Anda di halaman 1dari 49

PANDUAN

PENYELENGGARAAN SISTEM
KREDIT SEMESTER (SKS) SMA
2019

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI LAMPUNG
PELAKSANA SKS SMA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas
karunia Nya Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA dapat
diselesaikan.

Sistem Kredit Semester (SKS) adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang peserta
didiknya menentukan jumlah beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester
pada satuan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan/atau kecepatan belajar.
SKS diselenggarakan dengan prinsip fleksibel, keunggulan, maju berkelanjutan, dan keadilan.

Sampai tahun pelajaran 2018/2019, SKS telah diterapkan di 10 SMA di Provinsi Lampung dan
diharapkan akan terus bertambah. Model penyelenggaraan SKS terus dikembangkan sesuai
dengan perkembangan kebijakan, teknis pelaksanaan, administratif, dan pengelolaan.
Direktorat Pembinaan SMA dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaaan Provinsi Lampung secara
berkesinambungan telah memberikan fasilitasi dan pembinaan implementasi SKS di SMA
dalam bentuk pengembangan naskah pendukung dan peningkatan mutu penyelenggaraan SKS
melalui workshop/bimbingan teknis bagi satuan pendidikan serta bantuan pendanaan
penyelenggraan SKS .

Sejalan dengan perkembangan dan beragamnya penyelenggaraan SKS, perkembangan


kebijakan terkini dan akan bertambahnya jumlah SMA yang melaksanakan SKS, maka perlu
dilakukan fasilitasi dan pembinaan implementasi SKS sebagaimana dijelaskan dalam panduan
ini.

Naskah pendukung implementasi SKS ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi satuan
pendidikan dalam menyelenggarakan SKS mulai dari persiapan, pengelolaan sampai dengan
evaluasi sesuai konsep dan prinsip yang seharusnya.

Semoga naskah ini dapat menginspirasi Satuan Pendidikan untuk memberikan yang terbaik
bagi peningkatan mutu pendidikan SMA di Provinsi Lampung melalui implementasi SKS.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Tim Pelaksana SKS SMA


Provinsi Lampung

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung i


LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dari Sekolah Pelaksana SKS SMA Provinsi Lampung
dan diketahui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, dengan ini Panduan
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Provinsi Lampung
ditetapkan/disahkan untuk diberlakukan.

Ditetapkan di : Bandar Lampung


Tanggal : September 2019
Mengetahui, Kordinator Pelaksana SKS SMA
a.n. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung,
Provinsi Lampung
Kepala Bidang Pembinaan SMA

DIONA KATHARINA, S.Sos., M.Pd. Drs. JUMANI DARJO, M.Pd.


Pembina IV/a NIP 19640321 199010 1 001
NIP 19711020 199103 2 004

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Dasar Hukum................................................................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................................................ 4
D. Ruang Lingkup................................................................................................................ 4

BAB II SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) DI SMA ............................................................ 5


A. Pengertian ........................................................................................................................ 5
B. Konsepsi SKS ................................................................................................................... 5
C. Prinsip Penyelenggaraan ............................................................................................ 6
D. Pihak yang Terlibat ....................................................................................................... 8

BAB III PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN .............................................. 12


A. Pengelolaan Pembelajaran ......................................................................................... 12
B. Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar ................................................................... 19
C. Pengelolaan e-Rapor SKS............................................................................................ 23
D. Kepindahan Peserta Didik .......................................................................................... 25

BAB IV PENYELENGGARAAN ......................................................................................................... 26


A. Tahap Penyelenggaraan .............................................................................................. 26
B. Strategi Penyelenggaraan ........................................................................................... 29
C. Supervisi, Monitoring dan Evaluasi ........................................................................ 29

BAB V PENUTUP................................................................................................................................. 31

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................................................... 32

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional).

Pasal tersebut mengedepankan peserta didik sebagai bagian terpenting dari


komponen pendidikan. Pada hakikatnya setiap peserta didik memiliki perbedaan
bakat, minat, kemampuan, dan/atau kecepatan belajar. Oleh karenanya setiap peserta
didik berhak memperoleh layanan pendidikan secara individu, sebagaimana
ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 12 ayat (1) point
b yang menyatakan bahwa peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

Ditegaskan pula dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional Pasal 12 ayat (1) poin f menyatakan bahwa peserta didik dapat
menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing
dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat
(1) menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.

Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018


Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA menyebutkan bahwa beban belajar
bagi SMA/MA yang menyelengarakan Sistem Kredit Semester (SKS) diatur dalam
pedoman SKS. Diperkuat pula dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor .... / 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 1


Berdasarkan hal-hal diatas, pemerintah berkewajiban memberikan layanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan/atau kecepatan belajar
peserta didik melalui penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS), yaitu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang dirancang untuk melayani peserta didik sesuai
dengan bakat, minat, kemampuan dan/atau kecepatan belajar dalam menyelesaikan
kurikulum pada satuan pendidikan.

Tugas dan kewajiban satuan pendidikan adalah memfasilitasi terlaksananya


pendidikan mengacu pada prinsip-prinsip penyelenggaraan SKS yaitu fleksibel,
keunggulan, maju berkelanjutan, keadilan dan relevansi. Layanan pembelajaran
dengan menyediakan unit-unit pembelajaran utuh setiap mata pelajaran berbasis
kompetensi dasar (KD), dimana peserta didik tersebut dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok belajar, yaitu kelompok peserta didik dengan kecepatan dan/atau
prestasi belajar diatas rata-rata, rata-rata dan dibawah rata-rata

Untuk menyamakan pemahaman terkait implementasi SKS di SMA, perlu dibangun satu
sistem penyelenggaraan SKS yang bisa mengakomodasi perbedaan implementasi dari
semua SMA penyelenggara. Direktorat Pembinaan SMA memandang perlu menyusun
Pedoman Penyelenggaraan SKS agar konsisten dan koheren dengan Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria (NSPK) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

B. Dasar Hukum
Program Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) dikembangkan dengan
memperhatikan berbagai peraturan berikut.
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 Pasal 19.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2014 tentang Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 2


7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun
2014 tentang Peminatan Pada Pendidikan Menengah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103
Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan nomor 158 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah sebagaimana yang telah direvisi dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor ..... Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit
Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2016 tentang Komite Satuan pendidikan.
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil
Belajar oleh Pemerintah.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2018 tentang Penghitungan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas.
20. Peraturan Mendikbud No. 36 Tahun 2018 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Lampiran I bagian C menyatakan bahwa
beban belajar bagi SMA/MA yang menyelengarakan Sistem Kredit Semester (SKS),
diatur dalam pedoman SKS.
21. Peraturan Mendikbud No. 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 3


Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar
Dan Pendidikan Menengah
22. Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Nomor
420/3037/III.01/DP.3/2016 tentang Pemberian Rekomendasi/Izin
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA.

C. Tujuan
Panduan Penyelenggaraan SKS ini disusun sebagai rambu-rambu bagi:
1. Satuan pendidikan :
a. memahami konsep dan prinsip penyelenggaraan SKS di SMA,
b. memahami alur penyelenggaraan SKS di SMA, meliputi tahap persiapan,
pelaksanaan, penilaian, dan pelaporan,
c. melakukan evaluasi terhadap pengelolaan SKS dalam jangka waktu tertentu,
2. Dinas pendidikan provinsi:
a. melakukan verifikasi terhadap satuan pendidikan calon penyelenggara SKS;
b. menetapkan satuan pendidikan sebagai penyelenggara SKS;
c. melakukan supervisi penyelenggaraan SKS;
d. monitoring dan evaluasi penyelenggaraan SKS di setiap satuan pendidikan;
3. Pemangku kepentingan dalam mendukung penyelenggaraan SKS di satuan
pendidikan.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Panduan Penyelenggaraan SKS di SMA sebagai berikut.
1. Latar belakang diperlukannya panduan penyelenggaraan SKS;
2. Konsep dan prinsip penyelenggaraan SKS;
3. Pengelolaan Pembelajaran dan Penilaian SKS;
4. Mekanisme dan strategi penyelenggaraan SKS;
5. Pembinaan penyelenggaraan SKS;
6. Pengolahan dan pelaporan penilaian hasil belajar;
7. Pengelolaan e_rapor SKS.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 4


BAB II
SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) DI SMA

A. Pengertian
Sistem Kredit Semester, selanjutnya disingkat dengan SKS merupakan bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang dirancang untuk melayani peserta didik sesuai
dengan bakat, minat, kemampuan dan/atau kecepatan belajar dalam menyelesaikan
kurikulum pada satuan pendidikan. (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor ..... Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1 ayat 2).

SKS di Sekolah Menengah Atas (SMA) menitikberatkan pada layanan pendidikan


berdasarkan perbedaan kemampuan dan/atau kecepatan belajar peserta didik.
Layanan yang dimaksud berkaitan dengan kewajiban peserta didik menuntaskan
seluruh Kompetensi Dasar mata pelajaran yang tertuang dalam Struktur Kurikulum
2013. Layanan tersebut memungkinkan peserta didik menyelesaikan pendidikannya
sesuai dengan kemampuan dan/atau kecepatan belajarnya dalam waktu 2 sampai 4
tahun.

Pengorganisasian pembelajaran dalam SKS dilaksanakan secara bervariasi dan


pengelolaan waktu belajar yang fleksibel. Pengorganisasian pembelajaran yang
bervariasi dilakukan melalui penyediaan unit-unit pembelajaran utuh berbasis
Kompetensi dasar (KD) setiap mata pelajaran. Pengelolaan waktu belajar yang
fleksibel dilakukan melalui pengambilan beban belajar untuk unit-unit pembelajaran
utuh setiap mata pelajaran oleh peserta didik sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing.

Unit-unit pembelajaran utuh merupakan ruang lingkup kompetensi dan materi setiap
pasangan KD pada kurikulum yang harus dipelajari peserta didik sebagai bagian dari
keseluruhan KD pada mata pelajaran tertentu dalam satu satuan pendidikan yang
mengacu kepada Buku Teks Pelajaran dan sumber belajar lain. Unit pembelajaran utuh
harus dituntaskan oleh peserta didik sebagai bagian dari keseluruhan beban belajar
pada mata pelajaran tertentu.

B. Konsepsi SKS
Penyelenggaraan SKS di SMA merupakan implementasi dari Belajar Tuntas (mastery
learning), yaitu pendekatan pembelajaran yang mana seluruh peserta didik dapat
mencapai ketuntasan belajar jika mereka memperoleh dukungan kondisi yang tepat,

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 5


sesuai dengan potensi individu peserta didik maupun faktor eksternal seperti guru,
lingkungan, sarana, dan sistem layanan.

Pelaksanaan konsep SKS dilakukan melalui berbagai strategi yang efektif dengan
tujuan utama menuntaskan seluruh Kompetensi Dasar (KD) yang dinyatakan dalam
unit-unit pembelajaran utuh.

Diferensiasi bakat, minat, kemampuan, dan/atau kecepatan belajarnya mempengaruhi


waktu belajar (masa studi) terhadap ketuntasan kompetensi peserta didik. Peserta
didik yang berhasil menuntaskan suatu KD berhak melanjutkan ke KD berikutnya
setelah melampaui serangkaian tes formatif. Apabila terdapat KD yang belum
dituntaskan maka peserta didik berhak mendapatkan pembelajaran remedial.

Layanan pembelajaran dalam SKS dilaksanakan dalam bentuk layanan individual,


kelompok, maupun klasikal. Layanan individu dan kelompok digunakan apabila
pasangan KD yang dipelajari dalam satu rombongan belajar berbeda-beda. Guru
memfasilitasi peserta didik dengan memanfaatkan bahan ajar seperti Unit Kegiatan
belajar Mandiri (UKBM) ataupun Modul sebagai pemandu optimalisasi Buku Teks
Pelajaran (BTP). Sedangkan Layanan klasikal dapat dilakukan apabila peserta didik
membutuhkan kolaborasi dalam mempelajari pasangan KD yang sama, atau peserta
didik memerlukan penjelasan konsep yang sama sehingga guru lebih efektif melayani
secara klasikal. Misalnya pada mata pelajaran yang membutuhkan kegiatan praktik
bersama (Biologi, Kimia, Fisika, PKWU, Seni Budaya, Pendidikan Agama, PJOK atau
Bahasa) guru hendaknya melakukan pemetaan KD kemudian mengatur urutan
penyajian berdasarkan kesamaan ruang lingkup materi.

C. Prinsip Penyelenggaraan
Prinsip penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) adalah :
1. Fleksibel, yakni penyelenggaraan SKS memberi pilihan mata pelajaran dan waktu
penyelesaian masa belajar yang memungkinkan peserta didik menentukan dan
mengatur strategi belajar secara mandiri.

Fleksibilitas pilihan mata pelajaran mengacu pada Struktur Kurikulum 2013


dimana terdapat mata pelajaran peminatan akademik (Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Bahasa dan Budaya) maupun
mata pelajaran Pilihan. Penentuan peminatan, lintas minat dan/atau pendalaman
minat sepenuhnya mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan Pada Pendidikan
Menengah.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 6


Fleksibilitas waktu penyelesaian masa belajar dimaksudkan sebagai penyesuaian
waktu belajar (durasi) peserta didik dalam menyelesaikan seluruh beban belajar,
yang secara normal dicapai dalam 3 tahun bisa dicapai dalam waktu 2 tahun
sampai 4 tahun.

2. Keunggulan, yakni penyelenggaraan SKS memberi kesempatan peserta didik


mencapai tingkat kemampuan optimal sesuai dengan bakat, minat, kemampuan
dan/atau kecepatan belajar.

Proses pembelajaran dirancang dan dikembangkan untuk membangun sikap,


pengetahuan, dan keterampilan melalui pembelajaran tatap muka, terstruktur,
maupun mandiri. Tingkat kemampuan yang dioptimalkan sekurang-kurangnya
terkait kecakapan abad ke-21 meliputi pengembangan literasi dasar, kompetensi
4C (critical thinking, creativity, collaboration, dan communication), serta
pengembangan karakter yang kuat.

3. Maju berkelanjutan, yakni penyelenggaraan SKS memungkinkan peserta didik


dapat langsung mengikuti muatan, mata pelajaran atau program lebih lanjut tanpa
terkendala oleh peserta didik lain.

Setiap peserta didik mencapai ketuntasan belajar sesuai kemampuan dan/atau


kecepatan belajarnya tidak tergantung pada peserta didik lain. Peserta didik yang
belum tuntas dalam waktu normal, dilayani secara perseorangan atau kelompok
melalui unit-unit pembelajaran utuh secara berkelanjutan sampai seluruhnya
dapat dituntaskan.

4. Keadilan, yakni penyelenggaraan SKS memungkinkan peserta didik mendapatkan


kesempatan untuk memperoleh perlakuan sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan dan/atau kecepatan belajar yang dimiliki secara perseorangan.

Setiap peserta didik diperlakukan dan dilayani sebagai individu yang unik sesuai
dengan bakat, minat, kemampuan dan/atau kecepatan belajar, ataupun gaya
belajar masing-masing. Satuan pendidikan berkewajiban menciptakan ekosistem
pendidikan yang mendukung perbedaan peserta didik tersebut.

5. Relevansi, yakni penyelenggaraan SKS yang disesuaikan dengan karakteristik


jenjang, jenis, dan satuan pendidikan.

Jenjang pendidikan yang dimaksud adalah jenjang pendidikan dasar atau


pendidikan menengah. Jenis pendidikan yang dimaksud adalah jenis pendidikan

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 7


umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan pendidikan khusus.
Satuan pendidikan yang dimaksud adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

D. Pihak yang Terlibat


Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan SKS di lingkungan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Lampung sesuai dengan kewenangannya adalah sebagai
berikut :
1. Pemerintah Daerah
a. Melakukan visitasi dan verifikasi satuan pendidikan yang mengajukan usulan
sebagai penyelenggara SKS sebelum menerbitkan SK Ijin penyelenggaraan SKS.
b. Menerbitkan Surat Keputusan Satuan Pendidikan Penyelenggara SKS bagi
satuan pendidikan yang lulus verifikasi, dan melaporkannya pada Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud;
c. Memberikan tembusan kepada Direktorat Pembinaan SMA data SMA
penyelenggaraan SKS yang telah mendapatkan ijin penyelenggaraan.
d. Melakukan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua satuan
pendidikan penyelenggara SKS di wilayahnya;
e. Memberikan pembinaan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tentang penyelenggaraan SKS sekaligus mengesahkannya.
f. Memberikan pembinaan perencanaan penyusunan anggaran (RKA)
penyelenggaraan SKS sekaligus mengesahkannya.
g. Memberikan pembinaan terhadap Sistem Penjaminan Mutu penyelenggaraan
SKS berkoordinasi dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP).
h. Memberikan pembinaan dan pendampingan kepada satuan pendidikan dalam
penyusunan perangkat pembelajaran dan penilaian, serta implementasi E-
Rapor SKS.
i. Melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
SKS secara periodik.

2. Pengawas Satuan Pendidikan


a. Membina kompetensi Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan lainnya
di satuan pendidikan penyelenggara SKS.
b. Memantau pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam
menyelenggarakan SKS.
c. Melakukan penilaian kinerja Guru dan Kepala Sekolah dalam
menyelenggarakan SKS.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 8


d. Memberikan bimbingan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan di satuan
pendidikan penyelenggara SKS, misalnya penyusunan perangkat pembelajaran
dan penilaian pada satuan pendidikan penyelenggara SKS.
e. Melakukan supervisi pengelolaan satuan pendidikan dalam menyelenggarakan
SKS.
f. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan program satuan
pendidikan beserta pengembangannya dalam penyelenggaraan SKS.
g. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan satuan
pendidikan secara kolaboratif dengan stakeholder satuan pendidikan dalam
penyelenggaran SKS.

3. Komite Sekolah
a. Memberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksaaan kebijakan
penyelenggaraan SKS.
b. Memberi dukungan baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga
dalam penyelenggaraan SKS.
c. Memantau penyelenggaraan SKS dalam rangka transparansi dan akuntabilitas.
d. Melakukan mediasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mendukung
penyelenggaraan SKS.

4. Kepala Satuan pendidikan


a. Membentuk dan menyusun Tim Pengembang Kurikulum (TPK) dalam
penyelenggaraan SKS di satuan pendidikan.
b. Membangun tanggungjawab bersama seluruh warga satuan pendidikan untuk
menyukseskan penyelenggaraan SKS.
c. Menetapkan penugasan Wali Kelas sebagai Pembimbing Akademik .
d. Menetapkan pengaturan tentang rombongan belajar mengikuti ketentuan yang
berlaku. Dalam hal tidak dapat dipenuhi akibat dari pengurangan jumlah
peserta didik, maka rombongan belajar dapat digabung untuk memenuhi
ketentuan rombongan belajar yang berlaku.
e. Menyusun uraian tugas pokok dan fungsi semua bagian pengelola SKS.
f. Mengelola semua sumber daya yang ada di satuan pendidikan dalam rangka
mendukung penyelenggaraan SKS.
g. Memfasilitasi pengembangan profesional guru dalam mengembangkan
berbagai bahan ajar pendukung buku teks pelajaran (BTP), misalnya unit
kegiatan belajar mandiri (UKBM), modul, hand out, dan bahan ajar lain yang
relevan.
h. Mengembangkan kemampuan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas
adiministrasi penyelenggaraan SKS.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 9


i. Memberikan dorongan kepada warga satuan pendidikan agar seluruh
komponen pendidikan dapat berkembang secara optimal dalam
penyelenggaraan SKS.
j. Mengusun program supervisi akademik, melaksanakan supervisi akademik,
membuat laporan supervisi akademik, dan menindaklanjuti hasil supervisi
akademik sesuai dengan konsep layanan pembelajaran SKS.

5. Tim Pengembang Kurikulum (TPK)


a. Membuat dan menyusun administrasi penyelenggaraan SKS seperti KTSP,
Peraturan Akademik, Kalender Akademik, dan perangkat pendukung
terselenggaranya SKS sesuai dengan prinsip dan ketentuan pokok
penyelenggaraan SKS.
b. Menetapkan unit-unit pembelajaran utuh setiap mata pelajaran sesuai dengan
struktur kurikulum pada setiap semester sesuai dengan kecepatan belajar
peserta didik
c. Menginventaris kebutuhan penyelenggaraan SKS beserta keperluan lainnya.
d. Menyusun standardisasi layanan SKS di tingkat satuan pendidikan.
e. Mengatur tata laksana sistem administrasi penyelenggaraan SKS.
f. Merancang sistem aplikasi pendukung administrasi penyelenggaraan SKS
berbasis digital sesuai dengan kesiapan masing-masing satuan pendidikan.
g. Menyusun pembagian tugas guru, jadwal kegiatan belajar, tugas Wali Kelas
sebagai Pembimbing Akademik (PA), dan BK.

6. Guru
a. Melakukan pemetaan unit-unit pembelajaran utuh setiap pasangan KD yang
mengacu pada kebijakan terbaru tentang KI/KD mata pelajaran di SMA.
b. Menyusun Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Prosem),
mengembangkan RPP, serta perangkat pembelajaran dan penilaian sesuai
kebutuhan penyelenggaraan SKS.
c. Melaksanakan pembelajaran dengan mengutamakan layanan pembelajaran
individu dan/atau kelompok, memanfaatan berbagai model dan strategi
pembelajaran dengan pendekatan Belajar Tuntas ( Mastery learning ).
d. Mengembangkan pembelajaran dan penilaian sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013 meliputi PPK, Literasi, 4C dan pengembangan pembelajaran
dan penilaian high order thinking skills (HOTS).
e. Mengelola pembelajaran SKS sesuai standar proses.
f. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar dalam bentuk penilaian
formatif setiap unit-unit pembelajaran utuh dan sumatif sesuai standar
penilaian yang berlaku.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 10


g. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya sebagai pembelajar di atas rata-rata, rata-rata, dan di bawah
rata-rata.
h. Melaporkan hasil penilaian menggunakan aplikasi e-Rapor.

7. Guru BK
a. Memberi pertimbangan dalam rangka penentuan peminatan peserta didik
semester pertama.
b. Memantau dan melakukan analisis terhadap data bakat, minat, dan prestasi
yang diperoleh dari Wali Kelas, serta memberikan rekomendasi konstruktif
selama mengikuti pendidikan di sekolah sehingga potensi akademik peserta
didik berkembang secara maksimal.
c. Melakukan pendampingan secara intensif sehingga peserta didik dapat
menyelesaikan masa studinya dengan baik.
d. Membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal dan kemandirian
secara utuh dalam aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier.
e. Membantu kesulitan belajar peserta didik.
f. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orangtua, wali Kelas, dan guru
mata pelajaran untuk mendukung pengembangan potensi peserta didik.

8. Wali Kelas
a. Membimbing prestasi akademik peserta didik dari awal hingga akhir masa
studi atau kurun waktu tertentu pada sejumlah peserta didik.
b. Membimbing peserta didik pada saat pengisian KRS, pemilihan peminatan,
pembagian rapor dan/atau KHS, dan/atau melaksanakan konsultasi akademik
dalam tiap semester.
c. Membimbing dan mengarahkan pelaksanaan pendalaman minat apabila satuan
pendidikan telah menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi.
d. Memberikan pertimbangan dan menetapkan peserta didik yang dapat
mengambil unit-unit pembelajaran utuh setiap semester.
e. Mengelola hasil penilaian sikap berdasarkan hasil penilaian oleh guru mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan serta oleh guru mata pelajaran lainnya.
f. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orangtua, BK, dan guru mata
pelajaran lainnya untuk mendukung pengembangan potensi peserta didik.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 11


BAB III
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

A. Pengelolaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan penyelenggara SKS adalah
implementasi Kurikulum 2013. Adapun beberapa hal khusus berkaitan dengan
pembelajaran dalam SKS adalah :
1. Pemetaan Unit Pembelajaran Utuh
Unit pembelajaran utuh direpresentasi dalam pasangan-pasangan Kompetensi Dasar
(KD) dan disusun dalam program tahunan (prota) dan program semester
(prosem) dimana setiap mata pelajaran memetakan seluruh KD untuk beberapa
prediksi waktu penyelesaian masa belajar.

Pemetaan dilakukan secara proporsional dengan mempertimbangkan jumlah


keseluruhan pasangan KD sesuai Struktur Kurikulum 2013 (Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah).

Pemetaan ini sangat membantu peserta didik mengetahui beban belajarnya dan
memperkirakan waktu penyelesaian masa belajarnya.

Setiap guru berkewajiban memetakan unit pembelajaran utuh mata


pelajarannya meliputi seluruh KD dalam Kurikulum 2013, dibagi dalam satuan
semester berdasarkan prediksi waktu penyelesaian masa belajar peserta didik.
Dengan demikian setiap guru memiliki pemetaan unit pembelajaran utuh
berbasis KD untuk 4 semester, 5 semester, 6 semester, 7 semester, 8 semester.
Contoh pemetaan untuk jumlah KD Matematika Umum sebanyak 24 pasang KD :
masa belajar 4 semester : jumlah KD per semester 6 – 8 – 8 – 2
masa belajar 5 semester : jumlah KD per semester 5 – 6 – 5 – 6 – 2
masa belajar 6 semester : jumlah KD per semester 5 – 5 – 5 – 5 – 2 – 2
masa belajar 7 semester : jumlah KD per semester 4 – 4 – 4 – 4 – 4 – 2 – 2
masa belajar 8 semester : jumlah KD per semester 4 – 3 – 4 – 3 – 3 – 3 – 2 – 2

2. Pengaturan Beban Belajar


Pengaturan beban belajar mengacu pada Struktur Kurikulum 2013 sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 12


tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
a. Beban belajar merupakan keseluruhan muatan dan pengalaman belajar yang
harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun
pelajaran.
b. Beban belajar terdiri atas kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan
kegiatan mandiri.
c. Beban belajar kegiatan tatap muka dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per
minggu, dengan durasi setiap satu jam pelajaran adalah 45 menit.
d. Beban belajar untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri maksimal
60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, 13ocial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah
maksimal 2 (dua) jam/minggu.
e. Beban belajar minimal sesuai struktur kurikulum adalah: 44 jam pelajaran
perminggu pada semester 1 dan 2 (setara Kelas X), 46 jam pelajaran perminggu
pada semester 3 dan 4 (setara Kelas XI), dan 46 jam pelajaran perminggu pada
semester 5 dan 6 (setara Kelas XII). Sehingga total beban belajar minimal untuk 6
semester adalah 272 jam pelajaran.
f. Peserta didik dapat mengatur beban belajar sesuai dengan kemampuan
dan/atau kecepatan belajarnya dibimbing oleh Wali Kelas. Pengaturan beban
belajar dalam bentuk Kartu Rencana Studi (KRS), yang selanjutnya nilai
capaiannya dilaporkan dalam Kartu Hasil Studi (KHS) bagi siswa yang tidak dapat
menyelesaikan kompetensi secara utuh dalam satu semester maupun Rapor bagi
siswa yang dapat menuntaskan kompetensi secara utuh dalam satu semester.

Pengaturan beban belajar pada setiap mata pelajaran dilakukan pada awal semester
melalui pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Pilihan mata pelajaran dan jumlah beban belajar sesuai struktur kurikulum
sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 36 Tahun 2018,
sebagaimana tercantum dalam Tabel 3.1.
b. Beban belajar semua peserta didik di awal semester ke-1 adalah sama, untuk
selanjutnya menyesuaikan dengan dinamika kemampuan dan/atau kecepatan
belajar.
c. Beban belajar didasarkan pada alokasi waktu dari pasangan KD yang harus
dituntaskan setiap minggu setiap semester sesuai struktur kurikulum yang
berlaku.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 13


Tabel 3.1. Struktur Kurikulum SMA

SEMESTER /
NO MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU Jumlah
1 2 3 4 5 6
KELOMPOK A (UMUM)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3 18
2 Pendidikan Pancasila dan
2 2 2 2 2 2 12
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4 24
4 Matematika 4 4 4 4 4 4 24
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2 12
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2 12
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2 12
8 Pendidikan Jasmani Olahraga dan
3 3 3 3 3 3 18
Kesehatan
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2 12
10 Bahasa dan Aksara Lampung 2 2 2 2 2 2 12
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik
1 Mata Pelajaran 1 3 3 4 4 4 4 22
2 Mata Pelajaran 2 3 3 4 4 4 4 22
3 Mata Pelajaran 3 3 3 4 4 4 4 22
4 Mata Pelajaran 4 3 3 4 4 4 4 22
Mata Pelajaran Pilihan
( Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
dan/atau Informatika
1 Mata Pelajaran 5 3 3 4 4 4 4 22
2 Mata Pelajaran 6 3 3 - - - - 6
JUMLAH BEBAN BELAJAR (JP) 44 44 46 46 46 46 272

d. Penghitungan alokasi waktu dari setiap pasangan KD secara proporsional


dilakukan pada saat guru melakukan pemetaan KD dan dituliskan ke dalam
Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Prosem).
e. Peserta didik berhak menambah beban belajar melebihi peserta didik lainnya
apabila telah mencapai ketuntasan pada beban belajar semester berjalan.
f. Apabila pasangan KD menuntut banyak pengalaman belajar, maka harus tetap
memperhatikan satuan waktu untuk kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur
dan kegiatan mandiri.
g. KRS memuat semua mata pelajaran yang direncanakan oleh peserta didik pada
semester berjalan dan/atau semester berikutnya, dan merupakan sarana
kontrak akademik antara peserta didik dengan Wali Kelas.

3. Pengelolaan Masa Belajar


Pengelolaan waktu penyelesaian masa belajar (durasi) secara fleksibel dimaknai
bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan dan/atau kecepatan belajar di atas
rata rata dapat menyelesaikan beban belajar lebih cepat dari pada peserta didik yang
memiliki kemampuan dan/atau kecepatan belajar rata-rata. Sedangkan peserta

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 14


didik yang memiliki kemampuan dan/atau kecepatan belajar yang kurang dari
rata-rata difasilitasi untuk menyelesaikan beban belajar sesuai kemampuannya.
Prediksi waktu penyelesaian masa belajar dalam rentang 2 tahun sampai 4 tahun.

Faktor lain yang juga mempengaruhi waktu penyelesaian masa belajar adalah
durabilitas peserta didik mempertahankan kemampuan dan/atau kecepatan
belajarnya. Beberapa kemungkinan yang bisa terjadi yaitu:
a. Apabila peserta didik mampu mempertahankan kemampuan dan/atau kecepatan
belajarnya secara stabil, maka akan mampu menyelesaikan beban belajarnya
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dalam KRS.
b. Apabila kemampuan dan/atau kecepatan belajarnya meningkat, maka
peserta didik berhak menyelesaikan beban belajarnya lebih cepat dari waktu yang
telah ditetapkan. Dalam hal ini guru memfasilitasi dengan berbagai strategi
layanan perseorangan maupun kelompok.
c. Apabila terjadi kemampuan dan/atau kecepatan belajar menurun, maka peserta
didik mampu menyelesaikan beban belajaranya tetapi melampaui waktu yang
telah ditetapkan dalam KRS. Dalam hal ini peserta didik berhak atas layanan agar
mampu kembali dalam kelompok peserta didik dengan kecepatan dan/atau
kemampuan belajar rata-rata.
Harus diperhatikan pula beberapa kendala dalam penyelesaian waktu masa
belajar yang mungkin terjadi pada peserta didik misalnya:
1) Mengikuti pertukaran pelajar antar negara selama 3 – 12 bulan.
2) Mengikuti pemusatan latihan atau pembinaan prestasi baik di bidang seni, olah
raga, maupun akademik.
3) Menderita sakit yang membutuhkan perawatan khusus dalam kurun waktu
yang cukup lama.

Ketentuan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan penyelesaian program belajar


disebutkan dalam Pasal 5 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. ....
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester bahwa “peserta didik
dapat menyelesaikan program belajar kurang dari 3 tahun apabila memiliki prestasi
belajar sangat baik pada jenjang pendidikan sebelumnya dan/atau pada semester
sebelumnya”. Adapun predikat prestasi belajar peserta didik ditandai dengan
pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan. Pengkategorian predikat prestasi belajar berdasarkan KKM telah
difasilitasi oleh E-Rapor.

4. Pemetaan Peserta Didik


Pemetaan tidak dimaksudkan sebagai upaya pengklasifikasian secara eksklusif
terhadap peserta didik. Pemetaan dilakukan sebagai salah satu strategi

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 15


mengoptimalkan layanan pembelajaran terkait diferensiasi peserta didik agar terjadi
pembelajaran yang efektif. Guru mata pelajaran dapat membagi peserta didik
kedalam 3 kelompok belajar yaitu: 1) peserta didik dengan kemampuan dan/atau
kecepatan belajar di atas rata-rata yang berpotensi lulus kurang dari 3 tahun; 2)
peserta didik dengan kemampuan dan/atau kecepatan belajar rata-rata yang
berpotensi lulus 3 tahun; dan 3) peserta didik dengan kemampuan dan/atau
kecepatan belajar di bawah rata-rata yang berpotensi lebih dari 3 tahun;

Pengelompokan berlangsung secara alami menyesuaikan dengan dinamika


pencapaian beban belajar peserta didik tanpa dipaksakan. Dinamika pemetaan akan
terjadi setelah semester ke-1 dimana sudah mulai bisa diprediksi kemampuan
dan/atau kecepatan belajar perseorangan. Peserta didik yang memiliki kecepatan
belajar di atas rata-rata dapat dilayani dengan memindahkannya ke kelas/kelompok
homogen.

Pemetaan harus tetap mematuhi ketentuan teknis dalam Dapodik, khususnya


tentang penempatan rombongan belajar (rombel) peserta didik pada database kelas 2
tahun, 3 tahun atau 4 tahun (Penjelasan lebih lanjut dibahas pada pengelolaan e-
Rapor dan Dapodik serta naskah Strategi Pengelolaan SKS yang diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan SMA ).

5. Pengelolaan Kelas
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19
ayat (3) menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
proses Pembelajaran, pelaksanaan proses Pembelajaran, penilaian hasil
Pembelajaran, dan pengawasan proses Pembelajaran untuk terlaksananya proses
Pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pembelajaran yang efektif dan efisien merupakan tantangan bagi seorang guru
apabila peserta didiknya berbeda-beda bakat, minat, kemampuan dan/atau
kecepatan belajar. Oleh karena itu satuan pendidikan harus memfasilitasi melalui
strategi pengelolaan kelas yang tepat sesuai dengan karakteristik dan ketersediaan
sumber daya yang dimiliki. Strategi pengelolaan yang bisa dilaksanakan adalah :
a. Kelas/Kelompok Heterogen, yaitu model layanan kelas/kelompok belajar
beranggotakan peserta didik yang berbeda-beda bakat, minat, kemampuan
dan/atau kecepatan belajarnya. Dalam kelas/kelompok tersebut guru melayani
secara individu pada tiga kelompok peserta didik dalam waktu yang sama untuk
unit pembelajaran utuh yang berbeda-beda.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 16


b. Kelas/Kelompok Homogen, yaitu model layanan kelas/kelompok belajar
beranggotakan peserta didik yang relatif sama bakat, minat, kemampuan
dan/atau kecepatan belajarnya. Dalam kelas/kelompok tersebut guru melayani
kelompok peserta didik pada kelas dan waktu yang sama, serta menyelesaikan
unit-unit pembelajaran yang sama.

Penerapan strategi pengelolaan SKS SMA di Provinsi Lampung menggunakan


kombinasi antara homogen dan heterogen dengan pengaturan tertentu. Kombinasi
dapat dipilih oleh satuan pendidikan sesuai dengan jumlah peserta didik,
ketersediaan sarana ruang kelas belajar, guru, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Jenis pengelolaan kelas yang dipilih tetap mengakomodasi layanan kepada peserta
didik dengan 3 (tiga) kecepatan belajar yang berbeda, yaitu di atas rata-rata, rata-rata
dan di bawah rata-rata. Oleh karena itu, strategi yang diterapkan menjadi lebih
dinamis, selain mempertimbangkan kecepatan belajar juga mempertimbangkan masa
belajar agar peserta didik dapat menuntaskan keseluruhan unit pembelajaran utuh.

Contoh disain peta jalan masa belajar dapat diilustrasikan sebagai berikut :

*) HOM = Homogen HET = Heterogen


Gambar 3.1. Kombinasi Kelas Homogen dan Heterogen

Keterangan Gambar 3.1 :


 Model A menunjukkan disain pengelolaan kelas pada semester 1 heterogen,
setelah dilakukan identifikasi terhadap kecepatan belajar, maka pada semester 2
dan seterusnya layanan diberikan dalam kelas homogen.
 Model B menunjukkan disain pengelolaan kelas pada semester 1 dan 2 heterogen,
setelah dilakukan identifikasi terhadap kecepatan belajar, maka pada semester 3
dan seterusnya layanan diberikan dalam kelas homogen.
 Model C menunjukkan desain pengelolaan kelas pada semester 1, 2 dan 3
heterogen, setelah dilakukan identifikasi terhadap kecepatan belajar, maka pada
semester 4 dan seterusnya layanan diberikan dalam kelas homogen.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 17


6. Penyediaan Bahan Ajar
Berbagai jenis bahan ajar dapat dipergunakan untuk mendampingi aktivitas peserta
didik dalam menuntaskan seluruh unit pembelajaran utuh yang telah direncanakan
dalam penetapan beban belajar. Dalam penyelenggaraan SKS, apabila peserta
didik telah menuntaskan suatu unit pembelajaran utuh, maka bisa melanjutkan ke
unit pembelajaran berikutnya menggunakan bahan ajar sesuai dengan tuntutan KD
berikutnya.

Oleh karena itu satuan pendidikan menyediakan berbagai jenis bahan ajar yang
mengakomodasi kebutuhan perseorangan peserta didiknya secara mandiri. Pada
dasarnya Buku Teks Pelajaran (BTP) Kurikulum 2013 sudah disusun berbasis
aktivitas, dimana struktur BTP sudah disertai dengan Lembar Kerja (LK) peserta
didik. Dengan LK peserta didik dapat belajar secara mandiri menuntaskan KD yang
menjadi kewajibannya. Dengan BTP pembelajaran dapat berlangsung secara
variatif sesuai dengan kemampuan dan/atau kecepatan belajar masing- masing
peserta didik, sebagaimana konsepsi pembelajaran dalam SKS.

Namun demikian, guru bisa mengembangkan atau memanfaatkan Bahan Ajar lainnya
yang memiliki fungsi yang sama, yaitu mengefektifkan dan mengefisienkan
pembelajaran, serta membangun kemandirian peserta didik dalam pembelajaran.
Bahan ajar yang dikembangkan bisa dalam berbagai format, baik cetak maupun non
cetak, baik offline maupun online, seperti modul, UKBM (unit kegiatan belajar
mandiri), aplikasi e-learning, dan jenis lain sesuai kemampuan satuan pendidikan dan
karakteristik peserta didik.

7. Pembimbingan Akademik
Pasal 6 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. ... Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, menjelaskan bahwa satuan pendidikan penyelenggara SKS menugaskan
Wali Kelas untuk melakukan pembimbingan akademik secara perseorangan dan/atau
kelompok peserta didik dalam 1 (satu) rombongan belajar sejak awal sampai akhir
pendidikan atau dalam kurun waktu tertentu.

Satuan pendidikan penyelenggara SKS menugaskan Wali Kelas sebagai pembimbing


akademik untuk menjamin keberlangsungan proses dan hasil pendidikan peserta
didik.
a. Tugas Wali Kelas secara umum meliputi:
1) Mengelola kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
2) Berinteraksi dengan orang tua/wali peserta didik;
3) Menyelenggarakan administrasi kelas;

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 18


4) Menyusun dan melaporkan kemajuan belajar peserta didik;
5) Membuat catatan khusus tentang peserta didik;
6) Mengisi dan membagi buku laporan penilaian hasil belajar;
7) Melaksanakan tugas lainnya yang berkaitan dengan kewalikelasan;
8) Menyusun laporan tugas sebagai wali kelas kepada kepala sekolah.
b. Tugas Wali Kelas secara khusus meliputi:
1) Membimbing penetapan beban belajar
2) Membimbing penetapan waktu belajar
3) Mendampingi guru mata pelajaran dalam memetakan peserta didik
berdasarkan bakat, minat, kemampuan dan/atau kecepatan belajarnya
4) Membimbing pengisian Kartu Rencana Studi (KRS);
5) Menyampaikan perkembangan pencapaian unit pembelajaran utuh setiap
mata pelajaran dalam bentuk KHS (Kartu Hasil Studi);
6) Mengentry nilai sikap termasuk tingkat kehadiran kedalam e-Rapor;
7) Mencetak e-Rapor untuk disampaikan kepada orang tua/wali peserta didik.

B. Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar


Pelaksanaan penilaian dan pelaporan hasil belajar pada satuan pendidikan penyelenggara
SKS sebagaimana berlaku dalam implemantasi Kurikulum 2013 yakni penilaian proses
dan hasil belajar meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Berdasarkan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 Pasal 2 dinyatakan bahwa penilaian


pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas :
1. penilaian hasil belajar oleh Pendidik;
2. penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan; dan
3. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Ketiga penilaian tersebut dirangkum dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah untuk SMA
Penilaian oleh
Komponen Satuan
Pendidik Pemerintah
Pendidikan
Bentuk penilaian  Penilaian  Penilaian Akhir Ujian Nasional
Harian (PH) Semester (PAS) (UN), dan
dilaksanakan dan Penilaian bentuk lain yang
minimal satu Akhir Tahun diperlukan
kali setelah (PAT)
peserta didik dilaksanakan
menyelesaikan setelah peserta
satu KD didik
 Penilaian menuntaskan
Tengah seluruh KD
Semester (PTS) dalam satu

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 19


Penilaian oleh
Komponen Satuan
Pendidik Pemerintah
Pendidikan
dapat semester
dilaksanakan  Ujian Sekolah
sesuai dengan (US) dan Ujian
keperluan Sekolah
Berstandar
Nasional
(USBN)
Aspek yang dinilai Sikap, Sikap*) ---
Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan,
termasuk termasuk termasuk
kemampuan kemampuan kemampuan
berpikir tingkat berpikir tingkat berpikir tingkat
tinggi (HOTS), dan tinggi (HOTS), dan tinggi (HOTS)
Keterampilan Keterampilan ---
Laporan penilaian Predikat dan Predikat dan ---
a. Sikap deskripsi deskripsi*) Angka dan
Angka, predikat, Angka, predikat, kategori
b. Pengetahuan dan deskripsi dan deskripsi ---
Angka, predikat, Angka, predikat,
c. Keterampilan dan deskripsi dan deskripsi

Keterangan:
*) dilakukan pada rapat dewan guru dalam penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan

Adapun beberapa hal khusus berkaitan dengan penilaian dan pelaporan hasil belajar
dalam SKS adalah :
1. Penilaian Akhir Semester (PAS) dan Penilaian Akhir Tahun (PAT)
Penilaian Akhir Semester (PAS) dan Penilaian Akhir Tahun (PAT) dilaksanakan
setelah peserta didik menuntaskan seluruh KD yang menjadi komponen dalam nilai
rapor dan dientrikan pada e-rapor. Mengingat kecepatan belajar peserta didik yang
berbeda, maka pelaksanaan PAS dan PAT dimungkinkan antara peserta didik satu
dan yang lain tidak bersamaan.

Pelaksanaan PAS dan PAT dengan moda utama Berbasis Komputer / Computer Based
Test (CBT). Penerapan moda CBT dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, mutu,
reliabilitas, kredibilitas, dan integritas penilaian serta menfasilitasi perbedaan
kecepatan belajar peserta didik.

2. Indeks Prestasi (IP)


Indeks Prestasi (IP) adalah nilai akhir yang dinyatakan dalam bentuk angka sebagai
gambaran capaian prestasi keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran
dalam kurun waktu tertentu.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 20


IP dinyatakan dengan jumlah hasil perkalian antara beban belajar dengan rerata nilai
KD pengetahuan dan KD keterampilan setiap mata pelajaran dibagi dengan jumlah
beban belajar selama satu semester menggunakan rumus :

∑( )
=

Keterangan :
IP = Indeks Prestasi
N = Rata-rata nilai pengetahuan dan keterampilan tiap mata pelajaran
N = Beban belajar tiap mata pelajaran (dalam satuan jam pelajaran/jp)

Indeks Prestasi terdiri dari Indeks Prestasi Semester (IPS) dan Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK). IPS adalah indeks prestasi yang perhitungannya berdasarkan beban
belajar selama satu semester tertentu. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah indeks
prestasi peserta didik yang perhitungannya berdasarkan beban belajar seluruh
seluruh semester secara akumulatif. IPS tidak digunakan sebagai syarat untuk
pengambilan Beban Belajar semester berikutnya, tetapi sebagai gambaran
predikat capaian prestasi belajar dalam setiap semester mengacu pada KKM. Contoh
penghitungan IP ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Contoh Penghitungan Indeks Prestasi dalam e-Rapor


Beban Pengetahuan Keterampilan
Rerata
No Mata Pelajaran Belajar Nilai Predikat Nilai Predikat (N) NxB
(B)
Kelompok A (Umum)
Pendidikan Agama dan
1 3 92 A 92 A 92 276
Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila
2 2 90 A 90 A 90 180
dan Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 90 A 92 A 91 364
4 Matematika (Umum) 4 82 B 80 B 81 324
5 Sejarah Indonesia 2 88 B 90 A 89 178
6 Bahasa Inggris 2 90 A 88 B 89 178
Kelompok B (Umum)
1 Seni Budaya 2 80 B 80 B 80 160
Pendidikan Jasmani,
2 OlahRaga, dan 3 83 B 85 B 84 252
Kesehatan
Prakarya dan
3 2 80 B 80 B 80 160
Kewirausahaan
Bahasa dan Aksara
4 2 90 A 92 A 91 182
Lampung
Kelompok C (Peminatan)
1 Matematika 3 80 B 82 B 81 243
2 Fisika 3 92 A 94 A 93 279

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 21


Beban Pengetahuan Keterampilan
Rerata
No Mata Pelajaran Belajar Nilai Predikat Nilai Predikat NxB
(N)
(B)
3 Kimia 3 82 B 82 B 82 246
4 Biologi 3 85 B 83 B 84 252
Lintas Minat :
5 Ekonomi 3 80 B 80 B 80 240
6 Bahasa Jepang 3 89 B 87 B 88 264
JUMLAH 44 3778

KKM PREDIKAT
IP Semester : 85,86 D C B A
70 X < 70 70 < X < 80 80 < X < 90 X > 90

3. Pelaporan Hasil Belajar


Penilaian oleh pendidik bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang
perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik, sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selanjutnya informasi tersebut
dikomunikasikan kepada peserta didik, orang tua/wali peserta didik, kepala sekolah,
dan pihak-pihak terkait.
a. Laporan untuk Siswa dan Orang tua
Laporan memuat catatan tentang prestasi belajar siswa selama menempuh beban
belajar yang menjadi kewajibannya. Laporan menampilkan informasi tentang
ketuntasan maupun ketidaktuntasan peserta didik, bisa dalam bentuk Kartu Hasil
Belajar (KHS) atau Rapor yang disampaikan setiap kali peserta didik
menuntaskan beban belajar satu semester. Strategi pelaporan dalam bentuk
Rapor dijelaskan dalam bab tersendiri.
b. Laporan untuk Satuan Pendidikan
Satuan pendidikan berkewajiban memantau perkembangan proses
pembelajaran, mengevaluasi kekuatan dan kelemahan peserta didik dan guru
dalam proses pelajaran. Hal tersebut berguna untuk menetapkan strategi
pengelolaan selanjutnya. Laporan yang dibuat guru untuk satuan pendidikan
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap, dalam bentuk angka
maupun deskriptif. Frekuensi laporan bisa disampaikan setiap minggu, bulan,
semester atau sesuai kebutuhan satuan pendidikan.
c. Laporan untuk Masyarakat
Pada umumnya laporan untuk masyarakat berkaitan dengan kuantitas dan
kualitas lulusan, prestasi dan keberhasilan alumni. Informasi demikian sangat
berguna sebagai referensi terkait dengan skills yang dimiliki oleh lulusan,
sehingga masyarakat dan dunia usaha memiliki gambaran lengkap tentang profil
yang dibutuhkannya.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 22


4. Kelulusan Peserta Didik
Berkaitan dengan ketuntasan dalam menyelesaikan beban belajar, apabila peserta
didik mampu menuntaskan beban belajar satu semester berhak menerima laporan
hasil belajar (KHS dan/atau Rapor) di akhir waktu belajar yang telah direncanakan
dalam KRS. Apabila masih terdapat nilai yang belum tuntas, maka laporan hasil
belajar belum dapat disampaikan dalam bentuk Rapor, namun masih dalam bentuk
Kartu Hasil Studi (KHS).

Penyelesaian seluruh beban belajar ditandai dengan dokumen rapor sebanyak 6


(enam) semester. Adapun kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan
melalui rapat dewan guru sesuai dengan kriteria kelulusan yang diatur dalam
Peraturan Akademik atau dokumen tertentu. Secara umum peserta didik dinyatakan
lulus apabila sekurang-kurangnya memenuhi kriteria berikut :
a. Menyelesaikan seluruh beban belajar dengan nilai minimum batas kelulusan
yang ditetapkan.
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
c. Mengikuti Ujian Nasional;
d. Lulus Ujian Sekolah.

Kelulusan dapat dilakukan setiap semester, sesuai dengan regulasi yang sedang
diberlakukan. Hal tersebut mengakomodasi peserta didik yang berpotensi
menyelesaikan beban belajarnya pada pertengahan tahun, tidak harus menunggu
akhir tahun pelajaran.

C. Pengelolaan e-Rapor SKS


Pencapaian hasil belajar setiap peserta didik diperoleh melalui ketuntasan kompetensi
secara individu dari unit-unit pembelajaran utuh setiap mata pelajaran. Pada setiap unit
pembelajaran utuh diakhiri dengan penilaian formatif untuk mengukur keberhasilan
pencapaian KD. Peserta didik yang telah tuntas pada penilaian formatif dapat melaju ke
unit pembelajaran utuh yang berikutnya.

Proses penilaian setiap peserta didik sangat mungkin terjadi kondisi yang sangat dinamis
terkait dengan penyelesaian beban belajar. Capaian nilai setiap KD berbeda dengan yang
telah direncakanan dalam KRS. Dinamika bisa terjadi antar KD, antar mata pelajaran, dan
antar peserta didik satu dengan peserta didik lainnya sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi durabilitas, kemampuan dan/atau kecepatan belajarnya.

Dinamika seperti diatas menjadi tantangan berat berkaitan dengan pelaporan dan sistem
administrasinya. Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memfasilitasi

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 23


satuan pendidikan dengan e-Rapor, sebuah aplikasi penilaian berbasis teknologi untuk
menjamin laporan hasil penilaian yang berkualitas, transparan, dan akuntabel.

Satuan pendidikan penyelenggara SKS hendaknya memastikan pengisian data e-Rapor


sesuai dengan menu peruntukannya, yaitu menggunakan menu “SKS” yang menerapkan
sistem pengisian nilai berbasis semester. Sampai dengan diterbitkannya panduan ini, e-
Rapor menyediakan tiga pilihan ruang data, yaitu untuk peserta didik yang berpotensi
lulus 2 tahun, 3 tahun dan 4 tahun. Pilihan tersebut TIDAK dimaksudkan sebagai
pembentukan kelas khusus dalam proses pembelajaran, namun untuk mempermudah
penyesuaian (sinkronisasi) sistem data e-Rapor dengan Data Pokok Pendidikan
(Dapodik).

Fitur yang disediakan oleh e-Rapor berkaitan dengan pengelolaan SKS antara lain :
1) Pemetaan (Mapping) Mata Pelajaran, termasuk pengaturan urutan unit
pembelajaran utuh beban belajar berbasis KD
2) Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
3) Penetapan Kartu Rencana Studi (KRS)
4) Penyimpanan semua nilai berbasis KD sesuai perkembangan (progress) peserta
didik termasuk hasil remedial dan pengayaan.
5) Pencetakan KHS
6) Pencetakan Rapor dan kelengkapannya, dapat dilakukan setiap terjadi
ketuntasan beban belajar tanpa menunggu berakhirnya kalender semester.
7) Penyusunan statistika hasil penilaian
8) Dll. (Fitur lebih lengkap dapat dilihat pada Panduan e-Rapor versi terbaru).

E-Rapor dikoneksikan dengan Data Pokok Kependidikan (Dapodik) dalam rangka


membangun akuntabilitas publik. Oleh karena itu satuan pendidikan memastikan telah
memeriksa kebenaran data sebelum sinkroniasi. Hal yang perlu diperhatikan terkait
dengan sinkronisasi e-Rapor dan Dapodik antara lain :
1) Dapodik mengambil data nominasi calon peserta Ujian Nasional (PDUN) yaitu pada
pada semester ke-3 (data dari kelompok 2 tahun), pada semester ke-5 (data dari
kelompok 3 tahun), dan pada semester ke-7 (data dari kelompok 4 tahun).
2) Pengaturan jumlah rombongan belajar dan jumlah anggotanya mengikuti ketentuan
rasio minimal jumlah peserta didik terhadap guru. Apabila terjadi pengurangan
jumlah peserta didik pada rombongan belajar sebagai akibat dari promosi atau
demosi perpindahan kelompok kecepatan dan/atau kemampuan belajar, maka
rombongan belajar dapat digabung untuk memenuhi ketentuan minimal 36 anggota.
Ketentuan ini berlaku per tingkat per peminatan dengan syarat maksimum 2 rombel
saja yang kurang dari ketentuan minimal.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 24


D. Kepindahan Peserta Didik
Pengaturan kepindahan peserta didik diperlukan untuk memberi arah dalam
memenuhi hak pendidikan semua warga negara Indonesia sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Beban belajar yang telah diambil oleh peserta didik yang pindah dari satuan
pendidikan antar penyelenggara SKS, penyelenggara SKS ke penyelenggara sistem paket,
dan penyelenggara sistem paket ke penyelenggara SKS diakui secara penuh. (Pasal 9
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan NO.../2019 Tentang Penyelenggaraan
Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
1. Kepindahan dari Sistem Paket ke SKS
Satuan pendidikan penyelenggara SKS melakukan pemetaan kompetensi yang telah
dicapai peserta didik berdasarkan nilai rapor atau Daftar Nilai dari sekolah asal.
Contoh : peserta didik pindah pada kelas XI semester 1, maka peserta didik tersebut
sudah mempunyai nilai untuk KD semester 1 dan 2 atau setara kelas X, sehingga
dibimbing untuk dapat melanjutkan pengambilan beban belajar semester 3 atau
setara kelas XI.
2. Kepindahan dari SKS ke Sistem Paket
Satuan pendidikan penyelenggara SKS menerbitkan rapor sesuai dengan
pencapaian KD yang telah ditempuh oleh peserta didik yang akan pindah.
Contoh: peserta didik yang pindah pada semester ke-2, kemungkinannya adalah (i)
Peserta didik telah menuntaskan semua KD pada mata pelajaran semester ke-1
sehingga telah memiliki rapor semester ke-1, maka satuan pendidikan yang dituju
menempatkan peserta didik tersebut di semester ke-2, (ii) Peserta didik belum
menuntaskan semua KD pada mata pelajaran semester 1, sehingga belum memiliki
rapor semester 1, maka satuan pendidikan yang dituju menempatkan peserta didik
tersebut di semester ke-2 dengan terlebih dahulu melakukan matrikulasi pada
mata pelajaran yang belum tuntas di semester 1.
3. Kepindahan dari SKS ke SKS.
Untuk keperluan ini satuan pendidikan melihat ketercapaian beban belajar yang
telah dituntaskan oleh peserta didik yang akan pindah, kemudian peserta didik
tersebut difasilitasi untuk menyesuaikan diri dengan pembelajaran di satuan
pendidikan baru.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 25


BAB IV
PENYELENGGARAAN

A. Tahap Penyelenggaraan
Satuan Pendidikan dapat menyelenggarakan SKS mengikuti tahapan dalam tabel
berikut :
TAHAPAN / KEGIATAN URAIAN
1. LEGALISASI
a. Mengusulkan Diri Satuan pendidikan mengusulkan diri kepada Dinas
Pendidikan provinsi untuk ditetapkan sebagai calon
penyelenggara SKS dengan persyaratan minimal :
1) telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/ Madrasah;
2) mengimplementasikan Kurikulum 2013;
3) memiliki kesiapan daya dukung untuk
menyelenggarakan SKS;
4) mendapat dukungan dari semua pengampu
kepentingan (komite satuan pendidikan, dewan guru,
dan tenaga kependidikan) ditunjukkan dalam bentuk
surat pernyataan yang ditandatangani seluruh
komponen satuan pendidikan.
b. Menerima Surat Setelah diverifikasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi,
Keputusan menerima Surat Keputusan tentang penetapan sebagai
SMA Penyelenggara SKS. Dinas Pendidikan Provinsi
dapat memberikan kebijakan kepada satuan pendidikan
untuk menyelenggarakan SKS sebelum SK ijin
penyelenggaraan diterbitkan selama tidak bertentangan
dengan prinsip dan ketentuan pokok penyelenggaraan
SKS.
c. Aktivasi Dapodik 1) Satuan pendidikan melaporkan kepada Direktorat
Pembinaan SMA untuk diaktivasi terkait
pembinaan sebagai sekolah penyelenggara SKS.
2) Satuan pendidikan mengaktifkan menu SKS di
Dapodik dan e-Rapor.
2. PERSIAPAN
a. Sosialisasi Sosialisasi tentang penyelenggaraan SKS dilakukan agar
semua stakeholder memperoleh gambaran utuh mengenai

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 26


TAHAPAN / KEGIATAN URAIAN
SKS, memberikan dukungan dan tanggung jawab bersama
dalam penyelenggaraan SKS. Sasaran sosialisasi sekurang-
kurangnya meliputi : Kepala sekolah, Pendidik, Tenaga
Kependidikan, peserta didik, komite sekolah, dan Orang
tua peserta didik termasuk media masa.
b. Penyediaan 1) Menyediakan berbagai dokumen
Dokumen penyelenggaraan SKS yang dikembangkan oleh
Pendukung Direktorat PSMA
2) Menyusun dokumen Kurikulum (KTSP) memuat
prinsip dan ketentuan pokok penyelenggaraan SKS.
3) Menyusun Peraturan Akademik
4) Menyusun pemetaan unit-unit pembelajaran utuh
berbasis pasangan KD mata pelajaran
5) Menyusun bahan ajar mandiri seperti UKBM, modul,
handout, dan bahan ajar lain yang mendukung
optimalisasi
6) Buku Teks Pelajaran.
c. Lingkungan dan Mengembangkan lingkungan pembelajaran yang kondusif
fasilitas belajar dan mendukung layanan peserta didik
berdiferensiasi bakat,minat, kemampuan dan/atau
kecepatan belajar.
d. Penyediaan Sarana 1) Instalasi berbagai pendukung pembelajaran seperti e-
TIK (bagi sekolah Rapor, e-modul, LMS, website, sarana teleconference,
yang mampu) dsb.
2) Menyediakan Sistem Informasi Manajemen
pengelolaan SKS, seperti sistem informasi akademik
yang mengakomodasi perkembangan capaian
kompetensi individu peserta didik dan bisa diakses
setiap saat oleh guru dan orangtua.
e. Dukungan Anggaran Menyusun Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) yang
mengalokasikan penyelenggaraan SKS.
3. PERSIAPAN
a. Penyediaan 1) Menyediakan perangkat pembelajaran mulai dari
Perangkat Kalender Pendidikan, Perhitungan Pekan Efektif,
Program Tahunan, Program Semester, dan seterusnya
sesuai dengan ketentuan tugas pokok dan fungsi guru.
2) Menganalis Beban Belajar semua mata pelajaran
berdasarkan pasangan KD pada Kurikulum SMA.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 27


TAHAPAN / KEGIATAN URAIAN
3) Menganalisis Waktu Belajar sesuai dengan
diferensiasi kemampuan dan/atau kecepatan belajar
peserta didik.
b. Proses Pembelajaran 1) Melakukan pengorganisasian pembelajaran yang
dan Penilaian bervariasi dan pengelolaan waktu belajar sesuai
dengan kemampuan dan/atau kecepatan belajar
peserta didik yang berbeda-beda, baik yang rata-rata,
di bawah rata-rata maupun yang diatas rata-rata. .
2) Melaksanakan pembelajaran dan penilaian sesuai
dengan implementasi Kurikulum 2013 sesuai prinsip
layanan perseorangan.
3) Memanfaatkan berbagai sumber belajar yang
mendukung layanan individu seperti UKBM, modul,
handout, dan sebagainya.
4) Mengelola kelas/ kelompok berpola homogen
maupun heterogen sesuai dengan kebutuhan layanan
perseorangan,
5) Melaksanakan bimbingan akademik yang
dikoordinasikan oleh Wali Kelas dan guru BK yang
mampu mengakomodasi kelompok peserta didik
dengan perbedaan durabilitas, kecepatan, dan/atau
kemampuan belajar .
c. Pelaksanaan e-Rapor 1) Mengelola e-Rapor berorientasi pada layanan
perseorangan mulai dari pengelolaan beban belajar,
pengisian KRS, pengelolaan KHS, entry nilai berbasis
KD, sampai dengan pencetakan rapor.
2) Melakukan sinkronisasi data dengan sistem Dapodik
berkaitan dengan pengelolaan E-Rapor, keikutsertaan
peserta didik dalam Ujian Nasional, penjaringan
peserta SNMPTN, dan sebagainya.
4. EVALUASI
Evaluasi Diri 1) Evaluasi terhadap kinerja meliputi: tingkat kehadiran
peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan;
2) Evaluasi terhadap kurikulum meliputi: pelaksanaan
KTSP , kegiatan ekstrakurikuler, pemetaan unit
pembelajaran utuh dan beban belajar, keterlaksanaan
Peraturan akademik, mekanisme peminatan dan
pengelompokan peserta didik, keterlaksanaan

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 28


TAHAPAN / KEGIATAN URAIAN
pembelajaran sesuai Kurikulum 2013, keterlaksanaan
pembimbingan akademik, serta penilaian hasil belajar
dan capaian Indeks Prestasi.
3) Evaluasi terhadap pencapaian visi, misi, dan tujuan
satuan pendidikan; tingkat pencapaian Standar
Nasional Pendidikan; tingkat daya saing satuan
pendidikan pada tingkat daerah, nasional, regional,
dan internasional.

B. Strategi Penyelenggaraan
Satuan pendidikan menyelenggarakan Sistem Kredit Semester (SKS) secara bertahap
dengan strategi phasing in/out dimulai pada tahun pertama sebagaimana gambar
berikut.

Gambar 4.1. Strategi Penyelenggaraan SKS

Pada tahun pertama satuan pendidikan menyelenggarakan SKS secara bertahap mulai
semester ke-1 atau setara Kelas X, sedangkan kelas XI dan XII tetap melanjutkan Sistem
Paket sampai dengan kelulusan semua peserta didik. Pada tahun kedua, ada 2 angkatan
yang sudah menerapkan SKS, dan pada tahun ketiga semua angkatan telah menerapkan
SKS.

C. Supervisi, Monitoring dan Evaluasi


Supervisi, monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk menjamin mutu
penyelenggaraan SKS, menjamin berfungsinya seluruh stakeholder yang terlibat,
sekaligus sebagai umpan balik perbaikan penyelenggaraan selanjutnya.

Supervisi, monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan


Kebudayaan Provinsi Lampung, sesuai dengan kewenangannya. Periode
pelaksanaannya dapat ditetapkan sesuai kebutuhan, misalnya setiap 2 (dua) atau 3
(tiga) tahun sekali untuk memastikan kelayakan satuan pendidikan penyelenggara SKS.
Hasil evaluasi selanjutnya dilaporkan kepada pemangku kepentingan dan menjadi data

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 29


pendukung bagi penguatan mutu pendidikan di Provinsi Lampung melalui
penyelenggaraan SKS.

Instrumen supervisi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan SKS dicontohkan dalam


lampiran pedoman ini.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 30


BAB V
PENUTUP

Pedoman Penyelenggaraan SKS ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan berkaitan dengan penyelenggaraan SKS. Substansi pembahasan telah
disusun memuat berbagai hal berkenaan dengan konsepsi, legalisasi, persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi penyelenggaraan SKS.

Agar satuan pendidikan memahami penyelenggaraan SKS secara utuh diwajibkan pula
untuk memahami dokumen pendukung lain yang telah dikembangkan oleh Direktorat
Pembinaan SMA, antara lain Panduan Pengembangan UKBM, Panduan Pengelolaan Kelas,
Strategi Pengelolaan SKS , Panduan Penyusunan Standar Mutu Pelayanan SKS, dan naskah-
naskah Pembelajaran dan Penilaian lainnya yang relevan.

Semoga penyelenggaraan SKS di Provinsi Lampung semakin meningkat seiring dengan


kebutuhan layanan kepada seluruh warga negara yang berkualitas dan berkeadilan.

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 31


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh Instrumen Verifikasi Penyelenggaraan SKS


Lampiran 2. Contoh Instrumen Evaluasi Diri Sekolah Penyelenggara
Lampiran 3. Contoh Instrumen Monitoring dan Evaluasi Ketercapaian SKS

@ 2019 Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA Lampung 32


INSTRUMEN VERIFIKASI KELAYAKAN PENYELENGGARAAN SKS

Nama Sekolah : …………………………………………………………………………


Alamat Sekolah :………………………………………………………………………….
NPSN :………………………………………………………………………….
Nilai Akreditasi / Tahun :………………………………………………………………………….
Nama Kepala Sekolah :…………………………………………………………………………
Nama Waka/PJP SKS :………………………………………………………………………..

Hasil Verifikasi
No. Komponen Tidak Sebagian Lengkap Keterangan
ada
Skor Skor 1 Skor 2
0
A Kegiatan Sosialisasi dan Publikasi
1 Sosialisasi kepada Guru
2 Sosialisasi Kepada Tenaga Kependidikan
3 Sosialisasi Kepada Siswa dan Orangtua
4 Sosialisasi Kepada MKKS SMP/MTs dan
Cabang Dinas Pendidikan/Balai Pendidikan
5 Publikasi dalam bentuk spanduk, pamflet, atau
bentuk cetak lainnya
6 Publikasi dalam bentuk digital/ elektronik,
website, sms gateway, atau penyiaran lainnya
B Kesiapan Tim Pelaksana
7 Tersedianya Struktur Organisasi Pengelola
Sekolah secara khusus menugaskan salah satu
staf Waka Kurikulum sebagai PJP SKS
8 Tersedia Tim PJP SKS yang ditunjuk sebagai
perencana, pelaksana, pengendali dan
pengevaluasi SKS
9 Tersedia jadwal kegiatan
10 Tersedia pembagian tugas kerja tim
C Kesiapan Dokumen
11 Tersedianya Naskah Kajian mengapa perlu
diversifikasi layanan SKS (
Pendahuluan,Pembahasan, Implementasi,
Analisis, dan Rekomendasi)
12 Tersedianya dokumen pernyataan
kesanggupan melaksanakan SKS oleh
Guru,Tenaga Administrasi , Kepala Sekolah
dan Komite sekolah
13 Tersedianya dokumen Regulasi yang terkait
dengan SKS ( UU,PP,Permendikbud atau
Regulasi lainnya
14 Tersedia Buku 1 KTSP yang telah
diselaraskan antara Kurikulum 2013 dengan
prinsip dan ketentuan SKS
15 KTSP memuat prinsip penyelenggaran SKS
16 KTSP memuat pengaturan dan pengelolaan
pembelajaran tuntas menggunakan unit
pembelajaran utuh (
BTP,Modul,Handout,UKBM atau Bahan ajar
lainnya)
17 Tersedia rancangan peraturan akademik terkait
pembelajaran SKS
18 Tersedia unit-unit pembelajaran utuh berbasis
KD dalam berbagai jenis sesuai silabus dan
RPP ( BTP, UKBM, modul, dll) untuk seluruh
mata pelajaran kelas X
D Kesiapan guru dan tenaga kependidikan
19 Tersedia SK penugasan guru untuk kelas X
sebagai pelaksana awal tahun pertama SKS
20 Tersedia SK penugasan Wali Kelas sebagai
Pembimbing Akademik kelas X pelaksana
awal tahun pertama SKS
21 Tersedia SK penugasan Konselor (BK) kelas
X sebagai pelaksana awal tahun pertama SKS
22 Guru, Wali Kelas, dan BK memahami prinsip
layanan pembelajaran dengan SKS
23 Guru mahir menggunakan CBT (Computer
Based Tes) untuk melayani penilaian individu
sesuai kecepatan belajarnya
D Kesiapan guru dan tenaga kependidikan
24 Ketersediaan RKAS yang menganggarkan
biaya penyelenggaraan SKS
25 Tersedia fasilitas LMS (Learning
Management System) yang memudahkan guru
mengelola pembelajaran dan penilaian
individual
26 Tersedia SDM yang memiliki kompetensi
untuk implementasi e-Rapor
Jumlah Skor

Total Skor

Nilai

Status Kesiapan Penyelengaaraan SKS

𝑆𝑘𝑜𝑟
Keterangan : Nilai = x 100
52 .........., ………………………..
Nilai Status Verifikator
x > 91 Sangat Siap
83 < x < 90 Siap
75 < x < 82 Cukup Siap
x < 74 Belum Siap ………………………………..
NIP

…………………….…………………,…………………2019
Mengetahui Verifikator
Kepala SMA……..……………………………

…………………………………………………….. ……………………………………………….
NIP. NIP.

Mengetahui Kepala Cabang Dinas Mengetahui Pengawas SMA


Pendidikan Kabupaten ………………

…………………………………………………….. ……………………………………………….
NIP. NIP.
INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH PENYELENGGARA
SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) SMA

1. Nama Sekolah :................................................................................


2. NPSN : ..............................................................................
3. Alamat Sekolah : ..............................................................................
4. Nama Kepala Sekolah : .............................................................................
5. Nomor SK Penyelenggara SKS : ............................................................................
6. Tanggal SK Penyelenggara SKS : ............................................................................
7. PJP / Waka Kurikulum : ..............................................................................
Petunjuk Umum !
Jawablah pertanyaan berikut ini secara jujur sesuai dengan kondisi nyata
Bagian
sekolah saat ini agar hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
penyelenggraan SKS dimasa yang akan datang

Kondisi Nyata Tindak lanjut


No Aspek Yang Dievaluasi
Ya Tidak
A Dokumen SKS
1 Apakah sekolah telah memiliki
Surat Ijin Penyelenggaraan SKS
dari Dinas Pendidikan Provinsi
2 Apakah sekolah memiliki Panduan
Penyelenggaraan SKS ?
a. Jika sekolah telah memiliki
panduan tersebut, apakah
mudah dterapkan ?
b. Apakah Panduan tersebut
sesuai dengan kondisi sekolah ?
3 Apakah sekolah memiliki Panduan
Pengelolaan Kelas layanan SKS,
terutama mengelola siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata
rata
4 Apakah sekolah memiliki Bahan
Ajar dengan jumlah yang cukup
dalam bentuk :
a. Modul
b. Handout
c. UKBM
d. Lainnya ...................
(sebutkan)
5 Apakah sekolah memiliki
dokumen Kurikulum 2013 yang
telah diselaraskan dengan
regulasi SKS ;
a. Buku 1 KTSP
b. Silabus
c. RPP
6 Apakah RPP yang disusun oleh
guru mata pelajaran memenuhi
aspek berikut ini :
a. Kecakapan Hidup Abad-21
,Literasi dan PPK
b. Konstektual, menyenangkan
dan menantang
c. Berpikir tingkat tinggi
(HOTS)
7 Apakah sudah tersedia fasilitas
dokumen yang mengukur
ketercapaian kompetensi siswa
:
a. KHS
b. E-Rapor
(bukti fisik KHS dan e-Rapor
yang sudah terisi/tercetak )
8 Apakah wali kelas telah
menjalankan tugas sebagai
pembibing akademik dikelasnya
masing masing dengan baik ?
(Wawancara dengan guru dan
siswa)
9 Apakah wali kelas telah
menuliskan tugas tugas yang
terkait kedalam Jurnal atau Buku
Catatan wali kelas dengan rapi dan
lengkap ?
10 Apakah siswa telah menggunakan
BTP-Bahan Ajar sesuai dengan
peruntukannya ?
11 Apakah Bahan Ajar yang disusun
oleh guru disediakan oleh sekolah
dalam bentuk :
a. Softcopy
b. Hardcopy
c. Media elektyronik lainnya
d. Lain lain: ...................................
(sebutkan)
B. Proses Pembelajaran
12 Apakah setiap guru mata pelajaran
telah memberikan layanan
individual,kelompok dan klasikal ?
13 Apakah guru mata pelajaran dalam
melaksanakan pembelajaran
tersebut secara homogen atau
heterogen ?
a. Homogen
b. Heterogen
c. Lainnya : .........................................
(sebutkan)
14 Apakah guru mata pelajaran telah
melakukan proses pembelajaran
dengan mengintegrasikan :
a. Kompetensi abad 21,Literasi,
HOTS dan PPK
b. Kontekstual , ilmiah dan
memanfaatkan TIK
15 Apakah di awal semester guru
mata pelajaran telah
menyampaikan beban mata
pelajaran dan alokasi waktu yang
harus dituntaskan ?
a. Jumlah Pasangan KD
b. Alokasi waktu dalam semester
16 Apakah setiap guru mata pelajaran
memanfaatkan bahan ajar dalam
proses pembelajaran :
a. BTP
b. Modul
c. UKBM
d. Lainnya :...............................
(sebutkan)
17 Apakah ada kendala yang
dirasakan oleh guru mata
pelajaran ketika menggunakan
bahan ajar tersebut ?
18 Apakah Bahan ajar tersebut efektif
untuk menuntaskan kompetensi
siswa dalam menguasai suatu
Kompetensi Dasar ?
19 Apakah guru segera melakukan
remedial jika ada siswa yang
belum tuntas ?
20 Bagaimana pelaksanaan remedial
yang dilaksanakan oleh setiap guru
?
a. Menggunakan jadwal PBM
b. Diluar Jadwal PBM
c. Lainnya : ..............................
(sebutkan)
21 Apakah guru mata pelajaran
melanjutkan materi KD berikutnya
jika ada siswanya yang belum
tuntas suatu KD tertentu ?

