Penuntun Urogeniltalia
Penuntun Urogeniltalia
Buku Penuntun ini merupakan pedoman bagi mahasiswa untuk melakukan beberapa
macam tes yang sering digunakan sebagai pemeriksaan penunjang di bidang Urogenitalia. Buku
ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar teknik pemeriksaan. Kami harapkan buku ini dapat
menjadi pegangan, bukan hanya pada saat praktikum di laboratorium saat perkuliahan, tetapi
juga ketika nanti bertugas di tempat masing-masing.
Semoga buku ini dapat memberi manfaat, baik pada saat ini, maupun saat yang akan
datang.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Tes Urinalisis 1
I. Tes Makroskopis 2
II. Tes Mikroskopis 6
III. Tes Protein Urin 9
IV. Tes Glukosa Urin 12
V. Tes Bilirubin 14
Tes Veneral Disease Research Laboratory (Tes VDRL) 16
Daftar Pustaka 19
ii
TES URINALISIS
Tes urinalisis merupakan tes saring yang paling sering diminta oleh dokter, karena
persiapannya tidak membebani pasien seperti pada pengambilan darah atau punksi sumsum
tulang.
Tujuan tes ini adalah untuk evaluasi umum terhadap sistem uropoetik maupun status
kesehatan badan. Tes urin dapat secara makroskopis dan kimiawi serta mikroskopis untuk
mengevaluasi sedimen urin. Analisis kimiawi meliputi tes protein, glukosa, keton, darah,
bilirubin, urobilinogen, nitrit, dan lekosit esterase. Tes mikroskopis untuk melihat eritrosit,
lekosit, sel epitel, torak, bakteri, mukus, Kristal, jamur dan parasit.
Indikasi tes urin adalah untuk : 1). Tes saring pada tes kesehatan, keadaan patologik
maupun sebelum operasi, 2). Menentukan infeksi saluran kemih, 3). Menentukan kemungkinan
1
I. TES MAKROSKOPIS
A. PRA ANALITIK
1. Persiapan pasien
2. Persiapan sampel
Sampel (urin) harus terhindar dari kontaminasi. Wadah penampung hendaknya bersih dan
kering.
- Identifikasi sampel: nama, nomor, alamat, umur dan penggunaan pengawet urin.
- Urinalisis harus dilaksanakan dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan. Apabila terjadi
- Cara pengumpulan sampel yang sering digunakan adalah urin sewaktu, yakni
- Sampel urin yang dipakai untuk urinalisis adalah: urin sewaktu, yaitu urin yang
dikeluarkan pada satu waktu yang tidak secara khusus. Urin pagi, yaitu urin pertama yang
dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urin post prandial, urin yang pertama
kali dikemihkan 1,5-3 jam setelah makan. Urin 3 gelas dan urin 2 gelas.
3. Prinsip
- Gelas takar
2
- Carik indikator pH
- Urinometer
- Termometer ruangan
B. ANALITIK
Cara Kerja:
- Tuang sampel urin, yang suhunya sudah sesuai suhu kamar, ke gelas urinometer,
- Tempatkan hidrometer ke urin. Hidrometer harus terapung bebas dan tidak boleh
tengah-tengah)
- Bacalah pada dasar meniscus (hindari paralax), laporkan BJ yang and abaca
Setiap kenaikan 3⁰C di atas suhu tera, tambahkan nilai 0,001 pada bacaan BJ.
3
Jadi,
Urinometer
4
C. PASCA ANALITIK
Nilai rujukan:
- Volume : 800-1300 ml
- pH : 5-8
- BJ : 1,003-1,029
5
II. TES MIKROSKOPIS
A. PRA ANALITIK
1. Persiapan pasien
2. Persiapan sampel
Sampel (urin) harus terhindar dari kontaminasi. Wadah penampung hendaknya bersih dan
kering
- Identifikasi sampel: nama, nomor, alamat, umur dan penggunaan pengawet urin
- Urinalisis harus dilaksanakan dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan. Apabila terjadi
- Cara pengumpulan sampel yang sering digunakan adalah urin sewaktu, yakni
- Sampel urin yang dipakai untuk tes mikroskopis sebaiknya urin pagi karena kepekatannya
tinggi.
- Tabung sentrifus
- Alat sentrifus
- Corong
- Pipet Pasteur
- Mikroskop
6
B. ANALITIK
Cara Kerja:
1. Siapkan 10-15 ml sampel urin dalam tabung sentrifus selama 5 menit pada kecepatan
2000 rpm
2. Buang lapisan supernatannya, sisakan kurang lebih 1 ml urin dalam tabung sentrifus
3. Sentakkan dinding tabung dengan jari untuk mencampurkan sisa urin dengan endapan
(sedimen)
4. Ambil suspensi endapan dengan pipet tetes, tempatkan 1 tetes di atas kaca obyek
5. Periksalah di mikroskop:
- Torak
- Kristal
- Eritrosit
- Lekosit
C. PASCA ANALITIK
Nilai rujukan:
7
- Lekosit : <5 / LPB
- Kristal : Negatif
8
III. TES PROTEIN URIN
A. PRA ANALITIK
1. Persiapan pasien
2. Persiapan sampel
Sampel (urin) harus terhindar dari kontaminasi. Wadah penampung hendaknya bersih dan
kering
- Identifikasi sampel: nama, nomor, alamat, umur dan penggunaan pengawet urin
- Urinalisis harus dilaksanakan dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan. Apabila terjadi
- Cara pengumpulan sampel yang sering digunakan adalah urin sewaktu, yakni
3. Prinsip
Urin direaksikan dengan asam sulfosalisilat atau asam asetat, kadar protein urin
- Pembakar (Bunsen/spiritus)
9
B. ANALITIK
tabung nomor 2.
- Tuang urin yang jernih ke tabung reaksi sampai kira-kira 2/3 penuh
- Panaskan bagian atas tabung selama kurang lebih 2 menit dan timbul kekeruhan.
- Tambahkan 2-5 tetes asam asetat 10% untuk melarutkan fosfat dan karbonat
- Panaskan lagi bagian atas tabung, kekeruhan yang timbul adalah presipitasi
protein
C. PASCA ANALITIK
Interpretasi:
10
2+ : Ada kekeruhan dan tampak berbutir-butir (protein 0,05-0,2 gr%)
11
IV. TES GLUKOSA URIN
A. PRA ANALITIK
1. Persiapan pasien
2. Persiapan sampel
Sampel (urin) harus terhindar dari kontaminasi. Wadah penampung hendaknya bersih dan
kering
- Identifikasi sampel: nama, nomor, alamat, umur dan penggunaan pengawet urin
- Urinalisis harus dilaksanakan dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan. Apabila terjadi
- Sampel urin yang dipakai untuk urinalisis adalah: urin sewaktu, urin pagi dan urin post
prandial.
3. Prinsip
Urin direaksikan dengan larutan Benedict, kadar glukosa urin berdasarkan perubahan
warna urin.
- Larutan Benedict
- Pembakar Bunsen
12
B. ANALITIK
Cara Kerja:
C. PASCA ANALITIK
Interpretasi:
NEG : Cairan tetap biru, jernih, bisa agak hijau, atau sedikit keruh
13
V. TES BILIRUBIN
A. PRA ANALITIK
1. Persiapan pasien
2. Persiapan sampel
Sampel (urin) harus terhindar dari kontaminasi. Wadah penampung hendaknya bersih dan
kering
- Identifikasi sampel: nama, nomor, alamat, umur dan penggunaan pengawet urin
- Urinalisis harus dilaksanakan dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan. Apabila terjadi
3. Prinsip
Urin direaksikan dengan reagen Fouchet, timbulnya warna hijau atau biru-hijau
- Corong
- Kertas saring
- Reagen Fouchet
14
B. ANALITIK
Cara Kerja:
1. Campurkan 5 ml urin dan 5 ml BaCl2 dalam tabung reaksi, kocok isi tabung
3. Bentangkan kertas saring yang mengandung presipitat ini di atas kertas saring yang lain
4. Tambahkan satu tetes reagen Fouchet ke atas presipitat, perhatikan perubahan warna
C. PASCA ANALITIK
15
TES VENERAL DISEASE RESEARCH LABORATORY
( TES VDRL)
I. PENDAHULUAN
Sifilis adalah suatu penyakit infeksi sistemik kronik yang disebabkan oleh Treponema
Pallidum, umumnya ditularkan secara seksual dan mempunyai ciri khas adanya periode
1. Antibodi non treponemal atau regain sebagai akibat dari sifilis atau penyakit
Tes VDRL adalah suatu tes non treponemal yang menggunakan teknik flokulasi,
dikenal sebagai tes standar untuk sifilis dan penggunaannya telah direkomendasikan oleh
WHO.
II. METODE
1. PRA ANALITIK
b. Persiapan sampel: plasma atau serum harus bebas dari kontaminasi bakteri dan
Alat:
- Slide/plate
16
- Batang pengaduk
- Rotator mekanik
Bahan:
- Serum control
2. ANALITIK
Cara Kerja:
Cara kualitatif:
2. Kocok antigen terlebih dahulu dan teteskan antigen sebanyak 20 µL ke atas sampel
3. Tempatkan slide pada rotator selama 8 menit dengan kecepatan 100 rpm
4. Secara visual pada cahaya terang, amati apakah terbentuk flokulasi. Bila kurang
17
4. Untuk pengenceran pada tabung II, pindahkan 1 ml isi tabung I ke dalam tabung II
(pengenceran ½)
6. Ambil masing-masing dari tiap tabung sebanyak 100 µL, lalu teteskan ke atas plate,
7. Tambahkan 50 µL antigen VDRL ke dalam tiap sampel yang terdapat di atas plate
tadi
3. PASCA ANALITIK
Interpretasi:
a. Kualitatif:
b. Kuantitatif:
hasil reaktif dalam bentuk titer ½, ¼, 1/8, 1/16, 1/32 dan seterusnya.
Hasil reaktif: sedang terinfeksi atau pernah terinfeksi sifilis atau positif palsu.
18
Daftar Pustaka
Cooperberg MR, Presti JC, Sinohara K, Carroll PR. Neoplasma in Prostate Gland. In McAninch
JW, Lue TF (eds).
McNicholas TA, Kirby RS, Lepor H. Evaluation and Nonsurgical Management of Benign Prostatic
Hyperplasia : Wein AJ (eds). Campbell-Walsh Urology. 10 th edition. Philadelphia : Elsevier; 2012.
P.2610-54
Smith and Tanagho’s General Urology. 18th edition. New York : Lange Medical Book / McGraw-
Hill; 2013
19