Anda di halaman 1dari 69

PENTINGNYA KONTROL KETERSEDIAAN DAN PERAWATAN

SUKU CADANG UNTUK MENUNJANG KELANCARAN


PENGOPERASIAN KAPAL KM. EL SHADAI - 1

TUGAS AKHIR

Oleh :

RAHMAT
NIT 14 618 019

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN KEMARITIMAN
PROGRAM STUDI TEKNIKA
SAMARINDA
2018
PENTINGNYA KONTROL KETERSEDIAAN DAN PERAWATAN
SUKU CADANG UNTUK MENUNJANG KELANCARAN
PENGOPERASIAN KAPAL KM. EL SHADAI - 1

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (A.Md) pada
Program Studi Teknika Jurusan Kemaritiman
Politeknik Negeri Samarinda

Oleh :

RAHMAT
NIT 14 618 019

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN KEMARITIMAN
PROGRAM STUDI TEKNIKA
SAMARINDA
2018

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : RAHMAT

NIT : 14618019

Jurusan : Kemaritiman

Program Studi : Teknika

Jenjang : Diploma III

Judul Tugas Akhir : Pentingnya Kontrol Ketersediaan Dan

Perawatan Suku Cadang Untuk Menunjang

Kelancaran Pengoperasian Kapal KM. EL

SHADAI - 1

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya

sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan

dengan benar.

Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Laporan

Tugas Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Samarinda, Mei 2018

RAHMAT
NIT. 14618019

ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

PENTINGNYA KONTROL KETERSEDIAAN DAN PERAWATAN


SUKU CADANG UNTUK MENUNJANG KELANCARAN
PENGOPERASIAN KAPAL KM. EL SHADAI - 1

NAMA : RAHMAT

NIT : 14618019

JURUSAN : KEMARITIMAN

PROGRAM STUDI : TEKNIKA

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan


Pada tanggal, Mei 2018

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. FX. Arif Wahyudianto, ST.,MT Maulita SE., M.Sc,. Ak


NIP.1974211199903001 NIP.198103012008122001

Mengesahkan :
Direktur Politeknik Negeri Samarinda

Ir.H.Ibayasid, M.Sc
NIP.19590303 198903 1 002

iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
PENTINGNYA KONTROL KETERSEDIAAN DAN PERAWATAN
SUKU CADANG UNTUK MENUNJANG KELANCARAN
PENGOPERASIAN KAPAL KM. EL SHADAI - 1

NAMA : RAHMAT

NIT : 14618019

JURUSAN : KEMARITIMAN

PROGRAM STUDI : TEKNIKA

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah diuji dan disetujui


Pada tanggal, Mei 2018

Dewan Penguji:

Penguji I,
Nama : Sutrisno, ATT II
Nip :

Penguji II,
Nama : Rusman, ST,.MT,.MM
Nip : 197403212008121002

Penguji III,
Nama : Rizky S.Puspa Rinda, S.pd., M.Pd
Nip :

Mengetahui :

Ketua Jurusan Kemaritiman Ketua Program Studi Teknika

M Adham, S.Kom.,M.Si Rusman, ST,.MT,.MM


NIP. 196407061989031004 NIP. 197403212008121002

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penuli spanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir ini dengan baik, sehingga Laporan Tugas Akhir yang

berjudul “PENTINGNYA KONTROL KETERSEDIAAN DAN PERAWATAN

SUKU CADANG UNTUK MENUNJANG KELANCARAN PENGOPERASIAN

KAPAL KM. EL SHADAI – 1 ” ini dapat terselesaikan.

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

jenjang pendidikan program Diploma III pada Jurusan Kemaritiman Politeknik

Negeri Samarinda. Laporan ini disusun berdasarkan data yang penulis peroleh

selama melaksanakan praktek laut (PRALA) di atas kapal KM. EL SHADAI - 1

Dalam penulisan laporan ini penulis sering sekali mengalami kendala,

namun berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikannya. Dalam

kesempatan ini penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. H. Ibayasid, M.Sc, Selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda.

2. Bapak M. Adham, S.Kom,.M. Siselaku Ketua Jurusan Kemaritiman.

3. Bapak Rusman, ST,.MT,.MM Selaku Ketua Program Studi Teknika Jurusan

Kemaritiman.

4. BapakDr. FX. Arif Wahyudianto, ST.,MT. selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian laporan

Tugas Akhir ini.

5. Ibu Mauliata SE.,M.Sc.,AK selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian

laporan Tugas Akhir ini.

v
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Administrasi Jurusan Kemaritiman.

7. Manajemen PT. INTI IRAMA LINES yang telah memberi kesempatan dan

mengizinkan penulis untuk melaksanakan praktek laut (PRALA) di salah satu

kapal milik perusahaan tersebut di kapal KM. EL SHADAI – 1.

8. Captain dan Chief Engineer dan seluruh crew kapal yang telah membantu

mengumpulkan data dan memberikan bimbingan kepada penulis selama

melaksakan praktek laut (PRALA).

9. Kepada keluarga saya, khususnya kedua orang tua yang telah memberikan

curahan kasih sayang, dukungan, materi dan doa yang tiada henti- hentinya

diberikan kepada penulis.

10. Kepada seluruh teman-teman Jurusan Kemaritiman Nautika, Kpnk

dankhususnya Prodi Teknika angkatan 2014 yang senantiasa saling membantu

dan memberikan semangat selama proses penyusunan Laporan Tugas Akhir

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis megharapkan kritik dan saran yang

membangun sehingga dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi

lebih baik lagi.

Samarinda, Mei 2018

RAHMAT

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xii

ABSTRAK......................................................................... ............................ xiii

ABSTRACT......................................................................... .......................... xiv

BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................. 2

1.3 Batasan Masalah............................................................... 2

1.4 Tujuan Penilitian............................................................... 3

1.5 Manfaat Penilitian............................................................. 3

vii
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persediaan....................................................... 5

2.2 Pengertian Perawatn ......................................................... 6

2.2.1Jenis Perawatan peralatan.................................. ....... 6

2.2.2Tujuan Perawatan ..................................................... 10

2.3 Pengertian Suku Cadang .................................................. 10

2.3.1Jenis Suku Cadang ................................................... 16

2.3.2Macam-macam Suku Cadang................................... 18

2.4 Cara Pemilihan Suku Cadang Yang Tepat....................... 19

2.5Penyebab Tidak Tersedianya Suku Cadang ......................... 20

2.6 Tempat Penyimpanan Suku Cadang Yang Benar ............ 22

2.7 Tugas dan Tanggung Jawab Masinis dan ABK............... 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktudan Tempat Penelitian............................................ 28

3.2 Ship Particular Kapal. KM. EL SHADAI-1..................... 28

3.3 Objek Penelitian................................................................ 29

3.4 Metode pengumpalan Data ................................................ 30

viii
3.5 Jenis dan SumberData....................................................... 31

3.6 Metode Analisa............................................... .................. 31

3.7 Langkah-langkah Analisa Penilitian ............................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ................................................................. 33

4.2 Pembahasan ...................................................................... 34

4.2.1 Kerusakan Piston Generator................................ 34

4.2.2 Kerusakan bearing pompa air laut........................ 34

4.2.3 Faktor Yang Menyebabkan Tidak Tersedianya dan

Terawatnya Suku Cadang di Kamar Mesin .......... 34

4.2.4 Upaya Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Pengadaan

dan Perawatan Suku Cadang di kapal... ............... 34

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ....................................................................... 42

5.2 Saran................................................................................. 42

DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fuel Injection Pump Generator.............................................. 11

Gambar 2.2 Pompa Air Laut ....................................................................... 13

Gambar 2.3 Torak Generator Yang Rusak ................................................. 14

Gambar 2.4 Pompa Oli Generator ............................................................. 15

Gambar 2.5 Turbocharger .......................................................................... 16

Gambar3.1 KM. ELSHADAI -1 ............................................................... 28

Gambar3.2 Ruang Penyimpanan Suku Cadang......................................... 30

Gambar4.1 Piston Rusak............................................................................ 35

Gambar4.2 Pompa Rusak ........................................................................... 36

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 : Sertifikat Kapal KM. EL SHADAI-1

Lampiran2 : Ship Particular

Lampiran3 : Crew List

xi
ABSTRAK

Rahmat, 2018, “Pentingnya Kontrol Ketersediaan Dan Perawatan Suku Cadang

Untuk Menunjang Kelancaran Pengoperasian Kapal Km. El Shadai-1”, (Dengan

Pembimbing pertama Bapak Dr. FX. Arif Wahyudianto, ST., MT. dan Ibu Mualita

SE, M. Sc, Ak selaku pembimbing kedua).

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah mengamati proses pengadaan,

penyediaan da perawatan suku cadang diatas kapal. Hal ini dilakukan karena sulitnya

mendapatkan suku cadang diatas kapal serta tidak terawatnya suku cadang yang ada

yang menyebabkan suku cadang yang tersedia rusak dan hilang saat akan

dipergunakan. Pengamatan dilaksanakan saat penulis melaksanakan praktek laut di

atas kapal KM. El Shadai-1 selama 1 tahun.

Dari hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa pengadaan dan

penyimpanan suku cadang di kapal KM. El Shadai-1 kurang baik. Hal ini bisa dilihat

dari lambatnya pengadaan suku cadang saat terjadi kerusakan pada mesin kapal dan

suku cadang yang rusak (berkarat). Keterlambatan penyediaan suku cadang

dikarenakan koordinasi antar KKM dengan pihak logistik perusahaan tidak baik dan

kesalahan komunikasi. Disamping itu tempat penyimpanan suku cadang di kapal

juga kurang baik, seperti kondisi gudang penyimpanan yang kurang pencahayaan dan

kotor. Suku cadang yang tidak sesuai dengan pemesanan dan tersedia namun rusak

merupakan hal yang sia-sia karna suku cadang tersebut tidak akan terpakai diatas

kapal.

Kata kunci : Kapal, Suku cadang, El Shadai-1

xii
ABSTRACT

Rahmat, 2018, “The Importance of Availability Control and Spare Parts

Maintenance to Support The Effectiveness Of Ship Operations On MV. El Shadai-

1”, ( Dr. FX. Arif Wahyudianto, MT. as the first mentor and Mualita SE, M. Sc, Ak

as second mentor).

The purpose of this Final Project is to observe the procurement process,

provision and maintenance of spare parts on board. This is done because of the

difficulty of getting spare parts on the ship and not maintaining the existing spare

parts that cause spare parts are available damaged and lost when will be used.

Observations are made when the authors carry out marine practices aboard the KM.

El Shadai-1 for 1 year.

From the results of observations can be concluded that the procurement

and storage of spare parts on board KM. El Shadai-1 is not good. This can be seen

from the slow procurement of spare parts when there is damage to ship engines and

broken parts (rusted). Delay in the provision of spare parts due to coordination

between the KKM with the logistics company is not good and communication errors.

In addition, the storage of spare parts on the ship is also not good, as the storage

warehouse conditions are less illuminated and dirty. Parts that are not in

accordance with the order and available but damaged is a waste because the spare

parts will not be used on board.

Keywords: Ship, Spare parts, El Shadai-1

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi yang sangat bersaing sekarang ini, khususnya pada

sektor transportasi laut ataupun dunia maritim dituntut harus lebih maju dan

berkualitas dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa angkutan

laut sebagai sarana transportasi laut. Kapal juga merupakan pilihan umum para

pengusaha untuk mengangkut berbagai kebutuhan dalam jumlah yang sangat

besar, baik untuk mengangkut barang-barang maupun untuk mengangkut orang di

harapkan kapal dapat beroperasi terus-menerus agar memberi keuntungan yang

besar. Untuk keperluan itu kapal perlu didukung oleh permesinan yang sehat dan

terawat. Kelancaran pengoperasian sebuah kapal merupakan faktor yang sangat

penting dalam mencapai kepuasan para konsumennya.

Mesin Induk sebagai mesin penggerak utama dari sebuah kapal perlu

didukung oleh adanya suatu pesawat bantu, yang dalam pengoperasiannya sangat

bergantung pada mesin bantu lainnya. Oleh sebab itu perlu diadakan sistem

perawatan mesin terus menerus. Suku cadang mesin merupakan suatu aspek yang

harus diperhatikan, mengingat bila terjadi suatu permasalahan di atas kapal maka

akan cepat diatasi dengan adanya suku cadang yang tersedia, peranan suku cadang

sangat penting bagi kondisi kapal untuk kelancaran pengoperasian suatu kapal.

Cara pengadaan serta penyimpanan dan pemeliharaannya adalah salah satu

bagian terpenting dalam masalah ini. Tanpa penanganan yang baik dan sistematis

dapat mengganggu kelancaran pemeliharaan kapal yang pada akhirnya berdampak

pada jasa pengangkutan.


2

Untuk meminimalisir permasalahan yang terjadi di kamar mesin, maka

pihak kapal dalam hal ini Chief Engineer dan Second Engineer mengadakan

pengecekan ulang setiap bulan untuk mengetahui banyaknya suku cadang yang

tersedia di kamar mesin, untuk dilaporkan kepada pihak perusahaan atau pemilik

kapal. Pada saat kapal berlayar akan melakukan pelayaran kapal berlayar dari

Surabaya menuju Saumlaki (Maluku Tenggara Barat) dan akan dilanjutkan ke

Tarjun (Kota Baru) pada tanggal 05 Februari 2017, di mana penulis bekerja di atas

kapal sebagai Cadet Engine di kapal KM. EL SHADAI – 1.

Permasalahan yang sering terjadi disaat kapal dimana tempat taruna

melakukan praktek laut adalah jarangnya tersedia suku cadang dan tidak

terawatnya suku cadang sehingga menyebabkan suku cadang mudah rusak dan

hilang. Dengan adanya permasalahan di atas dan melihat suku cadang yang begitu

penting akan fungsinya dalam menunjang pengoperasian kapal, maka tugas akhir

ini penulis mengangkat judul “Pentingnya Kontrol Ketersedian dan Perawatan

Suku Cadang Untuk Menunjang Kelancaran Pengoperasian di Atas Kapal KM .

EL SHADAI – 1”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

penulis merumuskan masalah yaitu :

1. Apa penyebab timbulnya kesulitan mengontrol suku cadang di atas kapal?

2. Apa penyebab keterlambatan memperoleh suku cadang di atas kapal?

1.3. Batasan Masalah

Sehubungan dengan banyaknya masalah yang dikaji dan luasnya

permasalahan yang timbul maka penulis memberi batasan masalah, ada pun
3

batasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini hanya fokus pada ketersediaan

dan perawatan suku cadang yang ada di kamar mesin.

1.4. Tujuan Penelitian

Sesuatu yang kita akan laksanakan tentunya mempunyai maksud dan

tujuan yang akan kita capai sebagaimana mestinya penulis wajib mempunyai

tujuan dari tugas akhir ini, adapun tujuan penulisan laporan tugas akhir yaitu:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan sulitnya

mengontrol suku cadang di atas kapal.

2. Untuk mengetahui sulitnya mendapatkan suku cadang di atas kapal.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai salah satu bahan masukan untuk selalu melakukan persediaan dan

perawatan suku cadang di KM. EL SHADAI - 1

2. Sebagai salah satu bahan masukan untuk pembuatan karya tulis atau Tugas

Akhir bagi taruna Jurusan Kemaritiman Prodi Teknika .

3. Sebagai referensi dan ilmu pengetahuan dalam pengembangan ilmu

pendidikan dan wawasan bahari kepada pembaca.

4. Sebagai salah satu syarat mendapatkan kelulusan dari jenjang Diploma III

pada Program Studi Teknika Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri

Samarinda.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:


4

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat

penulisan dan sistematika penulisan laporan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat teori yang berisikan tentang konsep teori yang dimana

data-datanya dari buku-buku yang relevan sebagai pedoman untuk

memecahkan permasalahan yang akan di bahas dalam laporan

khususnya berkaitan dengan masalah prosedur penerbitan sertifikat

surat laut dan memuat devinisi konsepsional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang devinisi operasional, perincian data yang

diperlukan, teknik pengumpulan data, serta alat analisis yang

digunakan.

BAB IV : HASIL PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan menganalisis dan membahas masalah

yang tersedia.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dan saran yang dikemukakan oleh penulis

setelah melakukan pembahasan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Persediaan

Menurut Schroeder (2000:4), yang mengatakan bahwa definisi persediaan

(inventory) adalah stock bahan yang digunakan untuk memudahkan produksi atau

untuk memuaskan permintaan pelanggan.

Menurut Rangkuti (2004:1), mengatakan bahwa persediaan merupakan

suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk

dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang

masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku

yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Menurut syakur (2009:125), Persediaan meliputi segala macam barang

yang menjadi objek pokok aktivitas perusahaan yang tersedia untuk di olah dalam

proses produksi atau di jual. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan unuk

digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Menurut Tampubolon (2004:190), yang mengatakan bahwa

mengefektifkan sistem persediaan bahan, efisiensi operasional perusahaan dapat

ditingkatkan melalui fungsi persediaan dengan mengefektifkan :

1) Fungsi Decoupling

Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan decouple,

dengan mengadakan pengelompokan operasional secara terpisah-pisah.

2) Fungsi Economic Size

Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan adanya

diskon atas pembelian bahan, diskon atas kualitas untuk dipergunakan dalam

proses konversi, serta didukung kapasitas gudang yang memadai.


6

3) Fungsi Antisipasi

Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk

penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya pesanan bahan dari

pemasok. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses konversi agar tetap berjalan

lancar.

2.2. Pengertian Perawatan

Menurut Soemarno (2008), Perawatan mesin merupakan hal yang sering di

permasalahkan antara bagian pemeliharaan dan bagian produksi karena bagian

pemeliharaan dianggap yang memboroskan biaya, sedang bagian produksi merasa

yang merusakkan tetapi juga yang membuat uang.

Menurut Corder, Antony, K. Hadi (1992), Pada umumnya sebuah produk

yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia

penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal

dengan pemeliharaan.. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan

yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin yang digunakan dalam

proses produksi.

Menurut M.S Sehwarat (2001), perawatan (maintenance) adalah sebuah

pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki

fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar

fungsional dan kualitas).

2.2.1. Jenis Perawatan Peralatan

Dalam prakteknya perawatan peralatan dapat dibedakan atas dua jenis,

yaitu :
7

1. Perawatan sebelum dioperasikan (pra-perawatan)

Perawatan peralatan sebelum dioperasikan bertujuan untuk menjamin

peralatan agar dapat beroperasi dengan efektif. Untuk memudahkan pengecekan

maka dibuat rencana perawatannya. Perawatan dapat berupa jadwal pembersihan,

penggantian pelumasan dan uji coba peralatan tanpa beban. Peralatan yang baru

dihidupkan hendaknya tidak langsung dibebani. Peralatan dibiarkan hidup

beberapa menit, sementara itu diadakan itu diadakan pengecekan pada

bagian-bagian tertentu. Apabila tidak ada kelainan, barulah peralatan dapat

dibebani sedikit demi sedikit sampai pada beban yang diharapkan.

2. Perawatan Pencegahan

Telah disebutkan di depan bahwa perawatan pencegahan bertujuan untuk

mencegah terjadinya kerusakan yang lebih serius. Tentu saja tidak semata- mata

mencegah. Terjadinya kerusakan, tetapi perawatan pencegahan ini justru

merupakan kegiatan rutin dalam pelaksanaan perawatan agar peralatan senantiasa

siap pakai. Jenis-jenis perawatan pencegahan meliputi :

1) Perawatan harian

Maksudnya ialah kegiatan perawatan yang dilaksanakan selama peralatan

dioperasikan. Kegiatan ini umumnya dilaksanakan oleh pemakai peralatan.

Macam-macam kegiatan perawatan harian :

a) Selama peralatan bekerja maka pemakai harus selalu memeriksa/mengganti

situasi kerjanya, bahkan sejak peralatan mulai bekerja.

Cara memeriksa/mengamati yaitu dengan cara :

 Lihat, maksudnya cara kerja peralatan diperhatikan, barangkali ada sesuatu


8

yang kelihatan tidak semestinya.

 Rasa, maksudnya selama mesin bekerja perlu dirasakan barangkali ada

getaran suhu meningkat, bau yang aneh dan sebagainya.

 Dengar, maksudnya cara kerja peralatan didengarkan barangkali ada

suara-suara asing yang menandakan kelainan.

b) Pencegahan Beban Lebih

Setiap peralatan yang dioperasikan harus dijaga agar beban tidak melebihi

kapasitas yang termasuk beban lebih. Misalnya :

 Putaran peralatan terlalu tinggi.

 Muatan terlalu berat.

 Suhu terlalu tinggi dan lain sebagainya.

c) Pelumasan

Semua peralatan yang berputar atau bergerak bergesekan perlu diberi

pelumasan. Untuk pelumasan perlu dipilih bahan pelumas yang cocok dengan

komponen yang dilumas, pelumasan ini berfungsi untuk sebgai beriku:

 Mengurangi gesekan

 Mencegah keausan

 mendinginkan

d) Pendinginan.

Umumnya peralatan yang bekerja pada suhu tinggi dan bergerak

memerlukan pendinginan, dengan pendinginan berarti suhu terkendali hingga laju

kerusakan terkendali pula. Adapun tujuan pendinginan yaitu:


9

 Menjaga agar mesin mampu bekerja terus-menerus.

 Mempertahankan temperature agar bekerja dalam kondisi normal.

 Daya tahan mesin atau bahan material lebih lama.

 Mencapai tenaga yang ioptimal.

e) Pencegahan Korosi.

Pada umumnya peralatan yang bagian-bagiannya terbuat dari logam/baja

ada kecenderungan berkarat (korosi). Proses korosi akan terjadi bila logam

bereaksi dengan oksigen, air atau bermacam- macam asam. Korosi sangat

merugikan karena cepat merusak peralatan. Oleh sebab itu korosi harus dicegah.

Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan cara :

 Kebersihan, yaitu menjaga peralatan tetap bersih selalu dibersihkan sehabis

dipakai.

 Melindungi logam agar tidak terkena zat- zat penyebab korosi antara lain

dengan mengolesi oli, mengecat, melapisi dengan anti karat.

2) Perawatan Berkala

Maksudnya ialah perawatan yang dilaksanakan secara berkala sesuai

dengan jadwal yang diprogramkan. Macam- macam kegiatan perawatan berkala

antara lain :

a) Pemeriksaan secara periodik

Maksudnya ialah memeriksa peralatan terhadap bagian-bagiannya untuk

diadakan perawatan pencegahan. Pemeriksaan dapat dilakukan per 3 bulan atau

per 6 bulan.

b) Penyetelan komponen.

Selama peralatan beroperasi, kemungkinkan komponen - komponen

berubah posisi karena adanya getaran, perubahan suhu, keausan dan sebagainya,
10

sehingga baut-baut kendor atau posisi komponen bergeser. Untuk itu perlu distel

kembali agar kembali seperti semula.

c) Penggantian komponen

Dari hasil inspeksi, mungkin di temukan adanya komponen - komponen

yang perlu diganti karena aus, patah atau bengkok hingga tak dapat berfungsi

dengan baik. Untuk itu perlu penggantian komponen. Dalam melaksanakan

perawatan berkala ini, harus bekerja berdasarkan petunjuk perawatan.

2.2.2. Tujuan Perawatan

Tujuan perawatan sendiri adalah sutau usaha untuk meminimalkan

kerusakkan pada mesin maupun suku cadangnya, serta memaksimalkan kerja

mesin itu sendiri. Perawatan yang tepat dan rutin dapat sangat membantu kegiatan

operasional kapal karena memiliki kemungkinan yang kecil mesin rusak saat di

perjalanan.

2.3. Pengertian Suku Cadang

Pengertian suku cadang adalah suatu barang yang terdiri dari beberapa

komponen yang membentuk satu kesatuan dan mempunyai fungsi tertentu. Setiap

mesin terdiri dari banyak komponen, namun yang akan dibahas komponen yang

sering mengalami kerusakan dan penggantian.

Menurut Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto (2003:2),

Pengertian suku cadang atau sparepart adalah suatu alat yang mendukung

pengadaan barang untuk keperluan peralatan yang digunakan dalam proses

produksi”.

Ada beberapa komponen yang juga terdapat di luar mesin dan di dalam
11

mesin yang mempunyai peranan penting untuk kelancaran pengoperasain mesin

yang pernah mengalami kerusakan di atas kapal KM. El Shadai-1 yang dapat kita

lihat sebagai berikut:

a) Fuel Injection Pump

Salah satu sistem penting di kapal yang mendukung kerja mesin diesel

agar bekerja maksimal adalah sistem bahan bakar yang berfungsi mengalirkan

bahan bakar dari tanki menuju mesin. Sistem ini dibagi menjadi dua sub sistem

yaitu sistem suplai bahan bakar dari tanki-tanki menuju pompa injeksi dan sistem

injeksi yang berfungsi menyalurkan bahan bakar dari pompa bahan bakar (booster

pump) pompa injeksi hingga menuju injector yang ada pada setiap silinder mesin.

Sistem injeksi bahan bakar pada kapal tidak berbeda dengan sistem pada mesin

diesel pada umumnya, karena kapal menggunakan mesin diesel sebagai penggerak

utama kapal. Injection pump generator yang dapat kita lihat ditampilkan pada

Gambar 2.1.

https://www.google.com 14/05/2018

Gambar 2.1. Fuel Injection Pump Generator


12

Sistem injeksi berfungsi untuk memastikan jumlah bahan bakar yang

masuk kedalam mesin memiliki jumlah dan waktu pemasukan yang tepat untuk

proses pembakaran didalam ruang bakar mesin. Sistem injeksi biasanya

digunakan pada mesin terbagi menjadi dua yaitu sistem jerk pump dan sistem

common rail. Beberapa fungsi utama sistem injeksi bahan bakar pada mesin

diesel :

1) Sistem injeksi pada mesin diesel akan menyuplai bahan bakar kedalam mesin

dengan jumlah tertentu yang dibutuhkan mesin pada setiap silinder mesin.

2) Waktu yang tepat pada saat injeksi bahan bakar kedalam ruang bakar

sehingga dapat terjadi proses pembakaran sempurna. Waktu injeksi yang tidak

tepat baik injeksi yang terlalu cepat atau terlalu lambat akan mengakibatkan

terjadinya pembakaran tidak sempurna dan menghasilkan tenaga atau kerja

mesin yang tidak optimal.

3) Mengontrol kecepatan bahan bakar yang masuk keruang bakar pada setiap

silinder.

4) Mengkabutkan bahan bakar menjadi partikel-partikel kecil sehingga dapat

bercampur dengan udara dan menghasilkan campuran yang homogen antara

keduanya sehingga dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna pada

ruang bakar mesin.

b) Pompa air laut

Dari bahasanya kita bisa mengetahui kalau komponen ini untuk memompa

air, prinsip kerjanya seperti kita punya pompa air dirumah yaitu untuk menyedot

air. Mesin memerlukan pompa guna menyirkulasikan air dari intercooler ke blok
13

mesin maka diperlukan komponen tambahan yang bisa menyedot dengan

maksimal, kalau hanya mengandalkan aliran air alami dari intercooler maka air

tidak akan bersirkulasi dengan cepat bahkan tidak mungkin bisa bersirkulasi

karena gaya gravitasi tidak bekerja dimana letak pipa intercooler lebih rendah dari

pada mesin. Maka dari hal diatas dapat kita simpulkan kalau fungsi dari pompa air

laut adalah untuk memungkinkan air intercooler dapat bersirkulasi dengan cepat

guna mendinginkan blok mesin. Adapun gambar pompa air laut yang dapat kita

lihat pada Gambar 2.2.

https://www.google.com 14/05/2018

Gambar 2.2. Pompa Air Laut Jenis Sentrifugal

c) Torak

Torak adalah komponen mesin yang membentuk ruang bakar bersama-

sama dengan silinder blok dan silinder head. Torak jugalah yang melakukan

gerakan naik turun untuk melakukan siklus kerja mesin, serta torak harus mampu

meneruskan tenaga hasil pembakaran ke crankshaft. Jadi dapat kita lihat bahwa
14

torak memiliki fungsi untuk menerima tekanan hasil pembakaran campuran gas

dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol (crankshaft) melalui batang

piston (connecting rod).

Torak berfungsi untuk memindahkan tenaga yang diperoleh dari hasil

pembakaran ke poros engkol (crankshaft). Adapun gambar torak generator yang

dapat kita lihat sebagai berikut Gambar 2.3

https://www.google.com 14/05/2018

Gambar 2.3. Torak Generator Mesin Diesel

d) Pompa oli

Pengertian pompa oli sendiri adalah sebuah komponen yang digerakan

oleh poros engkol untuk memutar atau mensirkulasi oli di dalam bak oli agar

seluruh komponen mesin bisa terlumasi. Proses kerja mesin yang dipenuhi dengan

komponen yang bergesekan. Saat torak bergerak naik turun saja terdapat banyak

sekali komponen mesin yang saling bergesekan, antara lain ring piston dengan
15

silinder, poros engkol dengan batang penggerak.

Agar besi yang bergesekan itu aman, perlu adanya sebuah sistem pelumasan

yang berfungsi sebagai lapisan agar komponen tidak secara langsung bergesekan.

Komponen-komponen yang bergesekan itu berbahan dasar logam entah besi atau

aluminium meski sudah dilengkapi dengan bantalan tetap saja oli dibutuhkan agar

kinerja mesin berlangsung optimal. Salah satu kompone penting pada sistem

pelumasan adalah pompa oli dimana komponen ini bertugas untuk memompa oli

mesin ke seluruh bagian mesin, agar proses pelumasan bisa berlangsung. Adapun

gamabar pompa oli Generator yang di tampilkan pada gambar 2.4.

https://www.google.com 14/05/2018

Gambar 2.4. Pompa Oli Generator Jenis Gigi

e) Turbocharger

Turbocharger merupakan sebuah kompresor sentrifugal yang memperoleh

energi atau daya dari turbin. Asap gas buangan sebuah mesin merupakan sumber
16

tenaga dari turbin tersebut. Turbocharger sering digunakan pada mesin

pembakaran dalam yang berfungsi memaksimalkan keluaran tenaga mesin berupa

gas buang sehingga menambah efesiensi mesin dengan melakukan penambahan

tekanan dan jumlah udara yang masuk kedalam mesin. Turbocharger ini memiliki

keuntungan karena memiliki beban yang tidak terlalu berat tetapi dapat

meningkatkan lumayan banyak tenaga mesin. Adapun gambar dari turbocharger

yang terdapat pada Gambar 2.5.

https://www.google.com 14/05/2018

Gambar 2.5. Turbocharger

2.3.1. Jenis Suku Cadang (spare part)

Secara umum Spare Part dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Spare Part baru yaitu komponen yang masih dalam kondisi baru dan belum

pernah dipakai sama sekali kecuali sewaktu dilakukan pengetesan.


17

2. Spare Part bekas atau copotan yaitu komponen yang pernah dipakai untuk

periode tertentu dengan kondisi :

a) Masih layak pakai yaitu secara teknis komponen tersebut masih dapat

dipergunakan atau mempunyai umur pakai.

b) Tidak layak pakai yaitu secara teknis komponen tersebut s udah tidak

dapat lagi dipakai walaupun dilakukan perbaikan atau rekondisi.

Pada kenyataan di lapangan, umumnya banyak pemakai yang lebih menyukai

komponen atau spare part yang masih apa adanya (unrecondition). Mengingat

komponen tersebut masih apa adanya setelah dilepas atau dicopot dari mesin

kapal, jadi masih dapat di indentifikasi kondisi sebenarnya. Jika diperlukan

perbaikan atau rekondisi maka pemakai lebih yakin atas jenis suku cadang akan

dilakukan penggantian.

Sebenarnya penggunaan komponen bekas atau copotan sudah lama

dilakukan oleh pemakai alat berat di negara maju. Namum umumnya di negara

maju, komponen yang dijual sudah dilakukan rekondisi dan siap pakai, serta

distributor atau supplier juga berani memberikan jaminan atas komponen tersebut.

Sedangkan di Indonesia baru beberapa tahun belakangan ini saja, banyak pemakai

alat berat yang mencari komponen bekas. Mengingat harganya lebih murah sekali

dibandingkan membeli komponen baru. Serta kebutuhan akan komponen bekas

atau copotan semakin besar setiap tahunnya, tetapi kebutuhan tersebut akan

semakin tidak seimbang dengan komponen bekas atau copotan yang tersedia.

Kecenderungan pemilik alat berat dan kapal berusaha untuk memperpanjang umur

pakai unit tersebut, jauh melebihi umur pakai di negara maju.


18

Khusus pemakai yang belum berpengalaman dalam memakai komponen

bekas atau copotan, perlu lebih hati- hati sewaktu memeriksa komponen tersebut,

khususnya komponen yang sulit untuk melihat bagian dalam secara keseluruhan.

Hindari kesalahan pengamatan karena pada beberapa kejadian pihak penjual tidak

mau komponen tersebut dikembalikan kalau sudah dibeli. Walaupun demikian

bukan berarti bertransaksi atas komponen bekas atau copotan sangat beresiko,

hanya dibutuhkan ketelitian dalam pengamatan sebelum memutuskan untuk

membeli.

2.3.2. Macam – macam suku cadang

Suku cadang memiliki berbagai jenis dan bentuk , inilah macam- macam

suku cadang yang umumnya tersedia atas kapal:

a) Intercooler

adalah alat mekanik yang digunakan untuk mendinginkan sebuah fluida,

termasuk cairan maupun gas.

b) Cylinder head

Adalah sebuah blok komponen yang terletak diatas blok silinder sebagai

tolakan ruang bakar dan sebagai tempat berlangsungnya beberapa sistem seperti

mekanisme katup.

c) Klep

Klep atau biasa di sebut dengan valve adalah sebuah perangkat yang

mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan,

padatan terfluiddisasi) dengan membuka, menutup, atau menutup sebagian dari

jalan alirannya.
19

d) Torak

Torak adalah komponen mesin yang membentuk ruang bakar

bersama-sama dengan silinder blok dan Cylinder head. Torak jugalah yang

melakukan gerakan naik turun untuk melakukan siklus kerja mesin.

e) Turbocharger

Adalah sebuah kompresor sentrifugal yang mendapat daya dari as ap gas

buang suatu mesin yang sedang berperasi. Biasanya digunakan pada mesin

pembakaran dalam.

f) Poros engkol

Adalah sebuah bagian mesin yang mengubah gerak vertikal/horizontal dari

piston menjadi gerak rotasi (putaran).

2.4. Cara Pemilihan Suku Cadang Yang Tepat

Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan suku cadang atau spare part

adalah sebagai berikut:

a) Daya yang Dibutuhkan

Anda perlu memperhatikan berapa kapasitas listrik untuk mesin yang

hendak dibeli tersebut, agar dapat disesuaikan dengan kapasitas listrik yang anda

miliki. Dengan demikian pengeluaran listrik tidak semakin besar dan

mempengaruhi biaya produksi.

b) Desain dan Spesifikasi Mesin

Tidak ada salahnya ketika membeli mesin menanyakan terlebih dahulu

mengenai cara penggunaanya, cara merawatnya, dan lain- lain. Hal ini penting

diketahui, agar mesin tersebut dapat segera diperbaiki ketika terjadi kerusakan
20

ringan. Selain itu, juga untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan dan

merawat mesin tersebut dengan baik dan benar, agar mesin tetap awet.

c) Ketersediaan Spare Part

Anda perlu juga mencari tahu apakah suku cadang atau spare part

untuk mesin industri yang akan anda beli tersebut tersedia dipasaran. Hal ini

penting karena jika terjadi kerusakan maka mesin tersebut masih dapat diperbaiki

dengan mengganti suku cadangnya. Akan lebih baik lagi jika perusahaan pembuat

mesin industri menerima jasa reparasi, sehingga ketika terjadi kerusakan,

perusahan tersebut dapat memperbaikinya.

d) Adanya Garansi

Ketika mesin industri yang anda beli memiliki garansi, hal ini akan

membuat anda tidak merasa khawatir ketika terjadi kerusakan pada mesin tersebut,

karena jika terjadi kerusakan pada masa garansi, pihak perusahaan akan

bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Perhatikan juga untuk

mengetahui jenis kerusakan mesin apa saja yang akan ditanggung pada masa

garansi tersebut.

Terdapat 3 prinsip penting dalam pemilihan suku cadang :

 Memiliki kualitas yang baik

 Memiliki daya tahan yang lama

 Tidak mudah berkarat atau rusak

Memilih suku cadang harus teliti dan lebih baik kita membeli suku cadang

yang asli dibandingkan yang palsu. Sebagai contoh adalah seperti suku cadang

asli, harganya berkisar dua ratus ribu rupiah. Untuk usia pemakaiannya bisa 3-4

tahun. Sementara untuk suku cadang tidak asli, harganya mungkin hanya seratus

lima puluh ribu rupiah, tapi umumnya hanya terpakai 1-2 tahun. Dihitung dari
21

usia pakai, suku cadang asli jatuhnya ternyata lebih efisien.

2.5. Penyebab tidak tersedianya suku cadang

Penyebeb ketidaksediaan suku cadang diatas kapal adalah sebagai berikut :

a) Sistem administrasi suku cadang di atas kapal kurang memadai

Sistem Administrasi yang ada di kapal sangat sederhana dan masih banyak

sekali hal- hal yang perlu ada catatan, tetapi tidak dilakukan. Ditambah beberapa

buku daftar suku cadang yang hilang sehingga menyulitkan pengontrolan. Hal- hal

lain dalam sistem administrasi di kapal yang kurang baik diantaranya adalah:

1) Kurang optimalnya jalur informasi dari rangkaian prosedur perencaaan

pengadaan suku cadang yang terintegrasi secara sistemik.

2) Tidak adanya indeks daftar suku cadang misalnya dengan penomoran atau

urut sesui huruf abjad, dan diletakkan pada pintu atau tempat yang mudah

di baca.

3) Pengelompokan jenis suku cadang yang kurang teratur, jugs tidak adanya

tanda misalnya penomoran pada masing- masing kotak suku cadang, dan

kadang dicampurnya suku cadang dari beberapa mesin dalam satu kotak.

4) Rungan untuk suku cadang yang kurang memadai yang menyulitkan

pencarian dan pengambilan suku cadang dan juga kurangnya ventilasi.

Hal ini membuat awak kapal terkadang malas melakukan pengecekan dengan

teliti.

b) Kualitas sumber daya manusia masih rendah

Sumber Daya Manusia yang masih rendah kualitasnya dan seringnya

penggantian Awak Kapal baru sehinggga belum dapat melaksanakan sistem


22

administrasi suku cadang yang sudah ada dengan sempurna

dan berkesinambungan pengawasan serta pengontrolan dalam pelaksanaan sistem

administrasi pengadaan suku cadang sangat tergantung oleh kualitas sumber daya

manusia yang ada dikapal. Perwira mesin yang sesuai dengan tingkatannya dan

bertanggung jawab terhadap mesin induk. Selain memelihara dan merawat

kesiapan mesin induk, Masinis juga harus selalu mengadakan pemeriksaan akan

suku cadang pengganti daribagian-bagian mesin induk. Apabila Masinis yang

tidak berpengalaman atau tidak bertanggung jawab, maka akan berpengaruh

dalam mengatur keberadaan suku cadang dan penyimpanannya.

2.6. Tempat Penyimpanan Suku Cadang Yang Benar

Terdapat beberapa cara dalam penyimpanan suku cadang yang benar

sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu :

a) Mengelompokkan suku cadang yang mirip atau sama ukurannya berupa

group of tecnhology. Suku cadang yang mirip atau sama ukurannya

dikelompokkan bersama-sama dalam satu tempat yang sudah di sediakan di

kamar mesin di atas kapal.

b) Menyimpan suku cadang pada tempat yang mudah dijangkau oleh ABK

khususnya masinis-masinis yang ada di atas kapal.

c) Menyimpan suku cadang yang berat dibagian bawah, agar aman dan mudah

dalam penanganannya. Hal ini juga untuk menghindari bahaya terhadap crew

di atas kapal karena kemungkinan jatuhnya suku cadang yang berat.

d) Menyimpan suku cadang pada masing- masing tempat satu nomor suku

cadang untuk satu nomor tempat yang ditelah ditentukan, agar mudah

mengambil atau menyimpan suku cadang. Suku cadang yang kecil harus
23

disimpan dalam kotak untuk menghindari suku cadang tersebut jatuh atau

tercampur dengan suku yang bersebelahan.

e) Menyimpan suku cadang ditempat yang aman dan kering agar suku cadang

tersebut tidak mudah rusak dan berkarat.

f) Setiap kotak suku cadang disusun pada raknya suku cadang sesuai dengan

pengelompokannya, misalnya pompa generator, ketel bantu, piston,

crankshaft, injection pump dan lain-lain.

g) Setiap kotak suku cadang harus berisi daftar nama - nama suku cadang,

nomor suku cadang dan jumlahnya.

h) Setiap pengambilan dan penambahan suku cadangharus dicatat pada daftar

suku cadang yang ada di dalam masing- masing kotak suku cadang.

i) Ruangan suku cadang harus mempunyai peranginan yang cukup baik, lampu

penerangan yang cukup terang dan selalu harus dalam keadaan teratur dan

bersih.

Dengan adanya penataan suku cadang yang teratur dan rapih, maka akan

mempermudah dalam perawatan dan pengecekan setiap saat jumlah suku cadang

yang ada.. Selain itu penerapan sistem manajemen yang baik dalam pelaksanaan

pengadaan suku cadang juga sangat diperlukan. Penjadwalan fasilitas akan

berubah sesuai dengan tipe sistem perawatan. Beberapa sistem tersebut terdiri dari:

buku-buku perawatan, kartu-kartu kerja serta papan perencanaan. Untuk setiap

penyusunan kartu kerja dibedakan dengan beberapa warna untuk menunjukkan

tipe pekerjaan, tanggung jawab prioritas pekerjaan yang harus dilakukan. Sistem

ini disusun sebagai kalender, sehingga menghasilkan suatu fasilitas yang fleksibel.

Untuk perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, sistem ini dapat

juga membuat pekerjaan mana yang perlu didahulukan karena terjadi keausan atau
24

kerusakan yang mendadak. Bagaimanapun juga pendapat yang baik, pengalaman,

dan penekanan biaya, merupakan kunci pengontrolan yang baik.

2.7. Tugas dan Tanggung Jawab masinis dan ABK

Kepala kamar mesin (KKM) bertanggung jawab kepada nahkoda dan

direksi atas dinas kamar mesin dikapal antara lain :

a) Tata tertip, disiplin dan kerapian dalam kamar mesin

b) Penggunaan dan pemeliharaan motor induk dan pesawat bantu yang ada

dikamar mesin.

c) Pemeliharaan lantai dan plat puncak dasar ganda dan semua ruangan yang

berhubungan dengan mesin, tangki bahan bakar, tangki minyak lumas serta

ruangan untuk kebutuhan dinas kamar mesin.

d) Pemeliharaan pipa-pipa pengisi bahan bakar instalasi listik didalam maupun

diluar kamar mesin.

e) Pemeliharaan AC dan ruang refrigerant penyimpan bahan makan.

f) Pemeliharaan mesin telegraf, mesin kemudi, emergency steeringgear, mesin

jangkar, kapstan, derek muatan dan pesawat-pesawat listrik untuk dinas

geladak dan dinas perbengkelan.

g) Pemeliharaan inventaris kamar mesin.

h) Pemeliharaan akomodasi crew kapal (kamar wc) untuk semua aktifitas yang

ada.

i) Kerapian tempat tinggal bagi ABK mesin.

j) Pemeliharaan motor penggerak sekoci penolong.

k) Pengawasan terhadap pelaksanaan yang cepat tepat dari perintah olah gerak

yang diberi anjungan melalui telegraf.

l) Menyiapkan dan test engine motor induk sebelum berangkat.


25

A. Masinis I

Masinis I mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a) Bertanggung jawab kepada KKM, memimpin dan mengatur

pekerjaan-pekerjaan harian di kamar mesin.

b) Tugas Jaga laut jam 04.00 - 08.00 dan 16.00 - 20.00.

c) Bertanggung jawab atas pengoperasian dan perawatan Mesin Induk.

d) Bertanggung jawab atas persediaan, permitaan/penerimaan dan penyimpanan

bahan bakar, minyak pelumas serta bahan-bahan kimia yang digunakan di

kamar mesin.

e) Bertanggung jawab atas investaris dan ketersediaan suku cadang motor induk,

serta administrasinya.

f) Melaksanakan tugas/pekerjaan lain yang diinstruksikan KKM.

B. Masinis II

Masinis II mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a) Bertanggung jawab kepada Masinis II dan KKM

b) Tugas Jaga laut jam 12.00–16.00 dan 00.00–04.00,

c) Bertanggung jawab atas pengoperasian dan perawatan Mesin

bantu/Generator, Ketel Bantu termasuk mesin/peralatan lain yang terkait

(pompa, cooler, kondensor dll.), generator darurat, air ketel, bahan-bahan

kimia/treatment yang digunakan, dll.

d) Bertanggung jawab atas inventaris suku cadang mesin bantu dan ketel,

termasuk alat-alat lain yang terkait.

e) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai instruksi KKM (terutama sewaktu

tugas jaga pelabuhan/laut) atau Masinis II (dalam melaksanakan

pekerjaan-pekerjaan harian)
26

C. Masinis III

Masinis III mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a) Bertanggung jawab kepada Masinis II dan KKM.

b) Tugas Jaga laut jam 08.00–12.00 dan 20.00–24.00.

c) Mengatur pengoperasian dan perawatan pompa-pompa, kompresor udara,

pompa kebakaran utama dan darurat, dan lain-lain.

d) Bertanggung jawab atas inventaris mesin/alat-alat yang menjadi tanggung

jawabnya, termasuk suku cadangnya.

e) Membantu masinis II dalam perhitungan, pemakaian dan penerimaan bahan

bakar dan minyak lumas.

f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KKM (terutama sewaktu tugas

jaga pelabuhan /laut) atau Masinis II (dalam melaksanakan pekerjaan harian

D. Ahli listrik (Electricient)

Ahli listrik mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a) Bertanggung jawab kepada Masinis II dan KKM dalam hal instalasi listrik

di kapal.

b) Mengawasi, memeriksa, merawat semua peralatan listrik baik yang sedang

c) jalan maupun tidak, dan memperbaikinya jika terdapat kelainan/kerusakan.

d) Mengawasi alat-alat bongkar muat kapal yang sedang dioperasikan, dan

standby sewaktu-waktu diperlukan untuk kelancaran pekerjaan bongkar muat

muatan.

e) Memeriksa, merawat semua peralatan elektronika dan memperbaikinya jika

terdapat kelainan/kerusakan, termasuk sistem alarm, alat-alat kontrol, dll.


27

f) Bertanggung jawab atas inventaris peralatan listrik/alat-alat yang menjadi

tanggung jawabnya, termasuk persediaan suku cadangnya. Membantu KKM

dalam mengawasi pengoperasian mesin pendingin dan air condensor.

