Anda di halaman 1dari 4

KESEHATAN KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Oleh :

Dina Khairunnisah

1811211037

Dosen Pengampu :

Aulia Rahman, SKM, MKM

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
No Items Deskripsi
1 Judul Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Dermatitis Kontak Iritan Pada Pekerja Pabrik
Tahu
2 Tahun 2018
3 Penulis Rahmi Garmini
4 Gangguan kerja / Penyakit akibat kerja Dermatitis Kontak Iritan
5 Tempat kerja Pabrik Tahu Primkopti Kota Palembang.
6 Populasi Pekerja di pabrik tahu dengan jumlah sampel
20% dari total populasi pekerja pabrik tahu
Primkopti yang berjumlah 33 orang
7 Desain penelitian Penelitian survei analitik dengan pendekatan
cross sectional
8 Hasil penelitian Distribusi Frekuensi Kejadian Dermatitis
Kontak Iritan variabel pengetahuan, Masa
Kerja dan Personal Hygiene
Frekuensi pengetahuan pekerja dengan
kejadian Dermatitis Kontak Iritan, 22
responden (66,7%) tidak baik dan 11
responden (33,3%) baik.
Frekuensi masa kerja dengan kejadian
Dermatitis Kontak Iritan, 22 responden
(66,7%) bekerja ≤ 3 tahun dan 11 responden
(33,3%) bekerja > 3 tahun.
Frekuensi Personal Hygiene dengan kejadian
Dermatitis Kontak Iritan, 16 responden
(48,5%) dengan personal hygiene tidak baik
dan 17 responden (51,5%) dengan personal
hygiene baik.
Diperoleh dari hasil kuesioner dan
pemeriksaan fisik bahwa responden yang
mengalami Dermatitis Kontak Iritan sebanyak
17 orang (51,5%) dan 16 orang (48,5%) tidak
terkena Dermatitis Kotak Iritan. Semua
responden yang mengalami Dermatitis Kontak
Iritan, mengalami gejala seperti kulit terasa
panas/ tergigit/terbakar, gatal-gatal di lokasi
samping dan punggung jari-jari tangan dan
kaki, kulit terasa perih serta kulit perih setelah
terkena kontak dengan limbah cair.

Faktor yang Memengaruhi Kejadian


Dermatitis Kontak Iritan
Variabel masa kerja (pvalue= 0,019) yang
artinya ada hubungan antara masa kerja
dengan kejadian Dermatitis Kontak Iritan.
Pekerja yang memiliki masa kerja ≤ 3 tahun
lebih berisiko 3,750 kali mengalami Dermatitis
Kontak Iritan dibanding pekerja dengan masa
kerja > 3tahun. Variabel pengetahuan
(pvalue=0,019) yang artinya ada hubungan
antara pengetahuan dengan kejadian
Dermatitis Kontak Iritan. Pekerja yang
memiliki pengetahuan kurang baik lebih
berisiko 3,750 kali mengalami Dermatitis
Kontak Iritan dibanding pekerja dengan
pengetahuan baik. Sedangkan variabel
Personal Hygiene tidak memiliki hubungan
dengan kejadian Dermatitis Kontak Iritan.
Berdasarkan hasil observasi, Personal Hygiene
yang dilakukan oleh pekerja yaitu mencuci
tangan dengan air dan sabun setelah
melakukan proses pekerjaan sebanyak 29
orang (87,9%).
9 Bagaimana Gangguan/Penyakit akibat Saat proses pembuatan tahu, bahan tambahan
kerja dapat terjadi kimia yang digunakan adalah asam cuka
(CH3COOH) yang berfungsi sebagai bahan
penggumpal protein menjadi tahu yang kontak
langsung dengan para pekerja. Penyebab dari
kejadian dermatitis kontak iritan pada pekerja
pabrik tahu yaitu masa kerja ≤ 3 tahun dan
pengetahuan yang tidak baik. Pekerja yang
lebih lama bekerja lebih jarang terkena
dermatitis dibandingkan dengan pekerja yang
sedikit pengalamannya. Semakin rendahnya
pengetahuan pekerja mengenai PAK,
pentingnya penggunaan APD dalam bekerja
serta berperilaku hidup bersih dan sehat, akan
menimbulkan potensi terjadinya bahaya
dermatitis di tempat kerja. Berdasarkan hasil
kuesioner pertanyaan yang paling sedikit
dijawab benar oleh pekerja sebanyak 5 orang
(15.2%) mengenai penyakit yang ditimbulkan
oleh amonia jika terkena kulit. Personal
hygiene tidak memiliki hubungan dengan
kejadian dermatitis kontak iritan dikarenakan
pekerja mencuci tangan dengan air dan sabun
setelah melakukan proses pekerjaan.
Sumber :

Garmini, Rahmi. 2018. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Pada
Pekerja Pabrik Tahu. 9 (2) : 207-217. http://jurnal.stikes-aisyiyah-
palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/133

Anda mungkin juga menyukai