PEMBAHASAN
Nipagin merupakan senyawa penolik yang bersifat asam lemah, sehingga untuk
menentukan kadarnya digunakan metode titrasi asam basa tidak langsung, karena jika
suatu garam yang terbentuk dari campuran asam lemah dan basa kuat dengan
perbandingan mol yang sama dilarutkan dalam air, maka kation dari asam lemah dapat
terhidrolisis sedangkan anion dari basa kuat tidak dapat terhidrolisis. Jadi, garam yang
terbentuk dari campuran asam lemah dan basa kuat terhidrolisis sebagian. Sehingga titik
akhir akan sulit ditentukan jika menggunakan metode titrasi langsung.
Selanjutnya dilakukan titrasi blanko sebagai faktor koreksi kelebihan titran pada saat
titrasi. Dalam hal ini blanko digunakan terhadap etanol 96% yang dititrasi dengan
menggunakan natrium hidroksida dan fenolftalein sebagai indikator. Dalam penentuan
kadar nipagin etanol 96% dititrasi blanko hal ini dilakukan untuk mengatur banyaknya
etanol yang bereaksi dengan natrium hidroksida.
Lalu barulah dilakukan kadar sampel, dimana sampel yang telah diencerkan dipipet
sebanyak 10 ml, lalu ditambahkan indikator kemudian ditambahkan NaOH berlebih
sampai terjadi disosiasi indikator . Indikator yang digunakan adalah fenolftalein.
Indikator fenolftalein memiliki rentang pH 8,0-9,6 dengan perubahan warna dari tidak
berwarna menjadi berwarna merah muda. Hal tersebut dapat terjadi karena Fenolftalein
merupakan asam diprotik dan tidak berwarna yang terurai terlebih dahulu menjadi bentuk
tidak berwarnanya dan kemudian, dengan sediaan proton kedua, menjadi ion dengan
sistem terkonjugat membangkitkan wama merah muda.
Selanjutnya dilakukan titrasi blanko sebagai faktor kelebihan titran pada saat titrasi.
Dalam hal ini blanko digunakan terhadap etanol 96% yang dititrasi dengan menggunakan
natrium hidroksida dan fenolftalein sebagai indikator. Dalam penentuan kadar nipagin
etanol 96% yang dititrasi menggunakan natrium hidroksida dan fenolftalein sebagai
indikator. blanko hal ini dilakukan untuk mengatur banyaknya etanol yang bereaksi
dengan Natrium hidroksida, Lalu barulah dilakukan kadar sampel, dimana sampel yang
telah diencerkan dipipet sebanyak 10 ml, lalu ditambahkan indikator kemudian
ditambahkan NaOH berlebih sampai terjadi disosiasi indikator . Indikator yang digunakan
adalah fenolftalein. Indikator fenolftalein memiliki rentang pH 8,0-9,6 dengan perubahan
warna dari bening atau tidak berwarna merah muda atau merah muda. Hal tersebut dapat
terjadi karena Fenolftalein merupakan asam diprotik dan tidak berwarna yang terurai
terlebih dahulu menjadi bentuk tidak berwarnanya dan kemudian, dengan sediaan proton
kedua, menjadi ion dengan sistem terkonjugat membangkitkan wama merah muda. Ion-
ion yang mempunyai sistem terkonjugat akan menyerap sinar berpanjang gelombang lebih
panjang dari ion-ion yang tidak sebanding dengan sistem yang terkonjugatnya. Sinar yang
diserap berada pada bagian tampak dari spektrum, sehingga ion tersebut menjadi
berwama. Sedangkan reaksi nipagin dengan NaOH adalah sebagai berikut:
Kemudian campuran sampel dan NAOH berlebih tadi dititrasi dengan dengan HCI,
dari prosedur ini diketahui volume NaOH berlebih yang bereaksi dengan HCl, sehingga
diperoleh nomalitas dari sampel yaitu : 0,071 N. Dan berat sampel sebesar 0,54 g maka
didapat persen kadar nipagin dari sampel sebesar 1,08 %.
IV. KESIMPULAN