut pendirian
ah

lik
bahwa dalam hal adanya perjanjian antara para pihak untuk
menyelesaikan sengketa mereka melalui arbitrase, pengadilan tidak
am

ub
berkuasa (berwenang) memeriksa sertajnengadilinya”;
(b) Proyek Peningkatan Tertib Hukum dan Pembinaan Hukum
Mahkamah Agung - RI, Beberapa Yurisprudensi Perdata Yang
ep
k

Penting Serta Hubungan Ketentuan Hukum Acara Perdata, Edisi II


ah

tahun 1992;
R

si
“Adanya kesepakatan (perjanjian) para pihak untuk menyerahkan
penyelesaian sengketa mereka melalui Arbitrase menyebabkan

ne
ng

Pengadilan tidak berwenang lagi (onbevoegd) memeriksa dan


mengadili perkara mereka”;

do
gu

(c) . Petunjuk Mahkamah Agung berkaitan dengan persoalan teknis-

yudisial yang dirumuskan dalam Rapat Kerja Nasional Mahkamah


In
A

Agung di Denpasar tanggal 18-22 September 2005;


ah

“Pengadilan Negeri/Umum tidak berwenang untuk mengadili suatu


lik

perkara yang para pihaknya terikat dalam perjanjian arbitrase,


walaupun hal tersebut didasarkan pada gugatan perbuatan melawan
m

ub

hukum”;
ka

15. Lebih lanjut lagi, para ahli hukum di Indonesia juga telah mengeluarkan
ep

berbagai macam tulisan yang mendukung peraturan perundang-


ah

undangan, yurisprudensi serta pengarahan dari Mahkamah Agung yang


R

tegas-tegas menyatakan kompetensi absolut dari lembaga arbitrase,


es

sebagaimana diuraikan di bawah ini:


M

ng

on
gu

hal 12 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(a) Pendapat ahli Setiawan dalam tulisannya berjudul "Klausula

si
Arbitrase dalam Teori dan Praktek", dimuat dalam Varia Peradilan
No. 104 Tahun IX, Mei 1994:

ne
ng
“Mahkamah Agung menganut garis pendirian bahwa dalam hal ada
klausula arbitrase Pengadilan tidak berwenang memeriksa dan

do
gu mengadili perkara itu. Bahkan lebih jauh dari itu, kewenangan atau
kompetensi yang dimaksudkan di sini adalah kewenangan atau

In
A
kompetensi absolut absolut [...];

Pendirian bahwa dalam hal adanya klausula arbitrase pengadilan


ah

lik
tidak berwenang memeriksa dan mengadili sesuatu perkara
termasuk dalam persoalan tentang kompetensi absolut diulangi oleh
am

ub
Mahkamah Agung dalam beberapa putusannya. Dan karenanya
dapat dikatakan merupakan suatu yurisprudensi tetap”;

(b) Pendapat ahli M. Yahya Harahap dalam tulisannya berjudul


ep
k

"Penyelesaian Sengketa Dagang Melalui Arbitrase", dimuat dalam


ah

Varia Peradilan No. 88 Tahun VIII, Januari 1993:


R

si
“Sejak 1980, yurisprudensi konstan di Indonesia telah meninggalkan
paham klausula arbitrase "niet publiek orde". Berbarengan dengan itu

ne
ng

terjadi pergeseran pendapat menganut paham "Pada Sunt


Servanda". Paham ini merupakan asas "kebebasan berkontrak"

do
gu

sebagaimana yang dirumuskan dalam pasal 1338 KUHPerdata.


Maka atas asas kebebasan berkontrak tersebut yurisprudensi
In
menegaskan antara lain:
A

Sejak para pihak sepakat mencantumkan klausula arbitrase dalam


ah

lik

perjanjian, secara mutlak mereka terikat untuk menyelesaikan


sengketa kepada arbitrase; dan dengan sendirinya klausula tersebut
telah mewujudkan kewenangan absolut bagi arbitrase untuk
m

ub

memutus penyelesaian sengketa yang timbal di antara para pihak;


ka

kewenangan absolut arbitrase baru gugur apabila para pihak secara


ep

tegas menyepakati, menarik kembali klausula arbitrase;


ah

Putusan yang demikian sudah banyak berkembang secara konstan.


R

Dengan demikian sudah terbina standarisasi mengenai kewenangan


es

absolut arbitrase menyelesaikan sengketa, apabila para pihak


M

ng

on
gu

hal 13 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mencantumkan kesepakatan tentang tentang itu;

si
(c) . Pendapat ahli Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. dalam bukunya
"Hukum Acara Perdata Indonesia”:

ne
ng
“Dalam hal ada clausula arbitrase maka Pengadilan Negeri tidak
berkuasa mengadili perkara tersebut (MA 22 Feb. 1982)”;

do
gu (d) . Pendapat ahli Erman Rajagukguk, S.H., LL.M., Ph.D dalam bukunya
berjudul "Arbitrase dalam Putusan Pengadilan”:

In
A
“Manakala para pihak sudah sepakat memilih arbitrase sebagai
tempat penyelesaian sengketa, maka pengadilan harus menolak
ah

lik
untuk memeriksa sengketa tersebut. Tujuan arbitrase sebagai
alternatif penyelesaian sengketa akan sia-sia, bila pengadilan masih
am

ub
bersedia memeriksa sengketa, yang sejak semula disepakati untuk
diselesaikan melalui arbitrase”;
ep
k

16. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, terbukti bahwa Pengadilan


Negeri Jakarta Pusat tidak memiliki kewenangan absolut untuk mengadili
ah

R
gugatan Penggugat yang menuntut penyataan batal atas Perjanjian

si
Utang Piutang, perjanjian mana memuat perjanjian arbitrase antara

ne
ng

Penggugat danTergugat;

17. Tergugat beryakinan bahwa Majelis Hakim yang mulia akan sependapat

do
gu

bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang untuk


memeriksa dan memutus perkara a quo mengingat adanya perjanjian
arbitrase di antara Penggugat dan Tergugat sebagaimana telah diuraikan
In
A

dalam bagian B I di atas;

18. Namun, seandainya pun Perjanjian Utang Piutang tidak memuat


ah

lik

perjanjian arbitrase, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tetap tidak


berwenang untuk mengadili perkara ini berdasarkan alasan di bawah ini;
m

ub

II. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Tidak Berwenang Secara Relatif Untuk
ka

Mengadili Perkara Ini Karena Sesuai Pedoman Mahkamah Agung


ep

Gugatan Terhadap Tergugat Yang Berdomisili Di Luar Negeri (In casu


ah

Jerman) Harus Diajukan Kepada Pengadilan Negeri Tempat Kedudukan


R

Penggugat (In Casu Pengadilan Negeri Jakarta Barat) (Eksepsi


es

Kompetensi Relatif);
M

ng

on
gu

hal 14 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
19. Buku II Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Perdata

si
Umum Edisi 2007 ("Pedoman Teknis MA") yang diterbitkan oleh
Mahkamah Agung secara tegas mengatur bahwa:

ne
ng
"Dalam hal tergugat berkediaman di luar negeri, gugatan diajukan kepada

do
gu pengadilan negeri di tempat kediaman penggugat." (Vide Pedoman
Teknis MA, Bab II, Bagian D tentang Wewenang Relatif);

In
20. Fakta membuktikan bahwa:
A
(a) Tergugat berkediaman di Jerman; dan;
ah

(b) Penggugat berkediaman di Jakarta Barat;

lik
Kedua fakta ini juga diakui secara tegas oleh Penggugat dalam
halaman 1 gugatannya;
am

ub
21. Karenanya, sesuai dengan Pedoman Teknis MA gugatan Penggugat
harus diajukan kepada pengadilan negeri di tempat kediaman Penggugat,
ep
k

yaitu Pengadilan Negeri Jakarta Barat Dengan kata lain, Pengadilan


ah

Negeri Jakarta Pusat tidak memiliki kewenangan secara relatif untuk


R

si
memeriksa dan mengadili gugatan Penggugat;

