KONSEP KETUHANAN
DALAM ISLAM
AQIDAH ISLAM
Pengertian Aqidah
1.bahasa (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu yang
berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan
atau keyakinan kuat,al-ihkaamu(mengokohkan)
(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah(mengikat
dengan kuat )
2.Istilah (terminologi) Iman yang teguh dan pasti,
yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang
meyakininya
3.Aqidah islamiyyah adalah perkara-perkara yang
dipercayai dan diyakini kebenaranya dalam islam
berdasarkan al-qur’an dan hadits
Ruang lingkup
Ciri-ciri
3. Kitab Suci 4. Ajaran Tetap
Murni
Agama (Pelaksanaan
Samawi fleksibel)
5. Kebenarannya Universal
Ciri-ciri Agama Ardli
1. Konsep ketuhanannya politheisme (percaya
pada banyak tuhan), animisme, dinamisme,
atheisme dan paling tinggi adalah monotheisme
nisbi (relatif). Misalnya Trinitas (Kristen),
Trimurti (Hindu)
2. Disebarkan oleh manusia biasa (bukan rasul)
3. Memiliki kitab suci yang terkontaminasi oleh
“tangan-tangan kotor manusia" atau bahkan
dibuat oleh manusia itu sendiri
4. Kebenaran ajarannya tidak universal
Konsep Tuhan Menurut Agama lain
Fungsi Sunnah :
Bayan Tafshil (perincian. Contoh cara wudlu, cara sholat,
cara ibadah haji dll )
Bayan Takhsish (pengkhususan. Contoh perintah sholat
jum’at)
Bayan Ta’yin (Penentu. Contoh kifarat bagi pelanggar
amalan haji)
Bayan Nasakh (penghapus hukum. Contoh dulu sholat
menghadap baitul maqdis)
Bayan Taqrir (ketetapan. Contoh orang yang sholat dua
rokaat sebelum maghrib)
Perbedaan Al-Qur’an dan sunnah (hadis)
1. Al-Qur’an nilai kebenarannya mutlak, sedangkan al-
hadits adalah dhanni/nisbi (mengandung dugaan
kecuali hadits mutawatir)
2. Seluruh ayat al-Qur’an harus menjadi pedoman hidup.
Tetapi tidak semua hadits mesti kita jadikan sebagai
pedoman hidup.
3. Al-Qur’an sudah tentu autentik lafadz dan maknanya,
sedangkan hadits tidak semuanya autentik.
4. Apabila al-Qur’an berbicara tentang masalah- masalah
aqidah atau hal-hal yang ghaib maka setiap muslim
wajib mengimaninya. Tetapi tidak demikian al-hadits.
Perbedaan antara Al-Qur'an, hadis qudsi dan hadis nabawi
PEMAHAMAN MADZHAB
1.Mazhab( etimologi ) berasal dari kata”dzahaba”yang
berarti tempat pergi atau jalan
2.Istilah( terminologi) adalah jalan pikiran,paham,
pendapat yang ditempuh oleh seorang imam
mujtahid didalam menetapkan sesuatu hukum islam
dari Qur`an dan Hadits
Ijtihad
Istilah adalah penggunaan akal sekuat
mungkin untuk menemukan sesuatu keputusan
hukum tertentu yang tidak ditetapkan secara
eksplesit dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
Kedudukan Ijtihad:
Ijtihad merupakan dasar hukum Islam yang ketiga.
