Isi Buku
Isi Buku
PENDAHULUAN
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum
1
d. Mampu menggunakan alat-alat perawatan dan
perbaikan sesuai dengan spesifikasi permesinan dan
alat keselamatannya.
C. Pokok Bahasan
1. Persiapan Pelaksanaan Perawatan Dan Perbaikan
Mesin.
2. Pengertian dan Tujuan Perawatan
3. Perawatan Mesin Penggerak Utama
4. Perawatan Permesinan Bantu
5. Perawatan Listrik
6. Perawatan Ketel Uap
7. Perawatan dan Perbaikan Mesin Bantu
8. Perawatan Pipa dan Valve
9. Perawatan Bengkel Dan Suku Cadang
10. .Mesin Jangkar (Windlass)
11. .Mesin Derek
12. .Mesin Kemudi
2
BAB II
PERSIAPAN PELAKSANAAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN
MESIN.
10
C. STRATEGI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
Perawatan adalah merupakan faktor tunggal yang
terpenting untuk dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat
modern dan memainkan peranan yang dominan dalam dunia
pelayaran.
Kegagalan sebuah kapal dalam melayani konsumennya,
karena kapal tersebut tidak dirawat dengan baik, akan
berakibat kerugian yang sangat besar dan dapat menjatuhkan
performan unit kapal itu. Kita juga mengetahui bahwa biaya
perawatan sangat mahal dan hal ini merupakan godaan
terhadap setiap orang untuk "menunda perawatan" sampai
waktunya terjadi "kerusakan" yang dapat berakibat "hilangnya
/ tidak mencukupinya" biaya perawatan yang disimpan
tersebut.
Dengan menentukan strategi perawatan dan perbaikan
berdasarkan pertimbangan-pertimbanagan tersebut; maka
akan meningkatkan "nilai satuan" kapal dan muatan, serta
akan menjamin keselamatan dan kehandalan operasi kapal.
11
Gbr. Strategi Perawatan dan perbaikan
12
Pilihan pertama untuk menentukan suatu strategi
perawatan adalah antara: "Perawatan Insidentil" atau
"Perawatan Berencana"
1. Perawatan Insidentil (Breakdown Repair)
Perawatan insidentil artinya kita membiarkan mesin
bekerja terus-menerus sampai rusak (Down time), baru
kemudian dilaksanakan perawatan dan perbaikan (Break
down repair).
Jika kita ingin menghemat biaya perawatan dengan
cara ini, maka suatu saat kita akan mengeluarkan biaya
yang jauh sangat besar untuk mempertahankan kapal tidak
keluar dan" operasi (down time/delay), yaitu dengan
terjadinya perbaikan besar (overhaul) dan waktu
kerusakan kapa! yang sulit diprediksi (Corrective
Maintenance). Dalam prakteknya perawatan insidetil ini
tidak dapat menekan biaya perawatan, bahkan sering
terjadi pembengkakan anggaran biaya perbaikan (Total
maintenance cost).
Strategi perawatan insidentil dalam teorinya tidak
disarankan, namun dalam kenyataannya sering terjadi di
kapal, karena berbagai alasan antara lain:
a. Kronologi perawatan tidak dicatat secara sistimatis,
sehingga tidak terdapat kesinambungan dalam kegiatan
perawatan selanjutnya.
b. Tidak mengacu Standar perawatan dan perbaikan kapal
(PMS) sesuai dengan Manual Instruction Book.
c. Tidak adanya kepedulian/kepekaan para pengawas
terhadap ketidak-teraturan pelaksanaan pekerjaan
perawatan.
13
d. Tidak adanya bukti-bukti terjadinya kerusakan-
kerusakan, kekurangan sebelumnya, kapal menganggur
(delay/down time) dan kerugian-kerugian lainnya.
e. Tidak tersedianya suku cadang yang cukup untuk setiap
pesawat/mesin, sehingga menghambat waktu operasi
kapal pada saat menunggu pengadaan suku cadang
tersebut.
f. Banyak data-data yang dilaporkan dari kapal ke darat
(kantor), namun sedikit saja yang diproses untuk
manfaat perawatan dan perbaikan kapal.
g. Nakhoda dan Anak buah kapal yang tidak berkwalitas
dan tidak professional dibidangnya.
Perawatan Insidentil.
Perawatan Insidentil adalah suatu perawatan yang
tidak mempunyai rencana apa-apa, perawatan dan
perbaikan dilakukan apabila terjadi kerusakan saja, mesin
atau peralatan dibiarkan bekerja secara terus-menerus
sampai ada kelainan/kerusakan, baru dilaksanakan
perbaikan.
Sistim perawatan mempersiapkan suku-cadang yang
sangat diperlukan saja, atau yang sering dilakukan
penggantian material, sehingga apabila terjadi kerusakan
yang mernerlukan suku-cadang yang cukup, sering tidak
siap sehingga mengakibatkan terganggunya operas!
(delay) kapal.
Perawatan Insidentil, sangat beresiko tinggi terhadap
kerusakan-kerusakan yang lebih besar dan kerugian-
kerugian waktu, material, commission days,
2. Perawatan Berencana (Plan Maintenance)
14
Perawatan Berencana artinya kita sudah menentukan
dan mempercayakan kepada seluruh Prosedur Perawatan
yang dibuat oleh "MAKER" melalui Manual Instruction
Book, untuk dilaksanakan dengan benar, tepat waktu dan
berapapun biaya perawatan (Maintenance Cost) yang akan
dikeluarkan tidak menjadi masalah, demi mempertahankan
Operasi kapal tetap lancar tanpa pernah menganggur
(delaid) dan memperkecil / mencegah kerusakan-
kerusakan yang terjadi (Life time).
Perawatan Berencana akan terlaksana dengan baik
apabila 7 (tujuh) item yang tidak dilaksanakan oleh
Perawatan Insidentil, dapat dipenuhi dengan benar dan
penuh rasa tanggung-jawab oleh personil-personil yang
terkait. Beberapa keuntungan-keuntungan Perawatan
Berencana yang dilaksanakan dengan benar dan baik,
antara lain:
a. Memperpanjang waktu-kerja (life time) unit
pesawat/mesin dan mempertahankan nilai penyusutan
pada kapal.
b. Kondisi material pada pesawat/mesin dapat dipantau
setiap saat oleh setiap pengawas atau personil di darat,
hanya dengan melihat pelaporan administrasi
perawatan.
c. Dengan tersedianya suku cadang yang cukup, maka
pada saat ada perawatan dan perbaikan tidak
kehilangan waktu operasi (down time).
d. Operasi kapal lancar dengan memberikan rasa aman
dan tenang-pikiran kepada semua personil Kapal dan
manajemen Darat bahwa semua pesawat/mesin bekerja
secara optimal, normal dan terkontrol dengan benar.
15
e. Walaupun biaya perawatan sangat besar, namun
semuanya itu dapat diperhitungkan (accountable)
sesuai anggaran biaya perawatan dan diperkirakan
paling sedikit ada penghematan biaya sebesar 20 %.
Perawatan Berencana adalah suatu Perawatan yang
direncanakan sebelumnya berdasarkan Manual Instruction
Book dari setiap mesin atau pesawat tersebut. Perawatan
yang dilaksanakan berdasarkan Jam-kerja yang sudah
dicapai, walaupun kondisi material tersebut masih baik,
tetap harus diganti baru.
Perawatan yang sudah mempersiapkan suku-cadang,
sehingga kerusakan dapat secepatnya diperbaiki dan
mencegah terganggunya operasi kapal
3. Perawatan Pencegahan (Prevention Maintenance)
Pengertian Pencegahan lebih baik dari pada
menunggu kerusakan yang lebih berat, adalah merupakan
suatu pemahaman yang harus benar-benar tertanam pada
setiap orang yang bertanggung-jawab atas suatu
perawatan.
Perawatan Pencegahan adalah bagian dari
pelaksanaan pekerjaan perawatan berencana yang
bertujuan untuk :
a. Memantau perkembangan yang terjadi pada hasil
pekerjan perawatan secara terus menerus sampai batas
nilai-nilai yang diijinkan.
b. Menemukan kerusakan dalam tahap yang lebih dini,
sehingga masih ada kesempatan untuk merencanakan
pelaksanaan waktu perawatan.
16
c. Mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya
kerusakan, yang dapat mengakibatkan terhentinya
operasi kapal.
d. Suatu tugas yang perlu dilakukan agar kita dapat
menelusuri jalannya kerusakan terhadap nilai
keselamatan dan nilai ekonomis kapal.
Untuk maksud tersebut diatas, maka setiap pesawat /
mesin diatas kapal perlu diadakan perawatan pencegahari,
sehingga setiap tanda-tanda yang akan menimbulkan
kerusakan dapat lebih awal diatasi, diperbaiki.
4. Perawatan dan Perbaikan (Repair & Maintenance)
Perawatan dan Perbaikan adalah bagian dari
pelaksanaan pekerjaan perawatan berencana yang
bertujuan untuk :
a. Memperbaiki setiap kerusakan yang terpantau,
walaupun belum waktunya dilaksanakan perbaikan.
b. Mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya
kerusakan yang lebih besar.
c. Suatu tugas yang perlu dilakukan agar kita dapat
mempertahankan kondisi pesawat/mesin terhadap nilai
keselamatan dan nilai ekonomis kapal.
Untuk memperoleh hasil perbaikan yang baik, maka
sebelumnya perlu dilakukan persiapan-persiapan yang
matang, meliputi semua peralatan, semua suku cadang
yang ada dan siapa yang akan memperbaikinya dan waktu
kapan akan dilaksanakannya perbaikan tersebut.
Pertimbangan membuat suatau rencana perawatan dan
perbaikan mesin, ialah:
a. Tahun pembuatan mesin dan kondisi mesin sudah
berapa lama Jam-kerjanya (running hours) ?
17
b. Kapan terakhir melakukan "General Overhaul" pada
mesin tersebut dan material/suku cadang apa saja
sudah diganti baru ?
c. Berapa lama lagi Mesin (kapal) akan dipertahankan
untuk dioperasikan ?
d. Bagaimana menjalankan Sistim perawatan dan
perbaikan sebelurnnya ?
e. Berapa anggaran yang disediakan guna menjalankan
PMS tersebut ?
f. Urgensi perawatan dan perbaikan terhadap tiap-tiap
mesin?
19
e. Rencana Kerja menunggu apabila terjadi kerusakan,
baru dilaksanakan perawatan dan perbaikan, walaupun
kapal harus mengalami penundaan operasi (Rencana
kerja insidentil).
6. Pengukuran Terus-menerus (Continuous Measurement)
Pengukuran terus-menerus adalah pemantauan
kondisi yang dilakukan dengan pengukuran secara terus-
menerus dan dicatat dalam kronologi mesin dan
perlengkapannya. Penerapan pengukuran terus-menerus
dapat disamakan dengan penggunaan:
a. Sistim proses alarm, dimana pada nilai-nilai tertentu
alarm akan berbunyi / memberikan sinyal kepada
petugas jaga,
b. Sistim proses thermostat, dimana pada nilai-nilai suhu
tertentu thermostat akan bekerja memerintahkan sistim
kerja lainnya.
c. Sistim proses Pressure switch, dimana pada nilai-nilai
tekanan tertentu pressure switch akan bekerja
memerintahkan sistim kerja lainnya.
d. Sistim proses Pneumatik Control Valve, dimana pada
nilai-nilai tertentu dapat mengatur sesuai "differensial"
yang dibutuhkannya.
e. Sistim proses Electric Automizing, dimana pada nilai-
nilai tertentu dapat bekerja memerintahkan sistim
dengan automatis.
f. Sistim kombinasi proses kerja peralatan tersebut diatas.
20
perawatan sesuai dengan Jam-kerja dan secara berkala
dilaksanakan
Umumnya perawatan rutin dapat dilaksanakan dengan
baik, apabila kapal sudah melakukan PMS dengan benar
dan mendapat dukungan Anggaran dari Manajemen Darat.
Perawatan Non-rutin adalah perawatan yang
dlaksanakan berdasarkan pemantauan kondisi masing-
masing mesin/pesawat, dimana pada saat mesin/pesawat
menunjukkan tanda-tanda tidak normal, maka segera
dilakukan perawatan.
Dalam hal mesin/pesawat dapat bekerj'a terus-
menerus dengan normal, atau masih dalam batas
kemampuan diatas 60% normal, maka tidak akan
dilakukan perawatan dan perbaikan, walaupun sudah
melampaui Jam kerja perawatan. Perawatan Non-rutin
banyak dilakukan pada Perusahaan Pelayaran yang
mempunyai Anggaran "terbatas/miskin" untuk perawatan
dan perbaikan.
7. Pengukuran Periodik (Period Measurement)
Pengukuran Periodik adalah pemantauan kondisi yang
dilakukan dengan pengukuran secara periodik yang
bertujuan memberikan pengamanan yang cukup atas
terjadinya kerusakan yang terus bertambah atau terjadi
kemunduran kondisi mesin/peralatannya. Penerapan
pengukuran periodik dilakukan pada jangka waktu yang
lebih singkat, misal:
a. Pada saat mesin / perlengkapan mesin sedang bekerja
dan mengalamai kerusakan atau kemunduran kondisi
yang cukup serius.
21
b. Pada saat melakukan Running test Mesin, setelah
selesai perbaikan (overhaul) dan perlu dipantau dengan
seksama secara periodik dengan alat ukur, contoh:
Pada saat pemasangan baru Poros Engkol Mesin
(Crank Shaft), perlu dilakukan "aligment" dengan Crank
deflection secara periodik, yaitu setiap mesin running
+/- 5 menit stop dilakukan pengukuran kemudian
dijalankan lagi, 10 menit, 60 menit, dan seterusnya.
Persiapan melaksanakan perawatan dan perbaikan mesin.
a. Identifikasi/mencari sumber permasalahan penyebab
kerusakan mesin tersebut, tentukan dan pastikan
bahwa kerusakan tersebut dapat diperbaiki sesuai
dengan kecakapan personil yang ada diatas kapal.
b. Periksa dan persiapkan suku-cadang (spare parts) yang
tersedia diatas kapal, pastikan bahwa suku-cadang
cukup untuk melakukan perawatan dan perbaikan,
misal: General overhaul, Major overhaul, Minor
overhaul.
c. Persiapkan peralatan untuk perawatan dan perbaikan
mesin tersebut, khususnya apabila menggunakan
peralatan-khusus (special tools), sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan dengan baik.
d. Pembagian tugas (Team work) dengan jelas untuk
pekerjaan tersebut, siapa dan berapa orang yang akan
melakukan pekerjaan itu.
e. Adakan pertemuan keselamatan (Safety meeting)
sebelum melakukan pekerjaan dan yakinkan bahwa
pekerjaan dilakukan dengan aman dan tidak ada
tindakan yang membahayakan. Apabila ada dibuatkan,
22
misal: Hot work permit, Enclose permit, dan
sebagainya.
f. Melapor kepada KKM (Chief Engineer) dan untuk
pekerjaan pada mesin-mesin penting dan langsung
mengganggu operasi kapal; KKM harus terlebih dahulu
melaporkan kepada Nakhoda (Master) dan kordinasi
dengan Mualim 1 (Chief Officer).
g. Persiapkan Daftar/urutan pekerjaan (Check List), Berita
acara (Statement of Fact), Laporan kerusakan (Damage
report), Laporan perawatan (Maintenance report),
Laporan perbaikan (Repair report), dan sebagainya.
