Anda di halaman 1dari 31

Menjadi wanita penghuni syurga

Dalam hadits Rasul SAW yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah RA, bahwa sesungguhnya
derajat keutamaan wanita di dunia dan bisa mengalahkan posisi bidadari itu sebagaimana
keutamaan baju luar yang keberadaannya lebih utama dibandingkan baju dalam. Sungguh
Allah SWT telah menyediakan mereka sebuah istana dan beberapa kenikmatan yang tidak
bisa dihitung. Allah juga telah memberi mereka seorang pemuda yang selalu terlihat muda
dan ganteng yang sebelumnya tidak pernah mereka lihat. Dengan kenikmatan di atas, maka
berbahagialah bagi yang bisa masuk ke dalam surga. Dan beruntunglah bagi orang yang
mendapatkan ridha-Nya. Semua itu adalah balasan paling sempurna dan setelahnya tidak
ada balasan lain.
Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda, “Empat ciri wanita yang berada di surga dan
empat ciri wanita yang berada di neraka.”
Dan beliau menyebutnya di antara empat ciri perempuan yang berada di surga, ialah:
1. Perempuan yang menjaga diri dari berbuat haram dan selalu berbakti kepada Allah serta
suaminya. Istri tidak wajib taat suruhan dan arahan suami, apabila suruhan dan arahan itu
bertentangan dengan hukum Allah SWT. Imam Al-Ghazali menegaskan, “Seorang istri wajib
menaati suami sepenuhnya dan memenuhi segala tuntutan suami dari dirinya sekiranya
tuntutan itu tidak mengandungi maksiat.”
2. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati
dengan keadaan yang serba kekurangan (dalam kehidupan) bersama suaminya. Sabda
Rasulullah SAW, “Jihad seorang wanita ialah taat pada suami dan menghiaskan diri
untuknya.”
3. Perempuan yang bersifat pemalu. Jika suaminya pergi, maka ia menjaga dirinya dan harta
suaminya. Jika suaminya datang, ia mengekang mulutnya dari perkataan yang tidak layak
kepadanya.
4. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan ia mempunyai anak-anak yang masih
kecil, lalu ia mengekang dirinya hanya untuk mengurusi anak-anaknya dan mendidik mereka
serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia kawin karena
khawatir anak-anaknya akan tersia-sia (terlantar/terbiar).
Dalam Al Quran dan hadits juga telah banyak mengungkapkan beberapa kriteria wanita-
wanita penghuni surga. Di antaranya adalah:
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap
mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang
pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk
mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-
Baqarah: 25)
“Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas
apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Ahqaf: 14)
Atas fadhilah dan anugerah Allah SWT, “Bahwa sesungguhnya seorang wanita yang
memperoleh keutamaan menjadi penghulu di surga adalah seorang wanita yang diridhai
oleh Allah dan diterima di sisi Allah dengan sambutan yang hangat. Wanita-wanita yang
paling utama adalah mereka yang mendapatkan surga Na’im. Dan kaum wanita penghuni
surga itu saling berlomba mendapatkan surga. Adapun para penghulu wanita penghuni
surga adalah (Khadijah binti Khuwailid RA, Fathimah binti Muhammad –kepada ayah dan
anaknya semoga mendapatkan rahmat dan salam yang paling utama-, Maryam binti Imran
RA serta Asiah, istri raja Firaun).”
Dalam kitab Musnad miliki Imam Ahmad dan dalam kitab Musykilul Atsar serta dalam
Mustadrak milik Imam Hakim dengan sanadnya yang shahih telah disebutkan hadits dari
Ibnu Abbas, dia berkata, “Rasulullah SAW telah melangkahkan kakinya 4 langkah, lalu
bersabda, “Adakah engkau sekalian mengerti apa maksud langkahku?”, para sahabat
menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui jawabannya.” Lalu Rasulullah SAW
menjawab, “Wanita-wanita penghuni surga yang paling utama adalah Khadijah binti
Khuwailid RA, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imron RA serta Asiah binti
Muzahim, istri raja Firaun.”
Siti Maryam dan Khadijah adalah yang paling utama di antara 4 wanita tersebut. Dalam
kitab Shahih Bukhari telah diriwayatkan sebuah hadits dari Ali bin Abi Thalib, dari Nabi SAW,
beliau bersabda, “Wanita yang paling baik di antara mereka adalah Maryam dan wanita
yang paling baik di antara mereka adalah Khadijah binti Khuwailid.” Maryam adalah seorang
penghulu wanita penghuni surga di urutan pertama dan dia secara mutlak adalah yang
paling utama di antara yang lain. Imam Thabrani telah meriwayatkan hadits dengan sanad
yang shahih sesuai dengan syarat Muslim dari Jabir, dia berkata, Rasulullah SAW telah
bersabda, “Wanita yang paling utama setelah Maryam binti Imran adalah Fathimah,
Khadijah dan Asiyah, istri Firaun.”
Dari kisah di atas, maka selayaknya kita sebagai kaum wanita yang sangat dimuliakan oleh
Allah SWT agar bisa bercermin dari wanita-wanita penghuni surga seperti Maryam,
Khadijah, Asiah dan lainnya. Semoga kita bisa mengambil ibrahnya dan insya Allah bisa
menjadi wanita penghuni surga-Nya. Aamiin. (dakwatuna/hdn)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai:
(No Ratings Yet)

17 Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga

Menjadi penghuni surga merupakan impian dari semua wanita muslim di dunia mengingat
hanya 2 tempat yang akan menjadi tempat tinggal abadi yaitu surga dan neraka. Apabila kita
meninggal dengan amal sholeh yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan dosa, maka
surga adalah tempat kita. Akan tetapi jika lebih banyak amalan jahat yang dilakukan, maka
Allah SWT juga akan menempatkan kita dalam neraka. Sebagai seorang wanita muslim yang
memiliki sifat serta lahiriah berbeda dengan kaum pria, maka juga terdapat perbedaan
dalam amalan yang dilakukan supaya bisa mendapatkan surga seperti yang sudah diajarkan
Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT juga sudah memberikan gambaran dalam Alquran mengenai kenikmata surga
Allah. “Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk
Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga
kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari
orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan
permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak
muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman
yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk
dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)
Lalu terdapat hadist riwayat lainnya yang menyatakan bahwa:

“Jika seorang istri mengerjakan shalat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga
kemaluannya, menaati suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya, “Masuklah ke
surga.” (HR. Ahmad)
“Seandainya salah seorang wanita penduduk surga menengok penduduk bumi niscaya dia
akan menyinari antara keduanya (penduduk surga dan penduduk bumi) dan akan
memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita surga yang ada
dikepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR.Bukhari dari Anas bin Malik RA)”
Artikel terkait:

1. Beriman Dengan Sebenar-benarnya Iman


Beriman dengan sebenar-benarnya iman yang dimaksud adalah yang sudah terdapat di
dalam rukun Islam yakni beriman pada Allah, para malaikat-Nya, Kitab – Kitab-Nya, Rasul –
Rasul-Nya, hari kiamat dan juga beriman pada takdir baik atau buruk.

2. Melakukan Rukusn Islam Dengan Baik dan Benar


Ciri wanita penghuni surga selanjutnya adalah mengerjakan rukun Islam secara baik dan
benar yakni bersaksi jika tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi jika
Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di
bulan Ramadhan dan juga naik haji untuk yang mampu.

3. Ikhlas Saat Ibadah


Beribadah juga harus dilakukan secara ikhlas yang dilaksanakan semata dengan niat pada
Allah, tawakal pada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut pada adzab Allah,
mengharap rahmat dari Allah, melakukan taubat pada Allah dan juga sabar dengan semua
takdir yang diberikan Allah sekaligus bersyukur dengan semua nikmat yang sudah diberikan.
4. Ihsan
Yang dimaksud dengan ihsan adalah melakukan ibadah pada Allah seakan sudah melihat
Allah dan jika tidak bisa melihat Allah, maka ia mengetahui jika Allah sudah melihat dirinya.

Belajar Alquran yakni dengan gemar membaca Alquran serta berusaha dengan keras untuk
memahami isi dari Alquran, berdzikir mengingat Allah saat sedang sendiri atau bersama
dengan banyak orang dan juga berdoa semata hanya pada Allah juga menjadi salah satu ciri
dari wanita penghuni surga.

6. Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Ciri selanjutnya dari wanita penghuni surga adalah dengan berbuat kebaikan sesuai dengan
apa yang sudah diajarkan dalam agama Islam sekaligus menghidupkan amar ma’ruf dan nahi
mungkar untuk keluarga dan juga masyarakat sekitar.

7. Melakukan kebaikan Dengan Makhluk Sekitar


Berbuat baik dengan makhluk sekitar juga harus dilakukan di lingkungan sekitar, baik itu
dengan anak yatim, tetangga, fakir miskin dan juga seluruh makhluk sekaligus berbuat baik
pada hewan ternak yang dimiliki.

8. Menyambung Tali Persaudaraan


Seorang wanita juga harus menjalin tali persaudaraan dengan orang yang sudah
memutuskan, lebih banyak memberi pada orang, menahan pemberian orang lain untuk
dirinya sekaligus memberi maaf pada orang yang mendhaliminya. Seorang muslimah yang
memiliki hak untuk mendiami surga adalah wanita muslimah yang selalu berbakti pada
orang tua, memanjangkan tali silahturahmi dengan saudara, menjaga anak yatim, menjaga
anaknya supaya menjadi anak sholeh dan sholehah sekaligus menjaga saudaranya dari
bahaya lisan dan selalu senantiasa memanjatkan doa untuknya.

9. Berinfak
Ciri wanita penghuni surga selanjutnya adalah lebih banyak melakukan infak baik dalam
keadaan kecil ataupun luas sambil menahan amarah dan juga memaafkan seseorang yang
sudah berbuat salah padanya.

10. Taat Pada Perintah Allah SWT


Surga hanya tercipta untuk hambat yang bertakwa dan ini merupakan tempat yang belum
pernah dilihat sebelumnya oleh manusia serta kenikmatan yang tiada bandingnya. Apabila
seorang muslimah bertakwa pada Allah dan beriman pada rukun iman dan juga rukun Islam,
maka ia akan melakukan apapun yang diperintahkan Allah dan menjauhkan semua yang
dibenci Allah. Ini merupakan salah satu ciri dari wanita penghuni surga.

11. Taat Pada Suami dan Menjaga Kesucian


Wanita penghuni surga merupakan wanita yang bisa taat pada suaminya dan selalu menjaga
kesucian diri serta harta suami. Wanita akan selalu menjaga harga diri suami, selalu
menyenangkan hati suami dan juga menyejukan pandangan mata suami. Seorang wanita
yang akan masuk ke dalam surga adalah wanita yang juga selalu mempercantik dirinya
untuk Allah.

“Apabila seorang wanita (isteri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan
Ramadan, menjaga kehormatan dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia di akhirat
akan masuk syurga lewat pintu mana pun yang ia suka (mengikut pilihannya). “(Hadits
Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban

12. Berkasih Sayang dan Bersedekah


Saat mendapatkan rezeki dari Allah, maka sisihkanlah 2.5 persen untuk berjihad di jalan
Allah supaya bisa memberikan berkah dan Allah akan membalas sedekah yang sudah kita
berikan dengan harta yang berlipat ganda sekaligus menolak bencana.

Rasulullah SAW bersabda, “Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang


kalanganmu) dengan Bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya
bencana.” (Hadis Riwayat: Imam Ath-Thabrani)
13. Bertakwa
Takwa merupakan seseorang yang beramal ketaatan pada Allah atas petunjuk dari Allah
sebab mengharap rahmat-Nya dan meninggalkan maksiat karena petunjuk yang diberikan
Allah karena sematan takut akan siksa-Nya.

Allah Ta’ala berfirman, “Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan
wajib yang Aku cintai. Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan
sunnah hingga Aku mencintainya.” [Al Majmu’ Al Fatawa, 10: 433].
14. Menjaga Lisan
Wanita juga harus menjaga segala lisannya dari semua perkataan dusta, saksi palsu
sekaligus bercerita tentang kejelekan orang lain atau ghibah. Segala apapun yang keluar dari
ucapan seorang wanita apabila penuh dusta akan diganjar dengan siksaan api neraka.

15. Selalu Menepati Janji


Ciri wanita penghuni surga selanjutnya adalah selalu menepati janji yang sudah dibuatnya
sekaligus menjaga amanah yang sudah diberikan padanya. Amanah adalah titipan yang
harus kita jaga, dan janji adalah bentuk amanah yang harus kita tepati.

16. Memiliki Akhlak Baik


Wanita penghuni surga juga harus memiliki akhlak yang baik, berucap dan juga memiliki
tingkah laku yang baik pada sesama manusia dan juga makhluk Allah yang lain yang juga
berada di dunia yang sama.

17. Al Auud ‘ala Zawjiha


Al Auud ‘ala Zawjiha merupakan wanita yang selalu kembali pada suaminya dan ini
merupakan ciri wanita penghuni surga. Banyak wanita yang tidak bisa meminta maaf pada
suami meskipun ia tahu jika dirinya bersalah dan tidak jarang juga wanita ingin sang suami
yang meminta maaf pada dirinya. Seorang wanita harus mengalahkan ego yang dimiliki
apabila bersalah dan segera mendatangi suami untuk meminta maaf supaya layak menghuni
surga.

“Sesungguhnya istri-istri penduduk surga akan memanggil suami-suami mereka dengan


suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang
didendangkan oleh mereka: ‘Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri
kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan’. Dan mereka
juga mendendangkan: ‘Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami
adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang
tinggal, tidak akan pergi. (Shahih Al Jami’ Nomor 1557)”
Istri mukminin yang beriman pada Allah dan juga Rasul-Nya akan tetap bisa menjadi
pendamping suaminya di syurga serta juga akan mendapat kenikmatan yang serupa dengan
penghuni syurga lainnya yang disesuaikan dengan amal selama di dunia.

Demikianlah ulasan kali ini mengenai ciri ciri wanita penghuni surga. Ciri ciri yang sudah
disebutkan diatas bukanlah merupakan sebuah batasan, namun ciri wanita ahli surga
seluruhnya masuk juga dlaam kerangka taap pada Allah serta Rasul-nya. Allah Shubhana Wa
Ta’ala berfirman, “Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah
memasukkannya ke dalam surga yang mengalir didalamnya.

Wanita
13 Wanita yang Dirindukan Surga dan Ciri -cirinya
written by Corriana June 9, 2017

Wanita adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah sebagai pelengkap bagi para laki-laki.
Pada dasarnya derajad wanita dan laki-laki di mata Allah itu sama-sama dilihat dari iman dan
ketaqwaan yang dimiliki. Namun, memang ada beberapa peraturan dalam agama yang
membedakan antara wanita dengan laki-laki. Namun, dalam sebuah hadist, dijelaskan
bahwa akan sedikit kaum wanita yang masuk surga. Penjelasan tersebut dapat dilihat dalam
hadist brikut ini.

Dari Imran bin Husain, bahwa Rasulullah pernah menyatakan ‘sesungguhnya penghuni
surga yang paling sedikit adalah kaum wantia’. Dalam kisah isra’ mi’rajnya Nabi juga
dijelaskan bahwa Nabi banyak melihat kaum wanita di neraka. (HR Muslim)

Dari hadist tersebut, Rasulullah menjelaskan bahwa keadaan wanita di akhirat kelak
memang lebih banyak berada di dalam surga. Namun, yang jadi pertanyaan, sesulit itukah
kaum wanita memperoleh surga?

Baca juga:

Dalam sebuah hadist Rasulullah pernah menjelaskan sebagai berikut.

“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan
Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka
dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau
suka.” (HR. Ahmad; shahih)

Dari hadist tersebut, beberapa kriteria wanita yang selalu dirindukan surga antara lain:

1. Menjaga sholat 5 waktu


Sholat lima waktu adalah kewajiban, baik wanita maupun laki-laki. Orang islam wajib
melaksanakan sholat lima waktu. Dan amalan sholat inilah yang kelak akan dihisab pertama
di hari akhir. Dari hadist diatas, cukup jelas bahwa wanita menjadi makhluk yang dirindukan
surga apabila sholat lima waktu selalu dilakukan dengan hati yang ikhlas.

2. Berpuasa di bulan Ramadhan


Berpuasa juga merupakan satu dari rukun Islam. Berpuasa wajib bagi laki-laki dan juga
wanita. Walaupun wanita mungkin tidak bisa menjalani ibadah puasa secara penuh di bulan
Ramadhan, namun mereka masih diberi kesempatan di luar Ramadhan untuk membayar
hutang puasa tersebut. Itulah salah satu keutamaan untuk wanita dalam berpuasa.

3. Menghindari zina
Zina adalah sesuatu yang dilarang dalam Islam. Zina adalah sebuah dosa besar. Wanita yang
berzina akan sulit untuk masuk surga. Sebaliknya, wanita yang bisa menghindari zina adalah
ciri dari wanita yang dirindukan surga.

4. Taat pada suami


Suami yang agamanya bagus akan selalu menuntun keluarganya untuk menuju kebaikan.
Wanita yang baik dan dirindukan surga adalah wanita yang bisa mengikuti dan taat dengan
suami tersebut. Jika sudah taat pada ajaran suami, tentu saja tidak akan sulit bagi wanita
untuk masuk surga.

Selain keempat kriteria yang disebutkan oleh Rasulullah tersebut, ada beberapa kriteria
wanita yang dirindukan surga yang tertulis juga dalam Al Qur’an dan beberapa hadist
lainnya, diantaranya:

5. Wanita yang sabar


Dalam surat Al Ahzab (33): 35, Allah berfirman: “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan
yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap
dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar , laki-laki dan perempuan yang
sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-
laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut ( nama ) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan
pahala yang besar.”

Dai ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria yang Allah sebutkan
untuk mereka yang ingin mendapat ampunan dan pahala yang besar, salah satunya laki-laki
dan wanita yang sabar. Dari penjelasan tersebut, sudah jelas bahwa sabar akan
menghantarkan kita pada ampunan Allah. Dan dari ampunan itulah kita akan bisa
mendapatkan rahmat-Nya berupa surga.

6. Mendidik anak perempuan dengan baik


Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa diuji dengan anak-anak
perempuan dengan sesuatu, kemudian dia tetap berbuat baik kepada mereka, maka anak-
anak perempuan tersebut bisa menjadi penghalang baginya dari api neraka.”

Dari hadist tersebut, mendidik anak perempuan dengan sebaik-baiknya adalah penghalang
bagi seseorang untuk masuk neraka. Terutama ibu yang adalah wanita.

7. Sabar menerima penyakit


Penyakit adalah sebuah cobaan yang akan bisa mengangkat derajad kita asalkan kita mau
bersabar. Baik laki-laki maupun wanita, bisa bersabar dalam menerima penyakit tentu akan
ada ganjaran yang besar dari Allah. Hal ini diperkuat dengan sebuah hadist yang
diriwayatkan oleh Atha’ bin Abi Rabbah ra, yang berbunyi:

Ibnu Abbas ra. pernah bercerita kepadaku , “Ada seorang wanita yang datang ke Rasulullah
SAW dan berkata, ‘Wahai Nabi, aku menderita penyakit sejenis ayan, bila penyakit itu
kumat aku tidak sadar sampai membuka auratku, berdoalah kepada Allah agar
menyembuhkanku.’ Rasulullah SAW berkata, ‘Bila kamu mau bersabar maka bagimu surga,
tetapi bila tidak maka aku bisa mendoakanmu kepada Allah.’ Wanita tadi menjawab .
‘Baiklah aku bersabar, tetapi doakan agar aku tak sampai membuka aurat.’ Maka,
Rasulullah SAW pun mendo’akannya.”

8. Selalu mencari ridha suami


Mencari ridha suami adalah hal yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah untuk para wanita.
Dan inilah salah satu karakteristik wanita yang selalu dirindukan surga. Dalam sebuah hadist
Rasulullah SAW pernah menjelaskan bahwa wanita penghuni surga adalah wanita yang
selalu bisa meminta ridha suaminya (meminta maaf) saat suaminya sedang marah atau saat
ia sedang marah kepada suaminya.

Baca juga:

9. Tidak pernah menyakiti orang lain


Rasulullah SAW pernah menjelaskan bahwa wanita yang hanya mampu sholat lima waktu
dan bersedekah dengan sepotong keju namun tidak pernah menyakiti hati siapapun itu
adalah penghuni surga. Tidak demikian dengan wanita yang rajin beribadah siang dan
malam namun sering menyakiti tetangganya dengan lisan. Maka wanita yang seperti ini
adalah penghuni neraka.

10. Menyayangi binatang


Binatang jugalah makhluk ciptaan Allah. Wanita yang bisa menyayangi binatang dan tidak
berbuat aniaya terhadap binatang, pasti mendapat ganjaran tersendiri dari Allah SWT. Dan
ganjaran tersebut adalah surga. Seperti sebuah kisah tentang seorang wanita yang memberi
minum anjing yang sedang kehausan. Maka wanita tersebut taubatnya diterima oleh Allah.

11. Amar ma’ruf nahi munkar


Dalam surah at – Taubah (9): 71, Allah menjelaskan bahwa siapa saja yang menjadi
penolong bagi orang lain dengan menyuruh mengerjakan hal yang ma’ruf serta mencegah
yang munkar, baik laku-laku maupun wanita, mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Dari
penjelasan tersebut, wanita yang amar ma’ruf dan nahi munkar adalah calon penghuni
surga.

12. Melahirkan keturunan


Wanita yang melahirkan dan bisa mendidik anak-anaknya hingga menjadi anak-anak yang
salih dan salihah akan diberikan kedudukan istimewa di dalam Islam. Begitulah penjelasan
Rasulullah SAW. Bahkan, wanita yang meninggal ketika sedang melahirkan akan dianggap
sebagai mati syahid dan mendapat balasan surga.

13. Berbakti kepada kedua orang tua


Orang tua adalah dua orang yang wajib untuk dihormati. Baik laki-laki maupun wanita wajib
berbakti kepada orang tuanya. Dalam Islam, berbakti kepada orang tua adalah amalah yang
fardu kifayah. Wanita yang berhasil berbuat baik dan berbakti pada orang tua tentulah
menjadi wanita penghuni surga yang ridihai oleh Allah.

Wanita Ahli Surga dan Ciri-Cirinya Oleh webadmin - 27 Juli 2003 16783 0 BERBAGI Facebook
Twitter Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi.
Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak,
istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan
lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.
Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan
Surga. Diantaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “(Apakah) perumpamaan
(penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada
sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang
tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi
peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di
dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang
yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga
memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15) “Dan orang-orang yang paling dahulu
beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan
(kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang
terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas
dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.
Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek,
dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening
karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging
burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21) Di samping mendapatkan
kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa
Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan
yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, diantaranya : “Dan (di dalam
Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.”
(QS. Al Waqiah : 22-23) “Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan,
menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka
(penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar
Rahman : 56) “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami
jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-
37) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita
penduduk Surga dalam sabda beliau : “ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga
menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga
dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari
kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR.
Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu) Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam bersabda : Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil
suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh
seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan
yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang
menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal,
tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah
wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557) Apakah Ciri-Ciri
Wanita Surga Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-
bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di
dunia, wanita-wanita penduduk bumi? Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan
memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya,
tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia. Tentunya setiap wanita Muslimah ingin
menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah
dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Diantara
ciri-ciri wanita ahli Surga adalah : 1. Bertakwa. 2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-
Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik
maupun yang buruk. 3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah,
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu. 4. Ihsan, yaitu
beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia
mengetahui bahwa Allah melihat dirinya. 5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah,
tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah,
mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir
Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya. 6. Gemar membaca Al
Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama
banyak orang dan berdoa kepada Allah semata. 7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi
mungkar pada keluarga dan masyarakat. 8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak
yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang
dia miliki. 9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya,
memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang
mendhaliminya. 10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan
amarah dan memaafkan manusia. 11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap
seluruh makhluk. 12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan
kejelekan orang lain (ghibah). 13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya. 14.
Berbakti kepada kedua orang tua. 15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya,
sahabat terdekat dan terjauh. Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur
dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-
ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya
masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman : “ … dan
barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga
yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah
kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13). Wallahu A’lam Bis Shawab. (Dikutip dari
tulisan al ustadz Azhari Asri, judul asli Wanita Ahli Surga Dan Ciri-Cirinya. MUSLIMAH
XVII/1418/1997/Kajian Kali Ini) BERBAGI Facebook Twitter

Sumber Artikel: https://salafy.or.id/blog/2003/07/27/wanita-ahli-surga-dan-ciri-


cirinya/ | Salafy.or.id

ismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Bagi orang yang melek internet, cerita wanita ahli surga yang bernama Muti’ah, bukan hal
yang asing baginya. Terlebih, kisah ini dipublish di berbagai situs berita berlabel ‘islam’,
yang visitornya tinggi. Sayangnya, tidak ada satupun dari situs-situs itu, yang
menyebutkan sumber rujukan kisah itu. Baik buku induk hadis, maupun buku disiplin ilmu
lainnya. Sayangnya, kisah ini sudah demikian menyebar, dan banyak yang menelan
mentah tanpa memandang keshahihannya.

Pembaca yang budiman,

Satu prinsip yang perlu kita tanamkan dalam benak kita, bahwa masalah surga, neraka,
apa yang terjadi di hari kiamat, serta masalah apapun yang berkaitan dengan masa
depan, adalah masalah ghaib. Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tahu karena mendapatkan wahyu dari Allah.

ُ‫عا ِلم‬ ِ ‫ظ ِه رُ فَ َلُ ْالغَ ْي‬


َ ُ‫ب‬ ْ ُ‫علَى ي‬ َ ‫ضى َم ِنُ إِ َّلُ ) ( أ َ َحدًا‬
َ ُ‫غيْبِ ِه‬ ْ ُ‫صدًا َخ ْل ِف ِهُ َو ِم ْنُ يَ َد ْي ِهُ بَي ِْنُ ِم ْنُ يَسْلكُ فَإِنَهُ َرسولُ ِم ْن‬
َ َ ‫ارت‬ َ ‫َر‬

”(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia tidak memperlihatkan
kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya,
Maka Sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di
belakangnya.” (QS. Al-Jin: 26 – 27)

Untuk itu, dalam masalah aqidah, kita hanya bisa meyakini apa yang bersumber dari Al-
Quran maupun hadis shahih. Karenanya, dalam masalah aqidah, ulama menyebutnya
masalah sam’iyat (yang hanya bisa didengar).

Manusia yang Pertama Kali Masuk Surga

Di kalangan laki-laki, manusia yang pertama kali masuk surga adalah Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ ‫ابُ يَ ْق َرعُ َم ْنُ أ َ َولُ َوأَنَا‬
‫ال ِقيَا َم ِةُ يَ ْو َمُ تَبَعًا ْاْل َنْبِيَا ِءُ أ َ ْكث َرُ أَنَا‬، َ َ‫الْ َجنَ ِةُ ب‬

”Saya adalah nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat. Dan saya adalah
manusia yang pertama kali mengetuk pintu surga.” (HR. Muslim 136, Ibnu Abi Syaibah
31781, dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunah 4338).

Dalam hadis lain, juga dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menceritakan,

َ َ‫فَأَسْتفْتِحُ الْ ِقيَا َم ِةُ يَ ْو َمُ ْال َجنَ ِةُ ب‬، ُ‫ازنُ فَيَقول‬
‫ابُ آتِي‬ ْ ُ‫فَأَقولُ أ َ ْنتَ ؟ َم ْن‬: ُ‫م َح َمد‬، ُ‫فَيَقول‬: َُ‫قَ ْبلَكَُ ِْل َ َحدُ أ َ ْفت َحُ َّلُ أ ِم ْرتُ بِك‬
ِ ‫ال َخ‬:

”Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat. Kemudian aku meminta agar dibukakan.
Lalu penjaga pintu surga bertanya, ”Siapa kamu”

”Muhammad.” jawabku.

”Aku diperintahkan agar tidak membuka pintu untuk siapapun sebelum kamu.” jawab
penjaga surga.” (HR. Ahmad 12397, Muslim 137, dan yang lainnya).
Siapa Wanita Pertama yang Masuk Surga?

Benarkah Mutiah itu wanita pertama yang masuk surga?

Terdapat sebuah hadis dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫سيِ َد ات‬ َ ِ‫أ َ ْربَعُ ْال َجنَ ِةُ أ َ ْه ِلُ ن‬: ُ‫ ِع ْم َرانَُ بِنْتُ َم ْريَم‬، ُ‫ّللاُِ َرسو ِلُ بِ ْنتُ َوفَا ِط َمة‬
َ ُ‫س ا ِء‬ َ ‫ص لَى‬ َ ُ‫سلَ َم‬
َ ُ‫ع لَ ْي ِهُ للا‬ َ ُ‫خ َو ْي ِل دُ بِنْتُ َو َخدِي َجة‬،
َ ‫و‬،
ُ‫َوآ ِسيَة‬

“Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam bintu Imran, Fatimah bintu Rasulillah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah bintu Khuwailid, dan Asiyah.” (HR. Hakim 4853 dan
dinilai ad-Dzahabi: shahih sesuai syarat Muslim).

Jika benar Mutiah adalah wanita pertama yang masuk surga, seperti yang diceritakan,
tentu dia masuk dalam daftar pemuka wanita ahli surga.

Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah dinyatakan,

‫نساء سيدات عن أخبر وسلم عليه للا صلى النبي أن إّل صحيح وجه من عليه نقف فلم النساء من يدخلها من أول وأما‬
‫الجنة أهل‬

Tentang wanita yang pertama kali masuk surga, kami tidak menjumpai dalil yang shahih,
selain sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang sayyidat (para pemimpin wanita)
ahli surga.

Kemudian lembaga fatwa menyebutkan hadis dari A’isyah di atas. (Fatawa Syabakah
Islamiyah, no. 60999).

Mentaati Suami adalah amal mulia bagi para wanita. Gelar kehormatan bagi setiap
muslimah. Namun bukan berarti, kita boleh memotivasi mereka dengan hadis yang sama
sekali tidak ada sumbernya. Karena berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam termasuk dosa besar.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ َ‫يُ َكذ‬
ُ‫بُ َم ْن‬ َ ‫ارُ ِمنَُ َمقْعَ َدهُ فَ ْليَتَبَ َوأُْ متَعَ ِم دًا‬
َ َ‫ع ل‬ ِ َ‫الن‬

”Siapa yang sengaja berdusta atas namakku, hendaknya dia siapkan tempatnya di
neraka.” (Muttafaq ’alaih).

Dan alhamdulillah, kita memuji Allah, masih banyak hadis-hadis shahih yang bisa kita
jadikan sebagai motivasi para wanita untuk taat kepada suami, dalam selain maksiat.

Demikian, semoga manfaat.

Allahu a’lam

***
Penulis: Ustadz Ammi Nur Baits
Artikel Muslimah.Or.Id

Sahabat muslimah, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut
silakan klik disini. Jazakallahu khaira
KHADIJAH

Suatu hari, datanglah malaikat Jibril kepada Rasulullah, kemudian berkatala, “Ya Rasulullah,
Khadijah sebentar lagi akan datang membawa bejana berisi lauk, makanan, atau minuman.
Kalau ia sudah datang, sampaikan salam dari Allah dan dariku. Dan, berikan kabar gembira
dengan rumah di surge,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Lihatlah betapa salihahnya beliau hingga Allah menitipkan salam untuknya melalui
perantara malaikat Jibril dan Rasulullah. Khadijah dikenal dengan kedermawanannya
memberikan segala yang ia punya untuk kepentingan dakwah suami tercintanya, yakni
Rasulullah. Khadijah ikhlas meski hartanya habis untuk kepentingan dakwah sehingga tidak
heran jika Rasulullah sangat terkesan pada sosoknya. Ia pun tidak pernah hilang dalam
ingatan Rasulullah, meskipun ia sudah tiada dan Rasulullah sudah memiliki istri lain yang
juga salihah.

Banyak sekali keistimewaan Khadijah yang membuatnya begitu dicintai oleh Rasulullah. Ia
perempuan pertama yang percaya dan beriman kepada Allah dan Rasulullah. Selain patuh
dan percaya sepenuhnya kepada Rasulullah, Khadijah juga membantu perjuangan dakwah
Rasulullah dari berbagai aspek, mulai dari harta, tenaga, pikiran, hingga hal lainnya.

Hal itulah yang bisa dicontoh oleh para muslimah ketika telah menikah dan memiliki suami.
Dukunglah suami Ummi jika ia memiliki tujuan berdakwah untuk umat. Bantu semampu
yang kita mampu untuk kepentingan dakwahnya dan ikhlaslah mengharap ridha dari Allah
saja. Semoga kita semua yang sedang berusaha menjadi istri salihah dapat bertemu dengan
Khadijah di Taman Firdaus kelak.

http://d.gr-assets.com

FATIMAH AZZAHRA

Fatimah Azzahra adalah anak dari Khadijah dan Rasulullah. Sosoknya selalu mengagumkan
karena ia mengajarkan kepada kita tentang bakti seorang anak terhadap orang tua. Anak
perempuan yang salihah memiliki potensi menjadi istri yang salihah juga.

Fatimah adalah anak kesayangan Rasulullah. Meskipun dia adalah putri dari orang nomor
satu di dunia, Fatimah tidak pernah menyombongkan diri. Bahkan, dalam urusan memilih
jodoh, dia sangat patuh pada pilihan Rasulullah, meskipun orang yang dijodohkan
kepadanya bukanlah seseorang yang bergelimang harta, yakni Ali bin Abu Thalib. Baginya,
dalam memilih pasangan, kekayaan harta bukanlah tolak ukur, melainkan keimanan dan
ketakwaan orang yang kelak mendampinginya dalam mengarungi bahtera rumah tanggalah
yang paling penting.

Bakti dan rasa sayang seorang Fatimah terhadap ayahandanya selalu dibuktikan dengan
sikap yang terang-terangan, tidak hanya diucapkan di bibir saja, seperti dua kisah di bawah
ini.

Pertama, ketika Perang Uhud selesai, Nabi mengalami luka yang cukup parah di bagian
pipinya. Gigi Rasulullah patah, kemudian kakinya terluka. Tidak sedikit darah yang keluar
dari bagian tubuh Rasulullah yang terluka. Dengan dibantu Ali, Fatimah membersihkan dan
menghentikan aliran darah pada tubuh Rasulullah dengan sabar. Ia melakukan hal tersebut
karena keikhlasan dan kecintaan terhadap ayahnya.

Kedua, suatu hari, Rasulullah pernah dilempari darah dan kotoran unta oleh Uqbah bin Abi
Muith saat sedang sujud di depan Kabah. Fatimah yang mendengar hal itu mengetahui
bahwa ayahnya tidak bersalah dan ia melihat bahwa ayahnya sedang dizalimi oleh orang-
orang yang tidak bertanggung jawab tanpa alasan yang jelas. Fatimah pun datang
menghampiri Rasulullah dan membersihkan kotoran itu dari kepala ayahnya. Setelah itu, ia
menghampiri dan memarahi para kafir Quraisy. Karena ia masih kecil, bukan didengarkan, ia
justru ditertawakan. Meski begitu, Fatimah sudah menunjukkan bahwa ia memiliki sikap
yang tegas dan berani dalam melihat mana yang benar dan mana yang salah.

Kisah tersebut merupakan sebuah pelajaran bagi kita tentang cara seorang anak yang berani
membela ayahnya ketika sang ayah dizalimi oleh orang lain. Kisah tersebut cukup
menyentuh hati dan memperlihatkan bahwa Fatimah adalah anak yang pemberani. Selain
itu, darinya juga kita dapat belajar bahwa sebelum belajar menjadi istri yang patuh kepada
suami, belajarlah menjadi anak yang patuh pada orang tua. Dapatkan ridha Allah dengan
mendapatkan ridha orang tua dan juga ridha dari suami.

ASIYAH

“Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan
selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya. Dan, selamatkanlah aku dari kaum yang
zalim,” (Q.S. At-Thamrin: 11). Dalam doanya, bisa dilihat betapa sulitnya hidup di posisi
Asiyah. Hati kecil selalu menuntunnya untuk menjadi orang yang beriman dan taat kepada
Allah, tetapi lingkungan yang ia miliki tidak mendukunganya pada hal itu.

Semua tahu siapa suami dari Asiyah. Ya, dialah seorang manusia yang sangat sombong
bernama Firaun. Saking sombongnya, ia bahkan berani merebut kesombongan yang
seharusnya hanya dimiliki oleh Allah dengan mengatakan dirinya adalah Tuhan. Barang
siapa menolak titahnya, kematian adalah balasannya.

Asiyah membuktikan keteguhan hatinya saat terjadi peristiwa adu ilmu antara tukang sihir
utusan Firaun dengan Musa as.. Asiyah bertanya pada pengawal kerajaan, “Siapakah yang
menang?” Mereka pun menjawab, “Musa dan Harun.” Asiyah pun kemudian berkata, “Aku
beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun.” Pernyataan Asiyah tersebut menjadi tamparan
yang keras bagi Firaun di muka umum. Karena kemarahannya yang begitu besar, Firaun pun
mengancam akan melempari Asiyah dengan batu besar di padang pasir yang panas. Namun,
karena ketaatannya kepada Allah, Asiyah tidak takut dan tetap teguh pada pendiriannya.
Keteguhan Asiyah pun dicatat oleh Allah di dalam Alquran.

Sebagai muslimah, mungkin kita memiliki cerita yang berbeda-beda dalam meneguhkan hati
untuk menjaga diri dan keimanan kita terhadap Allah. Ketika lingkungan tidak mendukung
keinginan kita untuk menjadi perempuan salihah, ingatlah bahwa hal ini juga pernah terjadi
pada Asiyah. Janganlah pernah merasa sendiri. Selain itu, bagi para muslimah yang tidak
memiliki masalah dengan lingkungan, tetapi sulit sekali berubah karena selalu mengada-
adakan masalah, tidakkah seharusnya kalian bersyukur karena tidak harus diancam akan
dilempari batu besar di gurun pasir hanya untuk sekadar menutup aurat dan menguatkan
keimanan kepada Allah? Lawanlah rasa malas itu dan ingatlah bahwa balasan bagi orang
teguh terhadap keimanan dan ketakwaan adalah surga seperti yang Allah janjikan kepada
Asiyah.

http://d.gr-assets.com

MARYAM

Di zaman yang kini serbamodern dan banyak orang yang menyalahgunakan arti kata
kebebasan, kita dapat menjumpai banyak fenomena menyedihkan mengenai perempuan.
Kini, banyak perempuan yang tidak bisa menjaga kesuciannya dengan rela melepaskan
kehormatannya hanya untuk kesenangan duniawi semata. Kesenangan yang hanya terlihat
indah di mata, tetapi tidak dirasakan indah di hati kecilnya sendiri. Ada baiknya kita melihat
kembali kisah nyata di masa lalu yang bisa kita contoh saat ini, yakni kisah tentang Siti
Maryam binti Ibrahim.

Maryam adalah figur seorang muslimah yang konsisten menjaga kesuciannya. Sebuah harga
mahal seorang wanita yang sudah sulit sekali ditemukan di kalangan perempuan zaman
sekarang. Suatu ketika, ujian Allah datang kepadanya, yaitu malaikat mengaruniakan
seorang anak kepadanya saat ia masih seorang gadis yang tidak memiliki suami. Jika dipikir
secara rasional, hal ini sangat tidak masuk akal. Namun, takdir yang Allah tetapkan
terhadapnya ia terima dengan ikhlas. Karena kesuciannya, Allah memercayakannya untuk
mengandung dan melahirkan Nabi Isa as.. Setelah melahirkan, ia mendidik Nabi Isa dengan
sangat baik sehingga terlahirlah pejuang ajaran Allah di muka bumi.

Ada proses panjang yang harus dilalui oleh wanita suci ini sehingga namanya tercatat dalam
hadis sebagai wanita yang dijamin masuk surga. Ia harus hidup dengan sulit karena banyak
hinaan juga cemoohan yang datang bertubi-tubi kepadanya. Namun, lagi-lagi, ketaatan dan
ketakwaan kepada Allah-lah yang membuat muslimah ini kuat dan bersabar dengan cobaan
yang datang. Ini karena ia menyadari bahwa hanya Allah-lah yang tahu kalau dirinya tidak
pernah berbuat hal sekeji itu. Ia hanya beriman kepada Allah dan tidak peduli pada
pandangan orang-orang di sekitarnya. Ia tidak memusingkan cemoohan dan hinaan orang-
orang yang tidak tahu apa-apa.
Begitulah keempat kisah nyata muslimah zaman dulu yang dijanjikan Allah masuk surga.
Para muslimah masa kini dapat memetik hikmahnya. Selain itu, kita dapat mencontoh dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan saat ini. Wallahualam bissawab.

Saat itu sudah malam. Langit kota Makkah pada abad ke-7 begitu gelap. Namun, ada yang
tak biasa. Ada yang tak beres. Seorang lelaki tergopoh-gopoh, berlari-lari kecil. Tubuhnya
sempoyongan tak keruan, berusaha mempertahankan keseimbangannya di suasana yang
sudah pekat.

Muhammad pulang ke rumah Khadijah binti Khuwailid dengan menggigil. Wajahnya pusat
pasi, sangat parah. Seakan-akan beliau melihat hantu yang sangat menyeramkan.
Keringatnya mengucur deras sampai-sampai membasahi jubahnya. Tak biasanya beliau
berperilaku seperti ini. Ada apa gerangan?

Sampai di depan rumahnya, Muhammad mengetuk pintu dengan keras, bertalu-talu,


dengan tempo yang begitu cepat. Ketukan dengan suara tinggi dan tempo yang cepat
menandakan suasana yang darurat. Tak lama kemudian, terdengar langkah tergopoh-gopoh.
Sesaat kemudian ada orang yang keluar. Ah, dia seorang wanita. Wajahnya teduh tegas.
Namun, demi melihat suaminya pucat, wajahnya ikut-ikutan menjadi pucat.

Ia bingung, tapi dalam sekejap ia berhasil mengendalikan emosinya. Kini ia berpikir cepat,
apa yang harus kulakukan dalam situasi seperti ini? Oh, ya, aku harus mempersilakan
suamiku masuk ke rumah dahulu. Itulah yang penting.

“Khadijah..” seru Muhammad dalam panik, “selimuti aku! Selimuti aku!”

Khadijah binti Khuwailid Menenangkan Nabi

Ilustrasi Khadijah binti Khuwailid via Wikipedia

Khadijah binti Khuwailid, istri Muhammad yang kelak kita kenal sebagai nabi kita, langsung
sadar dari kecemasannya. Saat ini suaminya tengah didera kecemasan luar biasa. Maka, ia
tidak boleh ikut-ikutan menjadi panik juga. Ia harus tenang. Ya, saat suaminya sedang panik,
seorang istri harus tenang.

Khadijah binti Khuwailid dengan sigap menyelimuti suaminya. Sesegera mungkin, secepat
mungkin. Sudah, begitu saja. Khadijah binti Khuwailid tidak bertanya apa yang membuat
suaminya yang begitu terpuji ini mengalami gelisah yang sangat. Ada gerangan apa?
Walaupun banyak pertanyaan yang menggelayutinya sekarang, ia perlu menahan dirinya.

“Tidak, tidak…” batin Khadijah binti Khuwailid pada dirinya sendiri. “Saat ini, aku tidak boleh
bertanya pada suamiku. Ia perlu ketenangan, itulah yang ia butuhkan. Bertanya kepadanya
hanya akan membuat kepalanya tambah kacau”.
Malam itu Muhammad tidur dengan tenang setelah diselimuti oleh Khadijah. Esok paginya,
saat masih subuh menjelang dan jalanan Makkah masih gelap, Khadijah keluar rumah.
Pintunya berderit sedikit menandakan ada orang yang keluar dari rumah secara diam-diam.
Khadijah berjingkat pelan. Ia tidak mau membangunkan suaminya yang masih kelelahan
akibat kejadian semalam.

Khadijah binti Khuwailid Menemui Waraqah bin Naufal

Tujuan Khadijah tiada lain adalah menuju rumah Waraqah bin Naufal, sepupu Khadijah binti
Khuwailid. Waraqah, menurut para ulama, adalah seorang pendeta Nasrani yang sangat
paham tentang agama Nasrani asli. Ia adalah pengikut murni Yesus dan memandang bahwa
Yesus bukanlah Tuhan melainkan hanya seorang nabi dan Rasul-Nya. Waraqah berada di
jalan yang lurus.

Maka, setelah mengetuk pintu rumah Waraqah dan masuk, Khadijah pun menceritakan
kejadian yang dialami suaminya, Muhammad. Waraqah menceritakan bahwa suaminya
adalah nabi terakhir yang ditunggu umat manusia.

“Demi Allah, andaikan aku masih hidup saat ia diangkat menjadi nabi, tentu aku akan
membelanya dengan seluruh jiwa dan ragaku!”, tegas Waraqah kepada Khadijah.

Khadijah binti Khuwailid pulang dengan perasaan kalut terhadap apa yang dikatakan
sepupunya. Muhammad adalah seorang nabi? Muhammad, suaminya, adalah Rasul terakhir
yang ditunggu umat manusia? Ini kabar yang sangat mengejutkan dirinya.

Namun, Khadijah binti Khuwailid segera menata pikirannya kembali. Ia kembali ke rumah
dan menuturkan semuanya kepada suaminya, Muhammad, yang kini telah menjadi
Rasulullah saw. Ia pun menyemangati suaminya, mendukungnya. Kelak, kita menemukan
bahwa Khadijah binti Khuwailid menjadi penolong awal-awal dari dakwah Islam yang dibawa
oleh Rasulullah.

Hikmah dari Kisah Khadijah binti Khuwailid Ini

Abi dan Ummi, hikmah apa yang bisa kita ambil dari kisah ini?

Pertama, saat suami sedang kalut dan pusing, jangan bertanya macam-macam. Berilah
suami ruang untuk beristirahat dan berpikir. Saat pikirannya sudah tenang, ia akan bercerita
dengan sendirinya kepada istrinya. Cara seorang lelaki dan wanita memproses masalah
begitu berbeda. Saat ada masalah, biasanya wanita akan saling bercerita dan curhat.
Namun, lelaki tidak begitu. Ia akan memikirkan masalahnya dan menyendiri. Hendaknya kita
memahami hal seperti ini.
Kedua, seorang istri harus turut membantu menyelesaikan problem suaminya. Pada pagi
buta saat suaminya masih tertidur, Khadijah binti Khuwailid diam-diam keluar rumah dan ke
rumah sepupunya, bertanya tentang apa yang terjadi kepada suaminya. Ikhtiar yang
dilakukan Khadijah binti Khuwailid untuk mengetahui apa yang tengah menimpa suaminya
adalah teladan yang sangat baik bagi seorang istri. Istri yang baik perlu menolong suaminya
dalam menyelesaikan masalahnya. Bagaimanapun, sehebat apapun suami, ia hanya manusia
biasa yang kadang mengalami jalan buntu saat dihantam oleh masalah.

Apakah kita mampu meneladani Khadijah binti Khuwailid?

stri-istri Rasulullah : Khodijah binti Khuwailid Oleh webadmin - 10 Maret 2005 2969 0
BERBAGI Facebook Twitter Istri Yang Tercinta Wahai Muslimah… Mengapa kita harus
mencari panutan yang lain, Kalau di hadapan kita ada sosok yang paling baik, dan Mulia Ibu
bagi orang Mukminin… Istri yang setia lagi Taat… Sebagai penentram hati sang suami… dan
sebaik-baik teladan bagi kaum wanita… Simaklah sabda Rasulullah : “Sebaik-baik wanita
ialah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita ialah Khadijah binti Khuwailid. (HR Muslim dari
Ali bin Abu Thalib radiyallahu ‘anhu). “Dan sebaik -baik wanita dalam masanya adalah
Khadijah” Dialah Khadijah binti Khuwailid istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
pertama. Ia lahir pada tahun 68 sebelum Hijrah. Hidup dan tumbuh serta berkembang
dalam suasana keluarga yang terhormat dan terpandang, berakhlak mulia, terpuji,
berkemauan tinggi, serta mempunyai akal yang suci, sehingga pada zaman jahiliyah diberi
gelar “Ath-Thahirah”. Khadijah adalah wanita kaya yang hidup dari usaha perniagaan. Dan
untuk menjalankan perniagaannya itu ia memiliki beberapa tenaga laki-laki, diantaranya
adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (sebelum beliau menjadi suaminya).
Sebenarnya Khadijah adalah wanita janda yang telah menikah dua kali. Pertama ia menikah
dengan Zurarah At-Tamimi dan yang kedua menikah dengan Atid bin Abid Al-Makhzumi.
Dan masing-masing wafat dengan meninggalkan seorang putera. Pada masa jandanya,
banyak tokoh Quraisy yang ingin mempersuntingnya. Namun ia selalu menolaknya. Dibalik
semua itu, Allah memang telah mempersiapkan Khadijah binti khuwailid untuk menjadi
pendamping Rasul-Nya yang terakhir, yakni Muhammad bin Abdullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Untuk pembela dan penolong risalah yang beliau sampaikan. Pada usianya yang ke
empat puluh, beliau menikah dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada
waktu itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam belum diangkat menjadi rasul dan
baru berusia 25 tahun. Perbedaan usia tidaklah menimbulkan permasalahan bagi rumah
tangga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada waktu membentuk rumah tangga dengannya tidak mempunyai isteri yang
lainnya. Pernikahannya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikaruniai beberapa
putera oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu Qosim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu
Kultsum dan Fathimah. Namun putera beliau yang laki-laki meninggal dunia sebelum
dewasa. Suatu hari Khadijah mendapatkan suaminya pulang dalam keadaan gemetaran.
Terpancar dari raut wajahnya kekhawatiran dan ketakutan yang sangat besar. “Selimuti
aku!…., Selimuti aku!…, “ seru Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada isterinya. Demi
melihat kondisi yang seperti itu, tidaklah membuat Khodijah menjadi panik. Kemudian
diselimuti dan dicoba untuk menenangkan perasaan suaminya. Rasul pun segera
menceritakan pada istrinya, kini tanpa disadarinya, tahulah ia bahwa suaminya adalah
utusan Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan tenang dan lemah lembut, Khadijah berkata :
”Wahai putera pamanku, Demi Allah, dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya.
Karena sesungguhnya engkau termasuk orang yang selalu menyambung tali persaudaraan,
berkata benar, setia memikul beban, menghormati dan suka menolong orang lain”. Tutur
kata manis dari sang istri menjadikan beliau lebih percaya diri dan tenang. Khadijah,
…sungguh mulia akhlaqmu. Diawal permulaan Islam, peranan Khadijah tidaklah sedikit.
Dengan setia ia menemani suaminya dalam menyampaikan Risalah yang diemban oleh
beliau dari Rabb Subhanahu wa Ta’ala. Wanita pertama yang beriman kepada Allah ketika
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajaknya menuju jalan Rabb-Nya. Dia yang
membantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengibarkan bendera Islam.
bersama Rasulullah sebagai angkatan pertama. Dengan penuh semangat, Khadijah turut
berjihad dan berjuang, mengorbankan harta, jiwa, dan berani menentang kejahilan
kaumnya. Khadijah seorang yang senantiasa menentramkan dan menghibur Rasul disaat
kaumnya mendustakan risalah yang dibawa. Seorang pendorong utama bagi Rasul untuk
selalu giat berda’wah, bersemangat dan tidak pantang menyerah. Ia juga selalu berusaha
meringankan beban berat di pundak Rasul. Perhatikan pujian Rasul terhadap Khadijah : “Dia
(Khadijah) beriman kepadaku disaat orang-orang mengingkari. Ia membenarkanku disaat
orang mendustakan. Dan ia membantuku dengan hartanya ketika orang-orang tiada mau”.
(HR. Ahmad, Al-Isti’ab karya Ibnu Abdil Ba’ar) Kebijakan, kesetiaan dan berbagai kebaikan
Khadijah tidak pernah lepas dari ingatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan sampai
Khadijah meninggal. Ia benar-benar seorang istri yang mendapat tempat tersendiri di dalam
hati Rasulullah shallallalhu ‘alaihi wa sallam. Betapa kasih beliau kepada Khadijah, dapat kita
simak dari ucapan ‘Aisyah . “Belum pernah aku cemburu terhadap istri-istri Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagaimana cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah
melihatnya. Tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyebut-nyebut namanya,
bahkan adakalanya menyembelih kambing dan dibagikannya kepada kawan-kawan
Khadijah. Bahkan pernah saya tegur, seakan-akan di dunia tidak ada wanita selain Khadijah,
lalu Nabi menyebut beberapa kebaikan Khadijah, dia dahulu begini dan begitu, selain itu,
aku mendapat anak daripadanya.” Khadijah binti Khuwailid, wafat tiga tahun sebelum hijrah
dalam usia 65 tahun. Kepergiaannya membuat kesedihan yang sangat mendalam di hati
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun umat Islam. Ia pergi menghadap Rabb-Nya
dengan meninggalkan banyak kebaikan yang tak terlupakan. Itulah Khadijah binti Khuwailid,
yang Allah pernah menyampaikan peghormatan (salam) kepadanya dan Allah janjikan
untuknya sebuah rumah di Syurga. Sebagaimana telah disebut dalam hadist dari Abu
Hurairah: “Jibril datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Wahai
Rasulullah, ini Khadijah datang kepada engkau dengan membawa bejana berisi lauk pauk
atau makanan atau minuman. Apabila ia datang kepadamu, sampaikanlah salam kepadanya
dari Tuhannya Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dan juga dariku dan kabarkanlah berita
gembira kepadanya mengenai sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara di dalamnya
tidak ada keributan dan kesusahan.” (HR Muslim dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu).
Wahai orang yang terperdaya, .. istana tersebut lebih baik dari pada gemerlapnya dunia
yang telah memperdayakanmu. Dan ini adalah sebaik-baik kabar gembira dibanding dunia
dan segala isinya. Tidakkah kalian ingin mendapatkannya pula? Mudah-mudahan Allah
memberikan balasan kepada Khadijah atas segala jasa dan kebaikanya dalam membela
agama dan Rasul-Nya dengan balasan yang sebaik-baiknya, penuh kenikmatan dan
kecemerlangan di dalam “istananya”. Wallahu ‘alamu bisshowab. Maraji’ : 1. Al Lu’lu wal
Marjan, Bab Keutamaan Khadijah radiyallahu ‘anha, hadits ke 1573, 1577 dan 1575 2. Nurul
Yaqin (Dikutip dari Majalah Salafy bagian Muslimah, tulisan Ummu ‘Umar dan redaksi, Edisi
XIII/1417/1997)

Sumber Artikel: https://salafy.or.id/blog/2005/03/10/istri-istri-rasulullah-khodijah-binti-


khuwailid/ | Salafy.or.id

Istri Gugat Cerai Suami

Pertanyaan:

Assalaamu’alaikum.

Teman saya ingin melakukan khulu’ (minta cerai) dengan alasan:

1. Suaminya mengatakan bahwa dulu niat nikahnya hanya karena dendam kepada keluarga
istri, bahkan dicurigai si lelaki menggunakan sihir pelet untuk menikahinya.

2. Diajak suaminya nonton video porno.

3. Pernah ketika piknik, teman saya ini pake jilbab kemudian suaminya nyuruh pake kaos
dan celana pendek, tapi alhamdulillaah temen saya gak nurut.

4. Suaminya menghina keluarga istri.

5. Ketika diajak sholat, sering bilang males.

6. Temen saya dulu dinikahi dibawah ancaman si lelaki.

Apakah khulu’ dengan alasan di atas dibenarkan? Kalau suami tidak mengabulkan
permintaan khulu’ istri bagaimana?

Mohon dijelaskan rincian prosedurnya seperti apa? Baik berkaitan dengan agama dan
lembaga pengadilan di Indonesia.

Terima kasih

Dari: Fulanah

Jawaban:

Wa’alaikumussalam.

Syariat Islam memberikan jalan keluar bagi pasangan suami istri ketika mereka tidak lagi
merasakan ketenangan dan kebahagiaan dalam keluarganya. Baik dalam bentuk cerai yang
itu berada di tangan suami atau gugat cerai (khulu’) sebagai jalan keluar bagi istri yang tidak
memungkinkan lagi untuk tinggal bersama suami. Dan semuanya harus dilakukan dengan
aturan yang telah ditetapkan syariat.

Karena itulah, sang suami tidak boleh sembarangan menjatuhkan perceraian, karena
dengan demikian berarti dia telah melakukan tindak kedzaliman. Lebih dari itu, para lelaki
pun tidak dianjurkan untuk langsung beranjak ke jenjang perceraian ketika terjadi masalah,
kecuali setelah berusaha mempertahankan keutuhan keluarganya melalu jalur islah (usaha
damai) dari perwakilan dari dua belah pihak atau usaha lainnya.

Allah tegaskan dalam firman-Nya,

‫اللتِي‬ َ ‫ن تَخَافونَُ َو‬ َُ ‫ن نشوزَ ه‬ َُ ‫ن فَ ِعظوه‬ َُ ‫اج ُعِ فِي َوا ْهجروه‬ ِ ‫ض‬ َ ‫ن ُْال َم‬ َُ ‫ن َواض ِْربوه‬ َ َ‫ل أ‬
ُْ ِ ‫ط ْعنَك ُْم فَإ‬ ُ َ َ‫ن تَبْغوا ف‬َُ ‫يل َعلَ ْي ِه‬
ُ ً ِ‫سب‬ َُ ِ‫ّللا إ‬
َ ‫ن‬ ََُ َُ‫كَان‬
ُْ ‫ن َح َك ًما فَا ْب َعثوا بَ ْينِ ِه َما ِشقَاقَُ ِخ ْفت ُْم َو ِإ‬
ً ِ‫ن ) ( َكب‬
‫يرا َع ِليًّا‬ َ
ُْ ‫ن َو َح َك ًما أ ْه ِل ُِه ِم‬ َ
ُْ ‫ن أ ْه ِل َها ِم‬ ُْ ِ‫ص َل ًحا ي ِري َدا إ‬ ْ ‫ق ِإ‬
ُِ ِ‫ّللا ي َوف‬
َُ ‫بَ ْينَه َما‬

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya (membangkang), Maka nasehatilah


mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian
jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar (34). Dan jika kamu khawatirkan ada
persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan
seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud
mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. (QS. An-Nisa:
34 – 35)

Hukum Asal Wanita Gugat Cerai Adalah Haram

Terdapat beberapa hadis yang menjelaskan hal ini, diantaranya,

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ال َجنَ ُِة َرائِ َحةُ َعلَ ْي َها فَ َح َرامُ بَأْس؛ َما غَير فِي طلقُا ً زو َجها سألت امرأةُ أيُّما‬

“Wanita mana saja yang meminta kepada suaminya untuk dicerai tanpa kondisi mendesak
maka haram baginya bau surga” (HR Abu Dawud no 2226, At-Turmudzi 1187 dan
dihahihkan al-Albani).

Hadits ini menunjukkan ancaman yang sangat keras bagi seorang wanita yang meminta
perceraian tanpa ada sebab yang diizinkan oleh syariat.

Dalam Aunul Ma’bud, Syarh sunan Abu Daud dijelaskan makna ‘tanpa kondisi mendesak’,

‫المفارقة سؤال إلى تلجئها شدة لغير أي‬


“Yaitu tanpa ada kondisi mendesak memaksanya untuk meminta cerai…” (Aunul Ma’bud,
6:220)

Dalam hadis lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ُ‫ن َو ْالم ْختَ ِلعَاتُ ْالم ْنت َِز َعات‬


َُ ‫ْالمنَافِقَاتُ ه‬

“Para wanita yang berusaha melepaskan dirinya dari suaminya, yang suka khulu’ (gugat
cerai) dari suaminya, mereka itulah para wanita munafiq.” (HR. Nasa’i 3461 dan dishahihkan
al-Albani)

Al-Munawi menjelaskan hadis di atas,

‫شرعي عذر بل الزوج فراق على العوض يبذلن اللتي أي‬

“Yaitu para wanita yang mengeluarkan biaya untuk berpisah dari suaminya tanpa alasan
yang dibenarkan secara syariat.’

Beliau juga menjelaskan makna munafiq dalam hadis ini,

ً ‫شرعي عذر بل الطلق طلب للمرأة فيكره والتهويل الزجر والمراد عمليُا ً نفاقُا‬

‘Munafiq amali (munafiq kecil). Maksudnya adalah sebagai larangan keras dan ancaman.
Karena itu, sangat dibenci bagi wanita meminta cerai tanpa alasan yang dibenarkan secara
syariat.’ (At-Taisiir bi Syarh al-Jaami’ as-Shogiir, 1:607).

Hal-Hal yang Membolehkan Gugat Cerai

Hadis-hadis di atas tidaklah memaksa wanita untuk tetap bertahan dengan suaminya
sekalipun dalam keadaan tertindas. Karena yang dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah melakukan gugat cerai tanpa alasan yang dibenarkan. Artinya, jika itu
dilakukan karena alasan yang benar, syariat tidak melarangnya, bahkan dalam kondisi
tertentu, seorang wanita wajib berpisah dari suaminya.

Apa saja yang membolehkan para istri untuk melakukan gugat cerai? Imam Ibnu Qudamah
telah menyebutkan kaidah dalam hal ini. Beliau mengatakan,

‫للا حق تؤدي ّل أن وخشيت ذلك نحو أو ضعفه أو كبره أو دينه أو خلقه أو لخلقه زوجها كرهت إذا المرأة أن اْلمر وجمله‬
‫منه نفسها به تفتدي بعوض تخالعه أن لها جاز طاعته في‬

“Kesimpulan masalah ini, bahwa seorang wanita, jika membenci suaminya karena akhlaknya
atau karena fisiknya atau karena agamanya, atau karena usianya yang sudah tua, atau
karena dia lemah, atau alasan yang semisalnya, sementara dia khawatir tidak bisa
menunaikan hak Allah dalam mentaati sang suami, maka boleh baginya untuk meminta
khulu’ (gugat cerai) kepada suaminya dengan memberikan biaya/ganti untuk melepaskan
dirinya.” (al-Mughni, 7:323).

Mengambil faidah dari keterangan Ustadz Firanda, M.A., berikut beberapa kasus yang
membolehkan sang istri melakukan gugat cerai,

1. Jika sang suami sangat nampak membenci sang istri, akan tetapi sang suami sengaja tidak
ingin menceraikan sang istri agar sang istri menjadi seperti wanita yang tergantung.

2. Akhlak suami yang buruk terhadap sang istri, seperti suka menghinanya atau suka
memukulnya.

3. Agama sang suami yang buruk, seperti sang suami yang terlalu sering melakukan dosa-
dosa, seperti minum khomr, berjudi, berzina, atau sering meninggalkan sholat, suka
mendengar musik, dll

4. Jika sang suami tidak menunaikan hak utama sang istri, seperti tidak memberikan nafkah
kepadanya, atau tidak membelikan pakaian untuknya, dan kebutuhan-kebutuhan primer
yang lainnya, padahal sang suami mampu.

5. Jika sang suami ternyata tidak bisa menggauli istrinya dengan baik, misalnya jika sang
suami cacat, atau tidak bisa melakukan hubungan biologis, atau tidak adil dalam mabit
(jatah menginap), atau tidak mau atau jarang memenuhi kebutuhan biologisnya karena
condong kepada istri yang lain.

6. Jika sang wanita sama sekali tidak membenci sang suami, hanya saja sang wanita khawatir
tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai istri sehingga tidak bisa menunaikan hak-hak
suaminya dengan baik. Maka boleh baginya meminta agar suaminya meridoinya untuk
khulu’, karena ia khawatir terjerumus dalam dosa karena tidak bisa menunaikan hak-hak
suami.

7. Jika sang istri membenci suaminya bukan karena akhlak yang buruk, dan juga bukan
karena agama suami yang buruk. Akan tetapi sang istri tidak bisa mencintai sang suami
karena kekurangan pada jasadnya, seperti cacat, atau buruknya suami.

(Silahkan lihat Roudhotut Toolibiin 7:374, dan juga fatwa Syaikh Ibn Jibrin rahimahullah di
http://islamqa.info/ar/ref/1859)

Jika data yang Anda sampaikan benar, insya Allah wanita itu berhak melakukan gugat cerai.
Terutama karena sang suami tidak mau shalat. Dia bisa melaporkan ke PA (Pengadilan
Agama) untuk menyampaikan semua aduhannya. Jika pihak PA menyetujui, maka sang istri
bisa lepas dari ikatan pernikahan dengan suaminya yang pertama.
Siapa Ratu Bidadari Surga?

Lebih indah mana, wanita dunia atakah bidadari surga?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Di surga ada dua jenis bidadari.

Pertama, wanita yang Allah ciptakan secara khusus, untuk menjadi bidadari di surga

Mereka bukan penduduk dunia. Karena Allah menyatakan dalam al-Quran bahwa mereka
tidak pernah disentuh lelaki dari kalangan jin dan manusia. Allah berfirman,

ِ َ‫ف ق‬
ُ‫اص َراتُ ِفي ِه َن‬ َ ‫ن لَ ُْم ال‬
ُِ ‫ط ْر‬ ْ ‫ّل قَ ْبلَه ُْم ِإ ْنسُ َي‬
َُ ‫ط ِمثْه‬ َُ ‫َجانُ َو‬

Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak
pernah disentuh sebelum suami mereka (penduduk surga), baik oleh manusia, maupun oleh
jin. (QS. ar-Rahman: 56).

Karena itu, di ayat lain Allah menyebutkan bahwa mereka diciptakan langsung besar
menjadi penduduk surga. Allah berfirman,

َُ ‫ن ) ( ِإُْنشَا ًُء أَ ْنشَأْنَاه‬


‫ن ِإنَا‬ َُ ‫َارا فَ َج َع ْلنَاه‬
ً ‫أ َ ْبك‬

Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung jadi gadis. ( )


dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. (QS. al-Waqiah: 55 – 56).

Kedua, wanita dunia yang masuk surga. Allah jadikan mereka bidadari mendampingi
suaminya yang juga masuk surga.

Keterangan selengkapnya bisa anda pelajari di: Bidadari Surga

Selanjutnya, mana yang lebih indah antara bidadari asli surga dengan bidadari asli dari
Dunia?

Ulama berbeda pandapat dalam hal ini.

Ada satu hadis dari Ummu Salamah, namun hadis ini diperselisihkan keabsahannya.

Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
“Ya Rasulullah, mana yang lebih afdhal, bidadari asli surga ataukah wanita dunia?”

Beliau mengatakan,

‫البطانة على الظهارة كفضل العين الحور من أفضل الدنيا نساء بل‬

Wanita dunia lebih afdhal dari pada bidadari asli surga. Sebagaimana bagian luar baju lebih
bagus dari pada bagian dalamnya.

“Mengapa bisa demikian, ya Rasulullah?” tanya Ummu Salamah.

Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫خضر اْللوان بيض الحرير وأجسادهن النور وجوههن جل و عز للا ألبس جل و عز هلل وعبادتهن وصيامهن بصلتهن‬
‫الحلي صفر الثياب‬

“Disebabkan karena mereka shalat, berpuasa, dan melakukan ibadah kepada Allah. Allah
berikan dia hiasan cahaya di wajahnya, memakai sutra putih warnanya, dan baju berwarna
hijau, serta perhiasan kuning mengkilap.”

Status Hadis:

Hadis ini diriwayatkan Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath (3141). Dan sebagian ulama
menilainya sebagai hadis munkar. (Dhaif at-Targhib wa at-Tarhib, 2/253).

Hanya saja, banyak ulama mengatakan bahwa bidadari asal dunia, para wanita mukminah
bani adam, lebih indah dibandingkan bidadari asli surga.

Ibnu Mubarok menyampaikan riwayat dari Hibban bin Abi Jabalah. Beliau mengatakan,

‫الدنيا في عملن بما العين الحور على فضلن الجنة منهن دخل من الدنيا نساء إن‬

Sesungguhnya wanita dunia yang masuk surga lebih unggul dibandingkan wanita surga,
disebabkan amal yang mereka kerjakan sewaktu di dunia. (Tafsir al-Qurthubi, 16/154).

Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan,

‫الدنيا في الصالحة المرأة‬- ‫يعني‬: ‫الزوجة‬- ‫ اآلخرة في العين الحور من خيرُا ً تكون‬، ‫ لزوجها وأرغب وأطيب‬، ‫النبي فإن‬
‫البدر ليلة القمر صورة مثل على الجنة تدخل زمرة أول أن أخبر وسلم آله وعلى عليه للا صلى‬

Wanita solihah di dunia – yaitu para istri – lebih baik dibandingkan bidadari di akhirat.
Mereka lebih indah dan lebih dicintai suaminya. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan bahwa kelompok pertama yang masuk surga itu seperti cahaya bulan di
malam purnama. (Fatawa Nur ‘ala ad-Darb, 12/58)
Demikian,

Semoga bisa memotivasi para calon ratu bidadari…

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Dimanakah Surga?

Assalamu’alayikum ustad
Ada saudara saya yang bertanya pada saya dimana letak surga? dan apa yang saya jawab
dari pertanyaan tersebut

Dari Rudi

Jawaban:

Wa alaikumus salam wa rahmatullah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Salah satu diantara aqidah ahlus sunah tentang surga dan neraka, bahwa surga dan neraka
adalah makhluk yang saat ini sudah ada. Diantara dalilnya,

Janji Allah bagi orang yang bertaqwa,

ْ‫ارعوُا‬
ِ ‫س‬َ ‫س َم َاواتُ َع ُْرض َها َو َجنَةُ َر ِبك ُْم ِمن َم ْغ ِف َرةُ ِإلَى و‬ ُْ ‫ِل ْلمت َ ِقينَُ أ ِعد‬
َ ‫َت َواْل َ ْرضُ ال‬

”Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

Termasuk ancaman Allah bagi orang kafir,

ُْ ‫ِل ْلكَا ِف ِرينَُ أ ِعد‬


َُ َ‫َت الَ ِتي الن‬
ْ‫ار َواتَقوُا‬

”Jagalah dirimu dari neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir.” (QS. Ali Imran: 131)

Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat di atas, beliau mengatakan,

ُْ ‫أي } أ ِعد‬: ‫وهيئت أرصدت‬، ‫وردت وقد‬


‫لقوله اآلن موجودة النار أن على اآلية بهذه السنة أئمة من كثير استدل وقد‬: { ‫َت‬
‫ذلك في كثيرة أحاديث‬
Mayoritas ulama ahlus sunah berdalil dengan ayat ini bahwa neraka saat ini sudah ada.
ُْ ‫’ ”أ ِعد‬disediakan’ artinya telah disiapkan. Dan terdapat banyak
Berdasarkan firman Allah, ” ‫َت‬
hadis yang menunjukkan hal itu. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/202)

Diantara dalil hadis yang menunjukkan bahwa surga dan neraka telah diciptakan,

1. Hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

‫ّللا َخلَقَُ لَ َما‬ َُ َ‫ار ْال َجنَ ُة‬


َُ َ‫ل َوالن‬ َ ‫ل أ َ ْر‬
َُ ‫س‬ َُ ‫ال َجنَ ُِة إِلَى الس ََلمُ َعلَ ْي ُِه ِجب ِْري‬، ْ ‫ل‬ َُ ‫فَقَا‬: ‫فِي َها ِْل َ ْه ِل َها أ َ ْع َددْتُ َما َوإِلَى إِلَ ْي َها ا ْنظ ُْر‬. ‫ظ َُر‬ َ َ‫إِلَ ْي َها فَن‬
‫فَ َر َج َُع‬، ‫ل‬ َُ ‫فَقَا‬: َُ‫ّل َو ِع َز ِتك‬ َُ ُ‫ّل أَ َحدُ ِب َها َي ْس َمع‬ َُ ‫ َد َخلَ َها ِإ‬. ‫ت ِب َها فَأ َ َم َُر‬ُْ َ‫َارُِه فَحف‬ ِ ‫ ِب ْال َمك‬، ‫ل‬
َُ ‫فَقَا‬: ُْ‫َما َو ِإلَى ِإلَ ْي َها فَا ْنظ ُْر ِإلَ ْي َها ا ْذهَب‬
ُ‫فِي َها ِْل َ ْه ِل َها أَ ْع َددْت‬. ‫ظ َُر‬ َ َ‫إِلَ ْي َها فَن‬، ‫ِي فَإِذَا‬َُ ‫ت قَ ُْد ه‬ ُْ َ‫َارُِه حف‬ ْ
ِ ‫بِال َمك‬، ‫ل‬ َُ ‫فَقَا‬: َُ‫ن َخ ِشيتُ لَُقَ ُْد َو ِع َزتِك‬ ُْ َ ‫ّل أ‬
َُ ‫أ َ َحدُ يَدْخلَ َها‬. ‫ل‬ َُ ‫قَا‬: ُْ‫ا ْذهَب‬
‫ار إِلى فَا ْنظ ُْر‬ َ َ َ َ َ
ُِ َ‫فِي َها ِْل ْه ِل َها أ ْع َددْتُ َما َوإِلى الن‬. ‫ِي فَإِذا إِل ْي َها فَنَظ َُر‬ َ َ َُ ‫بَ ْعضًا بَ ْعض َها يَ ْركَبُ ه‬، ‫ل فَ َر َج َُع‬ َُ ‫فَقَا‬: َُ‫ّل َو ِع َزتِك‬ َُ ‫أ َ َحدُ يَدْخل َها‬.
‫ت ِب َها فَأ َ َم َُر‬ ُْ َ‫ت فَحف‬ُِ ‫ش َه َوا‬َ ‫ ِبال‬، ‫ل‬ َُ ‫فَقَا‬: ‫ار ِج ُْع‬ ْ ‫ ِإلَ ْي َها فَا ْنظ ُْر‬. ‫ظ َُر‬ َ َ‫ِي فَإِذَا ِإلَ ْي َها فَن‬
َُ ‫ت قَ ُْد ه‬ُْ َ‫ت حف‬ ُِ ‫ش َه َوا‬ َ ‫ ِبال‬، ‫ل فَ َر َج َُع‬َُ ‫وقَا‬:َ َُ‫َخ ِشيتُ لَقَ ُْد َو ِع َز ِتك‬
َ‫ن‬
ُْ ‫ّل أ‬ َ
َُ ‫ّل أ َحدُ ِم ْن َها يَ ْنج َُو‬ َُ ‫َد َخلَ َها ِإ‬

Ketika Allah menciptakan surga dan neraka, Allah mengutus jibril ‘alaihis salam untuk
menuju surga. Allah berfirman: “Lihatlah dan semua nikmat yang Aku janjikan bagi
penghuninya.”

Jibrilpun melihatnya, lalu kembali menuju Allah.

”Demi Keagungan-Mu, tidak ada seorangpun yang mendengar surga kecuali dia ingin
memasukinya.” kata Jibril.

Kemudian Allah perintahkan agar surga dikelilingi dengan semua hal yang tidak disukai
nafsu.

”Sekarang lihat kembali, dan lihat apa saja isinya yang Aku siapkan untuk penghuninya.”
perintah Allah.

Jibrilpun melihatnya, ternyata sudah dikelilingi dengan semua yang tidak disukai nafsu.

”Demi Keagungan-Mu, saya khawatir, tidak ada seorangpun yang berhasil memasukinya.”
kata Jibril.

Allah perintahkan, ”Lihatlah neraka, dan siksa yang Aku janjikan untuk penghuninya.”

Jibrilpun melihatnya, ternyata satu sama lain saling tumpang tindih. Lalu beliau kembali.

”Demi Keagungan-Mu, tidak ada seorangpun yang ingin memasukinya.” kata Jibril.

Lalu Allah perintahkan agar dikelilingi dengan syahwat.


”Kembalilah, dan lihat neraka.” perintah Allah kepada Jibril.

Jibrilpun melihatnya, ternyata sudah dikelilingi dengan semua yang sesuai syahwat. Lalu
beliau kembali.

”Demi Keagungan-Mu, saya khawatir tidak ada seorangpun yang bisa selamat untuk
terjerumus ke dalam neraka.” kata Jibril.

(HR. Ahmad 8398, Nasai 3763, Abu Daud 4744, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

2. Hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

Ketika kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba kami mendengar sebuah
benda jatuh, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ”Tahukah kalian suara apa
ini?” ”Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” jawab para sahabat.

Lalu beliau menjelaskan,

‫ي َح َجرُ َهذَا‬ َ ‫خ َِريفًا‬، ‫ار فِي يَ ْه ِوي فَه َُو‬


ُِ َ‫س ْب ِعينَُ م ْنذُ الن‬
َُ ‫ار فِي ِب ُِه ر ِم‬ ْ ‫قَ ْع ِرهَا ُِإلَى ا ْنت َ َهى َحتَى‬
ُِ َ‫اآلنَُ الن‬،

Ini adalah batu yang dilempar ke dalam neraka sejak 70 tahun yang lalu. Dia jatuh ke
neraka dan sekarang sampai ke dasarnya. (HR. Ahmad 8839, Muslim 2844, dan yang
lainnya).

3. Hadis yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar suara
sandal Bilal di surga (HR. Muslim 2457), sapu tangan Sa’d bin Muadz di surga (HR. Bukhari
5836), atau istana Umar bin Khatab di surga (HR. Bukhari 3679).

4. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat surga secara nyata, bukan bayang-bayangnya.
Beliau bersabda,

‫عنقودًا منها فتناولت الجنة رأيت إني‬، ‫الدنيا بقيت ما منه ْلكلتم أصبته ولو‬، ‫أر فلم النار ورأيت‬
َُ ‫منظرا‬
ً ‫أفظع قط كاليوم‬،
‫النساء أهلها أكثر ورأيت‬

“Sesungguhnya aku telah melihat surga dan aku tadi berupaya meraih setandan buah-
buahan darinya. Seandainya kamu mendapatkannya dan memakannya, niscaya kamu (tidak
butuh lagi makanan) di dunia. Kemudian aku melihat neraka dan belum pernah aku melihat
pemandangan yang ngerinya seperti itu. Dan kulihat kebanyakan penghuninya adalah kaum
wanita.” (HR. Bukhari 5197 dan Muslim 907)

Semua hadis di atas menunjukkan bahwa surga telah Allah ciptakan. Dan inilah aqidah ahlus
sunah. Ini berbedah dengan keyakinan Mu’tazilah yang menyatakan, bahwa Allah baru akan
menciptakan surga dan neraka pada hari kiamat.
Jika Sudah Ada, Lalu Dimana Surga Berada?

Dimana letak surga, adalah masalah ghaib. Kita tidak boleh berkomentar tentangnya,
kecuali dilandasi dalil yang valid dari sumbernya, yaitu al-Quran dan hadis yang shahih.

Dari beberapa dalil yang ada di al-Quran dan hadis shahih, kita bisa menyimpulkan bahwa
surga berada di atas langit yang ketujuh, di bawah Arsy Allah.

Di surat an-Najm, Allah menceritakan keindahan sidratul muntaha, di atas langit ke-7, yang
dikunjungi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mi’raj,

ُ‫أ ْخ َرى ن َْزلَ ُةً َرآهُ َولَقَ ْد‬. ‫ ْالم ْنتَ َهى ِسد َْرةُِ ِع ْن َُد‬. ‫ْال َمأ ْ َوى َجنَةُ ِع ْن َدهَا‬

Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu
yang lain, yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal (QS. An-Najm:
13 – 15).

Dan kita tahu, sidratul muntaha berada di atas langit ketujuh. Seperti yang pernah kita
bahas di: Sidrotul Muntaha

Kemudian dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

‫سأ َ ْلتمُ إِذَا‬ ََُ ُ‫س فَا ْسأَلوه‬


َ ‫ّللا‬، َ ‫ن َع ْرشُ فَ ْوقَهُ ال َجنَ ُِة َوأ َ ْعلَى ال َجنَ ُِة أَ ْو‬
َُ ‫ال ِف ْر َد ْو‬، ُ‫سطُ فَإِنَه‬ َ ُ‫ال َجنَ ُِة ُأ َ ْن َهارُ تَفَ َجرُ َو ِم ْنه‬
ُِ ‫الرحْ َم‬،

Apabila kalian berdoa kepada Allah, mintalah kepada-Nya surga al-Firdaus. Karena surga
Firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atas surga ini ada Arsy Allah
ar-Rahman. Dari surga firdaus, bersumber sungai-sungai ke seluruh surga. (HR. Bukhari
2790)

Demikian,

Allahu a’lam.

Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!

Anda mungkin juga menyukai