Sumurboto merupakan sebuah kelurahan di kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah,
Indonesia. Luas wilayah sekitar 331.727 ha dimana terdiri dari 46 RT 5 RW, jumlah penduduknya sendiri
sekitar 10,561 jiwa. Sumurboto merupakan ibukoys Kecamatan Banyumanik yang memiliki akses wilayah
menuju kampus Undip, Polines, Politekes, Unpand .
Berikut adalah peta kelurahan Sumurboto :
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa jumlah penduduk di Kelurahan Sumurboto,
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang adalah 10,561 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 4979 jiwa
dan jumlah penduduk perempuan 5582 jiwa.
Berdasarkan hasil tabel diatas kelompok usia Kelurahan Sumurboto dalam analisis demografi
terbagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok usia muda (<15 tahun), kelompok usia produktif (15-64
tahun), dan kelompok usia tua (>65 tahun). Kelompok usia muda di Kelurahan Sumurboto terdapat 1,158
jiwa untuk laki-laki dan 1,202 jiwa untuk perempuan, sedangkan untuk kelompok usia produktif di
Kelurahan Sumurboto terdapat 3,745 jiwa laki-laki dan 4,090 jiwa perempuan, dan untuk kelompok usia tua
di Kelurahan Plalangan terdapat 331 jiwa laki-laki dan 290 jiwa perempuan.
Jumlah penduduk Kelurahan Sumurboto berdasarkan mata pencaharian, terdiri dari penduduk yang
bermata pencaharian pada bidang pertanian, buruh industri, buruh bangunan, pedagang, pns/abri, pensiunan
dan jasa lainnya. Berdasarkan data mata pencaharian di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk
Kelurahan Sumurboto terbesar berada pada Pns/abri yang berjumlah 1,446 jiwa, sedangkan jumlah yang
paling kecil yaitu sejumlah 54 jiwa pada pekerjaan angkutan.
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di kelurahan Sumurboto adalah tidak sekolah,
belum tamat SD, Tidak tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, Tamat DIII/Akademik, Tamat Universitas. Dari
tabel diatas dapat dilihat bahwa banyak penduduk hanya sampai tamaat SMP yaitu berjumblah 2.349 orang
penduduk kelurahan Sumurboto. Ini merupakan jumlah penduduk terbanyak. Kemudian sekitar 164 orang
penduduk kelurahan Sumurboto tidak berpendidikan. Ini merupakan profesi penduduk terkecil di kelurahan
tersebut.
Kelurahan Sumurboto Banyumanik ini merupakan wilayah potensi yang sangat kecil dalam dunia
pertanian karena tidak di dukung oleh wilayahnya.Wilayah ini tidak baik untuk bercocok tanam karena
lokasinya berada di tengah kota Kelurahan ini merupakan lokasi yang kurang strategis dalam
pengembangan lahan untuk pertanian (Wiyanto et al, 2016).
Kelurahan Sumurboto memiliki potensi yang jadi unggulan yaitu jamur dan tanaman hias anggek.
Kelurahan Sumurboto menerapkan pengaturan pola tanam jamur di kumbung dan anggrek di rumah kecil.
Luas lahan yang digunakan untuk komoditas jamur sesuai lahan yang yang tersedia di pemukiman tersebut.
Kelurahan Sumurboto juga banyak dari masyakatnya memiliki usaha kos-kosan dan beberapa home industri
kuliner berupa jamur tiram serta olahan makanan yang berbahan dari jamur.
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa komoditas unggulan pada Kelurahan Plalangan
yaitu komoditas padi dan palawija, sayur dan buah-buahan, dan komoditas peternakan. Komoditas padi dan
palawija merupakan komoditas dengan produktivitas dan luas lahan terbanyak bila dibandingkan dengan
komoditas sayur dan buah serta komoditas peternakan. Jumlah produktivitas padi dan palawija pada
kelurahan ini mencapai angka 15 ton dan luas lahan komoditas ini seluas 20 hektar. Sedangkan komoditas
peternakan merupakan komoditas unggulan yang jumlah produktivitasnya dan luas lahannya paling rendah
bila dibandingkan dengan komoditas padi dan palawja serta sayur dan buah-buahan. Jumlah produktivitas
komoditas peternakan ini mencapai 96 ton dan luas lahannya 0.
Berdasarkan hasil tabel diatas masalah umum pertanian jamur yang dialami Ibu Tri Pranomo adalah
luas lahan. Solusi untuk permasalahan ini dapat berupa memberikan lahan khusus untuk di bangun kumbug
jamur.
Ibu Elantika adalah bagian dari warga Kelurahan Sumurboto yang bekerja sebagai PNS, ibu Elatika
tidak memiliki kesulitan dalam pengembangan produksi jamur
Bapak Slamet Sutirah adalah warga Kelurahan Sumurboto yang bekerja sebagai pensiun, Bapak
Slamet memiliki masalah hama dan penyakit. Para petani sangat membutuhkan para penyuluh memberikan
praktek untuk cara membasmi hama,sehingga petani tidak bingung dalam membasmi hama.
Bapak Tutuk adalah warga Kelurahan Sumurboto yang bekerja sebagai tukang bengel. Bapak Tutuk
memiliki permasalahan dalam teknik penyiram. Cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut yaitu dengan menggunakan teknik penyiraman menggunakan spikel.