Anda di halaman 1dari 12

TEACHING READING AND WRITING TO YOUNG LEARNERS:

PRINCIPLES AND MATERIAL/MEDIA DEVELOPMENT

BY :

MAULIDA FITRIA

NAVRILIANTI

LECTURER :

ZULHERMINDRA, M. PD

ENGLISH TEACHING DEPARTMENT

FACULTY OF TARBIYAH AND TEACHER TRAINING

STATE INSTITUTE FOR ISLAMIC STUDIES (IAIN)

BATUSANGKAR

2021
LATAR BELAKANG

Pelajaran Bahasa Inggris tidak lagi menjadi pelajaran wajib di sekolah dasar di Indonesia
dan pelajaran bahasa Inggris hanya diperuntukkan bagi siswa sekolah menengah pertama dan
juga sekolah menengah atas. Tetapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa faktanya pelajaran bahasa
inggris masih dianggap pelajaran yang sulit bagi sebagian pelajar sekolah menengah di Indonesia
dan hal ini membawa kita kepertanyaan tentang bagaimana sebaiknya bahasa inggri sini
diajarkan kepada siswa-siswa di Indonesia sehingga mereka tidak menemui kesulitan dalam
belajar bahasa inggris. Banyak yang mengatakan bahwa bahasa Inggris sebaiknya diajarkan
kepada siswa sedari mereka kecil. Beberapa alasan kenapa bahasa inggris sebaiknya diajarkan
kepada siswa dari mereka kecil atau young learner, bahwa anak kecil akan mudah memproduksi
kata baru, mereka tidak terlalu memperhatikan perbedaan bunyi yang mereka hasilkan, jika
mereka mengalami pengalaman yang bagus saat belajar bahasa tersebut saat usia dini mereka
akan mengingat hal yang menyenangkan tersebut sehingga mereka akan mengingat pelajaran
tersebut. .1

Seringkali kegiatan membaca dan menulis dianggap sangat pasif dan bahkan mubazir
dalam pembelajaran bahasa. Berbagai penelitian membuktikan sudut pandang ini ketinggalan
zaman, dan hasilnya justru sebaliknya. Membaca dan menulis adalah keterampilan bahasa
pelengkap yang sama pentingnya dengan keterampilan berbicara dan mendengarkan. Keempat
keterampilan bahasa hendaknya dimasukkan dan dipraktikkan di kelas, terlepas dari tema unit
atau usia pelajar. Mengembangkan keterampilan literasi dalam pengajaran bahasa asing adalah
langkah lain untuk mencapai kefasihan seperti penutur asli, dan itu harus dimulai pada waktu
yang sama dengan pengajaran bahasa pertama.

Guru EFL harus menggunakan pendekatan yang seimbang dalam mengembangkan


keterampilan literasi di kelas mereka. Membaca dan menulis adalah keterampilan yang saling
melengkapi, dan perlu dikembangkan secara bersamaan. Meskipun keterampilan literasi dari
bahasa asli seringkali dapat ditransfer ke bahasa asing, pengembangan keterampilan ini perlu
didukung oleh seorang guru, dalam lingkungan yang kaya bahasa, dengan banyak kegiatan yang
bermakna dan menarik.

1
Cooper, how to teach English to very young children, (Paraguay :Formación en EducaciónInicial), 2007, 4.
PEMBAHASAN

A. Konsep Pengajaran Reading (Membaca)

Reading (membaca) adalah keterampilan dasar bagi pelajar, tidak hanya untuk belajar
tetapi untuk kehidupan (Traves 1994) dengan membaca didefinisikan sebagai "...
kemampuan untuk menarik makna dari halaman yang dicetak dan menafsirkan informasi
ini dengan tepat" (Grabe & Stoller, 2002, hal. 9).

Membaca itu sendiri dibangun di atas tingkat bahasa lisan dan faktor kunci yang
mempengaruhi pengembangan keterampilan membaca termasuk kemampuan untuk
memahami dan menggunakan keterampilan mendengarkan dan berbicara karena Anda
perlu:

a) Hear a word before you can say it


b) Say a word before you can read it

c) Read a word before you can write it (Linse 2005)

Meaning:

a) Dengarkan sebuah kata sebelum Anda mengucapkannya


b) Ucapkan sepatah kata sebelum Anda dapat membacanya
c) Membaca sebuah kata sebelum Anda dapat menulisnya (Linse 2005)

Hal ini memberi tahu kita bahwa pelajar muda membutuhkan dasar yang kuat
dalam keterampilan pendengaran dan pidato sebelum mereka dapat menjadi pembaca dan
penulis yang ahli dalam bahasa APA PUN. Belajar membaca dan kemudian menulis
berarti pelajar muda harus menghubungkan apa yang telah mereka dengar atau ucapkan
dengan apa yang dapat mereka lihat (baca) dan hasilkan (tulis).

