Anda di halaman 1dari 13

STUDI KEBANTENAN

SITUS BERSEJARAH DI KOTA


CILEGON
DAN
KAKI LANGIT WACANA
STUDI KEBANTENAN

SITUS BERSEJARAH DI KOTA


CILEGON
RUMAH DINAS WALIKOTA CILEGON
Ø Rumah dinas Walikota Cilegon merupakan bekas gedung
kawedanan, sebagai kantor Asisten Residen Gubbels yang menjadi
saksi atas tragedi berdarah “geger Cilegon” yang terjadi pada tahun
1888, dipimpin oleh KH. Wasyid.

Ø Rumah bergaya Eropa bercorak oud Holland atau Belanda Kuno ini
menggunakan serambi yang disangga oleh tiang-tiang bergaya doria,
sebuah gaya dengan bantalan di bagian atasnya berbentuk segi empat
dan badan tiangnya dihiasi motif gerigi bertaut. Model bangunan
rumah ini oleh V.I Van De Wall disebut sebagai gaya echt Indisch atau
gaya Hindia Belanda yang sebenarnya.

Ø Para Walikota Cilegon selalu menempati Rumah Dinas Walikota yang


berada di pusat kota Cilegon, di Jalan Sultan Agung Tirtayasa No. 1
(aka Jl. Ahmad Yani), berseberangan dengan Masjid Agung Nurul
Ikhlas.
STASIUN CILEGON
• Stasiun Cilegon ini terletak sekitar 100 meter
sebelah selatan Masjid Agung Nurul Ikhlas
Cilegon. Stasiun KA Cilegon pertama kali
dibuka pada tanggal 13 Maret 1887
• Bangunannya terdiri dari dua buah ruangan;
ruangan pertama yaitu ruangan kontrol
perjalanan kereta api dan ruang kepala stasiun,
sedangkan ruang kedua adalah loket dan
administrasi.
Rumah Sultan Maulana Hassanudin
• rumah kediaman pribadi seorang saudagar
pribumi pada masa kolonial Belanda. Pemilik
rumah yang saat ini merupakan keturunan II
(cucu) dari pemilik I.
• Sepanjang tahun 1974-1994 bangunan ini tidak
dihuni. Sejak tahun 1994 sampai sekarang
digunakan sebagai kantor Yayasan Maulana
Hasanuddin Cilegon.
INDIVIDU
• Individu berasal dari kata Latin “individuum” yang artinya tidak terbagi (Ahmadi,
1991: 74).
• Merupakan sebutan yang menyatakan manusia sebagai satu kesatuan yang paling
kecil dan terbatas.
• Manusia adalah monodualis, yaitu makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
• Individu memiliki kepentingan dan kepentingannya berupa: eksis (rasa aman) dan
sejahtera (senang dan bahagia).
• Benturan kepentingan individu mengakibatkan timbul konflik-konflik, konflik ini
biasanya diselesaikan melalui kompromi antar individu sehingga dapat dikatakan
bahwa manusia menjadi makhluk sosial, yaitu manusia yang saling tolong
menolong maupun saling memperjuangkan nasibnya.
KELUARGA
• Keluarga (nuclear family) adalah kelompok kecil yang terdiri dari ayah ibu
dan anak-anak (belum dewasa) yang membentuk kesatuan
• Suami menjadi pemimpin bagi isteri. Anak wajib taat dan berbuat baik
kepada orangtua. Anak tidak boleh membantah, membentak, apalagi
melakukan kekerasan kepada orangtua. Anak diajarkan doa untuk kedua
orangtua
• Dalam masyarakat Banten, konsep keluarga lebih luas dari sekedar
“keluarga inti”. Keluarga juga berarti kekerabatan (skinship family/extended
family) yang terdiri lebih dari satu keluarga inti, meliputi kakek dan nenek,
paman dan bibi, dan seterusnya.
• Seperti halnya individu, keluarga juga mempunyai kepentingan yaitu teap
eksis dan sejahtera. Untuk mempertahankan keberadaannya, setelah
melakukan fungsinya (reproduksi, seksual, ekonomi dan sosialisasi) dengan
baik, mereka membentuk masyarakat.
MASYARAKAT
• masyarakat (society) adalah wadah segenap antara hubungan social
yang terdiri dari atas banyak kolektiva dan terdiri pula atas
kelompok yang lebih kecil.
• Masyarkat sebagai kelompok yang lebih besar dikenal sebagai suku
dan kemudian ras.
• Kepentinggannya tiada lain adalah kelangsungan hidup yang berupa
tetap eksis dan sejahtera. Untuk menjamin kelangsungan hidupnya,
ada empat permasalahan yang perlu dan harus diperhatikan yaitu
(1) adaptasi (penyesuaian dengan linkungan),
(2) integrasi,
(3) pencapaian tujuan (goal attainment), dan
(4) mempertahankan pola. Agar masyrakat tetap langgeng, perlu
dibuat pola- pola tertentu agar tetap terjaga tradisi.
• Masyarakat pada dasarnya adalah kumpulan orang, namun tidak semua kumpulan orang dengan
sendirinya merupakan masyarakat.
• Terdapat empat criteria yang harus dipenuhi agar suatu kumpulan orang dapat disebut masyarakat, yaitu
(1) memiliki kemampuan bertahan melebihi masa hidup (seorang) individu;
(2) rekrutmen seluruh anggotanya melalui reproduksi;
(3) kesetian pada suatu system tindakan bersama; dan
(4) adanya system tindakan utama yang bersifat swasembada
• perbedaan masyarakat dengan kerumunan (kumpulan) dapat dilihat dari ciri-ciri yang membuat suatu
kesatuan menjadi masyarakat.
1. Adanya pola tingkah laku yang khas menganai semua factor kehidupannya dalam batas kesatuan itu.
Pola tingkah laku itu harus bersifat mantap dan kontinyu, atau dengan kata lain sudah menjadi adat
istiadat yang khas.
2. Adanya rasa identitas di antara warga atau anggotanya bahwa mereka memang merupakan suatu
kesatuan khusus yang berbeda dengan kesatan manusia lainnya
Bangsa
Ø Nation (bangsa) adalah suatu solidaritas, suatu jiwa, suatu
asas spiritual, suatu solidaritas yang dapat tercipta oleh
perasaan pengorbanan yang telah lampau dan bersedia
dibuat di masa yang akan datang.

Ø Nation tidak terkait oleh negara, karena negara


berdasarkan hukum. Wilayah dan ras bukan penyebab
timbulnya bangsa. Masyarakat yang membentuk bangsa
meliputi berbagai suku, adat istiadat, kebudayaan, agama
serta berdiam di suatu wilayah yang terdiri atas beribu-ribu
pulau.

Ø Suatu bangsa mempunyai kepentingan yang sama dengan


individu, keluarga maupun masyarakat yaitu tetap eksis
dan sejahtera.
Ø Salah satu persoalan yang timbul dari bangsa
adalah ancaman disintegrasi. Oleh karena itu
pada bangsa yang baru merdeka diupayakan
memiliki alat perekat yang berasal dari budaya
masyarakat.

Ø Pada pengembangannya alat perekat ini, dikenal


sebagai ideologi yang hendaknya dipahami oleh
bangsa itu sendiri, yaitu Al-kitab dan konstitusi.

Ø Nasionalisme dibingkai oleh dasar kemanusiaan


yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Inilah visi kepeloporan masyarakat Banten
sebagai bangsa Indonesia, yakni: menjalankan
politik bebas aktif dalam rangka membebaskan
dunia dari penjajahan dan kemiskinan serta
menciptakan kemakmuran universal dan
mewujudkan perdamaian dunia berdasarkan
keadilan sosial.
C. Globalisasi dan Pembudayaan
Nilai
Dalam rangka menciptakan masyarakat dan bangsa yang beradab dalam
pergaulan antar keluarga besar bangsa-bangsa di dunia, maka setiap individu
sebagai anggota masyarakat harus memahami dan mempraktekkan nilai-nilai
universal kemanusian sebagai berikut:
1. Keadilan 5. Penderitaan,
2. Pengabdian, 6. Kegelisahan,
3. Cinta Kasih, 7. Tanggung Jawab
4. Keindahan,

Untuk dapat memahami dan menghayati nilai-nilai sosial dan sistem budaya
perlu pembudayaan. Proses tersebut antara lain dapat melalui: internalisasi,
sosialisasi, defusi, akulturasi, dan ekulturisasi.
Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai