Anda di halaman 1dari 4

ILMU PENYAKIT DALAM VETERINER II

REYNA TASYA DHEWANTY 1809511083


I NYOMAN WIDYA PUTRA ADNYANA 1809511096

ESOPHAGEAL OBSTRUCTION
A. DEFINISI
Esofagus merupakan bagian dari traktus digesti yang berada diantara oropharyng
dan lambung hewan mamalia. Fungsi utama esofagus adalah membawa ingesta dari
cavum oral menuju lambung. Secara anatomi, esofagus mamalia terdiri atas tiga bagian,
yaitu: servikal, thorakalis dan abdominal.
Obstruksi atau penyumbatan seringkali yang menyebabkan gangguan pada fungsi
esofagus. Obstruksi esofagus sering terjadi pada ruminansia namun jarang pada
ruminansia kecil. Obstruksi esofagus pada ruminansia adalah kondisi yang lebih serius
daripada obstruksi esofagus pada kuda. Obstruksi esofagus (choke) menghambat eruktasi
gas rumen dan mengembangkan gas bebas yang parah yang dapat menyebabkan
kematian jika tidak ditangani tepat waktu.

B. ETIOLOGI
Obstruksi esofagus dapat disebabkan karena benda asing, striktura maupun massa.
Pada kuda paling sering terjadi karena terhalang oleh biji-bijian, bubur bit, atau jerami.
Obstruksi esofagus juga dapat terjadi setelah pemulihan dari restrain kimiawi atau
anestesi umum. Sedangkan pada sapi biasanya terhalang oleh suatu benda padat,
misalnya apel, bit, kentang, lobak, batang jagung, atau bonggol jagung.

C. PATOGENESIS
Obstruksi esofagus dapat disebabkan karena benda asing, striktura maupun massa.
Pada kuda paling sering terjadi karena terhalang oleh biji-bijian, bubur bit, atau jerami.
Sedangkan pada sapi biasanya terhalang oleh suatu benda padat, misalnya apel, bit,
kentang, lobak, batang jagung, atau bonggol jagung. Hal inilah yang dapat menyebabkan
esofagus mengalami obstruksi.
D. GEJALA KLINIS

Gejala klinis yang paling sering dialami hewan yang mengalami obstruksi
esofagus adalah regurgitasi dan disfagia. Pada kuda, tanda-tanda klinis yang berhubungan
dengan obstruksi esofagus termasuk nasal discharge dari bahan pakan atau air liur,
disfagia, batuk, atau ptialisme. Pada kuda mungkin kelihatan cemas dan / atau tampak
"muntah" dengan meregangkan dan melengkungkan leher. Kuda yang terkena obstruksi
esofagus tetap dapat makan atau minum, tetapi dapat memperburuk gejala klinis. Pada
sapi, gejala klinis dapat berupa ptialisme, atau nasal discharge dari makanan dan air.
Bagian perut hewan ruminansia mungkin terlihat membengkak dan menyebabkan
kesusahan untuk telentang, atau mungkin ada penonjolan lidah, ekstensi kepala, bruxism,
dan ptialisme. Obstruksi esofagus akut dan lengkap merupakan keadaan darurat karena
menghambat eruktasi gas rumen, dan menyebabkan perut kembung dengan gas bebas
yang berkembang. Perut kembung dengan gas bebas yang parah dapat menyebabkan
asfiksia, karena rumen yang membesar memberi tekanan pada diafragma dan mengurangi
aliran balik darah vena ke jantung.

E. DIAGNOSIS

Penentuan diagnosa yang tepat pada kasus ini merupakan salah satu kunci
keberhasilan penanganan kasus. Diagnosa ditegakkan berdasarkan riwayat anamnesa,
gejala klinis dan pemeriksaan radiografis menjadi penentu Tindakan penanganan.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melakukan pengukuran frekuensi nafas, denyut
jantung dan temperatur. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan pemeriksaan
radiografis. Pemilihan penanganan kasus obstruksi esofagus didasarkan atas tipe dan
lokasi obstruksi.

F. TREATMENT DAN PROGNOSIS

Keberhasilan penanganan kasus obstruksi benda asing didalam esofagus


dilakukan dengan Tindakan mengambil benda asing tersebut dari dalam esofagus.
Pendekatan penanganan kasus obstruksi esofagus intraluminal dapat dilakukan melalui
beberapa teknik, yakni (1) pengambilan secara manual melalui rongga mulut, dan (2)
tindakan operasi. Kedua teknik penanganan dipilih sesuai dengan tipe dan lokasi
obstruksi. Opsi pertama penanganan dilakukan dengan menggunakan endoskopi dan
forcep bertuas panjang dimasukkan secara bersamaan kedalam esofagus melalui rongga
mulut. Esofagotomi dilakukan jika benda asing penyebab obstruksi tidak dapat diambil
menggunakan peralatan melalui rongga mulut, dan terjadi laserasi maupun perforasi pada
esofagus.

penanganan secara operatif pada gangguan esofagus pars servikalis dilakukan


dengan insisi bagian ventral midline cervical. Penanganan pada gangguan esofagus pars
thorakalis didekat dasar jantung dilakukan melalui pendekatan right lateral thoracotomy,
sedangkan pada gangguan esofagus dibagian kranial atau kaudal jantung dengan
pendekatan left cranial atau caudal thoracotomy. Penanganan gangguan pada esofagus
pars abdominal melalui pendekatan ventral midline celiotomy.

pengangkatan benda asing penyebab obstruksi esofagus dapat menyebabkan


ruptur, perforasi dan nekrosis. Terapi yang diberikan pasca pengambilan benda asing,
antara lain: pemberian Amoxicillin dengan dosis 10 mg/kg berat badan selama 7 hari
melalui injeksi intramuskuler dan Meloxicam dengan dosis pemberian 0.2 mg/kg berat
badan per oral selama 7 hari.

G. PENCEGAHAN

Berikan pakan yang tidak tajam atau makanan yang dapat menyebabkan obstruksi
esofagus. Selalu pantau hewan agar tidak memakan benda asing yang dapat menyebabkan
obstruksi esofagus.

DAFTAR PUSTAKA

Feige, Karsten. 2000. Esophageal obstruction in horses: a retrospective study of 34 cases.


Can Vet J Volume 41: 207-210.
Tams, T.R., 2003. Handbook of small animal gastroenterology. Elsevier Health Sciences
Hawkins, J. F. 2013. Esophageal Obstruction in Large Animals. Department of
Veterinary Clinical Sciences, School of Veterinary Medicine, Purdue University.
Marzok, et al. 2015. Esophageal obstruction in water buffalo (Bubalus bubalis): a
retrospective study of 44 cases (2006–2013). Turk J Vet Anim Sci Vol. 39: 233-
240.
Tejpal, et al. 2016. OESOPHAGEAL OBSTRUCTION (CHOKE) IN GOAT (CAPRA
HIRCUS) AND ITS SURGICAL MANAGEMENT. International Journal of
Science, Environment and Technology, Vol. 5, No 3: 1075 – 1078.
Utami, Tri., C. T., Tarsisius. 2018. Case Report: Esophageal Obstruction Management in
Labrador Retriever Dog. Jurnal Kajian Veteriner Vol. 6 No. 2 : 78-84.

Anda mungkin juga menyukai