Anda di halaman 1dari 9

MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN AUDIO GELOMBANG

ALPHA UNTUK MENINGKATKAN DAYA KONSENTRASI


SISWA

Oleh:
Emilius Yosta Remba (1113018018)
Pius Filius Deo Datur Ananta (1113019003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Media
Pembelajaran Dengan Fitur Audio Gelombang Alpha untuk Meningkatkan Daya
Konsentrasi Siswa” dengan dengan baik.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini ditujukan untuk dilombakan dalam
Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan
Fisika Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Dalam penyusunan karya
tulis ini tentunya penulis mengalami berbagai hambatan, penulis menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan
sehingga segala hambatan dapat diatasi dengan baik.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis mohon maaf bila terdapat kekurangan. Kritik dan saran sangat
diharapkan bagi perbaikan selanjutnya. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat
bagi pembaca.

Surabaya, 11 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 1
1.5 Hipotesis ................................................................................................... 1
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 2
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan survei kegiatan belajar mengajar jarak jauh ditengah pandemi
Corona yang dilakukan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) menyebutkan bahwa rata-rata siswa tidak bisa memahami
pelajaran dalam kondisi kegiatan jarak jauh. Siswa juga tidak bisa
berkosentrasi secara penuh jika belajar di rumah. Chabibie menyebut salah
satu solusi untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak di rumah adalah
membuat konten digital. Oleh karena itu, kata Chabibie, Kemendikbud
bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk menghadirkan konten
pembelajaran digital. (Putri, 2020)
Untuk mendukung program dari Kemendikbud maka penulis memiliki
gagasan dalam membuat sebuah rancangan media pembelajaran interaktif
fisika dengan fitur tambahan audio gelombang alpha.

1.2 Rumusan Masalah


(1) Apa yang dimaksud dengan gelombang alpha?
(2) Bagaimana pengaruh gelombang alpha terhadap proses belajar siswa?

1.3 Tujuan Penelitian


Mengetahui pengaruh terapi gelombang alpha dalam meningkatkan
konsentrasi belajar siswa selama proses pembelajaran jarak jauh.

1.4 Manfaat Penelitian


Meningkatkan konsentrasi dan minat belajar siswa selama proses
pembelajaran jarak jauh, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1.5 Hipotesis
Terapi gelombang alpha dapat meningkatkan konsentrasi pada siswa.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


