NIM : 19011104047
Alat dan Bahan : 1. Set steril (pingset anatomis, pingset sirugis, gunting jaringan, com
2buah)
2. kassa steril
3. handscoon steril dan bersih
4. cairan normal saline
5. antiseptic
6. plester
7. verlak
8. nierbeken
9. gunting
10. salp atau growth factor
Langkah-langkah pelaksanaan:
1. Fase pre interaksi
Melihat catatan medis pasien
Mencuci tangan
Menyiapkan alat dan bahan
2. Fase orientasi
Memberikan salam, memperkenalkan diri
Memastikan identitas pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Meminta persetujuan dari pasien
3. Tahap kerja
Berikan posisi nyaman pasien
Membuka balutan luka menggunakan handscoon bersih
Obsevasi luka (kaji lokasi, berapa luas luka, tanda infeksi, nyeri tekan, atau adakah
eksudat.)
Bersihkan luka dengan prinsip steril
Dekatkan peralatan steril
Buang handscoon bersih yang dipakai tadi
Masukan kasa steril kedalam wadah
Siapkan normal saline dalam wadah, Siapkan antiseptic dalam wadah
Pakai handscoon bersih
Irigasi seluruh luka, bersihkan denga kasa biasa secara sirkular
Dan bersihkan menggunakan kassa antiseptic menggunakan sop
Berikan salp atau growth factor disemua luka menggunakan kassa untuk merangsang
pertumbuhan jaringan pada luka
Tutup luka dengan balutan yang tepat
4. Fase terminasi
Bersihkan peralatan
Mencuci tangan
Mendokumentasi hasil.
suppository
Indikasi : Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi injeksi intravena.
· Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, kerana lokasi ini akan digunakan untuk
pemasangan fistula arteri – vena (A – V shunt) pada tindakan hemodaliasis (cuci darah).
· Obat – obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh darah vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembulah vena di tungkai dan kaki)
Kaji adanya kontra indikasi waktu pemberian obat, sukar menelan , peristaltik turun,
operasi gastro intestinal, alergi, instruksi puasa dan lain- lain
Bantu pasien posisi duduk/ berbaring
Berikan obat dengan tepat dan makanan / minuman yang memudahkan untuk menelan
obat mungkun lebih mudah pasien memegang obat sendiri
Jika pasien tidak mampu memegang sendiri obatnya bantu dengan meletakan obat di
bibir/ ujung lidah kemudian minta pasien menelan
Tetap bersama pasien sampai obat tertelan atau minta keluarga pastikan obat tertelan
Fase terminasi :
Catat hasil
2. Pemberian obat parental
Fase pre interaksi
Melihat catatan medis pasien
Mencuci tangan
Menyiapkan alat dan bahan
Fase orientasi
Memberikan salam, memperkenalkan diri
Memastikan identitas pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Meminta persetujuan dari pasien
tahap kerja :
Pemberian obat parental melalui intramuscular
Atur posisi nyaman pasien
Atur ferlak
Membersikan daerah yang akan diinjeksi
Memakai sarung tangan
Menentukan area yang ditentukan (palpasi area indeksi)
Membersikan dengan alcohol pada permukaan kulit
Melakukan aspirasi dan pastikan dara tidak masuk dalam spluit (apabila darah tidak
masuk dalam spuit maka penyuntikan berhasil)
Mencabut jarum dari tempat penusukan
Fase terminasi :
Bersihkan peralatan
Mencuci tangan
Mendokumentasi hasil.
3. pemberian obat suppository
Fase pre interaksi
Melihat catatan medis pasien
Mencuci tangan
Menyiapkan alat dan bahan
Fase orientasi
Memberikan salam, memperkenalkan diri
Memastikan identitas pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Tahap kerja
Miringkan posisi badan pasien
Pakai sarung tangan
Pasang verlak
Ambil obat dan buka dari kemasannya
Beri jel diujung obat dan ujung jari
Anjurkan pasien menarik napas (untuk merelaksasikan sfingter ani
Regangkan bokong pasien dengan tangan nondominan , sehingga anus terlihat
Masukan obat supositoria perlahan-lahan ke dalam anus, sphincter anal interna serta mengenai
dinding rectal ±10 cm pada orang dewasa, ±5 cm pada bayi atau anak dorong hingga masuk ,
sambil meminta pasien untuk menarik napas dalam melalui mulut
Minta pasien agar tidak mengejan dan pastikan obat sudah masuk
Tarik jari anda dan bersihkan area kanal dengan tissue
Anjurkan pasien untuk berbaring terlentang atau miring selama ± 5 menit
Lepaskan sarung tangan dan letakkan pada bengkok
Rapikan pakaian pasien dan lingkungan
Bereskan alat
Mencuci tangan
Catat nama obat, dosis, dan waktu pemberian obat pada catatan obat
Observasi adanya efek supositoria ±30 menit setelah obat diberikan
Fase terminasi :
Bersihkan peralatan
Mencuci tangan
Mendokumentasi hasil.