BAB III
PENGERTIAN DAN TUJUAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN
MESIN
23
A. PENGERTIAN PERAWATAN KAPAL.
Struktur fungsional suatu perusahaan pelayaran dengan
tegas memberikan tanggung-jawab "Perawatan dan Perbaikan
Mesin Kapal" kepada Manajer Armada yang pelaksanaannya
dibantu oleh beberapa Assisten Manajer.
Manajer Armada bertanggung-jawab untuk memelihara
agar kapal tetap layak laut, anak buah kapal lengkap dan
diperlengkapi sertifikat-sertifikat serta siap berlayar menerima
muatan. Manajer Armada harus dapat menetapkan Strategi
Perawatan Kapal yang bagaimana yang akan dilaksanakan
diatas kapal-kapalnya.
Manajer armada harus merencanakan anggaran belanja
untuk pemeliharaan dan perawatan serta bekerjasama dengan
Manajemen kapal (Master, Chief Officer, Chief Engineer).
Anggaran belanja ini harus didasarkan atas informasi yang
tersedia mengenai kondisi kapal, rute kapal yang diharapkan,
mutu anak buah kapal dan kondisi perawatan dan perbaikan
mesin kapal yang sebenarnya. Anggaran belanja dan target
untu perawatan dan perbaikan ini sangat penting untuk
menentukan "komitmen" Manajemen Perusahaan akan
membawa Armada Kapalnya menjadi yang bagaimana,
sehingga tidak akan terjadi perbedaan Fisi dan Misi antara
Manajemen Perusahaan (Nasional) dan Manajemen Kapal
(Internasional).
Tujuan Umum dilaksanakannya Perawatan dan
Perbaikan Mesin Kapal adalah seperti yang sudah dijelaskan
pada Bab didepan yaitu melaksanakan ketentuan-ketentuan
IMO didalam Konvensi-konvensi yang sudah disetujui oleh
semua Negara anggota. Pemahaman Umum ini seharusnya
24
tetap melekat dan menjadi Misi bagi semua Nakhoda dan
Perwira Laut dimanapun bekerja, walau pada perusahaan
pelayaran yang berbeda-beda.
Konvensi yang sangat terkenal adalah Safety of Life at
Sea (SOLAS) 1914, 1960, 1974, 1978, 2001, 2002 yang harus
dipatuhi dan dilaksanakan oleh Negara anggota Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB).
25
perancangan kapal dan sebagainya, sehingga fungsi
kontrol manajemen dapat berjalan.
2. Tujuan khusus dilakukan Perawatan dan Perbaikan
Mesin Kapal, ialah:
a. Untuk rnencegah terjadinya suatu kerusakan yang lebih
besar/berat, dengan melaksanakan sistim perawatan
yang terencana.
b. Untuk mempertahankan kapal selalu dalam kondisi laik
laut dalam segala cuaca dan tempat.
c. Untuk lebih memudahkan pemeriksaan/pengontrolan
semua sukucadang yang jumlahnya ribuan-item,
dengan sistim penomoran dan pemberian label tiap
item.
d. Untuk rnemperkecil kerusakan yang akan terjadi dan
meringankan beban kerja dari suatu pekerjaan diatas
kapal.
e. Untuk mengelola biaya yang sudah disediakan
(anggaran perawatan) dan dapat dipergunakan sesuai
kebutuhan yang direncanakan.
f. Untuk menjaga komitmen atau perjanjian usaha
perdagangan dengan pihak kedua Rekaman dan pihak
ketiga Sub rekaman
3. Akibat-akibat yang akan ditimbulkan bila perawatanumesin
tidak diiaksanakan dengan baik, yaitu :
a. Kapal tabrakan, karena kerusakan permesinan secara
mendadak, tidak terkontrol, dan sebagainya.
b. Kapal tenggelam, hilangnya kapal termasuk anak-buah
kapal dan seluruh muatan (Total Lost), karena
tabrakan, pecahnya "sea chest", kobakaran didalam
kamar mesin, dan sebagainya.
26
c. Kapal bergetar, akibat perawatan dan perbaikan Poros
Engkol yang tidak tepat, sehingga dapat merusak
bagian-bagian mesin lainnya.
d. Kapal bergetar, salah-satu Daun Baling-baling
(Propeller) pernah kandas atau menghantam balok
keras, dapat juga merusak bagian-bagian mesin
ataupun instalasi listrik kapal.
e. Kapal menganggur (delay), karena terjadinya kerusakan
dan perbaikan yang tidak terencana (break down) dan
tidak cukup suku-cadangnya.
f. Pembengkakkan (overheat) biaya operas! kapal, karena
kerugian-kerugian terus-menerus yang sulit
diperkirakan (dianggarkan).
g. Biro Klasifikasi tidak merekomendasikan kapal untuk
berlayar, karena permesinan clikapal tidak memenuhi
persyaratan Klass.
h. Rekanan usaha perdagangan tidak merekomendasikan
untuk menyewa (charter) kapal tersebut.
27
b. Suatau usaha atau kegiatan untuk merawat suatu
mesin/pesawat/material, yang dalam proses kerja
selanjutnya dapat selalu terkontrol setiap saat kondisi
permesinan yang dirawatnya.
c. Kapal melaksanakan perbaikan Dok tahunan (Annual
Docking repair) tepat waktu, atau tidak menunda-waktu
perbaikan. Hal ini sangat penting dalam perawatan atau
perbaikan tahunan, apalagi bila generasi Team
perawatan dalam tahun berjalan kurang / tidak
melaksanakan perawatan dan perbaikan Terencana.
d. Perawatan dan perbaikan sesuai Running-hours,
walaupun kondisi mesin/pesawat/material saat itu
masih berjalan dengan baik dan normal, namun sudah
tercapai jadwal perawatan.
e. Perawatan dan perbaikan dengan mengacu kepada
pemantauan kondisi secara berkelanjutan, hal ini
memang memerlukan kondisi suku-cadang yang cukup
atau kondisi Minimal Stock Level benar-benar sudah
terpenuhi, sehingga semua perawatan dan perbaikan
dapat dilaksanakan tanpa menunggu pengadaan
material yang baru.
f. Perawatan dan perbaikan sesuai Manual Instruction
Book, yaitu pendekatkan ukuran-ukuran materail yang
dipakai kepada "standard measurement" yanQ diijinkan
oleh "maker". Perawatan ini juga hampir sama seperti
yang dilakukan pada perawatan berdasarkan "Running
hours'] yaitu antara-lain kondisi suku-cadang material
hams dalam keadaan cukup.
28
5. Faktor-faktor yang mendasari perlunya dilakukan
Perawatan dan Perbaikan Mesin Kapal, yaitu :
a. Kewajiban-kewajiban Pemilik kapal dalam hal
mempersiapkan kapal-kapalnya tetap dalam keadaan
prima dan tetap laik laut. Kapal-kapal (milik) merupakan
asset perusahaan yang mempunyai nilai iventasiyang
tinggi dan diharapkan secepat mungkin dapat
mengembalikan modal yang sudah ditanamkan ke kapal
tersebut.
b. Kondisi semua mesin/pesawat/material diatas kapal,
apakah masih dapat/layak dipertahankan dalam waktu
tertentu r jawaban ini sangat penting untuk menentukan
bahvva kapal akan dioperasikan sampai berapa lama
lagi dan berapa biaya yang akan dianggarkan untuk
mengoperasikan kapal tersebut.
c. Sistim perawatan yang sedang dijalankan diatas kapal,
apakah sudah dijalankan dengan benar dan sesuai
dengan pelaporannya kepada manajemen kantor
pusat ? Pertanyaan ini juga sangat penting mengingat
biaya perawatan, perbaikan dan pengadaan suku-
cadang sangat besar dan perlu perkiraan yang
mendekati kepastian.
d. Surnber Daya Manusia baik yang dikantor tidak
semuanya mempunyai disiplin ilmu kelautan atau
kepedulian yang tinggi dalam menangani permasalahan
kapal, sehingga Anggaran yang disediakan, apakah
berimbang dengan program kerja yang akan dijalankan
untuk tahun anggaran yang berjalan.
29
e. Sistim Perawatan dan Perbaikan yang dilaksanakan
pada kapal yang dioperasikan, apakah sudah sesuai
seperti kondisi kapal yang diharapkan oleh Perusahaan.
ORGANISASI KAPAL.
Organisasi Kapal merupakan bentuk organisasi yang
Universal dan sama untuk semua kapal di seluruh dunia,
bentuknya sangat berbeda dengan organisasi-organisasi di
darat baik dalam pembagian Jabatan, tugas dan tanggung-
jawab tiap-tiap bagian. Organisasi kapal dapat dikatakan
sebagai Organisasi "Profesional" (lihat gambar organisasi
kapal), sebagai contoh seorang Masinis III pada saat tugas
jaga dipelabuhan dan KKM, Masinis I dan II tidak ada
ditempat otomatis mendapatkan "delegasi" melakukan
mewakili langsung tugas-tugas sebagai Kepala Kamar Mesin.
Sistim kepangkatan setiap kepala departemen dan
stafnya berbeda; Kepala Kamar Mesin 3 % (tiga setengah)
dengan Balok kuning emas; Mualim I Kepala bagian Dek
dengan 3 (tiga) Balok kuning emas; Kepala bagian
Permakanan 1 (satu) Balok Kuning emas, Hal ini dapat
digambarkan secara sederhana dalam contoh Organisasi
kapal dibawah ini.
31
Gbr. Organisasi dikapal
B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN KAPAL
1. Tanggung Jawab Nakhoda.
Nakhoda (Master) adalah Wakil Perusahaan yang
langsung bertanggungjawab atas nama manajemen dan
keselamatan kapal, muatan, peralatan dan semua
anggauta (anak buah kapal) diatas kapal.
Nakhoda adalah Pimpinan tertinggi di kapal dan
bertanggungjawab penuh atas operas! kapal, tunduk pada
peraturan Perusaha.an dan kepada Pemerintah dalam
32
pekerjaannya, baik di pelabuhan dan di laut, termasuk
pemuatan, pembongkaran muatan, Pemetiharaan dan
Perbaikan kapal.
Nakhoda bertanggung-jawab atas kelayak-laut kapal,
menjaga muatan dan atas perawatan yang tepat yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan anggaran
belanja perusahaan, walaupun dalanri hal ini dia
(Nakhoda) berhak menolak perintah-perintah perusahaan.
Nakhoda, dalam Buku Tata Kerja Karyawan Laut
salah-satu dari "Oil Company" (1982) Nakhoda mempunyai
tugas dan tanggungjawab sebanyak 33 - Item, dalam hal
ini penulis hanya mengambil contoh 3 (tiga) Item penting
sebagaimana tanggungjawab Nakhoda yang berhubungan
langsung dengan pembahasan ini.
Hubungan Nakhoda dengan Kepala Kamar Mesin :
Seorang Nakhoda harus menjaga hubungan yang erat
dengan Kepala Kamar Mesin (KKM) dan bekerjasama
dalam pengambilan keputusan-keputusan mengenai
pengelolaan kamar mesin atau perbaikan-perbaikan mesin,
dengan mengacu kepada kepentingan Perusahaan.
34
dengan benar sesuai kecakapan pelaut bagian
mesin.
- KKM. harus membuat rencana kerja di kamar mesin
atas pemeliharaan dan perbaikan serta
bertanggung-jawab atas tersedianya suku cadang
yarig cukup diatas kapal, dengan melakukan
permintaan dan penghematan suku cadang untuk
mesin dan pesawat di kapal.
36
- Melaksanakan perawatan Ketel (Jap (Steam Boiler),
Steam Winch, Steam Turbine, Steam
Duplex/Simplex, semua pesawat yang digerakkan
dengan Uap (Steam) dan termasuk perawatan suku-
cadangnya.
- Melaksanakan tugas-jaga Jam 04.00-08.00 dan
16.00-20.00 secara teratur.di Engine Room, pada
saat kapal berlayar ataupun sedang berlabuh.
- Melaksanakan perawatan dan perbaikan terencana
(PMS) bersama pekerja harian, pada saat kapal
sedang berlabuh jankar atau di pelabuhan.
37
- Bertanggung-jawab kepada Chief Engineer dan
membantu Masinis II sesuai pembagian tugasnya
(Job descreption).
- Melaksanakan perawatan semua Instalasi listrik,
Main switch Board, Switch Box, Electro Motor,
Automatisasi dan Penerangan Listrik. melaksanakan
perawatan Sisitim Air Condition dan Sistim Mesin
Pendingin Permakanan dan semua suku-cadang
Listrik.
- Melaksanakan perawatan dan perbaikan terencana
(PMS) bersama pekerja harian, pada saat kapal
sedang berlabuh jankar atau di pelabuhan.
39
Dalam kenyataannya didalam kehidupan dilapangan baca
"kapal" khusus untuk penilaian kemampuan seorang Masinis
(Marine Engineer) Tidak dapat diukur dari Tingginya ijasah
Lauit saja namun bagaimana dia melaksanakan pekerjaannya
dan bagaimana bobot pengambilan keputusan dalam setiap
permasalahan.
BAB IV
PERAWATAN MOTOR PENGGERAK UTAMA (MAIN ENGINE)
40
A. PERKEMBANGAN MOTOR-MOTOR DIESEL.
Sebelum kita merawat suatu Mesin atau Peralatan, maka
perlu kita mengenal terlebih dahulu bagaimana sejarah dan
cara-kerja Mesin dan bagaimana bentuknya berida-benda yang
akan kita rawat dan perbaiki tersebut.
Motor Diesel secara khusus sudah dibahas didalam
buku-buku Motor Diesel atau Motor Penggerak Utama Kapal
Laut yang disusun secara lengkap oleh rekan-rekan penulis
senior dan sangat jelas, baik untuk para engineer ataupun
untuk pelajaran di sekolah-sekolah pelayaran. Namun demikian
dalam pembahasan perawatan dan perbaikan mesin kapal ini,
penulis merasa perlu untuk memberikan pengantar bagaimana
perkembanagan Motor Diesel sebagai Tenaga Penggerak Kapal
laut, dari pertengahan sampai akhir abad 2000 ini.
Motor Diesel, pertama kalinya dipakai untuk
menggerakkan kapal pada tahun 1912, maka sampai dengan
tahun 2004 ini atau hampir se-abad lamanya sudah banyak
mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semakin
modern. Hal ini dapat kita lihat dari berkembangnya daya-daya
yang dapat dicapai, kalau dahulu Motor Diesel dengan 10.000
Horse Power (HP) sudah termasuk paling besar, namun saat ini
sudah banyak kapal-kapal Motor Diesel yang mencapai daya
lebih 40.000 HP.
Pada tahun 1955 jumlah kapal yang paling besar hanya
ada 9 (sembilan) Tanker dengan bobot mati anatara 50,000
s/d 69,000 Dead Weight Tonnage (DWT). Pada tahun 1975
jumlah kapal yang paling besar mencapai:
DWT. 50,000- 69.900 = 13 kapal
Tanker
41
DWT. 70,000- 99.900 = 121 kapal
Tanker
DWT. 100,000-199,900 = 284 kapal
Tanker
DWT. 200,000 - 239,000 = 188 kapal Tanker
DWT. 240,000 - and above = 297 kapal
Tanker
42
kondisi prima serta memenuhi persyaratan-persyaratan hukum
dan standar dari International Maritime Organization (IMO).
Data kapal menunjukkan bahwa Mesin Penggerak Utama
yang dipergunakan untuk kapal antara lain dapat dilihat pada
batasan besaran kapal tersebut dibawah ini:
1. Type: Very Large Cargo Carter (VLCC),
Kapal jenis ini Mesin Penggerak Utama-nya hampir
seluruhnya menggunakan Main Steam Turbine dengan
Main Steam Boiler.
2. Type: Large Range Cargo Carter (LR),
Atau disebut juga Type Aframax dengan bobot diatas
70,000 DWT. Motor Penggerak Utama-nya, sebagian besar
menggunakan Main Steam Turbine dengan Main Steam
Boiler sebagai sumber penghasil tenaga Uap, namun
dengan perkembangan pada akhir abad XX banyak juga
kapal Aframax yang menggunakan Diesel Engine sebagai
Motor penggerak utama dengan total daya antara 20,000
s/d 70,000 HP.
45
Pengenalan dan pengertian Motor Diesel sebgai Tenaga
Penggerak Utama pada kapal-kapal laut tersebut, penting untuk
kita pahami terlebih dahulu. Pendalaman Teori ini dapat
dipelajari dalam mata pelajaran Motor Diesel sebagai
penggerak utama dan hal ini sangat penting, karena tanpa
menguasai teori dengan baik, maka dalam merawat dan
memperbaiki pun tidak mungkin akan berhasil dengan baik.
Kesimpulannya penyerapan Teori didalam buku pelajaran
dan Pengalaman di lapangan kerja (kapal) harus selalu
berimbang dan masing-masing saling mengisi dan mendukung,
sehingga Perawatan dan Perbaikan dapat menghasilkan
kondisi Mesin atau Permesinan dengan se-optimal mungkin
(kondisi diatas 80 %).
47
c. Batang pendorong Rocker Arm ( Push Rod for rocker
arm)
d. Katup buang lengkap (Exhaust Valve Spindle, Seat)
e. Bushing batang katup buang/masuk(Gi//cte bush forExh
& In)
f. Katup petunjuk pembakaran (Indicator Cock Set)
g. Katup keamanan (Safety Valve Set)
h. Katup Udara pejalan (Air Starting Valve Set)
i. Pengabut bahan-bakar (Fuel Oil Injector Set)
j. Pompa bahan-bakar (Fuel Oil Injection Pump)
k. Ruang Pendingin Udara Pembilas (Air Scavenging
Cooler)
l. Pompa Udara Bilas (Air Scavenging Blower)
m. Sistim Udara Pengontrol (Pneumatic Control System)
n. Sistim Pengamanan (Safety Device System)
o. Alat-alat pengukur Panas (Thermometer-thermometer)
p. Alat-alat pengukur Tekanan (Pressure
Gauge/Manometer)
q. Penggantian Minyak pelumas (Lube Oil Crankcase
renew)
r. Pemeriksaan baut & mur ruang engkol (Bolt & nut
Inspection)
s. Kunci-kunci / peralatan khusus (Special Tools) dan
lainnya.
2. Ringkasan Penjelasan Perawatan Top Overhaul.
a. Kepala Silinder (Cylinder Head/ Cylinder Cover).
Kepala Silinder merupakan salah-satu bagian mesin
yang sangat penting, dimana fungsi pertama bagian ini
yang adalah untuk menahan tekanan dan ledakan hasil
usaha dari setiap silinder mesin. Fungsi kedua adalah
48
untuk menempatkan seluruh bagian / peralatan penting
lainnya seperti tertulis pada pekerjaan Top Overhaul
tersebut.
Perawatan dan Perbaikan:
- Menjaga seluruh ruangan pendingin didalam Kepala
Silinder tetap bersih, pastikan terisi penuh dengan
air-pendingin, jangan sampai terjadi adanya "udara"
terjebak didalamnya, hal ini dapat menyebabkan
keretakan pada kepala silinder tersebut.
- Menjaga suhu air pendingin tetap stabil pada saat
mesin penggerak utama bekerja ataupun sedang
tidak bekerja, hal ini juga dapat menyebabkan
keretakan pada kepala silinder (cylinder head).
- Pengalaman pada Mesin penggerak utama buatan
"ZULZER" dengan tenaga 10.000 Horse Power,
disebutkan "warning" bahwa suhu air pendingin
mesin (ME. Fresh water jacket cooling) harus tetap
dijaga pada suhu 75° ~ 80° pada saat Mesin bekerja
ataupun tidak bekerja, kapal dilaut ataupun di
pelabuhan.
- Seluruh bagian permukaan dudukan (setting) kepala
silinder, katup-katup yang menempel harus selalu
dalam keadaan rata dan bersih, sebab kerusakan
pada salah satu bagian permukaan ini dapat
mengakibatkan rusaknya 1-unit kepala silinder.
b. Penekan Katup Masuk dan Buang (Rocker Arm
Bush,Pin,Bolts).
Penekan katup lengkap ini merupakan bagian kecil
yang paling banyak bergerak melayani pembukaan dan
penutupan katup buang dan katup masuk, sehingga
49
gesekan yang diterimanya juga sangat banyak dan
menimbulkan keausan-keausan yang tidak merata,
perawatannya dengan sistim pelumasan yang cukup
dan lancar.
Perawatan dan Perbaikan.
- Perawatan pertama adalah menjaga sistim minyak
pelumasan yang cukup dan lancar untuk seluruh
bagian Rocker Arm tersebut. Hal ini sangat penting
dan tidak dapat ditawar-lagi, karena pada mesin
dengan putaran per menit antar 720 ~ 1800 Rpm,
maka dapat dibayangkan dalam waktu 1 (satu) menit
bagian-bagian yang bergesekan menerima beban
sampai 720 -1800 kali gesek.
53
Sistem perawatan yang dikerjakan oleh Manajemen kapal
tersebut.
Major Overhaul meliputi material :
a. Semua material yang dikerjakan pada saat Top
Overhaul. (lihat daftar material untuk Top Overhaul)
b. Semua material dan bagian-bagian yang bergerak
pada mesin Diesel tersebut, yaitu:
- Pelapis Silinder (Cylinder Liner)
- Torak & Ring Torak (Piston & Piston Ring)
- Kepala Silang (Cross Head)
- Batang Torak (Connecting Rod)
- Metal Jalan (Crank Pin Bearing)
- Poros Engkol (Crank Shaft Journal)
- Metal Duduk (Main Bearing)
- Poros Nok & Penggeraknya (Camshaft & Driving
Divices)
- Turbin Gas Buang (Turbo Charger)
- Pompa bahan-bakar (Fuel Oil Injection Pump)
- Pendingin Udara Pembilas (Air Scavanging Cooler
- Pompa Udara Bilas (Air Scavanging Blower)
- Poros Penerus & Metal (Intermediate Shaft & Bearing)
- Sistim Udara Pengontrof (Pneumatic Control System)
- Sistim Pengamanan (Safety Device System
- Alat-alat pengukur Panas (Thermometer-thermometer)
- Alat-alat pengukur Tekanan (Pressure
Gauge/Manomete
- Kunci-kunci / peralatan khusus (Special Tools
- Panel Kontrol (Engine Control Panel), dan lainnya.
2. Ringkasan Penjelasan Perawatan Major Overhaul.
54
Major Overhaul adalah salah-satu tindakan atau
bagian penting dari suatu sistim perawatan dan perbaikan
yang dilakukan pada semua Motor Diesel untuk semua type
dan jenis dari pabrik manapun. Sitim perawatan dan
perbaikan terencana ataupun yang tidak terencana
(Insidentil repair) juga akan mengalami dan melakukan
Major Overhaul ini, hanya perbedaannya pada tingkat
kerusakan dan hasil dari perbaikan tersebut.
Tujuan utama dilaksanakan perawatan dan perbaikan
Major Overhaul ini antara-lain adalah:
a. Mengembalikan kondisi "performance" semula Mesin
(Diesel) yang sudah bekerja dan berjasa melakukan
langkah-usaha antara 8.000 ~ '16.000 Jam kerja
dengan menggunakan banyak komponen yang
bergerak, sudah seharusnya dilakukan penggantian
material yang 100% baru, sehingga diharapkan
"performance" Mesin dapat kembali normal seperti 95%
baru.
b. Dalam kenyataannya dilapangan tidak semua dilakukan
penggantian material baru, terutama material yang
kondisinya masih cukup baik dan belum melebihi
ambang-batas maksimum yang diijinkan, artinya
material tersebut masih layak untk dipakai dalam
kondisi antara 70% ~ 80% (misal:cylinder liner, cylinder
head, piston, spring, exhaust & intake valves), sehingga
diharapkan "performance" Mesin hanya dapat mencapai
sekitar 70% saja.
c. Kondisi pada item no.2 tersebut diatas adalah yang
paling banyak dilakukan di lapangan/di kapal, dengan
55
banyak pertimbangan bahwa Perusahaan tidak
menghendaki antara lain:
- Biaya perawatan dan perbaikan yang besar.
- Kecepatan kapal yang maksimum.
- Perawatan dan perbaikan sesuai Running Hours.
- Pengawasan perusahaan dan Class yang ketat.
- Safety Management yang terlalu formal.
56
pelabuhan terdekatdan segera dilakukan penggantian material
baru.
1. Pengukuran Torak (Piston measurement).
a. Pengukuran diameter Torak (piston) antara posisi
depan-belakang atau a-a' (lihat gambar) pada posisi
dari atas sampai kebawah minimal 5 (lima) posisi,
diperbandingkan dengan diameter torak standar,
berapa berkurangnya (minus) atau keausan torak
tersebut.
b. Pengukuran diameter Torak (piston) antara posisi kiri-
kanan atau b-b' (lihat gambar) pada posisi dari atas
sampai kebawah minimal 5 (lima) posisi,
diperbandingkan dengan diameter standar torak
standar, berapa berkurangnya (minus) keausan torak
tersebut.
c. Pengukuran ini dimaksud untuk mengetahui seberapa
jauh diameter Torak (badan torak) yang sudah
mengalami keausan akibat gesekan dengan dinding
silinder (cylinder liner) dan juga adanya kemungkinan
keausan badan torak yang tidak merata.
Pada posisi pengukuran a-a' atau "port-starboard side " ini
akan lebih je!as menunjukkan "ovalitet" baolan torak,
apabila terjadi Ring-torak yang sudah menipis, karena
gerakan tendangan badan torak yang menerima tenaga
pembakaran akan bergerak kearah kanan (starboard) dan
langsung bersentuhan dengan dinding silinder, akibatnya
badan torak dan dinding silinder keduanya akan
mengalami keausan.
Perawatan penggantian Ring Torak adalah sangat
penting sekali untuk menghindari kerusakan-kerusakan
57
yang lebih berat, yang seharusnya cukup dengan
penggantian Ring torak saja namun karena terlambat
penggantian, akibatnya dapat merusak badan Torak dan
dinding/pelapis Silinder yang "harganya" jauh lebih mahal
dibandingkan dengan harga Ring torak tersebut.
58
Gbr. Hasil Pengukuran
.Keterangan:
Gambar tabel hasil pengukuran diatas
memperlihatkan bahwa Piston no:1 masih dalam kondisi
baik, ukuran a-a } dan b-b' besaran nilainya seimbang.
Perhatikan hasil pengukuran pada Piston no:3 terlihat nilai
deameter b-b' pada bagian tengah Piston lebih kecil (320
mm - 1,8 mm = 318,2 mm) dibandingkan diameter Piston
no:1 bagian atas/bawah = 319,2 mm. Kondisi Piston no: 3
tersebut diatas berarti sudah pernah termakan gesekan
dengan Cylinder liner, rusak akibat terlambat penggantian
Piston Ring.
Pengukuran lebar-alur dudukan Ring-torak (piston ring
grove) terhadap ketebalan Piston Ring ini dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa jauh "clearance" yang
diperoleh antara lebar Piston Ring Grove terhadap tebal
Ring Torak (yang masih baru).
59
Apabila hasil pengukuran terlalu sempit karena
kotoran kerak-kerak karbon yang sudah mengeras
dibagian dalam Piston Ring Grove tersebut dan tidak
dibersihkan sampai benar-benar bersih, maka akan dapat
berakibat "macetnya" Ring torak atau "patahnya" Ring
torak dan akan menggores ke dinding Cylinder Liner
secara memanjang dari atas sampai ke bawah.
Silinder yang sudah tergores dan membentuk alur dari
atas sampai kebawah akan membuat "lolos-kompresi" dan
Gas pembakaran dengan tekanan antara 40 Atm s/d. 60
Atm dengan suhu antara 600° s/d 700° Celcius,
menerobos masuk kedalam Ruangan Engkol (Crank Shaft
Case).
Apabila terjadi kasus seperti tersebut, maka suhu
Minyak pelumas dan semua material yang berada didalam
Ruangan Engkol yang pada saat keadaan putaran mesin
normal diperkirakan hanya 60° s/d 75° Celcius akan
meningkat suhu/panasnya mencapai > 200° Celcius,
Pengaruh panas yang sangat tinggi (over heat)
terhadap Minyak pelumas dan Udara/Gas yang ada
didalam Ruang Engkol dapat mengakibatkan bermacam-
macam kerusakan, yang bahkan dapat berakibat "fatal"
pada mesin tersebut
60
Pengukuran ini dimaksudkan untuk memastikan
bahwa batang torak sebagai pemegang badan torak,
benar-benar dalann kondisi tidak longgar, tidak goyang,
tidak berbunyi ketukan pada saat torak bekerja dan
memastikan bahwa sistim pelumasan didalamnya cukup
bekerja dengan baik/normcil.
Umumnya pengukuran ini jarang menemukan kelainan
pada badan torak dan juga jarang sekali dilakukan
penggantian Pin torak atau Metal pin-torak, kecuali sudah
lebih 5 (lima) tahun tidak pernah terjadi penggantian
material atau pernah terjadi kerusakan pada badan torak.
