Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KRITIS ARTIKEL

TENTANG BUDIDAYA TANAMAN BUAH (POMOLOGI/FRUTIKULTUR)

Nama/NIM/Kelas : Puput Dwi Resdiana / 201810070311118 / Biologi 6D

A. Identitas Artikel

JudulArtikel : Differences in Quality Parameters and Nutrient Composition in


Fukumoto Orange With and Without Creasing Symptoms
Nama Jurnal : Journal of Plant Nutrition
Volume/No/Tahun : 4 / 1-28 / 2016

B. Hasil Analisis Artikel


Pendahuluan

1. Uraikan masalah utama yang menjadi latar belakang dilakukan penelitian di artikel yang
dianalisis!

Jawab: Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah perbedaan parameter buah jeruk
dengan kulit jeruk berkerut dengan kulit jeruk yang segar. Kerutan pada kulit jeruk adalah
kelainan fisiologi yang dapat berpengaruh pada kualitas buahjeruk. Adapun penyebab
adanya kerutan pada kulit jeruk berkaitan dengan ketidak seimbangan nutrisi pada buah. Hal
tersebut mengakibatkan adanya perbedaan antara buah jeruk kulit berkerut dan segar dalam
kandungan nutrisi maupun kualitas buah baik dari segi berat, besar, kandungan air,
kandungan nitrogen, potasium, dan masih banyak lagi. Sebab ituah peneliti melakukan
penelitian agar mengetahui penyebab adanya kerutan pada kulit buah jeruk.

2. Jelaskan novelty (kebaruan) yang diuraikan dalam pendahuluan artikel yang dianalisis!

Jawab: Yaitu ketika membuat perencanaan pengkondisian nutrisi pada buah dengan gejala
kulit buah keriput atau pun tanpa gejala pengkeriputan, dihubungkan pada kandungan nutrisi
dalam buah jeruk. Kemudian peneliti melakukan perbandingan berdasarkan penelitian
sebelumnya jika buah jeruk bergejala pengkeriputan memiliki kandungan kalsium dan
potasium yang tinggi.
Metode

3. Apa jenis penelitian yang digunakan pada artikel yang dianalisis?

Jawab: Termasuk jenis penelitian Non-Eksperimen. Peneliti tidak memberikan perlakuan,


hanya melakukan pengukuran terhadap nutrisi pada buah dengan gejala dan tanpa gejala
pengkeriputan. Kemudian peneliti juga memberikan pembuktian kebenaran penyebab gejala
pengkeriputan dengan beberapa dugaan dan dilakukan perbandingan dari penelitian
sebelumnya.

4. Apa saja yang menjadi variabel penelitian (variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
control) pada artikel yang dianalisis?

Jawab:
 Variabel bebas : Kandungan nutrisi dan komponen biotiknya
 Variabel terikat : Nutrisi jeruk Fukumoto yang memiliki gejala keriput dan tidak
 Variabel kontrol : Jeruk tanpa gejala keriput

5. Bagaimana metode pelaksanaan penelitian yang diinformasikan dalam artikel yang


dianalisis?

Jawab: Metode pelaksanaan peneliti dengan mengkaji karakteristik tanah dan komponennya
mulai dari pH, potasium, nitrogen, kalsium, dan magnesium. Hasil dari pengujian tersebut
menunjukkan bahwa persediaan nutrisi tanah yang lengkap memungkinkan adanya produksi
jeruk . kemudian dilakukan sampling terhadap buah beserta analisis karakteristik dan
mineralnya. Langkah yang dilakukan untuk memperoleh data karakteristik dan mineral dari
sampling buah dengan mengamcil hasil panen 20 buah yang memiliki gejala pengkeriputan
dan 20 buah yang tidak memiliki gejala pengkeriputan. Kemudian dilakukan evaluasi
berdasarkan parameter kualitas eksternal dan kualitas internal. Peninjauan parameter
eksternal meliputi; berat bersih (g), diameter (cm), tekstur kulit (0 = sangat halus, 1 = halus,
2 = kasar, dan 3 = sangat kasar), serta ketebalan kulit (mm), sedangkan parameter kualitas
internal meliputi; total padatan terlarut (TSS) dan titrasi keasaman (TA). Adapun cara untuk
mengukur kandungan karakteristik mineral yaitu dengan membagi setiap buah berdasarkan
lapisan flaido, albido, dan bulirnya. Selanjutnya diukur berat kering (%), kandungan air (g),
dan konsentrasinyabeserta kandungan mineralnya (Nitrogen, Kalsium, Kalium, dan
Magnesium). Pengelolaan data yang diperoleh dan juga hasil SEM dihitung menggunakan
software statistic 6.0.

