Anda di halaman 1dari 50

BUKU I

KURIKULUM SMALB
SEKOLAH LUAR BIASA MINASA BAJI
TAHUN AJARAN 2018 - 2019

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN


SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) MINASA BAJI
Jln.Poros Bantimurung No.8 Dusun Sege-Segeri No. 08 Desa Minasa Baji
Kec. Bantimurung Kabupaten Maros

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Berdasarkan hasil penelaahan dan pertimbangan, dengan ini Pengawas Sekolah


Pendidikan Luar Biasa (PLB) Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
menyetujui Dokumen I Kurikulum SMALB SLB Minasa Baji Tahun Ajaran 2018 -
2019 untuk disahkan dan ditetapkan pemberlakuannya oleh Dinas Pendidikan
Provinsi Sulawesi Selatan

Maros, 17 Juli 2018


Pengawas PLB Provinsi Sulawesi Selatan

Hj. Siti Wardiniyah, S.Pd, M.M


NIP. 195908311983032008

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Kurikulum SMALB Sekolah Luar Biasa (SLB) Minasa Baji disahkan dan ditetapkan
pemberlakuannya untuk tahun ajaran 2018/2019

Ditetapkan di Maros
Pada tanggal 17 Juli 2018

Ketua Yayasan Kepala SLB Minasa Baji

H. Lahuddin Sese Sjamsu Abdillah, S.Pd


NIP 19660607 199703 1 007

Disahkan oleh:
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sukawesi Selatan
Wilayah I,

H. Irman Yasin Limpo, SH


NIP. 19670824 199403 1 008

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur nenantiasa kita pajatkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan hidayah-Nya Tim Pengembang Kurikulum (TPK) dapat menyelesaikan
tugas penyusunan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) SLB Minasa Baji. Dokumen KTSP
ini dibuat sebagai pedoman atau acuan bagi pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada
tahun ajaran 2018 - 2019.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang menengah mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan
pedoman implementasi Kurikulum. Dalam pengembangan KTSP Tim Pengembang
Kurikulum memengang prinsip diversifikasi, dengan melakukan penyesuaian
program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan ciri khas potensi
yang ada di sekolah kami serta potensi peserta didik.
Terwujudnya KTSP SMALB SLB Minasa Baji diharapkan dapat di jadikan acuan
atau pedoman untuk di kembangkan dan diimplementasikan oleh semua pihak baik
tenaga pendidik dan kependidikan di SLB Minasa Baji dalam memberikan layanan
pendidikan yang bermutu bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
Dalam Penyusunan KTSP SMALB ini sekolah melibatkan para pendidik dan tenaga
kependidikan, yayasan serta pengawas PLB Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi
Selatan. Pelibatan unsur-unsur tersebut dimaksudkan agar program-program
pembelajaran yang telah ditetapkan menjadi milik semua warga sekolah sehingga
diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal, transparan dan akuntabel.
Kami mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada semua pihak yang
telah berperan serta aktif dan memberikan kontribusi positif terhadap seluruh
rangkaian kegiatan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMALB.

Maros, Juli 2018


KepalaSLB Minasa Baji

Sjamsu Abdillah, S.Pd


NIP 19660607 199703 1 007

iv
Tim Pengembang Kurikulum
Sekolah Luar Biasa Minasa Baji

Pengarah : Pengawas SLB Minasa Baji


Dra. Hj. Sitti Wardiniyah, S.Pd, M.M
Ketua Yayasan
H. Lahuddin Sese
Ketua : Kepala SLB Minasa Baji
Sjamsu Abdillah, S.Pd
Sekretaris : Sie Kurikulum
Sitti Nursiah, A.Ma
Anggota : Putri Rizqia
Nuraeni
Amalia Ahsan, S.Pd

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………..…………………………… i


LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. iii
TIM PENGEMBANG KURIKULUM SLB MINASA BAJI ………………...... iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….... v
GLOSARIUM …………………………………………………….……………. vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ……………………………………..………………....... 1
B. Dasar Hukum …………………………………………........................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 3
D. Mekanisme ............................................................................................... 3
E. Pihak yang Terlibat ................................................................................. 10
BAB IIVISI, MISI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN .......................................... 11
A. Visi ……………………………………….............................................. 11
B. Misi …………………………………………………………………….. 11
C. Penjenamaan (Branding) Sekolah ……………………………………… 11
D. Tujuan Pendidikan …………………………………………….………
12

BAB III MUATAN KURIKULUM DAN PENGATURAN


BEBAN BELAJAR ....……………………………………………… 20
A. Muatan Kurikulum …………………………………………….............. 20
B. Pengaturan Beban Belajar ……………………………………............... 28
C. Kriteria Ketuntasan Minimal …………………………………………... 29
D. Penilaian Hasil Belajar ……………………………………………….... 31
E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ..……………………………………..… 33
F. Kalender Pendidikan ……………………………………………..……. 33

BAB IV. PENUTUP ………................................................................................. 36

vi
GLOSARIUM

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional


yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Pengembangan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan
pedoman implementasi Kurikulum. KTSP dikembangkan oleh satuan
pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah, dan kemudian
disahkan oleh kepala dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi
dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya

2. Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan
pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan
pendidikan

3. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai
penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi
rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.

4. Tujuan pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai dalam
kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap satuan pendidikan
dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk mengetahui pencapaian
tujuan pendidikan, satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi.

5. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan


di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

7. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan berdasarkan


Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

vii
Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.

8. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran.

9. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau mata pelajaran/tema


tertentu yang sekurang-kurangnya mencakup kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran.

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan


prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam Silabus.

11. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan


potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.

12. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara


konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dimiliki oleh peserta didik.

13. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan


yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dapat
dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya disatuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. SKL ini dijadikan acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, dan standar penilaian.

14. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar


Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap
tingkat kelas atau program.

15. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
ketercapaian kompetensi.

16. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,

viii
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai
standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik.

17. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

18. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.

19. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman


materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk
menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada
kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh
pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan dan
percepatan.

20. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik
untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata
pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri
oleh peserta didik.

21. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud.

22. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program


pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata
pelajaran-mata pelajaran yang diikutinya setiap semester pada satuan pendidikan
yang dimaksud.

23. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif
dan hari libur.

ix
24. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

25. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

26. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

27. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar
nasional), dan hari libur khusus.

28. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

29. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

30. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi
Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.

31. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur


pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar
dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.

32. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek penting bagi mengembangkan sumber daya
manusia, pendidikan diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua
orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat diperoleh
manusia produktif. Selain itu pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan
akses dan mobilitas sosial dalam masyarakat baik
secara horizontal maupun vertikal.
Diera globalisasi dewasa ini, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada
kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan
masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu,
pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan suatu bangsa. Kemajuan Bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui
penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan
dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia
Sejalan dengan uraian di atas, yang menjadi salah satu komponen penting
dalam melaksanakan pendidikan yang bermutu adalah kurikulum. Kurikulum
merupakan komponen pendidikan yang dijadikan paduan atau acuan operasional
oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara,
khususnya oleh guru dan kepala sekolah.
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai
tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di
Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang
tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan
kemajuan zaman. Seiring perubahan kurikulum, SLB Minasa Baji melaksanakan
Kurikulum 2013 untuk Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB) untuk semua kelas.
Penyusunan KTSP ini merupakan implementasi dari Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang

1
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sebagaimana Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Permendikbud ini
menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
Dengan memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,
diharapkan implementasi kurikulum ini dapat menciptakan pembelajaran yang
bermakna bagi peserta didik untuk meningkatkan kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sebagai bekal untuk hidup dan penghidupannya

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang


Disabilitas.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikaan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan;

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar


Pengelolaan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62


Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah;

2
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahum 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahum 2014 tentang


Muatan Lokal Kurikulum 2013;

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang


Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 Tentang
Penumbuhan Budi Pekerti;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20


Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21


Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


22.Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

15. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23


Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan;

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 tahun 2017 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan.

17. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor


10/D/KL/2017 tentang Struktur Kurikulum, KI-KD, dan Pedoman Implementasi
Kurikulum 2013 PK.

18. Peraturan Daerah Provinsi tentang Penyelenggaraan Pendidikan;

3
19. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.

C. Tujuan
Secara umum pengembangan kurikulum ini bertujuan untuk menjadi acuan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan dalam mencapai optimalisasi kualitas
perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
Secara khusus tujuan pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) ini
dapat dijadikan acuan bagi pendidik dalam melaksanakan tugas sebagai berikut:
1. menyusun rencana pembelajaran mencakup: program tahunan, program
semester, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan penilaian hasilbelajar
peserta didik;
2. melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bermakna sesuai rencana yang
sudah di buat;
3. melaksankan penilaian dan pelaporan hasil belajar peserta didik;
4. memberikan acuan terhadap pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan untuk mencapai kompetensi-kompetensi pada setiap kelompok
mata pelajaran melalui pembelajaran aktif, efektif, efisien, dan bermakna.
5. Menentukan pendekatan, metode pembelajaran, sumber belajar dalam
pembelajaran;
6. Membangun dan mengembangkan program kebutuhan khusus untuk
meminimalisasikan hambatan-hambatan yang diakibatkan oleh kelainan/
kekhususan peserta didik.

D. Mekanisme
Penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMALB SLB Minasa Baji
diawali dengan pembentukan Tim Pengembang Kurikulum yang kemudian
melakukan berbagai aktivitas pengembangan KTSP dengan memperhatikan acuan
konseptual, prinsip pengembangan, dan prosedur operasional. Kegiatan
pengembangan ini dilakukan dalam bentuk IHT dan workshop tingkat sekolah.
Hasil pengembangan KTSP ini disosialisasikan dan setelah mendapat persetujuan
dari Pengawas PLB kemudian disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi

4
Selatan dan dilaksanakan oleh seluruh unsur pada satuan pendidikan SMALB di
SLB Minasa Baji.
1. Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP di SLB Minasa Baji dilakukan melalui rapat kerja satuan
pendidikan dan diskusi terpumpun yang diselenggarakan sebelum tahun ajaran
baru.
Tahap kegiatan pengembangan KTSP secara garis besar meliputi: (1)
penyusunan draf berdasarkan analisis konteks; (2) review, revisi, dan finalisasi;
serta (3) pengesahan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam pengembangan KTSP ini Tim Pengembang Kurikulum memperhatikan
hal-hal sebagai berikut.
a. Acuan Konseptual
Acuan konseptual dalam pengembangan KTSP sekurang-kurangnya
mencakup hal berikut ini.
1) Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan
kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata
pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia peserta
didik.
2) Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan
toleransi dan kerukunan inter umat dan antar umat beragama.
3) Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangnkan wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
4) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.

5
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi
diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5) Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
6) Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
7) Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi
peserta didik pada satuan pendidikan SMALB dan peserta didik yang
tidak akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
8) Perkembangan Iptek
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana iptek sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
penyesuaian terhadap perkembangan iptek sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan iptek.

6
9) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah dan lingkungan.
10) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11) Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan
oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.
12) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarkat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
13) Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.

b. Prinsip Pengembangan
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkunganya pada masa kini dan yang akan datang

7
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggungjawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan, dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarjenjang pendidikan.
c. Prosedur Operasional
1. Analisis
a) Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
kurikulum
b) Analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan
lingkungan
c) Analisis ketersediaan sumberdaya pendidikan
2. Penyusunan
a) Perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan
b) Pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan

8
c) Pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas.
d) Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan
e) Penyusunan sialbus muatan atau mata pelajaran muatan lokal
f) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3. Penetapan dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite Yayasan
4. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.

2. Pelaksanaan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Oleh karena itu, pelaksanaan KTSP
merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur satuan pendidikan yakni
kepala sekolah, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya. Para
pendidik di SLB Minasa Baji menyusun dan melaksanakan KTSP ini setelah
melakukan identifikasi dan asesmen.
Identifikasi yang dilakukan kepada peserta didik pada setiap tingkatan kelas
mencakup area fungsi belajar, sosial emosi, komunikasi, dan neuromotor. Hasil
identifikasi pada area fungsi belajar ditindaklanjuti dengan pelaksanaan
asesmen akademik, sedangkan hasil identifikasi pada area fungsi sosial emosi,
komunikasi, dan neuromotor, ditindaklanjuti dengan pelaksanaan asesmen
perkembangan atau asesmen non akademik.
Hasil Asesmen tersebut secara rinci dijadikan acuan dalam penyusunan buku II
dan buku III dokumen KTSP.

3. Daya Dukung
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan dan
tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena itu agar dapat
mengembangkan dan melaksanakan KTSP dengan baik diperlukan

9
kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan
dengan melibatkan unsur yayasan, orang tua/wali siswa
Kebijakan satuan pendidikan SLB Minasa Baji dalam mengembangkan dan
melaksanakan KTSP sebagai berikut.
1) Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum SLB Minasa Baji.
2) Kewenangan penuh yang diberikan kepada para pendidik dalam
melakukan adaptasi kurikulum dalam menentukan kedalaman dan
keluasan materi ajar serta pola kerja yang diharapkan dapat memberikan
rasa nyaman dan membangkitkan kreativitas yang memadai dalam
menyusun kurikulum yang menyentuh kebutuhan peserta didik.

b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses perwujudan
kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu tenaga pendidik merupakan
unsur yang mutlak diperlukan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai.
Selain itu, tenaga kependidikan pada masing-masing satuan pendidikan
sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan KTSP.
Pendidik pada satuan pendidikan SMALB di SLB Minasa Baji berjumlah 4
orang dengan kualifikasi pendidikan sarjana pendidikan khusus yang
bertanggung jawab atas keberlangsungan proses pembelajaran 3 rombongan
belajar. Program keterampilan pilihan yang diselenggarakan disesuaikan
dengan potensi, minat dan kebutuhan siswa, pada tahun ajaran 2018/2019
Program Pilihan yang di Sselenggarakan oleh SLB C Tut Wuri Handayanu
yaitu keterampilan Tata Boga, Tata Kecantikan, dan Souvenir
Tenaga kependidikan berjumlah 11 orang dengan kualifikasi pendidikan
sarjana PLB sebanyak 11 dan SMA 1 orang (sedang menyelesaikan skripsi
S1).

c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan


Pengembangan dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan berupa
ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk sarana
satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang

10
diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/ bangunan, prasarana
olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya sangat diperlukan
sebagai unsur penunjang yang memberikan kemudahan pelaksanaan KTSP.
Sarana dan Prasarana SLB Minasa Baji sebagai berikut:
o 1 ruang kepala sekolah
o 1 ruang guru
o 3 ruang kelas belajar akademik
o 1 ruang keterampilan (Ruang keterampilan Tata Boga dan Souvenir).

E. Pihak yang Terlibat


1. Tim pengembang kurikulum satuan pendidikan, terdiri atas tenaga pendidik,
dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan
pengembangan KTSP, tim pengembang kurikulum satuan pendidikan dapat
mengikutsertakan komite, Yayasan, narasumber, dan pihak lain yang terkait.
2. Dinas Pendidikan Provinsi sesuai kewenangannya melakukan koordinasi dan
supervisi.

11
BAB II
VISI, MISI, BRANDING SEKOLAH DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. Visi
Visi SLB Minasa Baji adalah “Mencetak peserta didik berprestasi, berkarakter,
berakhlak dan berwawasan nasional.”.

B. Misi
Misi SLB Minasa Baji adalah “Mendidik siswa/siswi yang senantiasa
mengedepankan moral, akhlak, budi pekerti, mandiri, kompetitif dan terampil”.

C. Branding Sekolah
“SEKOLAH BERSIH”
SLB Minasa Baji mengedepankan kebersihan dan lingkungan yang sehat. Tidak
hanya diterapkan pada kebersihan sekolah tapi juga pada tiap siswa/siswi serta guru-
guru yang ada. SLB Minasa Baji juga memiliki jadwal membersihkan sekolah secara
gotong royong setiap hari jumat bersama sebelum kegiatan senam bersama siswa/siswi
dan Orang Tua/Wali murid. Kebersihan juga tetap dijaga dengan melakukan
pengawasan terhadap setiap warga sekolah agar tidak membuang sampah sembarangan.
Membersihkan alas kaki sebelum masuk kelas, dan tetap menjaga agar lingkungan
tetap terawat.

D. Tujuan Satuan Pendidikan


Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pada tataran operasional, pendidikan yang diselenggarakan di SMALB bertujuan
untuk memberikan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
yang bermanfaat bagi peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara sesuai dengan kekhususan dan

12
tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia
kerja.
Secara rinci tujuan satuan pendidikan adalah memberikan pendidikan dan
pengajaran agar peserta didik berkebutuhan dapat:
o memahami keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi.
o menumbuhkan keyakinan beragama yang kuat sehingga dapat menjalankan
ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangannya.
o melakukan pembiasaan yang mencerminkan nilai luhur karakter dan budaya
bangsa, seperti jujur, disiplin, sopan, dan santun.
o memahami kekurangan dan kelebihan diri sehingga dapat mengembangkan
potensinya sesuai dengan karakteristik dan kekhususannya.
o Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
o menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif sehingga dapat
memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
o memiliki kemampuan berkomunikasi yang memadai sehingga dapat
mengaktualisasikan diri dan bekerja sama dalam kelompok maupun
lingkungannya.
o melakukan aktifitas harian secara mandiri.
o mematuhi aturan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat.
o Memiliki keterampilan yang memadai sebagai bekal hidup dan penghidupannya
kelak.
o memiliki kemampuan interpersonal yang memadai untuk menjalin kerja sama
dan pengembangan usaha.
Tujuan-tujuan yang dicanangkan satuan pendidikan tersebut dalam upaya mencapai
standar kompetensi lulusan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud
tersebut mengamanatkan bahwa peserta didik pada satuan pendidikan SMALB
memiliki kualifikasi kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

13
1. Kemampuan pada Dimensi Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1) beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, 2) berkarakter, jujur, dan peduli, 3) bertanggungjawab, 4)
pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5) sehat jasmani dan rohani sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.

2. Kemampuan pada Dimensi Pengetahuan


Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar berkenaan dengan: 1) ilmu pengetahuan, 2) teknologi, 3) seni,
dan 4) budaya.
a. Pengetahuan faktual, adalah pengetahuan dasar berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan
negara.
b. Pengetahuan Konseptual, adalah terminologi/istilah yang digunakan,
klasifikasi, kategori, prinsip, dan generalisasi berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
c. Pengetahuan Prosedural, adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu
atau kegiatan yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara.
d. Pengetahuan Metakognitif, adalah pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara.
Peserta didik diharapkan mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks
diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
dan negara.

3. Kemampuan pada Dimensi Keterampilan

14
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan
tahap perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan.
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang
pendidikan memperhatikan: 1) perkembangan psikologis anak; b) lingkup dan
kedalaman; c) kesinambungan; d) fungsi satuan pendidikan; dan e) lingkungan.
Dalam upaya pencapaian kemampuan pada dimensi sikap, SLB Minasa Baji
mengembangkan nilai-nilai karakter melalui penumbuhan budi pekerti
sebagaimana diamanatkan dalam Permendikbud No. 21 Tahun 2015. Nilai yang
diprioritaskan adalah religius, kemandirian, peduli lingkungan, peduli sosial
toleransi dan gemar membaca, dengan kegiatan seperti tertuang dalam tabel
berikut ini.
Tabel 2.1
Garis Besar Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti
SLB Minasa Baji

Nilai yang
Waktu Kegiatan
Dikembangkan
Pagi sebelum o Menyiapkan guru piket kedatangan ( 1 Kemandirian
kegiatan orang) yang bersiap di pintu gerbang
untuk menyambut pserta didik dan
mengucapkan salam.
o Peserta didik masuk sendiri tanpa
ditemani orang tua
07.00 - 07.30 o Hari Senin: Upacara bendera Kedisiplinan,
07.00 – 10.00 o Hari Jumat: Senam bersama dan kemandirian
14.00 – 16.00 Jumsih
o Hari Kamis Kegiatan ekstrakurikuler
07.00 - 15.40 Kegiatan pembelajaran rutin di dalam Religius,
kelas kedisiplinan,
o Kegiatan Awal/Pendahuluan kemandirian
 Berdoa
 Menyanyikan lagu wajib
 Membaca buku
o Kegiatan Inti (pecampaian materi ajar
dengan pendekatan saintifik)
o Penutup
 Berdoa

15
Nilai yang
Waktu Kegiatan
Dikembangkan
 Menyanyikan lagu daerah
12.00 – 12.30 Sholat dzuhur berjamaah dilanjutkan Religius
kultum

Optimalisasi pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti di SLB Minasa


Baji juga dilakukan melalui aktifitas kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan.
Kegiatan tersebut secara rinci tertuang dalam tabel di bawah ini.

a. Kegiatan Rutin
Tabel 2.2
Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti melalui Kegiatan Rutin
di SLB Minasa Baji
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
Religius o Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dipimpin
oleh guru kelas
o Setiap hari Jumat melaksanakan kegiatan infak
bagi peserta didik beragama Islam.
o Setiap awal dan akhir jam pelajaran, peserta didik
memberi salam kepada guru.
o Sholat Dzuhur berjamaah dilanjutkan kultum
sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
Kedisiplinan o Membuat catatan kehadiran pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik.
o Pukul 07.30 pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik harus sudah berada di dalam kelas
dan pulang sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
o Pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik
yang hadir tidak tepat waktu diberi teguran
o Bila berhalangan hadir, maka harus ada surat
pemberitahuan ke sekolah.
o Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap
hari oleh seluruh guru, menggunakan seragam
yang ditentukan)
o Seragam dipakai sesuai dengan jadwal
pemakaian.
o Membuang sampah pada tempatnya.
o Meminjam dan mengembalikan buku
perpustakaan sesuai jadwal pengembalian.
Peduli Lingkungan o Lingkungan sekolah bersih
o Pemberantasan sarang nyamuk

16
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
o Membiasakan membuang sampah pada
tempatnya.
o Pendidik melaksanakan piket secara berkelompok
untuk melihat kebersihan lingkungan.
o Mengambil sampah yang berserakan.
o Piket kelas secara kelompok membersihkan
kelasnya
o Peserta didik secara individu menata meja dan
kursi setiap hari supaya terlihat rapi.
o Tidak mencoret tembok atau
bangku/kursi/fasilitas sekolah.
Peduli Sosial o Mengumpulkan barang-barang yang masih layak
pakai di sekolah dan menyumbangkannya pada
yang membutuhkan, 1 kali setahun.
o Mengumpulkan sumbangan pada waktu-waktu
tertentu untuk menyumbang warga sekolah yang
sakit, terkena bencana seperti gempa bumi,
kebakaran, banjir.
o Mengunjungi warga sekolah yang sakit
Kejujuran o Melaporkan temuan barang hilang
o Trasparansi laporan keuangan sekolah
o Menyediakan kotak saran dan pengaduan
Cinta Tanah Air o Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
o Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara
bendera, peringatan hari besar nasional dan setiap
hari sebelum pembelajaran dimulai serta
menyanyikan lagu daerah di akhir pembelajaran
o Memasang lambang negara, foto presiden dan
wakil presiden serta gubernur dan wakil gubernur
o Memajang foto para pahlawan nasional

b. Kegiatan Spontan
Tabel 2.3
Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti melalui Kegiatan Spontan
di SLB Minasa Baji
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
Religius o Memperingatkan peserta didik yang tidak
melaksanakan sholat bersama
o Mengucapkan salam bila bertemu/berpapasan
o Meminta maaf bila melakukan kesalahan
Kedisiplinan o Memperingatkan peserta didik yang masih ada

17
di luar kelas saat belajar (sesuai tata tertib
sekolah)
o Peserta didik yang tidak berpakaian rapi diminta
merapikannya dan diberitahu caranya.
o Apabila menemukan peserta didik yang
rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang
ditetapkan, maka diminta untuk mencukur
rambut
Peduli Lingkungan o Meminta peserta didik memungut sampah yang
dibuang sembarangan
o Mengingatkan peserta didik yang punya
kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Peduli Sosial o Mengunjungi warga sekolah yang sakit, melayat
apabila ada yang meninggal dunia
o Mengumpukan sumbangan untuk membantu
korban bencana alam
Kejujuran o Memperingatkan peserta didik yang mengambil
barang bukan miliknya
o Memperingatkan peserta didik mengembalikan
yang bukan miliknya

c. Kegiatan Keteladanan:
Tabel 2.4
Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti melalui Kegiatan
Keteladanan di SLB Minasa Baji
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
Religius o Pendidik berdoa bersama peserta didik sebelum
dan setelah pembelajaran.
o Melaksanakan sholat berjamaah dan kultum
sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
Kedisiplinan o Jam 07.00 guru piket sudah berada di sekolah
menyambut peserta didik.
o Pukul 07.15 Pendidik dan Tenaga Kependidikan
sudah berada di sekolah dan pulang paling cepat
pukul 15.00.
o Berbicara yang sopan, menghargai pendapat
orang lain
Peduli Lingkungan o Semua warga sekolah senantiasa menjaga dan
memilihara kebersihan lingkungan sekolah.
Peduli Sosial o Pendidik dan tenaga kependidikan
mengumpulkan sumbangan setiap ada musibah
internal dan bencana alam untuk kegiatan
sosial.
Kejujuran o Pendidik memberikan penilaian secara objektif

18
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
o Pendidik menepati janji pada peserta didik
Cinta Tanah Air o Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta
didik melaksanakan upacara dan peringatan hari
besar bersama peserta didik

Penanggung jawab setiap kegiatan seperti tercantum pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.5
Penanggungjawab Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti
SLB Minasa Baji
Nilai yang Waktu Penanggung
Kegiatan
Dikembangkan Pelaksanaan Jawab
Pembiasaan Rutin
a. Pemyambutan Peduli sesama Setiap hari Guru piket
kedatangan (sosial)
peserta didik
b. Memberi Peduli sesama Setiap hari Warga
senyum, salam, (sosial) Sekolah
sapa
c. Upacara Semangat Setiap hari Senin Koordinator
bendera kebangsaan, disiplin kesiswaan
d. Pemeriksaan Disiplin dan Setiap hari Koordinator
kebersihan tanggung jawab UKS
e. Latihan Semangat Setiap hari Kamis Pembina
Kepramukaan kebangsaan, disiplin Pukul 14.00 Pramula yang
sampai selesai memiliki
keterampilan
KMD
f. Senam pagi dan Disiplin dan Setiap Jumat Guru PJOK
Jumsih tanggung jawab dan sie
Lingkungan
g. Doa bersama Religius Setiap awal dan Guru Kelas/
akhir kegiatan Guru Mapel
pembelajaran
h. Menyanyikan Semangat Setiap awal & Wali Kelas
lagu wajib kebangsaan, disiplin akhir
nasional dan pembelajaran
lagu daerah
i. Membaca buku Gemar membaca Setiap awal Wali Kelas/
di luar konteks pembelajaran Guru Mapel
pembelajaran
j. Lingkungan Peduli lingkungan Jumat Guru Piket
bersih/
Pemberantasan

19
Nilai yang Waktu Penanggung
Kegiatan
Dikembangkan Pelaksanaan Jawab
Sarang Nyamuk
k. Kesehatan diri Disiplin dan Setiap hari Warga
tanggung jawab Sekolah
l. Sholat Dzuhur Religius Setiap hari Koordinator
berjamaah kesiswaan
Pembiasaan Spontan
a. Membuang Peduli lingkungan Setiap hari Warga
sampah pada Sekolah
tempatnya
b. Budaya antri Peduli sesama Setiap hari Warga
(sosial) Sekolah
c. Mengatasi Peduli sesama Setiap ada insiden Warga
silang pendapat (sosial) Sekolah
(pertengkaran)
d. Saling Disiplin, tanggung Setiap saat Warga
mengingatkan jawab Sekolah
ketika ada
pelanggaran
tata tertib
sekolah
e. Kunjungan Peduli sosial Setiap ada kasus Wali kelas
rumah
f. Kesetiakawanan Toleransi Setiap ada kasus Warga
sosial Sekolah
g. Anjangsana Peduli sosial Setiap ada kasus Wali kelas
Pembiasaan Keteladanan
a. Berpakaian rapi Disiplin Setiap hari Warga sekolah
b. Berbahasa yang Cinta tanah air, Setiap saat Warga
baik komunikatif, Sekolah
semangat
kebangsanaan
c. Rajin membaca Gemar membaca Setiap saat Warga
Sekolah
d. Memuji Menghargai Setiap saat Warga
kebaikan dan prestasi Sekolah
keberhasilan
orang lain
e. Datang tepat Disiplin Setiap hari Warga
waktu Sekolah

20
BAB III
MUATAN KURIKULER DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. Muatan Kurikuler
Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional dan muatan lokal yang diwujudkan
dalam bentuk struktur kurikulum satuan pendidikan dan penjelasannya.
1. Muatan Nasional
a. Struktur Kurikulum SMALB
Struktur kurikulum SMALB berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasat dan Menengah Nomor 10/D/KL/2017 tentang Struktur
Kurikulum, KI-KD, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 PK
sebagai berikut.
Tabel 3.1
Struktur Kurikulum SMALB
Kelas dan Alokasi
Mata Pelajaran Waktu Perminggu
X XI XII

KELOMPOK A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2

2. Pendidikan Pancasila dan 2 2 2


Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 2 2 2

4. Matematika 2 2 2

5. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2

6. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2

7. Bahasa Inggris 2 2 2

KELOMPOK B

8. Seni Budaya 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 2 2

21
Kelas dan Alokasi
Mata Pelajaran Waktu Perminggu
X XI XII

Kesehatan

10. Keterampilan Pilihan 24 26 26


11. Muatan Lokal Bahasa Bugis Makassar 2 2 2
KELOMPOK C
11. Program Kebutuhan Khusus 2*) 2*) 2*)
Jumlah Alokasi Waktu per Minggu 44 46 46

Keterangan
1) Satu jam pelajaran tatap muka adalah 40 (empat puluh) menit.
2) Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik,
sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
3) Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya terdiri atas empat aspek
yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Peserta didik
mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek
yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
4) Mata pelajaran tematik hanya pada SMALB Tunagrahita dan Autis
adalah PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Seni
Budaya
5) Mata pelajaran yang tidak tematik pada SMALB Tunagrahita dan Autis
adalah Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, Bahasa Inggris, Program Kebutuhan Khusus,
dan Keterampilan Pilihan.
6) SMALB Tunarungu semua mata pelajaran tidak menggunakan tematik.
7) Dalam merancang perencanaan program pembelajaran guru wajib
melakukan asesmen terhadap setiap peserta didik terlebih dahulu.

b. Kelompok Mata Pelajaran


1) Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar
dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

22
dan bernegara yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
Kelompok A terdiri atas 7 mata pelajaran yang bersifat akademis,
terdiri atas Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Bahasa Inggris.
2) Mata pelajaran Kelompok B merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait
lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan lokal. Muatan lokal dapat berupa mata pelajaran yang berdiri
sendiri. Kelompok B terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya,
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dan Keterampilan
Pilihan. Bidang keterampilan pada mata pelajaran keterampilan pilihan
disediakan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kondisi satuan
pendidikan dan kearifan lokal. Peserta didik memilih satu bidang
keterampilan yang diharapkan dapat menjadi bekal hidup dan
penghidupannya kelak.
3) Kelompok C merupakan program kebutuhan khusus yang disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik. Peserta didik di SLB Minasa Baji
terdiri atas peserta didik dengan kekhususan tunarungu, tunagrahita, dan
autis. Oleh karena itu program kebutuhan khusus yang diselenggarakan
berupa:
o Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (PKPBI)
o Pengembangan Diri (PD), dan
o Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan Perilaku.

c. Bimbingan dan Konseling


Tujuan layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik
agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya
serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek
pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal. Layanan bimbingan
dan konseling di SLB Minasa Baji dilakukan untuk membantu peserta
didik agar mampu:
1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
2) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan
kehidupannya di masa yang akan datang;

23
3) mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya;
dan
6) mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.

Layanan bimbingan konseling di SLB Minasa Baji ini dilakukan


berdasarkan beberapa permasalahan yang terjadi pada peserta didik, seperti;
masalah perkembangan individu, perbedaan individual, kebutuhan individu,
penyesuaian diri, kelainan tingkah laku, dan masalah belajar. Pelaksanaan
bimbingan konseling dilakukan oleh wali kelas, hal ini dilakukan karena
sekolah belum memiliki tenaga khusus bimbingan konseling. Wali kelas
membuat program bimbingan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil
bimbingan.

d. Ekstrakurikuler
Program ekstrakurikuler terdiri atas ekstrakurikuler wajib berupa
Pendidikan Kepramukaan dan ekstrakurikuler pilihan, berupa Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), olahraga, dan seni. Ekstrakurikuler olahraga
yang dikembangkan berupa bocce, bulutangkis, tenis meja, atletik, dan
renang, sementara ekstrakurikuler seni berupa melukis, menyanyi, dan
menari. Selain itu diselenggarakan juga ekstrakurikuler tata rias kecantikan.
Ekstrakurikuler wajib diselenggarakan setiap hari Rabu dan ekstrakurikuler
pilihan atau pengembangan minat dan bakat diselenggarakan pada hari
Jumat.

Satuan pendidikan mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler sesuai


dengan kondisi, potensi, dan kebutuhan masing-masing peserta didik.

e. Gerakan Literasi Sekolah


SLB Minasa Baji menjalankan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Literasi
dalam konteks kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan
informasi secara cerdas. Gerakan ini dilakukan secara menyeluruh dan
berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Secara
sederhana, dapat disimpulkan bahwa kegiatan literasi merupakan cara
peserta didik mengakses, memahami, dan menggunakan informasi yang
berada di sekitarnya untuk mengatasi berbagai permasalahan hidupnya.

24
Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan
yang bersifat partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
Aktifitas di SLB Minasa Baji dalam melaksankan Gerakan Literasi
sebagai berikut.

Gerakan Literasi Sekolah di SLB Minasa Baji melalui 2 jalur:

1) Program pembiasaan
Program pembiasaan dilalakukan oleh seluruh guru dengan
memberikan motivasi, memfasilitasi dan memberi ruang anak untuk
melaksanakan Gerakan Literasi sebelum Jam pelajaran di mulai.
2) Program Literasi yang Terintegrasi dengan Pembelajaran
a) Pendidik mengajarkan menyimak, mengajarkan keterampilan
berbicara, mengajarkan baca tulis menggunakan buku pengayaan
dan strategi membaca di semua mata pelajaran;
b) Pendidik bercerita/membacakan cerita;
c) Pendidik memperdengarkan rekaman cerita; peserta didik bermain
peran dari isi cerita yang telah dibaca;
d) Peserta didik membaca naskah/cerita fiksi dengan atau tanpa
bimbingan dari pendidik;
e) Membimbing peserta didik berdiskusi ringan mengenai karakter dari
tokoh cerita dengan teman sekelas disesuaikan dengan tingkat
hambatan intelektual; dan
f) Mengajak peserta didik secara rutin mengunjungi dan membaca
buku di perpustakaan sekolah.

f. Penguatan Pendidikan Karakter


Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan
yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita dalam
sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap,
dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin
ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar
diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah
dan di masyarakat. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan
yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada
banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga

25
pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan
kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral,
spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep
dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat
menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-
masing.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat berbasis pada budaya sekolah


dengan memotret berbagai macam bentuk pembiasaan, model tata kelola
sekolah, termasuk di dalamnya pengembangan peraturan dan regulasi yang
mendukung PPK. Proses pembudayaan menjadi sangat penting dalam
penguatan pendidikan karakter karena dapat memberikan atau membangun
nilai-nilai luhur kepada generasi muda. Budaya sekolah yang baik
diharapkan dapat mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih baik. PPK
berbasis budaya sekolah mengembangkan berbagai macam corak relasi,
kegiatan dan interaksi antar individu di lingkungan sekolah yang mengatasi
sekat-sekat kelas, yang membentuk ekosistem dan budaya pendidikan
karakter di lingkungan sekolah. Membangun budaya sekolah yang baik
dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan di sekolah. Contoh kegiatan
yang dapat dikembangkan dalam membangun budaya sekolah adalah 1)
pembiasaan dalam kegiatan literasi; 2) kegiatan ekstrakurikuler, yang
mengintegrasikan nilai- nilai utama PPK, dan 3) menetapkan dan
mengevaluasi tata tertib atau peraturan sekolah. Budaya sekolah yang baik
dapat mengembangkan iklim akademik yang kompetitif dan kolaboratif,
yang diperlukan sekolah dalam menetapkan atau memperkuat branding
sekolah.

g. Kompetensi Abad ke-21


Dokumen I KTSP mengintegrasikan perkembangan dunia abad ke-21
ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
segala segi kehidupan, termasuk dalam proses pembelajaran. Dunia kerja
menuntut perubahan kompetensi. Kemampuan berpikir kritis, memecahkan
masalah, dan berkolaborasi menjadi kompetensi penting dalam memasuki
kehidupan abad ke-21. Sekolah dituntut mampu menyiapkan peserta didik
didik berkebutuhan khusus memasuki abad ke-21.

Pembelajaran pada abad ke-21 disesuaikan dengan kemajuan dan tuntutan


zaman. Untuk itulah maka Kurikulum revisi 2013 Pendidikan Khusus yang

26
dikembangkan dituntut untuk mengubah pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada guru (teacher centered learning) menjadi pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning).
Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan peserta didik yang harus
memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and learning skills).

Kecakapan-kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan memecahkan


masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi,
dan kecakapan berkomunikasi. Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh
peserta didik apabila guru mampu mengembangkan rencana pembelajaran
yang berisi kegiatan-kegiatan yang menantang peserta didik untuk berpikir
kritis dalam memecahkan masalah. Kegiatan yang mendorong peserta didik
untuk bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana
pembelajaran yang dibuatnya.

Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik memiliki beberapa karakter


yang sering di sebut sebagai 4C.
1) Communication
Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola,
dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi
secara lisan, tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan
kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan ide-
idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun
ketika menyelesaikan masalah dari  pendidiknya.
2) Collaboration
Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam
kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai
peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain,
menempatkan empati pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda.
Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab pribadi dan fleksibitas
secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat,
menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri
sendiri dan orang lain, memaklumi kerancuan.
3) Critical Thinking and Problem Solving
Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran
yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit,

27
memahami interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga menggunakan
kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta didik juga
memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan,
menganalisa, dan menyelesaikan masalah.
4) Creativity and Innovation
Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan
baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda.

h. Higher Order Thinking Skill (HOTS)


Selain mengintegrasikan mengintegrasikan perkembangan dunia abad ke-
21, pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SLB Minasa
Baji diharapkan mencapai Higher Order Thinking Skill (HOTS).

HOTS merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dimana diharapkan


PDBK SLB Minasa Baji memiliki kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognisi, dan kreatif sesuai karakteristik dan potensinya.
Semua keterampilan tersebut aktif ketika seseorang  berhadapan  dengan 
masalah yang tidak biasa, ketidakpastian, pertanyaan dan pilihan.
Penerapan yang sukses dari keterampilan ini terdapat dalam penjelasan,
keputusan, penampilan, dan produk yang valid sesuai dengan konteks dari
pengetahuan dan pengalaman yang ada serta lanjutan perkembangan
keterampilan ini atau keterampilan intelektual lainnya.

Mengacu pada tingkatan berpikir peserta didik, maka HOTS dapat


digambarkan seperti pada tabel berikut ini.

KATEGORI DESKRIPSI

Mengingat Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta


(Remember) penting/recognizing; memanggil/ recalling/ retrieving)

Memahami Memaknai materi yang dipelajari dengan


(Understand) kata-kata/kalimat sendiri (interpretasi/interpreting,
memberi contoh/ illustrating,
mengkalsifikasi/classifying/categorizing,
meringkas/summarizing/abstracting, menyimpulkan/

28
KATEGORI DESKRIPSI
concluding/ektrapolating/interpolating, predicting,
membandingkan/comparing/contrasting/
mapping/matching, menjelaskan/constructing model
e.g. cause-effect)

Menerapkan Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur


(Apply) (implementing) untuk suatu situasi baru (melakukan,
menerapkan)

Menganalisis Mengelompokkan informasi/fenomena dalam bagian-


(Analyze) bagian penting (differentiating/focusing/selecting),
menentukan keterkaitan antar komponen
(organizing/finding coherence/ integrating/ outlining/
structuring),menemukanpikiran pokok/ bias/nilai
penulis (attributing/deconstructing)

Mengevaluasi Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan


(Evaluate) uraian/fakta (checking/ coordinating/ detecting/
monitoring/testing), menilai metode mana yang paling
sesuai untuk menyelesaikan masalah
(critiquing/judging)

Mencipta(Crea Mengembangkan hipotesis (generating),


t) merencanakan penelitian (planning/designing),
mengembangkan produk baru (producing/
constructing)

2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang dapat terintegrasi di dalam mata pelajaran yang ada.

Muatan lokal dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi sesuai dengan


kewenangannya dan/atau satuan pendidikan. Mengingat substansi muatan lokal
dapat ditentukan oleh satuan pendidikan, maka muatan lokal yang
dikembangkan di SLB Minasa Baji terintegrasi dalam mata pelajaran yang

29
relevan, terutama pada mata pelajaran Seni Budaya dan keterampilan pilihan
yang bersifat temporer.

Muatan lokal yang dikembangkan dan terintegrasi pada mata pelajaran seni
budaya antara lain Pendidikan Lingkungan dan Budaya Bandung dimana materi
ajarnya mencakup tentang kondisi Bandung dari masa ke masa, permainan-
permaian yang dilakukan oleh masyarakat Cimahi, seni musik dan tari Sunda.
Sementara materi ajar yang terintegrasi pada keterampilan pilihan antara lain
Tata Boga dan Souvenir.

B. Pengaturan Beban Belajar


1. Beban Belajar Sistem Paket
Beban belajar pada satuan pendidikan SMALB diatur dalam sistem paket, yaitu
sistem penyelenggaraan program pendidikan dimana peserta didik diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah
ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan
jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri yang tidak terstruktur untuk
mencapapi standar kompetensi lulusan sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
satuan pendidikan SMALB berlangsung selama 40 menit dengan jumlah jam
pembelajaran tatap muka per minggu pada rentang 44 sampai dengan 46 jam
pembelajaran ditambah muatan lokal bahasa daerah sebanyak 2 Jam
pembelajaran untuk masing-masing kelas.

Beban belajar tatap muka setiap tingkatan kelas berdasarkan penghitungan


minggu belajar efektif digambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.2
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk SMALB
di SLB Minasa Baji

30
Minggu
Satu jam Jumlah jam Waktu Jumlah jam
Efektif
pembela- pembela- pembela- per tahun
Kls Tatap Muka
jaran tatap jaran per jaran per (@60
per tahun
muka minggu tahun menit)
ajaran
84.4800
X 40 menit 44 jampel 48 minggu 1.408 jam
menit

84.640
XI 40 menit 46 jampel 48 minggu 1.408 jam
menit

71.760
XII 40 menit 46 jampel 39 minggu 1.196 jam
menit

2. Beban Belajar Tambahan


Beban belajar tambahan didasarkan atas pertimbangan kebutuhan lain yang
dianggap penting oleh satuan pendidikan, yaitu pengembangan bakat dan minat,
mengacu pada kegiatan festival dan lomba seni serta olimpiade olahraga yang
diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Beban
belajar tambahan tersebut ekivalen 4 jam pembelajaran tatap muka per minggu.

C. Kriteria Ketuntasan Minimal


Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
Penetapan ketuntasan belajar di SLB Minasa Baji dilakukan melalui kegiatan
menganalisis karakteristik peserta didik, karakteristik muatan pelajaran, dan
kondisi satuan pendidikan yang dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi
koordinator bidang kurikulum dan kepala sekolah.
Berdasarkan pertimbangan tersebut dilakukan penetapan kriteria ketuntasan
minimal untuk satuan pendidikan SMALB di SLB Minasa Baji sebagai berikut :

31
Tabel 3.4
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMALB
di SLB Minasa Baji

Kriteria Ketuntasan Minimal


X XI XII
MATA PELAJARAN
Sprt Sos Sprt Sos So
P K P K Sprtl P K
l l s
KELOMPOK A
1. Pendidikan B B 70 70 B B 73 75 B B 65 68
Agama dan Budi
Pekerti
2. Pendidikan B B 70 70 B B 70 75 B B 70 70
Pancasila dan
Kewarganegaraa
n
3. Bahasa Indonesia 70 75 73 75 75 75
4. Matematika 70 70 70 70 72 72
5. Ilmu 73 75 70 73 70 70
Pengetahuan
Alam
6. Ilmu 70 72 73 75 72 75
Pengetahuan
Sosial
7. Bahasa Inggris 68 68 68 68 68
KELOMPOK B
7. Seni Budaya 70 70 70 70 73 75
8. Pendidikan 70 70 70 70 70 70
Jasmani,
Olahraga, dan
Kesehatan
9. Bahasa Sunda 70 70 70 70 70 70
9. Keterampilan 70 70 70 70 70 75
Pilihan
KELOMPOK C
1 Program 70 70 70 70 70 75
0. Kebutuhan
Khusus
Keterangan :
Sprtl = Spiritual Sos = Sosial P = Pengetahuan K = Keterampilan

32
Tabel 3.4
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMALB
di SLB Minasa Baji

Kriteria Ketuntasan Minimal

X XI XII
MATA PELAJARAN
Sos Sprt Sos So
Sprtl P K P K Sprtl P K
l s
KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama B B 70 74 B B 70 70 B B 7 7
dan Budi Pekerti 2 2
2. Pendidikan Pancasila B B 70 74 B B 71 72 B B 7 7
dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 70 75 72 75 7 7
0 5
4. Matematika 70 70 71 70 7 7
0 2
5. Ilmu Pengetahuan 70 73 71 73 7 7
Alam 0 0
6. Ilmu Pengetahuan 71 72 73 75 7 7
Sosial 2 5
7. Bahasa Inggris 68 72 68 70 7 7
0 3
KELOMPOK B
7. Seni Budaya 70 70 71 72 7 7
2 3
8. Pendidikan Jasmani, 70 70 71 72 7 7
Olahraga, dan 2 3
Kesehatan
9. Keterampilan Pilihan 70 70 70 70 7 7
1 2
10 Mulok : Bahasa Sunda
KELOMPOK C
11. Program Kebutuhan 70 70 70 70 7 7
Khusus 2 3
Keterangan :
Sprtl = Spritual Sos = Sosial P = Pengetahuan K = Keterampilan

33
Kriteria Ketuntasan Minimal untuk masing masing Kompetensi Dasar dan Indikator
pada setiap mata pelajaran dan kelas termuat dalam lampiran tersendiri.

D. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik, sedangkan pembelajaran adalah proses
interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan, sedangkan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
Kedua penilaian hasil belajar tersebut mencakup kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan dan dilakukan
secara terencana dan sistematis.
Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi
deskriptif mengenai perilaku peserta didik. Penilaian pengetahuan merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik.
Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas
tertentu. Penilaian dimensi sikap merupakan nilai modus atau nilai terbanyak
capaian pembelajaran pada ranah sikap. Penilaian dimensi pengetahuan diambil
dari nilai rerata capaian pembelajaran , sedangkan penilaian dimensi keterampilan
diambil dari nilai tertinggi (nilai optimum) capaian pembelajaran pada ranah
keterampilan.
Penilaian yang dapat dilakukan berupa; (1) penilaian harian atau penilaian yang
dilakukan setiap menyelesaikan satu muatan pembelajaran, (2) penilaian yang
dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh
pertama semester, dan (3) penilaian akhir semester atau penilaian yang dilakukan
untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam semester I (4)
Penilaian Kenaikan Kelas yang dilakukan di akhir pembelajaran pada semester 2
Bentuk atau cara Penilaian yang dilakukan dalam menilai capaian pembelajaran
peserta didik, misalnya dengan cara penilaian unjuk kerja, penilaian projek, dan

34
penilaian tertulis. Sementara instrumen penilaian atau alat yang digunakan untuk
menilai capaian pembelajaran peserta didik, dapat berupa tes dan skala sikap.
Penilaian yang dilakukan harus berpegang pada pronsip-prinsip penilaian berikut
ini.

 Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan


yang diukur;
 Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
 Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;
 Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
 Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
 Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;
 Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
 Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
 Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
1. Mekanisme Penilaian oleh Pendidik
a. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.
b. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;

35
c. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik
penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali
kelas atau guru kelas;
d. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
e. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
f. Peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus
mengikuti pembelajaran remedi; dan
g. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.

2. Mekanisme Penilaian Satuan Pendidikan


a. Penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat dewan
pendidik;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada semua mata pelajaran
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
c. Penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian sekolah;
d. laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan dan hasil penilaian oleh Pendidik; dan
e. kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
ditetapkan melalui rapat dewan pendidik.

E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


Kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan
melalui rapat dewan pendidik. Mengacu pada:
1. Permendikbud 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;

2. Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang standar Penilaian Pendidikan; dan

36
3. Permendikbud nomor 3 tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan.

F. Kalender Pendidikan

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarkan dengan
mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan
hari libur.

1. Permulaan Tahun Ajaran

Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada


awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Berdasarkan keputusan Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, maka permulaan tahun ajaran 2018 –
2019 dimulai pada tanggal 16 Juli 2018.

2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

a. Minggu efektif adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap


tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Berdasarkan Permendikbud
Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
minggu efektif belajar reguler setiap tahun minimal 36 minggu.
Berdasarkan hasil penghitungan minggu efektif yang dilakukan pada rapat
kerja dewan pendidik SLB Minasa Baji, minggu efektif tahun ajaran 2018 –
2019 adalah 48 minggu dengan jumlah minggu efektif tatap muka (KBM)
39 minggu.
b. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu
yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang
dianggap penting oleh satuan pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, maka
waktu belajar efektif pada satuan pendidikan SMALB Minasa Baji yaitu
hari Senin s.d Jumat, dimulai pukul 07.00 s.d 15.40.

37
3. Pengaturan Waktu Libur

Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk
jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional dan hari libur
khusus
4. Kegiatan Khusus Sekolah

Kegiatan khusus sekolah ditetapkan oleh satuan pendidikan tanpa mengurangi


jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif. Kegiatan khusus
tersebut berupa perayaan hari besar keagamaan, perayaan hari besar nasional,
dan program outing class.

KALENDER PENDIDIKAN SLB MINASA BAJI


TAHUN PELAJARAN 2018/2019

JULI 2018 KETERANGAN SEMESTER GANJIL AGUSTUS 2018


MINGGU 1 8 15 22 29 2 - 13 Juli 2018 : Libur Akhir Tahun Pel. 2017-2018, PPDB MINGGU 5 12 19 26
SENIN 2 9 16 23 30 16 Juli 2018 : Awal Masuk Sekolah Tahun Pel. 2018-2019 SENIN 6 13 20 27
SELASA 3 10 17 24 31 16 - 20 Juli 2018 : Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) SELASA 7 14 21 28
RABU 4 11 18 25 17 Agustus 2018 : HUT RI ke-73 RABU 1 8 15 22 29
KAMIS 5 12 19 26 22 Agustus 2018 : Idul Adha 1439 H KAMIS 2 9 16 23 30
JUMAT 6 13 20 27 8 September 2018 : Workshop Persiapan Penerapan SMAB JUMAT 3 10 17 24 31
SABTU 7 14 21 28 Stakeholders Pendidikan dan Kebencanaan SABTU 4 11 18 25
II
EPEKTIF I II 11 September 2018 : Tahun Baru 1440 H EPEKTIF II
I
IV V VI
14 - 15 September
2018 : Penilaian Mandiri Awal Oleh Sekolah (Baseline)
21 -22 September
SEPTEMBER 2018 2018 : Pelatihan PRB dan Sekolah Aman Untuk Tenaga OKTOBER 2018
MINGGU 2 9 16 23/30 Pendidik, Tenaga Kependidikan, Komite Sekolah MINGGU 7 14 21 28
SENIN 3 10 17 24 dan Pemerintah Desa SENIN 1 8 15 22 29
24 - 28 September
SELASA 4 11 18 25 2018 : *) Pelaksanaan Penilaian Tengah Semester Ganjil SELASA 2 9 16 23 30

38
28 - 29 September
RABU 5 12 19 26 2018 : Pelatihan PRB dan Sekolah Aman Untuk Anak/Siswa RABU 3 10 17 24 31
KAMIS 6 13 20 27 12 - 13 Oktober 2018 : Workshop Kajian Risiko Bencana Partisipatif KAMIS 4 11 18 25
JUMAT 7 14 21 28 dan Inklusif dengan mempertimbangkan JUMAT 5 12 19 26
SABTU 1 8 15 22 29 kapasitas warga sekolah berkebutuhan khusus SABTU 6 13 20 27
V VI VI XI XI XI
EPEKTIF IX X 18 - 20 Oktober 2018 : Workshop Penyusunan Rencana Aksi dan EPEKTIF XI XV
I I II I II V
Pembentukan Tim Siaga Bencana di Sekolah

NOVEMBER 2018 26 - 27 Oktober 2018 : Workshop Pembuatan Prosedur Tetap Tanggap DESEMBER 2018
MINGGU 4 11 18 25 DaruratBencana Sekolah, Peta Jalur Evakuasi, MINGGU 2 9 16 23/30
SENIN 5 12 19 26 Rambu Evakuasi, Titik Kumpul dan Pembuatan SENIN 3 10 17 24/31
SELASA 6 13 20 27 Media Publikasi Sekolah SELASA 4 11 18 25
RABU 7 14 21 28 2 - 3 November 2018 : Simulasi Kesiapsiagaan di Lingkungan Sekolah RABU 5 12 19 26
9 - 10 November
KAMIS 1 8 15 22 29 2018
: Penilaian Mandiri Akhir (Endline) KAMIS 6 13 20 27
16 - 17 November
JUMAT 2 9 16 23 30 2018
: Workshop Hasil Evaluasi Pelaksanaan dan JUMAT 7 14 21 28
SABTU 3 10 17 24 Rencana Tindak Lanjut SABTU 1 8 15 22 29
X
X X XV XV X
EPEKTIF XIX 20 November 2018 : Maulid Nabi Muhammad SAW EPEKTIF I
V VI II III X
X
28 - 30 November
: Penyusunan Pelaporan
2018
3 - 7 Desember 2018 : Penilaian Akhir Semester Ganjil 2018/2019

6 Desember 2018 : Pengiriman Pelaporan

22 Desember 2018 : Penyerahan Buku Laporan Pendidikan

Semester Ganjil 2018/2019

25 Desember 2018 : Hari Natal


24 - 31 Desember
: Libur Akhir Semester Ganjil dan Natal
2018

Maros, 20 Juli 2018

Kepala SLB Minasa Baji

Sjamsu Abdillah, S.Pd


NIP. 19660607 199703 1 007

BAB IV
PENUTUP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan ruh dari rangkaian program
kegiatan sekolah yang terencana dan akan dilaksanakan pada proses pembelajaran
tahun 2018– 2019. Namun demikian, bilamana terjadi perubahan karena adanya
kegiatan insidental yang mendesak dan harus dilakukan atau bilamana atas dasar
pengamatan dan analisis konten yang dilakukan oleh guru, maka tidak tertutup
kemungkinan untuk dilakukan perubahan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang
menyertainya.

39
Mengingat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini bersifat fleksibel, maka guru
hendaknya melakukan analisis terhadap kondisi dan karakteristik peserta didik
sehingga terjadi paralelisasi dengan kedalaman dan keluasan materi ajar untuk
perbaikan dan pengembangan kurikulum ini pada tahun pelajaran berikutnya.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tahun 2018/2019, para guru akan mengacu
pada kurikulum ini dengan harapan pembelajaran yang dilakukan menjadi suatu
pembelajaran konseptual dan bermakna sehingga menjadi salah satu elemen yang akan
memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan peningkatan kapasitas peserta
didik.

Maros, 16 Juli 2018


Kepala Sekolah,

Sjamsu Abdillah, S. Pd
NIP: 19660607 199703 1
007

40

Anda mungkin juga menyukai