Anda di halaman 1dari 39

Articles : Fadhilah Wanita Shalihah 13/07/04 11:01 PM

Abdurrahman Zaid Abdussalam


Ibn Muhammad Ibn Al-Wirsad Ibn As-Sadur

Wahai wanita,
Engkaulah peran ulama
Dibelakang para tokoh.
Para aulia, para ulama
Para syuhada, para sulthan
Dan raja, bahkan para Anbiya a.s, dalam
Pangkuan engkaulah
Mereka tumbuh.
Hilanglah keindahan
Taman, ketika bunga yang
Indah tiada di dalamnya.
Hilanglah keindahan
Rumah, ketika wanita yang
Shalehah tiada di
Dalamnya.

Halaman 1 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

BAB 1 : Wanita Shalihah


1.

Keutamaan Wanita Shalihah

2.

Peranan Wanita Shalihah

3.

Ciri-ciri Wanita Shalihah


a.

Menjaga Shalat Lima Waktu

b.

Berpuasa

c.

Ciri yang lainnya

BAB 2 : Menuntut Ilmu


1.

Pentingnya Ilmu bagi Wanita

2.

Ilmu yang Wajib Dituntut

3.

Etika Wanita Dalam Menuntut Ilmu


a.

Taqwa adalah Modal Utama

b.

Utamakan Belajar dari Mahramnya

c.

Hijab Antara yang Bukan Mahram

BAB 3 : Pergaulan Wanita


BAB 4 : Aurat
1.

Berjilbab

2.

Aturan Berbusana Muslimah

3.

Menutup Wajah (Purdah/Cadar)

BAB 5 : Berhias
1.

Jangan Bertabarruj

2.

Jangan Menyerupai Lelaki

3.

Jangan Merubah Ciptaan Allah S.w.t

4.

Jangan Mubadzir

BAB 6 : Rambut
BAB 7 : Perhiasan
BAB 8 : Parfum
BAB 9 : Wanita Shalihah dan Suami
1.

Hak Suami

2.

Taat kepada Suami

3.

Khidmat/Melayani Suami

Halaman 2 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

4.

Keridhaan Suami

5.

Pembicaraan Dengan Suami

6.

Menghibur Suami

7.

Mengingatkan Suami

8.

Berdandan untuk Suami

9.

Jima

10. Setia terhadap Suami


11. Berselisih dengan Suami
BAB 10 : Cemburu
BAB 11 : Keluarga Suami
BAB 12 : Anak
1.

Kehamilan dan Kelahiran

2.

Adab-adab Melahirkan
a.

Menyuarakan Adzan dan Iqamat

b.

Tahnik (Menggosok Tenggorokan Anak dengan Kurma)

c.

Mencukir Rambut Kepala

d.

Memberikan Nama yang Baik Bagi Anak

e.

Aqiqah

f.

Khitan

g.

Menyusui

3.

Memelihara Anak

4.

Pendidikan Anak

5.

Kematian Anak

6.

Menggugurkan Bayi

BAB 13 : Rumah
1.

Keutamaan Rumah bagi Wanita

2.

Bahaya Keluar Rumah bagi Wanita

3.

Usaha Musuh untuk Menjauhkan Wanita dari Rumah

4.

Kebolehan Wanita Keluar Rumah

5.

Tipe Rumah Ideal


a.

Rumah yang Penuh Dengan Amalan

Halaman 3 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

b.

Rumah yang Rapi dan Terpelihara

c.

Rumah Sederhana

d.

Kosong dari Perabotan Haram

e.

Ada Suasana Dien di Rumah

BAB 14 : Poligami
1.

Faktor Penyebab

2.

Menerima dan Rela Atas Hukum Allah

3.

Beberapa Kesalahpahaman

4.

Kesimpulan

5.

Jangan Meminta Cerai karena Poligami

BAB 15 : Nafkah Suami


1.

Bersyukur

2.

Berhemat

3.

Jangan Menuntut Lebih

4.

Menggunakannya Dengan Izin Suami

5.

Puas dengan Nafkah yang Ada

6.

Digunakan Untuk Kepentingan Agama

BAB 16 : Harta Milik Istri


BAB 17 : Bepergian
BAB 18 : Ujian
1.

2.

Keuntungan Ujian
a.

Menaikkan Derajat

b.

Membersihkan Dosa

c.

Mendapatkan Syurga

d.

Sebagai Tanda Kecintaan Allah S.w.t

Menanggulangi Ujian
a.

Dengan Sabar

b.

Menghadapi Ujian dengan Shalat

c.

Dengan Bersyukur

d.

Dengan Instropeksi Diri

BAB 19 : Bekerja

Halaman 4 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

BAB 20 : Wanita dan Politik


BAB 21 : Talak
BAB 22 : Kisah-kisah Wanita Shalihah
1.

Kisah Keluarga Yasir r.a.

2.

Kisah Keluarga Al-Khansa r.a.

3.

Kisah Ummu Haram r.ha. Memohon Syahid

4.

Kisah Ummu Aiman r.ha.

5.

Kisah Wafatnya Fatimah Az-Zahra r.ha.

6.

Kisah Ummul Yataama r.ha.

7.

Kisah Gadis Pemerah Susu

8.

Kisah Istri Umar bin Abdul Aziz rah.a.

9.

Kisah Keluarga Fatimah Az-Zahra r.ha.

10. Kisah Seorang Wanita dan Imam Ahmad bin Hambal


11. Kisah Masa Kecil Rabiah Al-Adawiyah
12. Kisah Sumi Istri dan Pengemis
13. Kisah Mayat Wanita Shalihah dan Wanita Keji
14. Kisah Seorang Wanita pada Masa Haji
15. Kisah Lelaki Shaleh dan Wanita Cacat
Fadhilah Wanita Shalihah (H.A. Abdurrahman Ahmad)
Penerbit : Pustaka Nabawi

Next... Coming Soon <insya Allah>


Wanita-wanita Penghuni Neraka (Abdul Muiz Khothob)
Penerbit : Akbar

Halaman 5 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

BAB 1
WANITA SHALIHAH
I.

Keutamaan Wanita Shalihah.


Bersabda Rasulullah S.a.w :

Dunia adalah kesenangan sementara, dan sebaik-baiknya kesenangan


dunia ialah wanita (istri) yang shalihah. (Muslim)
Wanita shalihah adalah pilihan Allah S.w.t di dunia ini. Sifatsifat mereka pun telah dipuji oleh Allah S.w.t di dalam firmanNya:

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan


perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki
Halaman 6 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang


berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
(QS. Al-Ahzab 33 : 35)
Sabda Rasulullah S.a.w, Wahai sekalian wanita, sesungguhnya

yang paling baik di antara kalian akan memasuki surga sebelum orang
yang paling baik di kalangan lelaki. Mereka akan mandi, dan memakai
minyak wangi dan menyambut suami-suaminya di atas keledai-keledai
merah dan kuning. Bersama mereka anak-anak kecil, mereka seperti
batu permata yang berkilauan. (Abu Syaikh)
Wanita shalihah adalah suatu nimat yang luar biasa dari Allah
S.w.t, sabda Rasulullah S.a.w : Diantara kebahagiaan anak Adam,

antara lain terdapat dalam tiga hal; Wanita shalihah, rumah yang baik
dan kendaraan yang baik. (Ahmad)
Dalam sabda beliau S.a.w yang lain : Barangsiapa yang diberi

rezeki oleh Allah seorang wanita yang shalihah, maka Allah telah
menolong separuh imannya. Karenanya bertaqwalah kepada Allah
untuk separuh yang lain. (Thabrani, Hakim)
Demikian mulia seorang wanita yang shalihah, sehingga Abu
Sulaiman Ad-Darani berpendapat: Istri yang shalihah bukan

termasuk dunia, karena istri itu menjadikanmu tempat (beramal demi)


akhirat. Muhammad bin Kaab berkata mengenai firman Allah
S.w.t :

Halaman 7 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: Ya Rabb kami, berilah
kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami
dari siksa neraka. (QS. Al-Baqarah 2 : 201) bahwa itu adalah istri
yang shalihah.
Dailami r.a. meriwayatkan bahwa wanita shalihah akan
disebut-sebut

oleh

ahli

langit

sebagai

Syahidah.

