Anda di halaman 1dari 10

RANGKAIAN LISTRIK 1 57

Bab 5
Kapasitor dan Induktor

Sejauh ini kita masih membatasi pembahasan pada rangkaian resistif. Pada bab ini
kita akan berkenalan dengan dua elemen pasif untuk rangkaian linier yang penting yaitu
kapasitor dan induktor. Tidak seperti resistor, yang mengkonsumsi energi, kapasitor dan
induktor tidak menggunakan energi tetapi menyimpan energi dan dapat digunakan di
waktu yang lain. Untuk alasan inilah, kapasitor dan induktor sering disebut storage
elemen. Aplikasi rangkaian resistif terbatas. Dengan mengenal kapasior dan induktor kita
akan menganalisa rangkaian yang lebih penting dan praktis. Namun metode analisa yang
telah kita pelajari tetap bisa digunakan.

5.1 Kapasitor
Kapasitor adalah sebuah elemen pasif yang didesain untuk menyimpan energi
dalam medan listriknya. Selain resistor, kapasitor merupakan komponen listrik yang
sangat umum. Kapasitor banyak digunakan pada elektronika, komuniaksi, komputer dan
sistem tenaga listrik. Konstruksi sebuah kapasitor ditunjukkan pada Gambar 5.1(a).
kapasitor terdiri atas dua plat konduktor yang dipisahkan oleh isolator (dielektrik).
Dalam beberapa aplikasi konduktor terbuat dari alumunium foil dan dielektrik berupa
udara, keramik, kertas atau mika.

a b

Gambar 5.1 (a) Konstruksi Kapasitor dan (b) Rangkaian Kapasitor


RANGKAIAN LISTRIK 1 58

Ketika sebuah sumber tegangan v terhubung dengan kapasitor seperti Gambar


5.1(b), sumber menyalurkan muatan positif q kepada plate dan muatan negatif –q ke plate
satunya. Dikatakan kapasitor sedang menyimpan muatan listrik. Jumlah muatan yang
disimpan direpresentasikan dengan q yang secara langsung sesuai dengan tegangan v,
sehingga berlaku hubungan
q = Cv (5-1)
dimana C adalah konstanta yang dikenal dengan kapasitansi atau kapasitas kapasitor.
Satuan kapasitansi adalah farad (F), sebagai penghargaan pada Fisikawan Inggris
bernama Michael Faraday (1791-1867). Dari persamaan (5-1) dapat dibuat definisi bahwa
kapasitansi adalah perbandingan antara muatan yang tersimpan dalam satu plate
kapasitor dengan perbedaan tegangan natara kedua plate dan diukur dengan farad (F).
Sedangan 1 farad adalah 1 coulomb per volt.
Walaupun kapasitas kapasitor meripakan perbandingan muatan q dengan
tegangan v, ia tidak tergantung pada q atau v. Ia tergantung pada dimensi fisik kapasitor
tersebut. Kapasitansi kapasitor adalah
A
C= (5-2)
d
Dengan A adalah luas penampang plate, d adalah jarak anatara kedua plate dan e adalah
permitivitas bahan dielektrik antara plate. Dari persamaan (5-2) dapat diketahui bahwa
besarnya kapasitas kapasitor ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
1. Luas penampang plate
2. Jarak antara kedua plate
3. Permitivitas bahan dielektrik

Di pasaran kapasitor tersedia dalam berbagai nilai dan tipe. Namun pada
umumnya dalam orde picofarad sampai mikrofarad. Nilai kapasitor dapat fixed ataupun
variabel, lambang kapasitor ditunjukkan oleh Gambar 5.2. berdasarkan konvensi tanda
pasif, jika kapsitor sedang diisi arus mengalir menuju ke terminal positif dan keluar
melalui terminal positif juga pada saat mengeluarkan muatan.

a b

Gambar 5.2 Lambang kapasitor (a) Kapasitor Tetap (b) Kapasitor Variabel

Untuk memperoleh hubungan arus-tegangan pada kapasitor, kita turunkan kedua


ruas persamaan (5-1) dengan mengingat bahwa
RANGKAIAN LISTRIK 1 59

dq
i= (5-3)
dt
Sehingga penurunan kedua ruas akan diperolah
dv
i=C (5-4)
dt
Kapasitor yang memenuhi persamaan (5-4) adalah kapasitor linier. Untuk kapasitor yang
non linier hubungan antara arus-tegangan tidak berbanding lurus.
Sedangkan untuk memperoleh hubungan tegangan-arus kita integralkan kedua
ruas persamaan (5-4) dan diperoleh
t
1
C −
v= idt (5-5)

Atau
t
1
v =  idt + v(t 0 ) (5-6)
C t0
Dimana v(t 0 ) = q(t 0 ) / C adalah tegangan pada kapasitor waktu waktu t0. persamaan (5-6)
menunjukkan bahwa tegangan kapasitor tergantung pada sejarah masa lalu dari arus
kapasitor tersebut. Ini berarti kapasitor mempunyai memori (menyimpan muatan).
Sedangkan daya listrik yang diberikan pada kapasitor adalah
dv
p = vi = Cv (5-7)
dt
Energi yang tersimpan dalam kapasitor adalah
t t t
dv 1
 pdt = C  v dt = C  vdv = C v 2
t
w= (5-8)
dt 2 t = −
− − −

Apabila dimasukkan nilai masing-masing, maka akan diperoleh bahwa v(−) =0 karena
pada waktu tersebut kapasitor belum dicharge, sehingga nilai energi adalah
1 q2
w = Cv 2 atau w = (5-9)
2 2C
Persamaan (5-9) menunjukkan bahwa energi disimpan dalam medan listrik antara
kedua plate kapasitor. Pada kapasitor ideal, tidak ada energi yang didisipasi, sehingga
energi tersebut dapat digunakan kembali. Kata kapasitor dimaksudkan untuk mewakili
kapasitas penyimpanan energi dalam medan listrik. Kita perlu mengingat properti
penting dari kapasitor berikut ini:
1. Dari persamaan (5-4), jika kapasitor dihubungkan dengan sumber tegangan dc
(tidak berubah terhadap waktu), maka arus yang melalui kapasitor nol. Pada saat
tersebut kapasitor menjadi rangkaian terbuka, tetapi kapasitor tetap dalam
keadaan charge.
RANGKAIAN LISTRIK 1 60

2. Tegangan pada kapasitor harus kontinyu dan tidak boleh diputus tiba-tiba.
Tegangan yang tidak kontinyu memerlukan arus tak terhingga dan hal ini tidak
mungkin.
3. Kapasitor ideal tidak mendisipasi energi. Ia mengambil daya dari rangkaian pada
saat energi disimpan di medan listrik dan mengembalikan energi tersebut saat ia
mensuplai rangkaian.
4. Real kapasitor (non ideal) memiliki sifat resistansi, namun sering diabaikan dan
untuk alasan ini kapasitor diasumsikan sebagai kapasitor ideal.

5.2 Rangkaian Kapasitor Paralel


Kita telah mengetahui dari rangkaian resistif bahwa rangkaian kombinasi seri dan
paralel sangat powerful dalam menyederhanakan rangkaian. Hal ini juga dapat
dimanfatatkan untuk kapasitor. Kita dapat menggantikan rangkaian kapasitor dengan
rangkaian kapasitor pengganti (ekivalen) Ceq. Untuk memperoleh nilai kapasitor ekivalen
dari N kapasitor yang terhubung secara paralel seperti Gambar 5.3(a) dapat digunakab
KCL, sehingga diperoleh Gambar 5.3(b).

Gambar 5.3 (a) N Kapasitor terhubung Paralel (b) Rangkaian Ekivalen Kapasitor

Perlu diingat bahwa pada rangkaian paralel, nilai tegangan untuk tiap kapasitor
adalah sama yaitu v. Dengan menggunakan KCL untuk Gambar 5.3(a) diperoleh

(5-10)

Dengan maka diperoleh

(5-11)
RANGKAIAN LISTRIK 1 61

(5-12)

Jika diperhatikan bahwa nilai kapasitansi ekivalen pada rangkaian kapasitor paralel sama
dengan cara penentuan nilai resistensi ekivalen pada resistor seri.

5.3 Rangkaian Kapasitor Seri


Sebaliknya untuk kapasitor yang tersusun secara seri seperti Gambar 5.4(a) dapat
digantikan dengan rangkaian ekivalen Gambar 5.4(b). Ingat, bahwa akan mengalir arus
yang sama pada setiap kapasitor yaitu i.

Gambar 5.4 (a) Rangkaian Kapasitor Seri (b) Rangkaian Ekivalen

Dengan menerapkan KVL untuk loop Gambar 5.4(a).

(5-13)

Dengan mengingat maka


RANGKAIAN LISTRIK 1 62

(5-14)

Kapasitansi ekivalen pada kapasitor yang tersusun seri adalah sama dengan resistansi
resistor yang tersusun paralel.

5.4 Induktor
Sebuah induktor adalah elemen pasif yang didesain untuk menyimpan energi
dalam medan magnetnya. Induktor juga dapat ditemukan dalam rangkaian elektronik
maupun sistem tenaga listrik seperti power supply, transformator, radio, TV dan motor
listrik. Semua konduktor yang dilalui arus listrik mempunyai sifat induktif namun untuk
meningkatkan efek induksi konduktor tersebut dibentuk menjadi gulungan/kumparan
seperti Gambar 5.5.

Gambar 5.5 Contoh Kumparan Induktor

Jika arus listrik dialirkan melalui induktor, ditemukan bahwa tegangan pada
induktor berbanding lurus dengan waktu rata-rata perubahan arus tersebut dan
dirumuskan dengan

(5-15)

Dimana L adalah konstanta perbandingan yang disebut induktansi dari induktor. Satuan
induktansi adalah henry (H), yaitu nama penemunya yaitu Joseph Henry (1797-1878).
Dari persamaan (5-15), diketahui bahwa 1 henry sama dengan volt0second per ampere.
Induktansi sebuah induktor tergantung pada dimensi fisik dan konstruksinya.
Rumus matematis untuk menghitung induktansi induktor berbeda-beda sesuai dengan
RANGKAIAN LISTRIK 1 63

bentuk kumparan dan diturunkan dari teori elektromagnetik. Sebagai contoh rumus
untuk solenoid (berbentuk lingkaran) seperti Gambar 5.6.

(5-16)

Dimana N adalah jumlah lilitan, l adalah panjang kawat, A adalah luas penampang
kumparan dan μ adalah permeabilitas inti kumparan. Dari persamaan (5-16) dapat
diketahui bahwa nilai induktansi dapat ditingkatkan dengan memperbanyak jumlah
lilitan, menggunakan material dengan permeabilitas lebih tinggi, memperlebar luas
penampang dan mengurangi panjang kawat.
Seperti kapasitor, nilai indukstansi memiliki orde yang kecil biasanya dalam μH
untuk sistem komunikasi dan beberapa H untuk sistem tenaga listrik. Induktor dapat
memiliki nilai induktansi yang fixed (tetap) atau variabel. Sedangkan inti dapat berisi
besi, baja, plastik dan udara. Simbul induktor ditunjukkan dalam Gambar 5.7.

Gambar 5.6 Solenoida Gambar 5.7 Lambang Induktor

Hubungan tegangan-arus pada induktor diturunkan dari persamaan (5-15)


menjadi persamaan (5-17)

(5-17)

Dintegralkan menjadi

(5-18)
RANGKAIAN LISTRIK 1 64

Dimana i(t 0 ) adalah arus total untuk −   t  t 0 dan i(−) = 0 . Induktor didesain untuk
menyimpan energi dalam medan magnet. Penyimpanan energi ini dapat dirumuskan
sebagai berikut

(5-19)

(5-20)

Kita harus mengingat sifat penting induktor berikut ini:


1. Tegangan yang ada pada induktor bernilai nol pada saat arusnya konstan, karena
induktor akan seperti rangkaian hubung singkat jika dihubungkan dengan dc
2. Sifat penting induktor adalah sangat dipengaruhi oleh perubahan arus yang
melaluinya.
3. Seperti pada kapasitor ideal, induktor ideal tidak mendisipasi energi. Energi yang
tersimpan dapat digunakan lagi kemudian. Induktor mengambil daya dari
rangkaian saat menyimpan energi dan mengeluarkan kembali pada rangkaian
saat diperlukan.
4. Secara praktis semua induktor non ideal dan ia memiliki sifat resistansi. Hal ini
karena induktor dibuat dari bahan seperti tembaga yang memiliki resitansi.
Resistansi tersebut disebut resitansi gulungan (winding resistance, Rw). Resistansi
menyebankan konduktor juga memakan energi. Induktor juga memiliki
kapasitansi gulungan (winding capasitance, Cw). Namun nilai Cw sangat rendah
dan dapat diabaikan.

Gambar 5.8 Rangkaian untuk Induktor Non Ideal


RANGKAIAN LISTRIK 1 65

5.5 Rangkaian Induktor Seri dan Paralel


Perhatikan rangkaian induktor yang terhubung seri pada Gambar 5.9(a) dengan
rangkain ekivalen Gambar 5.9(b).

Gambar 5.9 (a) N Induktor Seri (b) Rangkaian Induktor Ekivalen

Induktor mempunyai arus yang sama karena tersusun seri. Dengan menerapkan KVL
untuk loop Gambar 5.9(a) diperoleh
(5-21)

Subtitusi

(5-22)

Induktansi ekivalen induktor yang tersusun seri adalah jumlah induktansi


masing-masing induktor, dan ini sama dengan resistansi ekivalen pada resistor seri.
Sebaliknya untuk induktor yang tersusun paralel seperti Gambar 5.10(a) dan rangkaian
ekivalennya Gambar 5.10(b).

Gambar 5.10 (a) N Induktor Paralel (b) Rangkaian Ekivalen Induktor Paralel
RANGKAIAN LISTRIK 1 66

Dengan menggunakan KCL diperoleh

(5-23)
dengan

(5-24)
Induktansi ekivalen untuk induktor yang tersusun seri sama dengan cara mencari
resistansi resistor seri. Jika dibandingkan karateristik resistor, induktor dan kapasitor
dapat terangkum dalam Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Hubungan antara Resistor, Kapasitor dan Induktor

Anda mungkin juga menyukai