Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PEMIMPIN PALING DEMOKRASI DI MATA DUNIA


TENTANG
NABI MUHAMMAD TELAH MENGANGKAT WANITA
MENJADI MAKHLUK YANG MULIA

OLEH
KELOMPOK VI
1.SYAMSUARNI
2.FUJI
3.NADYA SRI WAHYUNI
4.TIARA NABILA

SMK N 2 BUKITTIINGGI
TP.2022/2023
Pada masa itu juga Bangsa Arab menganggap bahwa perempuan itu sangat rendah
derajatnya dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari sikap orang-orang Arab yang
membunuh anak-anak perempuan mereka dengan cara menguburnya hidup-hidup karena
merupakan aib bagi mereka apabila anak yang dilahirkan oleh istrinya berjenis kelamin
perempuan. Apabila anak perempuannya sudah dikubur, maka tenanglah perasaan sang ayah
seolah-olah baru saja terhindar dari suatu musibah besar yang hampir menimpanya. Akibat dari
hal tersebut jumlah perempuan lebih sedikit dari jumlah laki-laki. Maka pada zaman itu
perempuan boleh menikah dengan laki-laki lebih dari satu (Poliandri). Seorang perempuan boleh
digauli oleh banyak laki-laki dan apabila sang perempuan sudah hamil, maka perempuan boleh
memilih laki-laki mana yang menjadi ayah dari anak yang dilahirkannya.

Kedudukan wanita pada waktu itu sangat merosot sekali di kalangan bangsa Arab.
Mereka dapat diwarisi seperti benda atau binatang ternak. Seorang perempuan yang ditinggal
mati oleh suaminya (janda), maka sang anak diperbolehkan untuk mengawini ibunya. Ini
menunjukkan bahwa seakan-akan perempuan pada masa pearadapan islam di Arab bagaikan
benda berupa barang, harta, atau binatang ternak yang dapat diwariskan.

Hal lain yang menunjukkan bahwa perempuan dianggap rendah derajatnya dibandingkan
dengan kaum pria yaitu, perempuan tidak diterima kesaksiannya dalam suatu urusan,
perempuan yang haid diasingkan dari rumah sampai masa menstruasinya selesai. Perempuan
juga dibatasi dalam hal berorganisasi diluar rumah, mereka tidak diperbolehkan untuk
melakukan hal-hal yang kaum laki-laki sering lakukan.

Tindakan pelacuran pada masa arab peradapan islam juga kerap terjadi. Banyak
perempuan yang menjual dirinya kepada orang lain guna untuk memuaskan nafsu birahi para
pria bejat itu. Hal yang harusnya perempuan pada masa itu wajib untuk dilindungi dan tutupi
menjadi hal yang mereka pertontonkan dan dipasarkan bagaikan barang dagangan.

Dalam hal urusan rumah tangga, suami berhak mentalak istri istrinya apabila dia sudah
bosan dan kembali mencapuri istrinya apabila ia ingin melakukan hal tersebut. Para suami juga
sering menceritakan kepada orang lain tentang hubungan seksualnya dengan istrinya seakan-
akan sebagai kebanggaan tersendri bagi mereka apabila menceritakan hal tersebut.

Dari beberapa hal diatas, dapat dikatakan bahwa perempuan sangatlah rendah
derajatnya dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan dianggap sebagai aib, dijadikan barang
dagangan yang dapat diperjual-belikan dan ditawar.

Setelah diutusnya Muhammad saw sebagai rasul, hal-hal tersebut dirubah dan
diperbaiki. Hal itu dapat diketahui dari banyaknya dalil yang bersumber dari al-Qur’an dan hadis
yang menyatakan tentang persamaan derajat dari perempuan dan laki-laki. Sebagai contoh,
dapat dilihat pada surah an-Nisa ayat 124:

Artinya“Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang
ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau
sedikit pun.” (QS. An-Nisa [4]: 124).

Dari ayat diatas, dapat diketahui bahwa islam sudah mengangkat derajat perempuan
setingkat dengan derajat laki-laki. Yang membedakan bukan dari sisi jenis kelamin melainkan
tingkat ketaqwaan mereka kepada Allah swt, sebagaimana dijelaskan dalam surah

Artinya:“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah I ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (QS. Al-Hujurât [49]: 13).

Bahkan ada sebuah hadis yang menyatakan bahwa derajat seorang perempuan itu tiga
kali lipat dibandingkan dengan laki-laki, yaitu sebaigai ibu. Rasulullah bersabda:

“Siapakah orang yang paling berhak untuk aku gauli dengan baik?” beliau menjawab, “Ibumu.” Ia
bertanya, “Lalu siapa?” beliau menjawab, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Nabi
menjawab, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Nabi menjawab, “ayahmu.” (HR. Al-Bukhari-
Muslim).

Dari hadis diatas dapat dikatakan bahwa derajat perempuan lebih tinggi dari pada
derajat laki-laki, karna perempuan lebih wajib dihormati tiga kali lebih dari laki-laki. Bahkan ada
hadis yang menyatakan bahwa perempuan yang meninggal saat melahirkan tergolong kedalam
mati syahid.

Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa laki-laki dan wanita memiliki
kesamaan hak dan kewajiban, meskipun ada beberapa hal yang perempuan tidak bisa lakukan
dan laki-laki bisa lakukan, begitupun sebaliknya . Yang membedakan derajat wanita dan laki laki
adalah tingkat ketaqwaannya.Islam sudah jauh mengangkat derajat wanita.Bisa di katakan
dalam agama lain tidak ada yang menyamai bahkan melebihi keistimewahan wanita selain
agama islam.Wallauhualam.

Anda mungkin juga menyukai