3. Pengukuran Ring-torak (Piston Ring).
a. Pengukuran tebal/lebar Ring-torak (lama) dan
tebal/lebar Ring-torak (baru), diperbandingkan
seberapa tingkat keausan Ring-torak yang lama.
b. Pengukuran jarak antara ujung ring satu sama lain (Gap
ring), berapa batas jarak maksimum yang diijinkan,
pengukuran dilakukan didalam Silinder (Cylinder liner),
diusahakan Silinder yang masih baru/standar atau
Silinder-bekas yang diameter dalamnya masih standar,
sehingga mendapatkan nilai "gap ring" mendekati yang
sebenarnya.
c. Pengukuran "gap ring" ini sangat penting, seirama
dengan pengukuran kondisi diameter Torak dan
diameter Silinder. Sebab dari kondisi (l gap piston ring"
inilah kita akan mendapatkan kemampuan "harga
tekanan kompresi" didalam silinder untuk mendapatkan
tekanan yang tinggi dan panas kompresi yang tinggi.
d. Tekanan dan Panas yang tinggi ini sangat dibutuhkan
oleh semua Mesin Diesel guna mendapatkan
61
"pembakaran" bahan bakar didalam silinder dengan se-
sempurna mungkin, sehingga kondisi kemampuan
Mesin tersebut selalu tetap terpelihara mendekati
kondisi masih baru atau diatas 80 % baik.
e. Mengacu kepada sangat pentingnya Perawatan dan
Perbaikan terhadap kondisi Ring Torak, maka perlu
dilakukan perawatan secara periodik atau mengacu
kepada Jam kerja (Running Hours), sehingga jangan
menunggu sampai Ring Torak tersebut sudah "under
size" baru diganti atau menunggu "break down repair"
seperti yang sudah penulis bahas dalam Bab ini diatas.
Perawatan dan Perbaikan pada Ring Torak perlu
memperhatikan material yang akan dipasang dan perlu
diuji keasliannya secara konfensional.
a. Ring Torak yang diterima di kapal dari "supplyer" harus
diperiksa keaslian bahan materialnya dengan cara yang
cukup sederhana, yaitu:
- Ke-aslian-nya material (genuine part), secara fisik
perlu dilakukan pemeriksaan dengan teliti yaitu
dengan mengukur dan memperbandingkan "gap
ring" sebelum dan sesudah di tarik/direnggangkan
secukupnya dan dilepaskan lagi.
- Apakah "gap ring" tidak terjadi perubahan ukuran
dengan ukuran sebelum ditarik, yang berarti pegas-
ring bekerja baik dengan bahan material asli,
material tersebut dapat kita terima dan dapat
dipertanggung-jawabkan.
- Sebaliknya apabila setelah ditarik/direnggangkan
terjadi perubahan ukuran yang cukup-besar
dibandingkan dengan sebelum ditarik,berarti pegas-
62
ring tidak bekerja baik atau bahan material Ring
Torak tersebut perlu diragukan/dicurigai dan
sebaiknya Ring Torak tersebut jangan diterima
(ditolak).
- Pemeriksaan Ring Torak harus dilakukan mengingat
akibat yang akan ditimbulkannya adalah "sangat
besar" dan tidak seimbang bila dibandingkan dengan
harga Ring Torak (Palsu).
- Perbuatan "supplyer" yang tidak bertanggung-jawab
tersebut, jangan dibiarkan merajalela melanggar dan
merusak "Citra Profesi Kapal" atau bahkan kita
sendiri yang melibatkan dalam kolusi-korupsi yang
sangat membahayakan itu.
- Sertifikasi keasliannya (Original Certificate) material
yang dikeluarkan dari MAKER, perlu dilampirkan
mengikuti bersama daftar material (spareparts) yang
dikirimkan dengan Part Number yang ,'elas.
- Dalam hal meragukan keaslian "Original Certificate"
perlu melaporkan hal tersebut kepada Manajemen
Kantor Pusat dengan data-data material yang sudah
diterima di kapal.
b. Marine Engineer dalam Perawatan dan Perbaikan
Mesin Kapal sebenarnya, tidak bertanggung-jawab
dalam hal "keaslian material dan sertifikat" namun
demikian mengacu kepada akibat yang sangat
membahayakan, perlu adanya ketelitian dalam hal
menerima dan memeriksa material-material yang
mencurigakan tersebut, sebagai contoh:
Pengalaman mengatakan pemasangan Ring Torak yang
(palsu) setelah dipakai hanya mampu bertahan dalam
63
beberapa Jam-kerja saja atau hanya dalam beberapa
minggu saja.
Ring Torak tersebut akan terbakar, aus, tipis sekali,
patah hanya dalam waktu sekejap saja dan akan
beresiko seperti rusaknya: Metal Duduk, Poros
Engkol, biaya perbaikan yang berulang-ulang, waktu
perbaikan, mengganggu rencana kerja yang sudah
terprogram, kapal menganggur dan sebagainya. Dalam
hal ini sangat jelas, muncul suatu tantangan ganda bagi
profesionalisme seorang Marine Engineer dalam
melaksanakan Perawatan dan Perbaikan Mesin Kapal.
4. Pengukuran ketebalan Ring Torak.
a. Pengukuran kelonggaran (Clearance) ketebalan Ring-
torak terhadap Alur Ring-torak (Piston Grove Ring).
b. Pengukuran ini lebih bersifat untuk memeriksa apakah
Ring Torak yang baru tidak ada kelainan ukuran dan
atau apakah Torak yang akan dipersiapkan sudah
benar-benar bersih dari kotoran kerak-kerak yang
tertinggal didalam Alur ring torak (Grove ring).
c. Pengukuran ketebalan Ring torak ini sebaiknya
dilakukan pada masing-masing posisi Ring torak
tersebut yang akan di pasang terhadap Torak
pasangannya, jadi sebagai contoh:
d. Ring torak dan Toraknya selalu berpasangan. Ring
torak yang sudah diukur diikat/diberi label yang
memberikan informasi bahwa Ring torak (no: 1 sampai
7 termasuk Ring Oli) untuk Torak No. 1, Torak No. 2
dan seterusnya.
e. Apabila masing-masing Torak sudah bersih, periksa
sebelumnya semua lubang sistim pelumasan Ring torak
64
yang keluar dari lubang-lubang kecil yang terdapat
dibagian dalam "grove ring" tersebut dan pastikan
bahwa sistim pelumasan Ring torak tidak buntu.
Selanjutnya lebih baik Ring torak langsung dipasangkan
ke Toraknya dan setiap Ring torak dicoba diputar-
putarkan sekeliling Torak, setelah pasti semua dapat
berputar dengan "clearance" yang normal, semua Ring
torak yang terpasang tersebut diberi minyak pelumas
sambil diputar-putar lagi.
Demikian secara singkat dan sederhana kita memahami
cara pengukuran Ring torak atau Piston Ring yang
mempunyai fungsi sangat penting terhadap kinerja dan
tenaga Mesin Induk.
66
Gbr. Pengukuran selinder liner
67
lolosnya kompresi dan gas pembakaran menerobos
kedalam ruang engkol dan seterusnya dapat
mengakibatkan terjadinya kebakaran/ledakan.
Kesimpulan:
Betapa sangat pentingnya Perawatan dan Perbaikan
pada Torak, Ring torak dan Silinder, yang mana
merupakan bagtan-bagian mesin yang menerima langsung
tekanan dan panas dari Gas pembakaran didalam silinder
sebagai Sumber tenaga mesin penggerak utama.
Untuk itu material-material tersebut diatas harus
selalu dalam kondisi masih memenuhi "standard
measurement" dan jangan dibiarkan dalam keadaan
"under measurement" yang dapat berakibat sangat fatal
serta sangat merugikan perusahaan.
68
yang sedang diusahakan untuk diatasi, antar-lain sebagai
berikut:
a. S : stim poros pendorong yang pendek dan
kaku, telah menyebabkan beban statis akibat pelenturan
lambung kapal yang besar dan membebani flen kopling
dari motor penggerak.
b. Disamping pembatasan penyimpangan
(deflection) yang diijinkan untuk poros engkol motor
penggerak utama harus dipenuhi, Pabrik-pabrik motor
penggerak utama juga menetapkan agar pada semua
kondisi beban normal, semua bantalan duduk (main
bean'ng) harus selalu mendapatkan beban statis yang
positif kebawah. Ketentuan ini berlaku untuk bantalan
duduk no. 1, 2 dan 3 dihitung dari belakang. Kepekaan
bantalan duduk ini terhadap Gaya geser (shear force)
dan Momen tekuk (Bending moment) yang membebani
"Output flange" dari motor penggerak, menyebabkan
beberapa hal tidak mungkin untuk meng-akomodasikan
kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh perubahan-
perubahan sarat kapal.
c. Motor penggerak utama seringkali
dipasang, disetel kelurusannya dengan poros baling-
baling diatas galangan dok dan kemudian di ikat mati di
posisinya pada saat kapal belurn di apungkan. Dalam
keadaan ini penyetelan penyesuaian tinggal terbatas
pada penyetelan bantalan poros perantara (Intermediate
shaft). Jika defleksi lambung dan persyaratan-
persyaratan pabrik mesin tidak diperhitungkan, maka
beberapa penyimpangan kelurusan berikut ini dapat
timbul pada saat sarat kapal (draught) bertambah, yaitu:
69
- Pembebasan beban pada bantalan poros
engkol no. 2 dihitung dari belakang.
- Defleksi kelengkungan pipi engkol yang luar biasa
akan xerjadi pada sisi no. 1 dihitung dari belakang.
70
Gbr. Hasil Pengukuran poros engkol
Nilai hasil pengukuran pada posisi Bottom, secara
aktual tidak dapat diambil dikarenakan pada saat posisi
Piston pada Titik Mati Bawah (1MB), Piston Rod
(Connecting Rod) berada diantar Pipi-Engkol, sehingga tidak
mungkin dipasang alat ukur Clock Deflection.
Dalam pengukuran ini maka nilai Bottom diambilkan
nilai rata-rata hasil dari hasil bagi Bottom Starboard dan
Port, contoh silinder no.1 yaitu:
Nilai Bottom Cylinder no. 1 = (Bottom Port + Bottom
Stb.): 2
= (0 + 1) : 2 = 0,5 per
seratus milimeter
Nilai X dapat diambil dari Hasil penjumlahan Port + Stb
dibagi dua atau
X = Port + Stb.
2
Nilai Y dapat diambil dari Hasil penjumlahan Port + Stb
dibagi dua atau
Y = Top + Bottom
2
71
Nilai Y dapat diambil dari Hasil penjumlahan Port + Stb
dibagi dua atau
Z = X+Y
2
72
Dalam pembahasan ini pengambilan pengukuran Poros
Engkol dalam keadaan "dingin", sebagaimana umumnya
Mesin dalam keadaan normal.
2. Langkah-langkah pengambilan ukuran Kelurusan Poros
Engkol.
Persiapan:
a. Mesin dalam keadaan berhenti dan pastikan Ruang
Engkol sudah dalam keadaan dingin dan apabila mesin
baru stop, biarkan sampai benar-benar mesin sudah
dingin atau minimal setelah 60 menit.
b. Pastikan Mesin (Main Engine / Auxiliary Engine) dalam
keadaan siap untuk tidak dijalankan dan siap untuk
dilakukan perawatan, pasang pengumuman di Control
Room dan di Lokasi Kerja.
c. Pastikan sernua Katup Bahan-bakar minyak, Air-tawar,
Air-laut, Minyak pelumas, Udara pejalan, sudah dalam
keadaan tertutup aman.
d. Persiapkan peralatan Turning Gear untuk memutar Roda
Gila pada saat dibutuhkan, pastikan tidak ada material
atau peralatan disekitar mesin dan tidak mengganggu
pekerjaan lainnya.
e. Persiapkan peralatan khusus "Crank Shaft Deflection
Clock", kaca spion, buku catatan, kain pembersih dan
lainnya.
f. Perhatikan dan Catat bila perlu Urutan "Firing Order" dari
mesin tersebut, dimaksudkan untuk mempermudah
pemahaman pengambilan ukuran ini.
g. Buka Jendela (deksel) Ruang Engkol semua silinder
sebelah kanan dan kiri, dan letakkan semua jendela
tersebut ditempat yang aman.
73
h. Periksa seluruh bagian dalam ruang engkol, pastikan
tidak ada tanda-tanda yang meragukan, bersihkan
dengan kain pembersih dan periksa apakah ada
serpihan-serpihan metal dan lainnya.
i. Periksa dan pastikan semua Baut dan Mur dari semua
Metal Duduk dan Metal Jalan dalam keadaan terikat kuat,
tidak ada yang longgar ataupun tanda-tanda lainnya,
j. Tentukan kode aba-aba atau perintah untuk memutar
Roda Gila, misalkan dengan ketukan satu=jalan, ketukan
dua= berhenti dan seterusnya.
k. Pastikan bahwa semua persiapan personil dan peralatan
sudah dilakukan dengan benar dan baik
Catatan:
Putaran harus dilakukan searah jarum jam untuk
Mesin putaran kanan dan sebaliknya putaran kiri untuk
mesin putaran kiri. Dilarang melakukan putaran
membalik arah , atau apabila terjadi terlewat-kan
posisinya, maka diharuskan agar pengambilan ukuran
diulangi lagi.
3. Pemasangan Alat Ukur Deflection Clock:
a. Pastikan alat ukur masih dalam kondisi baik dan siap
dipakai.
b. Pemasangan dimulai dari silinder no, 1 dan Poros Engkol
diputar sampai pada posisi Metal-jalan di Bottom Port
mendekati atau sedekat mungkin dengan Bottom,
c. Pasang Clock deflection diantara kedua "Pipi Engkol"
dengan sangat berhati-hati dan jangan sampai terjatuh,
yang berakibat rusak,
74
d. Pastikan Clock Deflection sudah benar-benar duduk dan
menekan antara kedua Pipi-engkol, dengan cara
memutar pengatur tekanan sehingga "Jarum" pada Clock
"kecil" (didalam Clock besar) menunjukkan angka antara
2-3, yang berarti gerakkan jarum dapat mengukur samapi
2 -3 putaran kekanan ataupun kekiri.
e. Putar Ring luar pada Clock deflection sampai Jarum
penunjuk pada posisi "0" dan test dengan sentilan jari,
pastikan penunjukkan angka "0" tersebut tidak bergoyang
lagi. Hal ini sangat penting untuk memastikan akurasinya
pengukuran, yang selanjutnya menjadi "patokkan"
permulaan nilai ukur Bottom Port (BP) = "0"
f. Pengukuran berikutnya Port, Top, Starboard, Bottom Stb
dan selesai Silinder pertama. Pada saat pengambilan
nilai ukuran Top, dimana Clock pada posisi dibawah
maka "dilarang" untuk menyentuh Clock tersebut,
gunakan "kaca spion" untuk membaca nilai tersebut.
g. Peringatan: setiap pengambilan ukuran untuk setiap
silinder, dilarang untuk memutar kembali "arah putaran",
apabila ada kesalahan ukuran atau kelewatan memutar
roda gila, maka pengukuran harus diulang kembali mulai
dari pertama (BP) = 0.
h. Pengukuran Slinder berikutnya, sebaiknya disesuaikan
dengan "Firing Order' 1 dari Mesin tersebut, misalkan
Firing Order = 1-5-3-4-2-6 atau 1-3-5-2-4-6 disesuaikan
dengan mesin tersebut. Hal ini penting untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat.
i. Pengukuran dalam hal ini mempunyai nilai 1/1000
milimeter masih dapat dibaca dan masih mempunyai nilai
75
"penyimpangan" yang cukup diperhitungkan dalam
pembuatan Grafik Penyimpangan Poros Engkol.
j. Demikian untuk menghasilkan Nilai Perawatan dan
Perbaikan Mesin dalam hal ini Poros Engkol, memerlukan
tambahan disiplin llmu yang semakin teliti dan dapat
dipertanggung-jawabkan hasilnya.
k. Selanjutnya Hasil ukuran tersebut diperhitungkan nilai
penyimpangannya (Z) untuk dipakai membuat Grafik
Penyimpangan Poros Engkol. Hal ini penting untuk
meyakinkan bahwa Poros Engkol yang sudah terpasang
dapat dinyatakan dapat bekerja dengan baik dan aman.
77
Gbr. Grafik hasil pengukuran poros engkol
78
c. Bagian-bagian yang sangat sensitif terhadap getaran-
kuat terus-menerus dari Poros engkol, antara lain :
- Metal duduk dan metal jalan berikut semua Mur-
bautnya
- Gear Box berikut semua Roda-giginya,
- Semua bagian terlemah dari material yang bergerak
ataupun yang tidak bergerak yang menempel menjadi
satu dari Mesin tersebut
d. Poros Engkol yang bergetar merupakan bagian dari
"Putaran Kritis" suatu Mesin Diesel, kondisi ini harus
dihindari karena sangat berbahaya dan dapat berakibat
kerusakan-kerusakan yang "Fatal"
e. Getaran kuat yang terus-menerus diterima Mur-baut
pengikat Metal-duduk dan Metal-jalan dapat berakibat
kendornya Mur-baut tersebut dan lama-kelamaan
menjadi semakin longgar, yang selanjutnya dapat
mengakibatkan "rusaknya" Poros Engkol, bahkan bisa
"patah".
f. Kecepatan bergetarnya Mur-baut Metal duduk membuat
"longgarnya" ikatan Mur-baut dan semakin membuat
perubahan pengukuran "M/ss Aligmenf* Poros Engkol
bahkan akan semakin membuat "longgarnya" ikatan
Mur-baut pengikat Metal -Jalan dan meningkat menjadi
"patahmya" Baut tersebut.
g. Kecepatan patahnya Mur-baut Metal-jalan , prosesnya
sangat cepat hanya dalam beberapa satuan menit saja,
yang diikuti bunyi-bunyi detuman keras dengan
kecepatan tinggi, terutama untuk Mesin Diesel putaran
tinggi ( RPM 720 s/d 1500)
79
4. Diagram Poros Engkol (Z):
Kelurusan Poros Engkol "yang benar" adalah pada
akhir kelurusan Poros Engkol (tanda panah) Silinder # 6
diusahakan kembali pada posisi satu-garis dengan
kelurusan Poros Engkol Silinder # 1,
80
F. PENGUKURAN KATUP-BUANG DAN KATUP-ISAP
Selain Motor 4 tak, pada Motor 2 Tak dengan pembilasan
memanjang juga diperlengkapi Katup Buang tanpa Katup Isap.
1. Persiapan Peralatan kerja untuk penggantian
Katup Buang dan Katup Isap:
a. Special Tools untuk membuka dan memasang Katup
Buang dan Katup Isap, serta kunci-kunci sock, pas,
ring, dan lainnya.
b. Special Measurement untuk mengukur ketebalan Katup
(valve) dan dudukannya (seaf valve), Feller untuk
mengukur Clearance pada Rocker Arm dan Alat-ukur
lainnya.
c. Chain Block, Engine Room Overhauling Crane, harus
dalam keadaan baik sesuai Save Weight Load (SWL).
d. Grinding pasta, Solar (Diesel Oil), Scrapper, Carbon
Remover, Kain Majun, dan lainnya.
e. Persiapan Turning Gear, untuk memutar Poros Engkol
pada posisi Top atau Titik Mati Atas.
f. Persiapan Katup Buang / Katup Isap yang sudah di
rekondisi atau spare baru.
2. Kerusakan katup buang dan Katup Isap
Kerusakan Katup-Buang atau Katup-lsap pada waktu
Mesin Induk sedang bekerja dapat terlihat dari Gas buang
yang keluar cerobong berwarna hitam-tebal, dan
tindakannya:
a. Terjadinya Pengabut (Injector) "bocor/rusak" bahan
bakar tidak dapat dikabutkan dengan baik, melainkan
menyembur dengan partikel yang besar/menetes,
81
sehinggaa pembakaran tidak sempurna dan Gas buang
berasap hitam. Tindakan: periksa suhu Gas buang pada
masing-masing silinder, pastikan silinder yang mana,
turunkan Rpm Mesin Induk dan bila perlu stop dan
adakan penggantian Injector segera, karena dapat
berakibat meluasnya kerusakan.
b. Terjadi kerusakan pada Turbo Charger, Bearing rusak,
Rpm menurun,Tekanan/produksi Udara pembilasan
berkurang, pembakaran tidak sempurna dan Gas buang
langsung berasap tebal. Tindakan:Segera turunkan
Rpm Mesin Induk sampai pelan sekali (dead slow), bila
perlu di stop dan periksa seberapa jauh kerusakan
pada Turbo Charger tersebut, agar tidak terjadi
kerusakan lebih-lanjut
c. Kemungkinan kedua adalah Crew sedang pembakaran-
awal Ketel Dap, dan terjadi pembakaran awal yang
tidak sempurna. Tindakan: Stop pembakaran Ketel Uap
dan lakukan pembilasan (blow-up) berulang-kali pada
ruang pembakaran Ketel, sampai dipastikan bahwa
ruang pembakaran sudah benar-benar bersih dari sisa-
gas pembakaran.
83
3. MINYAK PELUMAS ENCER.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa minyak
pelumas dengan kekentalan (SAE) 30 akan menimbulkan
kabut uap pada suhu 200° Celcius dan hasil penelitian
(research) membuktikan bahwa ada dua skala suhu
(temperature regions) yang cenderung menimbulkan
penyalaan, skala bawah antara 270° s/d 350° Celcius dan
skala atas 400° Celcius.
84
BAB V
AUXILIARY ENGINE
88
2. Pemeriksaan pada Panel Listrik Utama (Main Switch Board).
a. Pastikan semua Indikator di Panel bekerja baik dan
sudah di kalibrasi.
b. Pastikan Safety Main Switch Board untuk kedua
Generator bekerja baik; yaitu:
Under Voltage Shut Off, Under Current Shut Off, Over
Current Shut Off, Over Load Shut Off, No Syncronizer
Paralel, Motorization breaker, Adjuster Governor semua
harus bekerja baik dan normal.
c. Periksa Frequensi Meter sudah sesuai dengan RPM
Generator, yaitu 50 Hz atau 60 Hz., sesuaikan kedua
Generator pada posisi Frequensi yang sama dan untuk
Generator yang akan menggantikan harus lebih tinggi
sedikit.
d. Keseimbangan Frequency selain pada Frequency
Meter juga harus disesuaikan dengan Frequency
Counter, Frequency Lamp dan Frequency Round Arrow.
Hal ini sangat penting untuk mendapatkan tingkat
ketelitian dari nilai Frequency Generator tersebut, dimana
masing-masing Generator belum tentu mempunyai
"karakteristik" yang sama, walaupun satu type dan satu
pembuatan.
e. Pengaturan Frequency dilakukan dengan menggunakan
Pengatur RPM (adjuster governor) secara perlahan-lahan
(jangan terialu lama, jangan terburu-buru), sesuaikan
kedua Frequency Generator dapat dikendalikan/diatur
dengan baik, normal. Posisi Frequency Lamp dan
Frequency Round Arrow berputar searah jarum-jam
dengan sangat pelan.
89
3. Pelaksanaan Pararel Generator.
a. Setelah persiapan Mesin Generator dan Main
Switch Board Generator sudah benar-benar normal,
seperti hal tersebut diatas, maka pelaksanaan paralel
Generator dapat dikerjakan.
b. Perhatikan / Lihat Jarum frequensi yang berputar
kekanan searah putaran Jarum Jam dengan putaran
sepelan-mungkin dan tangan kanan siap memegang
Handle atau Push Botton Generator yang akan menerima
beban, sedangkan tangan kiri siap untuk menaikan
"adjuster governor”.
c. Pada saat Jarum frequensi berputar kekanan
mendekati (sekitar 5 derajat) menuju "titik atas" , segera
dengan cepat masukkan Handle atau Push Botton
Generator yang akan menerima beban tersebut dan
kedua Generator sudah Paralel.
d. Perhatikan semua Indicator di Panel (Main Switch
Board); matikan Frequency Lamp dan Frequency Round
Arrow dan pastikan semua indicator bekerja dengan
penunjukan parameter yang dapat dipercaya.
e. Kedua tangan bermain dengan masing-masing
Adjuster Governor Generator untuk menyesuaikan /
menyamakan beban pada Ampere Meter atau Kilo Watt
Meter.
f. Apabila kedua Mesin Bantu Generator sudah
PARALEL dengan baik, normal dan pastikan pada
perubahan beban yang besar tidak mempengaruhi beban
paralel tersebut.
4. Peralatan Keamanan Listrik pada Main Switch Board.
90
Pada Main Switch Board dilengkapi beberapa peralatan
Pengamanan untuk menyelamatkan seluruh Instalasi Listrik,
terutama pada Main Switch Board, antara lain :
a. Pengaman Kelebihan Tegangan (Over Voltage Trip)
b. Pengaman Kelebihan Beban (Over Current Trip)
c. Pengaman Kehilangan Tegangan (Under Voltage Trip
atau No Voltage Trip)
d. Pengaman Kehilangan Beban (Under Current Trip atau
No Current Trip)
e. Pengaman Ketidaksesuaian Paralel (No Synchronizer
Paralel)
f. Pengaman Pengatur Tegangan (Voltage Regulator)
g. Pengaman Pengatur Beban (Governor).
Peralatan-peralatan Pengaman Main Switch Board
tersebut sangat penting untuk melindungi kesalahan-kesalahan
pada saat Paralel, juga apabila terjadi kelebihan atau
kehilangan beban secara tiba-tiba , sehingga tidak terjadi
kerusakan atau kebakaran terhadap Instalasi Main Switch
Board tersebut.
Sebagaimana diketahui Gejala Kerusakan pada Instalasi
Permesinan masih ada proses kelainan, pengamatan,
pencegahan dan kerusakan; berbeda dengan Gejala Kerusakan
pada Instalasi Listrik, proses kelainan berjalan dengan sangat
cepat sesuai kecepatan Arus Listrik, sehingga sebelum
dilakukan pencegahan sudah terjadi kebakaran Listrik.
Perawatan Peralatan pengamanan tersebut secara
berkala 3 (tiga) bulan sekali harus selalu dilakukan
"pengetesan" yang selanjutnya di record sesuai persyaratan
ISM Code, juga termasuk Item CLASS Annual Survey. Hal ini
91
menunjukkan betapa pentingnya Peralatan Pengamanan Listrik
pada Main Switch Board tersebut.
BAB. VI
PERAWATAN PERALATAN LISTRIK
92
Periksa kabel-kabel R-S-T yang keluar dari Alternator
ke Main Switch Board, pastikan dalam keadaan yang aman,
tidak tergencet sesuatu benda berat atau terjepit oleh bagian-
bagian yang bergetar, yang dapat merusak isolatornya.
Pastikan semua kabel Listrik tidak akan terkena semburan
(jauh dari arah) kebocoran minyak, air-laut, uap bertekanan
dan dari kelembaban daerah yang dilalui kabel tersebut.
2. THERMO SWITCH.
Sebuah Alat yang menerima perintah berupa suhu /
panas dari Air-tawar Mesin dan diteruskan dalam tabung-
kecil yang berisi "plate membrane" yang ditahan oleh per
(spring), tekanan "spring" ini dapat diatur oleh baut-pengatur
yang berhubungan dengan plat "contactor" yang selanjutnya
berhubungan dengan sistim kelistrikan. Tekanan "Spring"
yang diatur sesuai kebutuhan pemakai ini, sangat penting
dalam menentukan seberapa tekanan Minyak pelumas mesin
dapat bekerja memutuskan hubungan "ON/OFF" Switch,
selanjutnya memerintahkan untuk 'Alarm" atau "Shutdown
Engine". Masinis II harus melaksanakan pengetesan ini
setiap 3 (tiga) bulan sekali dan dicatat didalam Journal kamar
mesin serta dokumen ISM Code.
95
CONTOH:
Panas Air-tawar pendingin Mesin penggerak utama
bekerja normal masuk antara 60° Celcius dan keluar antara
70° Celcius, apabila suhu keluar mencapai suhu 85° Celcius
maka "Alarm" akan berbunyi dan apabila Panas Air-tawar
pendingin Mesin terus meningkat melebihi suhu 100° Celcius
maka Mesin akan "Shutdown".
Cara kerja Pressure Switch ataupun Thermo Switch,
secara garis besarnya adalah sama, hanya yang
membedakan adalah usaha media dengan tekanan dan
panas yang menghasilkan pengembangan pada "membrane".
Keluar dari Pressure Switch ataupun dari Thermo
Switch adalah "arus listrik" yang akan memerintahkan /
memutuskan (Close System) Relay-relay yang dikehendaki,
dalam hal ini Relay untuk supply power Solenoid Valve for
Fuel Oil Supply Main Engine.
3. THERMOCOPPLE.
Suatu peralatan yang cara kerjanya berdasarkan input dari
cara kerja thermometer, yang dihubungkan/diteruskan
dengan "penghantar listrik" dan kemudian dihubungkan
kembali dengan Indicator yang umumnya ditempatkan
didalam Engine Control Room. Sebagai contoh: dengan
Thermocopple kita dapat membaca suhu/panas gas-buang
pada setiap silinder mesin dari jarak jauh, tanpa harus
mendekati mesin itu.
Thermocopple yang ditempatkan di Mesin penggerak
Utama dengan 6(enam) Silinder, mari kita berhitung berapa
jumlah Thermocopple yang terpasang untuk mengontrol
Mesin tersebut, antara-lain:
96
a. Pendingin Air Tawar masuk Mesin (Fresh Water) 1
buah
b. Pendingin Air Tawar keluar Mesin 6 buah
c. Pendingin Air Tawar masuk-keluar FW. Cooler 2 buah
d. Pendingin Air Tawar masuk-keluar Turbo Charger 4 buah
e. Udara Pembilas masuk-keluar Air Scav. Cooler 2 buah
f. Gas Buang (Exhaust Gas) keluar dari Mesin 6 buah
g. Gas Buang masuk-keluar Turbo Charger (2-units) 4 buah
h. Minyak pelumas masuk Bantalan Poros engkol 2 buah
i. Minyak pelumas keluar Bantalan Poros engkol 7 buah
j. Minyak pelumas pendingin masuk Torak 2 buah
k. Minyak pelurnas pendingin keluar Torak 6 buah
l. Minyak pelumas masuk-keluar Bantalan Nok As 2 buah
m.Minyak pelumas masuk-keluar Lub Oil Cooler 4 buah
n. Minyak pelumas masuk-keluar Gear Box 2 buah
Total Thermocople terpasang: 50 buah
99
C. BAHAN KIMIA PENUNJANG PERAWATAN MESIN.
Bahan Kimia dibutuhkan diatas kapal guna menunjang
atau membantu Perawatan dan perbaikan Mesin atau peralatan
bantu untuk kelancaran bekerjanya Mesin, antara-lain:
1. Electric Cleanner
Bahan Kimia cair untuk membersihkan semua Peralatan
Listrik dan termasuk pada bagian Main Switch Box, Junction
Box, dan semua jenis Electro Motor Electric Cleanner sangat
efectif, praktis, tidak merusak komponen-komponen Listrik
dan baiknya juga bukan merupakan Zat penghantar listrik,
jadi tidak membahayakan adanya Konsleting.
