KURIKULUM SMALB
SEKOLAH LUAR BIASA MINASA BAJI
TAHUN AJARAN 2018 - 2019
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Kurikulum SMALB Sekolah Luar Biasa (SLB) Minasa Baji disahkan dan ditetapkan
pemberlakuannya untuk tahun ajaran 2018/2019
Ditetapkan di Maros
Pada tanggal 17 Juli 2018
Disahkan oleh:
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sukawesi Selatan
Wilayah I,
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur nenantiasa kita pajatkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan hidayah-Nya Tim Pengembang Kurikulum (TPK) dapat menyelesaikan
tugas penyusunan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) SLB Minasa Baji. Dokumen KTSP
ini dibuat sebagai pedoman atau acuan bagi pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada
tahun ajaran 2018 - 2019.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang menengah mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan
pedoman implementasi Kurikulum. Dalam pengembangan KTSP Tim Pengembang
Kurikulum memengang prinsip diversifikasi, dengan melakukan penyesuaian
program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan ciri khas potensi
yang ada di sekolah kami serta potensi peserta didik.
Terwujudnya KTSP SMALB SLB Minasa Baji diharapkan dapat di jadikan acuan
atau pedoman untuk di kembangkan dan diimplementasikan oleh semua pihak baik
tenaga pendidik dan kependidikan di SLB Minasa Baji dalam memberikan layanan
pendidikan yang bermutu bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
Dalam Penyusunan KTSP SMALB ini sekolah melibatkan para pendidik dan tenaga
kependidikan, yayasan serta pengawas PLB Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi
Selatan. Pelibatan unsur-unsur tersebut dimaksudkan agar program-program
pembelajaran yang telah ditetapkan menjadi milik semua warga sekolah sehingga
diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal, transparan dan akuntabel.
Kami mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada semua pihak yang
telah berperan serta aktif dan memberikan kontribusi positif terhadap seluruh
rangkaian kegiatan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMALB.
iv
Tim Pengembang Kurikulum
Sekolah Luar Biasa Minasa Baji
v
DAFTAR ISI
vi
GLOSARIUM
2. Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan
pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan
pendidikan
3. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai
penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi
rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.
4. Tujuan pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai dalam
kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap satuan pendidikan
dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk mengetahui pencapaian
tujuan pendidikan, satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi.
6. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
vii
Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.
8. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran.
15. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
ketercapaian kompetensi.
16. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
viii
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai
standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik.
17. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
18. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.
20. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik
untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata
pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri
oleh peserta didik.
21. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud.
ix
24. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
25. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
26. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
27. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar
nasional), dan hari libur khusus.
28. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
30. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi
Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.
32. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek penting bagi mengembangkan sumber daya
manusia, pendidikan diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua
orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat diperoleh
manusia produktif. Selain itu pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan
akses dan mobilitas sosial dalam masyarakat baik
secara horizontal maupun vertikal.
Diera globalisasi dewasa ini, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada
kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan
masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu,
pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan suatu bangsa. Kemajuan Bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui
penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan
dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia
Sejalan dengan uraian di atas, yang menjadi salah satu komponen penting
dalam melaksanakan pendidikan yang bermutu adalah kurikulum. Kurikulum
merupakan komponen pendidikan yang dijadikan paduan atau acuan operasional
oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara,
khususnya oleh guru dan kepala sekolah.
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai
tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di
Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang
tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan
kemajuan zaman. Seiring perubahan kurikulum, SLB Minasa Baji melaksanakan
Kurikulum 2013 untuk Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB) untuk semua kelas.
Penyusunan KTSP ini merupakan implementasi dari Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang
1
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sebagaimana Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Permendikbud ini
menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
Dengan memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,
diharapkan implementasi kurikulum ini dapat menciptakan pembelajaran yang
bermakna bagi peserta didik untuk meningkatkan kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sebagai bekal untuk hidup dan penghidupannya
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahum 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 Tentang
Penumbuhan Budi Pekerti;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 tahun 2017 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan.
3
19. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
C. Tujuan
Secara umum pengembangan kurikulum ini bertujuan untuk menjadi acuan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan dalam mencapai optimalisasi kualitas
perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
Secara khusus tujuan pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) ini
dapat dijadikan acuan bagi pendidik dalam melaksanakan tugas sebagai berikut:
1. menyusun rencana pembelajaran mencakup: program tahunan, program
semester, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan penilaian hasilbelajar
peserta didik;
2. melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bermakna sesuai rencana yang
sudah di buat;
3. melaksankan penilaian dan pelaporan hasil belajar peserta didik;
4. memberikan acuan terhadap pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan untuk mencapai kompetensi-kompetensi pada setiap kelompok
mata pelajaran melalui pembelajaran aktif, efektif, efisien, dan bermakna.
5. Menentukan pendekatan, metode pembelajaran, sumber belajar dalam
pembelajaran;
6. Membangun dan mengembangkan program kebutuhan khusus untuk
meminimalisasikan hambatan-hambatan yang diakibatkan oleh kelainan/
kekhususan peserta didik.
D. Mekanisme
Penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMALB SLB Minasa Baji
diawali dengan pembentukan Tim Pengembang Kurikulum yang kemudian
melakukan berbagai aktivitas pengembangan KTSP dengan memperhatikan acuan
konseptual, prinsip pengembangan, dan prosedur operasional. Kegiatan
pengembangan ini dilakukan dalam bentuk IHT dan workshop tingkat sekolah.
Hasil pengembangan KTSP ini disosialisasikan dan setelah mendapat persetujuan
dari Pengawas PLB kemudian disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi
4
Selatan dan dilaksanakan oleh seluruh unsur pada satuan pendidikan SMALB di
SLB Minasa Baji.
1. Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP di SLB Minasa Baji dilakukan melalui rapat kerja satuan
pendidikan dan diskusi terpumpun yang diselenggarakan sebelum tahun ajaran
baru.
Tahap kegiatan pengembangan KTSP secara garis besar meliputi: (1)
penyusunan draf berdasarkan analisis konteks; (2) review, revisi, dan finalisasi;
serta (3) pengesahan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam pengembangan KTSP ini Tim Pengembang Kurikulum memperhatikan
hal-hal sebagai berikut.
a. Acuan Konseptual
Acuan konseptual dalam pengembangan KTSP sekurang-kurangnya
mencakup hal berikut ini.
1) Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan
kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata
pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia peserta
didik.
2) Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan
toleransi dan kerukunan inter umat dan antar umat beragama.
3) Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangnkan wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
4) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.
5
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi
diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5) Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
6) Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
7) Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi
peserta didik pada satuan pendidikan SMALB dan peserta didik yang
tidak akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
8) Perkembangan Iptek
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana iptek sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
penyesuaian terhadap perkembangan iptek sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan iptek.
6
9) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah dan lingkungan.
10) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11) Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan
oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.
12) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarkat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
13) Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
b. Prinsip Pengembangan
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkunganya pada masa kini dan yang akan datang
7
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggungjawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan, dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarjenjang pendidikan.
c. Prosedur Operasional
1. Analisis
a) Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
kurikulum
b) Analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan
lingkungan
c) Analisis ketersediaan sumberdaya pendidikan
2. Penyusunan
a) Perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan
b) Pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan
8
c) Pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas.
d) Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan
e) Penyusunan sialbus muatan atau mata pelajaran muatan lokal
f) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3. Penetapan dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite Yayasan
4. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
2. Pelaksanaan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Oleh karena itu, pelaksanaan KTSP
merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur satuan pendidikan yakni
kepala sekolah, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya. Para
pendidik di SLB Minasa Baji menyusun dan melaksanakan KTSP ini setelah
melakukan identifikasi dan asesmen.
Identifikasi yang dilakukan kepada peserta didik pada setiap tingkatan kelas
mencakup area fungsi belajar, sosial emosi, komunikasi, dan neuromotor. Hasil
identifikasi pada area fungsi belajar ditindaklanjuti dengan pelaksanaan
asesmen akademik, sedangkan hasil identifikasi pada area fungsi sosial emosi,
komunikasi, dan neuromotor, ditindaklanjuti dengan pelaksanaan asesmen
perkembangan atau asesmen non akademik.
Hasil Asesmen tersebut secara rinci dijadikan acuan dalam penyusunan buku II
dan buku III dokumen KTSP.
3. Daya Dukung
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan dan
tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena itu agar dapat
mengembangkan dan melaksanakan KTSP dengan baik diperlukan
9
kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan
dengan melibatkan unsur yayasan, orang tua/wali siswa
Kebijakan satuan pendidikan SLB Minasa Baji dalam mengembangkan dan
melaksanakan KTSP sebagai berikut.
1) Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum SLB Minasa Baji.
