Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA GRAVIS

Disusun oleh :
MELI KURNIA
NPM : 16.156.01.11.107

3C Ilmu Keperawatan
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia


Jl. Cut Mutia Raya No. 88 A Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu-Bekasi 17114
2019
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Definisi Penyakit
Sel darah merah merupakan sel yang berdiferensiasi jauh dan mempunyai fungsi transpor
oksigen. Sel darah putih adalah sel yang mengandung inti, melindungi tubuh dari invasi
bakteri dan reaksi melawan terhadap benda atau jaringan asing, sedangkan platelet
berperan dalam pelepasan sel-sel koagulasi.
Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah sehingga terjadi gangguan perfusi
O2 ke jaringan tubuh. Disebut gravis yang artinya berat dan nilai Hb di bawah 7 g/dl
sehingga memerlukan tambahan umumnya melalui transfusi.
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price,
2008 : 256).

2.     Etiologi
Penyebab anemia pada dewasa terbagi menjadi dua, yakni :
1.      Kehilangan sel darah merah
a.    Perdarahan
     Perdarahan dapat diakibatkan berbagai penyebab diantaranya adalah trauma, ulkus,
keganasan, hemoroid, perdarahan pervaginam, dan lain-lain.
b.    Hemolisis yang berlebihan
     Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi dikenal sebagai hemolisis, terjadi
jika gangguan pada sel darah merah itu sendiri memperpendek siklus hidupnya
(kelainan intrinsik) atau perubahan lingkungan yang menyebabkan penghancuran
sel darah merah (kelainan ekstrinsik). Sel darah merah mengalami kelainan pada
keadaan :
-     Hemoglobinopati atau hemoglobin abnormal yang diwariskan, contohnya adalah
pada penderita penyakit sel sabit (sickle cell anemia)
-     Gangguan sintesis globin, contohnya pada penderita thalasemia
-     Kelainan membrane sel darah merah, contohnya pada sferositosis herediter dan
eliptositosis
-     Difisiensi enzim, seperti defisiensi glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD) dan
defisiensi piruvat kinase (Price, 2006).
2.     Kekurangan zat gizi seperti Fe, asam folat, dan vitamin B12.
3. Pathway
4. Manifestasi klinis  
            Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai.
Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah
munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).Anemia bisa
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika
anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah,
1998).  

5. Komplikasi  
            Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita
anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang
terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus
memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani
dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir
dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ
tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).

6. Pemeriksaan Penunjang
•    Jumlah hemoglobin lebih rendah dari normal (12-14 g/dl)
•    Kadar hemalokrit menurun.( normal 37 %-41 %)
•    Peningkatan Bilirubin total
•    Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
•    Terdapat pansitopenia, sum-sum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)

7. Penatalaksanaan
A. Penatalaksaan Medis
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.Obati
penyebab perdarahan abnormal bila ada.
B. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen.
2. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

8. Pengobatan
(untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :  
1. Anemia defisiensi besi  
- Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan
seperti ikan,    daging, telur dan sayur.  
- Pemberian preparat fe  
- Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan  
- Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.  
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12  
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral  
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan
dan transfusi darah.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah sehingga terjadi gangguan
perfusi O2 ke jaringan tubuh. Disebut gravis yang artinya berat dan nilai Hb di bawah 7
g/dl sehingga memerlukan tambahan umumnya melalui transfusi.
Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai.
Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah
munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).

2. Saran

 Berikan penjelasan yang jelas kepada pasien dan tentang penyakitnya.


 Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.
 Diharapkan kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan sarannya
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

 Anugrah P, dkk. 2012. Anemia Gravis Et Causa Perdarahan Pervaginam.  Fakultas


Kedokteran dan Ilmu-Ilmu kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman: Purwokerto.
 Bulechek G, Butcher H, Dochterman J. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC),
fifth edition. Missouri: Mosby Elsevier.
 Doengoes, E. M., Moorhouse, F. M., & Geisser, C. A. (1999). Rencana Asuhan
Keperawatan (3 ed.). Jakarta: EGC.
 Moorhead S, Johnson M, Maas M, Swanson E. 2008. Nursing Outcomes Classification
(NOC), fifth edition. Missouri: Mosby Elsevier.
 NANDA International. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012 -
2014. (M. Ester, Ed., M. Sumarwati, D. Widiarti, & E. Tiar, Trans.) Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai