ESOPHAGEAL OBSTRUCTION
A. DEFINISI
Esofagus merupakan bagian dari traktus digesti yang berada diantara oropharyng
dan lambung hewan mamalia. Fungsi utama esofagus adalah membawa ingesta dari
cavum oral menuju lambung. Secara anatomi, esofagus mamalia terdiri atas tiga bagian,
yaitu: servikal, thorakalis dan abdominal.
Obstruksi atau penyumbatan seringkali yang menyebabkan gangguan pada fungsi
esofagus. Obstruksi esofagus sering terjadi pada ruminansia namun jarang pada
ruminansia kecil. Obstruksi esofagus pada ruminansia adalah kondisi yang lebih serius
daripada obstruksi esofagus pada kuda. Obstruksi esofagus (choke) menghambat eruktasi
gas rumen dan mengembangkan gas bebas yang parah yang dapat menyebabkan
kematian jika tidak ditangani tepat waktu.
B. ETIOLOGI
Obstruksi esofagus dapat disebabkan karena benda asing, striktura maupun massa.
Pada kuda paling sering terjadi karena terhalang oleh biji-bijian, bubur bit, atau jerami.
Obstruksi esofagus juga dapat terjadi setelah pemulihan dari restrain kimiawi atau
anestesi umum. Sedangkan pada sapi biasanya terhalang oleh suatu benda padat,
misalnya apel, bit, kentang, lobak, batang jagung, atau bonggol jagung.
C. PATOGENESIS
Obstruksi esofagus dapat disebabkan karena benda asing, striktura maupun massa.
Pada kuda paling sering terjadi karena terhalang oleh biji-bijian, bubur bit, atau jerami.
Sedangkan pada sapi biasanya terhalang oleh suatu benda padat, misalnya apel, bit,
kentang, lobak, batang jagung, atau bonggol jagung. Hal inilah yang dapat menyebabkan
esofagus mengalami obstruksi.
D. GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang paling sering dialami hewan yang mengalami obstruksi
esofagus adalah regurgitasi dan disfagia. Pada kuda, tanda-tanda klinis yang berhubungan
dengan obstruksi esofagus termasuk nasal discharge dari bahan pakan atau air liur,
disfagia, batuk, atau ptialisme. Pada kuda mungkin kelihatan cemas dan / atau tampak
"muntah" dengan meregangkan dan melengkungkan leher. Kuda yang terkena obstruksi
esofagus tetap dapat makan atau minum, tetapi dapat memperburuk gejala klinis. Pada
sapi, gejala klinis dapat berupa ptialisme, atau nasal discharge dari makanan dan air.
Bagian perut hewan ruminansia mungkin terlihat membengkak dan menyebabkan
kesusahan untuk telentang, atau mungkin ada penonjolan lidah, ekstensi kepala, bruxism,
dan ptialisme. Obstruksi esofagus akut dan lengkap merupakan keadaan darurat karena
menghambat eruktasi gas rumen, dan menyebabkan perut kembung dengan gas bebas
yang berkembang. Perut kembung dengan gas bebas yang parah dapat menyebabkan
asfiksia, karena rumen yang membesar memberi tekanan pada diafragma dan mengurangi
aliran balik darah vena ke jantung.
E. DIAGNOSIS
Penentuan diagnosa yang tepat pada kasus ini merupakan salah satu kunci
keberhasilan penanganan kasus. Diagnosa ditegakkan berdasarkan riwayat anamnesa,
gejala klinis dan pemeriksaan radiografis menjadi penentu Tindakan penanganan.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melakukan pengukuran frekuensi nafas, denyut
jantung dan temperatur. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan pemeriksaan
radiografis. Pemilihan penanganan kasus obstruksi esofagus didasarkan atas tipe dan
lokasi obstruksi.
G. PENCEGAHAN
Berikan pakan yang tidak tajam atau makanan yang dapat menyebabkan obstruksi
esofagus. Selalu pantau hewan agar tidak memakan benda asing yang dapat menyebabkan
obstruksi esofagus.
DAFTAR PUSTAKA