2) Kewenangan penuh yang diberikan kepada para pendidik dalam
melakukan adaptasi kurikulum dalam menentukan kedalaman dan
keluasan materi ajar serta pola kerja yang diharapkan dapat memberikan
rasa nyaman dan membangkitkan kreativitas yang memadai dalam
menyusun kurikulum yang menyentuh kebutuhan peserta didik.
10
diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/ bangunan, prasarana
olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya sangat diperlukan
sebagai unsur penunjang yang memberikan kemudahan pelaksanaan KTSP.
Sarana dan Prasarana SLB Minasa Baji sebagai berikut:
o 1 ruang kepala sekolah
o 1 ruang guru
o 3 ruang kelas belajar akademik
o 1 ruang keterampilan (Ruang keterampilan Tata Boga dan Souvenir).
11
BAB II
VISI, MISI, BRANDING SEKOLAH DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. Visi
Visi SLB Minasa Baji adalah “Mencetak peserta didik berprestasi, berkarakter,
berakhlak dan berwawasan nasional.”.
B. Misi
Misi SLB Minasa Baji adalah “Mendidik siswa/siswi yang senantiasa
mengedepankan moral, akhlak, budi pekerti, mandiri, kompetitif dan terampil”.
C. Branding Sekolah
“SEKOLAH BERSIH”
SLB Minasa Baji mengedepankan kebersihan dan lingkungan yang sehat. Tidak
hanya diterapkan pada kebersihan sekolah tapi juga pada tiap siswa/siswi serta guru-
guru yang ada. SLB Minasa Baji juga memiliki jadwal membersihkan sekolah secara
gotong royong setiap hari jumat bersama sebelum kegiatan senam bersama siswa/siswi
dan Orang Tua/Wali murid. Kebersihan juga tetap dijaga dengan melakukan
pengawasan terhadap setiap warga sekolah agar tidak membuang sampah sembarangan.
Membersihkan alas kaki sebelum masuk kelas, dan tetap menjaga agar lingkungan
tetap terawat.
12
tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia
kerja.
Secara rinci tujuan satuan pendidikan adalah memberikan pendidikan dan
pengajaran agar peserta didik berkebutuhan dapat:
o memahami keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi.
o menumbuhkan keyakinan beragama yang kuat sehingga dapat menjalankan
ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangannya.
o melakukan pembiasaan yang mencerminkan nilai luhur karakter dan budaya
bangsa, seperti jujur, disiplin, sopan, dan santun.
o memahami kekurangan dan kelebihan diri sehingga dapat mengembangkan
potensinya sesuai dengan karakteristik dan kekhususannya.
o Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
o menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif sehingga dapat
memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
o memiliki kemampuan berkomunikasi yang memadai sehingga dapat
mengaktualisasikan diri dan bekerja sama dalam kelompok maupun
lingkungannya.
o melakukan aktifitas harian secara mandiri.
o mematuhi aturan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat.
o Memiliki keterampilan yang memadai sebagai bekal hidup dan penghidupannya
kelak.
o memiliki kemampuan interpersonal yang memadai untuk menjalin kerja sama
dan pengembangan usaha.
Tujuan-tujuan yang dicanangkan satuan pendidikan tersebut dalam upaya mencapai
standar kompetensi lulusan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud
tersebut mengamanatkan bahwa peserta didik pada satuan pendidikan SMALB
memiliki kualifikasi kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
13
1. Kemampuan pada Dimensi Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1) beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, 2) berkarakter, jujur, dan peduli, 3) bertanggungjawab, 4)
pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5) sehat jasmani dan rohani sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
14
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan
tahap perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan.
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang
pendidikan memperhatikan: 1) perkembangan psikologis anak; b) lingkup dan
kedalaman; c) kesinambungan; d) fungsi satuan pendidikan; dan e) lingkungan.
Dalam upaya pencapaian kemampuan pada dimensi sikap, SLB Minasa Baji
mengembangkan nilai-nilai karakter melalui penumbuhan budi pekerti
sebagaimana diamanatkan dalam Permendikbud No. 21 Tahun 2015. Nilai yang
diprioritaskan adalah religius, kemandirian, peduli lingkungan, peduli sosial
toleransi dan gemar membaca, dengan kegiatan seperti tertuang dalam tabel
berikut ini.
Tabel 2.1
Garis Besar Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti
SLB Minasa Baji
Nilai yang
Waktu Kegiatan
Dikembangkan
Pagi sebelum o Menyiapkan guru piket kedatangan ( 1 Kemandirian
kegiatan orang) yang bersiap di pintu gerbang
untuk menyambut pserta didik dan
mengucapkan salam.
o Peserta didik masuk sendiri tanpa
ditemani orang tua
07.00 - 07.30 o Hari Senin: Upacara bendera Kedisiplinan,
07.00 – 10.00 o Hari Jumat: Senam bersama dan kemandirian
14.00 – 16.00 Jumsih
o Hari Kamis Kegiatan ekstrakurikuler
07.00 - 15.40 Kegiatan pembelajaran rutin di dalam Religius,
kelas kedisiplinan,
o Kegiatan Awal/Pendahuluan kemandirian
Berdoa
Menyanyikan lagu wajib
Membaca buku
o Kegiatan Inti (pecampaian materi ajar
dengan pendekatan saintifik)
o Penutup
Berdoa
15
Nilai yang
Waktu Kegiatan
Dikembangkan
Menyanyikan lagu daerah
12.00 – 12.30 Sholat dzuhur berjamaah dilanjutkan Religius
kultum
a. Kegiatan Rutin
Tabel 2.2
Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti melalui Kegiatan Rutin
di SLB Minasa Baji
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
Religius o Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dipimpin
oleh guru kelas
o Setiap hari Jumat melaksanakan kegiatan infak
bagi peserta didik beragama Islam.
o Setiap awal dan akhir jam pelajaran, peserta didik
memberi salam kepada guru.
o Sholat Dzuhur berjamaah dilanjutkan kultum
sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
Kedisiplinan o Membuat catatan kehadiran pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik.
o Pukul 07.30 pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik harus sudah berada di dalam kelas
dan pulang sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
o Pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik
yang hadir tidak tepat waktu diberi teguran
o Bila berhalangan hadir, maka harus ada surat
pemberitahuan ke sekolah.
o Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap
hari oleh seluruh guru, menggunakan seragam
yang ditentukan)
o Seragam dipakai sesuai dengan jadwal
pemakaian.
o Membuang sampah pada tempatnya.
o Meminjam dan mengembalikan buku
perpustakaan sesuai jadwal pengembalian.
Peduli Lingkungan o Lingkungan sekolah bersih
o Pemberantasan sarang nyamuk
16
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
o Membiasakan membuang sampah pada
tempatnya.
o Pendidik melaksanakan piket secara berkelompok
untuk melihat kebersihan lingkungan.
o Mengambil sampah yang berserakan.
o Piket kelas secara kelompok membersihkan
kelasnya
o Peserta didik secara individu menata meja dan
kursi setiap hari supaya terlihat rapi.
o Tidak mencoret tembok atau
bangku/kursi/fasilitas sekolah.
Peduli Sosial o Mengumpulkan barang-barang yang masih layak
pakai di sekolah dan menyumbangkannya pada
yang membutuhkan, 1 kali setahun.
o Mengumpulkan sumbangan pada waktu-waktu
tertentu untuk menyumbang warga sekolah yang
sakit, terkena bencana seperti gempa bumi,
kebakaran, banjir.
o Mengunjungi warga sekolah yang sakit
Kejujuran o Melaporkan temuan barang hilang
o Trasparansi laporan keuangan sekolah
o Menyediakan kotak saran dan pengaduan
Cinta Tanah Air o Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
o Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara
bendera, peringatan hari besar nasional dan setiap
hari sebelum pembelajaran dimulai serta
menyanyikan lagu daerah di akhir pembelajaran
o Memasang lambang negara, foto presiden dan
wakil presiden serta gubernur dan wakil gubernur
o Memajang foto para pahlawan nasional
b. Kegiatan Spontan
Tabel 2.3
Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti melalui Kegiatan Spontan
di SLB Minasa Baji
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
Religius o Memperingatkan peserta didik yang tidak
melaksanakan sholat bersama
o Mengucapkan salam bila bertemu/berpapasan
o Meminta maaf bila melakukan kesalahan
Kedisiplinan o Memperingatkan peserta didik yang masih ada
17
di luar kelas saat belajar (sesuai tata tertib
sekolah)
o Peserta didik yang tidak berpakaian rapi diminta
merapikannya dan diberitahu caranya.
o Apabila menemukan peserta didik yang
rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang
ditetapkan, maka diminta untuk mencukur
rambut
Peduli Lingkungan o Meminta peserta didik memungut sampah yang
dibuang sembarangan
o Mengingatkan peserta didik yang punya
kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Peduli Sosial o Mengunjungi warga sekolah yang sakit, melayat
apabila ada yang meninggal dunia
o Mengumpukan sumbangan untuk membantu
korban bencana alam
Kejujuran o Memperingatkan peserta didik yang mengambil
barang bukan miliknya
o Memperingatkan peserta didik mengembalikan
yang bukan miliknya
c. Kegiatan Keteladanan:
Tabel 2.4
Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti melalui Kegiatan
Keteladanan di SLB Minasa Baji
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
Religius o Pendidik berdoa bersama peserta didik sebelum
dan setelah pembelajaran.
o Melaksanakan sholat berjamaah dan kultum
sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
Kedisiplinan o Jam 07.00 guru piket sudah berada di sekolah
menyambut peserta didik.
o Pukul 07.15 Pendidik dan Tenaga Kependidikan
sudah berada di sekolah dan pulang paling cepat
pukul 15.00.
o Berbicara yang sopan, menghargai pendapat
orang lain
Peduli Lingkungan o Semua warga sekolah senantiasa menjaga dan
memilihara kebersihan lingkungan sekolah.
Peduli Sosial o Pendidik dan tenaga kependidikan
mengumpulkan sumbangan setiap ada musibah
internal dan bencana alam untuk kegiatan
sosial.
Kejujuran o Pendidik memberikan penilaian secara objektif
18
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
o Pendidik menepati janji pada peserta didik
Cinta Tanah Air o Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta
didik melaksanakan upacara dan peringatan hari
besar bersama peserta didik
Penanggung jawab setiap kegiatan seperti tercantum pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.5
Penanggungjawab Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti
SLB Minasa Baji
Nilai yang Waktu Penanggung
Kegiatan
Dikembangkan Pelaksanaan Jawab
Pembiasaan Rutin
a. Pemyambutan Peduli sesama Setiap hari Guru piket
kedatangan (sosial)
peserta didik
b. Memberi Peduli sesama Setiap hari Warga
senyum, salam, (sosial) Sekolah
sapa
c. Upacara Semangat Setiap hari Senin Koordinator
bendera kebangsaan, disiplin kesiswaan
d. Pemeriksaan Disiplin dan Setiap hari Koordinator
kebersihan tanggung jawab UKS
e. Latihan Semangat Setiap hari Kamis Pembina
Kepramukaan kebangsaan, disiplin Pukul 14.00 Pramula yang
sampai selesai memiliki
keterampilan
KMD
f. Senam pagi dan Disiplin dan Setiap Jumat Guru PJOK
Jumsih tanggung jawab dan sie
Lingkungan
g. Doa bersama Religius Setiap awal dan Guru Kelas/
akhir kegiatan Guru Mapel
pembelajaran
h. Menyanyikan Semangat Setiap awal & Wali Kelas
lagu wajib kebangsaan, disiplin akhir
nasional dan pembelajaran
lagu daerah
i. Membaca buku Gemar membaca Setiap awal Wali Kelas/
di luar konteks pembelajaran Guru Mapel
pembelajaran
j. Lingkungan Peduli lingkungan Jumat Guru Piket
bersih/
Pemberantasan
19
Nilai yang Waktu Penanggung
Kegiatan
Dikembangkan Pelaksanaan Jawab
Sarang Nyamuk
k. Kesehatan diri Disiplin dan Setiap hari Warga
tanggung jawab Sekolah
l. Sholat Dzuhur Religius Setiap hari Koordinator
berjamaah kesiswaan
Pembiasaan Spontan
a. Membuang Peduli lingkungan Setiap hari Warga
sampah pada Sekolah
tempatnya
b. Budaya antri Peduli sesama Setiap hari Warga
(sosial) Sekolah
c. Mengatasi Peduli sesama Setiap ada insiden Warga
silang pendapat (sosial) Sekolah
(pertengkaran)
d. Saling Disiplin, tanggung Setiap saat Warga
mengingatkan jawab Sekolah
ketika ada
pelanggaran
tata tertib
sekolah
e. Kunjungan Peduli sosial Setiap ada kasus Wali kelas
rumah
f. Kesetiakawanan Toleransi Setiap ada kasus Warga
sosial Sekolah
g. Anjangsana Peduli sosial Setiap ada kasus Wali kelas
Pembiasaan Keteladanan
a. Berpakaian rapi Disiplin Setiap hari Warga sekolah
b. Berbahasa yang Cinta tanah air, Setiap saat Warga
baik komunikatif, Sekolah
semangat
kebangsanaan
c. Rajin membaca Gemar membaca Setiap saat Warga
Sekolah
d. Memuji Menghargai Setiap saat Warga
kebaikan dan prestasi Sekolah
keberhasilan
orang lain
e. Datang tepat Disiplin Setiap hari Warga
waktu Sekolah
20
BAB III
MUATAN KURIKULER DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR
A. Muatan Kurikuler
Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional dan muatan lokal yang diwujudkan
dalam bentuk struktur kurikulum satuan pendidikan dan penjelasannya.
