Instalasi Tenaga Listrik
Instalasi Tenaga Listrik
Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga pengembang dapat menyelesaikan modul Workshop Instalasi Tenaga Listrik
untuk prodi S1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang. Modul ini disusun
dalam rangka melengkapi perangkat pembelajaran mata kuliah Workshop Instalasi Tenaga
Listrik.
Pengembang mengembangkan modul ini dengan sajian dan isi materi yang lebih
sederhana dan praktis karena disesuaikan dengan kondisi belajar di. prodi S1 Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Negeri Malang. Modul ini dirancang untuk menambah dan
melatih kemampuan mahasiswa untuk melakukan praktikum Instalasi Tenaga Listrik
dengan baik. Peneliti mengharapkan masukan dan kritikan semua pihak terutama dari para
dosen yang mengajar mata Mata kuliah Workshop Instalasi Tenaga Listrik di prodi S1
Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang. Masukan dapat dikirim melalui e-
mail ke alamat “masdear@ymail.com”.
Pengembang
i
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
Halaman
AWALAN MODUL
Kata Pengantar ......................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................. ii
Peta Modul ............................................................................................... v
Glosarium ................................................................................................. vi
PENDADULUAN
Standar Kompetensi ................................................................................. 1
Deskripsi Kompetensi dan Indikator ........................................................ 1
Waktu ...................................................................................................... 2
Prasyarat .................................................................................................. 3
Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................... 3
Tujuan Akhir ........................................................................................... 4
Cek Kemampuan Dasar ........................................................................... 4
PEMBELAJARAN
BAB 1 SYARAT-SYARAT INSTALASI TENAGA BERDASAR PUIL
A. Kerangka Isi ...................................................................................... 6
B. Tujuan Pembelajaran ......................................................................... 6
C. Materi ................................................................................................ 7
1. Ketentuan Umum Perlengkapan Listrik ........................................ 7
2. Syarat Motor Listrik ...................................................................... 9
3. Syarat Pengawatan Perlengkapan Listrik ....................................... 11
4. Syarat Proteksi Instalasi Listrik ..................................................... 11
D. Rangkuman......................................................................................... 16
E. Tugas .................................................................................................. 17
ii
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
F. Daftar Rujukan.................................................................................... 17
iii
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
PRAKTIKUM
A. Kerangka Isi ...................................................................................... 56
B. Tujuan Praktikum .............................................................................. 56
C. Tugas Praktikum ................................................................................ 57
1. Praktikum 1: Hubungan Lampu Seri, Paralel, Seri Paralel, Star, dan Delta 57
2. Praktikum 2: Hubungan Seri Paralel Start Stop 1 Motor 3 Fasa ..... 63
3. Praktikum 3: Instalasi Motor 3 Fasa hubungan bintang dan hubungan delta,
1 arah putaran dioperasikan menggunakan sakelar TPDT .............. 65
4. Praktikum 4: Instalasi Motor 3 Fasa hubungan delta, dua arah putaran
dioperasikan menggunakan sakelar TPDT ..................................... 68
5. Praktikum 5: Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar dengan menggunakan 2
kontaktor....................................................................................... 69
6. Praktikum 6: Kendali 2 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berkala dengan
Menggunakan 2 Kontaktor ............................................................ 71
7. Praktikum 7: Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan ... 72
8. Praktikum 8: Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan
menggunakan Timer Delay Relay (TDR) ..................................... 74
9. Praktikum 9: Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan
Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) ..................................... 76
10. Praktikum 10: Kendali Star Delta Motor 3 Fasa dengan kendali manual, semi-
otomatis, dan otomatis ................................................................. 78
D. Daftar Rujukan ......................................................................... ........ 83
EVALUASI AKHIR
Tes Akhir ....................................................................................... ........ 83
Tugas Akhir Praktikum .................................................................. ........ 84
iv
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
Instalasi Sistem
Pembumian 1) Sistem Pembumian
2) Ketentuan Pembumian Pada Panel
(BAB 4) 3) Jenis Sistem Pembumian
4) Contoh Rancangan Sistem
Pembumian pada Instalasi Tenaga
PRAKTIKUM Listrik
v
perlengkapan listrik yang digunakan dalam
kaitannya dengan atau sebagai pembantu
A. pada perlengkapan listrik yang lain,
arus beban lebih: misalnya: sakelar; thermostat; trafo
arus lebih yang terjadi dalam sirkit pada pengukuran. Dls.
waktu tidak ada gangguan listrik Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) :
arus hubung pendek: gawai yang digunakan sebagai pemutus, yang
arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan peka terhadap arus sisa, yang dapat secara
atau hubungan yang salah pada sirkit listrik otomatis memutuskan sirkit termasuk
arus lebih: penghantar netralnya, dalam waktu tertentu
Arus dengan nilai melebihi nilai pengenal bila arus sisa yang timbul karena terjadinya
tertinggi kegagalan isolasi melebihi nilai tertentu
arus pengenal: sehingga bertahannya tegangan sentuh yang
arus operasi yang mendasari pembuatan terlalu tinggi dapat dicegah
perlengkapan listrik
arus sisa: H
jumlah aljabar nilai arus sesaat yang mengalir hubung pendek:
melalui semua penghantar aktif suatu sirkit, hubungan antara dua titik atau lebih dalam
pada suatu titik instalasi listrik suatu sirkit melalui impedans yang sangat
kecil mendekati nol.
B.
bagian aktif: I.
penghantar atau bagian konduktif yang instalasi listrik:
dimaksudkan untuk dilistriki pada pemakaian susunan perlengkapan listrikyang bertalian
normal antara yang satu dengan yang lain, serta
Bagian Konduktif Terbuka (BKT) : memiliki ciri terkoordinasi, untuk memenuhi
bagian konduktif yang mudah tersentuh dan satu atau sejumlah tujuan tertentu
biasanya tak bertegangan, tetapi bisa
bertegangan jika terjadi gangguan K
beban lebih: kendali:
kelebihan beban actual melebihi beban penuh satu atau sekelompok gawai pada sebuah
beban penuh: aparat, yang dengan cara tertentu,
nilai beban tertinggi yang ditetapkan untuk mengatur tenaga listrik yang mengalir ke
kondisi pengenal operasi aparat tersebut.
bumi:
massa konduktif bumi, yang potensial P
listriknya disetiap titik manapun menurut Panel Hubung Bagi:
konvensi sama dengan nol. perlengkapan hubung bagi yang pada tempat
pelayanannya berbentuk suatu panel atau
G kombinasi panel-panel, yang dipasang pada
gangguan: suatu rangka yang dilengkapi dengan
kejadian yang tidak direncanakan, yang dapat perlengkapan listrik seperti sakelar, MCB,
mengakibatkan satu kegagalan atau lebih pengaman lebur, rel tembaga, kabel, dls.
gawai (listrik): Perlengkapan hubung bagi yang dibatasi dan
vi
dibagi-bagi menjadi petak-petak yang rancangan instalasi listrik:
tersusun mendatar dan tegak dianggap berkas gambar rancangan dan uraian teknis
sebagai satu panel hubung bagi. yang digunakan sebagai pegangan untuk
perlengkapan listrik: melaksanakan pemasangan suatu instalasi
Istilah umum yang meliputi bahan, fiting, listrik
gawai, peranti, luminair, aparat, mesin, dan
lain-lain yang digunakan sebagai bagian dari, S
atau dalam kaitan dengan instalasi listrik. sakelar
penghantar proteksi (PE): Gawai untuk menghubungkan dan
penghantar untuk proteksi dari kejut listrik memutuskan sirkit dan mengubahnya
yang menghubungkan bagian berikut: bagian menjadi berbeban atau tidak
konduktif terbuka, bagian konduktif ekstra, sirkit akhir
terminal pembumian utama, elektroda bumi, a) sirkit keluar dari PHB yang
titik sumber yang dibumikan, atau netral dilindungi oleh pengaman lebur dan
buatan. atau pemutus sirkit, dan yang
Penghantar pembumian: menghubungkan titik beban atau
a) penghantar berimpedans rendah yang pemanfaat listrik
dihubungkan ke bumi b) sirkit yang terhubung langsung ke
b) penghantar proteksi yang perlengkapan pemanfaat arus listrik
menghubungkan terminal pembumi atau ke kotak kontak.
utama atau batang ke electrode bumi sirkit cabang
pengaman lebur (sekering): Sirkit keluar dari PHB yang dilindungi oleh
gawai penyakelaran dengan peleburan satu pengaman lebur dan atau pemutus tenaga,
komponen atau lebih yang dirancang khusus dan yang menghubungkannya ke PHB lain
dan sebanding, yang memutuskan arus bila sistem IT atau sistem Penghantar
aliran arus tersebut melebihi nilai yang Pengaman (HP)
ditentukan dalam waktu yang sesuai. Sistem yang semua bagian aktifnya tidak
pemutus sirkit (pemutus tenaga) : dibumikan, atau titik netral dihubungkan ke
sakelar mekanis yang mampu bumi melalui impedans. BKT instalasi
menghubungkan, mengalirkan dan dibumikan secara independent atau kolektif,
memutuskan arus pada kondisi sirkit normal, atau ke pembumian sistem.
dan juga mampu menghubungkan, sistem TN atau sistem Pembumian Netral
mengalirkan untuk jangka waktu tertentu dan Pengaman (PNP)
memutuskan secara otomatis arus pada Sistem yang mempunyai titik netral yang
kondisi sirkit tidak normal. dibumikan langsung, dan BKT instalasi
pemisah: dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar
gawai untuk memisahkan atau proteksi.
menghubungkan sirkit dalam keadaan tidak sistem TT atau sistem Pembumi
atau hampir tidak berbeban. Pengaman (PP)
Sistem yang mempunyai titik netral yang
R dibumikan langsung, dan BKT instalasi
rel pembumi: dihubungkan ke electrode bumi yang secara
batang penghantar tempat menghubungkan listrik terpisah dari electrode bumi sistem
beberapa penghantar pembumi tenaga listrik.
vii
T tegangan nominal
tegangan a) pada sistem atau perlengkapan, atau
klasifikasi sistem tegangan adalah sebagai bagian sistem) – nilai tegangan yang
berikut : lebih kurang sesuai untuk
a) Tegangan ekstra rendah – tegangan mengidentifikasi sistem atau gawai.
dengan daya setinggi-tingginya 50 V b) (pada instalasi) – tegangan yang
a.b. atau 120 V a.s. diperuntukkan bagi instalasi atau
CATATAN : Tegangan ekstra rendah bagian instalasi.
ialah sistem tegangan yang aman tegangan pengenal – (suatu perlengkapan
bagi manusia. atau gawai)
b) Tegangan rendah (TR) – tegangan Tegangan yang disyaratkan oleh suatu
dengan nilai setinggi-tingginya 1000 instalasi atau oleh bagian daripadanya.
V a.b. atau 1500 V a.s. tegangan sentuh
c) Tegangan diatas 1000 V a.b., yang tegangan yang timbul selama gangguan
mencangkup : isolasi antara dua bagian yan dapat
1) Tegangan menengah (TM), terjangkau dengan serempak.
tegangan lebih dari 1 kV tegangan uji
sampai dengan 35 kV a.b. tegangan yang diberikan kepada suatu obyek
digunakan khususnya dalam uji untuk menunjukkan sifat isolasi objek
sistem distribusi ; tersebut.
2) Tegangan tinggi (TT), titik beban
tegangan lebih dari 35 kV titik pada sirkit akhir instalasi untuk
a.b. dihubungkan dengan beban.
viii
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
A. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan persiapan kerja , pelaksanaan kerja dan pengujian instalasi tenaga, serta
melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerjanya.
1
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
C. WAKTU
2
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
D. PRASYARAT
Modul Workshop Instalasi Tenaga Listrik ini memerlukan prasyarat yang harus
dimiliki oleh Mahasiswa, yaitu telah menguasai atau telah lulus matakuliah Dasar Instalasi
Listrik PUIL, Pengukuran Listrik, Teknik Tenaga Listrik, Rangkaian Listrik AC, Instalasi
Penerangan Listrik, dan Motor-Motor Listrik
Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dan berinteraksi dengan sumber belajar
yang mendukungnya. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan agar dapat
menguasai isi modul:
1) Bacalah doa sebelum memulai pembelajaran.
2) Bacalah dengan baik standar kompetensi, deskripsi, waktu, dan prasyarat untuk
menggunakan modul ini.
3) Bacalah dengan baik dan pahami kerangka isi dalam modul
4) Bacalah dengan baik dan pahami tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari
modul ini.
5) Bacalah dengan cermat dan pahami daftar pertanyaan pada cek kemampuan
sebagai tolak ukur kompetensi yang harus dikuasai dalam modul ini.
6) Dianjurkan mempelajari materi urut sesuai BAB
7) Pelajari materi pada BAB 1 mengenai syarat-syarat instalasi tenaga berdasarkan
PUIL
8) Pelajari materi pada BAB 2 mengenai instalasi motor 3 fasa dengan kendali
magnetik
9) Pelajari materi pada BAB 3 mengenai instalasi pada panel daya
10) Pelajari materi pada BAB 4 mengenai instalasi sistem pembumian
11) Pelajari dan Kerjakan tugas Praktikum secara kelompok
12) Bertanyalah kepada dosen atau asisten praktikum jika ada materi yang belum
paham
3
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
13) Kerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik secara individu maupun
kelompok
14) Cermati setiap langkah kerja pada setiap kegiatan belajar
15) Sebaiknya jangan melanjutkan ke materi selanjutnya apabila materi sebelumnya
belum menguasai.
16) Senantiasa mengakhiri pembelajaran dengan berdoa agar ilmu yang diperoleh bisa
bermanfaat.
F. TUJUAN AKHIR
4
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
5
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
A. KERANGKA ISI
BAB 1
Syarat-Syarat Instalasi Tenaga Berdasar PUIL
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. MATERI PEMBELAJARAN
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ialah agar pengusahaan
instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia dari
bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan
gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini berlaku untuk semua pengusahaan instalasi
listrik tegangan rendah arus bolak-balik sampai dengan 1000 V, arus searah 1500 V dan
tegangan menengah sampai dengan 35 kV dalam bangunan dan sekitarnya baik
perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan
maupun pengawasannya dengan memperhatikan ketentuan yang terkait. (PUIL 2000)
(4) Bagian aktif perlengkapan listrik disyaratkan isolasi bagian aktif atau bagian
yang mengalirkan arus harus tahan lembab dan tidak mudah terbakar. (5141, puil
2000)
(5) Selungkup logam dan rangka logam perlengkapan listrik yang bertegangan ke
bumi di atas 50 v, harus dibumikan secara baik dan tepat, dan harus dilengkapi
dengan sekrup atau terminal untuk pembumian (5151, puil 2000)
(6) Agar tahan terhadap tegangan lebih, perlengkapan listrik harus mempunyai
ketahanan terhadap tegangan impuls pengenal yang tidak lebih kecil dari tingkat
tegangan lebih yang berlaku di tempat instalasi sebagai yang dirinci dalam tabel
1.1 di bawah ini.
(7) Untuk melayani perlengkapan listrik, setiap peranti yang mempunyai daya
minimal 1,5 KW harus dapat dihubungkan dan diputuskan dengan sakelar.
Perlengkapan untuk melayani sakelar motor dan mesin lain yang digerakkan
dengan listrik, harus dipasang sedekat mungkin dengan mesin yang
bersangkutan. (518, puil 2000)
j) Jenis lilitan : shunt, kompon, atau seri untuk motor arus searah;
k) Daur kerja.
(2) Setiap motor dan lengkapannya yang hendak dipasang harus dalam keadaan baik
serta dirancang dengan tepat untuk maksud penggunaannya dan sesuai dengan
keadaan lingkungan tempat motor dan lengkapan tersebut akan digunakan. (
5512, puil 2000)
(3) motor harus tahan tetes, tahan percikan air, tahan hujan, kedap air, atau memiliki
kualitas lain yang sesuai dengan keadaan lingkungan tempat motor itu hendak
dipasang. (5513, puil 2000)
(4) Motor terbuka yang mempunyai komutator atau cincin pengumpul, harus
ditempatkan atau dilindungi sedemikian rupa sehingga bunga api tidak dapat
mencapai bahan yang mudah terbakar di sekitarnya. (5514, puil 2000)
(5) Motor harus dipasang sedemikian rupa sehingga pertukaran udara sebagai
pendinginnya cukup terjamin.(5515, puil 2000)
Syarat pengendalian:
(1) Motor harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dijalankan, diperiksa, dan
dipelihara dengan mudah dan aman. (55161, puil 2000)
(2) Pemasangan motor harus diusahakan sedemikian rupa sehingga pelat nama motor
mudah terbaca. (55162, puil 2000)
(3) Lengkapan pengatur dan perlengkapan kendali harus dapat dijalankan, diperiksa,
dan dipelihara dengan mudah dan aman.( 55163, puil 2000)
(4) Motor yang dipasang magun harus dikukuhkan dengan sekrup, baut
ataupengukuh lain yang setaraf.(5517, puil 2000)
(5) Motor harus dilindungi dengan tepat di tempat yang kemungkinan besar
menimbulkan kerusakan mekanik. (5518, puil 2000)
Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor beroperasi, bila bertahan
cukup lama, akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada
motor tersebut.
Fase satu a.b atau Dua kawat, fase satu 1 (satu) pengindera, dan
a.s a.b. atau a.s, tak ditempatkan pada salah satu
dibumikan penghantar.
Pemutus termis, relai arus lebih, atau gawai proteksi beban lebih lainnya,
yang tidak mampu memutuskan arus hubung pendek, harus diproteksi
secukupnya dengan gawai proteksi hubung pendek. (5546, puil 2000)
Proteksi arus lebih untuk motor yang digunakan pada sirkit cabang serbaguna
harus diselenggarakan sebagai berikut: (5547, puil 2000)
Satu motor atau lebih tanpa proteksi beban lebih dapat dihubungkan pada sirkit
cabang sebaguna, hanya apabila syarat yang ditentukan untuk setiap dua motor
atau lebih dalam syarat “proteksi hubung pendek sirkit cabang” dipenuhi
Motor dengan nilai pengenal lebih dari yang ditentukan dalam syarat “proteksi
hubung pendek sirkit cabang” dapat dihubungkan pada sirkit cabang serbaguna,
hanya apabila tiap motor diproteksi beban lebih.
Jika motor dihubungkan pada sirkit akhir serbaguna dengan kontak tusuk, dan
setiap proteksi beban lebih ditiadakan menurut butir 1) di atas, nilai pengenal
kontak tusuk tidak boleh lebih dari 16 A pada 125 V, atau 10 A pada 250 V. Jika
proteksi beban lebih tersendiri, butir 2) di atas mensyaratkan proteksi
tersebutharus merupakan bagian dari motor atau peranti bermotor yang
dilengkapi tusuk kontak.
Gawai proteksi beban lebih yang melindungi sirkit akhir tempat motor atau
peranti bermotor dihubungkan, harus mempunyai waktu tunda yang
memungkinkan motor diasut dan mencapai putaran penuh. (no. 5547, puil 2000)
Gawai proteksi beban lebih yang dapat mengulang asut secara otomatis setelah
jatuh karena arus lebih, tidak boleh dipasang, kecuali bila hal itu diperbolehkan
untuk motor yang diproteksi. Motor yang setelah berhenti dapat diasut secara
otomatis, tidak boleh dipasang bila ulang asut otomatis itu dapat mengakibatkan
kecelakaan. (5548, puil 2000)
Tabel 1.3 Nilai Pengenal atau Setelan Tertinggi Gawai Proteksi sirkit Motor terhadap
Hubung Pendek
JENIS MOTOR
Pemutus Sirkit Pengaman
(%) Lebur ( % )
Jika tempat hubungan suatu cabang ke saluran utama tak dapat dicapai, proteksi
arus lebih sirkit motor boleh dipasang ditempat yang dapat dicapai, asal
penghantar antara sambungan dan proteksi mempunyai KHA sekurang-
kurangnya 1/3 KHA saluran utama, tetapi panjangnya tidak boleh lebih dari 10
m, dan dilindungi terhadap kerusakan mekanik. (5552, puil 2000)
c. Untuk instalasi besar yang dipasangi sirkit yang besar sebagai persediaan bagi
perluasan atau perubahan di masa datang, proteksi arus lebih dapat didasarkan
pada KHA penghantar sirkit tersebut. (556, puil 2000)
D. RANGKUMAN
E. TUGAS
2000!
2000!
F. DAFTAR RUJUKAN
A. KERANGKA ISI
BAB 2
Instalasi Motor 3 Fasa dengan Kendali Magnetik
Kontaktor Magnit
Overload Load
Timer
Push Button ON-OFF
Push Button OFF-REF-FWD
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. MATERI PEMBELAJARAN
Dalam melakukan praktik instalasi tenaga listrik, tentunya harus ada peralatan
pendukungnya. Peralatan yang digunakan untuk instalasi tenaga/motor listrik di antaranya
adalah:
Gambar 2.1. Diagram kontak dan bentuk fisik Thermal Overload Relay (TOR)
(Sumber: Setiawan, 1995)
Djemari Mardapi (1980) menjelaskan Thermal Overload Relay (TOR) adalah salah
satu pengaman motor listrik dari arus yang berlebihan. Bila Arus yang melewati motor
listrik terlalu besar maka akan merusak beban, oleh sebab itu TOR akan memutuskan
rangkaian apabila ada arus listrik yang melebihi batas beban. Cara kerjanya seperti azas
bimetal, yaitu ada dua buah logam yang koefisien muainya berbeda digandeng jadi satu,
sehingga kalau panas akan melengkung. Pemuaian ini didesain untuk memutus rangkaian
bila motor terlalu panas.
Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke
beban (motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau memberi
perlindungan kepada motor listrik dari kerusakan akibat beban lebih. Beberapa penyebab
terjadinya beban lebih antara lain:
Terlalu besarnya beban mekanik dari motor listrik
Arus start yang tertalu besar atau motor listrik berhenti secara mendadak
Terjadinya hubung singkat
Terbukanya salah satu fasa dari motor listrik 3 fasa.
Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan kapasitas
dari MCB tersebut dengan 220v ( tegangan umum di Indonesia ). Beberapa kegunaan
MCB:
Membatasi Penggunaan Listrik
Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
Mengamankan Instalasi Listrik
Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk
mendeteksi kerusakan instalasi listrik.
3) Kontaktor Magnit
Setiawan (2995) menjelaskan kontaktor magnit adalah sebuah komponen yang
berfungsi sebagai penghubung atau kontak dengan kapasitas yang besar dengan
menggunakan daya minimal. Kontaktor merupakan jenis saklar yang bekerja secara
magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. The National Manufacture
Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan
secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti
relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa
merusak. Beban-beban tersebut meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan
motor listrik.Umumnya terdiri dari 3 pole kontak utama dan kontak bantu (aux. contact).
Lambang dan bentuk fisik kontaktor ditunjukkan pada Gambar 2.4:
(a) (b)
Gambar 2.4. (a) Simbol Kontaktor, (b) Bentuk fisik Kontaktor Magnet
Sumber: Laras (2016: 14)
(a) (b)
Gambar 2.5. (a) Time Delay Relay, (b) Soket Time Delay Relay
Sumber: needly.multiply.com
Theraja (1978) menjelaskan tegangan kerja yang banyak digunakan untuk sarana
kendali instalasi misalnya 220 VAC, jumlah kaki yang banyak digunakan adalah 8 pin.
Nomor kaki 2 – 7 ditempati ujung-ujung coil, nomor 1 – 8 sebagai kontak induk, dan yang
lain sebagai penghubung yang terdiri atas 2 kontak NC (no.4 & 5) dan 2 kontak NO (no 3
& 6). Operasionalnya komponen ini juga ditancapkan pada soket sebagai media untuk
menyambung kontak-kontak timer menuju ke rangkaian luar. Komponen ini biasanya
digunakan untuk: (a) mengubah hubungan star-delta secara otomatis, (b) mengubah arah
putar motor secara otomatis, (c) mengubah kecepatan putaran motor secara otomatis, dan
lain sebagainya. Kontruksi dan simbol TDR ditunjukkan pada Gambar 2.6:
(a) Tombol tekan: ON-OFF, pada tombol ON, posisi kontaknya adalah normally
open (NO) , sedangkan pada tombol OFF, posisi kontaknya adalah normally
close (NC)
(b) Tombol OFF-REF-FWD: dalam hal ini posisi kontak pada tombol FWD dan
REF ada dua macam, yaitu NC & NO, sedan pada tombol OFF adalah NC.
(c) Tombol Engkel : OFF
(d) Tombol engkel: ON
(e) Tombol engkel : NO-NC
6) Bahan-Bahan
a) Kanal Sirip & Pipa Instalasi
Kanal sirip disebut juga dak kabel. Sarana ini biasanya digunakan untuk me-
nempatkan kabel di dalam panel agar rapi. Sedang pipa instalasi digunakan untuk
menempatkan kabel yang ke luar dari panel, sehingga kelihatan rapi dan terlindung
dari gangguan mekanik.
b) Terminal Kabel / Terminal Rangkai
Untuk persiapan penyambungan kabel kerangkaian luar dari suatu panel,
perlu disiapkan terminal kabel. Terminal kabel disini ada dua macam, yaitu (a)
terminal plastic, (b) terminal rangkai. Jenis terminal rangkai dapat dirangkai dalam
suatu rel omega, banyak digunakan untuk pelayanan sambungan pada panel
kelasifikasi besar.
c) Rel Omega
Rel omega adalah suatu rel yang digunakan untuk dudukan komponen di
dalam panel, seperti MCB, Kontaktor, Relay, terminal rangkai, dan lain sebagainya.
d) Rel Tembaga
Rel tembaga digunakan sebagai sarana pengumpul tenaga listrik, yang
diletak-kan didalam panel tenaga. Ukuran rel tembaga yang ada di perdagangan
ditunjukkan pada tabel 2.2 di bawah ini
Tabel 2.1. Ukuran Rel Tembaga
REL TEMBAGA
Arus dalam Ampere yang
Lebar Tebal Penampang diijinkan untuk kenaikan suhu:
(mm) (mm) (mm²)
20°C 10°C
15 2 30 110A 75A
15 4 60 160A 120A
20 2 40 140A 100A
20 4 80 210A 150A
25 2 50 190A 140A
25 4 100 250A 180A
30 4 120 300A 220A
30 6 180 390A 270A
40 4 160 400A 280A
40 6 240 500A 360A
40 8 320 600A 420A
50 4 200 500A 350A
e) Lampu Indikator
Adalah lampu tanda misalnya untuk menunjukkan jala-jala On
(bertegangan), lampu tanda motor run, lampu tanda motor putar kiri, lampu tanda
motor putar kanan, lampu tangda motor off, lampu tanda olerload sedang OFF,
dan lain sebagainya. Lampu indicator ditunjukkan pada gambar 2.8:
7) Panel Box
Panel box adalah kotak yang berfungsi untuk meletakkan dan pelindungi
perlengkapan pendistribusian atau perlengkapan pengendalian tenaga listrik.
8) Penghantar Listrik
Penghantar listrik (konduktor) adalah bahan yang memiliki konduktifitas baik
untuk menyalurkan tenaga listrik. Bahan yang banyak digunakan adalah tembaga atau
aluminium. Bila penghantar listrik tersebut sudah dilindungi oleh suatu isolasi biasa
disebut “kabel” Jenis kabel di perdagangan banyak sekali ragamnya, dan selalu ada saja
tambahan jenis kabel baru di pasaran.
Sistem Pengendalian Motor Listrik adalah adalah sejumlah kegiatan mulai dari
memasang, merakit, mengamankan, dan mengoperasikan motor hingga pesawat tersebut
dapat bekerja dengan aman. Pengawatan motor listrik adalah kegiatan merakit atau
menghubungkan motor listrik dengan pelengkapan-perlengkapannya sehingga membentuk
suatu sistem instalasi motor listrik. Sistem pengendalian motor listrik bisa dilakukan secara
manual, semi otomatis dan otomatis.
1) Sistem Pengendalian Motor Listrik Secara Manual
Sistem pengendalian motor listrik secara manual adalah sistem pengawatan,
pengamanan, dan pengoperasian motor listrik dengan menggunakan peralatan mekanik
yang dilakukan oleh manusia.
a. Pengendalian Motor Listrik dengan Saklar ON/OFF
Dengan sakelar ON/OFF motor dapat dihubungkan langsung dengan tegangan jala-
jala. Biasanya sakelar ON-OFF digunakan untuk mengoperasikan motor yang berdaya
kecil, misalnya: motor gergaji; motor gerida; motor bor; dan lain sebagainya. Contoh
Rangkaiannya ditunjukkan pada gambar 2.10:
:
Gambar 2.10. Pengawatan Motor Listrik menggunakan Sakelar ON/OFF
(Sumber: Prihanto, 2013: 112)
Sakelar TPDT dapat dijadikan sebagai sakelar bintang segitiga (start delta) dengan
cara seperti diperlihatkan pada gambar 2.12:
tegangan kerja belitan magnet dari kontaktor tersebut. Pada umumnya tegangan kerjanya
adalah 220 V, tetapi ada juga yang bertegangan 110 volt, 380 Volt, dan tegangan ekstra
rendah. Dalam pengawatannya harus hati-hati jangan sampai tegangan yang dihubungkan
melebihi kapasitas tegangan kerja coil kontaktor, hal ini akan berakibat fatal, yaitu coil
langsung terbakar. Komponen utama dalam pengendalian motor secara semi otomatis
diantaranya Kontaktor Magnit, Overload Load, Timer, Push Button ON-OFF, Push Button
dan OFF-REF-FWD
Gambar 2.14. Motor 3 fasa yang dilayani dari dua tempat dengan kontraktor magnit
(Sumber: Prihanto, 2013: 127)
D. RANGKUMAN
E. TUGAS
F. DAFTAR RUJUKAN
B.L. Theraja., 1978. Electrical Technology. New Delhi: S.Chand & Company Ltd
Djemari Mardapi, 1980. Sistem Pengendali Motor Listrik. Yogyakarta: FKT IKIP
Malang.
(online) needly.multiply.com
Setiawan ,E, & Harten, VP., 1995. Instalasi Listrik Arus Kuat 3. Jakarta:
Binacipta.
A. KERANGKA ISI
BAB 3
Instalasi pada Panel Daya
Pengelompokan Panel
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. MATERI PEMBELAJARAN
Sakelar yang dimaksud dalam 6241 & 6242 (PUIL) di atas tidak diperlukan dalam hal
sebagai berikut:
(1) jika PHB mendapat suplai dari saluran keluar suatu PHB lain, yang pada saluran
keluarnya dipasang sakelar yang mudah dicapai dan kedua PHB itu terletak dalam
ruang yang sama, serta jarak antara keduanya tidak lebih dari 5 meter.
(2) Jika dengan cara tertentu dapat dilaksanakan pemutusan dan penyambungan suplai
ke PHB tersebut melalui suatu sakelar pembantu, sakelar pembantu ini harus
dipasang pada tempat yang mudah dicapai.
(3) Jika sakelar itu diganti dengan pemisah, asalkan pada setiap sirkit keluar dipasang
sakelar keluar. (6243, puil 2000)
(4) Sakelar masuk harus dipasang dengan ketentuan tidak ada pengaman lebur dan
gawai lainnya yang menjadi bertegangan, kecuali volt meter, lampu indicator, dan
pengaman lebur utama yang dipasang sebelum sakelar masuk, jika sakelar masuk
tersebut dalam keadaan terbuka. (6244, puil 2000).
(5) Pada sirkit keluar PHB harus dipasang sakelar keluar, jika sirkit tersebut:
(a) mensuplai tiga buah atau lebih PHB yang lain.
(b) Dihubungkan ke tiga buah atau lebih motor atau perlengkapan listrik yang
lain. Hal ini tidak berlaku jika motor tersebut dayanya masing-masing < 1,5
KW dan letaknya dalam ruangan yang sama.
(c) Dihubunghkan ke tiga buah atau lebih kotak-kontak yang masing-masing
mempunyai arus nominal lebih dari 16A.
(d) Mempunyai arus nominal 100A atau lebih (6251, puil 2000)
(6) Ketentuan lain yang harus diperhatikan misalnya : Jika terjadi gangguan tidak
akan meluas; Mudah diperluas bila diperlukan; Mempunyai keandalan yang
tinggi; Konstruksi panel harus kuat, dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar
dan tahan terhadap pengaruh kelembaban.
2 Pengelompokan Panel
Menurut Prihanto (2013: 67) panel berfungsi sebagai pembagi daya instalasi. Di
suatu industri biasanya pendistribusian tenaga listrik dibagi atas panel untuk penerangan
dan panel untuk tenaga (motor-motor). Biasanya pada panel tenaga diberi pengaman
tegangan nol. Dengan terpisahnya panel penerangan dan panel tenaga, maka jika terjadi
gangguan pada panel tenaga (pada saat pengaman tegangan nol bekerja) instalasi
penerangan tidak terganggu.
Untuk instalasi yang lebih besar dipasang perlengkapan hubungan bagi (panel)
utama yang memberi suplai kepada dua panel utama lainnya, yaitu tenaga dan penerangan.
Perlengkapan panel-panel terakhir dilengkapi juga dengan saklar utama.
Dalam menentukan perlengkapan-perlengkapan ( komponen-komponen) panel, seperti
sakelar, alat pengaman, penghantar dan lainnya, selain harus dianalisa juga disesuaikan
dengan PUIL yang berlaku. Adapun syarat umum tentang komponen yang dipasang pada
PHB menurut 661 PUIL 2000, di antaranya adalah sebagai berikut:
(1) komponen yang dipasang pada PHB harus dari jenis yang sesuai dengan syarat
penggunaannya. (6611, puil 2000)
(2) Kemampuan komponen yang dipasang pada PHB harus sesuai dengan keperluan.
(6612, puil 2000)
(3) Sakelar, pemisah dan pemutus yang dipasang pada PHB harus mempunyai kutub
yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan banyaknya fase yang digunakan.
Semua kutub harus dapat dibuka atau ditutup secara serentak. (6621, puil 2000)
Prihanto (2013: 67) mengatakan pada sebuah industri besar yang mempunyai
banyak ruang kerja listrik, tentunya untuk memfasilitasi penyaluran tenaga listrik,
diperlukan bebarapa panel daya dan panel distribusi daya untuk melayani beban-beban
listrik penerangan berupa lampu-lampu penerangan maupun beban-beban listrik tenaga
berupa motor-motor listrik sebagai penggerak mesin. Untuk melaksanakan maksud
tersebut, pengelompokan perlengkapan sirkit, menurut 626, PUIL 2000 dijelaskan sebagai
berikut:
Pada PHB yang mempunyai banyak sirkit keluar fase tunggal dan fase tiga, baik untuk
instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan, gawai proteksi, sakelar, dan terminal
yang serupa harus dikelompokkan sehingga:
(a) tiap kelompok melayani sebanyak-banyaknya enam buah sirkit;
(b) kelompok perlengkapan instalasi tenaga terpisah dari kelompok perlengkapan
instalasi penerangan.
(c) kelompok perlengkapan fase tunggal, fase dua, dan fase tiga merupakan kelompok
sendiri-sendiri yang terpisah
Sebaiknya dalam satu panel yang melayani instansi penarangan dan instalasi tenaga
terdapat pemisah saluran. Hal ini dimaksud agar gangguan pada mesin-mesin tidak
mempengaruhi penerangan di tempat itu atau sebaliknya.
Panel Daya merupakan komponen yang berfungsi sebagai wadah instalasi tenaga listrik.
Dari data pada Tabel 3.1, dapat dibuat gambar bagan tata letak komponen dalam panel
sesuai gambar 3.6:
M1 M2 M3 M4 M5
D. RANGKUMAN
E. TUGAS
PUIL!
1. F. DAFTAR RUJUKAN
A. KERANGKA ISI
BAB 4
Instalasi Sistem Pembunian
Sistem Pembumian
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. MATERI PEMBELAJARAN
1 Sistem Pembumian
Oleh karena itu, secara umum sistem pembumian berperan sebagai Proteksi dengan
tujuan pemasangan:
a. Menjamin kerja peralatan listrik atau elektronik
b. Mencegah kerusakan peralatan listrik atau elektronik
c. Menyalurkan energy serangan petir ke tanah
d. Menjamin keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam keadaan normal
maupun dari tegangan sentuh dan tegangan langkah.
2 Ketentuan Pembumian
Sesuai aturan PUIL dalam Prihanto (2013: 17), Ketentuan pembumian adalah
sebagai berikut:
(1) BKT motor pegun harus dibumikan jika terdapat salah satu keadaan berikut :
a) Motor disuplai dengan penghantar terbungkus logam ;
b) Motor ditempatkan di tempat basah dan tidak terpencil atau dilindungi ;
c) Motor ditempatkan dalam lingkungan berbahaya ;
d) Motor bekerja pada tegangan ke bumi di atas 50 V
(2) BKT motor pegun, yang bekerja pada tegangan di atas 50 V ke bumi, harus dibumikan
atau dilindungi dengan cara isolasi ganda yang disahkan, atau dengan cara lain yang
setaraf.
(3) Sebagai pengaman lainnya panel harus dihubungtanahkan yang fungsinya untuk
memperkecil tegangan sentuh listrik bila terjadi kebocoran isolasi. Besar penampang
pentanahan disesuaikan dengan peraturan yang ada. Adapun aturan pembumian pada
PHB menurut 62131 PUIL 2000, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. bila pada PHB utama, rel proteksi dipakai juga sebagai rel netral (sistem TNC),
maka rel tersebut harus dibumikan.
b. Bila pada PHB utama, rel proteksi terpisah dari rel netral, maka hanya rel
proteksi saja yang harus dibumikan.
c. Bila pada PHB sakelar pada saluran masuk dilengkapi dengan sakelar proteksi
arus sisa, maka rel netral tidak boleh dibumikan.
Sesuai dengan buku Prihanto (2013: 17) jenis pembumian sistem berikut ini perlu
diperhitungkan. Kode digunakan mempunyai arti sebagai berikut :
Huruf pertama – hubungan sistem tenaga listrik ke bumi.
T = hubungan langsung satu titik ke bumi.
I = semua bagian aktif diisolasi dari bumi, atau satu titik dihubungkan ke bumi
melalui suatu impedans.
Huruf kedua – Hubungan BKT instalasi ke bumi.
T = hubungan listrik langsung BKT ke bumi, yang tidak tergantung pembumian
setiap titik tenaga listrik.
N = hubungan listrik langsung BKT ke titik yang dibumikan dari sistem tenaga
listrik (dalam sistem a.b. titik yang dibumikan biasanya titik netral, atau penghantar
fase jika titik netral tidak ada).
Huruf berikutnya (jika ada) – Susunan penghantar netral dan penghantar proteksi.
S = fungsi proteksi yang diberikan oleh penghantar yang terpisah dari netral atau
dari saluran yang dibumikan (atau dalam sistem a.b., fase yang dibumikan).
C = fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal
(penghantar PEN).
Penghantar netral dari penghantar proteksi Penghantar fasa yang dibumikan dan penghantar
terpisah di seluruh system proteksi terpisah di seluruh sistem
Gambar 4.1 Sistem TN-S
(Sumber: Prihanto, 2013: 18)
b) Sistem TN-C-S : fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar
tunggal di sebagian sistem
L1
L2
L3
B. P
BKT BKT
c) Sistem T.N-C : Di mana fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam
penghantar tunggal di seluruh sistem
L1
L2
L3
BKT BKT
L2 L2
L3 L3
D. P E. P
BKT BKT
Pembumian sistem
Pembumian sistem
L1 L1
L2 L2
L3 1) L3 1)
Impedans Impedans
PE
Pembumian sistem
BKT PE BKT
Pembumian sistem
Gambar 4.6. Contoh Tipikal hubungan penghantar proteksi dan penghantar PEN ke rel atau
terminal dalam PHB
(Sumber: Prihanto, 2013: 20)
D. RANGKUMAN
E. TUGAS
tenaga!
1. F. DAFTAR RUJUKAN
PRAKTIKUM
A. KERANGKA ISI
PRAKTIKUM
B. TUJUAN PRAKTIKUM
C. TUGAS PRAKTIKUM
Buatlah kelompok yang terdiri dari 3 orang, lakukan instalasi pada kegiatan
praktikum-praktikum berikut ini kemudian catat hasilnya serta berikan analisis dan
kesimpulannya:
Praktikum 1: Hubungan Lampu Seri, Paralel, Seri Paralel, Star, dan Delta
Pada rangkaian paralel, nilai tegangan pada masing masing cabang yang
melalui beban adalah sama namun nilai arusnya berbeda. Berdasarkan
gambar 4.1 berlaku rumus:
b. Gambar Rangkaian:
Tiga buah lampu pijar dihubung paralel dan di supply tegangan 220 VAC
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
b. Gambar Rangkaian:
Tiga buah lampu pijar dihubung seri dan di supply tegangan 220 VAC
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
b. Gambar Rangkaian:
Tiga buah lampu pijar dihubung seri-paralel dan di supply tegangan 220 VAC
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
b. Gambar Rangkaian:
Tiga buah lampu pijar dihubung star dan di supply tegangan 220 VAC
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
b. Gambar Rangkaian:
Tiga buah lampu pijar dihubung delta dan di supply tegangan 220 VAC
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
Kegiatan praktikum ini terdiri dari rangkaian utama dan rangkaian kendali. Cara
kerja dari rangkaian ini yaitu ketika tombol start ditekan maka motor 3 fasa akan berputar
dan jika tombol stop ditekan maka motor akan berhenti berputar. Berikut ini tujuan
praktikum 2:
Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi Hubungan Seri Paralel Start
Stop 1 Motor 3 Fasa
Mahasiswa mampu menganalisa dan menyimpulkan hasil instalasi
b. Gambar Rangkaian:
(a) (b)
Gambar 5.6. (a) Rangkaian Utama, (b) Rangkaian Kendali
(Sumber: Jobsheet TE_UM)
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
1. Hubungan Star
Motor 3 fasa banyak dipergunakan pada semua mesin industri, baik dengan daya
kecil ataupun dengan daya yang besar. Motor 3 fasa dengan satu arah putar dapat dilayani
dengan saklar TPST ( time dole, single throw) atau tiga kutub satu gerakan, atau TPDT
tetapi tiga terminal tidak digunakan, atau saklar yang fungsinya sama. Untuk mendapatkan
hubungan bintang pada motor dapat dilaksanakan sebagai berikut.
X –U Y disambung / diklem (3 terminal bawah) v diberi fasa R S T
V disambung/ diklem (3 terminal atas)
Untuk motor dengan data 220v/380 star/delta artinya
jika dihubungkan delta tegangan kerja 220 v (antar fasa )
Jika dihubungkan Y tegangan kerja 380 v (antar fasa )
a. Gambar Rangkaian
Gambar 5.7. Pelaksanaan Instalasi Motor 3 Fasa 220/380 V, hubungan bintang, 1 arah
putaran dioperasikan menggunakan sakelar TPDT
c. Langkah Kerja
1) Awali praktikum instalasi dengan doa
2) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
3) Cek alat dan bahan apakah masih berfungsi dengan baik
4) Gunakan keselematan kerja dengan baik
5) Lakukan pengawatan seperti pada gambar rangkaian.
6) Tes apakah rangkaian dapat bekerja dengan baik atau tidak
7) Amati cara kerja dan cek lampu indicator
8) Catat hasilnya
9) Akhiri kegiatan praktikum dengan doa
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
2. Hubungan Delta
Motor 3 fasa banyak digunakan pada semua mesin industri, baik dengan kecil
maupun dengan daya besar. Motor 3 fasa dengan satu arah putar dapat dilayani dengan
saklar TPST (Three Pole Single Twho) atau tiga kutub satu gerakan yang sejenisnya, dapat
juga digunakan saklar TPDT. Untuk mendapatkan hubungan bintang pada motor dapat
dilaksanakan sebagai berikut:
U dengan X diklem dan di beri fasa R
V dengan Y diklem dan di beri fasa S
W dengan Z diklem dan di beri fasa T
b. Gambar Rangkaian
Gambar 5.8. Pelaksanaan Instalasi Motor 3 Fasa 220/380V, hubungan segi-tiga, satu arah
putaran dioperasikan menggunakan sakelar TPDT
(Sumber: Jobsheet TE_UM)
c. Langkah Kerja
1) Awali praktikum instalasi dengan doa
2) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
3) Cek alat dan bahan apakah masih berfungsi dengan baik
4) Gunakan keselematan kerja dengan baik
5) Lakukan pengawatan seperti pada gambar rangkaian.
6) Tes apakah rangkaian dapat bekerja dengan baik atau tidak
7) Amati cara kerja dan cek lampu indicator
8) Catat hasilnya
9) Akhiri kegiatan praktikum dengan doa
d. Hasil Praktikum :
……………………………………………………………………………………….
Motor 3 fasa banyak dipergunakan pada semua mesin industri, baik dengan daya kecil
ataupun dengan daya yang besar. Motor 3 fasa dengan satu arah putar dapat dilayani
dengan saklar TPST ( time dole, single throw) atau tiga kutub satu gerakan, atau TPDT
tetapi tiga terminal tidak digunakan, atau saklar yang fungsinya sama.
b. Gambar Rangkaian
Gambar 5.9. Pelaksanaan Instalasi Motor 3 Fasa 220/380V, hubungan delta, 2 arah
putaran dioperasikan menggunakan sakelar TPDT
(Sumber: Jobsheet TE_UM)
c. Langkah Kerja
1) Awali praktikum instalasi dengan doa
2) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
3) Cek alat dan bahan apakah masih berfungsi dengan baik
d. Hasil Praktikum :
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
Rangkaian ini bertujuan untuk mengendalikan motor 3 fasa dengan kendali 2 arah
putar. Terdiri dari rangkaian utama dan rangkaian kendali untuk mengatur kerja rangkaian
secara interlocking dan dapat memutar balik arah putaran menggunakan tombol OFF REV
FWD.
a. Gambar Rangkaian:
Gambar 5.11. Rangkaian utama dari motor 3 fasa yang bekerja secara interlocking
menggunakan tombol forward-reverse-off.
(Sumber: trikuerni-desain-sistem.blogspot.com)
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
Rangkaian ini terdiri dari rangkaian utama dan rangkaian kendali. Alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam melakukan instalasi terdiri dari obeng-, obeng+, MCB 1 Fasa,
MCB 3 Fasa, Kontaktor Magnet, Push Button, Kabel, dan Motor 3 Fasa.
a. Gambar Rangkaian:
d. Hasil Praktikum :
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
Rangkaian ini terdiri dari rangkaian utama dan rangkaian kendali. Alat dan bahan
untuk menginstalasi rangkaian ini terdiri dari obeng-, obeng +, tang kombinasi, tespen,
kabel jumper, push button, kontaktor magnet, TOR, MCB 1 fasa, MCB 3 fasa, dan lampu
indicator.
a. Gambar Rangkaian:
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
Rangkaian ini terdiri dari rangkaian utama dan rangkaian kendali. Alat dan bahan
untuk menginstalasi rangkaian ini terdiri dari obeng-, obeng +, tang kombinasi, tespen,
kabel jumper, push button, kontaktor magnet, TOR, MCB 1 fasa, MCB 3 fasa, TDR, Soket
TDR, dan lampu indicator.
b. Gambar Rangkaian:
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
Rangkaian ini terdiri dari rangkaian utama dan rangkaian kendali. Alat dan bahan
untuk menginstalasi rangkaian ini terdiri dari obeng-, obeng +, tang kombinasi, tespen,
kabel jumper, push button, kontaktor magnet, TOR, MCB 1 fasa, MCB 3 fasa, TDR, Soket
TDR, dan lampu indicator.
a. Alat dan Bahan
- Obeng – - MCB 3 Fasa
- Obeng + - MCB 1 Fasa
- Tang Kombinasi - Kabel Jumper
- Tespen - Motor 3 Fasa
- Kontaktor - TDR
- TOR/OL
- Push Button NO/NC
b. Gambar Rangkaian:
Gambar 5.17. Rangkaian Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan
Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
(Sumber: Jobsheet TE_UM)
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
Praktikum 10: Kendali Star Delta Motor 3 Fasa dengan kendali manual,
semi-otomatis, dan otomatis
c. Gambar Rangkaian
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
timer, oleh sebab itu sebelum dioperasikan timer harus diseting waktu tundanya sekitar 10
detik. Gunakan lampu indicator untuk mengidikasikan motor dalam kondisi OFF dan
kondisi ON.
b. Gambar Rangkaian
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
- Kontaktor
- TOR/OL
- Push Button NO/NC
b. Gambar Rangkaian
d. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………….
(online) listrik-praktis.blogspot.com
(online) trikuerni-desain-sistem.blogspot.com
83
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
Lakukan instalasi untuk menjalankan 3 buah motor listrik 3 fasa system Bintang-
Segitiga secara otomatis dengan 2 arah putar.
Rangkaian Kendali
MCB
OFF
NC NO NO
ON-1 ON-1 K4 K1
8
NO NO NC
ON-2 ON-2 K4 K2
5 6
NO NC NC NC
K1 K3 K2 K3
A1 A1 2 A1 A1
K1 K2 K3 H K4 K M
A2 A2 7 A2 A2
N Y Motor
Δ Off
84
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
Rangkaian Utama
R
S
T
N
MCB
3Ø
L1 L3 L5 L1 L3 L5 L1 L3 L5 L1 L3 L5
A1 A1 A1 A1
K4 K1 K2 K3
L2 L4 L6 A2 A2 A2 A2
L2 L4 L6 L2 L4 L6 L2 L4 L6
U V Y
Z X W
MOTOR
85
WORKSHOP INSTALASI TENAGA LISTRIK 2017
86