(1) Siswa kelas 10 SMA GIKI 2 Surabaya tahun pelajaran 2020/2021.
(2) Daya konsentrasi siswa selama proses belajar mengajar jarak jauh.
(3) Media pembelajaran yang digunakan dilengkapi dengan fitur audio
gelombang alpha.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang pengajar untuk
meningkatkan konsentrasi dan menjaga daya ingat serta daya kreativitas peserta
didik. Salah satu caranya ialah dengan melakukan terapi gelombang otak atau
dalam bahasa yang lebih universal dikenal dengan nama terapi Brainwave
Entrainment. Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik yang
berfluktuasi (naik-turun). Gelombang listrik yang berfluktuasi ini disebut dengan
gelombang otak (brainwave). Gelombang otak (brainwave) merupakan
gelombang otak yang kompleks, ditimbulkan sebagai akibat aktivitas impuls
listrik di dalam otak dengan besaran (amplitudo) tidak lebih dari 200µV
(mikrovolt atau sepersejuta volt) pada kisaran frekuensi 0,5 Hz sampai dengan
200 Hz yang merupakan gambaran dan sikap mental seseorang. Semakin tinggi
aktivitas mental seseorang (keadaan sadar, fokus dan bersemangatnya) maka akan
semakin tinggi kisaran frekuensi (Hz) gelombang di dalam otaknya, namun
semakin rendah impuls listrik (µV) dalam otaknya. Sebaliknya, semakin rendah
aktivitas mental seseorang (keadaan santai, rileks atau tidur) maka kisaran
frekuensi (Hz) gelombang dalam otak akan semakin rendah, akan tetapi impuls
listrik (µV) dalam otak akan semakin tinggi. (Gunawan, 2011)
Rangsangan suara merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi
kehadiran gelombang listrik di otak. Oleh karena itu untuk keperluan terapi emosional
dan kejiwaan sering digunakan rangsangan suara untuk dicapainya peningkatan
gelonbang tertentu pada otak. Ini berarti pula bahwa rangsangan suara dapat
menyebabkan seseorang berada pada kondisi dan emosi tertentu, misalnya kondisi
rileks. Pada musik klasik dan sebagian musik berirama lembut dapat memberikan
kondisi rileks seseorang. (Djamal & Tjokronegoro, 2005)
Alat ukur aktivitas listrik pada otak manusia yang diakibatkan oleh
perubahan kimiawi dan pengaruh rangsangan terhadap panca indera dikenal
sebagai electroencephalopraph (EEG). Ilmu yang mempelajari aktivitas otak dan
alat ukurnya (EEG) disebut dengan electroencephalography. (Graimann, 2010)
Frekuensi otak manusia berbeda‐beda untuk setiap fase, sadar, rileks
(santai), tidur ringan, tidur nyenyak, trance (keadaan tak sadarkan diri), panik, dan
sebagainya. Melalui penelitian yang panjang, para ahli saraf (otak) sependapat
bahwa gelombang otak berkaitan dengan kondisi pikiran. Berikut merupakan
jenis‐jenis frekuensi gelombang otak dan pengaruhnya terhadap kondisi otak
manusia. (Mustajib, 2010)
(1) Delta
Delta adalah gelombang otak yang memiliki amplitudo (simpangan
terjauh dari titik keseimbangan pada getaran) yang besar dan frekuensi

2
yang rendah, yaitu dibawah 4 hertz. Bila seseorang tertidur lelap tanpa
mimpi, otak akan menghasilkan gelombang delta sehingga disebut
juga dengan fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Sebab, saat tertidur
lelap tubuh akan melakukan proses penyembuhan diri, memperbaiki
kerusakan jaringan, dan memproduksi sel‐sel baru.
(2) Theta
Gelombang otak yang terjadi saat seseorang mengalami tidur ringan
atau sangat mengantuk disebut gelombang theta. Biasanya ditandai
dengan kondisi nafas yang melambat dan dalam. Selain dalam kondisi
tertidur, beberapa orang juga dapat menghasilkan kondisi ketika
meditasi, berdoa, atau menjalani ritual agama dengan penuh
konsentrasi. Selain itu, orang yang mampu mengalirkan energi chi,
prana, atau tenaga dalam juga dapat menghasilkan gelombang theta
saat mereka latihan atau menyalurkan energi pada orang lain.
(3) Alpha
Alpha adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang
mengalami relaksasi. Gelombang alpha disebut dengan istilah relaxed
alertness (kewaspadaan yang rileks) atau kadang juga disebut relaxed
awareness (kesadaran yang rileks) (Dryden & Vos, 2000). Orang yang
memulai meditasi ringan juga menghasilkan gelombang alpha.
Frekuensi alpha juga merupakan frekuensi pengendali dan
penghubung pikiran sadar dan bawah sadar.
(4) Beta
Beta adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang
mengalami aktivitas mental yang terjaga penuh, misalnya ketika
sedang melakukan kegiatan sehari‐hari dan berinteraksi dengan orang
lain. Gelombang beta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu gelombang
highbeta (lebih dari 19 hertz) yang merupakan transisi dengan
gelombang gamma, lalu gelombang beta (15 hertz – 18 hertz), dan
selanjutnya gelombang lowbeta (12 hertz – 16 hertz).
(5) Sensory Motor Rhytm (SMR)
Sensory Motor Rhytm (SMR) merupakan gelombang yang masih
termasuk dalam kelompok gelombang lowbeta yang dihasilkan oleh
seseorang yang sedang fokus atau berkonsentrasi. Bila seseorang tidak
menghasilkan gelombang ini, otomatis orang tersebut tidak akan
mampu berkonsentrasi seperti pada penderita epilepsi, ADHD
(Attention Deficit and Hyperactivity Disorder), dan autis.
(6) Gamma
Gamma adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang
mengalami aktivitas dalam kesadaran penuh. Seperti contohnya pada
saat kondisi mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di
arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil di muka umum,

3
sangat panik, atau ketakutan. Berdasarkan penelitian Dr. Jeffrey D.
Thompson (Center for Acoustic Research), di atas gelombang gamma
sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang Hypergamma (tepat 100
Hz) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz), yang merupakan
gelombang-gelombang supernatural atau berhubungan dengan
kemampuan yang luar biasa.
Menurut Hans Berger, zona alpha (alpha zone) sebenarnya adalah salah
satu gelombang otak, yaitu gelombang alpha. Gelombang Alpha terdapat pada
frekwensi(7-13 Hz). Seseorang yang sedang masuk dalam kondisi alpha akan
mengalami kondisi yang relaks tapi waspada, seperti sedang melamuntetapi
sebenarnya sedang berpikir. Intinya otak bekerja dengan relaks. Jadi kondisi alfa
merupakan kondisi yang tepat untuk belajar. (Chatib, 2011)
Proses pembelajaran juga dapat dikaitkan dengan terapi brainwave karena
gelombang-gelombang ini dapat meningkatkan kinerja otak untuk lebih
berkonsentrasi dalam meningkatkan daya memori dan juga kecerdasan, antara lain
gelombang alpha. Kondisi gelombang otak alpha ideal untuk perenungan,
memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas.
(Gunawan, 2011)
(Kawengian, Rumampuk, & Lintong, 2020)

4
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan pada subyek penelitian sebanyak 30 orang


siswa kelas 10 SMA GIKI 2 Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif true experimental design dengan desain penelitian randomized control-
group pretest-posttest design. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini ialah
sebagai berikut: Siswa diberikan 10 soal fisika materi usaha dan energi, setelah
selesai mengerjakan, siswa diberi media pembelajaran yang telah disediakan, lalu
diwajibkan untuk mendengarkan audio gelombang alfa terlebih dahulu dan
dilanjutkan dengan belajar mandiri. Kemudian diberikan lagi 10 soal fisika berbeda
dengan materi dan derajat kesulitan yang sama. Analisis data hasil pretest
menggunakan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov dan uji homogenitas Levene,
sedangkan hasil posttest menggunakan uji-t satu pihak.

5
DAFTAR PUSTAKA

Chatib, M. (2011). Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa.

Djamal, E. C., & Tjokronegoro, H. A. (2005). Identifikasi dan Klasifikasi Sinyal


EEG terhadap Rangsangan Suara dengan Ekstrasi. Jurnal Program Studi
Teknik Fisika.

Dryden, G., & Vos, J. (2000). Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa.

Graimann, B. (2010). Brain-Computer Interfaces: A Gentle Introduction. Berlin:


Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Gunawan. (2011). Kedahsyatan dan Kekuatan Gelombang Otak (Cetakan I).


Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Kawengian, J., Rumampuk, J., & Lintong, F. (2020). Perbedaan Pengaruh Terapi
Audio Gelobang Alpha dan Gelombang Theta terhadap Daya Konsentrasi
Otak pada Pemuda GMIM Tabita Sarongsong 1 Airmadidi 2. Medical
Scope Journal (MSJ), 71-76.

Mustajib, A. (2010). Rahasia Dahsyat Terapi Otak. Jakarta: PT. Wahyu Media.

Putri, Z. (2020, Juli 26). detikNews. Retrieved from detikcom:


https://news.detik.com/berita/d-5108510/survei-kemdikbud-siswa-sulit-
pahami-pelajaran-saat-belajar-jarak-jauh/2

Anda mungkin juga menyukai