Anda di halaman 1dari 5

Kemuliaan Kaum Wanita Dalam Islam

Islam datang pada zaman yang pada saat itu orang-orang jahiliyah sangat membenci dengan anak
perempuan, sebagaimana yang di gambarkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dalam firmanNya:

"Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajah
mereka menjadi hitam (merah padam) mukanya, dan ia sangat marah". (QS an-Nahl: 58).

Lalu kemudian mereka mendandani bayi tersebut lalu menguburnya hidup-hidup tanpa dosa dan
kesalahan, maka datang lah Islam mengharamkan perbuatan yang sangat kejam tersebut
kemudian mengajak para pemeluknya untuk mengangkat kedudukan seorang wanita serta
memuliakannya, Allah Ta'ala berfirman:

"Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa Apakah Dia
dibunuh". (QS at-Takwiir: 8-9).

Ketika agama Islam datang orang-orang jahiliyah tidak pernah memberi pada wanita bagian dari
warisan yang mereka tinggalkan, maka agama Islam mengembalikan haknya kaum perempuan
dengan memberikan hak yang mereka miliki, dari warisan yang di tinggalkan oleh kedua
orangtuanya baik sedikit maupun banyak sesuai dengan harta peninggalannya. Allah Ta'ala
berfirman:

"Bagi seorang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orangtua dan kerabatnya,
dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan kedua orangtua dan
kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan".  (QS an-Nisaa: 7).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga sering mengingatkan dengan sabda-sabdanya agar
umat Islam menghargai dan memuliakan kaum wanita. Di antara sabdanya :
 “Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.”(HR Muslim: 3729)
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik
terhadap istriku.”(HR Tirmidzi 285)

Rasulullah pernah bersabda bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. Rasulullah juga
mengisyaratkan banyaknya wanita muslimah yang masuk surga. Bahkan, ada wanita-wanita
muslimah yang bisa masuk surga dari pintu manapun. Ya, wanita muslimah seperti Anda bebas
mau masuk surga dari pintu manapun, asalkan memenuhi 4 kriteria berikut ini.

 “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan
Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka
dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau
suka.” (HR. Ahmad; shahih)

1.      Menjaga shalat lima waktu

Kriteria pertama wanita bisa masuk surga dari pintu manapun, setelah ia beriman kepada Allah,
adalah menjaga shalat lima waktu. Artinya ia selalu mengerjakan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib,
Isya’ dan Subuh. Tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut kecuali di saat-saat
diharamkan shalat, yakni saat haidh dan nifas. Ia tidak malas mengerjakannya, juga tidak
menunda-nunda. Shalat demikian penting dan menempati urutan pertama amal seseorang. Shalat
juga menjadi barometer amal-amal lainnya.

“Amal yang akan dihisab pertama kali dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat.
Jika baik shalatnya, baik pula seluruh amalnya. Jika buruk shalatnya, buruk pula seluruh
amalnya.” (HR. Tirmidzi)

2.      Berpuasa di bulan Ramadhan

Kriteria kedua wanita bisa masuk surga dari pintu manapun adalah puasa Ramadhan. Ia berpuasa
penuh di bulan yang mulia itu, kecuali pada hari-hari ia berhalangan dan diharamkan berpuasa.
Maka saat ia terhalang haid, ia menggantinya di bulan lain selain Ramadhan. Pun saat ia udzur
karena sakit, ia menggantinya di hari lain. Sedangkan saat ia telah tua dan tidak mampu
berpuasa, ia pun membayar fidyah sebagai gantinya.

“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) surga-surga yang penuh


kenikmatan di sisi Rabbnya.” (QS. Al Qalam : 34)

Sedangkan puasa Ramadhan, tujuannya adalah membentuk insan yang bertaqwa.

”Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi bertaqwa.” (QS. Al Baqarah :
183)

3.      Menjauhi zina

Kriteria ketiga wanita bisa masuk surga dari pintu manapun adalah menjaga kemaluannya dari
zina. Artinya, bukah hanya ia tidak berzina, tetapi ia juga menjauhi zina sebagaimana yang
diperintahkan oleh Allah.

  “Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan
jalan yang buruk” (QS.Al Isra’ : 32)

Wanita yang ingin bisa masuk surga dari pintu manapun, ia tidak pernah berzina, ia tidak pernah
selingkuh, ia menjaga tata pergaulannya sesuai aturan Islam, hingga terjagalah dirinya dari
khalwat-ikhtilat dan hal-hal lain yang mendekati dan dapat mengantarkan menuju zina.

4.      Taat kepada suami

Kriteria keempat wanita bisa masuk surga dari pintu manapun adalah, ia mentaati suaminya
dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariat. Bagi wanita muslimah, setelah ia
menikah, maka orang pertama yang berhak ia taati adalah suaminya. Bahkan melebihi ketaatan
kepada orangtua. Khususnya ketika suaminya sejalan dengan aturan agama.
Dalam hadis lain bahkan Nabi menyamakan seorang wanita itu ibarat perhiasan dunia namun
perhiasan yang baik itu adalah seorang wanita yang salehah.

Dari Abu Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda,“Dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik
perhiasan/kesenangan dunia adalah wanita salehah”(HR. Muslim,Nasai,Ibnu Majah).
TUGAS
LAPORAN CERAMAH AGAMA

NAMA : Tria Febriyanti


Kelas : XI DPIB 2

SMK NEGERI 1 GADINGREJO


2019/2020

Anda mungkin juga menyukai