E. Mandor Mesin

Mandor mesin I mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a) Memimpin dan mengatur awak kapal rating bagian mesin dalam

melaksanakan pekerjaan-pekerjaan harian di kamar mesin dan bertanggung

jawab kepada masinis II.

b) Sewaktu-waktu diperlukan ikut tugas jaga di kamar mesin menggantikan oiler

yang berhalangan, terutama sewaktu olah gerak/dalam keadaan darurat.

c) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh KKM dan/atau masinis II

F. Juru Minyak (Oiler)

Juru minyak mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a) Yang mendapat Tugas Jaga, baik di pelabuhan maupun dilaut, mengikuti

perintah yang diberikan oleh masinis atau perwira mesin yang bertugas jaga

pada jam sama.

b) Yang mendapat tugas kerja harian, melakukan pekerjaan sesuai perintah

Mandor

c) Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian kamar mesin, terutama pada

jam-jam tugas jaganya.

d) Melaksanakan tugas/pekerjaan lain yang diperintahkan, baik oleh KKM

maupun Masinis II, atau oleh perwira mesin yang sama-sama bertugas jaga.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dan tempat dilaksanakannya penelitian terhadap pentingnya

persediaan dan perawatan suku cadang diatas kapal, selama satu tahun (12 bulan)

tepatnya pada saat penulis melaksanakan praktek laut (PRALA), yaitu mulai

tanggal 11 januari 2017 sampai denagan 21 januari 2018 dimana penulis berperan

sebagai Cadet Mesin di kapal KM. El Shadai - 1 (Gambar 3.1)

Sumber : KM. El Shadai – 1

Gambar 3.1. KM. EL SHADAI – 1

3.2. Ship Particular Kapal KM . EL SHADAI - 1

1. Nama Kapal : KM. El Shadai-1

2. Panggilan :PM PG

3. Bendera : Indonesia
29

4. Imo : 8707197

5. Port Of Registry : Surabaya

6. Perusahaan : Pt. Inti Irama Lines

7. Alamat Perusahaan : Jl. Kalingat 164, Perak Utara,


Surabaya 60165 Telp: (62-31)
3285305 (Hunting) Fax. (62-31)
3283242

8. Tanda Pendaftaran : 2008 Kj. No. 3691/L

9. Tonage Kotor (GT) : Gt. 655 No. 2422/Ka 655 Ton

10. Tonage Bersih (NH) : 257 Ton

11. Build ( Tahun Dibangun) : Japan/1987

12. Classification : BKI ( Biro Klasifikasi Indonesia )

13. Kind Of Vessel : Cargo Ship

14. Dead Weight Ton (DWT) : 1.000 Ton

15. Length Over All (LOA) : 48.50 M

16. Breadht : 10.50 M

17. Main Engine (Tipe Mesin) : Nigata 1200 Ps

18. Hp/Rpm : 1200/320

19. Speed : 8 Knoot/Jam

20. Auxiliary Engine : 2 Unit Yanmar Achitn


: 1 Unit Mitsubishi

21. Hp/Rpm : 1800 Pk

Nautical Equipment

1. Auto Pilot : Tokyo Keiki

2. Gyro Kompas : Yokogama Navite Ccmz 200

3. Radar : Kodzn Md 3850

4. VHF : Foruna Fm 8500


30

5. AIS : Kom. Ma – 500tr

6. SSA : Kendwood Ts. 850 S

3.2. Objek Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis akan melakukan penelitian

yaitu tentang pentingnya kontrol ketersedian dan perawatan suku cadang di atas

kapal, adapun tempat penyimpanan suku cadang yang tidak terawat yang di atas

kapal KM. El Shadai-1. Gambar 3.2. memperlihatakan tempat penyimpanan suku

cadang yang tidak terawat.

Sumber : KM.El Shadai – 1

Gambar 3.2. Ruang Penyimpanan Suku Cadang

3.3. Metode Pengumpulan Data

Pada penulisan tugas akhir ini, penulis melakukan proses pengumpulan

data, dengan menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

pengamatan dan pengalaman langsung mengenai objek yang diteliti selama


31

penulis melaksanakan praktek laut di kapal, terhadap masalah persediaan dan

perawatan suku cadang. Salah satu hal yang sering terjadi ialah tidak

tersedianya dan terwatnya suku cadang yang sudah ada di atas kapal. Dimana

hal tersebut sering terjadi karena kurangnya koordinasi antara KKM dengan

pihak logistik perusahaan yang menyebabkan keterlambatan pengiriman suku

cadang ke kapal.

2. Metode Pustaka (Library Research)

Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan cara

melakukan kajian terhadap berbagai sumber literatur maupun buku-buku

referensi yang terkait dengan substansi pembahasan permasalahan pada tugas

akhir.

3. Dokumentasi

Pada dokumentasi ini penulis memperoleh data-data dengan cara

mencatat, melihat dan memperoleh File gambar yang terdapat di kamar

mesin. Data-data tersebut dapat memberikan keterangan yang nyata dan yang

benar terjadi di atas kapal, data tersebut juga telah di dokumentasikan.

A. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu data

kuantitatif yang di peroleh melalui bentuk variable berupa informasi-informasi

sekitar pembahasan baik secara lisan maupun tulisan.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam proses penyelesaian penulisan

tugas akhir adalah :


32

a) Data Primer adalah data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan

dan pencatatan secara faktual terhadap persediaan dan perawatan

b) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur dan artikel-

artikel yang ada hubungannya dengan masalah persediaan dan perawatan

suku cadang.

B. Metode Analisa

Data penulisan ini metode yang digunakan penulis untuk menganalisa data

yang ada dalam tugas akhir ini, adalah metode deskriptif. Metode deskriptif

adalah teknik analisa yang digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian-

kejadian atau peristiwa yang terjadi di atas kapal mengenai persediaan dan

perawatan suku cadang, berdasarkan atas pengamatan dan pandangan penulis

dengan melihat data-data yang ada. Dengan menggunakan teknik analisa yang

ada, penulis berharap agar menghasilkan pemecahan masalah yang baik dalam

penyusunan tugas akhir ini.

C. Langkah –Langkah Analisa Penelitian

Kegiatan yang dilakukan setelah memulai langkah untuk menganalisa

yaitu mengadakan praktek laut di kapal untuk mengetahui situasi dengan bekal

pengetahuan dari apa yang didapatkan lewat studi kepustakaan. Selanjutnya

penulis memulai identifikasi masalah-masalah yang ada dan menetapkan apa yang

menjadi tujuan dan masalah yang penulis temui, maka kita dapat menentukan

metode penelitian yang sesuai.

Dari apa yang penulis peroleh sesuai dengan langkah-langkah di atas,

maka penulis dapat mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian yang
33

dilakukan. Data yang telah diperoleh diolah sesuai dengan teori dan metode yang

telah penulis tetapkan dari awal sebelum penulis melakukan pengumpulan data.

Data yang telah penulis olah kemudian penulis analisa hasil yang diperoleh

dengan menggabungkan hasil-hasil dari disiplin teori yang penulis gunakan.

Setelah semuanya dianggap selesai, maka penulis boleh menarik sebuah

kesimpulan dari apa yang telah penulis analisa dan bahas kemudian penulis juga

memberikan saran dan kesimpulkan yang merupakan bahan masukan dalam

meningkatkan pentingnya persediaan dan perawatan suku cadang barulah

langkah-langkah ini dianggap selesai.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Sesuai dengan judul laporan tugas akhir yang penulis angkat, maka penulis

menganalisa sebuah masalah yang sering terjadi pada Kapal KM. ELSHADAI-1

ialah kurangnya tingkat pengadaan dan perawatan suku cadang di kamar Mesin,

pengadaan dan penenmpatan suku cadang dengan baik sangatlah penting untuk

memudahkan perawatan terhadap suku cadang yang ada. Suku cadang adalah

suatu komponen dari Mesin yang dicadangkan untuk perbaikan atau penggatian

bagian Mesin apa bila terjadi kerusakan. Suku cadang merupakan bagian penting

dalam Manejemen Logistik dan Manejemen Rantai Suplai.

Penulis sering kali menemukan kurangnya tingkat pengadaan dan

perawatan terhadap suku cadang yang ada di kamar Mesin. Kelalaian dalam hal

ini sangat berdampak pada kelancaran pengoperasian suatu Kapal khususnya pada

mesin yang mengalami kerusakan, namun persediaan suku cadang yang sangat

terbatas atau minim, apa bila ada kerusakan tidak teratasi dengan cepat dan tepat.

Masinis diatas kapal hendaknya memberi perintah terhadap anak buah kapal

(ABK) agar melakukan penempatan yang benar terhadap suku cadang yang ada

sesuai dengan prosedur yang berlaku diatas Kapal. Suku cadang ini adalah salah

satu faktor penting bagi kelancaran pengoperasian kapal khususnya dalam

mengoprasikan mesin - mesin kapal.

Data-data yang penulis ambil bersumber dari Kapal KM. ELSHADAI 1.

Pada saat penulis melaksanakan praktek laut, penulis melakukan studi lapangan
35

langsung untuk melakukan pengamatan terhadap masalah yang sering terjadi di

atas Kapal khususnya dalam pelaksanaan persediaan dan perawatan suku cadang

di kamar Mesin. Penulis sering kali menjumpai atau menemukan penempatan

suku cadang yang tidak tersusun rapi misalnya suku cadang terlatak pada lantai

kamar mesin dan di atas panel sedangkan penyimpanan suku cadang yang benar

adalah di gudang penyimpanan di kamar mesin, dan tidak tersedianya suku

cadang apa bila ada kerusakan pada komponen-komponen mesin. Hal ini akan

berdampak bagi crew kapal kuhususnya di Kamar Mesin. Dalam hasil analisa

tersebut, penulis menarik temuan yang mengacu pada KM. ELSHADAI 1 yaitu

permasalahan yang sering terjadi pada Kapal tentang kurangnya persediaan dan

perawatan terhadap suku cadang di Kamar Mesin.

4.2. Pembahasan

Pada hasil analisa pada sub bab sebelumnya, beberapa permasalahan

pokok di temukan pada analisa yang dilakukan penulis kurangnya persediaan dan

perawatan terhadap suku cadang yang ada pada Kapal KM. EL SHADAI 1.

Sehinggga mengakibatkan kerusakan pada suku cadang yang ada di Kamar Mesin

dan tidak layak digunakan lagi.

4.2.1. Kerusakan Pada Piston Generator 1

Permasalan utama yang penulis temukan pada Kapal KM. EL SHADAI-1

adalah kerusakan pada Piston Generator 1 yang mengakibatkan terjadinya black

out pada Kapal. Salah satu penyebab kerusakan pada Piston ini adalah matinya

pendinginan air laut sehingga suhu mesin generator meningkat dan menyebabkan
36

Mesin mati dengan sendirinya sehingga Piston pada Mesin Generator 1 hancur.

Kemuadian crew pada Kapal khususnya di Kamar Mesin mengadakan

pembokanran pada Mesin Generator tersebut untuk lebih mengetahui kerusakan

yang terjadi. Kerusakan tersebut berada padapiston No .4. Tetapi persediaan suku

cadang Piston Generator, tidak ada pada tempat penyimpanan di Kamar Mesin,

sehingga Generator tersebut tidak dapat beroperasi. Berikut dibawah ini adalah

gambar Piston yang rusak, pada gambar 4.1

Sumber : KM. El Shadai 10/05/2017

Gambar 4.1 Piston Yang Rusak

4.2.2. Kerusakan Pada Bearing Pompa Air Laut

Pada saat kapal melakukan pelayaran dari Saumlaki (Maluku Tenggara

Barat) menuju ke Tarjun (Kalimantan Selatan) Di tengah laut tepatnya melintang

di Selat Bone Rate Pompa pendingin mengalami kerusakan dan tiba-tiba pompa

denagn sendirinya berhenti berputar. Kemudian Msinis dan Oiler jaga segera

mengganti Pompa tersebut dengan Pompa yang lain untuk mendinginkan mesin

induk yang sedang beroperasi.


37

Langkah yang di lakukan perwira dan Oiler jaga membongkar Pompa

tersebut yang mengalami kerusakan dan memeriksa kondisi pompa tersebut,

kemudian mengeluarkan bearing yang rusak. Tetapi suku cadang bearing dengan

kode sekian persediaan suku cadang sudah habis. Adapun usaha yang di lakukan

untuk menjaga kerusakan lebih berlanjut masinis dan oiler jaga menemukan

bearing yang sudah bekas atau dalam artian sudah terpakai sebelumnya. Berikut

di bawah ini adalah gambar pompa yang rusak, pada gambar 4.2

Sumber : KM. El Shadai – 1, 23/08/2017


Gambar 4.2. Pompa Yang Rusak

4.2.3. Faktor –Faktor yang menyebabkan tidak tersedianya dan terawatnya

suku cadang di kamar mesin

Adapun penyebab tidak terawatnya suku cadang di kamar mesin yaitu:

a) Tidak sempurnanya pelaksanaan sistem perawatan terencan

Khususnya di Kapal KM. ELSHADAI 1 kendala utama tidak berjalannya

sistem perawatan terencana terhadap faktor suku cadang, selain waktu yang sangat

terbatas dalam melakukan perawatan pada waktu kapal dalam keadaan beroperasi.

Dengan pengadaan suku cadang melalui prosedur yang panjang, karena untuk
38

suku cadang mesin induk, mesin generator dll dipesan langsung dari Marker

dengan membutuhkan waktu yang lama. Padahal sangatlah penting untuk

pelaksanaan sistem perawatan terencana ini berjalan lancar dalam mencapai

kondisi mesin yang diharapkan dan selalu siap beroperasi serta tidak sampai

terganggu pengoperasian kapal.

Ketelitian Anak Buah Kapal dalam melaksanakan proses perawatan sangat

diperlukan. Anak Buah Kapal sering melakukan kecerobohan pada waktu

melaksanakan perawatan dan perbaikan terutama dalam penggunaan suku cadang.

Suku cadang akan mengalami pemborosan apa bila digunakan dengan cara kerja

yang kurang teliti sehingga menyebabkan kerusakan suku cadang sebelum

waktunya. Dalam perawatan untuk menjaga kondisi kapal. Pertama penyusunan

pekerjaan dilakukan oleh suatu tim yang dipimpin Nakhoda, Mualim I, KKM dan

Masinis II. Setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus diseleksi sesuai jadwal

perawatan, sebagian besar kerusakan yang terjadi di atas kapal biasanya di

perbaiki oleh awak kapal. Karena itu catatan apa saja yang telah diperbaiki.

Kapan dan jenis suku cadang apa yang dipakai, catatan pihak Nakhoda

juga mengajukan permohonan Dock, dengan lampiran catatan jenis pekerjaan

yang akan dilaksanakan pada waktu kapal di atas galangan harus tercatat dengan

rapi. Permintaan dan pengiriman suku cadang bisanya dilakukan tiga bulan sekali,

tetapi karena kesalahan dalam mengatur penggunaan, mengakibatkan suku cadang

seringkali habis sebelum waktunya.

b) Sistem administrasi dan penyimpanan suku cadang yang kurang baik.

Perawatan terhadap mesin kapal dapat dimonitor dengan sistem

administrasi terutama dalam hal pengecekan persediaan suku cadang. Apabila


39

dalam perawatan tidak mempunyai sistem administrasi yang baik akan

menyulitkan proses perawatan tersebut. Sistem adminstrasi yang tidak baik dapat

mengganggu kelancaran proses perawatan di kapal seperti yang di alami oleh KM.

ELSHADAI 1.

Proses perawatan sedang berlangsung dan harus dilaksanakan serta

membutuhkan salah satu suku cadang, ternyata suku cadang tidak ditemukan. Hal

tersebut terjadi karena adanya ketidak sesuaian antara daftar suku cadang dengan

suku cadang yang tersimpan di gudang, ditambah system penyimpanannya yang

tidak teratur sesuai dengan jenis-jenis mesin. Penyimpanaan suku cadang untuk

persediaan adalah merupakan sebagian aktifitas perawatan di atas kapal.

Penghentian pekerjaan perawatan yang sedang berjalan dapat dicegah apabila

perangkat suku cadang yang baik dan lengkap terdapat di atas kapal.

Tersedianya suku cadang yang diperlukan memungkinkan kapal untuk

mendapatkan suku cadang dengan segera dari persediaan yang ada di atas

kapal. Akan terjadi kesulitan dikemudian hari apabila penerimaan dan

penggunaan suku cadang tidak dicatat dengan benar dan teliti, serta kemudian

tidak dilakukan penyimpanan di gudang dengan baik. Apabila terjadi penggantian

awak kapal dengan waktu serah terima yang relatif singkat, akan tidak mungkin

untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh sehingga akan membingungkan

awak kapal baru apabila terjadi kerusakan dan mereka membutuhkan suku cadang

dengan segera.

Dengan tidak teraturnya penyimpanan suku cadang, akan sukar bagi para

Masinis yang baru naik untuk menentukan jumlah suku cadang yang sebenarnya

yang ada di atas kapal yang sesuai dengan suku cadang yang ada dicatat
40

divisi/bagian teknik di darat. Dalam kaitan ini dirasakan pentingnya data tentang

suku cadang yang biasa memberikan informasi tentang lokasi, nomor seri,

pembuat, dan jenis suku cadang yang sesuai dengan yang aslinya.

c) Suku cadang tidak tersedia dengan lengkap

Dengan perawatan berencana ingin mengendalikan atau memperlambat

tingkat kemerosotan kinerja mesin yang biasanya dilaksanakan dengan

penggunaan dan tersedianya suku cadang, dan kualitas keterampilan Anak Buah

Kapal. Sebagian besar dari mengetahui bahwa hal ini kedengarannya lebih mudah

daripada keadaan yang sebenarnya. Jumlah minimum suku cadang adalah jumlah

yang seharusnya 1 (satu) set selalu ada dalam stok untuk menjaga hal-hal yang

mungkin terjadi diluar dugaan atau dengan kata lain harus tersedia. Dalam

Kondisi normal, persediaan suku cadang tidak boleh di bawah batas minimum.

Batas pesanan adalah saat dimana suku cadang harus dipesan kembali untuk

menghindari persediaan suku cadang di bawah batas minimum.

Salah satu cara untuk melaksanakan pengadaan persediaan suku cadang

yaitu dengan cara memiliki kapal yang sama atau dengan jenis-jenis mesin yang

sama dan persediaan dipusatkan pada suatu tempat, sehingga bila tidak lengkap

akan cepat diketahui. Cara ini berlaku untuk misalnya torak, kepala silinder, turbo

charger dan lain – lain. Perihal ketersediaan suku cadang merupakan masalah

yang teramat penting di dalam menunjang pengoperasian permesinan kapal perlu

menggunakan suatu sistem sebagai sarana untuk mengoperasikan semua

pekerjaan yang berhubungan dengan suku cadang.


41

d) Adanya kesalahan manajemen dan manejemen pengiriman suku cadang ke

kapal.

Komunikasi adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk menunjang

keberhasilan sesuai dengan keadaan yang diharapkan. Mengingat penyediaan suku

cadang adalah persoalan yang tidak dapat ditunda–tunda (terlebih pada keadaan

mesin rusak), maka untuk penyediaan suku cadang perlu adanya komunikasi

pimpinan kapal dengan pihak-pihak yang ada di kantor pusat maupun cabang

terutama memikirkan bagaimana suku cadang bisa cepat didapat dan dikirim ke

kapal dengan biaya yang semurah mungkin, dengan tidak mengurangi kualitas

suku cadang,

4.2.4. Upaya Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Pengadaan Dan

Perawatan Suku Cadang Di Kapal

a) Meningkatkan koordinasi eksternal dalam pengadaan suku cadang

Menurut Murti Sumarni ( 2003), Komunikasi merupakan kegiatan untuk

mencapai tujuan tertentu. Dalam perencanaan pengadaan suku cadang, mengingat

faktor waktudan anggaran yang besar maka perlu suatu komunikasi yangefektif

baik berupa :

1) Komunikasi kebawah (Downward Communication) yaitu komunikasi

pimpinan kepada bawahan, berupa petunjuk.

2) Komunikasi keatas (Upward Communication) yaitu komunikasi kepada

atasan dari bawahan, berupa laporan keluhan atau saran.

3) Komunikasi horizontal (Horizontal Communication) yaitu komunikai

sesama awak kapal.

Dengan demikian setiap pihak harus dapat menempatkan posisinya

masing-masing sesuai fungsinya dan birokrasi yang panjang dalam pengadaan


42

suku cadang harus dapat di potong yaitu salah satunya dengan cara menerapkan

system Manajemen. Desentralisasi, terlebih lagi sistem ini cocok untuk kapal-

kapal yang berada diluar jangkauan staf darat dalam waktu yang lama.

b) Meningkatkan koordinasi internal dalam pengadaan suku cadang.

Keputusan dapat diambil tanpa melibatkan tingkatan yang lebih, sehingga

waktu dapat dimanfaatkan dan lebih efisien, adanya pembagian tanggung jawab

dan wewenang meskipun tetap tidak terlepas dari pengontrolan terpusat. Hal ini

tanpa disadari merupakan training bagi pihak-pihak tersebut, Nahkoda dan Kepala

Kamar Mesin agar ikut membuat keputusan yang dianggap perlu agar operasi

kapal efisien, misalnya mengatur transaksi, baik pembelian maupun penerimaan.

Menurut Goenawan Danuasmoro ( 2003), Manajemen Perawatan dalam

sistem ini yaitu Sistem Desentralisasi mengikut sertakan Perwira di kapal dalam

mengatur transaksi, baik pembelian maupun penerimaan barang, dan dokumen-

dokumen melalui penggunaan file pesanan dan file pengontrolan suku cadang.

Sistem ini cocok untuk kapal yang berada diluar jangkauan fasilitas staf darat

untuk waktu yang lama.

Jadi Perwira di kapal bisa langsung melakukan pembelian suku cadang,

atau bisa langsung berhubungan dengan agenpen jualan suku cadang dan

melakukan transaksi sendiri. Disini sudah langsung memotong jalur birokrasi

yang panjang yang dilalui dalam pengadaan suku cadang. Staf di darat hanya

melakukan nasehat-nasehat dan petunjuk apa yang harus dilakukan pihak kapal

dalam melaksanakan pengadaan suku cadang dan transaksinya, sementara Perwira

di kapal menyampaikan laporan serta keluhan dan saran-saran kepada staf didarat.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penjelasan pada BAB I sampai BAB IV, penulis menguraikan di

dalam beberapa hal yang berkaitan dengan pengadaan suku cadang di atas kapal

KM. EL SHADAI-1 pada perusahaan PT. INTI IRAMA LINES penulis

mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyebab timbulnya kesulitan mengontrol suku cadang adalah :

a. Kurang memadainya fasilitas tempat yaitu gudang untuk tempat penyimpanan

suku cadang dan penataan suku cadang sehingga hal ini menyebabkan

kesulitan dalam mengontrol suku cadang di atas kapal KM. EL SHADAI-1.

b. Kurang adanya koordinasi antar KKM dengan pihak logistik perusahaan yang

menyebabkan keterlambatan pengiriman suku cadang ke kapal.

2. Penyebab keterlambatan memperoleh suku cadang adalah:

a. Kurang optimalnya jalur informasi dari rangkaian prosuder perencanaan

pengadaan suku cadang yang terintekrasi secara sistematik.

b. Kesalahan komunikasi juga merupakan penyebab yang sering terjadi dalam

pemesanan suku cadang . Suku cadang yang tidak sesuai dengan pemesanan

merupakan hal yang sia-sia karna suku cadang tersebut tidak akan terpakai

diatas kapal.

5.2 Saran

Dari kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran

sebagai berikut :
44

a. Disarankan agar pihak kapal KM. EL SHADAI-1 khususnya masinis yang

bertanggung jawab atas penanganan suku cadang agar melakukan

perencanaan yang baik dan perawatan suku cadang di atas kapal, sehingga

akan memudahkan pengontrolan serta suku cadang akan tersedia pada

saat dibutuhkan.

b. Diharapkan KKM dapat membuat gudang untuk penyimpanan suku cadang,

agar suku cadang yang ada dapat dalam konisi baik dan siap dipakai bila

sedang melakukan perbaikan mesin kapal.

c. Disarankan agar dilakukan peningkatan koordinasi antar pihak kapal dengan

pihak perusahaan agar dalam pengadaan dan pemilihan suku cadang tidak

terjadi kesalahan.
DAFTAR RUJUKAN

Bachrun, Rachmat K, (1993),Maintenance Manajemen, Jakarta, LokaDatamas


Indah.

Buntarto, Drs, (2006), Pintar Servis Mesin Diesel, Yogyakarta, Pustaka Baru
Press.

Daryanto, Drs,& Ismanto Setyabudi, Drs, (2013), Teknik Motor Diesel, Bandung,
PT. Tarsito.

Handoyono, Johan Jusak, Ir, (2016), Manajemen Perawatan Kapal Edisi 3,


Surabaya, Djangkar.

Indrajit, Richardus Eko & Djokopranoto Richardus (2005), Manajemen


Persediaan, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Rangkuti, F . 2004. Manejemen persediaan aplikasi bisnis. Erlangga: jakarta.

Schroeder. 2000 pengambilan keputusan dalam suatu fungsi operasi, edisi ketiga.
Erlangga: Jakarta.

Soeharto, (1991),Manajemen Perawatan Mesin, Jakarta, Rineka Cipta.

Tampubolon, Dr manahan p, 2004, Manejen Operasional (Operation


Manegement), Ghalia Indonesia, Jakarta.

http://Indonesia- marine-engineer.blogspot.co.id (10 Januari 2018).

http://www.materibelajar.id/2016/04/teori-persediaan-pengertian-tujuan.html

https://naldohatake.blogspot.com/2013/01/pengertian-perawatan-dan
perbaikan.html

http://rahmahsr20.blogspot.co.id/2016/05/suku-cadang-menurut-
penggunaannya.html

pelitadiesel.blogspot.com/2012/05/pengertian-injection-pump-pompa
injeksi_16.html
CREW LIST

NAMA KAPAL : KM. EL SHADAI-1


ISI KOTOR : 655 GT
BENDERA : INDONESIA
PEMILIK : PT. INTI IRAMA LINES

SERTIFIKAT NO. SERTIFIKAT


NO NAMA JABATAN KEBANGSAAN
IJAZAH PELAUT IJAZAH PELAUT
1 MUHAMMAD ARIFIN NAHKODA ANT. IV 6200073790 M 40317 INDONESIA
2 ZUKRIADI MUALIM I ANT.VI 6200403357 M 40317 INDONESIA
3 CHABIB NUR MUALIM II ANT. V 6200570259 N 50515 INDONESIA
4 YAFETH BEMBUAIN MUALIM III ANT.V 6201572688 N 50517 INDONESIA
5 ARIFIN KKM ATT.IV 6200566765 T 40517 INDONESIA
6 MARTEN TOMBA MASINIS II ATT.V 6201041323 T 50504 INDONESIA
7 BADRUS ZAMAN MASINIS III ATT.IV 6200383193 T 40517 INDONESIA
8 BASRI GASIM SERANG ANT.D 6201511505 N 60512 INDONESIA
9 ABDUL KAMID JURU MUDI RATING 6202112550 330717 INDONESIA
10 M. HASMI JAMI RAJAK JURU MUDI RATING 6211741261 330717 INDONESIA
11 RUDIANTO JURU MUDI RATING 6211722068 330518 INDONESIA
12 FERDINANDUS PATABANG JURU MINYAK RATING 6211584165 330518 INDONESIA
13 HERDIANSYAH JURU MINYAK RATING 6201555305 350716 INDONESIA
14 IRPAN JURU MINYAK RATING 6211525997 352416 INDONESIA
15 YEREMIAS HENRY WATTAT KELASI RATING 6202079022 350614 INDONESIA
16 FERI SALDI JURU MASAK BST 6201554020 010515 INDONESIA
17 RAHMAT CADET BST 6211537507 010315 INDONESIA
18 WIWIT GALANG SAPUTRA CADET BST 6211714525 010617 INDONESIA
JUMLAH ANAK BUAH KAPAL 18 ORANG TERMASUK NAHKODA

Mengetahui

Muhammad Arifin
Nahkoda

Anda mungkin juga menyukai