Anda di halaman 1dari 28

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar


1. Pengertian Bahasa Inggris
Bahasa Inggris (English) merupakan bahasa resmi dari banyak negara-
negara persemakmuran dan dipahami serta dipergunakan secara meluas.
Bahasa Inggris dipergunakan di lebih banyak negara di dunia dibanding
bahasa yang lain serta dibanding bahasa yang lain.
http//definisibahasainggris.wordpress.com/2007/11/28/bahasa-inggris-harus-
dikuasai-secara-acktif/is pada siswa di sekolah. Diunduh pada hari Senin, 27
Mei 2013 pukul : 19.36 WIB.
Sedangkan Menurut Kasihani (2001:43) bahasa Inggris merupakan
bahasa asing pertama yang dianggap penting untuk tujuan pengaksesan
informasi, penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni
budaya dan pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain.
Menurut Wells yang dikutip dari Depdiknas dalam Kepmendiknas No.
22 Tahun 2006 :
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan
tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
budaya dengan menggunakan bahasa tersebut. Kemampuan berkomunikasi
dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni
kemampuan memahami dan atau menghasilkan teks lisan dan atau tulis yang
direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. keempat keterampilan inilah yang
digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa Inggris diarahkan
untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan
mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat
literasi tertentu.

Kemudian Menurut Chodijah (2000:21) Pembelajaran Bahasa Inggris


sangat dibutuhkan untuk semua kalangan, baik usia dini atau dewasa sebab
bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang wajib diketahui semua

8
9

kalangan. Tidak hanya dipahami dan dimengerti tapi bahasa Inggris pun
harus dikuasai.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran
bahasa, baik bahasa pertama, kedua, atau bahasa asing, pengajaran
komponen bahasa merupakan bagian dari program bahasa. Meskipun
mengajar praktis di lapangan berlangsung secara terpadu, guru dan calon
guru perlu memahami beberapa konsep penting yang berkaitan dengan
ketiga komponen bahasa, terutama yang mengenai komponen bahasa
Inggris.
Dalam pembelajaran bahasa, pengajaran komponen bahasa merupakan
bagian dari program bahasa. Pada umumnya komponen bahasa terdiri dari
tiga, yaitu grammar (tata bahasa), Vocabulary (Kosakata) dan Pronunciation
(pelafalan).
Adapun komponen-komponen bahasa menurut (Kasihani, 2007:43)
adalah :
1) Tata bahasa atau kaidah-kaidah bahasa merupakan pola dan aturan yang
harus diikuti bila kita mau belajar suatu bahasa dengan benar. Istilah
structure atau grammar sering dipakai dalam pembelajaran bahasa
Inggris untuk komponen pertama ini. Komponen ini merupakan
kerangka bahasa yang harus diikuti agar bahasa bisa diterima.
2) Kosakata atau Vocabulary merupakan kumpulan kata yang dimiliki oleh
suatu bahasa dan memberikan makna bila kita menggunakan bahasa
tersebut. Kosakata bahasa Inggris yang perlu dipelajari oleh siswa
sekolah dasar diperkirakan sebanyak lebih kurang 500 kata.
3) Pelafalan atau pronunciation adalah cara mengucapkan kata-kata suatu
bahasa. Ucapan bahasa Inggris sangat berbeda dengan sistem ucapan
bahasa ibu dan bahasa Indonesia.

Untuk dapat dimengerti sebagai pembelajar bahasa Inggris, ketiga


komponen ini harus dipelajari dengan benar. Untuk siswa tingkat sekolah
dasar yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang tidak digunakan
di masyarakat, pengajaran ketiga komponen bahasa ini perlu dikemas sacara
terpadu dan cermat. Pembelajar perlu direncanakan dengan baik dengan
memilih bahan yang sesuai untuk kebutuhan siswa. Seleksi dan penyusunan
10

bahan diperlukan, apalagi bila jam pelajaran bahasa Inggris sebagai mata
pelajaran muatan lokal hanya diprogramkan satu atau dua jam pelajaran
dalam seminggu.
Berdasarkan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006, tentang Standar
Kelulusan, secara umum tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia
adalah bahwa siswa atau peserta didik harus mampu “menunjukkan
keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa
Inggris”.
Dari pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan upaya peningkatan
mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh agar tercapainya tujuan
pendidikan yang telah dirancang.
Kemudian kemampuan bahasa Inggris merupakan salah satu
kemampuan yang sangat menentukan dalam memperoleh lapangan kerja
akhir-akhir ini. Fenomena inilah yang mendasari munculnya berbagai
macam kursus bahasa Inggris di seluruh wilayah Indonesia. Terlepas dari
bagaimana sesungguhnya mutu dari kursus-kursus bahasa Inggris yang ada
di Indonesia ini, tersirat suatu keadaan yang memprihatinkan yaitu kurang
baiknya mutu hasil pengajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah.

2. Bahasa Inggris di Sekolah Dasar


Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan
membantu peserta didik mengenal dirinya budayanya, dan budaya orang
lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu
mengemukakan gagasan dan perasaan, serta berpartisipasi dalam
masyarakat. (Deden S & Hani I, 2008 : 1)
Mata pelajaran bahasa Inggris secara resmi bisa diajarkan di sekolah
dasar sejak tahun ajaran 1994 sebagai mata pelajaran muatan lokal.
Walaupun dalam kenyataannya ada beberapa sekolah dasar yang sudah
11

memprogramkan pelajaran bahasa Inggris bagi siswanya sebelum tahun


tersebut, terutama sekolah-sekolah swasta yang telah mampu menyediakan
pengajaran dan bahan ajarnya. (Kasihani, 2007 : 1)
Kebijakan tahun 1994 tersebut ditanggapi secara positif dan luas oleh
masyarakat, terutama oleh sekolah-sekolah dasar yang merasa memerlukan
dan mampu menyelenggarakan pembelajaran bahasa Inggris. Kebijakan ini
disusul oleh Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer
060/U/1993 tanggal 25 februari 1993 tentang dimungkinkannya program
bahasa Inggris lebih dini sebagai satu mata pelajaran muatan local. Mata
pelajaran ini dapat dimulai di kelas 4 SD sesuai anjuran pemerintah.
(Kasihani, 2007 : 2)
Sedangkan tujuan diajarkannya mata pelajaran bahasa Inggris di SD/MI
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi internasional
2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. (KTSP SD 1
Sirnabaya, 2011 : 23)
Bila kita membicarakan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak atau
yang biasa disebut EYL (English For Young Learners). Kita perlu
memahami siapa yang kita maksud dengan siswa EYL. Siswa EYL adalah
pebelajar usia muda yang belajar bahasa Inggris mereka merupakan anak-
anak usia sekolah dasar yang mendapatkan pelajaran bahasa Inggris sebagai
mata pelajaran muatan lokal di sekolahnya. Secara umum mereka adalah
pebelajar pemula. (Kasihani, 2007 : 14)
Pada dasarnya yang perlu diingat sebagai salah satu tujuan penting dalam
pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar adalah menumbuhkan minat
anak dalam pelajaran bahasa Inggris. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut
kita perlu memahami karakteristik anak sehingga bisa memilih metode dan
bahan pembelajaran yang tepat bagi mereka. (Kasihani, 2007 : 15)
12

Berikut ini merupakan karakteristik atau ciri-ciri pembelajar muda (siswa


SD) secara umum :
1. Anak sekolah dasar berumur antara 5-7 tahun memiliki sikap egocentric
yaitu kecenderungan suka menghubungkan apa yang mereka cari
dengan dirinya sendiri dan kehidupan mereka.
2. Masih sulit membedakan hal-hal yang konkret dan yang abstrak. Pada
waktu memperkenalkan bahasa Inggris pada anak-anak, sebaiknya
diawali dengan hal-hal yang konkret sebelum ke hal-hal yang abstrak.
3. Anak-anaknya cenderung dan imajinatif. Mereka menyukai
pembelajaran melalui permainan, cerita, dan lagu.
4. Perasaan mudah bosan juga merupakan salah satu ciri anak-anak.
Mereka memiliki tingkat konsentrasi dan perhatian yang pendek untuk
menyiasatinya kegiatan belajar harus variatif dan perlu diganti setiap 10-
15 menit.
5. Kehidupan anak-anak penuh warna dan keceriaan. Kegiatan dan tugas
yang disertai dengan gambar yang menarik dan berwarna-warni akan
membuat anak-anak lebih gembira.
6. Anak-anak sekolah dasar menyukai cerita sebagaimana mereka
menyukai permainan.
7. Yonger group lebih menyukai mengerjakan tugas sendiri, tetapi dengan
teman didekatnya.
8. Hal penting yang harus diingat, siswa sekolah dasar pada umumnya
pembelajar yang merupakan pemikir aktif. Mereka senang belajar
bahasa dengan cara melakukan sesuatu (Learning by doing). (Kasihani,
2007 : 15-20)
Untuk siswa sekolah dasar yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa
asing yang tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari maka tata cara
pengajarannya perlu dikemas secara terpadu dan cermat. Disini penulis juga
menyertakan tata cara pengajaran bahasa Inggris untuk siswa sekolah dasar.
13

1. Guru bahasa Inggris di sekolah dasar sebaiknya tidak memberikan


pengajaran grammer dalam bentuk rumus, grammer sebaiknya diajarkan
dalam bentuk terintegrasi dengan kosakata dalam kalimat pernyataan
seperti tanya jawab.
2. Pada umumnya anak-anak lebih cepat belajar kosakata bila ditunjang
dengan alat peraga seperti gambar atau benda nyata.
3. Untuk kelas EYL atau sekolah dasar anak-anak sejak awal perlu
diperkenalkan dengan bunyi alphabet bahasa Inggris dengan nyanyian.
4. Guru dianjurkan menggunakan media serta menciptakan pembelajaran
sambil bermain dan bernyanyi. (Kasihani, 2007 : 44-49)