Langkah-langkah pelaksanaan :
Fase pre interaksi
Melihat catatan medis pasien
Mencuci tangan
Menyiapkan alat dan bahan
Fase orientasi
Memberikan salam, memperkenalkan diri
Memastikan identitas pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Tahap kerja
1. Injeksi intravena
Menganjurkan posisi pasien setengah duduk
Dekatkan alat/bahan yang mudah dijangkau
Buka spuit dlam kemasaan dan masukan kedalam bak instrument
Memakai handscoon bersih
Buka tutup kemasan obat
Masukan obat kedlam spuit sesuai kebutuhan, pastikan jarum sudahterpasang
dengan benar
Gunakan jarum steril yg berbeda untuk prosedur penyuntikan pada pasien
Identifikasi pasien dengan 6b (benar obat, dosis, pasien, cara pemberian, waktu dan
dokumentasi)
Pasang perlak/pengalas
Memasang tourniquet 10-12 cm diatas vena yg akan disuntik, kencangkan tourniquet
sehingga vena terlihat
Menentukan daerah yang akan disuntik
Anjurkar pasie mengepal tangan
Melakukan desinfeksi menggunakan kapas desinfeksi (gunakan alcohol 70% dan
tunggu sampai kering )
Melakukan injeksi dengan menusukan jarum kealam vena dengan menghadap vena
Lakukan aspirasi yaitu Tarik penghisap sedikit untuk memeriksa apakah jarum sudah
masuk dalam vena yang ditandai dengan daah masuk dalam spuit
Setelah obat masuk, Tarik jarum dengan menekan bekas suntikan dengan kapas
alcohol
Tutup bekas suntikan denga plester transparan
2. Injeksi SC (subkutan)
Masukan obat dalam spuit dan pastikan tidak ada gelembung
Memasang perlak
Memakai sarung tangan
Membersikan kulit dengan kapas alcohol dengan melingkar
Lakukan injeksi (45 derajat) suntikan perlahan obat
Setelah obat habis
Cabut jarum dan buang jarung
Kemudian plester pada tempat yang sudah diinjeksi
3. Injeksi IM (intramuscular)
Posisikan pasien dengan posisi miring
Pasang handscoon
Pasang ferlak
Desinfeksi bagian bokong yang akan diinjeksi
Sudut injeksi IM 90 derajat
Cabut jarum dari tempat injeksi
Dan plester tempat penyuntikan
4. Injeksi intracutan (IC)
Masukan obat dalam spuit
engidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis, pasien, cara pemberian
dan waktu)
Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
Mengatur posisi senyaman mungkin.
Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi
Pilih area penyuntikan
Pakai sarung tangan
Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol dengan gerakan sirkuler
Pegang kapas alcohol pada jari tangan non dominan
Buka tutup jarum
Tempatkan ibu jari tangan non dominan 2,5 cm di bawah area penusukan
Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan dengan tangan dominan masukkan jarum
tepat dibawah kulit dengan sudut 15 derajat
Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan sampai adanya bula
Cabut jarum sesuai sudut masuknya
Usap pelan daerah penusukan dengan kapas alkohol. Jangan di tekan
Buat lingkaran pada bula degan menggunakan pulpen/ spidol. Dengan diameter + 5 cm
Observasi kulit terhadap kemerahan dan bengkak atau reksi sistemik (10-15 menit).
Kembalikan posisi klein
Fase terminasi :
Bersihkan peralatan
Mencuci tangan
Mendokumentasi hasil.
Fase terminasi :
Bersihkan peralatan
Mencuci tangan
Mendokumentasi hasil
Sumber : youtube.stikesKesehatanBaruDololsanggul
Langkah-langkah pelaksanaan :
Fase pra interaksi
Mencuci tangan
Menyiapkan alat dan bahan
Fase orientasi
Memberikan salam, memperkenalkan diri
Memastikan identitas pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Tahap kerja :
1. Pada pria
Lepas tutup wadah steril tanpa menyentuh bagian dalam wadah atau tutup
Bersikan bagian ujung penis dengan antiseptic dan biarkan kering retraksi prepusium
jika pasien tidak disunat
Berkemih ditoilet. Tahan prepusium kebelakang bila perlu
Bawa wadah urine steril kedalam aliran urine dan tamping dengan jumlah urine yang
cukup. Jangan menyentuh bagian dalam wadah atau membiarkan wadah menyentuah
area genital
Selesaikan berkemih didalam toilet
Tutup specimen dengan penutup. Sentuh hanya bagian tutup dan wadah
Beri label specimen dengan nama danwaktu pengambilan dan letakan didaerah khusus
atau sesuai kebijakan instansi
2. Pada wanita
Lepas tutup wadah steril tanpa menyentuh bagian dalam wadah atau tutup
Pisahkan bagian lipatan kulit (labia)
Bersihkan dari depan kebelakang dikedua sisi lubang urinarius dengan tisu antiseptic,
menggunakan sisi bersih untuk tiap sisi
Tahan lipatan kulit agar tetap terbuka dan mulai berkemih dalam toilet
Bawa wadah urine kedalam aliran urine dan tamping jumlah urine yang memadai.
Jangan menyentuh bagian dalam wadah atau membiarkan wadah menyentuah area
genital
Selesaikan berkemih didalam toilet
Tutup specimen dengan penutup. Sentuh hanya bagian tutup dan wadah
Beri label specimen dengan nama danwaktu pengambilan dan letakan didaerah khusus
atau sesuai kebijakan instansi
Fase terminasi :
Bersihkan peralatan
Mencuci tangan
Mendokumentasi hasil
Sumber : youtube.TLMpoltekkesPLG_2018
Alat bahan : Pesawat rontgen yang sudah diatur kondisi kV dan mAs untuk pemeriksaan thorax.
Kaset / film dengan ukuran yang disesuaikan dengan objeknya.
Marker sebagai tanda objek.
Lead apron untuk pasien hamil.
Lysolm grid.
Manual processing
Langkah –langkah pelaksanaan :
Fase pra interaksi
Mencuci tangan
Menyiapkan alat dan bahan
Fase orientasi
Memberikan salam, memperkenalkan diri
Memastikan identitas pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Tahap kerja :
Pasien dipersilahkan melepas pakaian serta aksesoris (misal : kalung) yang menutupi
derah dada dengan memakai pakaian yang telah disiapkan oleh petugas radiologi.
Petugas radiologi mempersiapkan alat yang akan dipergunakan dalam pemeriksaan
serta memberi tanda/ marker kanan/ kiri pada kaset yang akan dipergunakan dalam
pemeriksaan
1. Posisi PA / AP
Posisi berdiri tegak menghadap kaset, kedua tangan diletakkan didaerah kedua panggul
dan kedua bahu mendorong scapula keluar dari daerah paru. Untuk pasien yang lemah
dapat meletakkan kedua tangannya mengelilingi kaset.
Pasien menggunakan proteksi batas atas kaset terletak setinggi level vertebrae C7.
Batas lateral kolimasi berada di batas kulit dari iga terbawah.
Pada pasien yang lemah, diambil posisi supine dengan kedua tangan berada disisi
samping tubuh atau diangkat mengelilingi kepala.
2. Posisi Lateral
Pasien posisi berdiri atau supine, dan posisi tubuh miring dengan tangan ke atas.
“Central beam” terpusat ±10 cm dibawah aksila.
3. Posisi Top Lordotik
Pasien berdiri ± 4 cm dari tiang penyangga, kemudian mencondongkan bagian dada atas
kebelakang kearah kaset dengan kedua bahu dicondongkan kedepan dan kedua tangan
diletakkan didaerah kedua panggul.
Pengambilan foto (Ekpose) dilakukan pada saat pasien inspirasi penuh dengan diberikan
aba-aba, untuk pasien-pasien yang non kooperatif pengambilan foto dilakukan dengan
melihat gerakan pernafasan pada dada.
Fase terminasi :
Bersihkan peralatan
Mencuci tangan
Mendokumentasi hasil