1. Muatan Nasional
a. Struktur Kurikulum SMALB
Struktur kurikulum SMALB berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasat dan Menengah Nomor 10/D/KL/2017 tentang Struktur
Kurikulum, KI-KD, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 PK
sebagai berikut.
Tabel 3.1
Struktur Kurikulum SMALB
Kelas dan Alokasi
Mata Pelajaran Waktu Perminggu
X XI XII
KELOMPOK A
3. Bahasa Indonesia 2 2 2
4. Matematika 2 2 2
7. Bahasa Inggris 2 2 2
KELOMPOK B
8. Seni Budaya 2 2 2
21
Kelas dan Alokasi
Mata Pelajaran Waktu Perminggu
X XI XII
Kesehatan
Keterangan
1) Satu jam pelajaran tatap muka adalah 40 (empat puluh) menit.
2) Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik,
sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
3) Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya terdiri atas empat aspek
yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Peserta didik
mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek
yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
4) Mata pelajaran tematik hanya pada SMALB Tunagrahita dan Autis
adalah PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Seni
Budaya
5) Mata pelajaran yang tidak tematik pada SMALB Tunagrahita dan Autis
adalah Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, Bahasa Inggris, Program Kebutuhan Khusus,
dan Keterampilan Pilihan.
6) SMALB Tunarungu semua mata pelajaran tidak menggunakan tematik.
7) Dalam merancang perencanaan program pembelajaran guru wajib
melakukan asesmen terhadap setiap peserta didik terlebih dahulu.
22
dan bernegara yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
Kelompok A terdiri atas 7 mata pelajaran yang bersifat akademis,
terdiri atas Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Bahasa Inggris.
2) Mata pelajaran Kelompok B merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait
lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan lokal. Muatan lokal dapat berupa mata pelajaran yang berdiri
sendiri. Kelompok B terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya,
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dan Keterampilan
Pilihan. Bidang keterampilan pada mata pelajaran keterampilan pilihan
disediakan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kondisi satuan
pendidikan dan kearifan lokal. Peserta didik memilih satu bidang
keterampilan yang diharapkan dapat menjadi bekal hidup dan
penghidupannya kelak.
3) Kelompok C merupakan program kebutuhan khusus yang disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik. Peserta didik di SLB Minasa Baji
terdiri atas peserta didik dengan kekhususan tunarungu, tunagrahita, dan
autis. Oleh karena itu program kebutuhan khusus yang diselenggarakan
berupa:
o Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (PKPBI)
o Pengembangan Diri (PD), dan
o Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan Perilaku.
23
3) mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya;
dan
6) mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.
d. Ekstrakurikuler
Program ekstrakurikuler terdiri atas ekstrakurikuler wajib berupa
Pendidikan Kepramukaan dan ekstrakurikuler pilihan, berupa Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), olahraga, dan seni. Ekstrakurikuler olahraga
yang dikembangkan berupa bocce, bulutangkis, tenis meja, atletik, dan
renang, sementara ekstrakurikuler seni berupa melukis, menyanyi, dan
menari. Selain itu diselenggarakan juga ekstrakurikuler tata rias kecantikan.
Ekstrakurikuler wajib diselenggarakan setiap hari Rabu dan ekstrakurikuler
pilihan atau pengembangan minat dan bakat diselenggarakan pada hari
Jumat.
24
Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan
yang bersifat partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
Aktifitas di SLB Minasa Baji dalam melaksankan Gerakan Literasi
sebagai berikut.
1) Program pembiasaan
Program pembiasaan dilalakukan oleh seluruh guru dengan
memberikan motivasi, memfasilitasi dan memberi ruang anak untuk
melaksanakan Gerakan Literasi sebelum Jam pelajaran di mulai.
2) Program Literasi yang Terintegrasi dengan Pembelajaran
a) Pendidik mengajarkan menyimak, mengajarkan keterampilan
berbicara, mengajarkan baca tulis menggunakan buku pengayaan
dan strategi membaca di semua mata pelajaran;
b) Pendidik bercerita/membacakan cerita;
c) Pendidik memperdengarkan rekaman cerita; peserta didik bermain
peran dari isi cerita yang telah dibaca;
d) Peserta didik membaca naskah/cerita fiksi dengan atau tanpa
bimbingan dari pendidik;
e) Membimbing peserta didik berdiskusi ringan mengenai karakter dari
tokoh cerita dengan teman sekelas disesuaikan dengan tingkat
hambatan intelektual; dan
f) Mengajak peserta didik secara rutin mengunjungi dan membaca
buku di perpustakaan sekolah.
25
pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan
kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral,
spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep
dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat
menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-
masing.
26
dikembangkan dituntut untuk mengubah pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada guru (teacher centered learning) menjadi pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning).
Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan peserta didik yang harus
memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and learning skills).
27
memahami interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga menggunakan
kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta didik juga
memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan,
menganalisa, dan menyelesaikan masalah.
4) Creativity and Innovation
Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan
baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda.
KATEGORI DESKRIPSI
28
KATEGORI DESKRIPSI
concluding/ektrapolating/interpolating, predicting,
membandingkan/comparing/contrasting/
mapping/matching, menjelaskan/constructing model
e.g. cause-effect)
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang dapat terintegrasi di dalam mata pelajaran yang ada.
29
relevan, terutama pada mata pelajaran Seni Budaya dan keterampilan pilihan
yang bersifat temporer.
Muatan lokal yang dikembangkan dan terintegrasi pada mata pelajaran seni
budaya antara lain Pendidikan Lingkungan dan Budaya Bandung dimana materi
ajarnya mencakup tentang kondisi Bandung dari masa ke masa, permainan-
permaian yang dilakukan oleh masyarakat Cimahi, seni musik dan tari Sunda.
Sementara materi ajar yang terintegrasi pada keterampilan pilihan antara lain
Tata Boga dan Souvenir.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri yang tidak terstruktur untuk
mencapapi standar kompetensi lulusan sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
satuan pendidikan SMALB berlangsung selama 40 menit dengan jumlah jam
pembelajaran tatap muka per minggu pada rentang 44 sampai dengan 46 jam
pembelajaran ditambah muatan lokal bahasa daerah sebanyak 2 Jam
pembelajaran untuk masing-masing kelas.
Tabel 3.2
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk SMALB
di SLB Minasa Baji
30
Minggu
Satu jam Jumlah jam Waktu Jumlah jam
Efektif
pembela- pembela- pembela- per tahun
Kls Tatap Muka
jaran tatap jaran per jaran per (@60
per tahun
muka minggu tahun menit)
ajaran
84.4800
X 40 menit 44 jampel 48 minggu 1.408 jam
menit
84.640
XI 40 menit 46 jampel 48 minggu 1.408 jam
menit
71.760
XII 40 menit 46 jampel 39 minggu 1.196 jam
menit
31
Tabel 3.4
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMALB
di SLB Minasa Baji
32
Tabel 3.4
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMALB
di SLB Minasa Baji
X XI XII
MATA PELAJARAN
Sos Sprt Sos So
Sprtl P K P K Sprtl P K
l s
KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama B B 70 74 B B 70 70 B B 7 7
dan Budi Pekerti 2 2
2. Pendidikan Pancasila B B 70 74 B B 71 72 B B 7 7
dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 70 75 72 75 7 7
0 5
4. Matematika 70 70 71 70 7 7
0 2
5. Ilmu Pengetahuan 70 73 71 73 7 7
Alam 0 0
6. Ilmu Pengetahuan 71 72 73 75 7 7
Sosial 2 5
7. Bahasa Inggris 68 72 68 70 7 7
0 3
KELOMPOK B
7. Seni Budaya 70 70 71 72 7 7
2 3
8. Pendidikan Jasmani, 70 70 71 72 7 7
Olahraga, dan 2 3
Kesehatan
9. Keterampilan Pilihan 70 70 70 70 7 7
1 2
10 Mulok : Bahasa Sunda
KELOMPOK C
11. Program Kebutuhan 70 70 70 70 7 7
Khusus 2 3
Keterangan :
Sprtl = Spritual Sos = Sosial P = Pengetahuan K = Keterampilan
33
Kriteria Ketuntasan Minimal untuk masing masing Kompetensi Dasar dan Indikator
pada setiap mata pelajaran dan kelas termuat dalam lampiran tersendiri.