B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟ atau pengantar. Dalam bahasa arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
(Arsyad, 2013:3)
Menurut Miarso (Hernawan dkk, 2008:11) bahwa, “Media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri siswa”.
Asnawir, dkk (2002:11) mengatakan bahwa media merupakan sesuatu
yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan,
dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada dasarnya. Menurut Criticos (dalam Daryanto, 2010:5) media
merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan
dari komunikator menuju komunikan.
Sedangkan menurut Munadi (2010:7) media pembelajaran dapat
dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif
14

di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan


efektif.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan sacara lebih sederhana
bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau
informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya. Penggunaan media
pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa
dan dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.
Alat peraga atau media adalah sumber belajar yang harus dikembangkan
untuk tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam usaha meningkatkan
kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita tidak boleh
melupakan satu hal yang sudah pasti kebenarannya yaitu bahwa siswa harus
banyak berinteraksi dengan sumber belajar. Karena tanpa sumber belajar
yang memadai maka akan sulit diharapkan diwujudkannya proses
pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal.
Proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan
dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru
ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan
dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikian anak didik
lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media.
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila
penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal
acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan
lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran atau disebut
juga dengan alat peraga merupakan segala macam alat yang digunakan
15

dalam pembelajaran guna membantu memperlancar jalannya pembelajaran


untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Berbagai hal yang sifatnya verbal
dapat dijelaskan menjadi hal-hal yang konkrit. Begitu juga hal-hal yang
kecil, dapat dijelaskan menjadi hal-hal yang besar. Dengan kata lain,
menggunakan media pembelajaran, siswa lebih mendorong untuk belajar
lebih efektif, dan kreatif sehingga pada akhirnya mencapai hasil yang
optimal.
Media dapat diartikan sebagai perantara. Sedangkan media
pembelajaran berarti wahana penyalur pesan atau informasi belajar dari
komunikator (guru) kepada komunikan (Anwas, 2000). Sependapat dengan
hal tersebut menurut Ouda (2004),
“Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara siswa dan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social. Media
pembelajaran pada prinsipnya merupakan sebuah sarana kumunikasi yaitu
penyampai pesan yang diciptakan melalui suatu kegiatan. Pesan atau
informasi dapat berupa pengetahuan, ide, pengalaman atau keterampilan
tertentu. Media pembelajaran yang baik akan mengaktifkan pembelajar
(siswa) dalam memberikan tanggapan, umpan balik dalam rangka mencapai
tujuan tertentu”.

2. Fungsi Media Pembelajaran


Media pembelajaran dibuat, dipilih dan digunakan karena mempunyai
manfaat yang sangat besar. Manfaat alat peraga menjadi bagian yang integral
dalam suatu kegiatan. Manfaat media pembelajaran dikemukakan oleh
Sudjana dan Rivai (2008:2) sebagai berikut :
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
16

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih


dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar
pada setiap jam pelajaran
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar (Arsyad, 2007:25-27) sebagai berikut :
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan kemungkinan siswa
untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan minat dan kemampuannya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat
dan lingkungan misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke
museum atau kebun binatang.
Dari beberapa pendapat diatas, media pembelajaran dapat mempertinggi
proses belajar siswa karena media pembelajaran dapat menarik perhatian
siswa, siswa dapat memahami materi pelajaran dengan mudah, pembelajaran
17

lebih bervariasi dan pembelajaran lebih berpusat kepada siswa, sedangkan


guru memotivasi dan mengarahkan kegiatan belajar siswa.
Alasan lain penggunaan alat peraga dapat mempertinggi proses dan hasil
pembelajaran yaitu berkenaan dengan tarap berpikir siswa. Tarap berpikir
siswa mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir konkret menuju
ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir
kompleks. Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan
berpikir tersebut sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak
dapat dikonkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Adapun mengenai nilai-nilai praktis atau fungsi dan manfaat media
pembelajaran dikemukakan oleh Sudirman, dkk (Zain, 2006 : 138) sebagai
berikut :
a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga
dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
b. Memperlambat gerakan yang terlalu cepat dan mempercepat gerakan
yang lambat.
c. Karena informasi yang diperoleh siswa berasal dari suatu sumber serta
dalam situasi dan kondisi yang sama.
d. Membangkitkan motivasi belajar siswa.
e. Dapat mengontrol dan mengatur tempo belajar siswa.
f. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan
lingkungannya.
g. Bahan pelajaran dapat diulang sesuai dengan kebutuhan dan atau
disimpan untuk digunakan pada saat yang lain.
h. Memungkinkan untuk menampilkan objek yang langka atau peristiwa.
i. Menampilkan yang sulit diamati oleh mata telanjang.
Berdasarkan hal-hal tersebut, alat peraga memegang peranan penting
bagi peningkatan hasil belajar siswa. Dalam memahami materi pelajaran
bahasa Inggris, para siswa tidak terlepas dari kesulitan, kesulitan-kesulitan
itu dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran. Dengan
18

demikian, peran guru sebagai pembimbing dalam pelaksanaan pembelajaran


perlu memilih media pembelajaran sebagai alat bantu yang dianggap tepat
dengan bahan pembelajaran dan sesuai dengan situasi dan kondisi.
Dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran dikemukakan
oleh Sudjana dan Rivai (Zain, 2006:132) yaitu ketepatan dengan tujuan
dukungan terhadap isi bahan pembelajaran, kemudahan memperoleh media
keterampilan guru dalam menggunakannya, tersedia waktu untuk
menggunakannya dan sesuai dengan tarap yang telah ditetapkan.
Ketepatan dengan tujuan pembelajaran artinya media pembelajaran
dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. tujuan
instruksional yang berisikan unsur-unsur pemahaman aplikasi, analisis,
sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran. Selain itu,
dukungan terhadap isi bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip,
konsep, dan generasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah
dipahami siswa.
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yang pada
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Hasil belajar siswa yang rendah akan lebih tinggi apabila menggunakan
media pembelajaran, penggunaan media pembelajaran harus benar-benar
menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih senang untuk belajar.
Selama pelaksanaan pembelajaran, guru dapat menggunakan media
pembelajaran dalam berbagai hal sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan media pembelajaran, akan memberikan dampak yang positif
bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga hal-hal yang dianggap
sulit akan terasa mudah. Hal ini karena benda yang tidak dapat dilihat oleh
mata telanjang dapat diperbesar dan dipelajari dengan menggunakan media
pembelajaran.
19

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran


Jenis media pembelajaran pada hakekatnya sangat beragam ditinjau dari
sudut pandang yang berbeda. Dari keragaman tersebut maka media
pembelajaran dibedakan menjadi pembelajaran yang sifatnya sederhana
sampai pada media pembelajaran yang modern.
Menurut Hamdani (2011:248) jenis-jenis media pembelajaran adalah
sebagai berikut :
a. Media Visual
Media Visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan. Jenis media inilah yang sering
digunakan oleh para guru untuk membantu menyampaikan isi atau
materi pelajaran. Media visual terdiri atas media yang tidak dapat
diproyeksikan (non projected visuals) dan media yang dapat
diproyeksikan (project visual). Media yang dapat diproyeksikan bisa
berupa gambar diam (still picture) atau bergerak (motion picture).
b. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.
Program kaset suara dan program radio adalah bentuk media audio.
Penggunaan media audio dalam pembelajaran pada umumnya untuk
menyampaikan materi pelajaran tentang mendengarkan.
c. Media Audio Visual
Sesuai dengan namanya media ini merupakan kombinasi audio dan
visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Audio visual akan
menjadikan penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan
optimal. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga
menggantikan peran dan tugas guru. Sebab, penyajian meteri bisa
diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar,
yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh
20

media audio visual, diantaranya program video atau televisi, video atau
televisi instruksional, dan program slide suara (soundslide).
Menurut Ali (2008 : 91) media pembelajaran diklasifikasikan menjadi 8
bagian yaitu sebagai berikut :
a. Media audio-motio-visual, yakni media yang mempunyai suara, ada
gerakan dan objeknya dilihat. Jenis media termasuk kelompok ini adalah
televisi, video, tape, dan film bergerak.
b. Media audio-still-visual, yakni media yang mempunyai suara objeknya
dapat dilihat, namun tidak ada gerakan seperti film-film bersuara, slide
bersuara, atau rekaman televisi dengan gambar tak bergerak.
c. Media audi-semi motion, mempunyai suara dan gerakan, namun tidak
dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh, seperti tele-writing atau
telebiard.
d. Media motion-visual, yakni media yang mempunyai gambar objek
bergerak, seperti film (bergerak) bisu (tak bersuara).
e. Media still-visual, yakni ada objek namun tidak ada gerakan, seperti
film-film, gambar, microfon, atau halaman cetakan.
f. Media semi-motion (semi gerak) yakni yang menggunakan garis dan
tulisan sepertinya tele-autograf.
g. Media audio, hanya menggunakan suara, seperti radio, telepon, audio
tape.
h. Media cetakan, hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yakni huruf
(simbol bunyi).
Berdasarkan pendapat diatas, media pembelajaran dapat dibedakan
menjadi 8 jenis dan setiap jenis mempunyai karakteristik yang berbeda.
Perbedaannya dari segi dapat dilihat, didengar, dan ada gerakan. Dari
beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media yang bisa
bergerak dan media yang diam, serta media yang dapat dilihat, dapat
didengar, serta media yang bersuara.
21

