Anda di halaman 1dari 32

PEMERIKSAAN CACAT CORAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada proses pengecoran logam terjadinya cacat pada hasil  coran

sangat dihindari. Dengan terjadinya cacat maka akan menurunkan kualitas

dari hasil coran tersebut serta menurunkan efektifitas dari proses produksi.

Cacat yang umumnya terjadi pada hasil coran adalah seperti adanya inklusi

pasir (sand inclusion), dan adanya rongga udara (shrinkage) didalam hasil

coran. Cacat pada hasil coran dapat dihindari dengan perancangan sistem

saluran yang tepat. Perancangan sistem saluran tergantung dari bentuk dan

dimensi benda yang akan dicor, serta jenis material yang digunakan.

Selain itu kecepatan pendinginan benda cor sangat berpengaruh

terhadap solidifikasi dari benda coran sehingga berdampak pada hasil coran

itu sendiri. Dalam perancangan sistem saluran harus memperhatikan prinsip-

prinsip solidifikasi, mekanika fluida dan perpindahan panas sehingga dapat

dianalisa kecepatan pendinginan dan solidifikasi dari proses pengecoran.

Dengan memperhatikan hal tersebut akan didapatkan perancangan sistem

saluran yang tepat dan efisien sehingga dapat mengoptimalkan biaya

produksi.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

II. TEORI DASAR

Sebuah cacat pengecoran adalah ketidakteraturan yang tidak diinginkan dalam


pengecoran logam proses. Beberapa cacat dapat ditoleransi sementara yang lain
dapat diperbaiki, jika tidak maka harus dihilangkan. Mereka dipecah menjadi lima
kategori utama: porositas gas , cacat susut , cacat bahan cetakan , cacat logam
penuangan , dan cacat metalurgi . (Rao, 1999). Istilah "cacat" dan "diskontinuitas"
merujuk pada dua hal khusus dan terpisah dalam casting. Cacat didefinisikan
sebagai kondisi dalam casting yang harus diperbaiki atau dihapus, atau casting
harus ditolak. Diskontinuitas, juga dikenal sebagai "ketidaksempurnaan",
didefinisikan sebagai "gangguan dalam kontinuitas fisik casting". Oleh karena itu,
jika casting kurang sempurna, tetapi masih berguna dan dalam toleransi,
ketidaksempurnaan harus dianggap "diskontinuitas". (Hamza, 2017)

Dalam proses pengecoran, apabila seseorang melakukan suatu hal yang


kurang tepat maka akan berdampak pada hasil pengecoran tersebut atau
menghasilkan cacat produk. Cacat pada produk pengecoran mengakibatkan
ditolaknya produk tersebut oleh konsumen.

Cacat pengecoran logam yang terjadi karena gas terlarut dalam logam cair dan
terjebak pada proses solidifikasi disebut porositas gas, dan cacat pengecoran dapat
terjadi karena penyusutan disebut porositas penyusutan (shrinkage) (Suprapto,
2008).

Ada berbagai jenis cacat yang sering dijumpai pada produk cor. Cacat produk
cor mempengaruhi total jumlah produksi dan biaya produksi. Oleh sebab itu,
dalam pengecoran harus dikerjakan dengan hati-hati agar cacat diminimalisir.
Hal-hal yang sering salah dilakukan ketika proses pengecoran seperti pengerasan
yang terlalu cepat, pengadukan yang tidak baik, penuangan yang kurang tepat,
serta desain cetakan yang kurang efektif. (Sadewo, 2019).

Menurut Sadewo dalam Surdia (1976: 211), sesuai dengan komisi pengecoran
internasional yang menggolongkan cacat coran dalam rupa menjadi sembilan
kelas, yaitu:

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

1          Ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas

2          Lubang-lubang

3          Retakan

4          Permukaan kasar

5          Salah alir

6          Kesalahan ukuran

7          Inklusi dan struktur tak seragam

8          Deformasi

9          Cacat-cacat tak nampak

Cacat-cacat tersebut umumnya disebabkan oleh perencanaan, bahan yang


dipakai, proses, dan perencanaan dalam coran. Walaupun terdapat bentuk cacat
yang yang sama, tapi sebabnya akan berbeda-beda.

II.1. Cacat ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas.

Cacat ekor tikus merupakan cacat dibagian luar yang dapat dilihat dengan
mata. Bentuk cacat ini mirip seperti ekor tikus, yang diakibatkan dari pasir
permukaan cetakan yang mengembang dan logam masuk kepermukaan tersebut.
Kekasaran yang meluas merupakan cacat pada permukaan yang diakibatkan oleh
pasir cetak yang tererosi. Bentuk cacat ekor tikus dan kekasaran yang meluas
dapat dilihat pada gambar

Gambar 2.1. Cacat ekor tikus dan kekasaran meluas

(Sumber gambar: staffnew.uny.ac.id)

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

Penyebab cacat ekor tikus atau kekasaran yang meluas disebabkan oleh :

1.      Kecepatan penuangan terlalu lambat

2.      Temperatur penuangan terlalu tinggi

3.      Ketahanan panas pasir cetak rendah

4.      Terjadi pemanasan setempat akibat letak saluran turun yang salah

5.      Pasir cetak banyak mengandung unsur kental atau lumpur

6.      Perbaikan cetakan yang tidak sempurna

7.      Pelapisan cetakan yang terlalu tebal

8.      Kepadatan cetakan pasir yang kurang

9.      Lubang angin pada cetakan kurang

Untuk mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan


merencanakan pembuatan cetakan, peleburan dan penuangan yang baik. Langkah-
langkah yang dapat dilakukan adalah :

1. Menggunakan pasir cetak yang berkualitas, tahan panas dan tidak benyak
mengandung unsure lumpur.
2. Pembuatan cetakan yang teliti baik pemadatan yang cukup, lubang angin
yang cukup dan pelapisan tipis yang merata.
3. Membuat saluran turun yang tepat, sesuai bentuk coran
4. Mengecek temperature logam sebelum penuangan, tempertur tuang harus
sesuai yang disyaratkan
5. Melakukan penuangan dengan kecepatan yang cukup dan kontinyu.

II.2. Cacat lubang-lubang

Cacat lubang-lubang memiliki bentuk dan akibat yang beragam. Bentuk cacat
lubang-lubang dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk penyebab dan
pencegahannya, yaitu sebagai berikut:

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

II.2.1. Rongga udara 

Menurut Amira (2017), Rongga Udara adalah cacat paling banyak terjadi
dalam berbagai bentuk. Rongga udara dapat muncul sebagai lubang pada
permukaan atau didalam coran, terutama sedikit dibawah permukaan yang
merupakan rongga-rongga bulat. Mereka mempunyai warna yang berbeda-beda
sesuai dengan sebab terjadinya cacat, yaitu warna karena oksidasi atau karena
tidak oksidasi. Pada besi cor dan baja cor, berwarna hitam atau biru, pada paduan
tembaga, berwarna coklat atau kuning.

Gambar 2.2. Cacat Rongga Udara

(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Sebeb utama:

1)      Logam cair yang dioksidasi

2)      Tidak cukup keringnya saluran cerat dan ladel, logam cair membawa gas

3)      Temperatur dalam penuangan yang rendah

4)      Penuangan logam yang terlalu lambat

5)      Cawan tuang dan saluran tuang yang basah

6)      Lubang angin yang tidak memadai pada inti

7)      Permeabilitas yang kurang sempurna

8)      Terlalu banyaknya gas yang timbul dalam cetakan dan tidak dihiraukan

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

9)      Rongga udara oleh penyangga, cil atau cil dalam

Menurut Agustiawan (2016, 27 Juni), Untuk mencegah sebab-sebabab atas


maka dapat dilakukan dengan mengikuti cara pencegahan sebagai berikut:

1)    Dalam peleburan dengan kupola, perlu mendapat cairan logam yang bersih
yaitu dengan menjaga tingginya alas kokas, dengan menghidari tiupan yang
terlalu tinggi, dengan menghilangkan kelembapan pada dasar dan dinding
oleh pemanasan mula dan dengan mempergunakan zat penghalang oksid.
Selanjutnya perlu mendapat logam cairbertemperatur tinggi dengan mengatur
jumlah kokas, secara sempurna. Saluran dan ladel harus dikeringkan sampai
kering sekali.

2)      Rongga udara bisa terjadi dengan mudah terutama pada temperatur
penuangan yang rendah. Apabila letak saluran turun tidak baik dan waktu
penuangan terlalu lama, maka rongga udara akan mudah terjadi. Oleh karna
itu perlu memasang saluran turun pada tempat yang benar dan menuangkan
logam cair bertemperatur cocok dengan kecepatan yang cukup cepat.

3)      Rongga udara bisa disebabkan oleh permeabilitas, cetakan yang tidak baik,
oleh uap air setempat, dan oleh bahan-bahan yang berbentuk gas. Oleh karna
itu jumlah gas harus diusahkan sekecil mungkin.

4)  Pada pengeluaran gas yang tidak sempurna, terutama untuk inti yang
terselubungi logam cair, maka rongga udara akan membentuk cacat yang tak
dapat dihindarkan. Sesuai dengan ukuran inti, jalan untuk membuat gas
dengan lubang angin atau dengan mencampur sinder kokas atau dengan
mengeluarkan gas dari telapak inti

5)      Kalau tinggi penuangan terlalu rendah, tekanan logam cair akan menjadi
lebih kecil dari pada tekanan gas dalam cetakan. Oleh karana itu tinggi
penuangan yang rendah dapat menyebabkan rongga udara.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

II.2.2. Lubang jarum

Gambar 2.3. Lubang Jarum


(Sumber: www.google.com)

Cacat lubang jarum ialah dimana permukaan dalamnya halus dan


berbentuk bola. Ukuran cacat ini ialah dibawah 1 sampai 2 mm sangat kecil dan
berbentuk seperti bekas tusukan jarum. Dalam banyak kejadian lubang jarum
tersebar pada permukaan dalamnya berwana perak atau berwarna biru karena
oksidasi. Sebab utamanya ialah sama halnya akibat dari hal yang terjadi pada
cacat rongga dan cara pencegahannya juga sama dengan pencegahan cacat rongga
udara. (Agustiawan, 27 Juni 2016)

II.2.3  Rongga gas karena cil

Gambar 2.4. Cacat Rongga Gas Karena Cil


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

Rongga gas adalah bentuk lain dari rongga udara, yang timbbul disekitar
rongga udara atau cil dalam. Bagian dalamnya halus dan ukurannya berbeda.
Sebabnya ialah kalau permukaan cil, pennyangga dan sebagainya yang
bersentuhan dengan logam cair, berkarat atau terdapat bahan yang bisa menguap,
maka hal ini akan menyebabkan rongga gas. Sebab lainnya ialah uap air dari
cetakan mengembun pada permukaan cil yang kemudian karena panasnya logam
cair akan tebentuk gas. Untuk pencegahannya ialah cil atau penyangga yang
berkarat, harus dipolis dahulu sebelum di pasang. Untuk mencegah karat, cil harus
dilapisi dengan menggunakan timah. Pelapisan dengan menggunakan solder akan
mengakibatkan rongga udara. Pada permukaan yang bersentuhan dengan logam
cair sering dibuat lubang-lubang untuk dapat mengelurakan gas dengan mudah.
Rongga udara yang disebabkan penyangga dapatmengakibatakan kebocoran bagi
coran yang harus kedap terhadap tekanan, sehingga akhirnya coran harus ditolak.
Kalau temperatur inti dan cetakan berebeda pada waktu pemasangan, maka uap
air akan mengembun pada bagian yang lebih dingin dandisini akan terjadi rongga
udara.

II.2.4. Penyusutan dalam

Gambar 2.5. Cacat Penyusutan Dalam


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Penyusutan dalam adalah lubang cacat disebabkan karena pengecilan yang


terjadi ketika logam membeku. Bagian dalamnya biasanya dikelilingi oleh kristal-
kristal dendrit dan cacat ini tidak tampak pada permukaan. Pada coran besi, warna
permukaan dalamnya adalah biru.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

Penyusutan dalam, penyusutan luar, dan rongga penyusutan dapt terjadi karena
sebab-sebab yang sama. Sebab-sebab terjadinya penyusutan dalam dapat dilihat sebagai
berikut:
1)      Temperatur penuangan yang terlalu rendah,menyebabkan penambah membeku
lebih dahulu, karena itu    pengisian akan lebih sukar

2)  Tinggi penambah yang terlalu rendah dan selanjutnya penuangan tambahan yang tidak
dilakukan

3) Bahan-bahan muatan mempunyai banyak karatan dan kotoran

4) Perencanaan dan pembuatan penambah yang kurang sempurna

5) Logam cair yang dioksidasi mengakibatakan perbandingan penyusutan yang cukup


besar
6) Temperatur penuangan yang rendah, dan oksidasi logam cair disebabakan karena alas
kokas yang terlalu rendah

7) Ukuran leher penambah yang tidak cukup

8) Tempat penambah yang tidak tepat atau jarak isi yang kurang

9) Cetakan membengkak karena tekanan dari logam cair di tempat yangkurang mampat
10) Cetakan pasir dengan sudut-sudut yang tajam dan dengan inti yang tipis dikelilingi
logam cair. Bagian tersebut terpanaskan lanjut dan terjadi tempat panas yang
mengakibatkan rongga penyusutan
11)  Pengisian yang sukar dari penambah karena karena perubahan yang mendadakdari
tebal irisan
12)  Bagian coran yang cekung terlalu tajam atau terlalu kecil

Untuk mencegah sebab-sebab diatas dapat dilakukan dengan cara-cara


sebagi berikut:

1)      Di guanakan pembekuan mengarah sehingga penambahan dapat bekerja


secara efektif. Bagian pertama yang terisi oleh logam cair adalah bagian yang
bertemperatur rendah dan yang terakhir di isi adalah yang bertemperatur tinggi.
Oleh karena itu penting sekali menepatkan penambah di tempat yang

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

bertemperatur tinggi.Dalam hal ini lebih baik membuat logam cair mengalir
kedalaman cetakan melalui penambahan,cara yang secara ideal yang di tunjuakan
pada gambar. Jadi logam cair yang dingin masuk kedalaman penambah membeku
di bagian atas nya, dengan demikian pengaruh penambah menjadi turun. Dalam
hal ini logam cair bagian bawah mempunyai temperatur tinggi,tapi bagian atas
mempunyai temperatur rendah.oleh karena itu pembekuan mengarah dimulai dari
bagian atas sehingga akibatnya terjadi rongga penyusutan di bagian tengah karena
berkurangnya pengaruh penambah.lebih efektif apabila membiarkan pembekuan
dimulai dari bagian bawah dengan mempergunakan saluran pensil.
2) Penggunaan cil agar terjadi pembekuan yang mengarah dan pengaruh
penambahan akan meningkat. Logam cair diisikan kepinggir roda dari penambah
samping tetapi tidak kebagian tangah bos, pengaruh penambahan tidak sampai
sama sekali karena bagian antara roda dan bos terlalu tipis sehingga bos bebas dari
penambah. Oleh karena itu sebaiknya cil dipasang pada alas bos dan penambah
dipasang diatas. Kekeroposan mungkin terjadi pada bagian persilangan dinding,
dimana logam cair tidak mudah diisikan, sehingga dalam hal ini pembekuan
3) Daerah pengisian yang efektif dari penambah, berbeda menurut bahan scoran,
cara penuangan, dan ketebalan irisan. Dalam pengecoran besi, daerah pengisian
efektif harus delapan kali tebal coran.

II.2.5. Penyusutan luar

Gambar 2.6. Cacat Penyusutan Luar


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Penyusutan luar memberikan lubang pada permukaan luar dari coran, yang
disebabkan karna penyusutan pada pembekuan logam cair. Sebab dan cara

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

pencegahan dari cacat ini dapat dilihat dari pencegahn dan sebab sama dengan
penyusutan dalam.

II.2.6. Rongga penyusutan

Gambar 2.7. Cacat Rongga Penyusutan

(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Rongga penyusutan mempunyai sebab-sebab yang sama seperti pada


penyusutan dalam dan luar. Dan mereka dapat terjadi pada bagian yang tebal yang
membeku terakhir. Cacat ini terdiri dari lubang-lubang kecil dengan permukaan
dalam berkristal dendrit kasar yang bisa timbul pada bagian tebal, bagian
pertemuan, cekungan filet dan sebagainya. Sebab dan pencegahannya sama
dengan penyusutan dalam.