III. Tergugat mohon Agar Eksepsi Kompetensi Ini Diperiksa Dan Diputus

ne
ng

Terlebih Dahulu Sebelum Pemeriksaan Atas Pokok Perkara Dimulai;

22. Sesuai dengan ketentuan hukum acara perdata, eksepsi kompetensi

do
gu

haruslah diperiksa dan diputus terlebih dahulu sebelum Majelis Hakim


yang mulia memeriksa materi pokok perkara dalam gugatan ini. Berikut
In
Tergugat kutip beberapa ketentuan hukum yang relevan;
A

(a) . Pasal 125 (2) HIR;


“Akan tetapi jika si tergugat, dalam surat jawabannya tersebut pada
ah

lik

pasal 121, mengemukakan eksepsi (tangkisan) bahwa pengadilan


negeri tidak berkuasa memeriksa perkaranya, maka meskipun ia
m

ub

sendiri atau wakilnya tidak datang, wajiblah pengadilan negeri


mengambil keputusan tentang eksepsi itu, sesudah mendengar
ka

ep

penggugat itu; hanya jika eksepsi itu tidak dibenarkan, pengadilan


negeri boleh memutuskan perkara itu”;
ah

(b) . Pasal 136 HIR;


es

“Eksepsi (tangkisan) yang dikemukakan oleh si tergugat, kecuali


M

ng

on
gu

hal 15 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tentang hal hakim tidak berwenang, tidak boleh dikemukakan dan

si
ditimbang sendiri-sendiri, melainkan harus dibicarakan dan
diputuskan bersama-sama dengan pokok perkara”;

ne
ng
(c) . Pedoman Teknis MA, Bab II, Bagian U Tentang Tangkisan/Eksepsi;
“Tangkisan atau eksepsi yang diajukan oleh tergugat, diperiksa dan

do
gu diputus bersama-sama dengan pokok perkara, kecuali jika eksepsi
itu mengenai tidak berwenangnya Pengadilan Negeri untuk
memeriksa perkara tersebut maka harus diputus dengan putusan

In
A
sela (Pasal 136 HI R)”;
ah

(d) Doktrin dari beberapa ahli hukum yang secara konsisten menyatakan

lik
bahwa Pengadilan Negeri harus pertama-tama menimbang dan
memutuskan eksepsi kompetensi absolut sebelum memeriksa pokok
am

ub
perkara, antara lain : Pendapat ahli M. Yahya Harahap, yang
menyebutkan :
ep
“Berarti, apabila tergugat mengajukan eksepsi yang berisi pernyataan
k

PN tidak berwenang mengadili perkara, baik secara absolut atau


ah

R
relatif:

si
1. hakim menunda pemeriksaan pokok perkara;

ne
ng

2. tindakan yang dapat dilakukan, memeriksa dan memutus


eksepsi terlebih dahulu;

do
tindakan demikian bersifat imperatif, tidak dibenarkan
gu

3.
memeriksa pokok perkara sebelum ada putusan yang
menegaskan apakah PN yang bersangkutan berwenang atau
In
A

tidak memeriksanya. Hakim bebas menjatuhkan putusan


menolak atau mengabulkan eksepsi”;
ah

lik

Pendapat ahli Retnowulan Soetantio, yang menyebutkan :


“Eksepsi mengenai kekuasaan absolut dapat diajukan setiap
m

ub

waktu selama pemeriksaan perkara berlangsung, bahkan hakim


wajib karena jabatannya artinya tanpa diminta oleh pihak
ka

ep

tergugat untuk memecahkan soal berkuasa tidaknya beliau


memeriksa persoalan tersebut dengan tidak usah menunggu
ah

diajukannya keberatan dari pihak yang berperkara”;


R

es
M

ng

on
gu

hal 16 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pendapat ahli Prof. Soepomo, yang menyebutkan :

si
“Terhadap eksepsi tidak berkuasanya hakim itu, pasal 136
mengizinkan adanya pemeriksaan dan putusan tersendiri”;

ne
ng
Pendapat ahli Krisna Harahap. Yang menyebutkan:

“Pasal 136 HIR menyebutkan bahwa kecuali eksepsi yang

do
gu menyangkut kekuasaan hakim secara absolut dan relatif,
eksepsi lain harus dibahas dan diputuskan bersama-sama

In
A
dengan pokok perkara;

23. Oleh karenanya, Tergugat mohon agar Majelis Hakim yang mulia terlebih
ah

lik
dahulu memeriksa dan menjatuhkan putusan atas eksepsi kompetensi
Tergugat, dan menunda pemeriksaan pokok perkara sampai dengan
am

ub
adanya putusan atas eksepsi tersebut;

24. Berdasarkan seluruh uraian di atas, Tergugat mohon agar Majelis Hakim
tidak melanjutkan pemeriksaan atas perkara ini mengingat Pengadilan
ep
k

Negeri Jakarta Pusat tidak memiliki kewenangan baik secara absolute


ah

maupun secara relatif untuk mengadili gugatan Penggugat. Sesuai


R

si
dengan ketentuan Pasal 134 HIR dan Pasal 132 RV, sangat beralasan
bagi Majelis Hakim yang mulia untuk menyatakan bahwa Pengadilan

ne
ng

Negeri Jakarta Pusat tidak mempunyai kewenangan dalam memeriksa


dan mengadili perkara ini, dan selanjutnya menyatakan gugatan

do
gu

Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);

(a) . Pasal 134 HIR:


In
A

"Jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang tidak termasuk


wewenang pengadilan negeri, maka pada sembarang waktu dalam
ah

lik

pemeriksaan perkara itu, boleh diminta supaya hakim mengaku tidak


berwenang, dan hakim itu pun, karena jabatannya, wajib pula
mengaku tidak berwenang"
m

ub

(b) . Pasal 132 RV:


ka

"Dalam hal hakim tidak berwenang karena jenis pokok perkaranya,


ep

maka ia meskipun tidak diajukan tangkisan tentang


ah

ketidakwenangannya, karena jabatan wajib menyatakan dirinya tidak


R

berwenang";
es
M

ng

on
gu

hal 17 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
25. Dalam hal Majelis Hakim berpendapat lain, berikut Tergugat sampaikan

si
jawaban Tergugat terhadap gugatan Penggugat sesuai perintah Majelis
Hakim (walaupun Tergugat telah meminta agar permasalahan mengenai

ne
ng
kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam mengadili perkara
ini diperiksa terlebih dahulu sebelum Tergugat mengajukan jawaban, hal

do
gu mana sesuai dengan ketentuan Pasal 136 HIR );

Mohon dicatat bahwa pengajuan jawaban ini (i) bukanlah pengakuan


Tergugat, dan (ii) tidak dapat dianggap sebagai bukti penundukkan

In
A
Tergugat atas kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk
memeriksa dan mengadilan gugatan Penggugat. Tergugat mengajukan
ah

lik
jawaban dengan itikad baik dan semata- mata agar kepentingannya tidak
sampai dirugikan dalam pemeriksaan perkara ini;
am

ub
C. JAWABAN:
DALAM EKSEPSI:
ep
k

26. Tergugat berkeyakinan bahwa gugatan Penggugat harus dinyatakan


ah

tidak dapat diterima setidaknya berdasarkan salah satu dari alasan-alasan


R

si
sebagaimana diuraikan di bawah ini;

I. Gugatan Penggugat Meminta Pernyataan Batal Atas Perjanjian Yang

ne
ng

Sudah Hapus Akibat Novasi:

27. Penggugat melalui gugatannya meminta agar Pengadilan Negeri Jakarta

do
gu

Pusat menyatakan batal Perjanjian Jual Beli atas dasar adanya penipuan
yang dilakukan oleh Tergugat (quod non) (vide butir 9 gugatan jo. petitum
In
A

gugatan no. 3);