34
penilaian tertulis. Sementara instrumen penilaian atau alat yang digunakan untuk
menilai capaian pembelajaran peserta didik, dapat berupa tes dan skala sikap.
Penilaian yang dilakukan harus berpegang pada pronsip-prinsip penilaian berikut
ini.
35
c. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik
penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali
kelas atau guru kelas;
d. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
e. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
f. Peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus
mengikuti pembelajaran remedi; dan
g. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
36
3. Permendikbud nomor 3 tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan.
F. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarkan dengan
mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan
hari libur.
37
3. Pengaturan Waktu Libur
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk
jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional dan hari libur
khusus
4. Kegiatan Khusus Sekolah
38
28 - 29 September
RABU 5 12 19 26 2018 : Pelatihan PRB dan Sekolah Aman Untuk Anak/Siswa RABU 3 10 17 24 31
KAMIS 6 13 20 27 12 - 13 Oktober 2018 : Workshop Kajian Risiko Bencana Partisipatif KAMIS 4 11 18 25
JUMAT 7 14 21 28 dan Inklusif dengan mempertimbangkan JUMAT 5 12 19 26
SABTU 1 8 15 22 29 kapasitas warga sekolah berkebutuhan khusus SABTU 6 13 20 27
V VI VI XI XI XI
EPEKTIF IX X 18 - 20 Oktober 2018 : Workshop Penyusunan Rencana Aksi dan EPEKTIF XI XV
I I II I II V
Pembentukan Tim Siaga Bencana di Sekolah
NOVEMBER 2018 26 - 27 Oktober 2018 : Workshop Pembuatan Prosedur Tetap Tanggap DESEMBER 2018
MINGGU 4 11 18 25 DaruratBencana Sekolah, Peta Jalur Evakuasi, MINGGU 2 9 16 23/30
SENIN 5 12 19 26 Rambu Evakuasi, Titik Kumpul dan Pembuatan SENIN 3 10 17 24/31
SELASA 6 13 20 27 Media Publikasi Sekolah SELASA 4 11 18 25
RABU 7 14 21 28 2 - 3 November 2018 : Simulasi Kesiapsiagaan di Lingkungan Sekolah RABU 5 12 19 26
9 - 10 November
KAMIS 1 8 15 22 29 2018
: Penilaian Mandiri Akhir (Endline) KAMIS 6 13 20 27
16 - 17 November
JUMAT 2 9 16 23 30 2018
: Workshop Hasil Evaluasi Pelaksanaan dan JUMAT 7 14 21 28
SABTU 3 10 17 24 Rencana Tindak Lanjut SABTU 1 8 15 22 29
X
X X XV XV X
EPEKTIF XIX 20 November 2018 : Maulid Nabi Muhammad SAW EPEKTIF I
V VI II III X
X
28 - 30 November
: Penyusunan Pelaporan
2018
3 - 7 Desember 2018 : Penilaian Akhir Semester Ganjil 2018/2019
BAB IV
PENUTUP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan ruh dari rangkaian program
kegiatan sekolah yang terencana dan akan dilaksanakan pada proses pembelajaran
tahun 2018– 2019. Namun demikian, bilamana terjadi perubahan karena adanya
kegiatan insidental yang mendesak dan harus dilakukan atau bilamana atas dasar
pengamatan dan analisis konten yang dilakukan oleh guru, maka tidak tertutup
kemungkinan untuk dilakukan perubahan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang
menyertainya.
39
Mengingat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini bersifat fleksibel, maka guru
hendaknya melakukan analisis terhadap kondisi dan karakteristik peserta didik
sehingga terjadi paralelisasi dengan kedalaman dan keluasan materi ajar untuk
perbaikan dan pengembangan kurikulum ini pada tahun pelajaran berikutnya.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tahun 2018/2019, para guru akan mengacu
pada kurikulum ini dengan harapan pembelajaran yang dilakukan menjadi suatu
pembelajaran konseptual dan bermakna sehingga menjadi salah satu elemen yang akan
memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan peningkatan kapasitas peserta
didik.
Sjamsu Abdillah, S. Pd
NIP: 19660607 199703 1
007
40