C Proses Penilaian
22 Apakah guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
memperbaiki nilai capaian suatu
KD ?
23 Apakah setiap guru dan wali kelas
mencatat progres ketuntasan KD
setiap siswa dalam jurnal kerja
guru atau wali kelas ?
24 Apakah setiap guru mata pelajaran
telah menerapkan prinsip “Mastery
Learning” ?
25 Apakah sekolah melaksanakan
Penilaian Tengah Semester (PTS) ?
26 Apakah Ruang lingkup materi PTS
dari awal semester ataukah KD
terakhir yang belum diujikan ?
27 Apakah sekolah melaksanakan
Penilaian Akhir Semester (PAS) ?
28 Apakah Ruang lingkup materi PAS
dari awal semester ataukah KD
terakhir yang belum diujikan ?
29 Apakah sekolah sudah
memanfaatkan aplikasi e-Rapor
Direktoraty PSMA ?
30 Apakah sekolah mengalami
kesulitan dalam memanfaatkan
aplikasi e-Rapor Direktorat PSMA ?
31 Apakah sekolah mengalami
kendala dalam menginput data
Dapodik bagi siswa yang lulus 2 ,3
dan 4 tahun ?
32 Apakah sekolah mengalami
kendala dalam menginput data
Nominasi Peserta Ujian Nasional
pada bagi siswa yang lulus 2 ,3 dan
4 tahun ?
33 Apakah sekolah mengalami
kendala dalam menginput data
pada Laman PDSS bagi siswa yang
lulus 2 ,3 dan 4 tahun untuk seleksi
SNMPTN ?

.........................., ...........................................
Mengetahui Kepala SMA ......................... Tim PJP SKS,

................................................................................... ................................................................................
NIP. NIP.
INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) SMA TAHUN 2019

Nama Sekolah : …………………………………………………………… Nama Kepala Sekolah : ………………………….………………………..……………..


Alamat Sekolah: ………………………………………………………….. Nama Wakakur/Penanggung Jawab SKS : ………..……………….…………………………..….………..
NPSN : ………………………………………………………….. No HP dan Email Sekolah : …………………………………………………..……………...

Keterlaksanaan

Aspek Komponen Supervisi ( Tidak ada/ Ada kurang Lengkap dan Diskripsi dukumen/kegiatan yang telah ada
No.
Dukumen atau Kegiatan yang dilakukan sekolah) ada tidak lengkap/ku sesuai dan kualitas ketercapaiannya
sesuai rang sesuai
0 1 2
A Dokumen SKS

1. Memiliki Surat Ijin Penyelenggaraan SKS dari Dinas


Pendidikan Provinsi

2. Memiliki Panduan Penyelenggaraan SKS

3. Memiliki Panduan Pengelolaan Kelas layanan SKS

4. Memiliki Bahan Ajar BTP dengan jumlah cukup dan


atau sejenisnya antara lain UKBM, moduler Hand
Out.

5. Memiliki Dokumen Pengaturan beban belajar sesuai


struktur kurikulum 2013

6. Memiliki Dukumen Kajian/EDS dan rekomendasi


yang menunjukkan perlunya program
penyelenggaraan SKS

7. Memiliki Dokumen Program Kerja Penyelenggaraan/


Pengembangan SKS

8. Memiliki Dokumen/bukti rangkaian tahapan


perencanaan dan persiapan program SKS dan
pengembangannya antara lain :
Keterlaksanaan

Aspek Komponen Supervisi ( Tidak ada/ Ada kurang Lengkap dan Diskripsi dukumen/kegiatan yang telah ada
No.
Dukumen atau Kegiatan yang dilakukan sekolah) ada tidak lengkap/ku sesuai dan kualitas ketercapaiannya
sesuai rang sesuai
0 1 2
a. Naskah Kajian tentang mengapa perlu
menerapkan layanan SKS (Sistematika Naskah
Kajian :
Pendahuluan,Pembahasan,Implementasi,
Analisis dan Rekomendasi)
b. IHT/ Workshop penyusunan dukumen
manajerial, pembelajaran dan penilaian.
c. Internalisasi dan Sosialisasi Program SKS
sedikitnya pada Dewan Guru, Siswa, Orang Tua
Siswa, Komite Sekolah dan Masyarakat/Cabang
Dinas Pendidikan
Catatan : bukti fisik berupa Undangan, Daftar
Hadiri, Hand Out/materi/ppt dan Foto
Kegiatan)
9. Memiliki dokumen Peraturan Akademik yang telah
disesuaikan sebagai sekolah penyelenggara SKS
10. Memilki dokumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
tentang keterlaksanaan SKS yang disusun setiap
tahun
11. Memiliki dokumen Prediksi pembagian waktu
pembelajaran dan penilaian setiap semester dengan
pemetaan unit-unit kegiatan utuh
(Modul,Handout,UKBM, dll) pada setiap pasangan
KD untuk mengakomodasi siswa berpotensi lulus 2
tahun, 3 tahun dan 4 tahun

12. Memiliki dokumen outcome Siswa :


a. Lulus 2,3 dan 4 tahun
b. Data siswa (Nama Siswa ,Prodi dan Nama
PTN/PTS) diterima melalui berbagai macam
seleksi (SNMPTN,SBMPTN,Mandiri)
c. Data siswa yang diterima di Kedinasan, TIN dan
Polri
Keterlaksanaan

Aspek Komponen Supervisi ( Tidak ada/ Ada kurang Lengkap dan Diskripsi dukumen/kegiatan yang telah ada
No.
Dukumen atau Kegiatan yang dilakukan sekolah) ada tidak lengkap/ku sesuai dan kualitas ketercapaiannya
sesuai rang sesuai
0 1 2
13. Memiliki Laporan Ketercapaian Kompetensi yang
mencerminkan pembelajaran tuntas (Mastery
Learning)
a. KRS
b. KHS
c. e-Rapor
B Dokumen Pendukung SKS

14. Memiliki dokumen RPP mata pelajaran yang memuat


aspek :
a. Kecakapan Hidup Abad-21 terintegrasi
4C, Literasi, dan PPK melalui model Aktive
Learning (Descovery Learning, Problem Based
Learning, Project Based Learning atau lainnya)
b. Kontekstual, ilmiah, menyenangkan dan
menantang, memanfaatkan TIK melalui
pendekatan Saintifik,
c. Pengembangan pembelajaran dan penilaian HOT
berdasarkan analisis Kompetensi Dasar (KD)
15. Sekolah memiliki dokumen kegiatan (
Workshop,IHT,Sarasehan dll ) untuk
mengembangkan dan mengintensifkan MGMP
Sekolah dalam pengembangan pembelajaran yang
mengintegrasikan STEAM
Bukti Fisik : Undangan, Daftar Hadir, Materi Nara
sumber, Produk kegiatan dan foto kegiatan

16. Sekolah memiliki dokumen pengembangan literasi


dalam pembelajaran menggunakan BTP, Buku
Pengayaan dan referensi Digital
Keterlaksanaan

Aspek Komponen Supervisi ( Tidak ada/ Ada kurang Lengkap dan Diskripsi dukumen/kegiatan yang telah ada
No.
Dukumen atau Kegiatan yang dilakukan sekolah) ada tidak lengkap/ku sesuai dan kualitas ketercapaiannya
sesuai rang sesuai
0 1 2
17. Memiliki Dokumen Wali kelas bekolaborasi dengan
Waka Kurikulum, Guru BK ,guru Mata pelajaran dan
orang tua /wali siswa :

a. Jurnal Kerja Wali Kelas dalam membibing siswa


menentukan beban belajar.
b. Jurnal Kerja Wali kelas berkoordinasi dengan
guru mata pelajaran, guru BK dan Waka
Kurikulum
c. Jurnal layanan wali kelas dalam membibing
kesulitan belajar siswa
d. Catatan wali kelas tentang prestasi akademik dan
non akademik siswa
e. Catatan wali kelas dalam memberikan layanan
konsultasi kepada orang tua/wali siswa
18. Memiliki Dokumen Walikelas memberikan
/menyerahkan Hasil Belajar Siswa (Rapor) setiap
semester

JUMLAH SKOR

NILAI: (Jumlah Skor/36 x 100

Mengetahui ………………….., ………………………………… 2019


Kepala Sekolah, Tim Monev,

_________________________________ ___________________________________
NIP. NIP.
Rubrik:

RENTANG NILAI PREDIKAT

85-100 A SKS diselenggarakan dengan Sangat Baik

70-84 B SKS diselenggarakan dengan Baik

56-69 C SKS diselenggarakan pada Cukup

< 56 D SKS diselenggarakan dengan Kurang

Anda mungkin juga menyukai