Ijtihadterikat dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Pada dasarnya yang ditetapkan oleh ijtihad tidak dapat
melahirkan keputusan yang mutlak absolut. Sebab
ijtihad merupakan aktivitas akal pikiran manusia yang
relatif.
b. Sesuatu yang ditetapkan oleh ijtihad, mungkin berlaku
bagi seseorang atau sekelompok orang tapi tidak
berlaku bagi orang lain.
c. Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah
Mahdlah. Sebab urusan ibadah Mahdlah hanya di atur
oleh Allah dan Rasul-Nya.
d. Keputusan Ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-
Qur’an dan as-Sunnah
e. Dalam berijtihad hendaknya dipertimbangkan faktor-
faktor motivasi, akibat kemaslahatan umum,
kemanfaatan bersama dan nilai-nilai yang menjadi ciri
dan jiwa dari pada ajaran Islam
1. Abu Hanifah
a. .“Jika suatu hadis shahih, itulah madzhabku”
b. .“Tidak halal bagi seseorang mengikuti perkataan kami
bila ia tidak tahu dari mana kami mengambil
sumbernya”
c. “Kalau saya mengemukakan suatu pendapat yang
bertentangan dengan Al Qur’an dan hadis Rasulullah
saw., tinggalkanlah pendapatku itu”
2. Imam Anas Bin Malik
a. .“Saya hanyalah seorang manusia, terkadang salah,
terkadang benar. Oleh karena itu, telitilah pendapatku.
Bila sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah, ambillah, dan
jika tidak sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah,
tinggalkanlah”.
b. .“Siapapun perkataannya bisa ditolak dan bisa diterima,
kecuali hanya Nabi saw. sendiri”
3. Imam Syafi’I
a. “Setiap orang harus bermadzhab kepada Rasulullah dan
mengikutinya. Apapun pendapat yang aku katakan atau
sesuatu yang aku katakan itu berasal dari Rasulullah
tetapi berlawanan dengan pendapatku, apa yang
disabdakan Rasulullah itulah yang menjadi pendapatku”.
b. .“Seluruh kaum muslimin telah sepakat bahwa orang yang
secara jelas telah mengetahui suatu hadis dari Rasululah
tidak halal meninggalkannya guna mengikuti pendapat
seseorang”
c. .“Bila kalian menemukan dalam kitabku sesuatu yang
berlainan dengan hadis Rasulullah, peganglah hadis
Rasulullah itu dan tinggalkanlah pendapatku itu”
d. .“Bila suatu hadis shahih, itulah madzhabku”
e. .“Kalian lebih tahu tentang hadis dan para rawinya daripada
aku. Apabila suatu hadis itu shahih, beritahukanlah kepadaku
biar di manapun orangnya, apakah di Kuffah, Bashrah, atau
Syam, sampai aku pergi menemuinya”
f. “Bila suatu masalah ada hadisnya yang sah dari Rasulullah
saw. dari ahli hadis, tetapi pendapatku menyalahinya, pasti
aku akan mencabutnya, baik selama aku masih hidup
maupun setelah aku mati”
g. .“Bila kalian mengetahui aku mengatakan suatu pendapat
yang ternyata menyalahi hadis Nabi yang shahih, ketahuilah
bahwa hal itu berarti pendapatku tidak berguna”
h. .“Setiap perkataanku bila berlainan dengan riwayat yang
shahih dari Nabi, hadis Nabi lebih utama dan kalian jangan
bertaqlid kepadaku”
4. Imam Ahmad Bin Hanbal
a. .“Janganlah engkau taqlid kepadaku atau kepada Malik,
Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, tetapi ambillah dari sumber mereka
mengambilnya”
b. .“Pendapat Auzai’, Malik, dan Abu Hanifah adalah ra’yu
(pikiran). Bagi saya semua ra’yu sama saja tetapi yang
menjadi hujjah agama adalah yang ada pada hadis.”
c. .“Barang siapa yang menolak hadis Nabi, dia berada di jurang
kehancuran”.
KESALAHAN KOLEKTIF UMAT
Kesimpulan
Penyebab kemunduran
1. Pengaruh Kristen
2. Sekularisme
Penyebab kebangkitan :
1. Memurnikan ajaran islam
2. Mengimbangi barat
3. Membebaskan diri dari penjajahan
PERTEMUAN 6
2. Nurcholish Madjid
nilai negara dan pemerintahan dalam Islam adalah
instrumental dan bukan tujuan itu sendiri