Tidak

dipungkiri bahwa wanita-wanita shalihah, sangat dirindukan


oleh penduduk bumi dan langit, bahkan ikan-ikan di lautan pun
dengan

senang

hati

mendoakan

rahmat

dan

maghfirah

baginya.
II.

Peranan Wanita Shalihah.


Rasulullah S.a.w pun bersabda : Kejahatan seorang wanita
jahat adalah seperti jahatnya seribu orang jahat dari kaum
lelaki. Kebaikan seorang wanita yang shalihah adalah seperti
amalannya tujuh puluh orang-orang shiddiqin. (Abu Syaikh)
Alim Ulama mengatakan bahwa Shiddiqin adalah derajat
para wali Allah S.w.t. Hal ini menunjukkan ketinggian derajat
wanita yang shalihah. Kaum wanita memiliki pengaruh yang
sangat kuat terhadap roda kehidupan dunia ini, bahkan
terhadap kaum lelaki sekalipun. Ustadz Hasan Al-Bana AsySyahid Al-Hafizh menulis bahwa wanitalah yang mewarnai
kehidupan dengan corak yang nyata. Hal ini disebabkan karena

Halaman 8 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

wanita adalah pendidik utama yang memproduksi bangsa.


Wanitalah yang menjadi penentu arah masyarakat.
Syeikh Ibrahim Ali mengatakan bahwa seorang wanita jika
sudah dominan dalam kehidupan pria, maka ia akan menjadi
buah hati dan ruhnya. Bahkan akan menjadi segenap badan
dan perasaan pria. Semua rindakan kebaikan atau kejahatan
yang dilakukan oleh seorang pria, karena dorongan dari wanita.
Pikiran dan amalan para wanita muslimah akan ikut serta
berhembus dengan angin, mengalir dengan air, menyatu
dengan

tanah,

membawanya,

tanpa
tanpa

memerlukan
memerlukan

kendaraan

untuk

tenaga

untuk

mengangkutnya. Kebaikankah yang akan merebak ataukah


kejahatan. Semua bergantung kepada amalan para wanita.
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa banyak ulama dan
para tokoh tergoda oleh wanita, maka rusaklah perjalanan
hidupnya. Hal itu bukan disebabkan karena kepandaian wanita
lebih jauh dan lebih luas daripada lelaki, tetapi karena
kekuatan ghaib titipan Allah S.w.t dan daya pesona wanitalah
yang mampu menggoncangkan pria.
Walaupun kaum wanita juga dikatakan sebagai fitnah, akan
tetapi kata fitnah ini harus diartikan dengan maksud yang
positif. Peringatan Allah S.w.t agar berwaspada terhadap fitnah
yang timbul dari wanita, sama seperti peringatan-Nya terhadap
fitnah harta dan anak-anak, tidak berarti semuanya buruk dan
jahat. Tetapi sebagai ungkapan bahwa sikap yang berlebihan
dalam menggantungkan diri pada semua itu mencapai suatu
batas yang dapat menimbulkan fitnah, dan lupa diri dari
dzikrullah.
Halaman 9 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Disebabkan

lemahnya

usaha

dawah,

maka

nilai

dan

keutamaan wanita telah menjadi kabur, bahkan sebagian besar


dari kalangan

wanita telah diselewengkan oleh syetan untuk

menjadi pembantu-pembantunya dalam usaha kemungkaran.


Dan dijauhkan dari nilai kemuliaan yang sebenarnya kepada
derajat yang sangat rendah dan hina. Dan sangat sedikit
diantara kaum wanita yang menyadari hakekat keutamaan
yang ada pada diri mereka. Sabda Nabi S.a.w : Permisalan

wanita shalihah dari kalangan para wanita adalah seperti burung gagak
hitam yang salah satu kakinya berwarna putih. (Thabrani)
Ungkapan ini bermakna demikian sedikit wanita-wanita yang
tergolong menjadi wanita shalihah. Hal ini dimaksudkan agar
menjadi

renungan

dan

penghisaban

kaum

wanita

atas

keselamatan dirinya, sehingga akan berusaha dengan sekuat


tenaga untuk mendapatkan kesempatan yang sedikit ini. Tanpa
ada rasa pesimis ataupun kekhawatiran.
Sebagaimana kisah Asiah istri Firaun. Di tengah-tengah kaum
yang memusihi Allah S.w.t dan Rasul-Nya, ia tetap berpegang
tegung kepada Allah S.w.t. Walaupun untuk menjaga keimanan
tersebut ia harus menerima kematian di tangan suaminya
sendiri

yaitu

Firan

lanatullahu

alaihi.

Sehingga

atas

keteguhannya ini Rasulullah S.a.w bersabda bahwa wanita yang


terbaik dan paling sempurna adalah Asiah istri Firaun dan
Maryam. Bahkan Ibnu Qurtubi dan Hafizh Ibnu Hajar rah.a.
menganggap mereka berdua adalah Nabi Allah.
III.

Ciri-ciri Wanita Shalihah.

Halaman 10 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Jika wanita shalat lima waktunya, berpuasa di bulannya, menjaga


kemaluannya dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya;
Masuklah ke dalam syurga dari pintu syurga mana saja yang kamu
sukai. (Ibnu Hibban, Thabrani)
Juga menilik ayat 35 dari QS. Al-Ahzab di atas maka dapat
disimpulkan beberapa sifat wanita shalihah, diantaranya yaitu :
bersifat taat, jujur, sabar, khusyu, suka bersedekah, suka
berpuasa, memelihara kehormatannya dan banyak berzikir
kepada Allah S.w.t. Syeikh Abdul Halim mengatakan bahwa
wanita-wanita shalihah adalah qonitat (orang yang taat) dan
hafizhat (orang yang menjaga diri) saat suami tiada.
Dalam pasal ini akan diterangkan mengenai beberapa dari
sifat-sifat tersebut, dan yang lainnya akan diterangkan dalam
pasal yang lain, sifat-sifat tersebut yaitu :
a. Menjaga Shalat Lima Waktu
Shalat adalah salah satu kewajiban umum yang telah
Allah S.w.t perintahkan kepada ummat Islam baik lelaki
ataupun wanita. Nabi S.a.w, bersabda : Shalat adalah tiang

agama. Barangsiapa mendirikannya, berarti ia telah mendirikan


agama, dan barangsiapa meninggalkannya, berarti ia telah
menghancurkan agama. (Baihaqi)

Halaman 11 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang


menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka
kelak mereka akan menemui kesesatan. (QS. Maryam 19 : 59)

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orangorang yang lalai dari shalatnya. (QS.Al-Maauun 107 : 4 - 5)
Seorang

wanita

adalah ibadah yang

shalihah
sangat

meyakini
istimewa,

bahwa

shalat

sehingga tidak

mungkin ia shalatnya. Bukan hanya istiqamah dalam


mengerjakannya, tetapi juga menjaga segala hal yang
berhubungan

dengan

shalat.

Karena

Ibnu

Abbas

r.a,

mengatakan tentang maksud QS. Maryam 19 : 59 atau QS.


Al-Maauun 107 : 4 5. Bahwa melalaikan shalat bukan
hanya, meninggalkan shalat begitu saja, tetapi termasuk
melalaikan shalat juga adalah jika melalaikan waktunya,
atau mengakhirkan waktunya dari waktu yang tepat. Jika
maksudnya memang demikian, yaitu melalaikan waktu
shalat juga termasuk dalam melalaikan shalat, maka orang
yang melalaikan waktu shalat pun akan mendapat balasan
Ghoyya ataupun neraka Wail.
Allah S.w.t telah memberikan kemudahan bagi kaum
wanita muslimah dalam menunaikan shalat, yang tidak
disamakan seperti kaum lelaki. Bagi wanita hanya ada dua
tertib dalam melaksanakannya. Lebih ringan dan lebih
mudah, tetapi mempunyai ganjaran dan pahala yang sama
besarnya dengan kaum lelaki. Ini adalah karena rasa kasihHalaman 12 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Nya terhadap kaum wanita, demi terjaganya wanita dari


segala fitnah :
1. Lebih utama dilaksanakan di dalam rumahnya sendiri.
Sekali lagi, bahwa walaupun ditunaikan di rumah, dan
hanya bersendirian, tetapi ia tetap akan mendapatkan
pahala

yang

sama

dengan

kaum

lelaki

yang

melaksanakan shalatnya di masjid.


2. Dilaksanakan di awal waktu.
Nabi S.a.w bersabda : Amalan yang paling utama
adalah shalat tepat pada waktunya. Hadits ini ditujukan
kepada kaum muslimin dan muslimat.
Melalaikan

waktu

shalat

dengan

sengaja,

berarti

telah

menarik murka Allah S.w.t kepada dirinya. Sabda Nabi S.a.w :

Tiga orang yang tidak akan diterima shalatnya oleh Allah ; (1)
Seorang imam yang tidak disukai oleh makmumnya. (2) Orang yang
tidak shalat kecuali setelah lewat wantunya (dengan sengaja). (3) Orang
yang memperbudak orang merdeka. (Ibnu Majah)
Menjaga shalat pada waktunya menghasilkan keuntungankeuntungan, baik duniawi maupun ukhrawi. Diantaranya ialah :
Dalam urusan duniawi yaitu, dijauhkan dari kesulitan rezeki
dalam kehidupan dunia. Dan empat keuntungan ukhrawi
lainnya adalah : (a) Dihindari dari siksa kubur, (b) Diberikan
buku catatan amalnya melalui tangan kanan, (c) Melewati
shirat secepat kilat dan (d) Masuk surga tanpa hisab.
Rasulullah S.a.w bersabda : Jika seorang hamba shalat pada

awal waktunya, maka naiklah shalat itu ke langit dengan diliputi nur
Halaman 13 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

sehingga sampai ke Arsy, lalu (nur itu) memintakan istighfar bagi orang
yang mengerjakan shalat seperti itu sampai hari kiamat, dan ia
berkata

semoga

Allah

memeliharamu

sebagaimana

kamu

memeliharaku. Dan jika seorang hamba mengerjakan shalat tidak pada


waktunya, maka naiklah shalat itu dengan diliputi kegelapan dan bila
sampai ke langit, shalat itu terlipat bagaikan baju yang rusak, kemudian
dilemparkan kembali ke muka orang yang mengerjakannya. (Adz
Dzahabi)
Orang-orang

shalih

pada

zaman

dahulu,

seperti

para

shahabat r.a sangat memperhatikan shalat di awal waktu


dengan

bersungguh-sungguh.

Mereka

akan

bersedih

jika

mereka tertinggal shalat di awal waktu ataupun karena


tertinggal shalat berjamaah. Az Zuhri pernah bercerita : Suatu

ketika saya masuk ke tempat Anas bin Malik r.a di Damsyik, saya
menjumpai ia sedang menangis. Maka saya bertanya : Mengapa kamu
menangis ? beliau r.a menjawab : Saya tidak mengetahui sesuatu yang
telah aku dapatkan, kecuali shalat ini. Tetapi ternyata kini orang-orang
telah

mengabaikannya.

mengabaikan

shalat

Al-Karmany
yang

menerangkan

dimaksud

di

sini

bahwa
adalah

mengakhirkan waktunya, bukan meninggalkannya sama sekali.


(Bukhari)
b. Berpuasa
Firman Allah S.w.t :

Halaman 14 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah 2 : 183)
Rasulullah S.a.w bersabda : Segala kebaikan anak Adam

dilipatgandakan pahalanya dengan sepuluh hingga 700 kali lipat.


Allah S.w.t berfirman : Kecuali puasa, puasa adalah untuk-Ku dan
Aku memberikan pahala kepadanya, ia telah meninggalkan syahwat
dan makan minumnya lantaran Aku. (Muslim)
Dalam hadits yang lain beliau S.a.w bersabda : Puasa
itu

Junnah

(perisai)

karena

itu

jika

kamu

berpuasa,

janganlah menuturkan kata-kata yang buruk, yang keji-keji


dan

yang

membangkitkan

rangsangan

syahwat,

dan

janganlah pula ia mendatangkan hiruk pikuk, hingar bingar.


Diriwayatkan pula bahwa puasa dan Al-Qur'an akan
memohon syafaat bagi pelakunya kepada Allah S.w.t,
mereka

akan

berkata

Ya

Allah

S.w.t,

aku

telah

menghalanginya dari makan dan memenuhi syahwat pada


siang hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafaat
baginya. Syafaat keduanya diterima oleh Allah S.w.t
(Ahmad)
Wanita shalihah selalu menunaikan shaum Ramadhan,
dan juga puasa-puasa yang lainnya, selama tidak dalam
keadaan

berhalangan.

Beberapa

puasa

sunnah

yang

Halaman 15 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

lainnya, adalah ; Puasa Arafah, puasa Asyura dan Tasua,


puasa enam hari di bulan Syawal, puasa tiga hari putih,
puasa Senin dan Kamis, sehari puasa sehari berbuka dan
lain sebagainya.
Al-Ghazali menuliskan ada tiga tingkatan manusia
dalam mengerjakan puasa :
Golongan

pertama;

hanya

memenuhi

syariat,

meninggalkan makan, minum dan syahwat saja.


Golongan kedua; selain menahan dari makan minum dan
syahwat, juga menahan lidah, pandangan dan anggota
badan lainnya.
Golongan ketiga; hatinya betul-betul bertawajjuh hanya
kepada Allah S.w.t dan memelihara dari selain Allah S.w.t.
(Ihya Ulumuddin)
c. Ciri-ciri yang lainnya
Selanjutnya Imam Nawawi dalam Syarh Uqudul Lujain,
menukilkan

sabda

Rasulullah

S.a.w

tentang

wanita

penghuni syurga. Beliau S.a.w bersabda : Empat wanita

berada di syurga dan empat di neraka. Empat wanita yang berada


di syurga, yaitu : (1) Wanita yang memelihara dirinya, taat kepada
Allah dan suami, banyak anaknya serta sabar. (2) Menerima apa
yang ada walaupun sedikit bersama suaminya dan bersifat pemalu.
(3) Jika suaminya pergi, maka ia menjaga dirinya dan harta
suaminya. (4) Wanita yang ditinggal mati suaminya, sedangkan ia
mempunyai anak yang masih kecil-kecil lalu ia menahan dirinya,
memelihara dan mendidik anak-anaknya, serta berbuat baik
Halaman 16 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

terhadap mereka dan tidak mau nikah lagi karena takut menyianyiakan mereka.
Adapun empat wanita yang berada di neraka adalah : (1)
Wanita yang jelek lisannya terhadap suami, jika suaminya pergi, ia
tidak menjaga dirinya. Jika suaminya di rumah, ia menyakiti
suaminya dengan ucapannya. (2) Wanita yang membebani suami
(dengan tuntutan) yang suami tidak mampu melakukannya. (3)
Wanita yang tidak menutup dirinya dari lelaki lain dan ia keluar
dari rumahnya dengan berhias. (4) Wanita yang sama sekali tidak
memiliki keinginan kecuali makan, minum dan tidur. Ia tidak
memiliki gairah untuk mengerjakan shalat, untuk mentaati Allah
S.w.t, mentaati Rasul, dan tidak juga dalam mentaati suaminya.
Maka jika ada wanita memiliki sifat-sifat seperti ini, ia adalah
wanita terlaknat dan ahli neraka, kecuali jika ia bertaubat.
Demikian beberapa sifat utama dari wanita shalihah. Allah S.w.t
telah memberikan keistimewaan kepada mereka. Dengan bersusah
payah sedikit untuk mentaati agama, seorang wanita shalihah dapat
mendahului laki-laki shalih untuk memasuki syurga Allah S.w.t.

Halaman 17 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

BAB 2
MENUNTUT ILMU
Dalam hal ini, Islam tidak membedakan antara laki-laki dan
wanita. Wanitapun diperintahkan agar membekali diri dengan ilmu
yang bermanfaat, yang dapat mendorongnya sehingga mengenal
Allah S.w.t dan dien-Nya. Nabi S.a.w bersabda :

Menuntut ilmu adalah fardhu atas setiap muslim. (Thabrani)


Hal ini juga terungkap dalam sabda-sabda beliau S.a.w yang
lainnya. Beliau S.a.w bersabda : Seorang lelaki yang mempunyai hamba

sahaya wanita lalu ia mengajarnya, dan membaguskan pengajarannya dan


adabnya serta mendidiknya, kemudian mengawinkannya maka baginya dua
pahala. (Abu Dawud).
Rasulullah S.a.w bersabda : Barangsiapa memiliki tiga saudara

perempuan, atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu
mereka dididik adabnya, berbuat baik kepada mereka, dan (sampai) mereka
dinikahkan, maka baginya syurga. (Abu Dawud)
Ali bin Abi Thalib r.a berkata : Sebaik-baik wanita adalah wanita-

wanita Anshar. Mereka tidak malu mempelajari dan memperdalam


pemahaman agama. (Abdur Razaq)
Nabi S.a.w senantiasa mengkhususkan pada hari-hari tertentu
untuk mengajarkan kepada kaum wanita hukum-hukum agama.
Sehingga kaum wanita pun dapat belajar dan mengajar sesamanya.
Karena ada suatu masa dimana Nabi S.a.w pun merasa malu untuk
menjelaskan beberapa hukum agama yang khusus bagi wanita. Maka
disitulah kaum wanita berperan untuk saling belajar dan mengajar.
Halaman 18 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Sehingga tidak timbul fitnah dalam belajar mengajar. (Bukhari,


Muslim)
Aisyah r.ha berkata : Ada seorang wanita bertanya kepada Nabi

S.a.w tentang bagaimana cara mandi sesudah bersih dari haidh. Lalu
Rasulullah S.a.w menyuruh wanita itu memperagakannya dan berkata :
Ambillah wewangian itu dan bersucilah dengannya. Wanita itu bertanya
lagi : Bagaimana caranya ? Nabi S.a.w menjawab : Ya pakai saja. Wanita
itu nampaknya belum puas dengan jawaban beliau S.a.w, maka ia bertanya
lagi : Bagaimana caranya, ya Rasulullah S.a.w ? Dengan tersipu Beliau
S.a.w menjawab : Subhanallah, ya pakai saja! lalu beliau memanggilku
untuk menggantikan beliau dalam menjelaskan hal ini. (Bukhari, Muslim)
Ibnu Hazm menjelaskan tentang persekutuan wanita dengan
laki-laki dengan mencari ilmu, katanya : Setiap muslim yang sudah
baligh dan berakal, laki-laki dan wanita, orang merdeka dan hamba,
dikenai kewajiban, tak seorang pun dari kaum muslimin yang
menyanggahnya, bahwa ia harus mengetahui mana yang halal dan
mana yang haram bagi dirinya, siapapun ia. Mereka semua
diwajibkan adil dalam proses belajar. Seorang imam dapat memaksa
para wanita sekalipun wanita terpandang agar belajar sendiri atau
memberi peluang kepada mereka untuk belajar. Juga imam layak
bertindak tegas dalam hal ini serta mengatur orang-orang untuk
mengajari orang lain yang masih bodoh.
a.

Pentingnya Menuntut Ilmu bagi Wanita.


Rasulullah S.a.w bersabda : Sesungguhnya seorang wanita
itu diciptakan dari tulang rusuk. Sekali-kali ia tidak akan lurus
bagimu di atas satu jalur. Jika engkau bersenang-senang dengan
Halaman 19 dari 39

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

wanita, maka engkau akan mendapatkannya, sedangkan pada


dirinya tetap ada bengkok. (Muslim)
Syeikh

Abu

Muhammad

Jibril

menyatakan

bahwa

dari

penyelidikan para ahli ilmu jiwa dan menurut kenyataan, bahwa


wanita meskipun ia telah dewasa, namun tingkah lakunya masih
seperti anak-anak, tabiat manja dan suka merajuk selalu ada
padanya. Selanjutnya beliau berkata bahwa disamping sifat
merajuk, mudah menangis dan putus asa, wanita mempunyai
sifat iba hati yang sangat dalam, pendiriannya mudah berubah
dan ketabahannya mudah tergoyahkan. Karena sifat-sifat itulah,
maka kaum wanita wajib dididik, diajar dan diberi bimbingan
yang cukup. Jika tidak memperoleh pendidikan yang memadai,
bahaya

akan

datang

mengancam

segenap

lingkungan

masyarakat dan kerusakan pun akan terjadi dimana-mana akibat


kebodohan mereka; sebab pada hakikatnya wanita itu adalah
fitnah dan ujian terbesar, juga sumber kerusakan yang dahsyat
jika tidak diiringi dengan iman dan ilmu yang haq.
Dalam hal ini para suami pun bertanggung jawab untuk
memberi

pengajaran

pengetahuan

agama

kepada

istrinya.

Syeikh Ibnu Abdullah berkata : Jikalau istri mengabaikan hukum

dari hukum-hukum haidh dan istihadhah dan laki-laki tidak mengajarinya,


maka laki-laki tersebut keluar bersama istinya dan ia bersekutu dalam
dosa.
b.

Ilmu yang Wajib Dituntut.

Halaman 20 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Ilah (Yang Haq) melainkan Allah
dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang
Mumin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu
berusaha dan tempat tinggalmu. (QS. Muhammad 47 : 19)
Hendaknya jangan disalahpahami bahwa yang diwajibkan
untuk dipelajari bagi kaum muslimin dan muslimat adalah
agama. Al-Ghazali rah.a menuliskan bahwa jika seseorang yang
berakal telah baligh, maka yang pertama kali wajib baginya
adalah mempelajari dua kalimat syahadat dan memahaminya.
Wajib baginya untuk mengenal Allah S.w.t, siapa Allah S.w.t,
bagaimana sifat dan kebesaran Allah S.w.t. Kemudian apa yang
ditujukan untuk mentaati Allah S.w.t. Seperti jika datangnya
waktu shalat maka wajib baginya mempelajari tentang shalat,
jika akan tiba bulan Ramadhan, maka wajib baginya mempelajari
tentang shaum. Jika akan berangkat haji, maka wajib baginya
mempelajari haji. Jika ia memiliki harta, maka wajib baginya
mempelajari zakat. Jika yang fardhu-fardhu ini telah sempurna ia
pelajari, maka diwajibkan baginya untuk mempelajari sunnahsunnah Rasulullah S.a.w. Jikalau itu pun sudah dipelajarinya,
barulah ia boleh mempelajari hal-hal yang lainnya.
Urutan ilmu pengetahuan yang harus diketahui oleh seorang
wanita shalihah jika ditertibkan adalah sebagai berikut :
Halaman 21 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

(1) Ilmu Tauhid dan masalah agama.


(2) Ilmu Sunnah dan adab.

(3) Ilmu Muamalah dan Muasyarah sesama manusia, terutama


bagaimana berbakti kepada suami, orang tua, tarbiyah (mendidik) anak
dan lain sebagainya.
(4) Ilmu-ilmu lainnya yang bermanfaat untuk dunia akhirat.
Dr. Abdullah Nashih Ulwan juga menyatakan bahwa wanita
wajib mempelajari keterampilan yang sesuai dengan tugas dan
spesialisnya sebagai ibu dan istri. Tetapi sayangnya, bahwa yang
terjadi pada saat sekarang ini adalah kaum wanita, (bahkan juga
kaum lelaki) menyepelekan ilmu-ilmu agama dan mengganggap
bahwa mempelajari ilmu agama adalah kesia-siaan belaka.
Sedang

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi,

dianggap

suatu

kehebatan yang luar biasa. Ini adalah suatu tipuan yang melanda
ummat ini. Maka diharapkan dari wanita shalihah agar dapat
menghidupkan kembali semangat ilmu agama.
c.

Etika Wanita Dalam Menuntut Ilmu.


1. Taqwa adalah Modal Utama
Firman Allah S.w.t :

...Dan bertaqwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah


Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah 2 : 282)
Halaman 22 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Dengan menjaga diri dalam garis-garis ketaatan kepada


Allah S.w.t dan Rasul-Nya, maka secara otomatis akan
menambah ilmu dan pengetahuan dalam masalah agama.
Ilmu yang diiringi ketaqwaan akan menambah kedekatan
dengan Allah S.w.t.

Halaman 23 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

2. Utamakan Belajar dari Mahramnya


Disinilah manfaat dan kepentingan dari menghidupkan
majlis talim di dalam rumah. Dengan talim berarti telah
menjadikan rumah sebagai basis madrassah bagi keluarga.
Salah satu manfaat daripada talim bagi kaum lelaki di masjid
adalah bilamana mereka (para suami) pulang ke rumah
masing-masing dapat mengajari istri-istri mereka tentang apa
yang mereka dapatkan dari talim di masjid-masjid mereka.
Dengan

demikian,

dorongan

istri

kepada

suami

untuk

meluangkan waktu mempelajari dien adalah sangat penting,


sebagaimana dorongan istri kepada suami dalam masalah
mencari nafkah.
Jika terpaksa sekali harus keluar mencari ilmu, maka
dijaga dalam ketaqwaan dan dengan ridha suami. Ibnu
Abdullah berkata : Tatkala istri belajar dari fardhu-fardhu
yang wajib atas dirinya, maka ia tidak berhak untuk keluar ke
majlis laki-laki, dan tidak berhak untuk belajar keutamaan
kecuali dengan ridha suami.
3. Hijab antara yang Bukan Mahramnya
Ini adalah suatu hal yang sangat penting dalam hal
pendidikan wanita. Dan demikianlah yang dicontohkan oleh
para shalihin dahulu dalam mencari ilmu. Diriwayatkan bahwa
jika sesudah salam dari shalatnya, maka Nabi S.a.w berdiam
beberapa saat. Dan jamaah mengetahui sikap beliau S.a.w
tersebut, yaitu agar para wanita keluar lebih dahulu sebelum
kaum lelaki. Diriwatkan bahwa masjid Nabawi mempunyai

Halaman 24 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

pintu khusus bagi para wanita, dan Umar r.a melarang kaum
laki-laki masuk dari pintu ini.
Kewajiban menuntut ilmu bagi wanita adalah sama
dengan lelaki, tetapi cara dan sistemnya jelas berbeda. Bukan
seperti yang dicontohkan oleh para penghancur Islam. Dr.
Anwar Jundi mengatakan bahwa sistem belajar yang telah
diatur

sedemikian

rupa

oleh

Islam

dijadikan

sasaran

propaganda busuk oleh kalangan musuh Barat yang tidak


senang terhadap Islam. Mereka meneriakkan dengan lantang,
bahwa sistem belajar seperti itu hanya memojokkan kaum
wanita, mengurangi kebebasan. Oleh karena itu mereka
meniupkan propaganda busuknya ke telinga kaum muslimah
agar mendobrak tata aturan Islam yang telah sempurna
tersebut. Salah satu dari propaganda mereka adalah dengan
mencampurkan lelaki dan wanita dalam satu ruang di dalam
pendidikan.
Imam Al-Qabisi di dalam makalahnya tentang pendidikan,
berpendapat bahwa walaupun Islam memberikan kebebasan
kepada kaum wanita untuk menuntut ilmu seperti kaum
lelaki, tetapi dalam praktek pengajarannya mesti dijauhkan
dari kaum lelaki, dan tidak mencampurkan kaum lelaki dan
wanita

dalam

pendidikan.

Ibnu

Sahnum

ketika

ditanya

tentang pengajaran yang mencampurkan lelaki dan wanita,


beliau menjawab : Saya memakruhkannya.
Dr. Abdullah Nashih Ulwan menuliskan bahwa mereka
yang menghalalkan bercampur baurnya lelaki dan wanita
serta membebaskannya dengan alasan adat istiadat sosial,
dan sebagainya. Pada hakekatnya mereka telah mendustakan
Halaman 25 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

fitrah

manusia

dan

berpura-pura

tidak

tahu

terhadap

kenyataan pahit yang melanda ummat saat ini. Padahal Allah


S.w.t telah menciptakan lelaki dan wanita serta melengkapi
keduanya dengan kecenderungan seksual antara masingmasing jenis. Firman Allah S.w.t :

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);


(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
(QS. Ar-Ruum 30 : 30)

Halaman 26 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

BAB 3
PERGAULAN WANITA
Setiap

manusia

membutuhkan

pergaulan.

Dan

Islam

mengatur pergaulan bagi kaum muslimah dengan pergaulan


yang

suci,

aman

menghancurkan

dan

keimanan

mulia
kaum

karena

syetan

muslimah

berusaha

dengan

segala

tipuannya. Yang paling banyak menyelewengkan wanita dari


agama dalam hal pergaulan adalah ajakan mereka mengenai
kebebasan wanita, emansipasi, dan sebagainya. Ditambah lagi
dengan suapan-suapan globalisasi, yang bertirukan budayabudaya Barat Sehingga, seolah-olah dipaksa kaum muslimah
untuk keluar dari budaya Islam yang aman dan bijaksana.
Untuk

itu

Rasulullah

saw.

mengingatkan

kaum

lelaki:

Berhati-hatilah kamu berkhalwat dengan wanita. Demi diriku yang


berada di tangan-Nya, tidak akan pernah seorang lelaki yang berduaan
dengan seorang wanita, melainkan syetan akan masuk di antara mereka.
Seorang. lelaki yang merapat dengan babi yang penuh dengan lumpur,
masih lebih baik daripada ia merapat dengan paha wanita yang tidak
halal baginya. (Thabrani)
Syekh Muhammad bin Abdullah mengulas dalam hal tipuan
syetan ini bahwa pergaulan bebas antara lawan jenis seperti
yang sering kali terjadi hanya akan mendorong wanita untuk
senang

bersolek,

berpenampilan

menantang

menarik

pandangan kaum laki-laki dan membangkitkan pesona mereka.


Sebab hasrat seksual yang menjadi ciri fitrah laki-laki dan
Halaman 27 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

wanita akan semakin bertambah kuat karena adanya pergaulan


antara lawan jenis dan jika pembatasannya mudah ditembus.
Dalam masyarakat yang membuka pergaulan seperti itu
akan muncul pembawaan baru pada diri laki-laki dan wanita,
yaitu saling menampakkan keindahan dan pesonanya untuk
menarik minat lawan jenistnya. Lama kelamaan tindakan ini
bukanlah sesuatu yang perlu diingkari

dan dicela, karena

adanya perubahan teori moralitas. Bahkan kemudian semua itu


dianggap sesuatu yang perlu disenangi, kemudian berkembang
semakin jauh hingga masing-masing tidak memiliki lagi satu
pembatasan pun.
Islam

yang

bijaksana

tahu

persis

bahaya

dan

akibat

pergaulan yang tidak tertata dalam kehidupan individu dan


umat, tatkala dorongan birahi sudah memuncak. Karena syariat
Islam sudah

membuat

berbagai

cara penanggulangan

dan

prokteksi, yang bisa menghalangi terlepasnya hasrat birahi dari


pagarnya. Maka Islam menaruh perhatian terhadap penguatan
ketakutan kepada Allah pada diri manusia dengan memperkuat
fitrah rasa malu, agar perasaan ini bisa menjadi pengontrol
secara internal. Islam juga mensyariatkan hijab pada wanila
agar dia menutupi keindahaan dirinya dari lelaki, meminta izin
tatkala

memasuki

suatu

rumah,

menyuruhnya

agar

menundukkan pandangan mata, baik dari lelaki maupun wanita,


melarang

bergaul

bebas

antara

laki-laki

dan

wanita,

memperingatkan wanita yang bepergian tanpa disertai mahram


dan memberi hukuman bagi orang yang melanggar larangan ini.
Muhammad Quthub mengatakan bahwa nafsu birahi/seks itu
sendiri bukanlah sesuatu yang kotor dan haram, tetapi ia harus
Halaman 28 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

diletakkan dalam suatu lingkup yang benar dan bersih. Sedangkan


kebebasan yang dilakuknn para wanita di dunia Barat dan
diserukan oleh para propagandis kebebasan di negara Timur yang
beragama Islam, justru akan merusak wanita dan lelaki serta
generasi selanjutnya.
Padahal dalam 'Huququl Mar'ah' ditulis bahwa kebebasan yang
sebenarnya adalah melepaskan diri dari bisikan hawa nafsu dan
syahwat,

juga

dari

tradisi

dan

kebiasaan-kebiasaan

yang

menyimpang dan sesat. Dari sini jelaslah bahwa majelis yang di


situ ada kaum laki-laki dan wanita bercampur, sama sekali tidak
sesuai dengan tabiat Islam dan ajaran-ajarannya. Sebab pesona
birahi yang ada dalam naluri laki-laki dan wanita mempunyai
suatu kekuatan yang tidak bisa dipungkiri, yang akan menjadi
bertambah dan kuat jika keduanya saling berkumpul.
Ditulis dalam Nailul Authar, bab Larangan Berkhalwat dengan
Wanita bukan Mahram' : Berkhalwat dengan wanita lain sudah
disepakati

oleh

para

ulama

tentang

pengharamannya,

sebagaimana hal ini telah dikisahkan Al-Hafizh di dalam Al-Fath.


Alasan pengharaman tersebut, karena apa yang disebut di dalam
hadits tentang keberadaan syetan sebagai orang ketiga dari
keduanya, yang bisa menyeret keduanya ke dalam kedurhakaan.
Namun jika khalwat disertai oleh mahram, itu dibolehkan, karena
kemungkinan

terjadinya

kedurhakaan

bisa

dicegah

karena

kehadiran mahram tersebut.


Sebab tabiat kekerabatan itu cenderung mendorong laki-laki
lebih berani memasuki tempat wanita, karena beralasan adanya
hubungan kerabat. Sehingga mereka berani mengetuk pintu, baik
pada siang maupun malam hari, baik ada kepentingan ataupun
Halaman 29 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

tidak ada. Tetapi justru tidak jarang akhirnya hal ini menimbulkan
akibat

uamh

sangat

fatal

dan

justru

bisa

merenggangkan

hubungan kerabat atau bahkan perceraian. Lukman berwasiat


kepada anak laki-lakinya, Takutlah kamu terhadap wanita yang
buruk karena ia membuatmu berubah sebelum kamu beruban.
Dan takutlah wanita-wanita jahat karena mereka tidak mengajak
kepada

kebaikan

dan

berhati-hatilah

mereka.

