Anda di halaman 1dari 10

Penyakit Polio – Latar Belakang, Pengertian, Gejala, Jenis, Penularan, Pencegahan,

Pengobatan
Oleh samhis setiawanDiposting pada 5 Maret 2021
Penyakit Polio – Latar Belakang, Pengertian, Gejala, Jenis, Penularan, Pencegahan,
Pengobatan : Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur,
namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun .

EYELAB
Penglihatan Jernih Kembali dengan Ini. Mau Tahu Caranya?
PELAJARI LEBIH→
Latar Belakang Polio 
Daftar Baca Cepat  tampilkan 
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok
umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi
demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang
disertai diare.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Jaringan Epitel

Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan


kelumpuhan yang permanen. Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan
menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit polio juga menyebar ke
negara maju belahan bumi utara yang bermusim panas.

Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit polio
meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar
luas di Amerika Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini
( Miller,N.Z, 2004 ).

Pengertian Polio
EYELAB
Penglihatan Jernih Kembali dengan Ini. Mau Tahu Caranya?
Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular
melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang
memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses.

Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus
akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio
menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3
hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan :  Jaringan Kolenkim Dan Sklerenkim

Nama lain dari polio adalah Poliomieltis. Virus polio yang termasuk genus enterovirus famili
Picornavirus.Virus ini tahan terhadap pengaruh fisik dan bahan kimia. Selain itu, dapat hidup
dalam tinja penderita selama 90-100 hari. Virus ini juga dapat bertahan lama pada air limbah dan
air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber penularan.

Polio menyebar terutama melalui kontaminasi tinja, terutama di daerah dengan sanitasi
lingkungan buruk. Penularan juga terjadi melalui fekal-oral. Artinya makanan/minuman yang
tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut orang sehat lainnya.
Sedangkan oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke dalam mulut
manusia sehat lainnya.

Ciri khas dari penderita polio adalah kerusakan saraf. Kerusakan itu bermula dari virus yang
mengalami inkubasi selama 5-35 hari di dalam tubuh. Selanjutnya virus akan berkembang
pertama kali dalam dinding faring (leher dalam) atau saluran cerna bagian bawah. Dari saluran
cerna virus menyebar ke jaringan getah bening lokal atau regional. Akhirnya virus menyebar
masuk ke dalam aliran darah sebelum menembus dan berkembang biak di jaringan saraf.

Poliomielitis mempunyai tendensi lebih merusak sel saraf motorik pada medulla spinalis dan
batang otak. Seringkali polio menyebabkan kerusakan saraf tubuh yang membuat pertumbuhan
penderita menjadi asimetris. Sehingga cenderung menimbulkan gangguan bentuk tubuh yang
umumnya menetap bahkan bertambah berat.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Jaringan Tumbuhan : Pengertian, Ciri,
Dan Macam Serta Fungsinya Lengkap

Gejala Polio
Tanda-tanda dan gejala-gejala dari polio berbeda tergantung pada luas infeksi. Tanda-tanda dan
gejala-gejala dapat dibagi kedalam polio yang melumpuhkan (paralytic) dan polio yang tidak
melumpuhkan (non-paralytic).

Pada polio non-paralytic yang bertanggung jawab untuk kebanyakan individu-individu yang
terinfeksi dengan polio, pasien-pasien tetap asymptomatic atau mengembangkan hanya gejala-
gejala seperti flu yang ringan, termasuk kelelahan, malaise, demam, sakit kepala, sakit
tenggorokan, dan muntah. Gejala-gejala, jika hadir, mungkin hanya bertahan 48-72 jam,
meskipun biasanya mereka bertahan untuk satu sampai dua minggu.
Paralytic polio terjadi pada kira-kira 2% dari orang-orang yang terinfeksi dengan virus polio dan
adalah penyakit yang jauh lebih serius. Gejala-gejala terjadi sebagai akibat dari sistim syaraf dan
infeksi dan peradangan sumsum tulang belakang (spinal cord).

Gejala-gejala dapat termasuk:

1.
1. Sensasi yang abnormal,
2. Kesulitan bernapas,
3. Kesulitan menelan,
4. Retensi urin,
5. Sembelit,
6. Mengeluarkan air liur (ileran),
7. Sakit kepala,
8. Turun naik suasana hati,
9. Nyeri dan kejang-kejang otot, dan
10. Kelumpuhan.

Kira-kira 5%-10% dari pasien-pasien yang mengembangkan polio yang melumpuhkan seringkali
meninggal dari kegagalan pernapasan, karena mereka tidak mampu untuk bernapas sendiri.
Itulah sebabya mengapa sangat mendesak bahwa pasien-pasien menerima evaluasi dan
perawatan medis yang tepat. Sebelum era vaksinasi dan penggunaan dari ventilator-ventilator
modern, pasien-pasien akan ditempatkan dalam “iron lung” (ventilator bertekanan negatif, yang
digunakan untuk mendukung pernapasan pada pasien-pasien yang menderita polio yang
melumpuhkan).

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan :√ Jaringan Ikat : Pengertian, Materi
Lengkap, Fungsi, Komponen Dan Jenisnya

Gejala Klinik
Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas. Sebagian besar (90%) infeksi virus polio
menyebabkan inapparent infection, sedangkan 5% menampilkan gejala abortive infection, 1%
nonparalytic, dan sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik. Bagi penderita dengan tanda klinik
paralitik, 30% akan sembuh, 30% menunjukkan kelumpuhan ringan, 30% menunjukkan
kelumpuhan berat, dan 10% menunjukkan gejala berat serta bisa menimbulkan kematian.
Masa inkubasi biasanya 3-35 hari. Penderita sebelum ditemukannya vaksin terutama berusia di
bawah 5 tahun. Setelah adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, usia penderita bergeser
pada kelompok anak usia di atas 5 tahun.

Stadium akut sejak ada gejala klinis hingga dua minggu ditandai dengan suhu tubuh meningkat,
jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi
dalam seminggu permulaan sakit. Kelumpuhan itu terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron
di medula spinalis (tulang belakang) oleh invasi virus.

Kelumpuhan tersebut bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk


tubuh) yang cenderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat. Sebagian besar kelumpuhan
terjadi pada tungkai (78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. Kelumpuhan itu berjalan
bertahap dan memakan waktu dua hari hingga dua bulan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Jaringan Hewan : Jenis, Fungsi, Letak,
Gambar Dan Contohnya

Stadium subakut (dua minggu hingga dua bulan)


ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak terlau
tinggi. Kadang, itu disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Kelumpuhan anggota gerak yang
layuh dan biasanya salah satu sisi.

Stadium konvalescent (dua bulan hingga dua tahun)


ditandai dengan pulihnya kekuatan otot lemah. Sekitar 50%-70% fungsi otot pulih dalam waktu
6-9 bulan setelah fase akut. Kemudian setelah usia dua tahun, diperkirakan tidak terjadi lagi
perbaikan kekuatan otot. Stadium kronik atau dua tahun lebih sejak gejala awal penyakit
biasanya menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan otot
permanen.
Jenis-Jenis Polio
Jenis – jenis Polio antara lain :

 Polio Non-Paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut, lesu dan sensitif. Terjadi kram otot
pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.

 Polio Paralisis Spinal


Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang
mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat
menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan
mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah
poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan
diangkut seluruh tubuh.

Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor yang mengontrol gerak fisik. Pada
periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan
atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang
belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang
serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan
menghancurkan neuron motor.

Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya
tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki
menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi
parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada
toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.

 Polio Bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut
terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf kranial,
yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata saraf trigeminal
dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka, saraf
auditori yang mengatur pendengaran, saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan
berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke
jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.

Cara Penularan Polio


Mekanisme Penyebara Virus ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan tenggorokan)
atau tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui
fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari mulut ke mulut).
Fekal-oral berarti minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja
penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya.

Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia
sehat lainnya. Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap
formaldehide dan larutan chlor. Suhu tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan beku
dapat bertahan bertahun-tahun.

Ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba lainnya.
Virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan,    bahkan hingga berkilo-
kilometer dari sumber penularan. Meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh
virus polio dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. Salah satu inang
atau mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Saraf Parasimpatik Beserta
Fungsinya

Pencegahan Polio
Penyakit Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Biasanya
gejala yang dirasakan adalah demam, rasa lelah, sakit kepala, muntah, rasa kaku pada leher, rasa
sakit pada kaki dan tangan. Penularan virus polio masuk ke tubuh melalui :

 Mulut
 di dalam air,
 Makanan yang telah terkontaminasi tinja dari orang yang sudah terjankit polio.

Virus ini mengakibatkan kelumpuhan pada kaki. Di antara yang lumpuh ini 5-10% meninggal
dunia ketika otot-otot pernafasannya dilumpuhkan virus tersebut. Polio tidak dapat disembuhkan,
namun bisa dicegah. caranya dengan imunisasi, yaitu dengan pemberian vaksin yang aman dan
efektif dengan vaksin polio oral (OPV) yang diberikan berulang kali, vaksin ini akan melindungi
anak seumur hidup.

Pengobatan Polio
Pengobatan pada penyakit polio sampai sekarang belum ditemukan cara atau metode yang paling
tepat. Sedangkan penggunaan vaksin yang ada hanya untuk mencegah dan mengurangi rasa sakit
pada penderita.

 Viral Isolation
Poliovirus dapat dideteksi dari faring pada seseorang yang diduga terkena penyakit polio.
Pengisolasian virus diambil dari cairan cerebrospinal adalah diagnostik yang jarang mendapatkan
hasil yang akurat.Jika poliovirus terisolasi dari seseorang dengan kelumpuhan yang akut, orang
tersebut harus diuji lebih lanjut menggunakan uji oligonucleotide atau pemetaan genomic untuk
menentukan apakah virus polio tersebut bersifat ganas atau lemah.
 Uji Serology
Uji serology dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita. Jika pada darah
ditemukan zat antibody polio maka diagnosis bahwa orang tersebut terkena polio adalah benar.
Akan tetapi zat antibody tersebut tampak netral dan dapat menjadi aktif pada saat pasien tersebut
sakit.

 Cerebrospinal Fluid ( CSF)


CSF di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat peningkatan
jumlah sel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah sel limfositnya. Dan kehilangan
protein sebanyak 40-50 mg/100 ml ( Paul, 2004 ).

Anda mungkin juga menyukai