Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test)

Oleh :

Ahmad Rizeki

Erika Rizky

Ratih Kusumaningtyas

Rahardi Wardhana

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya


PPNS
2012/2013
BAB 1
 Tujuan

Untuk mendeteksi adanya cacat dalam permukaan, seperti incomplete


penetration yang terjadi pada proses pengelasan.

 Dasar Teori

Prinsip kerja dari uji ultrasonik adalah merambatkan gelombang


ultrasonik yang dikeluarkan ooleh pemancar pada benda kerja yang
dipperiksa dan menerima kembali gelombang ultrasonik ini dengan alat
penerima. Gelombang yang diterima ini dapat diukur intensitasnya, waktu
perambatannya ataupun resonansi yang ditimbulkan.

Getaran ultasonik adalah getaran seperti getaran suara biasa, hanya


berbeda frekwensinya, yaitu lebih besar dari 20KHz. Getaran ini
dihasilkan oleh probe atau tranduser yang mempunyai kristal
piezoelectric yang berfungsi untuk merubah energi listik menjadi energi
mekanik atau sebaliknya. Dengan metode transmisi, metode gema
maupun resonansi maka keadaan bahan yang dilalui oleh getaran
ultasonic dapat diketahui baik tebal maupun ada tidaknya cacat dalam
bahan tersebut. Tebal bahan maupun letak cacat dapat diukur berdasarkan
pengukuran waktu, sedangkan besarnya cacat diukur berdasarkan
kekuatan dan inttensitas getaran yang diterima oleh probe. Adapun cacat-
cacat yang mudah diperiksa dengan getaran ultrasonic adalah cacat-cacat
yang permukaannya tegak lurus terhadap arah rambatan getaran, sedang
billa permukaannya tidak tegak lurus terhadap arah rambatan lebih sukar
diketahui.

 Getaran Ultrasonic

Seperti pada getaran suara maka getaran ultrasoic yang mempunyai


besaran-besaran seperti panjang gelombang, kecepatan, frekwensi, waktu
getar, amplitudo, fasa dan sebagainya dan menurut hukum pemantulan,
pembiasan dan penyerapan. Bila suara mempunyai frekwensi antara 20Hz
sampai 20KHz maka getaran ultrasonic mempunyai getaran
frekwensinlebih besar dari 20KHz. Biasanya frekwensi yang dipakai
untuk NDT antara 250KHZ sampai 15.000KHz

 PERAMBATAN

Perambatan gearan ultrasonic dapat dijelaskan sebagai berikut :

Materi digambarkan sebagai atom-atom yang saling terkait melalui pegas.


Bila ujung kiri dipukul maka atomnya akan mendorong atom
disebelahnya dan seterusnya, kemudian akan kembali kedudukan semula
setelah bergetar beberapa kali.

Dari cara perambatannya, dikenal dua macam getaran yaitu :

a. Getaran longitudinal
Yaitu getaran yang mempunyai arah rambatan sejajar dengan arah
getarannya. Kecepatan dan panjang gelombang tergantung pada
macam bahan yang dilaluinya.

b. Getaran transversal
Yakni getaran yang arah rambatnya tegak lurus terhada arah getaran
juga pada getaran transversal, kecepatan dan panjang gelombangnya
tergantung pada bahan yang dilalunya.

 Sumber getaran

Getaran Ultrasonic yang dipakai dalam NDT bersumber pada getaran


mekanik yang misalnya berasal dari krista piezoelectric, yang
mempunyai fungsi merubah getaran listrik mejadi getaran mekanik
dan sebaliknya. Bila kristal tersebut diberikan tegangan listrik maka
kristal akan bergetar degan frekwensi yang tergantu pada frekwensi
kristal sedang amplitudo tergantung pada besarnya tegangan yang
diberikan pada kristal tersebut.
 Metode pengukuran

1. Metode transmisi
Dalam metode ini dipakai dua probe yang saling berhadapan da
bahan yang diukur diletakkan diantarakedua probe tersebut. Salah
satu probe bekerja sebagai pemancar dan lainnya sebagai penerima.

Dengan metode ini dapat diukur :


a. Tebal bahan : dengan mengukur selisih waktu antara saat
pemancaran dan saat penerimaan
b. Cacat dalam bahan : bila bahan homogen maka getaran akan
diterima 100% sedang bila ada cacat maka penerimaan akan
kurang dari 100%.

Kesulita dari metode ini adalah cara penempatab kedua probe .

2. Metode Gema
Kesulitan di atas dapat diatasi karena dengan metode ini hanya
dipakai satu probe yang secara bergantian bekerja sebagsi
pemancar dan kemudian penerima

Dengan metode ini dapat diukur :

a. Tebal bahan
b. Cacat bahan, baik letak maupun besarnya

 Sensitivitas dan resonansi

Sensitivitas adalah kemampuan kristal untuk mengubah energi listrik


(getaran ultrasonic) dan sebaliknya. Kristal disebut lebi sensitiv bila
dengan tegangan yang sama diperoleh getaran yang lebih kuat.

Resolusi adalah kemampuan kristal untuk mendeteksi dua ketebalan


dengan perbedaan yang kecil.
 PROBE

Menurut penerapannya probe terbagi dalam 3 jenis :

a. Probe normal
b. Probe sudut
c. Probe T.R

Probe Normal
Getaran yang keluar dari probe normal adalah getaran longitudinal
yang masuk kedalam benda ujidengan arah tegak lurus permukaan.
Digunakan untuk mengukur tebal bahan dan mencari letak serta
besarnya cacat-cacat yang sejajar permukaan bahan. Kode dari probe
ini antara lain b 4 SN, MB 4 SN

Probe Sudut
Probe sudut memancarkan getaran transversal. Dengan menggunakan
prinsip Snellius, bila getaran ultrasonic merambat dalam medium 1,
menunjukkan permukaan medium 2 dengan sudut ɸL terhadap garis
normal, sebagian getaran dipantulkan dan sebagian di transmisikan ke
medium 2.

Probe T.R
Probe TR terdiri dari 2 kristal yang satu berfungsi sebagai pemancar
dan satu lagi berfungsi sebagai penerima. Prinsip kerja probe TR sama
dengan probe nrmal, dan mempunyai fungsi paling baik untuk
mengukur ketebalan di bawah 10mm.

 Blok standart

Blok standart dipergunakan uuntuk kalibrasi jarak dan cacat. Untuk


kalibrasi jarak diperlukan minimum dua pulsa gema.

 Teknik Kalibrasi

Pada pengujian secara ultrrasonic tidak mungkin dibenarkan tanpa


menggunakan standart. Kita baru diperkenankan melakukan pengujian
apabila kalibras range (jarak jangkau) yang kita kehendaki telah
diyakinkan kebenarannya dengan cara kalibrasi terlebih dahulu untuk
range tersebut pada standart.

 Kriteria Kelulusan

Semua cacat yang menghasilkan amplitudo lebih besar 20% dari level
referensi harus dibuktikan sehingga operator dapat menentukan betuk,
identitas dan lokasi dari zat tersebut dan evaluasinya dalam bentuk
kriteria penerimaan standar sbb:
a. Cacat yang berupa retak, fusi tak lengkap (incoomplete fusion),
penetrasi tak sempurna (incomplete penetration), berapapun
panjangnya harus ditolak.
b. Semua type cacat linear lain tidak diterima jika amplitudonya
lebih dari level referensi dan panjang cacatnya lebih dari yang
ditentukan berikut :
1) ⁄ in untuk tebal material (t) sampai dengan ⁄

in
2) ⁄ t untuk tebal (t) dari ⁄ sampai 2 1/4 in

3) ¾ in untuk tebal (t) lebih dari 2 ¼ in

Dimana t adalah tebal dari las, tidak termasuk reinforcement. Untuk


sambungan tumpul (butt joint) yang memiliki ketebalan berbeda pada
lassanya, maka t adalah diambil yang memiliki ketebalan yang lebih
kecil. Jika lasan tersebut tembusan penuh (full penetration) termasuk
sambungan fillet, tebal dari kaki lasan fillet harus dimasukkan dalam t.
BAB 2

 Alat dan Bahan :


1) Alat uji ultrasonic dan perlengkapannya
2) Blok kalibrasi V1 dan V2
3) Jangka sorong
4) Couuplant
5) Spesiimen uji

 Prosedur Pengujian
a) Melakukan pengkalibrasian alat uji ultrasonik
b) Mengatur jangkauan tembak dari alat uji ultrasonik agar tidak kurang
atau lebih diambil limit yang melebihi panjang spesimen, misal
panjang spesimen 3inch, maka diambil jangkauan tembakan 4inch
c) Mengarahkan probe pada spesimen yang akan diuji, hingga muncul
pulsa yang dapat untuk mengidentifikasi cacat yang ada.
d) Lakukan perhitungan posisi cacat yang diketahui

Anda mungkin juga menyukai