2. Fuel Oil Treatment (FOT),
Bahan campuran untuk bahan bakar berat Marine Fuel Oil
(MFO) yang dipakai untuk Mesin Utama, dengan perban-
dingan 1 liter FOT untuk 100 Kilo Liter MFO.
3. Diesel Engine Water Treatment (DEWT) Non Chromate,
Bahan campuran untuk perawatan air pendingin Mesin
Utama, untuk membersihkan kotoran dan melindungi korosif
dalam sistim pendinginan tertutup.
4. Chemical Water Treatment for Boiler,
Bahan-bahan Kimia untuk pengetesan air Ketel Uap
( Molybdate, Alkalinity, Silfer Nitrate, dll) Bahan Kimia untuk
perawatan Air Ketel Uap, (Adjunt B., Liquid Quagulant, GC.,
Hydrazine, dll).
5. Soot Release Stick
Bahan Kimia berbentuk serbuk dikemas seperti "mercon
kembang api" dipergunakan untuk membersihkan jelaga-
jelaga yang menempel pada dinding Dapur dan Pipa-pipa
100
Api/ Air Ketel Uap, selanjutnya setelah kapal berlayar dapat
dilakukan "Soot Blow Boiler" guna perawatan Ketel Uap.
6. Oil Spill Dispersant,
Bahan Kimia untuk menghancurkan/menetralisir minyak
(tumpahan minyak) yang mungkin terjadi pencemaran di laut.
Ada bermacam-macam Maker membuat "Oil Spill Dispersant"
ini, antara lain: Drew Ameroid, Dukem, Chemling, Gold Crew,
Bahana, dll. namun semuanya harus mendapatkan rekomen-
dasi dari Direktorat Jendral Migas (Indonesia).
7. Carbon Remover.
Bahan Kimia cair untuk membersihkan, menghancurkan
kerak-kerak Arang (Carbon) hasil pembakaran yang tidak
sempurna, contoh kerak-arang yang melekat pada
permukaan atas Torak (Piston) dan Silinder (Cylinder Liner).
Cara pembersihan hanya dibasahkan saja pada permukaan
yang akan dibersihkan. Peringatan bahwa bahan kimia ini
cukup berbahaya apabila terkena tangan dapat melepuh atau
terkena mata dapat buta, perawatannya segera disiram
dengan air-tawar.
8. Rust Remover,
Bahan Kimia cair untuk membersihkan, menghancurkan
karat-karat (Rust) yang terdapat pada bagian-bagian
peralatan yang beroksidasi dengan udara dan asam atau air-
laut, umumnya dipakai untuk melancarkan Baut-Mur yang
sudah berkarat. Cara penggunannya hanya dibasahkan saja
pada permukaan yang akan dibersihkan. Peringatan bahwa
bahan kimia ini juga cukup berbahaya walaupun tidak seperti
carbon Remover namun sebaiknya gunakanlah Sarung
tangan karet. apabila terkena tangan dapat gatal-gatal atau
101
terkena mata dapat buta, perawatannya segera disiram
dengan air-tawar.
9. Dry Chemical,
Bahan kimia untuk pemadam kebakaran jenis ABC, yaitu
untuk memadamkan jenis bahan, contoh Klas A= Kayu, Klas
B= Logam dan Klas C= Listrik.
BAB VII
102
Kedua jenis Ketel Uap tersebut secara prinsip cara
kerjanya adalah sama saja, hanya perbedaannya terletak
daripada fungsi Pipa-pipa tersebut, yaitu Pipa berisi Api dan
Pipa-pipa berisi Air.
Ketel Uap sebenarnya merupakan sebuah Pesawat Bantu
yang sangat sederhana dan pada Kapal-kapal yang Motor
penggerak Utama-nya (Main Engine) menggunakan Mesin
Diesel, maka fungsi Ketel Uap hanya merupakan Pesawat
Bantu, yaitu untuk menggerakkan Turbine-uap Pompa-pompa,
Mesin-uap Pompa-pompa, Derek, Pemanas (Heater) dan
lainnya.
Namun pada Kapal-kapal yang Motor penggerak utama-
nya adalah Ketel Uap, maka Ketel Uap tersebut berfungsi
sebagai Pesawat Utama (Main Engine), juga melayani sebagai
Pesawat Bantu. Sebagai Pesawat Utama yang menggerakkan
Turbin Uap Utama jelas menjadi andalan bagi sebuah kapal
(Super Tanker, VLCC).
1. Apendasis Ketel Uap Pipa Api :
a. Katup Uap Utama (Main Steam Valve)
b. Katup Keamanan ada 2 – set (Safety Valves)
c. Katup Cerat Udara (Air Cock / Air Drain Valve)
d. Katup Kontrol Tekanan Uap (Pressure Steam Valve)
e. Katup Pengisian Air Ketel (Feed Water Inlet Valve)
f. Katup tekan Sirkulasi Air Ketel (Hot Water
Circulating Discharge Valve)
g. Katup Isap Sirkulasi Air Ketel (Hot Water
Circulating Suction Valve)
h. Katup Buangan kotoran permukaan Air Ketel
(Sunace Blow Down Valve)
103
i. Katup buangan kotoran dasar Air Ketel (Bottom
Blow Down Valve)
j. Katup Kontrol permukaan Air ketel ada 2 – set (Gauge
Glass Valves)
2. Apendasis Ketel Uap Pipa Air :
a. Katup Uap Utama (Main Steam Valve)
b. Katup Uap Tekanan Lanjut (Superheater Steam Valve)
c. Katup Keamanan ada 2 – set (Safety Valves)
d. Katup Cerat Udara (Air Cock / Air Drain Valve)
Katup Kontrol tekanan Uap (Pressure Steam Valve)
e. Katup Pengisian Air Ketel (Feed Water Inlet Valve)
f. Katup Tekan Sirkulasi Air Ketel (Hot Water Circulating
Discharge Valve)
g. Katup Isap Sirkulasi Air Ketel (Hot Water Circulating
Suction Valve)
h. Katup Buang Kotoran permukaan air ketel (Surface Blow
Down Valve)
i. Katup buangan kotoran dasar air ketel (Bottom Blow Down
Valve)
j. Katup kontrol permukaan Air Ketel ada 2 – set (Gauge
Glass Valve)
k. Katup-katup pengisian tekan bahan kimia (Chemical
Injection Valves)
3. Bagian penting badan Ketel Uap Pipa Air.
a. Badan Ketel Uap
b. Manometer tekanan Uap (Presure Gauge)
c. Gelas Penduga kanan kiri (2 set)
d. Drum Ruangan Uap (Steam Drum)
e. Drum Ruangan Air (Water Drum)
f. Dapur/ Ruangan Pengopakan (pembakaran)
104
g. Penyemprotan Bahan Bakar (Fuel Oil Brunder)
h. Kaca pengontrol Ruangan Pengopakan
i. Kaca Pengontrol Asapdari Gas Buang yang keluar
cerobong.
j. Peralatan pembersih jeiaga (Soof Blow Equipment)
k. Ruangan kontrol tetesan minyak dibawah FO Brunder.
l. Jendela lalu orang ke ruangan Dapur (Man Hole)
m.Jendela lalu orang ke Drum Uap (Steam Drum Man Hole)
n. Jendela !aiu orang ke Drum Air (Water drum Man Hole)
o. Batu Tahan Api di ruangan Dapur
p. Pembungkus/pelindung badan ketel (Isolator)
4. Perawatan Pesawat Bantu Penunjang Sistim Operasi Ketel
Uap.
a. Pompa pengisian Air Ketel Uap (Feed WaterBoiler)
b. Pornpa Tekan bahan bakar minyak (Fuel Oil Burning
Pump)
c. Pompa Pengatur Bahan Bakar Minyak (Fuel Oil Pilot Pump)
d. Pompa Sirkulasi Air Ketel (Hot Water Circulating Pump)
e. Pompa Udara Tekan Pembakaran (Force Draugth Fan)
f. Pemanas bahan bakar minyak (Fuel Oil Heater)
g. Peralatan Pengisian bahan kimia (Chemical Equipment)
h. Bak penampungan Air pengisian Ketel uap (Casvade Tank)
i. Pemindah Panas Uap bekas dari Pesawat Utama (Main
Condensor)
j. Pemindah panas Uap bekas dari Pesavvat bantu (Drain
Condensor)
k. Pompa Air condensat dari Uap Bekas (Condensate Pump)
l. Pompa pendingin Pemindah panas (S.W.Condensate
Cooling Pump)
105
m.Ketel Uap Bantu Pemanas Uap Lanjut (Steam Super
Heater)
n. Ketel uap bantu dari Gas Buang Motor induk (Exhaust Gas
Economizer)
o. Peralatan pembersih Jelaga lengkap dengan katup-
katupnya.
p. Sistim Pipa Uap, Pipa Air, Pipa Bahan bakar minyak, Pipa
Udara.
q. Sistim katup-katup Manual, Pneumatic, Electric.
r. Panel Indikator langsung didepan Ketel uap
s. Panel Indikator didalarn Ruang Kontro! kamar rnesin.
t. Peralatan Pengaman bekerjanya Sistim Operasi Ketel uap
u. Pemadam Kebakaran CO2 135 Kilogram, persyaratan
didepan Ketel
107
7. Katup balik air pengisian, agar air pengisian yang sudah
masuk ke ketel uap dan air didalam ketel yang bertekanan
tinggi, jangan sampai mernbalik kembali arah ke pompa
pengisian air ketel tersebut.
8. Katup cerat udara, untuk membuang udara didalam uap yang
umumnya dibuka pada saat pembakaran awal Ketel Uap.
9. Low Water Level Alarm, signal pemberitahuan bahwa
permukaan air ketel rendah dan dapat dilihat pada gelas
duga.
10. Lowest Water Level Trip, peralatan pengaman yang
akan mematikan pembakaran Ketel apabila permukaan Air
dibawah Ambang batas maksimum yang sangat
membahayakan Pipa-pipa Ketel Uap.
11. Katup dan sistim pembilasan udara dan jelaga (Soot
blow), untuk membersihkan sisa-sisa pembakaran dan jelaga-
jelaga yang baru melekat didalam Ruangan dapur dan pada
dinding pipa-pipa.
12. Peralatan-peralatan pengaman sistim "pneumatic
electric" yang memerintahkan menutup Solenoid Fuel Oil
Valve. Solenoid Fuel Oil Valve akan menutup katup bahan-
bakar yang masuk ke Brander dapur secara cepat, sehingga
pembakaran dapat segera di stop.
13. Optik control pembakaran tidak sempurna (flame
failure Trip off), apabila terjadi pembakaran yang tidak
sempurna (berasap) maka pembakaran langsung stop.
14. Lowest Water Level Trip for Gauge Glass, apabila
terjadi permukaan air terendah didalam Drum uap, maka
pembakaran Iangsung stop. Hal ini menjaga apabila Gelas
penduga tidak normal.
108
15. Untuk Ketel Uap yang Full Automatic, diperlengkapi
antara lain:
a. Pressure Switch for Steam low press Auto Start
b. Pressure Switch for Steam High press Auto Stop
c. Automatic equipment lainnya.
Pembahasan Perawatan dari Peralatan Pengaman Ketel Uap
tersebut diatas, sebaiknya dibahas didalam Klas bersama
Mahasiswa Iangsung per-item dengan Gambar Instalasi Ketel
Uap tersebut.
109
c. Pada saat Ketel Uap sedang tidak bekerja, periksa dan
pastikan semua Katup bahan-bakar minyak yang menuju ke
FO Brunder tidak ada yang bocor.
d. Periksa dan pastikan bahwa sernua Indikator di Panel Kete!
Uap dalam keadaan baik dan bekerja normal.
e. Periksa dan pastikan Fuel Oil Solenolde Valve bekerja
dengan baik, tidak bocor dan normal, sehinga seluruh
perintah Auto Stop dari semua "Switching On/Off' dapat
diterma dengan baik
2. Kebocoran Pipa-pipa air didalam Ketel Uap.
Kebocoran Pipa-pipa air pada sebuah Ketel Pipa Air,
memang tidak begitu membahayakan lingkungan, akan tetapi
dampaknya Ketel Uap tidak dapat dioperasikan sebelum
dilakukan perbaikan. Perbaikan penggantian Pipa-Air atau
tindakan "prop" pada bagian Pipa-pipa yang bocor tersebut
akan memakan waktu yang cukup lama, karena perlu adanya
proses "cooling down' dan Warming up' pada Ketel.
Tindakan Perawatan dan Pencegahan:
a. Kebocoran Pipa-Pipa Air, perhatikan/kontro! terus-menerus
permukaan air didalam Drum Uap jangan sampai "lowest
lever dan Gelas penduga serta peralatan keamanan tidak
bekerja. Pastikan Gelas penduga dan semua peralatan
pengaman bekerja dengan baik.
b. Periksa dan pastikan bahwa semua Katup Apendasis Ketel
Uap pada saat ditutup benar-benar Kedap, karena dapat
membahayakan dan merugikan dengan berkurangnya
jumlah air dan uap didalam Ketel tersebut.
c. Periksa Katup-katup penghubung sisi uap ataupun sisi air
pada Gelas penduga, sering dilakukan kontrol dengan cara
secara bergantian di cerat pada saat dilakukan serah
110
terima petugas jaga. Pekerjaan ini harus dilakukan 4
(empat) jam sekali, guna memastikan gerakkan permukaan
Air Ketel adalah benar.
d. Perawatan Gelas penduga secara berkala 3-6 bulan sekali,
dibersihkan kaca-kacanya sehingga memudahkan petugas
untuk melihat dari jarak jauh permukaan air ketel tersebut.
Penerangan disekitar Gelas penduga atas ataupun bawah
harus selalu terang, bersih dan tidak terhalang oleh benda-
benda lain.
e. Perawatan dan pastikan Alat pengaman "Lower Water level
Alarm" dan "Lowest Water Level Trip Off” bekerja dengan
baik, lakukan setiap saat untuk mengetes apakah peralatan
tersebut masih bekerja dengan baik atau sudah
"macet/rusak".
3. Kebakaran dibawah Ketel Uap.
Kebakaran dapat juga terjadi dibawah Ketel Uap, apabila
pada lantai dibawah Ketel Uap tersebut terdapat banyak
genangan minyak atau benda-benda yang mudah terbakar.
Hal ini perlu diwaspadai mengingat disekitar Ketel Uap
termasuk daerah panas dan berbahaya.
Tindakan Perawatan dan Pencegahannya:
a. Jaga kebersihan seluruh permukaan lantai dibawah Badan
Ketel Uap dari genangan minyak, kotoran minyak, kain-kain
majun bekas yang berminyak atau bahan-bahan yang
mudah terbakar.
b. Lakukan tindakan seminggu satu kali pembersihan kotoran
dan genangan minyak dibawah Ketel tersebut. alat APAR
yang berisi minimal 9 Kg, masih berlaku, mudah terlihat,
mudah terjangkau dan ditempatkan disekitar lantai Ketel
Uap tersebut.
111
c. Perawatan seluruh Instalasi Sistim Bahan-bakar Minyak
disekitar Ketel Uap yaitu: Pompa bahan-bakar (Fuel Oil
Burning Pump), Pemanas minyak (Fuel Oil Heater), Pipa-
pipa, Katup-katup, Packing-packing, cegah kebocoran
minyak dan lakukan pencegahan kemungkinan terjadinya
kebocoran minyak terutama minyak yang sudah
dipanaskan.
BAB. VIII
112
A. PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOMPRESOR UDARA
PEJALAN (AIR STARTING COMPRESSOR).
Kompresor Udara Pejalan ini adalah pesawat yang
memproduksi Udara bertekanan sedang, antara 8 Atm ~ 30
Atm, untuk menjalankan (start) Mesin penggerak Utama
ataupun untuk menjalankan Mesin Bantu Generator.
Kompresor Udara pejalan termasuk pesawat yang cukup
penting dalam menunjang pengoperasian kapal, karena setiap
hari dijalankan untuk melayani pemakaian harian, yaitu:
1. Udara-tekan pejalan Mesin Penggerak Utama
2. Pejalan Mesin Bantu Generator
3. Naik-turunkan Sekoci, Fire Pump, Daily
service.Deck/Engine.
4. Pneumatic System, dll.
Pemeriksaan Electromotor:
a. Ball Bearing diganti baru, bila sudah waktu
115
b. Fan diperiksa, bearing, greasing.
c. Stator dibersihkan dengan Electric Cleaner dan di Oven.
d. Electric wire diperiksa dengan Megger Test, bila
perlu isolator-nya disemprot lagi dengan Serlac,
mencegah grounded.
Pemeriksaan Pompa:
a. Gland packing, diganti baru, sesuaikan dengan
Running Hours.
b. Coupling Bolt & Nut, diganti baru, jangan dibiarkan kendor.
c. Impeller, Shaft, Shaft sleeve, Neck Bush, Neck Ring,
Casing Ring ; Submerged bearing, diperiksa fisiknya.
d. Penyetelan kelurusan antara Pompa dan Electromotor
harus benar.
e. Pada waktu "running" jangan dibiarkan
menghisap angin/kosong.
f. Perhatikan Manometer tekan (discharge) dan Manometer
Isap (Suction) dan Vacum.
g. Bersihkan Saringan Isap secara berkala.
119
minyak yang akan dibersihkan tersebut, Purifier dapat
dijalankan 4 Jam terus-menerus atau 24 Jam terus-menerus.
120
Apabila Air Got kamar mesin yang keluar dari OCM masih
"melebihi 15 ppm", maka Solenoid Valve (1) yang
menggerakkan katup kembali ke kamar mesin "open" dan
Solenoid Valve (2) yang menggerakkan katup buang ke laut
"close" dan lampu indikator "red" menyala, serta "alarm" juga
berbunyi memberikan isyarat.
Sebenarnya OWS ini adalah peralatan yang sederhana,
namun di beberapa kapal sering tidak bekerja sebagaimana
mestmya ?
2. Perawatan Oilly Water Separator (OWS).
a. Perawatan pertama adalah melaksanakan Standing
Operation Procedure (SOP) dengan benar dan konsisten.
b. Mempelajari secara benar cara - kerja atau fungsi dari
OWS tersebut (lihat keterangan cara kerja diatas).
c. Pembersihan kotoran minyak yang terdapat dibagian
dalam 2 (dua) Tabung Separator secara berkala bila perlu
saringan-saringannya selalu diganti baru.
d. Perawatan Oil Contant Monitor dan Solenoid Valve, yaitu
dengan melakukan SOP pembersihan (Flushing) pipa-
saluran contoh air-got yang diteksi oleh OCM, harus
dilakukan sebelum dan sesudah OWS dijalankan, sehingga
pipa-saluran air-got tersebut tetap selalu dalam keadaan
bersih.
e. Setiap menjalankan OWS harus selalu dicatat dalam buku
merah dan diberi catatan, berapa Kilo Liter, berapa ppm,
waktu dan kondisinya.
121
BAB. IX
PERAWATAN PIPA DAN VALVE
Arah
sambungan
Pipa ( Bent
pipe joint )
Kerutan dari
padasambun
gan ( Cor
rugated
Expansion
Joint )
Pemuaian
Sambungan
Peluncur
124
Pipa sesuai dengan panjangnya dihubungkan dengan flens,
untuk pipa baja, flens baja di bentuk dengan las bubut, ulir
atau menambah pipa. untuk seiubung pipa plens penunggu
dilengkapi dengan solderan, satuan sambungan digunakan
pipa berdiameter kecil dan sambungan pipa gas (tipe ulir)
untuk pipa gas. pelapis atau packing yang sesuai adalah
pegangan antara sambungan sambungan dimana
sambungan pipa pipa itu dikencangkan.
125
bantu, mesin deck dan untuk kebutuhan umum. Pada kapal
kapal diesel selama ini hanya penggunaannya pada bagian
kedua tersebut diatas (saluran pembagi) yaitu pipa saluran
pembuangan untuk menentukan saluran dalam bermacam-
macam fungsi dari pada pipa saluran uap. Cukup dengan
memperhatikan besarnya diameter, tebal bahan, jarak dan
kecepatannya uap akan dirtentukan jaraknya dari 20 sampai
40 m/detik umumnya hanya pipa lunak digunakan dan
belakangan ini dilengkapi untuk mencegah pancaran panas
(radiation Of heat)
1). Jalur pipa balast dan pipa air got (bilge and ballast
and pipa lines).
Jalur pipa air got melayani pembuangan air keluar dari
pada kapal yang terjadi kebocoran air dan minyak
dalam kamar mesin dan juga membuang air dari tiap-
tiap ruangan kapal, jalur pipa ballast dipakai untuk
mengatur keseimbangan kapal menurut keadaan
muatan. Pada kapal tengker yakni jalur pipa butter
warth untuk mencuci tangki dengan semprotkan air
laut dengan temperatur yang tinggi dan tekanan
tinggi, berlawanan dengan lantai tangki. Kapal kargo
(kapal dagang) yang perlu diperhatikan yaitu
pengertian kombinasi dari pada tanki balast dan
tangki bahan bakar.
127
Gbr. Blok diagram saluran pipa bahan bakar.
128
penyimpanan udara untuk mesin utama. sebagai tambahan
disana diternpatkan bermacam macam alat pemeriksa
otomatis untuk jalur pipa udara dan jalur pipa udara bersih
untuk pemakaian umum dengan maksud pemembersihan
tanki tekan itu.
C. KATUP (VALVE)
1. KATUP DAN KRAN (VALVES AND COCKS)
Didalam gambar katup atau badan katup S adalah tempat
duduk katup dan P adalah pengangkat katup, ini apabila V
ditekan turun semua aliran terhenti dalam pipa, hal itu
adalah pelimpahan kedalam a dan b, bilamana V diangkat
sedikit tempat jalannya dari produksi cairan diantara V dan
S maka yang dihasilkan juga sedikit jumlahnya, kemudian
bila V lebih lanjut diangkat diperluas ruangannya jumlah
perluasan yang besar mengalir dan A ke B juga besar.
“A” adalah peralatan untuk menghentikan atau untuk
memindahkan batas aliran disebut katup. katup
129
dipergunakan dibeberapa tempat dan dapat dibagi kedalam
type yang dipergunakan pipa, seperti yang digambarkan
diatas dan katup khusus (katup kontrol) seperti slide valve
atau katup katup pompa yang melawan gerakan pompa.
a. Katup Pompa (pump Valve)
1). Jenis jenis Katup Pompa (types of pump valve)
a). Katup kupu kupu (butterfly Valve)
b). Katup pengangkat (life Valve)
Gbr. Katup
130
a. Katup penutup jenis Scrup (Screw Stop Valve)
Jenis katub yang pembukaan dan penutupannya dengan
gerak vertikal dari pengangkat katub, dan pengaliran
cairan diantara katup dan kedudukan katup dengan
memperhatikan bentuk rumah katup, katub ini disebut
juga katub bundar (gbr.13.16 a) dimana rumah katub itu
dibentuk elif dan bagian ujung pemasukan dan
pembuangan ter-tetak membujur (gbr. 13.16. b) yang
mana pada saluran pemasukan berkedudukan dibawah
dasar katub, dan saluran pemasukan dan pengeluaran
datam bentuk sudut.
1. Batang pengangkat
Kattib (valve spindel
Guide)
2. Badan katub (valve
Body)
3. Tempat duduk katub
(valve seat)
4. Rumah katub (Valve
Casing)
5. Pengangkat katub (Valve
Spindle)
131
1. Pengangkat katup (valve
Spindle)
2. Badan Katup (valve Body)
3. Penutup katup (valve
Cover)
4. Gland (gland)
5. Rumah (Casing)
Gbr. (a) Katup kontrol pengangkat Gbr. (b) Katup kontrol Ayunan (swing
(Chek Valve) Chek Valve)
132
pengangkat katub. Selama pintu pintu masuk dan keluar
terletak pada garis lurus dan kedudukan katub berada
pada kedudukan tengah tengah maka tenaga pengaliran
langsung dari benda cair yang melalui katub jauh
berkurang dibandingkan dengan katub bundar atau katub
katub sudut. Selebihnya jenis dari luas diantaranya
dtbuat lebih kecil/besar ini dapat digunakan pada pipa
pipa saluran air Condensat. atau pipa saluran oli karena
tekanannya menurun dan mengutamakan banyak
perhatian pada kekurangan tekanan dan juga pada
pembuangan atau pipa saluran air laut dimana
tekanannya rendah dan diameternya besar.
133
tekanan dan katup pengatur panas. Skema dari prinsip
kerja pada katup pembalik tekan, sekarang pegas
pengontrol memenuhi nilai dan cairan dapat mengalir dari
saluran pemasukan (sisi awal) selama katup petunjuk
terbuka, maka tekanan dari pada cairan mengalir
kebagian atas permukaan dan berusaha untuk menekan
kebawah permukaan Torak, setelah itu katup induk
terbuka dan cairan mengalir kesisi luar (sisi kedua),
kemudian cairan pada sisi kedua mencapai diapragma
dari pada bagian pengatur dan bergerak mengatur katub
penutup sambil menekan keatas diaphragma oleh
penahan katup pembuka utama ketingkat beberapa
bagian reduksi dari pada tekanan, dikapal kapal katup
kontrol ini digunakan pada pipa penggunaan uap umum
atau penggunaan umum pipa pipa udara.
134
7. Per katup Utama (main Valve Spring)
8. Tekanan kedudukan Handle (presure setting handle)
9. Diapragma (diapragm)
10. Katub pengantar (pilot valve)
11. Torak (piston)
12. katup Utama (main Valve)
f. Penutup (cock)
Jenis yang berada dikapal (the following Types are used
in ships).
a. Jenis sambungan 2 jalan 3 jalan (Flange type 2
way and 3 way Cock)
b. Penutup jenis scrup (screw Cock)
c. Penutup jenis kunci (lock Coke)
d. Penutup dengan tekanan (presure gauge Cock)
Gbr.(a) Penutup 2 jalan (2 Way Gbr.(b) Penutup 3 jalan (3 Way Gbr.(c) Penutup jenis scrup
Cock) Cock) (screw Cock)
135
BAB.X
MESIN JANGKAR (WINDLASS)
136
4. Dengan mudah dijalankan, apabila jangkar dinaikkan
dengan kecepatan yang sangat rendah, juga tidak
merusak bagian lain.
5. Mudah mengangkat jangkar dan rantai jangkar pada
kedua bagian lambung kiri dan kanan dengan
kecepatan 9 M/menit.
Pada keadaan yang sama dengan derek, mesin
jangkar juga dibagi dalam tiga jenis yaitu:
1. Mesin jangkar uap (Steam windlass)
2. Mesin jangkar motor pengendati hidrolik. (Motor driven
hydraulic windlass).
3. Mesin jangkar listrik (Electric windlass).
Gbr. Windlass
137
Gbr. MESIN JANGKAR UAP (STEAM WINDLASS).
Keterangan:
1. Silinder (Cylinder)
2. Poros engkol (Crank shaft)
3. Roda (Wheel)
4. Tromol rantai (Chain drum)
5. Rem-ban (Brake band)
6. Rern handel tangan (Hand brake handle)
7. Baut pengapit kopling gesek (Friction clutch
clamping bolt).
8. Ujung gulungan (Warping end)
9. Bantalan cadangan (Bearing stand)
10. Metal (Bearing).
138
Gbr. Mooring Winch
139
1. Motor (Motor)
2. Kotak roda gigi (Gear box)
3. Rem tangan (Brake handle)
4. Roda gigi besar (Large gear)
5. Kopling tangan (Clutch (handle)
6. Tuas (Lever)
7. Roda gigi menengah (Middle gear)
8. Roda gigi kerucut (Bevel gear).
140
hilang setelah itu derek mulai berputar dengan arah
membiarkan tali keluar akibat peregang tali. Pada saat ini
tidak ada pengaruh gaya terjadi karena tekanan minyak
dibawah pengaruh pada simpangan motor hidroliknya.
Apabila peregang berkurang nilainya, derek akan berhenti.
141
Turbo Charger, Exhaust / Inlet Valve, LP/HP Valve of Air
Compressor, Extractor Bolt, Exspander Boiler Tubes,
Exspander Cooper tubes, Lapping Injector Main Engine,
Pahat-pahat mesin bubut
b. Semua peralatan sebaiknya diletakkan diatas Rak Khusus
atau digantung pada dinding tersendiri dan diberi
tanda/nama, contoh: Rak khusus Kunci-kunci untuk
perawatan dan perbaikan Main Engine, Generator, Boiler,
Compressor, Pompa-pompa, Katup-katup dan Pipa-pipa,
dan pesawat-bantu lainnya,
c. Dinding untuk menggantungkan Kunci-kunci lengkap yang
dipakai setiap hari, dapat dilihat oleh semua orang dan
diberi tanda/nomor/nama/gambar, sehingga apabila ada
yang kurang satu saja setiap orang dapat mengontrolnya
dan harus segera dicari sampai dapat, untuk
mempertahankan kelengkapan peralatan tempur Crew
Engine Department harus mempunyai komitmen yang
jelas.
142
(satuan inch). Membuat benda-kerja berbentuk tirus
(conis) yang bersudut tertentu sesuai permintaan.
