Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa : Fathiyyah Kamal H Tanggal Pemeriksaan : 3 Mei 2017

NPM : 12516691 Nama Asisten : Mega Pratiwi

Kelas : 1PA08 Paraf Asisten :

1. Percobaan : Indera Pendengaran dan Keseimbangan


Nama Percobaan : Pendengaran (Penghantar aerotymponal dan
craniotymponal pada pendengaran)
Nama Subjek Percobaan : Fathiyyah Kamal Husaini
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : 1.1 Percobaan rine
Untuk membuktikan bahwa transmisi
melalui udara lebih baik daripada tulang.
1.2 Tempat sumber bunyi
Untuk menentukan sumber bunyi.
1.3 Pemeriksaan ketajaman pendengaran
Untuk memeriksa ketajaman
pendengaran.
b. Dasar Teori : Telinga adalah bagian pancaindra untuk
pendengaran dan keseimbangan, terletak di
sisi kepala. Telinga terdiri dari 3 bagian,
yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga
dalam (Wibowo, 2005).
Proses pendengaran timbul akibat getaran
atmosfer yang dikenal sebagai gelombang
suara yang memiliki kecepatan dan volume
yang berbeda. Gelombang suara bergerak
melalui rongga telinga luar yang
menyebabkan membrane thymphany
bergetar, getaran-getaran tersebut diteruskan
menuju inkus dan stapes melalui maleus
yang berhubungan dengan membrane
tersebut (Pearce, 2009).
Suara diartikan sebagai sensasi atau rasa
yang dihasilkan oleh organ pendengaran
manusia ketika gelombang-gelombang suara
dibentuk di udara sekeliling manusia melalui
getaran yang diterimanya (Djalante, 2010).
c. Alat yang Digunakan : 1.1 Percobaan rine
Garputala.
1.2 Tempat sumber bunyi
Pipa Karet.
1.3 Pemeriksaan ketajaman pendengaran
Stopwatch dan meteran.
d. Jalannya Percobaan : 1.1 Percobaan rine
 Subjek percobaan memegang garpu
tala
 Subjek percobaan memukulkan
garputala pada benda logam yang
keras seperti bangku besi. Hingga
subjek dapat merasakan getaran
pada garputala.
 Garputala tersebut diposisikan diatas
kepala subjek percobaan.
 Setelah dirasa getaran dari garputala
itu berhenti, subjek percobaan
menempatkan garputala didepan
lubang telinga.
 Subjek percobaan mengamati suara
yang muncul dari garputala.
 Setelah itu garputala dipukulkan
kembali pada benda logam yang
sama hingga dapat dirasakan getaran
pada garputala.
 Garputala diposisikan di belakang
telinga subjek percobaan.
 Setelah getaran dari garputala
berhenti, garputala kembali
diposisikan di depan lubang telinga
subjek.
 Subjek percobaan mengamati suara
yang muncul dari garputala.
1.2 Tempat sumber bunyi
 Subjek percobaan memegang pipa
karet yang diposisikan berada di
belakang kepala dan bagian lubang
pipa di depan lubang telinga.
 Penguji menekan pipa karet
dibagian tengah, kanan dan kiri
subjek secara acak.
 Subjek percobaan menyebutkan arah
datangnya suara pipa karet yang
ditekan.
1.1 Pemeriksaan ketajaman pendengaran
 Penguji memegang stopwatch yang
diposisikan berada di depan lubang
telinga subjek percobaan.
 Penguji menyalakan stopwatch dan
menjauhkan stopwatch dari telinga
subjek percobaan.
 Subjek percobaan mendengarkan
suara yang muncul dari stopwatch
hingga suara tersebut tidak dapat
didengar dan mengatakan “stop”.
 Penguji mengukur jarak antara
stopwatch dan telinga subjek
percobaan.
 Hal ini diulang kembali pada telinga
subjek perbobaan yang lainnya.
e. Hasil Percobaan : 1.1 Percobaan rine
Hasil → Subjek percobaan mendengar
adanya suara yang pelan ketika garputala
diletakan di depan lubang telinga.
Hasil Sebenarnya → Suara nada
garputala yang sudah tidak terdengar
ketika ditempatkan di puncak kepala
masih tetap terdengar ketika garputala
itu ditempatkan di depan lubang telinga.
Suara nada garputala yang sudah tidak
terdengar ketika ditempatkan di
belakang telinga masih tetap terdengar
ketika garputala itu ditempatkan di
depan telinga.
a. Semakin besar garputala →
makin berat suaranya.
b. Garputala dan telinga sejajar →
hantaran suaranya bagus.
c. Pada orang tua, elastisitas
membrane thymphany kurang
bagus, sehingga terkadang
1.2 Tempat sumber bunyi
Hasil → Subjek percobaan berhasil
menjawab 1 dengan benar letak sumber
bunyi dari 3 tempat yang diujikan.
Hasil Sebenarnya →
a. Kalau masih bisa membedakan
kanan-kiri → normal.
b. Membedakan bagian tengah → sulit.
1.3 Pemeriksaan ketajaman pendengaran
Hasil → Kanan = 77
Kiri = 71
Hasil Sebenarnya →
a. Sangat dipengaruhi oleh kebisingan.
b. Rata-rata diatas 50 cm.
c. Biasanya telinga kanan lebih jauh
dari telinga kiri (pengaruhnya pada
otak kanan dan kiri).
f. Kesimpulan : Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan
bahwa subjek percobaan mengalami
kesulitan untuk membedakan arah sumber
bunyi pada percobaan tempat sumber bunyi
menggunakan pipa karet. Percobaan-
percobaan tersebut dilakukan untuk menguji
apakah seseorang memiliki masalah pada
bagian telinganya atau tidak.
g. Daftar Pustaka : Djalante, S. (2010). Analisis Tingkat
Kebisingan di Jalan Raya yang
Menggunakan Alat Pemberi Isyarat
Lalu Lintas (APIL) (Studi kasus:
Simpang Ade Swalayan). Jurnal
SMARTek, Vol. 8 (No.4), 280-300.
Pearce, E. (2009). Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Wibowo, S. D. (2005). Anatomi Tubuh
Manusia. Jakarta: PT. Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai