responden sehingga memperoleh informasi lebih banyak, dalam hal ini pewawancara harus
mampu komunikatif, rileks, interaktif, akrab dan kritis tapi tidak memojokkan responden
dan tidak bernada interogasi.
Interview atau wawancara survey tidak lain adalah penggunaan metode wawancara dalam
kegiatan survey untuk tujuan pengumpulan data/informasi terkait topik/permasalahan yang
akan diteliti. Tidak jauh bereda dengan wawancara pada umumnya, dalam wawancara
survey berlangsung proses interview, dimana terdapat 2 (dua) pihak dengan kedudukan
yang berbeda. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer,
sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi (Information supplyer),
interviewer atau informan. Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta
keterangan atau penjelasan, sambil menilai jawaban-jawabannya. Sekaligus ia mengadakan
paraphrase (menyatakan kembali isi jawaban interviewee dengan kata-kata lain),
mengingat-ingat dan mencatat jawaban-jawaban. Disamping itu juga menggali keterangan-
keterangan lebih lanjut dan berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan) untuk
memperoleh informasi lebih lengkap dan akurat.
Pihak interviewer diharap mau memberikan keterangan serta penjelasan, dan menjawab
semua pertanyaan yang diajukan kepadanya. Kadang kala bahkan membalas dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pula. Hubungan antara interviewer dengan interviewee
itu disebut sebagai “a face to face non-reciprocal relation” (relasi muka berhadapan muka
yang tidak timbal balik). Maka interview ini dapat dipandang sebagai metoda pengumpulan
data dengan tanya jawab sepihak, yang dilakukan secara sistematis dan berdasarkan tujuan
research
Snowball sampling merupakan pelabelan (pemberian nama) terhadap suatu aktivitas ketika
peneliti mengumpulkan data dari satu responden ke responden lain yang memenuhi kriteria,
melalui wawancara mendalam dan berhenti ketika tidak ada informasi baru lagi, terjadi
replikasi atau pengulangan variasi informasi, mengalami titik jenuh informasi.
Maksudnya informasi yang diberikan oleh informan berikutnya tersebut sama saja dengan
apa yang diberikan oleh informan berikutnya tersebut sama saja dengan apa yang diberikan
oleh para informan sebelumnya. Karena digunakannya wawancara mendalam ini maka,
penelitian kualitatif subyek penelitiannya tidak lebih dari 50 responden.
Triangluasi dalam penelitian