- Membuat bentuk-bentuk tertentu, mengikuti bentuk
pahat-bubut, dan gerak putaran mesin Bubut.
- Peralatan yang dipakai adalah: Pahat bubut Rata-luar
kanan/kiri, Rata-dalam kanan/kiri, Ulir-luar kanan/kiri,
Ulir-dalam kanan/kiri, pahat potong, pahat rata-
kasar/halus,
b. Mesin Bor
Mesin yang dipergunakan untuk :
- Membuat lubang-lubang pada benda-kerja, sesuai
ukuran permintaan.
- Membuat bentuk-bentuk tertentu, mengikuti
permintaan berdasarkan ukuran mata-bor dan gerak
putaran Mesin Bor.
- Peralatan yang dipakai adalah : Mata Bor standard
milimeter (misal: 1 mm ~ 36 mm) atau standard inches
(1/16 inch - 1 ½ inch) sesuai besarnya alat pemegang
mata Bor.
c. Mesin Gerinda.
Mesin yang dipergunakan untuk:
- Meratakan benda-kerja yang berbentuk lingkaran atau
bulat,
- Meratakan bekas-pengelasan yang belum rata /
menonjol.
Membentuk / meruncingkan / membulatkan benda-kerja
yang tidak beraturan sesuai permintaan.
143
- Bila dikombinasi dengan Sikat Baja/tembaga,
dapat dipergunakan untuk membersih-kan / menyikat
benda-kerja.
- Peralatan yang dipakai adalah: Batu Gerinda ukuran
diameter 4 inch ~ 8 inch atau Sikat Baja/tembaga
diameter 4 inch ~ 8 inch, sesuai besarnya Mesin
Gerinda tersebut.
d. Mesin Las.
Mesin yang dipergunakan untuk :
- Menyambung 2(dua) atau lebih benda-kerja dengan
pengelasan, contoh: perbaikan/penggantian pipa-pipa
baru.
- Mengisi / menambah ketebalan benda-kerja,
- Memotong benda-kerja dengan menaikkan Ampere lebih
tinggi.
- Menambal, menutup lubang-lubang benda-kerja
sesuai permintaan.
- Peralatan yang dipakai adalah: Kawat Las Baja & baja
cor, Besi & besi cor, Kuningan, Perak, mulai dari ukuran
1 mm ~ 5 mm, sesuai kebutuhan dan permintaan.
e. Mesin Skrap.
Mesin yang dipergunakan untuk :
- Meratakan benda-kerja yang permukaannya datar/plat
- Membuat alur-alur pada permukaan yang datar.
- Membentuk / meratakan benda-kerja yang berbentuk
tidak beraturan,
- Memotong benda-kerja yang tebal-tebal.
144
- Peralatan yang dipakai adalah: Pahat Rata-luar
kanan/kiri, pahat potong, pahat rata-kasar/halus.
3. Kegunaan peralatan Alat Ukur, dibawah ini
a. Mikrometer dalam (Inside Micrometer) :
- Alat-ukur dengan tingkat ketelitian 1/100 mm masih
dapat terukur/terbaca dengan baik dan jelas.
- Alat Ukur untuk mengukur secara teliti bagian dalam
dari
suatu material/benda kerja.
- Contoh : pengukuran Diameter-dalam pada Cylinder
Liner Mesin Diesel, pengukuran jarak tertentu yang
dapat dijangkau dengan alat tersebut.
b. Mikrometer luar (Outside Micrometer) :
- Alat-ukur dengan tingkat ketelitian 1/100 mm masih
dapat terukur/terbaca dengan baik dan jelas.
- Alat Ukur untuk mengukur secara teliti bagian luar dari
suatu material/benda kerja.
- Contoh : pengukuran Diameter-lluar pada Piston, Shaft,
Pin, dan ketebalan shim/plat-tipis sesuai pengukuran
tertentu disesuaikan dengan benda-kerja dan alat
tersebut.
c. Schetmatch :
- Alat ukur dengan bentuk menyerupai "kunci Inggris"
tetapi tipis seperti penggaris, mempunyai tingkat
ketelitian 1/100 mm dan 1/100 inch, masih dapat terbaca
dengan baik dan jelas.
145
- lat ukur ini dapat dipergunakan serbaguna sesuai
panjang-pendeknya Schetmatch tersebut, yaitu untuk
mengukur:
- Diameter dalam sampai jangkauan +/- 300 mm
- Diameter luar sampai jangkauan +/- 300 mm
- Kedalaman sampai jangkauan +/- 300 mm
d. Filler :
- Alat ukur berbentuk seperti lidah-tipis yang sudah diberi
tanda ukurannya masing-masing dan mempunyai tingkat
ketelitian cukup baik yaitu 1/10 mm masih dapat terbaca
dengan baik dan jelas.
- Alat ukur ini dipergunakan untuk mengukur celah-celah
dari antara dua-benda yang saling bersentuhan atau
ruang gerak (clearance), sebagai contoh:
- Mengukur "clearance" pada waktu penyetelan Katup-
katup buang/masuk terhadap lengan penekan tuas-katup
(rocker arm)
- Mengukur "clearance" main-bearing atau crank-pin
bearing pada posisi yang sempit, pada mesin-mesin
besar.
- Mengukur "clearance" jarak-gerak (Gap) Piston Ring
setelah dimasukkan kedalam Cylinder Liner.
- Filler ini umumnya 1(satu) set, terdiri Filler mulai dari
ukuran 0,2 mm - 1 mm, pada salah-satu sisinya ada
tanda ukuran masing-masing.
e. Crank Shaft Deflection Clockmeter:
- Adalah sebuah alat ukur yang khusus untuk mengukur
kelurusan Poros Engkol Mesin Diesel, dengan hasil
pengukuran yang sangat teliti sampai 1/100 milimeter.
146
- Alat ukur ini terdiri dari dudukan (magnet) dan Clock,
yang dipasang diantara Pipi-engkol per Silinder untuk
mendapatkan hasil keseluruhan Poros Engkol terhadap
kedudukan Metal Duduk.
- Dari hasil pengukuran tersebut, akan mendapatkan
perkiraan kondisi Metal Duduk (Main Bearing), apakah
masih baik atau sudah harus diganti baru (lihat
penjelasan Item 4.2 )
f. Diagram Indicator.
- Adalah Alat Ukur khusus untuk mengukur "besaran"
tenaga yang ada didalam Ruang pembakaran didalam
Silinder Mesin Diesel.
- Alat Ukur ini dipasang diujung Katup indikator (pipa
draad) dan diperlengkapi dengan "kertas indikator" yang
akan tergambar hasil pengukuran tersebut.
Ukuran yang dapat diambil tersebut, ialah:
Besaran tekanan Kompresi awal dan kompresi akhir,
Besaran tekanan kompresi, mulai terjadi pembakaran,
Besaran tekanan rata-rata didalam silinder,
Besaran jumlah tenaga (diagram pisang) didalam
silinder.
Dari hasil keseluruhan Diagram Indicator tersebut, dapat
diambil kesimpulan mengenai kondisi: Piston Ring
(Compressi), Pengabutan Injector, tekanan Udara
pembilas, Daya per silinder Mesin, dll.
BAB XII
MESIN DEREK (WINCHES)
153
Secara umum derek kapal adalah digolongkan
menurut jenis pada penggerakan permukaan.
Derek uap (steam winch)
Derek hidrolik (Hydraulic winch)
Derek listrik (Electric winch).
Tiap-tiap Derek mempunyai keperluan menurut :
1. Mudah untuk mengangkat dan memuat barang berat
dengan kecepatan yang di-tentukan.
2. Diperlengkapi dengan alat pembalik putaran untuk
mempermudah gerakan naik dan turun.
3. Keadaannya mudah dioperasikan dengan sedikit
memiliki pengetahuan mekanik dan listrik.
4. Mudah dihentikan pada posisi tertentu dengan
menggunakan peralatan rem.
5. Waktu pemokaian dapat diatur dengan mudah untuk
mengangkat dengan putaran yang disesuaikan dengan
berat dari pada muatan.
Setiap mesin derek dibangun diatas kapal dengan
kondisi yang memuaskan. Dibawah ini konstruksinya akan
diuraikan sebagai berikut.
154
B. SISTIM DEREK UAP (STEAM WINCH).
1. Sejarah dari pada penggantian uap dengan mesin
dari pada semua mesin-mesin pemanas. Pengganti
uap dengan mesin-mesin pemanas. Pengganti uap
dengan mesin-mesin mempunyai kisah yang panjang.
Penggunaannya sangat luas seperti mesin induk dikapal
sampai pada permulaan abad ke 20, oleh karena
pemakaian bahan bakar jauh lebih tinggi maka
perlahan-lahan hilang dan diganti oleh turbin-turbin uap
(steam turbines) dan mesin-mesin diesel (diesel
engines). Seperti mesin-mesin uap (steam engines),
sejarah pembuatan mesin induk masih digunakan
seperti mesin-mesin dek dengan keperluan yang tinggi
karena jasanya. Mudah menangani dan dapat
disesuaikan untuk kecepatan putaran yang rendah.
2. Bangunan dari pada mesin uap pada umumnya.
Bangunannya hampir sama dengan mesin diesel jenis
kepala silang (Crosshead type diesel engine) seperti
155
pada gambar. 10.1. Pompa Washington (Washington
pump) atau pompa wares (wares pump), uap ditekan
pada bagian atas atau bawah dari pada torak, (piston)
selanjutnya piston tadi bergerak keatas dan kebawah
oleh tekanan uap. Dan memenuhi pemerataan dari pada
permukaan torak secara terus / menerus, katup dan
penggerak katup sorong dipasang dalam pompa-pompa
yang disebut diatas. Bagian yang terpenting didalam
penggerak katup ini adalah ; dibuat agar dapat berhenti
dan menarik kembali dengan mudah. Dan demikian pula
didalam mesin-mesin diesel (Diesel engine). Bentuk
tegak dari pada torak (piston) untuk merubah kedalam
bentuk putaran dengan maksud untuk menjalankan
mesin.
3. Katup sorong, penggerak katup dan tenaga pembalik
(1). Katup sorong (Slide valve).
1. Cylinder (cylinder)
2. Batang torak (Piston rod)
3. Torak (Piston)
4. Penghubung (Guide)
5. Kepala silang (Croashead)
6. Jarak putar dari AS (R =
Radius of crank)
7. Penaengkal (Crank pin)
8. Batang penghubung
(Connecting rod)
9. Uap (Steam)
10. Katup luncur (slide valve)
11. Pengangkat katup (Valve
spindle)
12. Batang eksentrik (Eccentric
Gbr. Katup Sorong rod)
13. Eksentrik (Eccentric).
156
kotak, terdapat satu motor listrik, dan Keuntungannya
tidak bergemuruh.
1. Kecepatan pengereman lebih tinggi dari yang Iain
sehingga keamanannya terjamin.
2. Pompa hidrolik mudah dipakai pada derek-derek umum
atau mesin derek penambat dimana tidak dioperasikan
secara keseluruhan dengan mesin derek hidrolik.
3. Dua mesin derek dapat dioperasikan oleh satu orang
pengontrol.
4. Kepadatan susunan dari beban ringan, dengan kurang
kerusakan.
5. Pompa hidrolik juga mudah dipakai untuk pengendalian
yang baik dari pada Derek atau derek penutup palka.
Untuk pompa hidrolik menurut jenisnya ada dua yang
dipakai.
1. Pompa baling-baling sorong (Sliding vane pump) Untuk
derek hidrolik tekanan rendah.
2. Pompa jeanney(Jeanney pump) Untuk derek hidrolik
tekanan tinggi.
157
3. Derek hidrolik penambat (Hydraulic mooring
winch)
4. Pompa (Pump)
5. Kecepatan (Speed)
6. Motor listrik (Electric motor)
7. Tangki expansi (Expansion tank)
8. Tangki minyak (Oil tank).
9. Pendingin minyak (Oil cooler)
10. Pompa tangan (Hand pump)
11. Katup bundar (Globe valve)
12. Penutup dua jalur (Two-way cock)
13. Termometer {Thermometer)
14. Saringan (Oil strainer)
15. Katup searah (Check valve)
16. Pengukur tekanan (Pressure gauge).
17. Katup pemisah (Selector valve).
158
a) Arus penjalan kecil.
b) Penjalanan besar untuk memperpendek waktu dari
pada penjalan.
Beberapa hal sifat pada beban kecepatan dari
motor DC serie (satu motor seri sambungan kompond)
adalah yang terbaik. Dengan alasan sebagian besar
motor-motor DC banyak dipakai saat ini. Namun setelah
sejumlah kapal dibangun dengan dilengkapi daya AC,
maka derek AC, mulai dipakai saat ini.
2. MESIN DEREK DC (DC WINCH).
Diagram dari pada mesin derek DC. Setelah
saklar daya dimasukkan, tiang tangkai pengontrol
berpindah dari posisi stop, apakah posisi memutar atau
membalik, arus akan mengalir dalam kumparan (coil)
antara hubungan elektro magnit dari bore penghubung 7
setelah itu hubungan tertutup dari sirkuit induk (main
circuit) Motor sirkuit disambung pada kedudukan
tangkai, dengan demikian motor listrik bergerak.
Sehingga, arus mengalir dalam koil rem 33 dan 34 pada
menarik plat rem 28 terhadap gaya pada cincin 31,
setelah itu motor dengan mudah berputar bebas, Sambil
mengangkat handel, selanjutnya kecepatan putaran
motor bertambah. Biasanya kecepatan memutar atau
membalik dibagi dalam 4 langkah. Apabila handel
dikembalikan pada posisi stop, sirkuit induk terputus
mematikan arus koil, setelah itu plat rem menekan
terhadap cakram yang berputar menahan poros motor,
dan mengakibatkan geseran sampai motor stop.
159
3. Poros (Shaft)
6. Bantalan kotak (Bearing box)
7. Bantalan metal (Bearing metal)
8. Roda gita cacing (Worm wheel)
9. Ulir (Worm).
13. Tali kipas (Han blade)
15. Pintu masuk udara pendingin (Cooling air suction port)
17. Koil shant (Sham coil)
18. Koilseri (Series coil)
19. Inti besi dari pada jangkar magnit (Iron core of armature)
21. Inti besi (Iron kore)
22. Pemikul (Yoke)
23. Lobang antara (Inter pole)
24. Koil jangkar magnit (Armature coil)
25. Pembalik aliran listrik (Commutator)
26. Sikat (Brush)
27. Bantalanrol (Roller bearing)
28. Putaran plat (Rotating plate)
29. Lapisan rem (Brake lining)
30. Peluncur (sorong) (Sliderhub)
31. Cincin (Spring)
33. Koil seri untuk rem (Series coil for brake)
34. Koil sham untuk rem (Shant coil for brake)
35. Inti besi (Iron core)
36. Rem cakran (Brake disc)
37. Pegangan pelepas poros (Hand release shaft)
42. Pengatur untuk rem (Adjusting liner for brake)
43. Pintu udara pendingin (Cooling air exhaust port)
45. Penahan (Resister).
160