28. Pasal 1381 jo. 1413 KUHPerdata mengatur bahwa perjanjian hapus
ah

lik

antara lain karena pembaruan utang (novasi), baik novasi subjektif


(perubahan atas subjek perjanjian) ataupun novasi objektif (perubahan
m

ub

atas objek perjanjian);


(a) . Pasal 1381 KUHPerdata;
ka

"Perikatan hapus:
ep

karena pembaruan utang”


ah

(b) . Pasal 1413 KUHPerdata;


R

"Ada tiga macam jalan untuk pembaruan utang:


es
M

1. Bila seorang debitur membuat suatu perikatan utang baru untuk


ng

on
gu

hal 18 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepentingan kreditur yang menggantikan utang lama, yang

si
dihapuskan karenanya;
2. Bila seorang debitur baru ditunjuk untuk menggantikan debitur

ne
ng
lama, yang oleh kreditur dibebaskan dan perikatannya;
3. Bila sebagai akibat suatu persetujuan baru seorang kreditur

do
gu baru ditunjuk untuk menggantikan
terhadapnya debitur dibebaskan dan perikatannya";
kreditur lama, yang

In
A
29. Mohon perhatian Majelis Hakim yang mulia bahwa "kewajiban Penggugat
untuk membayar harga Mesin Rajut Produksi Tergugat" kepada Tergugat
ah

berdasarkan Perjanjian Jual Beli telah dinovasi menjadi "kewajiban

lik
pembayaran utang biasa" dengan segala syarat-syarat dan ketentuan
yang juga baru sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Utang Piutang.
am

ub
Dengan kata lain, telah terjadi novasi objektif terhadap Perjanjian Jual Beli
yang posisinya saat ini digantikan oleh Perjanjian Utang Piutang;
ep
k

30. Oleh karenanya, Perjanjian Jual Beli demi hukum telah hapus atau
ah

berakhir, sehingga tidak mungkin lagi untuk diminta dinyatakan batal.


R

si
Gugatan Penggugat yang meminta pengadilan untuk menyatakan batal
perjanjian yang sudah tidak ada tentulah harus dinyatakan tidak dapat

ne
ng

diterima;

II. Penggugat Tidak Memiliki Alas Hak (Legal Standing) Untuk Mengajukan

do
gu

Tuntutan Pernyataan Batal Atas perjanjian Jual Beli Karena Penggugat


Telah Mengakui Keabsahan Perjanjian Tersebut Dengan Cara
In
Melaksanakan Sebagian Kewajibannya;
A

31. Hukum perdata Indonesia, antara lain melalui keberadaan Pasal 1892 (3)
ah

lik

KUHPerdata, mengenal prinsip hukum "rechtsverwerking" dimana suatu


pihak dianggap telah melepaskan haknya untuk mengajukan
keberatanterhadap suatu perjanjian apabila pihak tersebut telah
m

ub

melaksanakan isi perjanjian secara sukarela;


ka

Pasal 1892(3) KUHPerdata;


ep

"Pembenaran, penguatan atau pelaksanaan suatu perikatan secara


ah

sukarela dalam bentuk daripada saat yang diharuskan oleh undang-


R

undang, dianggap sebagai suatu pelepasan upaya pembuktian serta


es

tangkisan-tangkisan yang sedianya dapat diajukan terhadap akta itu";


M

ng

on
gu

hal 19 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
32. Fakta membuktikan bahwa Penggugat telah secara sukarela

si
melaksanakan hak dan kewajibannya dalam Perjanjian Jual Beli, yaitu
antara lain menerima Mesin Rajut Produksi Tergugat dan melakukan

ne
ng
sebagian pembayaran atas harga mesin tersebut kepada Tergugat;

33. Dengan demikian, sesuai dengan prinsip hukum "rechtsverwerking' Penggugat

do
gu tidak lagi berhak untuk meminta pernyataan batal atas Perjanjian Jual
Beli, dan untuk itu mohon agar Majelis Hakim yang mulia menyatakan

In
bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
A
III. Gugatan Penggugat Kabur Karena Posita Dan Petitumnya Saling
ah

lik
Bertentangan;

34. Berdasarkan butir 5 dan 7 posita gugatan Penggugat, terlihat jelas bahwa
am

ub
Penggugat mempersoalkan tindakan wanprestasi dari Tergugat yang
tidak menepati janjinya untuk mengirimkan suku cadang Mesin Rajut
Produksi Tergugat kepada Penggugat (quod non);
ep
k

(a) . Butir 5 posita gugatan Penggugat;


ah

"Bahwa tanpa menaruh curiga Penggugat mencoba beberapa kali


R

si
memesan (order) suku cadang (spare parts) yang pada awalnya
dalam setiap korespondensi Tergugat selalu menjanjikan untuk

ne
ng

mengirimkan kepada Pengunggat";

(b) . Butir 7 posita gugatan Penggugat;

do
gu

"Bahwa usaha untuk meminta agar di kirimkan suku cadang (spare


parts) secara terus-menerus dilakukan dimana kembali Penggugat
In
A

mohon agar Tergugat mengirimkan suku cadang (spare parts), akan


tetapi Tergugat tetap menolak ...";
ah

lik

35. Namun demikian, dalam petitum gugatannya Penggugat justru meminta


agar Tergugat dinyatakan telah melakukan perbuatan melanggar hukum,
m

ub

dan bukan dinyatakan telah melakukan wanprestasi;


ka

36. Mahkamah Agung dalam berbagai Yurisprudensinya telah berulang kali


ep

menegaskan bahwa gugatan yang antara posita dan petitumnya tidak


sejalan atau saling bertentangan adalah gugatan yang tidak jelas
ah

ataukabur, dan karenanya harus dinyatakan tidak dapat diterima. Berikut


es

beberapa Yurisprudensi terkait;


M

ng

on
gu

hal 20 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(a) . Putusan Mahkamah Agung No. 879K/Pdt/1997 tanggal 29 Januari

si
2001, yang pada pokoknya menyatakan: "Dalam posita gugatan
didasarkan atas perjanjian, namun dalam petitum dituntut agar

ne
ng
tergugat dinyatakan melakukan perbuatan melawan hukum,
konstruksi gugatan seperti itu mengandung kontradiksi, dan gugatan

do
gu dikategorikan kabur sehingga tidak dapat diterima";
(b) . Putusan Mahkamah Agung No. 586 K/Pdt/2000 tanggal 23 Me 2001,
yang pada pokoknya menyatakan:

In
A
"Bilamana terdapat perbedaan ... dalam posita dan petitum, maka
petitum tidak mendukung posita karena itu gugatan dinyatakan tidak
ah

lik
dapat diterima sebab tidak jelas dan kabur";
(c) . Putusan Mahkamah Agung No. 1075 K/Sip/1982 tanggal 8
am

ub
Desember 1982, yang pada pokoknya menyatakan:
"Suatu gugatan perdata yang diajukan ke Pengadilan menurut
Hukum Acara Perdata, antara petitum dan posita harus ada
ep
k

hubungan satu sama lain, dalam arti bahwa petitum (tuntutan)


ah

haruslah didukung oleh posita/fundamentum petendi yang diuraikan


R

si
baik faktanya maupun segi hukumnya yang diuraikan dengan jelas
dalam gugatannya. Bilamana syarat ini tidak dipenuhi, maka gugatan

ne
ng

tersebut oleh pengadilan atau Mahkamah Agung akan diberikan


putusan yang amarnya 'Gugatan tidak dapat diterima";