Hasil dan Pembahasan

6. Uraikan temuan penelitian yang disampaikan dalam artikel yang dianalisis!

Jawab: Yakni bahwa terdapat perbedaan kandungan nutrisi antara buah jeruk Fukumoto,
terutama untuk kandungn Ca (kalsium) dan potasium (K). Dua komponen aspek tersebut
juga didukung dengan tampilan morfologi serta parameter kualitas internal dan eksternal
sebagai pembedanya. Salah satu unsur pokok yang penting adalah kandungan Ca dan
Potasium yang terdapat dalam jeruk dengan gejala pengkeriputan dan tanpa gejala keriput.
Sebagian besar jeruk yang memiliki gejala pengkeriputan cenderung memiliki kandungan
Ca dan Potasium yang rendah serta ukurannya yang relatif lebih besar dan juga berat,
kandungan air pada bulirnya juga lebih banyak meskipun tidak ada perbedaan yang
signifikan dari flavedo dan albedonya.
Dari hasil sebuah studi artikel menyebutkan bahwa ditemukan perbedaan parameter
internal dan eksternal, komposisi zat kimia, dan karakteristik jaringan secara morfologis
jeruk yang bergejala keriput dan tidak. Apabila ditinjau berdasarkan struktur kulitnya, buah
dengan gejala pengkeriputan memiliki tekstur kulit yang kasar dan mudah dikelupas
dibandingkan dengan jeruk tanpa gejala keriput. Jika ditinjau dari parameter internal, tidak
ada perbedaan yang mencolok ditemukan pada buah yang bergejala dan tidak bergejala
pengkeriputan. Hanya saja tampilan buah keriput menunjukkan pola alur dan kerutan pada
kulitnya, sebaliknya pada buah tanpa gejala tidak ditemukan alur tersebut. Kandungan Ca
yang rendah menjadii sebuah faktor yang berhubungan dengan munculnya gejala
pengkeriputan pada jeruk.

Lesson learned

Setelah membaca, memahami, dan menganalisis artikel tersebut, uraikan manfaat yang Anda
peroleh! Apakah terpikirkan ide penelitian yang serupa? Silahkan diuraikan jika ada.

Jawab: Manfaat yang dapat saya peroleh yakni bahwa tidak semua buah dengan gejala
penyakit memiliki kerugian khususnya yang terjadi pada jeruk Fukumoto dengan gejala
pengkeriputan, masih didapatkan keunggulan dibandingkan dengan buah jeruk yang
kondisinya masih sehat. Selain itu, kandungan nutrisinya dapat menjadi salah satu
pertimbangan untuk diteliti kembali, sehingga dapat dijadikan refrensi dan ilmu baru bagi
masyarakat.
Adapun ide setelah saya membaca jurnal ini yakni terpikirkan untuk membuat
penelitian sejenis ini. Akan tetapi, saya tidak mengambil ranah buah-buahan sebagai sampel
perbedaan parameternya. Saya ingin mengambil sempel media tanam sebagai perbedaan
parameter, yang saya teliti dari segi kualitas dan komposisi yang cocok untuk penanaman
tumbuhan brokoli. Disini saya ingin meneliti bagaimanakan perbedaan antara sekam
mentah dengan arang sekam sebagai media tanam brokoli. Apakah kedua jenis sekam
tersebut cocok sebagai campuran media tanam brokoli, kandungan apa sajakah dalam kedua
sekam tersebut dan di antara kedua jenis sekam tersebut manakah yang paling baik sebagai
campuram media tanam brokoli. Selain itu saya juga tidak terlepas melihat faktor faktor lain
yang mengakibatkan tanaman brokoli tumbuh degan subur.

Anda mungkin juga menyukai