Halaman 30 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

kamu

dalam

memilih

BAB 4
AURAT
Dari Ibnu Mas'ud r.a Rasulullah Saw bersabda : Wanita itu

seluruhnya aurat. (Thabrani)


Aurat menurut bahasa adalah sesuatu perkara yang malu jika
diperlihatkan. Atau bisa juga disebut bahwa aurat adalah sesuatu
yang menjadi aib atau cela jika diperlihatkan. Maka seseorang
yang menampakkan auratnya di depan yang lainnya, adalah
mereka yang tidak memiliki rasa malu, atau mereka yang memiliki
aib. Allah Swt berfirman:

"Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak


perempuanmu, dan istri-istri kaum mukminin, hendaknya mereka
memanjangkan jilbab mereka ke seluruh tubuh. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, dan karena itu mereka tidak diganggu.
Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Q.S. Al-Ahzab : 59)
Syekh Rasyid Ridha, dalam kitabnya Nida Lil Jinsil Lathif
menerangkan latar belakang turunnya ayat ini, bahwa sebelum
ayat ini diturunkan kaum wanita mukminat biasa mengenakan
pakaian seperti lazimnya wanita-wanita non-muslimah pada masa
jahiliah. Yaitu terbuka leher dan sebagian dada-dada mereka.
Hanya sesekali saja mereka mengenakan jilbab, itu pun tidak
merata. Jilbab adalah sejenis pakaian luar yang menutupi seluruh
anggota tubuh. Jika mereka merasa perlu mereka memakainya,
Halaman 31 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

tetapi jika tidak, maka mereka tidak akan memakainya. Orangorang yang usil, lantas mengganggu mereka lantaran wanitawanita itu disangka amat (hamba sahaya wanita). Sebab memang
amat-lah yang seringkali sengaja mempertontonkan sebagian dari
anggota tubuh mereka. Kebiasaan itulah yang kemudian dijadikan
sarana oleh kaum munafiqin untuk mengganggu kaum wanita
mukminah, termasuk istri-istri Nabi. Dan mereka beralasan
bahwa mereka menyangka wanita-wanita itu adalah amanat.
Karena itu, Allah Swt. memerintahkan kepada seluruh wanita
mukminah agar memanjangkan jilbab-jilbab mereka dengan
menutup kepala leher sampai dada mereka. Dengan demikian
mereka dapat mengenali bahwa wanita-wanita yang memakai
jilbab adalah wanita-wanita mukminat.
Menutup aurat bagi wanita adalah hikmah dari Allah Ta'ala
untuk

menyelamatkan

kaum

wanita

dari

bahaya

fitnah.

Sebagaimana ditegaskan oleh Umar bin Khattab r.a, beliau


berkata: Bertaqwalah kepada Allah, Tuhan kalian, dan jangan
biarkan istri dan anak perempuan kalian mengenakan pakaian
Qibthi, karena sekalipun tidak tips namun ia dapat menimbulkan
rangsangan dan mengundang fitnah. (Tarikh At Thabari,1V/215)
Dr. Anwar Jundi menulis bahwa Islam menekankan agar
wanita melindungi diri dengan cara memakai pakaian yang
menutup seluruh auratnya, mengharamkan berduaan dengan
pria yang bukan muhrimnya, dan seluruh aktifitas yang akan
mendatangkan

maksiat.

menyelamatkan

wanita

Usaha-usaha
dari

fitnah,

masyarakat dari fitnah wanita.

Halaman 32 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

ini
dan

adalah

untuk

menyelamatkan

Beliau menambahkan bahwa dengan beragam cara pula


musuhmusuh Islam mempropagandakan bugilisme. Mereka
mencanangkan falsafah buruk yang lepas dari norma-nonna
masyarakat. Mereka menciptakan rancangan pakaian dengan
tidak membedakan mana pakaian untuk pria dan mana pakaian
untuk wanita. Sehingga tidak ada lagi garis pembeda yang
memisahkan

antara

pakaian

pria

dan

wanita.

Akibatnya,

perbuatan haram pun berkembang, yaitu wanita nampak seperti


pria atau pria nampak seperti wanita. Hal ini karena dipengaruhi
oleh mode pakaian.

a. Berjilbab
Allah Swt berfirman:
Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya. (Q.S. An Nuur: 31)
Dengan beralasan demi kecantikan dan rasa malu jika
menutup aurat, banyak kaum wanita yang mengatakan
belum

waktunya

untuk

menutup

aurat-aurat

mereka.

Padahal waktu demi waktu, korban-korban akibat kelalaian


menutup aurat sudah berserakan di mana-mana. Tidak
peduli pemuda atau pemudi, orang dewasa atau orangtua,
anak-anak pun telah menjadi korban panah-panah beracun
iblis tersebut.
Mengenai kepentingan menutup aurat ini, marilah kita
menyimak beberapa hadits lagi yang telah disabdakan oleh
Rasulullah Saw. kepada para sahabatnya :

Halaman 33 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

a. Nabi Saw. ketika memerintahkan kaum wanita untuk keluar


melakukan shalat Hari Raya, para wanita berkata: Wahai
Rasulullah, salah seorang dari kami tidak mempunyai
hijab. Maka jawab Rasulullah Saw, Haruslah saudarinya

meminjami jilbabnya . (Bukhari, Muslim)


b. Nabi Saw. bersabda: Barangsiapa mengeluarkan kakinya ke
bawah karena sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya di
hari Kiamat. Ummu Salamah r.ha. bertanya Apa yang
harus diperbuat kaum wanita dengan baju panjangnya?
Nabi Saw. menjawab: Mereka hendaknya melebihkan barang

sejengkal Ummu

Salamah

r.ha.

berkata

lagi:

Kalau

demikian, akan terbuka telapak kaki mereka. Sahut Nabi


Saw : Mereka harus melebihkan satu hasta dan jangan ditambah

lagi.
c. `Aisyah r.ha. berkata: Ada serombongan pengendara unta
melewati kami ketika kami sedang berihram bersama
Rasulullah Saw, ketika rombongan itu datang kepada kami,
maka kami menutup muka kami dengan mengulurkan
jilbab kami dari kepala, dan bila rombongan itu telah lewat
maka kami pun buka kembali wajah kami. (Ahmad, Abu
Dawud, Ibnu Majah)

d. Ibnu Hajar r.a berkata : Bahwasannya Umar bin Khattab r.a.


pernah

diperingatkan

oleh

Rasulullah

Saw.

dengan

sabdanya: Berilah pakaian yang menutupi muka istri-istrimu.

e. Rasulullah Saw. pernah menegur dua orang istrinya,


Maimunah dan Ummu Salamah ketika Abdullah bin Ummi
Halaman 34 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Maktum memasuki rumah beliau: Pakailah hijab ! Mereka


berkata: Abdullah bin Ummi Maktum itu buta. Rasululllah
Saw. pun bersabda: Apakah kamu berdua juga buta, bukankah

kamu berdua dapat melihatnya?


f.

Rasulullah Saw. bersabda: Ada dua golongan ahli neraka yang

aku belum pernah melihatnya yaitu: (1) Suatu kaum yang


membawa cambuk seperti ekor sapi yang dipukulkan ke manusia.
(2) Perempuan-perempuan yang berpakaian (tetapi hakekatnya)
mereka itu telanjang, (jalannya) lenggak lenggok, sanggul mereka
seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga
dan tidak akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga
itu tercium dari jarak perjalanan (sejauh) sekian..sekian. Di
dalam riwayat lain disebutkan : Dan sesungguhnya harumnya

tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun. (Muslim)


b. Aturan Berbusana Muslimah
Dalam hal ini ada beberapa aturan bagi kaum wanita
shalihah dalam berbusana, agar tidak termasuk dalam golongan
... yang berpakaian tetapi sesungguhnya mereka itu telanjang
yaitu busana hendaknya :
(1) Tidak terlalu tipis, sehingga terlihat bagian tubuh dari luar.
(2) Tidak terlalu ketat, sehingga membentuk tubuh.
(3) Tidak memakai harum-haruman.
(4) Tidak menyerupai busana pria
(5) Tidak menyerupai model busana orang-orang kafir.
(6) Tidak untuk menyombongkan diri atau bermegah-megahan.

Halaman 35 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Fungsi pakaian itu sendiri adalah untuk menutupi aurat,


maka

apa

artinya

pakaian

jika

tidak

menutupi

aurat

pemakainya? Untuk itulah ia dinamakan sebagai Wanita yang


berpakaian tetapi sesungguhnya ia telanjang.
Rasulullah Saw. Bersabda : Barangsiapa memakai pakaian

untuk menyombongkan diri, niscaya pada hari Kiamat Allah akan


memakaikan pakaian kehinaan kepadanya.
(Ahmad, Abu Dawud, Nasa' i)
Seorang Iaki-laki bertanya kepada Ibnu Urnar tentang
pakaian apa yang ia pakai maka Ibnu Umar berkata: Pakaian
yang biasa saya pakai adalah yang tidak dihinakan orang-orang
bodoh dan tidak dicela orang-orang cendikiawan. (Tidak telalu
jelek dan tidak terlalu mewah mcncolok) jadi pertengahan
antara keduanya.
c. Menutup Wajah/Bercadar
Wanita shalihah selayaknya memiliki rasa malu yang tinggi
dan

memahami

batasan-batasan

aurat

tubuhnya

yang

seharusnya tidak diperlihatkan kepada sembarangan orang, dan


wajah wanita sudah pasti adalah salah satu darinya. Karena dari
wajahlah yang paling dahulu memberikan godaan. Wajah yang
menarik akan mudah menggoda lawan jenisnya. Thabrani
meriwayatkan bahwa Allah telah memerintahkan kepada kaum
mukminat, jika mereka hendak keluar dari rumah mereka
karena suatu hajat, maka hendaklah mereka menutupkan jilbab
ke wajah mereka dari atas dan menampakkan sebelah matanya.
Ibnu Jarir meriwayatkan : Aku bertanya kepada Ubaidah bin
Harits tetang firman Allah Swt : Hendaklah mereka mengulurkan
Halaman 36 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

jilbabnya.

(Q.S.

An-Nur

31) ,

ia

menjawab

sambil

memperagakan dengan pakaiannya. Ia menutup kepala dan


wajahnya dan menampakkan bagian matanya.
Allamah Abu BakarAl Jashshash mengatakan bahwa di
dalam ayat ini terdapat sebuah dalil bahwa seorang wanita
diperintahkan untuk menutup wajahnya agar tidak terlihat oleh
lelaki

asing,

menampakkan

kehormatannya
mengatakan

ketika

dalam

penutupnya

keluar

rumah.

menafsirkan

dan

menjaga

Qadhi

Baidhawi

Hendaklah

mengulurkan

jilbabnya yaitu hendaklah mereka menutup wajah dan badanbadan mereka dengan jubah mereka jika mereka akan ke luar
untuk suatu hajat.
Said bin Musayyib mengisahkan pertanyaan Ali bin Abi
Thalib kepada Fatimah r.ha. tentang manakah wanita yang
baik. Fatimah r.ha. menjawab yaitu: Wanita yang tidak mau
melihat

laki-laki

dan

tidak

mau

dilihatnya.

Ali

pun

menanyakan hal itu kepada Rasulullah Saw. yang dijawab oleh


beliau bahwa Fatimah adalah darah daging beliau. (Maksudnya
bahwa jawaban Fatimah sama seperti jawaban beliau).
Jumhur ulama mujtahid yang dipimpin oleh Asy Syafi'i,
Hambali, dan Maliki menyatakan bahwa wajah adalah aurat,
kecuali

para

fuqaha

dari

Hanafiyah

yang

membolehkan

membukanya dengan syarat jika tidak ada fitnah. Sedangkan


perkataan-perkataan yang menjadikan hadits Fadhal bin Abbas
yang membonceng Nabi Saw ketika Haji Wada' lalu ia melihat
wajah wanita yang lewat di dihadapannya, kemudian Nabi
memalingkan wajah Fadhal bin Abbas. Mereka mengambil dalil
dari hadits ini, yakni : Sekiranya wajah itu aurat tentu wanita
Halaman 37 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

itu menutupi wajah mereka sehingga Fadhal tidak melihat


mereka.
Jumhur ulama menjawab hal ini dengan mengatakan:
(1) Sangat jelas dinyatakan dalam hadits tersebut bahwa
kejadian itu berlangsung ketika haji wada' ketika mereka
sedang

ihram.

Sedangkan

dalam

ihram

para

wanita

dilarang menutup wajah dan tangannya.


(2) Kaum

wanita

pada

zaman

Nabi

Saw.

telah

terbiasa

mengenakan tutup wajah dan tangan mereka. Kemudian


Rasulullah Saw. melarang hal itu dilakukan ketika berihram.
Bahkan dalam Al Muwattha Imam Malik, meriwayatkan
bahwa Fatimah binti Mundzir berkata: Pernah kami menutup
wajah dalam ihram. Ketika itu kami bersama Asma binti Abu
Bakar, dan ia tidak menyalahkan perbuatan kami.
Dalam Fathul Bari diriwayatkan dari

Aisyah r.ha :

Hendaklah wanita mengulurkan jilbabnya dari atas kepala


hingga wajahnya.
Dalam

kitab

Ash

Shihhah

diriwayatkan

bahwa

ada

seorang muslimah mengerjakan urusannya di pasar Bani


Qainuqa. Muslimah ini memakai jilbab. Lalu seorang lelaki
Yahudi menghadangnya dan dirinya dan jilbabnya. Yahudi itu
memaksanya untuk membuka wajahnya, tetapi wanita itu
menolak dan menjerit meminta tolong. Maka salah seorang
dari

kaum

muslimin

menyerang

Yahudi

itu

dan

membunuhnya. Untuk itulah Rasulullah Saw bersabda :

Memandang itu bagaikan anak panah beracun daripada iblis.


(Thabrani)
Halaman 38 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Nabi Isa a.s. pun berkata: Takutlah akan memandang,


karena memandang akan menimbulkan syahwat dalam hati.
Dan cukuplah memandang wanita itu sebagai fitnah. Imam
Mujahid rah.a. pernah berkata: Jika ada seorang wanita
yang datang, maka duduklah iblis di kepalanya. Lalu ia
merias wanita itu dari pandangan orang yang melihatnya.
Jika wanita itu membelakang, maka iblis akan duduk di
pantatnya dan menghias wanita itu dari pandangan orang
yang melihatnya.
Sabda Rasulullah Saw : Sesungguhnya iblis yang terlaknat

berkhutbah kepada para syetan: Hendaklah kalian menggoda


manusia dengan khamar, dan segala sesuatu yang memabukkan dan
dengan wanita. Sesungguhnya aku tidak mendapatkan suatu
kumpulan kejahatan kecuali di dalamnya. (Hakim)

Halaman 39 dari 39
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258810206.doc

Anda mungkin juga menyukai