do
gu

37. Ketidakjelasan gugatan Penggugat diperparah dengan fakta adanya


pencampuran antara dalil-dalil tentang wanprestasi dengan dalil-dalil
In
A

tentang perbuatan melawan hukum di dalam gugatan tersebut Penggugat


di satu sisi mendalilkan bahwa Tergugat telah melakukan tindakan
ah

wanprestasi (vide butir 5 dan 7 gugatan sebagaimana dikutip di atas),


lik

namun di sisi lain Penggugat juga mendalilkan bahwa Tergugat telah


melakukan perbuatan melawan hukum berupa penipuan terhadap
m

ub

Penggugat (vide butir 8 dan 9 gugatan);


ka

38. Menurut Mahkamah Agung, gugatan yang mencampuradukkan antara


ep

dalil-dalil tentang wanprestasi dengan dalil-dalil mengenai perbuatan


ah

melawan hukum adalah gugatan yang kabur dan harus dinyatakan tidak
R

dapat diterima. Berikut beberapa Yurisprudensi Mahkamah Agung yang


es

relevan dalam hal ini


M

ng

on
gu

hal 21 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(a) . Putusan Mahkamah Agung No. 879K/Pdt/1997 tanggal 29 Januari

si
2001, yang pada pokoknya menyatakan:
"Penggabungan Perbuatan Melawan Hukum dengan Wanprestasi

ne
ng
dalam satu gugatan melanggar tata tertib beracara, atas alasan
keduanya harus diselesaikan tersendiri";

do
gu (b) . Putusan Mahkamah Agung No. 1875 K/Pdt/1984 tanggal 24 April
1986, yang pada pokoknya menyatakan:

In
"Penggabungan gugatan Perbuatan Melawan Hukum dengan
A
Perbuatan Ingkar Janji tidak dapat dibenarkan dalam tata tertib
beracara dan harus diselesaikan tersendiri pula";
ah

lik
39. Dengan demikian, terbukti bahwa gugatan Penggugat adalah gugatan
yang kabur atau tidak jelas, dan sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah
am

ub
Agung gugatan tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima;

40. Berdasarkan seluruh uraian di atas, terbukti bahwa gugatan Penggugat


ep
k

mengandung cacat-cacat formil, sehingga beralasan bagi Majelis Hakim


ah

yang mulia untuk menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat


R
diterima ;

si
DALAM POKOK PERKARA:

ne
ng

41. Tergugat menolak, membantah dan menyangkal seluruh dalil yang


dikemukakan oleh Penggugat dalam gugatannya, kecuali atas hal-hal

do
gu

yang diakui secara tegas dan tertulis oleh Tergugat;

42. Hal-hal yang telah diuraikan pada bagian eksepsi di atas mohon dianggap
In
A

sebagai bagian yang integral dan tidak terpisahkan dari jawaban dalam
pokok perkara;
ah

lik

43. Tergugat mohon agar Majelis Hakim yang mulia menolak seluruh dalil
Penggugat yang menuduh bahwa Tergugat telah melakukan penipuan
m

ub

atau perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat sehubungan


dengan pembuatan Perjanjian Jual Beli, berdasarkan alasan-alasan yang
ka

diuraikan di bawah ini;


ep

Alasan Ke-1 : Tidak Ada Aturan Hukum Yang Menentukan Bahwa


ah

Perjanjian Jual Beli Barang Harus Memuat Pula Pengaturan Tentang


R

Suku Cadang Dari Barang Tersebut;


es
M

ng

on
gu

hal 22 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
44. Tergugat dengan ini mensomir Penggugat untuk menunjukkan dasar

si
hukum yang mengatur bahwa:
(a) suatu perjanjian jual beli barang harus pula memuat pengaturan

ne
ng
tentang suku cadang dari barang dimaksud;
(b) suatu perjanjian jual beli barang harus memuat pula perjanjian jual

do
gu beli suku cadang terkait; dan;
(c) seorang penjual wajib menjual barang dagangannya berikut suku
cadang terkait;

In
A
Apabila Penggugat tidak dapat menunjukkan dasar hukum atas ketiga hal
di atas, mohon agar Majelis Hakim yang mulia menolak gugatan
ah

lik
Penggugat;

Alasan Ke-2 : Penggugat Telah Memahami Dengan Baik Isi Dan


am

ub
Ketentuan Perjanjian Jual Beli Sebelum Menandatanganinya;

45. Merujuk pada asas kebebasan berkontrak (vide Pasal 1338


ep
k

KUHPerdata), maka masalah apakah suatu perjanjian jual beli barang


perlu memuat pula pengaturan mengenai suku cadang dari barang yang
ah

R
dijual sepenuhnya diserahkan kepada kesepakatan para pihak. Dalam hal

si
ini apabila para pihak, khususnya Penggugat, menganggap bahwa

ne
ng

pengaturan mengenai suku cadang dalam Perjanjian Jual Beli adalah hal
yang penting, maka seharusnya Penggugat mendiskusikannya dengan
Tergugat dan meminta agar hal tersebut dimasukkan ke dalam Perjanjian

do
gu

Jual Beli;

46. Fakta membuktikan bahwa sepanjang proses pembuatan Perjanjian Jual


In
A

Beli Penggugat sama sekali tidak pernah menyinggung mengenai


masalah suku cadang dari Mesin Rajut Produksi Tergugat (misalnya
ah

lik

tentang dimana saja suku cadang dapat diperoleh);

Dalam hal ini, mohon perhatian Majelis Hakim yang mulia bahwa
m

ub

Penggugat bukanlah seorang pembeli biasa, melainkan pembeli


berpengalaman Penggugat telah memulai usaha produksi kain dengan
ka

ep

menggunakan mesin rajut sejak tahun 1975, atau dengan kata lain lain 20
tahun sebelum Penggugat menandatangani Perjanjian Jual Beli Sebelum
ah

membeli 57 unit mesin rajut dari Tergugat, Penggugat tentunya telah


R

berulang kali melakukan pembelian mesin rajut dari pihak lain. Bahkan
es
M

fakta membuktikan bahwa Penggugat memiliki ratusan mesin rajut;


ng

on
gu

hal 23 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
47. Selain karena Penggugat adalah pembeli yang berpengalaman,

si
Penggugat juga telah mengerti dan mengetahui dengan persis isi
Perjanjian Jual Beli sebelum Penggugat menandatanganinya oleh karena

ne
ng
perjanjian tersebut dibuat di hadapan seorang notaris (in casu Turut
Tergugat) (hal mana diakui oleh Penggugat dalam butir 1 gugatannya),

do
gu dimana salah satu kewajiban notaris dalam pembuatan akta adalah
membacakan serta menerangkan isi dari akta yang dibuat di hadapannya
kepada para pihak agar para pihak dapat memahami isi akta tersebut

In
A
dengan baik sebelum menandatanganinya (vide Pasal 28 Paragraf 1
Staatsblaad 1860 No. 3 tentang Peraturan Jabatan Notaris di Indonesia
ah

lik
yang berlaku pada saat Perjanjian Jual Beli dibuat);

Pasal 28 Paragraf 1 Staatsblaad 1860 No. 3:


am

ub
"Notaris harus membacakan akta tersebut di hadapan para pihak dan
saksi- saksi";
ep
k

Dalam hal ini, apabila Penggugat tidak menyetujui isi atau materi
kesepakatan dari Perjanjian Jual Beli, Penggugat selalu dapat menolak
ah

R
untuk menandatangani perjanjian tersebut;

si
48. Oleh karenanya, dalil Penggugat yang menggambarkan seolah-olah

ne
ng

pada saat penandatanganan Perjanjian Jual Beli Penggugat tidak


mengetahui bahwa perjanjian tersebut tidak memuat pengaturan

do
gu

mengenai suku cadang (quod non) adalah dalil yang tidak benar dan
mengandung itikad buruk, terutama mengingat Penggugat baru
mendalilkannya sekitar 20 tahun setelah Penggugat membuat Perjanjian
In
A

Jual Beli dan menikmati Mesin Rajut Produksi Tergugat tanpa harus
membayarnya secara penuh Penggugat dan Tergugat bahkan telah
ah

lik

melakukan novasi atas Perjanjian Jual Beli tersebut;

49. Berdasarkan alasan penolakan gugatan kesatu dan kedua di atas, maka
m

ub

dalil-dalil Penggugat dalam butir 2 gugatan harus ditolak;


Alasan Ke-3: Penggugat Dapat Memperoleh Suku Cadang Mesin Rajut
ka

ep

Produksi Tergugat Dari Banyak Tempat Selain Dari Tergugat;


ah

50. Tergugat dengan tegas membantah dalil-dalil dalam butir 3 dan 8 gugatan
R

Penggugat;
es

51. Fakta membuktikan bahwa Penggugat dapat memperoleh atau membeli


M

ng

on
gu

hal 24 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
suku cadang Mesin Rajut Produksi Tergugat dari pihak-pihak lain selain

si
dari Tergugat. Lagi pula, sekalipun benar Penggugat hanya dapat
memperoleh suku cadang Mesin Rajut Produksi Tergugat dari Tergugat

ne
ng
(quod non), Penggugat selaku pembeli berpengalaman telah mengetahui
hal tersebut sejak awal sebelum menandatangani Perjanjian Jual Beli;

do
gu 52. Lebih lanjut, Tergugat tidak mungkin menentukan atau mengatur daya
tahan serta umur dari Mesin Rajut Produksi Tergugat dan suku

In
cadangnya karena hal tersebut tergantung pada banyak faktor, seperti
A
bagaimana cara Penggugat menggunakan mesin tersebut dan apakah
Penggugat melakukan servis rutin atas Mesin Rajut Produksi Tergugat.
ah

lik
Sekalipun benar Tergugat dapat mengatur masa berlaku dari suku
cadang Mesin Rajut Produksi Tergugat (quod non), hal tersebut tidak ada
am

ub
hubungannya dengan tuduhan Penggugat bahwa pada saat masa
berlaku suku cadang berakhir Penggugat harus membeli suku cadang
ep
dari Tergugat;
k

53. Mohon juga perhatian Majelis Hakim yang mulia bahwa Penggugat dalam
ah

R
gugatannya sama sekali tidak membuktikan secara jelas tentang apakah

si
yang menjadi penyebab kerusakan Mesin Rajut Produksi Tergugat yang

ne
ng

dibeli Penggugat dari Tergugat. Sangat mungkin kerusakan tersebut


disebabkan oleh kesalahan Penggugat sendiri, dan kemudian Penggugat
justru menyalahgunakan keadaan tersebut sebagai alasan untuk

do
gu

mengajukan gugatan a quo dan menuntut permintaan batal atas


Perjanjian Jual Beli dan Perjanjian Utang Piutang guna menghindari
In
A

kewajibannya kepada Tergugat


Alasan Ke-4: Tergugat Tidak Pernah Melakukan Hal Apapun Yang
ah

lik

Mengakibatkan Turunnya Usaha Penggugat (Sekalipun Benar Usaha


Penggugat Telah Menurun);
m

ub

54. Mohon perhatian Majelis Hakim yang mulia bahwa faktanya usaha
Penggugat sampai dengan saat ini masih berjalan dengan sangat baik,
ka

dimana Penggugat adalah salah satu eksportir kain terbesar di Asia


ep

Tenggara. Penggugat beserta grupnya mengekspor produk-produknya ke


ah

Jepang, Hongkong, Cina dan Amerika


R

es

55. Karenanya, tidak benar dalil Penggugat yang mengatakan bahwa


M

Penggugat tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan


ng

on
gu

hal 25 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kewajiban pembayarannya kepada Tergugat (vide butir 7 gugatan);

si
56. Sekalipun benar hal-hal yang disampaikan oleh Penggugat:
(a) Mesin Rajut Produksi Tergugat yang dibeli Penggugat dari Tergugat

ne
ng
mengalami kerusakan atau tidak dapat beroperasi, dan;
(b) usaha Penggugat mengalami penurunan;

do
gu maka kedua hal tersebut tidak memiliki hubungan sebab akibat karena
fakta membuktikan bahwa Penggugat memiliki ratusan unit mesin rajut;

In
sedangkan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Tergugat hanya menjual 57
A
unit mesin rajut kepada Penggugat, atau dengan kata lain mesin rajut
yang dijual Tergugat hanyalah sebagai kecil dari total seluruh mesin rajut
ah

lik
yang dimiliki oleh Penggugat. Artinya, jika benar seluruh (57 unit) Mesin
Rajut Produk Tergugat tidak dapat beroperasi, Penggugat masih memiliki
am

ub
ratusan unit mesin rajut lainnya untuk terus memproduksi dan menjual
kain dalam rangka memperoleh keuntungan;
ep
k

57. Dengan demikian, dalil Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat


seolah-olah telah menyebabkan turunnya usaha atau produksi kain
ah

R
Penggugat dengan tidak mengirimkan suku cadang Mesin Rajut Produksi

si
Tergugat sehingga mesin tersebut tetap dalam keadaan rusak (vide butir

ne
ng

7 gugatan) harus ditolak karena dalil tersebut terbukti tidak benar serta
tidak berdasar;

do
gu

Alasan Ke-5: Tergugat Tidak Pernah Melakukan Penipuan Apapun


Terhadap penggugat;
In
58. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana, tindakan "penipuan"
A

dapat dilakukan dengan elemen-elemen yang telah ditentukan secara


limitatif sebagai berikut:
ah

lik

(a) , nama palsu atau martabat palsu;


(b) , tipu muslihat; atau;
m

ub

(c) , rangkaian kebohongan;


Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata “tipu”
ka

sebagai perbuatan atau perkataan yang bohong atau palsu dengan


ep

maksud untuk menyesatkan;


ah

59. Fakta membuktikan bahwa Tergugat tidak pernah memberikan


R

es

pernyataan yang bersifat bohong atau palsu kepada Penggugat terkait


M

dengan pembuatan Perjanjian Jual Beli. Misalnya, Tergugat tidak pernah


ng

on
gu

hal 26 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menyatakan bahwa suku cadang dari Mesin Rajut Produksi Tergugat

si
dapat diperoleh dari banyak tempat dalam rangka membujuk Penggugat
agar mau membuat Perjanjian Jual Beli. Karenanya, Tergugat tidak

ne
ng
pernah melakukan kebohongan atau penipuan mengenal hal ini, apalagi
faktanya Penggugat memang dapat memperoleh suku cadang Mesin

do
gu Rajut Produksi Tergugat dari pihak lain selain Tergugat;

60. Pasal 1328 KUHPerdata secara tegas mengatur bahwa penipuan tidak

In
dapat hanya dikira-kira, melainkan harus dibuktikan. Karenanya, Tergugat
A
mensomir Penggugat untuk membuktikan dengan alat bukti yang sah
bahwa Tergugat telah menggunakan nama/martabat palsu atau
ah

lik
menyampaikan pernyataan-pernyataan yang bersifat bohong atau palsu
sehubungan dengan pembuatan Perjanjian Jual Beli;
am

ub
61. Lebih lanjut:
(a) Dalil Penggugat yang mengatakan bahwa Tergugat telah melakukan
ep
penipuan dengan melalaikan janjinya untuk mengirimkan suku
k

cadang mesin rajut kepada Penggugat (vide butir 5 dan 6 gugatan)


ah

adalah dalil yang jelas- jelas keliru karena:


R

si
tidak pernah ada perjanjian jual beli suku cadang mesin rajut antara
Penggugat dan Tergugat; dan kalaupun perjanjian tersebut ada

ne
ng

(quod non), maka kelalaian Tergugat menepati janjinya untuk


mengirimkan suku cadang mesi rajut kepada Penggugat bukanlah

do
gu

merupakan suatu penipuan, melainkan tindakan wanprestasi;

(b) Dalil Penggugat yang mengatakan bahwa Tergugat dengan sengaja


In
A

melakukan tipu muslihat mengenai objek perjanjian, yaitu mengenai


ketersediaan suku cadang (vide butir 8), sungguh tidak tepat dan
ah

lik

mengada- ada karena yang menjadi objek Perjanjian Jual Beli adalah
57 unit Mesin Rajut Produksi Tergugat, dan bukan suku cadang dari
m

ub

mesin tersebut;
Alasan Ke-6: Perjanjian Jual Beli Telah Dibuat Secara Sah;
ka

ep

62. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata Perjanjian Perjanjian


Jual Beli telah dibuat secara sah:
ah

(a) Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;


R

es

Berdasarkan Perjanjian Jual Beli dan fakta bahwa Penggugat telah


M

menerima haknya dan melaksanakan sebagian kewajibannya, yaitu


ng

on
gu

hal 27 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menerima 57 unit Mesin Rajut Produksi Tergugat serta membayar

si
sebagian harga mesin tersebut, jelas bahwa Penggugat dan
Tergugat telah sepakat melakukan Perjanjian Jual Beli;

ne
ng
(b) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
Perjanjian Jual Beli telah ditandatangani oleh pihak-pihak yang

do
gu berwenang untuk mewakili Penggugat dan Tergugat. Hal ini juga
tidak pernah dipermasalahkan oleh Penggugat;
(c) Suatu hal tertentu;

In
A
Objek Perjanjian Jual Beli adalah 57 unit Mesin Rajut Produksi
Tergugat (dan bukan suku cadang dari mesin tersebut);
ah

lik
(d) Suatu sebab yang tidak terlarang;
Tidak ada satupun aturan hukum yang melarang penjualan mesin
am

ub
rajut. Hal ini juga tidak pernah dipermasalahkan oleh Penggugat;

63. Oleh karena Perjanjian Jual Beli terbukti dibuat secara sah, maka novasi
ep
k

atas Perjanjian Jual Beli menjadi Perjanjian Utang Piutang juga sah
ah

secara hukum;
R

si
64. Lebih jauh, sekalipun benar dalil Penggugat yang menyatakan bahwa
telah terjadi penipuan dalam pembuatan Perjanjian Jual Beli (quod non),

ne
ng

maka hal tersebut merupakan pelanggaran syarat subjektif perjanjian,


yaitu "cacatnya kata sepakat" (m casu Pasal 1320(1) jo. Pasal 1321

do
gu

KUHPerdata), dan bukan pelanggaran syarat objektif perjanjian berupa


"suatu hal tertentu" sebagaimana didalilkan Penggugat;
In
A

65. Sesuai dengari asas hukum perjanjian, pelanggaran syarat subjetif tidak
secara otomatis mengakibatkan perjanjian menjadi batal demi hukum.
ah

lik

Artinya, Perjanjian Jual Beli tetap sah secara hukum. Terlebih, sampai
dengan saat Perjanjian Jual Beli dinovasi menjadi Perjanjian Utang
Piutang pada tahun 1999 Penggugat tidak pernah mengajukan
m

ub

pembatalan atas Perjanjian Jual Beli;


ka

Alasan Ke-7 : Tergugat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Melawan


ep

Hukum Apapun Terhadap Penggugat;


ah

66. Berdasarkan fakta-fakta hukum sebagai berikut:


R

(a) tidak ada satupun aturan hukum yang menentukan bahwa Perjanjian
es

Jual Beli harus pula memuat pengaturan tentang suku cadang dari
M

ng

on
gu

hal 28 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
barang tersebut;

si
(b) tidak ada satupun aturan hukum yang mewajibkan Tergugat untuk
menjual Mesin Rajut Produksi Tergugat secara bersama-sama

ne
ng
dengan suku cadangnya;
(c) . Penggugat telah memahami dengan baik isi dan ketentuan

do
gu Perjanjian Jual Beli sebelum menandatanganinya;
(d) . Penggugat dapat memperoleh atau membeli suku cadang Mesin
Rajut Produksi Tergugat dari banyak tempat selain dari Tergugat;

In
A
(e) , sekalipun benar Penggugat hanya dapat memperoleh suku cadang
Mesin Rajut Produksi Tergugat dari Tergugat (quod non), Penggugat
ah

lik
selaku pembeli berpengalaman telah mengetahui hal tersebut sejak
awal sebelum menandatangani Perjanjian Jual Beli;
am

ub
(f) . Tergugat tidak pernah melakukan penipuan apapun terhadap
Penggugat, termasuk terkait pembuatan Perjanjian Jual Beli;
(g) , sekalipun pun benar 57 unit Mesin Rajut Produksi Tergugat yang
ep
k

dibeli Penggugat dari Tergugat mengalami kerusakan dan tidak


ah

dapat beroperasi, hal tersebut bukanlah penyebab dari turunnya


R

si
usaha Penggugat (quod non) karena Penggugat masih memiliki
ratusan unit mesin rajut lainnya untuk terus memproduksi dan

ne
ng

menjual kain dalam rangka memperoleh keuntungan;


(h) . Tergugat tidak memiliki kewajiban apapun untuk mengirimkan suku

do
gu

cadang mesin rajut kepada Penggugat karena tidak pernah ada


perjanjian jual beli suku cadang mesin rajut antara Penggugat dan
In
Tergugat;
A

(1). sekalipun benar Penggugat dan Tergugat pernah membuat perjanjian


ah

jual beli suku cadang mesin rajut (quod non), maka kelalaian
lik

Tergugat menepati janjinya untuk mengirimkan suku cadang tersebut


kepada Penggugat bukan merupakan suatu penipuan, melainkan
m

ub

tindakan wanprestasi; maka terbukti bahwa Tergugat tidak pernah


ka

melakukan perbuatan melawan hukum apapun terhadap Penggugat;


ep

DALAM PROVISI:
ah

Permohonan Putusan Provisi Penggugat Harus Ditolak Karena Tidak


R

Memenuhi Ketentuan Pasal 180 (1) HIR Jo. Pasal 54 RV Maupun Surat
es

Edaran Mahkamah Agung;


M

ng

on
gu

hal 29 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
67. Sesuai dengan ketentuan hukum acara yang berlaku, penggugat yang

si
berkeinginan untuk mengajukan permohonan putusan provisi harus
memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 180 (1) HIRjo.

ne
ng
Pasal 54 RV;

(a) . Pasal 180 (1) HIR mengatur bahwa:

do
"Ketua pengadilan negeri dapat memerintahkan supaya putusan itu
gu dapat dijalankan dahulu biarpun ada perlawanan ataupun bandingan,
jika ada surat yang sah, suatu surat tulisan yang menurut aturan yang

In
A
berlaku dapat diterima sebagai bukti, atau jika ada hukuman lebih
dahulu dengan keputusan yang sudah mendapat kekuasaan pasti,
ah

lik
demikian juga jika yang dikabulkan tuntutan dahulu, atau di dalam
perselisihan mengenai hak kepunyaan";
am

ub
(b) . Pasal 54 RV mengatur bahwa:
“Putusan serta merta atau putusan sementara dapat diberikan oleh
hakim meskipun terdapat perlawanan atau banding, apabila:
ep
k

1. Putusan sementara didasarkan pada alat bukti yang otentik;


ah

2. Putusan sementara didasarkan pada akta di bawah tangan yang


R

si
diakui oleh pihak yang menggunakan akta tersebut sebagai
landasan perbuatannya, atau jika akta tersebut diakui menurut

ne
ng

hukum, dan diakui apabila perkara diputus tanpa kehadiran pihak


tergugat (verstek);

do
gu

3. Dalam putusan condemnatoir, terdapat putusan terdahulu yang


terhadapnya tidak dilakukan banding atau perlawanan";
In
A

68. Berdasarkan Pasal 180 (1) HIR dan Pasal 54 RV tersebut di atas, suatu
permohonan putusan provisi hanya dapat dikabulkan jika terpenuhinya
ah

syarat-syarat sebagai berikut:


lik

(a). Terdapatnya bukti otentik atau tulisan tangan yang menurut hukum
m

ub

memiliki kekuatan sebagai alat bukti yang sempurna yang


membuktikan seluruh dalil penggugat
ka

(b) .Terdapatnya putusan pengadilan yang final dan mengikat yang


ep

membuktikan secara sempurna kebenaran seluruh dalil penggugat;


ah

(c) .Terdapat putusan provisi yang dikabulkan sebelumnya;


R

(d) .Perkara yang dipersengketakan mengenai perselisihan tentang


es

'bezitrecht”;
M

ng

on
gu

hal 30 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
69. Fakta membuktikan bahwa tidak ada satupun syarat yang diwajibkan oleh

si
Pasal 180 (1) HIR jo. Pasal 54 RV dipenuhi oleh Penggugat dalam
permohonan provisinya, yaitu:

ne
ng
(a) Tidak ada bukti otentik yangmembuktikan seluruh gugatan
Penggugat;

do
gu (b) Tidak ada putusan pengadilan yang finaldan
membuktikan secara sempurna kebenaran seluruh dalil Penggugat;
mengikat yang

In
A
(c) Gugatan Penggugat bukan mengenai perselisihan tentang
"bezitrecht”, melainkan mengenai permintaan pernyataan batal atas
ah

lik
Perjanjian Jual Beli;

70. Dalam gugatannya, Penggugat juga tidak dapat membuktikan adanya hal
am

ub
yang "sangat istimewa" sebagai dasar untuk mengabulkan permohonan
putusan provisi yang diajukannya sebagaimana digariskan dalam Surat
ep
Edaran Mahkamah Agung Nomor 06 Tahun 1975;
k

71. Lebih lanjut, mohon juga perhatian Majelis Hakim yang mulia atas hal-hal
ah

R
sebagai berikut:

si
(a) . Ahli Hukum M Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya yang berjudul

ne
ng

"Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Penyitaan, Pembuktian,


dan Putusan Pengadilan", Cetakan Ketiga, Penerbit Sinar Grafika,
Jakarta, tahun 2005, pada halaman 901 menyatakan bahwa :

do
gu

"Mengenai sifat penerapan Pasal 180, Pasal 191 RBG perlu disadari
hakim:
In
A

1. Sifatnya adalah fakultatif, yakni hakim dapat mengabulkan dan


memerintahkan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu;
ah

lik

2. Sifatnya bukan imperatif, oleh karena itu hakim tidak wajib untuk
mengabulkannya";
m

ub

(b) . Surat Edaran Mahkamah Agung No. 4 Tahun 2001 tentang

Permasalahan Putusan Serta Merta (Uiboerbaard Bij Voorraad) dan


ka

Provisional jo. Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2000


ep

tentang hal yang sama menentukan bahwa pelaksanaan putusan


ah

provisi hanya dapat dilakukan apabila adanya pemberian jaminan


R

yang nilainya sama dengan nilai barang/objek eksekusi agar tidak


es
M

menimbulkan kerugian pada pihak lain apabila ternyata di kemudian


ng

on
gu

hal 31 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hari dijatuhkan putusan yang membatalkan putusan pengadilan

si
tingkat pertama;

72. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, terbukti bahwa permohonan

ne
ng
putusan provisi yang diajukan oleh Penggugat tidak sesuai dengan
ketentuan hukum acara perdata yang berlaku, dan karenanya

do
gu permohonan
dikesampingkan;
tersebut harus ditolak atau setidak-tidaknya

In
A
D. PETITUM:

Berdasarkan Uraian Fakta dan Ketentuan Hukum Di Atas, Tergugat mohon


ah

lik
kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menjatuhkan
putusan dengan amar sebagai berikut :
am

ub
Dalam Eksepsi Kompetensi;
1. Menerima dan mengabulkan eksepsi kompetensi Tergugat untuk
seluruhnya;
ep
k

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang untuk


ah

mengadili gugatan Penggugat;


R

si
3. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
verklaard);

ne
ng

4. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam


perkara ini;

do
gu

Dalam Eksepsi Pokok Perkara:


1. Menerima dan mengabulkan eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
In
A

2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk


verklaard);
ah

lik

3. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam


perkara ini;
m

ub

Dalam Provisi;

Menolak permohonan putusan provisi Penggugat untuk seluruhnya;


ka

ep

Dalam Pokok Perkara:


ah

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


R

2. Menyatakan Equipment Payment Rescheduling Agreement tertanggal 26


es
M

Agustus 1999, Agreement on Fiduciary Transfer of Propriety Rights for


ng

on
gu

hal 32 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Security Purposes tertanggal 26 Agustus 1999 dan Amendment to

si
Equipment Payment Rescheduling Agreement tertanggal 22 Desember
2004 (in casu Perjanjian Utang Piutang) sah dan mengikat Penggugat

ne
ng
dan Tergugat;

3. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam

do
gu Atau:
perkara ini;

In
A
Apabila Majelis Hakim yang mulia berpendapat lai, Tergugat mohon putusan
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) demi keadilan berdasarkan Ketuhanan
ah

lik
Yang Maha Esa;

Memperhatikan dan mengutip hal-hal yang tercantum dalam


am

ub
salinan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 3 Juli 2014
Nomor 378/Pdt.G/2013/PN.JKT.PST. dalam perkara antara kedua
belah pihak yang amarnya sebagai berikut :-------------------------------------------
ep
k

1. Mengabulkan eksepsi Tergugat;


ah

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili


R

si
perkara ini;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.

ne
ng

316.000, 00 (Tiga ratus Enam belas ribu Rupiah);

Membaca, bahwa berdasarkan Risalah Pernyataan Permohonan

do
gu

Banding Nomor 110/SRT.PDTBDG/2014/PN.JKT.PST jo. Nomor


378/Pdt.G/2013/PN.JKT.PST., tanggal 23 Juli 2014, yang dibuat oleh
In
HJ. WATTY WIARTI, SH., MH., wakil Panitera Pengadilan Negeri Jakarta
A

Pusat yang menerangkan bahwa Pembanding semula Penggugat telah


menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Jakarta
ah

lik

Pusat Nomor 378/Pdt.G/2013/PN.JKT.PST tanggal 3 Juli 2014 dan


dengan resmi telah diberitahukan kepada Terbanding semula
m

ub

Tergugat pada tanggal 10 Oktober 2014, kepada Terbanding II semula


Turut Tergugat pada tanggal 9 Oktober 2014 ;---------------------------------------
ka

ep

Membaca, bahwa Pembanding semula Penggugat telah


mengajukan Memori banding tertanggal 10 Oktober 2014, yang telah
ah

diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada


R

es

tanggal 10 Oktober 2014, dan dengan resmi telah diberitahukan kepada


M

pihak Terbanding semula Penggugat melalui Pengadilan Negeri


ng

on
gu

hal 33 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jakarta Selatan pada tanggal 25 Februari 2015, dan kepada Terbanding

si
II semula Turut Tergugat melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
pada tanggal 25 Februari 2015, ;---------------------------------------------------------

ne
ng
Membaca, bahwa Terbanding I semula Tergugat telah
mengajukan Kontra Memori Banding tertanggal 27 Agustus 2015, yang

do
gu telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan
padatanggal 27 Agustus 2015 , dan dengan resmi telah diberitahukan
Negeri Jakarta Pusat

kepada pihak Pembanding semula Penggugat pada tanggal 8 Oktober

In
A
2015, dan kepada Terbanding II semula Turut Tergugat pada tanggal
26 September 2015, ;-----------------------------------------------------------------------
ah

lik
Membaca, bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal
10 Oktober 2015, telah memberi kesempatan kepada Terbanding I
am

ub
semula Tergugat dan pada tanggal 9 Oktober 2014 kepada Terbanding II
semula Turut Tergugat, untuk mempelajari berkas perkara dalam tenggang
waktu selama 14 (empat belas) hari dihitung sejak hari berikut dari
ep
k

pemberitahuan;----------------------------------------------------------------------------------
ah

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM :


R

si
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding

ne
ng

semula Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut


tata cara serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh
Undang-Undang oleh karena itu permohonan banding tersebut secara

do
gu

formal dapat diterima; -------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat telah


In
A

mengajukan Memori Banding yang pada pokoknya menyatakan :-------------

1. Bahwa, Majelis Hakim Tingkat Pertama telah keliru dalam memeriksa


ah

lik

fakta sebab pokok sengketa dalam perkara a quo adalah mengenai suku
cadang yang tidak pernah diatur dalam perjanjian yang memuat klausula
m

ub

arbitrase ;

2. Bahwa, Majelis Hakim tingkat Pertama tidak memberikan pertimbangan


ka

yang cukup karena tidak mempertimbangkan dalil-dalil dan bukti-bukti


ep

yang diajukan oleh Pembandinmg, melainkan hanya mempertimbangkan


ah

bukti-bukti yang diajukan oleh Terbanding ;


R

3. Bahwa, Majelis Hakim Tingkat Pertama telah keliru menerapkan hukum


es

dimana menyatakan Pengadilan negeri jakarta Pusat tidak berwenang


M

ng

on
gu

hal 34 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo karena terdapatnya

si
Klausula Arbitrase, padahal faktanya pokok sengketa dalam perkara a
quo adalah pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang

ne
ng
bersifat memaksa dan oleh karenanya tidak dapat didamaikan,
sehingga tidak dapat diserahkan kepada arbitrase untuk diselesaikan ;
4. Bahwa keberatan - keberatan Pembanding semula Penggugat

do
gu selengkapnya sebagaimana tersebut dalam memori banding ;-----------

Menimbang, bahwa Terbanding I semula Tergugat telah

In
A
mengajukan Kontra Memori Banding yang pada pokoknya menyatakan :-
1. Bahwa, dalil-dalil Pembanding yang menyatakan bahwa Pengadilan
ah

lik
Negeri Jakarta Pusat telah salah karena memutuskan tidak berwenang
untuk mengadili perkara ini harus ditolak, karena dalil-dalil tersebut
am

ub
keliru dan tidak berdasar hukum ;
2. Bahwa Pembanding yang menyatakan bahwa Pengadilan negeri jakarta
Pusat berwenang mengadili perkara ini harus ditolak karena berbagai
ep
k

Ketentuan Hukum Indonesia melarang Pengadilan Negeri untuk


ah

mengadili perkara yang para pihaknya terikat oleh Perjanjianm Arbitrase


R
3. Bahwa, Pembanding yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri jakarta

si
Pusat berwenang mengadili perkara ini harus ditolak karena sesuai

ne
ng

dengan Pedoman mahkamah agung, gugatan terhadap Tergugat yang


berdomisili di Luar Negeri (In Casu Jerman) harus diajukan kepada
pengadilan negeri tempat kedudukan Penggugat (In casu Pengadilan

do
gu

Negeri jakarta Barat) (Eksepsi Kompetensi Relatif) ;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding


In
A

memeriksa dan mempelajari kembali berkas perkara banding a quo


yang terdiri dari berita acara pemeriksaan persidangan, surat-surat
ah

lik

kedua belah pihak yang berperkara, surat-surat lain serta salinan


resmi putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 3 Juli 2014
m

Nomor 378/Pdt..G/2013/PN.JKT.PST., Memori Banding dari Pembanding


ub

semula Penggugat dan Kontra Memori Banding dari Terbanding I


ka

semula Tergugat, maka Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat


ep

bahwa alasan dan dasar pertimbangan hukum putusan Pengadilan


Negeri Jakarta Pusat tersebut adalah sudah tepat dan benar baik
ah

dalam eksepsi maupun dalam pokok perkara sehingga dengan


es

demikian putusan tersebut dapat disetujui oleh Majelis Hakim Tingkat


M

ng

banding, oleh karena itu pertimbangan tersebut diambil sebagai


on
gu

hal 35 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
alasan dan pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Banding sendiri

si
dalam memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding; ---

Menimbang, bahwa Memori Banding yang diajukan oleh

ne
ng
Pembanding semula Penggugat , tidak terdapat hal-hal baru dan pada
hakekatnya hanyalah merupakan pengulangan dari apa yang telah

do
gu diajukan pada persidangan tingkat pertama
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama ;----------------------------
dan hal tersebut telah

In
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
A
putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 3 Juli 2014 Nomor
378/Pdt.G/2013/PN.JKT.PST., yang dimohonkan banding tersebut
ah

lik
beralasan hukum untuk dipertahankan dan dikuatkan ; ----------------------

Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding semula Penggugat


am

ub
sebagai pihak yang kalah dalam perkara ini, maka kepadanya harus
dihukum membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan ; ----
ep
k

Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947, ketentuan-


ketentuan HIR, dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan
ah

R
dengan perkara ini ;----------------------------------------------------------------------------

si
M E N G A D I L I

ne
ng

1. Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat


tersebut ;-------------------------------------------------------------------------------------

do
gu

2 Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, tanggal 3 Juli


2014 Nomor. 378/Pdt.G/2013/PN.JKT.PST., yang dimohonkan banding
In
tersebut ;-------------------------------------------------------------------------------------
A

3. Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar


ah

ongkos perkara untuk di kedua tingkat pengadilan, yang dalam tingkat


lik

banding ditetapkan sebesar Rp.150.000.- ( seratus lima puluh ribu


rupiah); ---------------------------------------------------------------------------------------
m

ub

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis


ka

Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta pada hari Kamis tanggal 6 April 2017
ep

oleh Kami JOHANES SUHADI, SH. MH., Hakim Tinggi pada


Pengadilan Tinggi Jakarta selaku Hakim Ketua Majelis H. AMIR
ah

MADDI., SH. MH dan I NYOMAN ADI JULIASA., SH. MH., Hakim-


es

Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Jakarta masing-masing


M

ng

sebagai Hakim Anggota, berdasarkan Surat Penetapan Ketua


on
gu

hal 36 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor. 78/Pen/PDT/2017/PT.DKI. tanggal

si
14 Februari 2017, telah ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili
serta memutus perkara ini dalam peradilan tingkat banding dan

ne
ng
putusan mana diucapkan oleh Hakim Ketua Majelis pada hari
Rabu tanggal 12 April 2017 dalam sidang terbuka untuk umum
beserta Hakim - Hakim Anggota tersebut dan NOERHAYATI, SH.

do
gu Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Jakarta tersebut yang
ditunjuk berdasarkan Surat Penunjukan Panitera Pengganti Nomor

In
A
78/Pen/Pdt/2017/PT.DKI, tanggal 14 Februari 2017 tanpa dihadiri para
pihak yang berperkara ;--------------------------------------------------------------------
ah

lik
HAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA MAJELIS,
am

ub
ep
H. AMIR MADDI., SH., MH JOHANES SUHADI, SH., MH
k
ah

si
I NYOMAN ADI JULIASA , SH., MH.

ne
ng

PANITERA PENGGANTI

do
gu

NOERHAYATI, SH
Rincian biaya perkara :
In
A

1. Meterai--------------------Rp. 6.000,-
2. Redaksi-------------------Rp. 5.000,-
3. Pemberkasan-----------Rp. 139.000.- +
ah

lik

Jumlah------------Rp. 150.000,-
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

hal 37 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

hal 38 dari 37 hal Put Nomor 78/PDT/2017/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38

Anda mungkin juga menyukai