Anda di halaman 1dari 18

Sebuah kalimat masyhur,

“Perempuan adalah tiang negara. Apabila


perempuannya baik maka baik pula negara. Apabila
perempuannya rusak maka akan rusak pula negara."
Pelajaran yang bisa diambil..
1. Ternyata begitu penting peran perempuan dalam membangun
negara/peradaban → dimulai dari institusi keluarga.
2. Karena perempuan adalah madrasah pertama (al-Madrasah al-
Ula) bagi anak-anaknya. Dia akan menjadi teladan bagi anak-
anaknya. Jika perempuan baik (imannya, ibadahnya,
akhlaknya) maka baik pula generasi penerusnya.
3. Karena istri yang baik akan selalu mendukung suaminya
dalam menjalankan kewajibannya (menemani, partner,
penyemangat dalam ibadah dan dakwah) sebagai pemimpin.
Namun, ini menjadi perhatian bagi pihak-pihak
yang ingin melemahkan suatu umat/bangsa,
mereka akan membuat program-program yang
fokus merusak kaum perempuannya.
Mayoritas pengguna media sosial adalah perempuan. Dilansir dari laman www.databoks.katadata.co.id, pada Mei 2021,
52,6% pengguna sosial media berupa instagram adalah perempuan, sedangkan 47,4% pengguna instagram
adalah laki-laki.

Rata-rata usia mereka berkisar antara umur 18-34 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa minat perempuan terhadap
penggunaan media sosial lebih besar dibanding laki-laki.

Sebuah tren aplikasi tiktok yang belakangan ini sangat terkenal membawa perempuan menjadi pengguna. Dilansir dari
data statistik penggunaan aplikasi tiktok di Indonesia, Pada awal tahun 2022, 66% audiens Tik-Tok di Indonesia
adalah perempuan, sementara 34% adalah laki-laki.

Sehingga, fenomena kerusakan moral yang muncul akibat penggunaan media sosial juga didominasi oleh kaum hawa.
Maka kajian ini..
Bukan hanya untuk memberikan ilmu kepada laki-
laki untuk memilih jodoh sesuai Al-Quran dan As
Sunnah, tapi juga bagi perempuan agar paham
pentingnya memiliki pribadi yang baik sebelum
menikah..
“Perempuan dinikahi karena empat hal; banyak hartanya, bagus
nasabnya, elok rupanya, dan kokoh agamanya. Curahkanlah
atensi lebih pada perempuan yang kokoh agamanya, niscaya kamu
akan beruntung.” (HR. Bukhari, Muslim, dll)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia mengatakan : “Jangan menikahi
wanita karena kecantikannya, karena bisa jadi kecantikannya itu
akan memburukkannya; dan jangan menikahi wanita karena
hartanya, bisa jadi hartanya membuatnya melampui batas. Tetapi,
nikahilah wanita atas perkara agamanya. Sungguh hamba sahaya
wanita yang sebagian hidungnya terpotong lagi berkulit hitam tapi
taat beragama adalah lebih baik.” (HR. Ibnu Majah, dalam
Kitab An-Nikah)
Syaikh al-‘Azhim Abad berkata: “Makna ‘fazhfar bidzaatid
diin (ambillah yang mempunyai agama)’ bahwa yang
pantas bagi orang yang mempunyai agama dan adab yang
baik ialah agar agama menjadi pertimbangannya
dalam segala sesuatu, terutama berkenaan dengan
pendamping hidup. Oleh karenanya, Nabi ‫ﷺ‬
memerintahkan supaya mencari wanita beragama yang
merupakan puncak pencarian. Taribat yadaaka, yakni
menempel dengan tanah.”
Syaikh al-‘Azhim Abad berkata: “Makna ‘fazhfar bidzaatid
diin (ambillah yang mempunyai agama)’ bahwa yang
pantas bagi orang yang mempunyai agama dan adab yang
baik ialah agar agama menjadi pertimbangannya
dalam segala sesuatu, terutama berkenaan dengan
pendamping hidup. Oleh karenanya, Nabi ‫ﷺ‬
memerintahkan supaya mencari wanita beragama yang
merupakan puncak pencarian. Taribat yadaaka, yakni
menempel dengan tanah.”
Maka yang dimaksud dengan “yang baik
agamanya ini yang bagaimana?”
Lihat QS An-Nisa’ 34:

“…Sebab itu, maka wanita yang sholihah ialah yang taat kepada Allah
lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka).
Sholihah1) & Qonitat2)
Shalihah berarti taat kepada Allah dengan penuh
keikhlasan. Sedangkan Qonitat itu taat kepada suami
dengan penuh keikhlasan.

Taat kepada Allah → teguh imannya, baik


ibadahnya, mulia akhlaknya, sehingga dia memahami
hak-hak suaminya → ini modal utama bagi keutuhan
rumah tangga.
Allah sangat memuliakan wanita sholihah..
• Lebih baik dari bidadari surga. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
“Perempuan shalihah berjenis manusia di dunia lebih utama daripada
para bidadari surga 70 ribu kali lipat.” (As-Sya’rani, Muhktashar
Tadzkiratul Qurthubi: 102).
• Diperbolehkan masuk surga melalui pintu manapun.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Jika seorang wanita menunaikan shalat
lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan
menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke
dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad)
Hafidzhah lil Ghaib 3)

• Artinya, “Menjaga suaminya dalam dirinya* saat sedang tidak ada,


serta menjaga hartanya.” (Menurut As-Suddi, dalam Tafsir Ibnu
Katsir)
• “Menjaga hak-hak suami berupa jiwa, rumah, harta, saat suami tidak
sedang bersama istri. (Menurut Al-Biqa’i, dalam Nadzmud Durar)

* Menjaga suaminya dalam dirinya maksudnya adalah menjaga kehormatan dirinya dan cintanya saat sedang
tidak bersama suami.
Jadi jika dirangkum,..
Kriteria istri dalam QS. An-Nisa’ 34 adalah:
1. Taat kepada Allah
2. Taat kepada suami
3. Selalu ikhlas dalam ketaatannya
4. Menjaga kehormatan dirinya dan cintanya saat suami tidak ada.
5. Menjaga harta suami dengan baik.
Jadi orang tua yang baik adalah hak anak-
anak kita atas kita sebagai orang tuanya..
Suatu ketika datang seorang laki-laki menemui Umar bin Khattab mengadukan
kedurhakaan anaknya. Sang anak dihadirkan, kemudian ditanya alasan mengapa dia
durhaka. Jawab sang anak:
“Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak punya hak atas orang tuanya?”
“Tentu.” kata Umar
“Apakah itu?” lanjut sang anak.
“Memilihkan ibu yang baik, memberi nama yang bagus dan mengajarinya Al-Qur’an.” jelas Umar.
“Wahai Amirul Mukminin, ayahku tidak pernah menunaikan hak-hakku. Ibu adalah wanita
milik orang Majusi, dia memberiku nama ‘Ja’lan’ (kecoak), dan tidak pernah mengajarkan satupun
huruf dari Al-Quran.”
Lalu Umar menoleh kepada ortunya, dan berkata, “Kamu menemuiku untuk mengadukan
kedurhakaan anakmu? Padahal kamu telah mendurhakainya sebelum ia mendurhakaimu, dan
kamu telah berlaku buruk kepadanya sebelum ia berlaku buruk kepadamu!”
Menimbang keluarga calon…
Para ulama sangat menganjurkan kita melihat bagaimana keluarga calon
wanita. Karena anak-anak yang hebat lahir dari orang tua yang hebat.
Nabi SAW menggunakan istilah Al-Hasab yang berarti “perbuatan-
perbuatan baik yang dilakukan”.
Diantara aspek-aspek Al-Hasab yang dilihat dari mereka adalah:
1. Kesholihannya.
2. Karya-karya kebaikan yang telah dihasilkannya.
3. Cita-cita yang tinggi yang sejalan dengan perintah Allah.
Kisah Abdul Aziz bin Marwan
Beliau adalah salah satu pemimpin hebat Bani Umayyah. Pernah menjadi
gubernur Mesir lebih dari 20 tahun.
Ketika mau menikahi calon istrinya, Laila Ummu Ashim (cucu Umar bin
Khattab), beliau berkata, “Kumpulkan dari uang terhalalku sebanyak 400
dinar! Aku ingin menikahi seseorang dari keluarga yang sholih!.”
Hasilnya adalah Umar bin Abdul Aziz dengan segala prestasinya. Yang
pernah berkata, bahwa dirinya selalu berambisi meraih cita-citanya hingga
tidak ada lagi cita-cita yang lebih tinggi dari itu, yaitu surga.
Itu semua diwarisi dari kehebatan keluarganya (ortunya, kakek neneknya,
buyutnya).

Anda mungkin juga menyukai