B. How to explore reading with young learners


1. Early literacy strategies
Phonemic awareness (graphophonics)

2
Pelajar muda bahasa Inggris membutuhkan instruksi eksplisit tentang
hubungan antara simbol (huruf) dalam bahasa Inggris dan bunyi yang mereka buat.
Mereka perlu diajari bahwa ada hubungan langsung antara fonem (suara) dan grafem
(huruf) untuk dapat mulai 'memadukan' atau melafalkan kata-kata sederhana, mis.
konsonan vokal (VC), diikuti dengan konsonan vokal konsonan (VC). Strategi
Literasi Nasional Inggris 'Letters and Sounds' adalah tempat yang baik untuk memulai
ide tidak hanya tentang urutan huruf dan suara yang akan diajarkan tetapi juga
metodologi yang akan digunakan. Setelah pelajar muda menguasai pencampuran
suara, mereka dapat diajari cara 'menyegmentasikan' suara dalam kata-kata yang
dapat mereka ucapkan. Keterampilan menyusun dan memisahkan suara ini akan
membantu mereka dengan 'decoding' dan ejaan.

Semantik

Mampu 'memecahkan kode' atau membaca dengan keras tidak berguna dengan
sendirinya. Simbol-simbol membawa makna dan pelajar muda perlu diajarkan
bagaimana untuk 'menyandikan' simbol dan visual untuk mengetahui pesan yang
sedang dibagikan.

Sintaksis

Dengan cara yang sama bahwa setiap bahasa memiliki perbedaan dalam
simbol, jadi mereka memiliki 'mur dan baut' atau susunan simbolnya. Tata bahasa
atau sintaksis bahasa paling baik 'diperoleh' dalam pengertian Krashen, daripada
'dipelajari' secara eksplisit. Akuisisi akan terjadi melalui beberapa eksposur terhadap
penggunaan bahasa dalam konteks yang berbeda. Membedah bahasa tidak terlalu
berguna bagi pelajar muda, namun, beberapa bahasa logam sederhana dari usia 10
tahun ke atas dapat membantu, mis. mengidentifikasi kata benda, kata kerja, kata
sifat, kata keterangan, artikel, kata ganti dan urutan kata. Alasannya adalah bahwa
mungkin ada perbedaan antara L1 dan bahasa Inggris dan dibantu untuk
'memperhatikan' perbedaan ini dapat membantu. Publikasi yang berguna untuk
mengetahui perbedaan antara 22 bahasa dan Inggris diedit oleh Swan dan Smith
(2001).

5
2. Developing literacy

Cameron (2001) memberikan daftar ide yang sangat berguna untuk


menciptakan 'lingkungan melek huruf di kelas' karena ini mungkin satu-satunya
tempat pelajar muda melihat cetakan dalam bahasa asing. Daftar ini meliputi:

a) Labels – labelling children’s trays, desks, coat hooks, as well as furniture and
objects around the classroom and school.
b) Posters – colourful posters are especially eye-catching which could include a
rhyme that is being learnt, advertising something, e.g. reading, cleaning teeth

c) Messages – for homework or ‘Don’t forget to bring …’

d) Reading aloud – by teacher or older child

Meaning:

a) Label - memberi label pada baki, meja, gantungan mantel, serta furnitur dan
benda-benda di sekitar kelas dan sekolah anak-anak.
b) Poster - poster warna-warni sangat menarik perhatian yang dapat menyertakan
sajak yang sedang dipelajari, mengiklankan sesuatu, mis. membaca,
membersihkan gigi
c) Pesan - untuk pekerjaan rumah atau ‘Jangan lupa bawa…’
d) Membaca dengan lantang - oleh guru atau anak yang lebih tua

Beberapa kegiatan lain yang akan membantu membuat membaca menjadi


'menyenangkan' (Arnold 2009) yang sangat penting untuk sukses dalam keaksaraan,
termasuk:

a) Focusing on reading fluency may include timed repeated reading (Nation, 2009).
b) Running dictation (in pairs, so all learners are involved in reading).

c) Learners making their own story books (or comics) to share with each other
(Wright, 1997, p.114-130).

2
d) Creating backstories for character in a puppet family and creating a class binder to
refer back to when reading peers stories about the family. This can be developed
over a semester with learners taking in turns in small groups to create dramas to
share with the class in written form, so peers read, and can be followed through
with role plays.

e) Motivation – ask your learners to bring in materials they enjoy reading – whether
it is football results, recipes or song lyrics, use these as a springboard for
discussion and reading.

f) Make it purposeful – if learning food lexis, bring in packets / tins of food, read
where different kinds of food originate from, and classify them by country or by
noun basis (countable/ uncountable). (Ellis & Brewster, 1991, p.57).

g) Extensive reading is where learners read a lot of easy material in the new
language. They choose their own material and read it independently from the
teacher. (Krashen, 1988). This develops confidence in their abilities and promotes
an enjoyment of reading for pleasure.

Artinya:

a) Berfokus pada kefasihan membaca mungkin termasuk membaca berulang


berwaktu (Nation, 2009).
b) Menjalankan dikte (berpasangan, sehingga semua peserta didik terlibat dalam
membaca).
c) Peserta didik membuat buku cerita (atau komik) sendiri untuk saling berbagi
(Wright, 1997, p.114-130).
d) Membuat cerita latar untuk karakter dalam keluarga boneka dan membuat
pengikat kelas untuk dirujuk kembali saat membaca cerita teman sebaya tentang
keluarga. Hal ini dapat dikembangkan selama satu semester dengan peserta didik
bergiliran dalam kelompok-kelompok kecil untuk membuat drama untuk
dibagikan kepada kelas dalam bentuk tertulis, sehingga teman sebaya membaca,
dan dapat dilanjutkan dengan permainan peran.

5
e) Motivasi - mintalah siswa Anda membawa materi yang mereka sukai untuk
dibaca - apakah itu hasil pertandingan sepak bola, resep atau lirik lagu, gunakan
ini sebagai batu loncatan untuk diskusi dan membaca.
f) Buatlah itu memiliki tujuan - jika mempelajari leksis makanan, bawalah paket /
kaleng makanan, baca dari mana asal berbagai jenis makanan, dan klasifikasikan
berdasarkan negara atau berdasarkan kata benda (terhitung / tidak terhitung).
(Ellis & Brewster, 1991, hlm. 57).
g) Membaca ekstensif adalah tempat pelajar membaca banyak materi mudah dalam
bahasa baru. Mereka memilih materi sendiri dan membacanya secara mandiri dari
gurunya. (Krashen, 1988). Ini mengembangkan kepercayaan diri pada
kemampuan mereka dan mendorong kenikmatan membaca untuk kesenangan.

C. Konsep Pengajaran Teaching Writing

Menulis dapat menjadi kegiatan yang menarik, menarik dan menginspirasi bagi
pelajar muda. Anak-anak adalah pembelajar dan pemikir aktif (Piaget 1965), belajar
melalui interaksi sosial (Vygotsky 1978) dan belajar secara efektif melalui perancah
oleh orang lain yang lebih mampu (Maybin et al 1992), yang dapat menjadi orang
dewasa atau teman sebaya. Tugas menulis yang kolaboratif dan terencana dengan baik
mendorong konteks untuk semua karakteristik ini untuk dimanfaatkan sepenuhnya di
kelas pelajar muda.

1. The nature of writing


Menulis adalah keterampilan kompleks untuk dikembangkan dan dikuasai,
dengan fokus pada produk akhir dan langkah-langkah untuk sampai ke sana.
Keterampilan menulis hanya berkembang ketika pelajar muda diajari cara menulis
dan diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan dan strategi ini.
2. Why we need to develop writing skills with young learners
Menulis cenderung diabaikan di dalam kelas, tetapi itu adalah bagian penting dari
perkembangan bahasa. Keterampilan menulis yang baik didasarkan pada
keterampilan membaca yang baik, Anda perlu mengenali kata-kata untuk menulis dan
menggunakannya secara komprehensif (Linse 2005).

2
a) Banyak pelajar muda belum sepenuhnya mengembangkan keterampilan
menulis mereka sendiri, dan strategi ini mungkin belum tentu ditransfer ke
menulis dalam bahasa Inggris.
b) Menulis memungkinkan pelajar muda untuk mempraktikkan kosakata dan
struktur baru.
c) Ini memungkinkan personalisasi dan kreativitas tingkat tinggi.
d) Ini memberikan pelajar muda untuk mengambil risiko dan mencoba bahasa
baru, dengan lebih banyak "waktu berpikir."
e) Keterampilan menulis membekali pelajar muda dengan dasar yang kokoh
untuk pengembangan dan pembelajaran di masa depan.
f) Fokus pada tugas menulis di kelas menciptakan variasi dan memenuhi gaya
belajar yang berbeda
g) Guru dapat mendiagnosis kekuatan dan area siswa untuk dikembangkan dalam
hal kosa kata, struktur, ejaan, dll.
h) Berfokus pada bidang ini dapat menanamkan kegembiraan menulis sejak usia
dini.

3. Considerations for classroom writing


Berikut adalah beberapa 'tip teratas' untuk mendorong tugas menulis yang
lebih menarik bagi pelajar muda. Pikirkan tentang bagaimana Anda dapat
menerapkan ini dengan kelompok pelajar muda Anda sendiri dan mencobanya!

a) Dorong kolaborasi antara pelajar muda dan berikan kesempatan selama


melontarkan pemikiran, membuat catatan, merencanakan, merevisi, dll
b) Sediakan visual, atau minta peserta untuk menggambar sendiri sebagai isi
tugas
c) Topik harus menarik untuk pelajar muda Anda, mis. Berhubungan dan
memotivasi secara intrinsik. Tulis tentang apa yang mereka ketahui, mis.
permainan, teman, aktivitas favorit, dll.
d) Lihatlah tugas menulis dari perspektif yang berbeda, mis. daripada menulis
tentang rutinitas harian mereka, mereka dapat menulis tentang rutinitas harian

5
hewan peliharaan mereka, aktivitas favorit hewan peliharaan mereka,
makanan, dll
e) Biarkan pelajar muda memilih karakter mereka sendiri untuk ditulis
f) Tetapkan tugas yang menantang tetapi dapat dicapai
g) Siapkan aktivitas ekstensi untuk penyelesaian cepat
h) Mendorong kebanggaan dalam penyajian tulisan mereka, mis. pelajar muda
bisa menggambar, membubuhi keterangan, dll.
i) Tanggapi gagasan tertulis, bukan hanya bahasa
j) Tandai secara positif dan berikan umpan balik pada area konten serta bahasa.
Dorong peserta didik untuk menulis nilai
k) Berikan kriteria yang jelas dan sederhana dan dorong koreksi diri / rekan dari
tugas tertulis. Menggunakan berbagai smiley dapat mendorong pelajar muda
untuk mencatat perasaan mereka tentang tugas menulis yang berbeda.
l) Setelah kerja berpasangan / kelompok, luangkan waktu untuk berbagi karya
tulis di kelas, mis. bacakan contoh penulisan yang bagus (tapi jangan sebutkan
nama!).
m) Sertakan presentasi hasil kerja peserta didik. Ini tergantung pada jenis
tugasnya, tetapi pekerjaan dapat disusun menjadi sebuah buku pendek,
dipajang di kelas, papan pesan sekolah, dll. Pelajar muda mendapatkan
'dorongan' motivasi dengan melihat karya tertulis mereka 'pada tampilan'.

D. Kegiatan Melatih Skill Writing Anak-Anak

Di kelas ada banyak cara menggunakan kegiatan menulis ini untuk membantu
anak-anak melatih bahasa Inggris mereka sambil mengembangkan kreativitas dan
imajinasi mereka. Berikut ini beberapa contohnya.

1. Tulis cerita

Sebelum menulis, mintalah pelajar untuk menceritakan kepada Anda tentang


cerita yang telah mereka baca. Who are the main characters? What are their names?
Where do they live? What are they like? What problems or challenges do they meet?

2
What happens to them in the end?Lihatlah beberapa buku nyata dengan sampul dan
ilustrasi yang menarik secara visual, jika tersedia, untuk merangsang minat anak-anak
dalam menulis.

Pilih genre dan / atau topik. Sebagai alternatif, beri mereka kalimat pertama
atau terakhir dari cerita, misalnya: ‘And they never forgot their homework again.’'
Kemudian minta siswa Anda untuk bekerja berpasangan dan merencanakan cerita
mereka dengan menjawab pertanyaan di atas. Pantau dan bantu seperlunya. Ketika
pelajar siap, mereka dapat menulis cerita mereka, bekerja secara individu tetapi saling
membantu saat mereka berjalan.