4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media antara
lain : tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi
siswa/mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) atau perangkat
lunak (software), mutu teknis dan biaya. (Arsyad, 2007:75)
Menurut Dick dan Carey dalam Asnawir (2012:126) ada 4 kriteria
pemilihan yang perlu diperhatikan, yaitu pertama; ketersediaan sumber
setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat sumber-
sumber yang ada maka harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua; apakah untuk
membeli atau diproduksi sendiri telah tersedia dana, tenaga, dan fasilitasnya.
Ketiga; faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan
media yang digunakan untuk waktu jangka yang lama, artinya bila
digunakan dimana saja dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan
kapanpun serta mudah dibawa (fortable). Keempat; efektifitas dan efisiensi
biaya dalam jangka waktu yang cukup panjang sekalipun nampaknya mahal
namun mungkin lebih murah dibanding media lainnya yang hanya dapat
digunakan sekali pakai.
Sedangkan menurut Sanjaya dalam Hamdani (2011:257)
mengungkapkan pertimbangan lain dalam memilih media pembelajaran yang
tepat, yaitu dengan menggunakan kata ACTION (Access, Cost, Technology,
Interactivity, Organization, Novelty).
a. Access, artinya kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam
pemilihan media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah
dan dapat dimanfaatkan? Akses juga menyangkut aspek kebijakan,
apakah media tersebut diizinkan untuk digunakan?
b. Cost, artinya pertimbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk
penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
c. Technology, artinya ketersediaan teknologinya dan kemudahan dalam
penggunaannya.
22

d. Interactivity, artinya mampu menghadirkan komunikasi dua arah atau


intraktivitas.
e. Organization, artinya dukungan organisasi atau lembaga dengan cara
pengorganisasiannya.
f. Novelty, artinya aspek kebaruan dari media yang dipilih. Media yang
lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kriteria yang paling
utama dalam pemilihan media adalah sesuai dengan tujuan pembelajaran
atau kompetensi yang ingin dicapai. Dari mulai kemudahan memperoleh
media, biaya, ketersediaan teknologi di sekolahnya dan jenis medianya.
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses
belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-
masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu
memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna
(Asnawir, dkk, 2007:15).
Menurut Asnawir, dkk (2007:15) beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam memilih media antara lain :
a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam
memilih media.
c. Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang
serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak.
d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru
mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang
perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
e. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan
disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna,
dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dalam dicapai secara optimal.
23

f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang


dengan hasil yang akan dicapai.
Dari pemaparan diatas, sebelum menggunakan media pembelajaran
sebaiknya seorang guru memilah dan memilih media yang akan digunakan
sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran, seorang guru harus
lihai dalam memilih media pembelajaran yang tepat untuk digunakan.
Sebelum menggunakan media pembelajaran hendaknya dilengkapi dengan
pertimbangan pada ktiteria-ktiteria pemilihan yang logis dan benar. Hal ini
dilakukan agar guru tidak salah dalam memilih media pembelajaran untuk
digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

5. Gambar Sebagai Bagian Dari Media Pembelajaran


a. Pengertian Media Gambar
Gambar termasuk media visual. Media visual merupakan media
yang melibatkan indra penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang
dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan
verbal-visual terdiri atas kata-kata dalam bentuk tulisan, sedangkan
pesan nonverbal-visual merupakan pesan yang dituangkan kedalam
symbol-simbol nonverbal-visual. (Yudhi Munadi, 2010 : 81)
b. Jenis-jenis Media Gambar
Soeharto (2003 : 85) “Membagi media visual itu sendiri secara garis
besar dikelompokkan menjadi dua yakni media visual diam dan media
visual yang bergerak namun tanpa suara”. gambaran kedua jenis itu
sebagai berikut :
a. Media visual diam, yang digolongkan menjadi :
1. Media gambar datar, misalnya foto, buku, ensiklopedia,
majalah, surat kabar, buku referensi dan hasil cetakan lain,
gambar ilustrasi, gambar kliping.
24

2. Media proyeksi diam, misalnya film bingkai/slides, film


rangkai/film strik, transparansi, mikrofis, overhead
proyektor.
3. Media grafis atau carta, misalnya grafik, bagan, diagram,
sketsa, poster. gambar kartun, peta dan globe.
b. Media visual yang bergerak misalnya film bisu.
Contoh media visual dapat dijelaskan secara rinci, sebagai
berikut :
1. Foto
2. Buku
3. Ensiklopedia
4. Majalah dan surat kabar
5. Buku referensi lain
6. Hasil catatan lain
7. Gambar
8. Gambar ilustrasi
9. Kliping
10. Film bingkai/slide. Slide dari fotografi juga sudah mulai
digunakan dalam ekonomi umumnya berwarna dan tidak
perlu selalu dalam suatu urutan yang tetap.
11. Film Rangkai/film Strips. Film strips adalah rangkaian film
statis (tidak bergerak), tidak seperti film gerak yang
umumnya kita kenal.
12. Transparansi dan Overhead Proyektor. Transparansi dibuat
dengan jalan menulisi plastik, transparansi yang
bersangkutan.
13. Mikrofis. Mikrofis adalah lembaran film transparan yang
berisi pesan, artikel dengan atau tanda gambar di dalamnya
yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tidak dapat dibaca
oleh mata telanjang.
25

14. Bagan
15. Diagram dan Sketsa
16. Poster
17. Gambar kartun dan karikatur
18. Peta dan Globe
19. Film bisu
Gambar merupakan alat yang mudah didapat dan pembuatannya tidak
memerlukan banyak biaya. Berbagai jenis gambar dapat digunakan sebagai
alat bantu pembelajaran selama relevan dengan tujuan dan sesuai dengan
perkembangan siswa. Penggunaan gambar sebagai alat bantu pembelajaran,
tidak dipandang dari segi sederhana atau modernnya, melainkan ketepatan
dalam penggunaan, bahkan gambar dapat diambil dari berbagai media yang
ada.
Selain itu gambar-gambar digunakan sebagai alat bantu pembelajaran
tentunya tidak hanya bisa dilihat oleh siswa, tetapi harus dipahami
maksudnya. Gambar harus bisa membantu mempermudah dan
memperlancar jalannya pembelajaran yang pada gilirannya mencapai tujuan
yang diharapkan. Tidak hanya itu, gambar harus mampu menciptakan situasi
dan kondisi. Gambar-gambar yang diperlihatkan kepada siswa tidak hanya
dapat dilihat oleh para siswa saja, tetapi juga hendaknya dapat dipahami,
ditafsirkan dan dihayati oleh para siswa.
Gambar dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar seperti
dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (2008:70) sebagai berikut :
Gambar fotografi itu pada dasarnya membantu mendorong para siswa
dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka
dalam mengembangkan minatnya pada pelajaran berbahasa, kegiatan
seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita dramatisasi, bacaan,
penulisan, melukis, dan menggambar serta membantu mereka
menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks.

Penyajian materi pelajaran menggunakan gambar dapat merangsang


kemampuan siswa, mulai dari kegiatan menyimak, berbicara, membaca
26

maupun menulis bahkan dalam hal-hal yang sifatnya estetis. Selain itu,
gambar memberikan kemudahan kepada siswa dalam mengingat konsep
yang sudah dipelajari sebelumnya sehingga dapat mengingatkan hal-hal
yang sudah lupa.
Dipandang dari jenisnya, gambar dapat dibedakan menjadi dua bagian
seperti menurut Sudjana dan Rivai (2008:71) jenis gambar sebagai berikut :
Gambar (gambar fotografi) termasuk kepada gambar tetap atau still
picture yang terdiri dari dua kelompok yaitu : pertama flat opague
picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar
fotografi, gambar, dan lukisan tercetak. Kedua adalah gambar
transparent picture atau gambar tembus pandang misalnya film strips
dan transparancies.

Kedua jenis gambar tersebut dapat dipergunakan sebagai alat bantu


pembelajaran. Namun penggunaannya harus diperhatikan sebeb tidak semua
gambar efektif untuk semua materi pelajaran. Untuk itu, pemilihan gambar
harus memperhatikan keuntungan dan kelemahannya. Untuk lebih jelas
tentang keuntungan dan kelemahan gambar disajikan berikut ini.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari gambar fotografi dalam
hubungannya kegiatan pembelajaran, antara lain yaitu :
a. Mudah dimanfaatkan di dalam kegiatan belajar mengajar karena praktis
tanpa memerlukan perlengkapan apa-apa.
b. Harganya relatif lebih murah daripada jenis-jenis media pembelajaran
lainnya dan cara memperolehnya pun mudah sekalipun tanpa perlu
mengeluarkan biaya.
c. Gambar fotografi bisa digunakan dalam banyak hal untuk berbagai
jenjang pengajaran dan berbagai disiplin ilmu, dan
d. Gambar fotografi dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang
abstrak menjadi lebih realistik. Menurut Edgar Dale, gambar fotografi
dapat mengubah tahap-tahap pengajaran dari lambang kata (verbal
symbol) beralih kepada tahapan yang lebih konkret yaitu lambang visual
(visual symbol). (Sudjana dan Rivai, 2008:72)
27

Banyak keuntungan dari penggunaan sebagai media pembelajaran,


penggunaan gambar sangat mudah sehingga tidak memerlukan banyak biaya
dan perlengkapan lainnya, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, bahkan
perguruan tinggi ilmu-ilmu sosial sampai ilmu-ilmu eksakta. Selain itu,
gambar dapat digunakan sebagai pembelajaran karena dapat memudahkan
siswa dalam memahami materi pelajaran yang sifatnya abstrak menjadi
konkret, yang jauh menjadi dekat, yang kecil menjadi besar, dan yang besar
dapat dibuat menjadi kecil.
Di samping mempunyai keuntungan atau kelebihan, gambar fotografi
mempunyai kelemahan. Kelemahan dari gambar sebagai media
pembelajaran diantaranya seperti dikemukakan berikut ini :
1) Beberapa gambaran sudah cukup memadai akan tetap tidak cukup besar
ukurannya bila dipergunakan untuk tujuan pengajaran kelompok besar,
kecuali bilamana diproyekkan melalui proyektor opek.
2) Gambar fotografi adalah berdimensi dua sehingga sukar untuk
melukiskan bentuk sebenarnya yang berdimensi tiga. Kecuali bilamana
dilengkapi dengan beberapa seri gambar untuk objek yang sama atau
adegan yang diambil dilakukan dari berbagai sudut pandang pemotretan
yang berlainan.
3) Gambar fotografi bagaimanapun indahnya tetap tidak memperlihatkan
gerak seperti halnya gambar hidup. Namun demikian, beberapa gambar
fotografi seri yang disusun secara berurutan dapat memberikan kesan
dapat saja dicocokan dengan maksud guna meningkatkan daya
efektifitas proses belajar mengajar. (Sudjana dan Rivai, 2008:72)
Kelebihan dan kelemahan gambar yang dikemukakan diatas merupakan
dasar dalam memilih gambar sebagai media pembelajaran. Dengan
kelebihan dan kelemahan tersebut dapat menentukan efektif tidaknya media
pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga gambar benar-
benar menjadi bagian yang integral dalam pelaksanaan pembelajaran.
28

Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka dalam memilih media harus


memperhatikan kriteria khususnya kriteria tujuan pembelajaran. Adapun
kriteria memilih gambar ada lima yaitu harus memadai untuk tujuan
pengajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang cukup, validitas,
serta menarik (Sudjana dan Rivai, 2008:74).

Gambar harus cukup memadai, artinya pantas untuk tujuan pengajaran


yaitu harus menampilkan gagasan, bagian informasi atau satu konsep jelas
mendukung tujuan serta kebutuhan pengajaran. Selain itu, gambar
hendaknya realistik dan hidup, pewarnaan yang bagus dan harus cukup besar
sehingga rinciannya dapat diamati untuk dipelajari. Selain itu, harus
diperhitungkan kesesuaiannya dengan tingkat usia siswa. Untuk siswa pada
usia rendah lebih cocok menggunakan gambar yang tidak banyak unsurnya.
Demikian juga pola gambarnya harus sederhana dan gagasannya tidak
kompleks.
Gambar yang digunakan harus memenuhi persyaratan artistic yang
bermutu. Gambar yang memenuhi persyaratan yaitu komposisinya baik,
warna yang efektif, dan permulaan pemotretan yang unggul bernilai lebih
dari komposisi dan pewarnaan. Selain itu, gambar yang disajikan tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil sehingga penggunaanya jelas dan tidak
meragukan bagi siswa. Bahkan gambar, pembelajaran lebih kondusif dan
menggairahkan bagi siswa.

C. Belajar dan Hasil Belajar


1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan
dalam kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang
telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang
29

menyangkut nilai dan sikap (afektif). (Eveline Siregar dan Hartini Nara,
2014:3)
Belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku
tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor),
maupun nilai dan sikap (afektif).
b. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau
dapat disimpan.
c. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
d. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-
obatan. (Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2014:5-6).

2. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2012:22). Pendapat
lain juga menyatakan bahwa hasil belajar adalah merupakan kemampuan
yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar (Nashar, 2004:77).
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar
dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku
seseorang.
Menurut Sudjana (2012:23-31) terdapat tiga ranah yang menjadi Objek
penilaian hasil belajar, yaitu :
1. Ranah Kognitif
a. Pengetahuan
30

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata


knowledge dalam taksonomi Bloom. Pengetahuan hafalan atau
untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal, nama
tokoh, dan nama kota.
b. Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah
pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya
sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain
dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan
pada kasus lain.
c. Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau
situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau
petunjuk teknis.
d. Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur
atau bagian-bagian sehingga jelas hirarki dan susunannya. Analisis
merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan
kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.
e. Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
menyeluruh disebut sintesis.
f. Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang
mungkin dilihat dari segi tujuan, cara kerja, pemecahan, metode,
materi, dan lain-lain.
2. Ranah Afektif
Ranah efektif berkenaan dengan sikap dan nilai. ada beberapa jenis
kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari
tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu :
31

a. Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima


rangsangan (Steamulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam
bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap steamulasi yang datang dari luar.
c. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau steamulus.
d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e. Karekteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua
sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.
3. Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan
keterampilan, yakni :
a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan.
e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks.
f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
32

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Media Gambar


Langkah-langkah yang ditempuh dalam penerapan penggunaan media gambar,
yaitu :
1. Guru memberikan apersepsi :
Apa sajakah jenis-jenis hewan yang kamu ketahui ?
2. Guru membawa beberapa gambar hewan dan menanyakan namanya pada
siswa, siswa menjawab dalam bahasa Indonesia
3. Guru menunjukkan beberapa gambar hewan dengan menggunakan flash card
4. Guru melafalkan nama hewan tersebut, siswa mendengarkan
5. Guru mengulangi kegiatan (1) dan (2), siswa menirukan
6. Siswa menyebutkan nama-nama hewan yang dipertunjukkan guru
7. Guru melakukan tanya jawab melalui guessing game (tebak-tebakan) dengan
menggunakan ekspresi what is this/that?, siswa menjawab dengan it is a....
8. Siswa secara berpasangan menuliskan 10 jenis-jenis hewan buas/liar dan
hewan jinak dan mencarinya dalam kamus
9. Siswa menghafal nama-nama hewan yang telah dipelajari dirumah

E. Penelitian Relevan
Untuk menghindari duplikasi dengan penelitian-penelitian yang telah
dilakukan terdahulu yang ada kaitannya dengan masalah penelitian yang akan
dilakukan, maka peneliti mencoba menelusuri beberapa Perguruan Tinggi. Dari
hasil penelusuran tersebut ditemukan beberapa hasil penelitian yang ada
kemiripan dengan masalah penelitian yang akan diteliti, yakni :
1. Penelitian yang dilakukan Dian Fitriyani tahun 2013 mahasiswa IAIN Syekh
Nurjati Cirebon yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Video
Compact Dist (VCD) Terhadap hasil Belajar Bahasa Inggris di Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah An-Nur Kesambi dalam Kota Cirebon. Dari hasil
penelitian yang diperoleh, terdapat pengaruh yang signifikan antara media
pembelajaran Video Compact Dist (VCD) terhadap hasil belajar siswa
33

Besarnya pengaruh adalah 73,96 % sedangkan sisanya 26,04 % dipengaruhi


oleh faktor lain.
2. Penelitian yang dilakukan Mujayanah tahun 2011 mahasiswa IAIN Syekh
Nurjati Cirebon yang berjudul “Penggunaan Media Gambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas 1 SD Negeri 2
Kedongdong Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Dari hasil penelitian
yang diperoleh, diketahui hasil belajar meningkat hal ini terbukti dari hasil
evaluasi pembelajaran pada siklus 1 aspek lafal atau intonasi kategori baik
sekali (14,71 %), sedangkan siklus 2 mencapai (23,53 %), dan siklus 3
mencapai (41,18%).
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.

F. Kerangka Pemikiran
Dalam proses pembelajaran guru bukanlah satu-satunya sumber belajar akan
tetapi sebagai guru harus mampu menciptakan sumber-sumber belajar lainnya
agar pembelajaran bisa lebih dimengerti oleh siswa dan suasananya pun menjadi
lebih kondusif. Sumber belajar lain yang dimaksud adalah media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat bantu untuk mengajar atau bisa disebut juga
sebagai alat komunikasi guru dengan siswa. Melalui Media pembelajaran guru
bisa menyampaikan pesan kepada siswa.
Guru merupakan unsur terpenting dalam pembentukan pola pikir siswa,
kemudian keberhasilan proses belajar mengajar pun ditentukan oleh guru dalam
mempersiapkan hal yang menunjang pembelajaran seperti media, metode, materi
yang akan disampaikan kepada siswa dan lain sebagainya.
Dalam pembelajaran terkadang siswa merasakan kesulitan dalam memahami
pembelajaran yang guru sampaikan dikarenakan terbatasnya media pembelajaran
yang guru gunakan. Dalam hal ini guru memerlukan media untuk menunjang
proses belajar mengajar.
34

Media gambar merupakan salah satu media yang tepat untuk digunakan
dalam membantu guru ketika menyampaikan materi pembelajaran. Media
gambar merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses
pembelajaran. Pada pembelajaran yang siswa nya banyak manfaat gambar
sangat nyata bagi seorang guru karena gambar dapat dicetak dengan banyak.
Gambar merupakan salah satu media yang cocok untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dan pemahaman siswa dalam memahami materi yang guru jelaskan
karena dengan media ini siswa akan mengerti sendiri materi diajarkan guru tanpa
guru harus menjelaskan panjang lebar materi tersebut.
Sebagai contoh materi tentang hewan guru akan menampilkan gambar
hewan beserta tulisan hewan tersebut. Melalui media ini siswa diajak untuk
mengembangkan pola pikirnya ketika sudah melihat bentuk gambar dan tulisan
yang guru perlihatkan kepada siswa.
Menurut Sugiyono (2013 : 94) dapat digambarkan melalui skema kerangka
pemikiran sebagai berikut :

X Y

Gambar 1 : Bagan Kerangka Pemikiran

Ket : X = Media Gambar

Y = Hasil Belajar

G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melaui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
35

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,belum jawaban


yang empiric dengan data. (Sugiyono, 2013 : 96)
Hipotesis penelitian mengenai pengaruh penggunaan media gambar terhadap
hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris di SDN Telukagung 1
Indramayu, adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak Ada hubungan yang signifikan penggunaan media gambar terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris kelas IV SDN
Telukagung 1 Indramayu.
Ha : Ada hubungan yang signifikan penggunaan media gambar terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris kelas IV SDN Telukagung
1 Indramayu.

Anda mungkin juga menyukai