II.3.        Cacat Retakan

Gambar 2.8. Cacat retakan


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Retakan secara luas dibagi menjadi retak penyusutan dan retak karena
tegangan sisa, sebabnya berbeda satu sama lain. Retak penyusutan sering kali
terjadi pada bagian filet yang tajam dari suatu coran. Lebar retakan berbeda, tetapi

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

bentuk retakan tidak tajam. Salah satu retakan yang disebabkan tegangan sisa
adalah robekan panas yang terjadi pada temperature tinggi, dan lainnya retakan
pada temperatur rendah. Keduanya disebabkan karena pendinginan tak seimbang
pada penyusutan. Robekan panas tidak tajam dan dalam beberapa hal tidak
kontinu, tetapi robekan pada temperature rendah, tidak lebar, runcing, dan lurus.

Penyebabnya, Kalau bagian yang sedang membeku menyusut, bagian beku


menarik logam yang belum cukup membeku, sehingga terjadi retakan penyusutan.
Selanjutnya retakan bisa menjadi besar karena penyusutan dalam keadaan padat.
Retak penyusutan mudah terjadi pada bagian persilangan dinding tebal dan sudut-
sudut tajam. Kalau bagian ini tersapu oleh logam cair untuk waktu yang lama,
maka retak penyusutan mudah diteruskan.

Sebab-sebab retakan karena tegangan sisa adalah sebagai berikut:

1)   Persoalan pada perencanaan coran memberikan pengaruh besar pada cacat
macam ini. Tegangan timbul karena perbedaan pembekuan dan waktu penyusutan
disebabkan oleh ketidak seragaman tebal dinding.

2)   Pemuaian cetakan, inti atau besi inti menahan penyusutan dari coran.

3)   Saluran turun dan penambah menambah ketidak seragaan pada pendinginan.

Cara pencegahan dari retakan penyusutan sisa adalah sebagai berikut:

1)   Pembekuan harus seragam dengan mempergunkan cil pada bagian persilangan
dari irisan.

2)   Logam cair harus diisikan bukan dari satu tempat tetapi dari beberapa tempat
secara merata.

3)   Waktu penuangan harus singkat.

4)   Sudut-sudut tajam dari coran harus dihindarkan. Tiap sudut harus dibulatkan
sengan jari-jari lengkungan yang telh ditentukan.

5)   Perubahan mendadak dari irisan harus dihindarkan sebanyak mungkin. Kalau
perlu perubahan irisan dibuat secara berngsur angsur.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM
PEMERIKSAAN CACAT CORAN

Cara-cara penceghan retakan oleh tegangan sisa adalah sebagai berikut:

1)   Dalam perencanaan, tiap bagian dari coran harus dibuat seragam pada
ketebalan dindingnya.

2)   Kalau perubahan tebal dinding pada konstruksi tak dapat dihindarkan atau
rencana penuangan harus dirubah.

3)   Bagian persilngan harus dibulatkan.

4)   Harus dipergunakan rusuk-rusuk penguat.

5)   Setelah operasi penuangan selesai, besi inti harus dipotong dan dipecahkan
agar penyusutan lebih mudah.

6)   Pasir yang menutupi besi inti dari coran yang berukuran besar tebalnya harus
diatas 50 mm.

7)   Satu lubang harus dibuat di bagian tengah inti. Atau sinder kokas, dan lain
sebagainya dicampurkan untuk membuat sifat empuk.

8)   Setelah penuangan, coran harus didinginkan perlahan-lahan dalam cetakan.

II.4. Cacat Permukaan Kasar

Cacat permukaan kasar menghasilkan coran yang permukaannya kasar.


Cacat ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti : cetakan rontok, kup terdorong
ke atas, pelekat, penyinteran dan penetrasi logam. Bentuk, penyebab dan
pencegahan cacat permukaan kasar dapat dilihat Sebagai berikut :

II.4.1. Cetakan rontok

Gambar 2.9. Cacat cetakan rontok

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Ciri utamanya ialah bentuk bengkakan yang tak menentu yang disebabkan
oleh pecahnya cetakan dan pecahnya pasir ini menyebabkan inklusi pasir di
tempat lain.

Penyebab utamanya ialah karna beberapa hal yaitu:

1)   Penumbukan yang tidak cukup karena kecerobohan pada pembuatan cetakan
dan cara penguatan dengan jarum-jarum adlah tidak baik. Bagian yang lemah dari
cetakan yang pecah karena penarikan pola yang tidak hati-hati, atau kemiringan
pola yang tidak cukup.

2)   Kekuantan pasir yang tidak cukup tinggi

3)   Saat memegang cetakan terlalu kasar

Kebanyakan dari sebab-sebab diatas pada dasarnya diakibatkan karna


kecerobohan dalam proses pengerjaan, maka harus di usahan lebih hati-hati dan
lebih teliti dalam bekerja.

II.4.2       Kup terdorong ke atas

Gambar 2.10. Cacat Kup terdorong ke atas

(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Ciri khas dari pemasangan kup dan drag, sebagian dari cetakan mungkin
rontok dan jatuh di dalam cetakan. Akibatnya pembengkakan terjadi disana, dan
pecahan pasir menyebabkan ingklusi pada pasir tempat jatuh tadi. Kalau
pembuatan cetakan dari bagian-bagian yang harus cocok tidak dilakukan dengan

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

baik, maka bagian cetakan yang cembung mungkin akan rontok dan pecahan pasir
akan jatuh kedalam cetakan. Oleh karena itu ingklusi pasir dapat terjadi didalam
kup. Untuk melakukan pencegahan maka permukaan pisah harus dibuat rata
dengan mengggunakan papan, atau cetakan harus diapasang setelah dilakukan
pemeriksaan dilakukan terhadap ketidak teraturan permukaan pisah dan
pemeriksaan bagian dalam cetakan dengan menggandakan pemasangan mula.

II.4.3       Pelekat

Gambar 2.11. Cacat pelekat

(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Pada penarikan pola, sebagian besar muka dari cetakan mungkin melekat pada
pola, sehingga bisa terbentuk berbagai macam gumpalan melekat pad permukaan
coran, hal ini mengakibatkan permuakaan coran menjadi kelihatan buruk. Sebab
hal ini terjadi diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya:

1. Pasir mudah melekat pada pola yang dilakukan polis secar baik, karna adanya
embun dingin. Kalau pola dipanaskan mula, maka pasir akan sukar untuk
melekat.
2. Pasir panas, kadar air yang tidak sesuai, dan kadar lempung yang tidak
kurang, menyebabkan pasir mudah melekat.
3. Penumbukan cetakan yang tidak sesuai
4. Bubuk pemisah yang tidak baik
5. Kemiringan pola yang tidak cukup
6. Getaran yang kurang pada penarikan pola

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

Untuk mencegah hal tersebut terjadi dan utuk mengurangi sebab-sebab


yang terjadi seperti diatas, mak ;lakukan tahapan-tahapan sebagia berikut:
1. Pasir yang diguankan harus pasir yang cukup dinginnakan
2. Pola logam yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu
3. Pasir yang digunakan harus pasir yang memiliki kekuatan yang baik dan
bubuk pemisah yang baik
4. Penumbukan yang dilakukan haru cukup
5. Pelepasan dan penggetaran satat pelepasan dari pola harus cukup

II.4.4       Penyinteran

Gambar 2.12. Cacat penyinteran


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Cacat penyinteran merupakan campuran halus antara logam dan pasir yang
disebabkan sebagian pasir muka dari cetakan bercampur dan melekat pada
permukaan coran. Sebab lain dari cacat ini ialah:

1. Tegangan permukaan yang kecil dari logam yang cair


2. Tekanan statik dan dinamik yang berlebihan dari logam cair
3. Temperatur saat penuangan yang terlalu tinggi
4. Pasir terlalu kasar dan penumbukan yang tidak cukup
5. Pasir mempunyai tahanan panas yang kurang
6. Pengikat yang terlalu banyak
7. Permukaan cetakan mempunyai sifat-sifat yang buruk

Untuk mencegah hal tersebut, bisa dilakukan cara-cara atau metode


berikut:

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

1. Harus digunakan pasir yang mempunyai tahanan panas yang tinggi


2. Oksida besi harus dicampurkan dengan baik kedalam pasir
3. Pasir yang digunakan harus ditumbuk dengan baik
4. Harus menggunakan pasir yang mempunyai daerah distribusi yang luas

II.4.5.  Penetrasi logam

Gambar 2.13. Cacat penetrasi logam


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Penetrasi logam adalah cacat dimana logam mengadakan penetrasi ke


dalam permukaan coran, terutama kebagian inti yang bertemperatur tinggi dan
logam tersinter bersamaan dengan pasir. Cacat ini mudah terjadipada bagian yang
bertemperatur tinggi, seperti sudut yang tajam, inti yang kecil dan tajam. Sebab
utmanya ialah logam cair masuk kedalam ruangan antara butir-butir pasir
padapermukaan cetakan dan bercampur dengan pasir. Cara pencegahan dari
penetrasi logam adalah sama dengan penyiteran, tetapi disini terutama yang
penting adalah ketahanan panas dari pasir dan penumbukan pasir.

II.2.5        Cacat Salah Alir

Gambar 2.14. Cacat Salah Alir

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)


Cacat salah alir dikarenakan logam cair tidak cukup mengisi rongga
cetakan. Umumnya terjadi penyumbatan akibat logam cair terburu membeku
sebelum mengisi rongga cetak secara keseluruhan. Bentuk cacat salah alir dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Penyebab cacat salah alir yaitu :


1)      Coran terlalu tipis Temperature penuangan terlalu rendah.
2)      Laju penuangan terlalu lambat
3)      Aliran logam cair tidak seragam akibat sistim saluran yang jelek.
4)      Lubang angin pada cetakan kurang
5)      Sistim penambah yang tidak sempurna.

Pencegahannya adalah sebagai berikut :


1)      Temperatur tuang harus cukup tinggi
2)      Kecepatan penuangan harus cukup tinggi
3)      Perencanaan sistim saluran yang baik
4)      Lubang angin harus ditambah
5)      Menyempurnakan sistim penambah

II.2.6. Cacat kesalahan ukuran

Cacat kesalahan ukuran terjadi akibat kesalahan dalam pembuatan pola.


Pola yang dbuat untuk memuat cetakan ukuranya tidak sesuai dengan ukuran
coran yang diharapkan. Selain itu kesalahan ukuran dapat terjadi akibat cetakan
yang mengembang atau penyusutan logam yang tinggi saat pembekuan.

Pencegahan kesalah ukuran adalah sebagai berikut :


1)   Membuat pola secara teliti dan cermat.
2)   Menjaga cetakan tidak mengembang dan memperhitungkan penyusutan logam
dengan cermat, sehingga penambahan ukuran pola sesuai dengan penyuutan
logam yang terjadi saat pembekuan.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

II.2.7   Cacat Inklusi dan Struktur Tak Seragam

Cacat inklusi terjadi karena masuknya terak atau bahan bukan logam ke
dalam cairan logam akibat reaksi kimia selama peleburan, penuangan atau
pembekuan. Cacat struktur tidak seragam akan membentuk sebagian struktur
coran berupa struktur cil. Bentuk, penyebab dan pencegahan cacat inklusi dan
struktur tidak seragam dapat dilihat pada table berikut :

II.2.7.1       Cil

Gambar 2.15. Cacat cil


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Bagian dari coran atau lapisan tipis dekat permukaan coran dicil menjadi
putih. Bagian cil ini keras, sukar dikerjakan dengan mesin. Bagian dalam berubah
berangsur-angsur menjadi besi cor berintik dan besi cor kelabu. Penyebabnya
ialah:

1)      Komposisi logam yang tidak memadai.