2. Tulis brosur

Bangkitkan minat dan ide dengan menunjukkan kepada pelajar Anda beberapa
contoh selebaran untuk tempat-tempat di negara mereka atau Inggris (Anda dapat
menemukannya di internet). Tanyakan kepada pelajar apakah mereka tertarik untuk
mengunjungi tempat-tempat tersebut, dan mengapa. Tanyakan kepada mereka
selebaran mana yang paling mereka sukai. Identifikasi beberapa fitur dasar dari genre
ini: banyak gambar, warna-warni, peta lokasi, waktu kontak / pembukaan, bahasa
positif (yang terbaik, menakjubkan, luar biasa, dll.), Daftar hal yang harus dilakukan /
dilihat di tempat itu, dll. .

Jelaskan bahwa mereka akan menulis brosur mereka sendiri. Bertukar pikiran
tentang beberapa ide tentang tempat - mereka dapat menulis brosur untuk
mengunjungi sekolah mereka, atraksi lokal, kota mereka, rumah mereka, bulan -
dorong imajinasi mereka! Pilih ide sederhana dan 'rencanakan' selebaran bersama-
sama di papan - gambar kotak di mana mereka ingin gambar diletakkan, tulis kata-
kata kunci untuk tujuan informasi yang mereka inginkan, mis. tulis 'kontak' di mana
mereka ingin informasi kontak pergi, tulis 'makan' di mana mereka ingin informasi
tentang makanan dan minuman tersedia di tempat mereka, dll.

Sekarang pelajar memilih tempat mereka sendiri. Ajak mereka untuk


'merencanakan' selebaran mereka di buku catatan mereka. Kemudian sediakan kertas
untuk peserta didik membuat leaflet. Pantau dan bantu jika perlu.

5
Setelah peserta didik selesai, peragakan selebaran di sekitar ruangan. Dorong
peserta didik untuk berjalan-jalan dan melihat selebaran. Kemudian mintalah pelajar
untuk memberi tahu Anda tempat mana yang ingin mereka kunjungi dan mengapa.

3. Buatlah kartu ucapan

Tanyakan kepada pelajar Anda kapan mereka mengirim kartu, misalnya untuk
acara khusus apa, dan siapa yang harus. Sekarang pikirkan beberapa pesan dan salam
yang mungkin mereka tulis di depan dan di dalam kartu pada kesempatan ini.
Tanyakan apakah ada acara khusus yang akan datang di antara teman atau keluarga
mereka, mis. ulang tahun, hari jadi, hari nama atau mungkin hari libur nasional, yang
bisa mereka buatkan kartu. Jika tidak, mereka bisa membuat kartu 'terima kasih' untuk
seseorang - mungkin gurunya!

Berilah setiap pelajar dua lembar kertas putih, sedikit lebih kecil dari A5.
Pertama, mereka membuat gambar dan salam untuk bagian depan kartu (misalnya,
'Selamat Ulang Tahun!' Dan kue) dan satu lagi untuk masuk ke dalam kartu dengan
pesan. Setelah siswa selesai melakukannya, beri mereka pilihan kartu A4 berwarna,
yang harus mereka lipat menjadi dua, lalu tempelkan bagian depan dan dalam kertas
pada kartu tersebut.

Jangan lupa untuk menekankan bahwa kartu harus benar-benar diberikan


kepada siapa itu ditulis! Jika ada pelajar yang membuatkan Anda kartu 'terima kasih',
tunjukkan di ruang.

Jika pelajar Anda membutuhkan lebih banyak dukungan, atau tidak tertarik
untuk menggambar, cobalah aktivitas kerajinan 'Kartu Ulang Tahun' di LearnEnglish
Kids. Peserta didik dapat memotong dan menempelkan desain yang mereka suka,
dengan ucapan 'Selamat ulang tahun'. Mereka dapat menulis pesan yang lebih panjang
di dalam kartu, atau hanya nama mereka jika perlu.

2
REFERENCES

Carolyne Ardron and Sally Trowbridge, Kids and writing, article in google scholar

Cooper, Fiona L, 2007. how to teach English to very young children. Formación en Educación
Inicial :Paraguay .
Wendy Arnold and Fiona Malcolm, Reading and Young Learners, Article in Google Scholar

Anda mungkin juga menyukai