2)      Logam cair yang panas lanjut.

3)      Kecepatan pendinginan yang cepat

4)      Kadar karbon dan silicon yang rendah.

Cara-cara Pencegahann dari penyeba cacat yang terjadi seperti yang di


terangkan di atas ialah:

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

1)      Dengan mengecor logam sesuai dengan tebal dinding dan kekuatan yang
diperlukan. Sebagai contoh, kalau logam yang memberikan kekuatan tarik 25
kgf/mm2 dengan ketebalan 25 mm, dituangkan ke dalam cetakan dengan ketebalan
dinding 8 mm, maka permukaan coran dan sudut-sudutnya dicil dan mengeras.
Maka untuk keperluan ini harus dipakai logam dengan kadar karbon dan silicon
yang tinggi.

2)      Krom, kobalt dan vanadium tidak boleh ada pada logam

II.2.7.2       Cil terbalik

Gambar 2.16. Cacat cil terbalik


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Cil terbalik adalah keadaan dimana pada coran bagian dalam


terdapat struktur yang dicil. Penyebab dari cil terbalik ini tidak begitu jelas tetapi
cacat ini dapat dihindarkan dengan penurunan kadar belerang dan menaikan kadar
mangan.

II.2.7.3       Inklusi terak

Gambar 2.17. Cacat inklusi terak


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

Terak adalah inklusi bukan logam dalam logam cair yang disebabkan oleh
reaksi kimia selama peleburan, penuangan atau pembekuan. Banyak terak
terapung pada permukaan kup. Penyebabnya ialah:

1)      Oksidasi logam cair

2)      Terlalu banyak inokulan.

3)      Penyingkiran terak dari permukaan cairan logam dalam label tidak cukup.

4)      Tahanan panas yang rendah dari bahan pelapis ladel.

5)      Waktu penuangan yang terlalu lama.

6)      Tidak menggunakan cawan tuang.

7)      Kurang penumbukan pada permukaan cetakan

8)      Permukaan cetakan yang kurang baik.

9)      Ketahanan cetakan yang kurang dari pasir cetak.

10)  Logam mendidih karena pengeringan cetakan yang kurang.

11)  Pembersihan yang kurang pada rongga cetakan

12)  Permeabilitas cetakan yang kurang.

13)  Perencanaan saluran turun yang tidak sempurna.

II.2.7.4       Inklusi pasir

Gambar 2.18. Cacat inklusi pasir


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

Inklusi pasir adalah cacat dimana pasir terbawa dalam coran dan cacat
terjadi pada permukaan atau didalam coran. Penyebab dan cara pencegahannya
sama seperti pada inklusi terak, yaitu dengan mempertimbangkan dalam
cetaknnya.

II.2.8        Deformasi

Cacat deformasi dikarenakan perubahan bentuk coran selama pembekuan


akibat gaya yang timbul selama penuangan dan pembekuan. Bentuk, penyebab
dan pencegahan cacat deformasi dapat dilihat Sebagai berikut:

2.2.8.1           Membengkak

Gambar 2.19. Cacat membengkak


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Pembengkakan disebabkan oleh tekanan logam cair yang terlalu


berlebihan menyebabkan membengkak setempat. Pembengkakan bisa terjadi
kalau cetakan mengembang keluar oleh tekanan logam atau kalau inti tertekan.
Untuk penceagahnnya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1)      Kekuatan tekanan dari cetakan harus dipertinggi

2)      Penumbukan harus cukup dan seragam

3)      Harus dipakai cetakan kering, karena kekuatan tekanannya akan bertambah.

II.2.8.2           Pergeseran

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

Gambar 2.20. Cacat pergeseran


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Ciri utama dari cacat ini ialah, coran yang tidak cocok antara satu dengan
yang lainnya pada permukaan pisahnya. Penyebabanya ialah:

1)      Pergeseran titik tengah dari pola, atau pergeseran pena

2)      Pergeseran titik tengah atau pergeseran pena dan kotak inti

3)      Pergeseran titik tengah dari pelat pola

4)      Lepasnya pena penjamin dari rangka cetak

5)      Pergeseran titik tengah dari cetakan logam

6)      Rangka cetak yang kurang kuat

7)      Pergeseran setelah pemasangan cetakan

Untuk mengatasi penyebab di atas dapat dialkukan langkah-langkah


sebagai berikut:

1)      Cermat dan teliti pada saat pembuatan cetakan

2)      Cermat dan telti pada saat kotak inti pemasangan inti.

3)      Cermat pada saat cetakan pemasangan kup dan drag.

II.2.8.3           Perpindahan inti

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

Gambar 2.21. Cacat perpindahan inti


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Dalam cacat ini inti terapung karna daya apung dari logam cair, sehingga
dapat mengakibatkan dinding sisidari kup menjadi tipis dan mungkin bisa pecah.
Sebab terjadinya cacak ini dikarenakan terapungnya inti, tanpa penahanan daya
apung dari tekanan logam cair. Akibatnya didapat coran yang menyimpang
ukurannya atau coran dengan lubang yang pecah. Maka dari itu diperlukan
pencegahan yang cukup serius, dengaan cara sebagai berikut:

1)      Bagian telapak inti dan bagian yang dipengaruhi oleh daya apung harus
dihitung agar kekuatan inti dapat menahan daya apung. Apabila perlu inti harus
diperkuat dengan besi inti, dan bagian telapak inti dari cetakan harus juga di
perkuat.

2)      Inti harus dipasang secara baik pada bagian telapak inti

3)      Kalau dalam coran besar inti dipengaruhi oleh daya apung yang besar, maka
harus dipergunakan banyak peyangga atau inti harus diperkuat dengan besi inti.

II.2.8.4           Pelenturan

Gambar 2.22. Cacat pelarutan


(Sumber: Tim PPG Teknik Mesin, 2011:130-131)

Coran yang berbentuk pelat atau panjang dapat menjadi bengkok


karena perbedaan tegangan yang disebabkan oleh lamanya waktu penyusutan
selama pendinginan. Cara-cara Pencegahanya:

1)      Bentuk-bentuk coran demikian harus direncanakan. Dalam hal membuat


coran rata, tahanan lentur harus diperkuat dengan rusuk-rusuk atau balok
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM
PEMERIKSAAN CACAT CORAN

2)      Coran yang panjang dan rata, dimana pelenturan dapat diperkirakan lebih
dulu, perlu diberikan tambahan penyelesaian yang lebih dulu pelenturan
sebaliknya pada cetakan.

II.2.2.9        Cacat-cacat tak tampak

Cacat-cacat tak tampak merupakan cacat coran yang tidak dapat dilihat
oleh mata. Cacat-cacat ini berada dalam coran sehingga tidak kelihatan dari
permukaan coran. Salah satu bentuk cacat tak tampak adalah cacat struktur butir
terbuka. Cacat ini akan membentuk seperti pori-pori dan kelihatan setelah
dikerjakandengan mesin. Bentuk cacat struktur butir terbuka dapat dilihat pada
gambar berikut :

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

III. PEMERIKSAAN CACAT CORAN

B. Tujuan Pembuatan Cetakan

Tujuan dari pengujian ini adalah :

1. Agar praktikan mengetahui cacat – cacat yang terjadi pada pengecoran.

2. Agar praktikan mampu menganalisa cacat – cacat yang terjadi pada

pengecoran

3. Agar praktikan mampu memecahkan masalah masalah mengenai cacat

pengecoran.

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana praktikan dapat mengetahui cacat-cacat yang terjadi pada

pengecoran?

2. Bagaimana menganalisa cacat yang terjadi pada pengecoran?

3. Apa sajakah masalah-masalah cacat  pada pengecoran logam?  

D. Pelaksanaan pembuatan cetakan pasir

Alat dan Bahan yang digunakan

Alat alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah :

1. Kamera

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

IV. PEMBAHASAN

A. Pembahasan Umum

Banyak cacat ditemukan dalam coran secara biasa. Seandainya sebab-sebab


dari cacat-cacat tersebut diketahui, maka pencegahan terjadinya cacat dapat
dilakukan. Cacat umumnya disebabkan oleh perencanaan, bahan yang dipakai
(bahan yang dicairkan, pasir dan sebagainya), proses (mencairkan, pengolahan
pasir, 3 membuat cetakan penuangan, penyelesaian dan sebagainya), atau
perencanaan coran.

Proses pengecoran dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari pembuatan


cetakan, proses peleburan, penuangan dan pembongkaran. Untuk menghasilkan
coran yang baik maka semuanya harus direncanakan dan dilakukan dengan
sebaik-baiknya. Namun hasil coran sering terjadi ketidak sempurnaan atau cacat.
Cacat yang terjadi pada coran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : Desain
pengecoran dan pola, Pasir cetak dan desain cetakan dan inti, Komposisi muatan
logam, Proses peleburan dan penuangan, dan Sistim saluran masuk dan
penambah.

Komisi pengecoran International telah membuat penggolongan cacat-cacat


coran antara lain:

 Ekor tikus

Ekor tikus merupakan cacat dibagian luar yang dapat dilihat dengan mata.
Bentuk cacat ini mirip seperti ekor tikus, yang diakibatkan dari pasir permukaan
cetakan yang mengembang dan logam masuk kepermukaan tersebut. Kekasaran
yang meluas merupakan cacat pada permukaan yang diakibatkan oleh pasir cetak
yang tererosi. Cacat lubang-lubang memiliki bentuk dan akibat yang beragam.
Bentuk cacat lubang-lubang dapat dibedakan menjadi :Rongga udara, Lubang
jarum, Rongga gas oleh Penyusutan dalam Penyusutan luar dan Rongga
penyusutan.

 Cacat retakan
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM
PEMERIKSAAN CACAT CORAN

retakan yaitu cacat yang dapat disebabkan oleh penyusutan atau akibat
tegangan sisa. Keduanya dikarenakan proses pendingin yang tidak seimbang
selama pembekuan.

 Permukaan kasar

Cacat permukaan kasar menghasilkan coran yang permukaannya kasar. Cacat


ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti: cetakan rontok, kup terdorong ke
atas, pelekat, penyinteran dan penetrasi logam.

 Cacat salah alir

Cacat salah alir yaitu cacat dikarenakan logam cair tidak cukup mengisi
rongga cetakan. Umumnya terjadi penyumbatan akibat logam cair terburu
membeku sebelum mengisi rongga cetak secara keseluruhan.

 Kesalahan ukuran Cacat, kesalahan ukuran terjadi akibat kesalahan


dalam pembuatan pola.

Pola yang dibuat untuk memuat cetakan ukurannya tidak sesuai dengan
ukuran coran yang diharapkan. Selain itu kesalahan ukuran dapat terjadi akibat
cetakan yang mengembang atau penyusutan logam yang tinggi saat pembekuan.
Pencegahan kesalahan ukuran adalah membuat pola dengan teliti dan cermat.
Menjaga cetakan tidak mengembang dan memperhitungkan penyusutan logam
dengan cermat, sehingga penambahan ukuran pola sesuai dengan penyusutan
logam yang terjadi saat pembekuan.

 Deformasi

Cacat deformasi dikarenakan perubahan bentuk coran selama pembekuan


akibat gaya yang timbul selama penuangan dan pembekuan.

 Cacat-cacat tak nampak

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

Cacat-cacat tak tampak merupakan cacat coran yang tidak dapat dilihat oleh
mata. Cacat-cacat ini berada dalam coran sehingga tidak kelihatan dari permukaan
coran. Salah satu bentuk cacat tak tampak adalah cacat struktur butir terbuka.

B. Pembahasan Khusus

Proses pengecoran dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari


pembuatan cetakan, proses peleburan, penuangan dan pembongkaran. Untuk
menghasilkan coran yang baik maka semuanya harus direncanakan dan
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Namun hasil coran sering terjadi ketidak
sempurnaan atau cacat. Cacat yang terjadi pada coran dipengaruhi oleh bebrapa
factor yaitu : Desain pengecoran dan pola, Pasir cetak dan desain cetakan dan inti,
Komposisi muatan logam, Proses peleburan dan penuangan, dan Sistim saluran
masuk dan penambah.
Macam-macam cacat yang terjadi pada benda kerja pengecoran kami yang
dapat saya lihat ialah:

Gambar 3.1 Cacat Rongga Udara


(Sumber: Laboraturium Pengecoran Logam Teknik Mesin)

Seperti yang dapat dilihat pada gambar hasil produk pengecoran logam,
terdapat pada bagian permukaan produk. Cacat yang terjadi adalah cacat rongga
udara. Cacat rongga udara yang terjadi disebabkan karena beberapa hal seperti,
Penuangan logam yang yag dilakukan terlalu lambat terlalu lambat Temperatur
dalam penuangan yang rendah, Cawan tuang dan saluran tuang yang basah,

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

Lubang angin yang tidak memadai pada inti, Permeabilitas yang kurang
sempurna. Cacat yang disebabkan adanya gas yang terjebak dalam coran dalam
ukuran yang kecil dan tersebar secara acak. Untuk mencegah sebab-sebabab dari
cacat logam ini maka dapat dilakukan dengan mengikuti cara, Rongga udara bisa
terjadi dengan mudah terutama pada temperatur penuangan yang rendah. Apabila
letak saluran turun tidak baik dan waktu penuangan terlalu lama, maka rongga
udara akan mudah terjadi. Oleh karna itu perlu memasang saluran turun pada
tempat yang benar dan menuangkan logam cair bertemperatur cocok dengan
kecepatan yang cukup cepat.
Selain itu, Rongga udara bisa disebabkan oleh permeabilitas, cetakan yang tidak
baik, oleh uap air setempat, dan oleh bahan-bahan yang berbentuk gas. Oleh karna
itu jumlah gas harus diusahkan sekecil mungkin. Serta Pada pengeluaran gas yang
tidak sempurna, terutama untuk inti yang terselubungi logam cair, maka rongga
udara akan membentuk cacat yang tak dapat dihindarkan.

Gambar 3.2 Cacat Retakan


(Sumber: Laboraturium Pengecoran Logam Teknik Mesin)

Pada gambar diatas juga merupakan hasil produk cor yang mengalami cacat.
Cacat yang terjadi pada gambar adalah cacat retakan, cacat retakan retakan terjadi
isebabkan karena perancanaan coran yang tidak memperhitungkan proses
pembekuan seperti perbedaan tebal dinding coran yang tidak seragam selain itu
cacat berupa retakan yang terjadi selama pembekuan akibat tekanan berlebih pada
pembekuan logam karena berkembangnya arus panas yang tinggi. Crack adalah
retak yang terjadi selama tahap pendinginan pada pengecoran setelah pembekuan

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

selesai karena penyusutan yang tidak seimbang serta cacat ini terjadi karena
ukuran saluran turun dan penambahan yang tidak memadai. Untuk mencegah
cacat retakan yaitu waktu penuangan logam harus sesingkat mungkin.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Cacat – cacat yang terjadi pada coran adalah ekor tikus tak menentu atau

kekerasa yang meluas, lubang lubang, retakan, permukaan kasar, salah

alir, kesalahan ukuran, inklusi dan strulttur tak seragam, deformasi, cacat

cacat tak nampak.

2. Dari hasil pengecoran yang di lakukan cacat yang bisa di analisa

adalah cacat ukuran, cacat bentuk, lubang-lubang, retakan, dan ada cacat

celah pada hasil pengecoran yang di akibatkan kurang rapatnya pola.

3. Untuk mengatasi cacat yang terjadi,

B. Saran

1. Saran untuk laboratorium

a.

2. Saran untuk asisten

a.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM


PEMERIKSAAN CACAT CORAN

DAFTAR PUSTAKA

Agustiawan. (2016, 27 Juli). Cacat Pada Pengecoran Logam [Blog Post]. Diakses
Melalui http://agustiawan95.blogspot.com/2016/07/vbehaviorurldefaultvmlo.html,
9 April 2021.

Amira, Y. (2017). Cacat-Cacat Pengecoran dan Pencegahannya [Blog Post].


Diakses melalui https://yuliaamira.blogspot.com/2017/07/cacat-cacat-pengecoran-
dan-pencegahannya.html, 9 April 2021.

Program PPG teknik Mesin UNY. Teknik Pengecoran Logam. Diakses melalui
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048523/pendidikan/5.+Pasir+cetak.pdf, 9
April 2021.

Sadewo A. 2019. Pengaruh variasi posisi Pola terhadap cacat coran, Struktur
Mikro, dan Kekerasan dari Hasil Coran Pembuatan Produk Tutup motor Listrik
dengan Metode Cetakan Pasir (Sand Casting). Skripsi. Teknik Mesin. Universitas
Negeri Semarang: Semarang.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

Anda mungkin juga menyukai