LANDASAN TEORI
8
9
kalangan. Tidak hanya dipahami dan dimengerti tapi bahasa Inggris pun
harus dikuasai.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran
bahasa, baik bahasa pertama, kedua, atau bahasa asing, pengajaran
komponen bahasa merupakan bagian dari program bahasa. Meskipun
mengajar praktis di lapangan berlangsung secara terpadu, guru dan calon
guru perlu memahami beberapa konsep penting yang berkaitan dengan
ketiga komponen bahasa, terutama yang mengenai komponen bahasa
Inggris.
Dalam pembelajaran bahasa, pengajaran komponen bahasa merupakan
bagian dari program bahasa. Pada umumnya komponen bahasa terdiri dari
tiga, yaitu grammar (tata bahasa), Vocabulary (Kosakata) dan Pronunciation
(pelafalan).
Adapun komponen-komponen bahasa menurut (Kasihani, 2007:43)
adalah :
1) Tata bahasa atau kaidah-kaidah bahasa merupakan pola dan aturan yang
harus diikuti bila kita mau belajar suatu bahasa dengan benar. Istilah
structure atau grammar sering dipakai dalam pembelajaran bahasa
Inggris untuk komponen pertama ini. Komponen ini merupakan
kerangka bahasa yang harus diikuti agar bahasa bisa diterima.
2) Kosakata atau Vocabulary merupakan kumpulan kata yang dimiliki oleh
suatu bahasa dan memberikan makna bila kita menggunakan bahasa
tersebut. Kosakata bahasa Inggris yang perlu dipelajari oleh siswa
sekolah dasar diperkirakan sebanyak lebih kurang 500 kata.
3) Pelafalan atau pronunciation adalah cara mengucapkan kata-kata suatu
bahasa. Ucapan bahasa Inggris sangat berbeda dengan sistem ucapan
bahasa ibu dan bahasa Indonesia.
bahan diperlukan, apalagi bila jam pelajaran bahasa Inggris sebagai mata
pelajaran muatan lokal hanya diprogramkan satu atau dua jam pelajaran
dalam seminggu.
Berdasarkan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006, tentang Standar
Kelulusan, secara umum tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia
adalah bahwa siswa atau peserta didik harus mampu “menunjukkan
keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa
Inggris”.
Dari pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan upaya peningkatan
mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh agar tercapainya tujuan
pendidikan yang telah dirancang.
Kemudian kemampuan bahasa Inggris merupakan salah satu
kemampuan yang sangat menentukan dalam memperoleh lapangan kerja
akhir-akhir ini. Fenomena inilah yang mendasari munculnya berbagai
macam kursus bahasa Inggris di seluruh wilayah Indonesia. Terlepas dari
bagaimana sesungguhnya mutu dari kursus-kursus bahasa Inggris yang ada
di Indonesia ini, tersirat suatu keadaan yang memprihatinkan yaitu kurang
baiknya mutu hasil pengajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah.
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟ atau pengantar. Dalam bahasa arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
(Arsyad, 2013:3)
Menurut Miarso (Hernawan dkk, 2008:11) bahwa, “Media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri siswa”.
Asnawir, dkk (2002:11) mengatakan bahwa media merupakan sesuatu
yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan,
dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada dasarnya. Menurut Criticos (dalam Daryanto, 2010:5) media
merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan
dari komunikator menuju komunikan.
Sedangkan menurut Munadi (2010:7) media pembelajaran dapat
dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif
14
media audio visual, diantaranya program video atau televisi, video atau
televisi instruksional, dan program slide suara (soundslide).
Menurut Ali (2008 : 91) media pembelajaran diklasifikasikan menjadi 8
bagian yaitu sebagai berikut :
a. Media audio-motio-visual, yakni media yang mempunyai suara, ada
gerakan dan objeknya dilihat. Jenis media termasuk kelompok ini adalah
televisi, video, tape, dan film bergerak.
b. Media audio-still-visual, yakni media yang mempunyai suara objeknya
dapat dilihat, namun tidak ada gerakan seperti film-film bersuara, slide
bersuara, atau rekaman televisi dengan gambar tak bergerak.
c. Media audi-semi motion, mempunyai suara dan gerakan, namun tidak
dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh, seperti tele-writing atau
telebiard.
d. Media motion-visual, yakni media yang mempunyai gambar objek
bergerak, seperti film (bergerak) bisu (tak bersuara).
e. Media still-visual, yakni ada objek namun tidak ada gerakan, seperti
film-film, gambar, microfon, atau halaman cetakan.
f. Media semi-motion (semi gerak) yakni yang menggunakan garis dan
tulisan sepertinya tele-autograf.
g. Media audio, hanya menggunakan suara, seperti radio, telepon, audio
tape.
h. Media cetakan, hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yakni huruf
(simbol bunyi).
Berdasarkan pendapat diatas, media pembelajaran dapat dibedakan
menjadi 8 jenis dan setiap jenis mempunyai karakteristik yang berbeda.
Perbedaannya dari segi dapat dilihat, didengar, dan ada gerakan. Dari
beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media yang bisa
bergerak dan media yang diam, serta media yang dapat dilihat, dapat
didengar, serta media yang bersuara.
21
14. Bagan
15. Diagram dan Sketsa
16. Poster
17. Gambar kartun dan karikatur
18. Peta dan Globe
19. Film bisu
Gambar merupakan alat yang mudah didapat dan pembuatannya tidak
memerlukan banyak biaya. Berbagai jenis gambar dapat digunakan sebagai
alat bantu pembelajaran selama relevan dengan tujuan dan sesuai dengan
perkembangan siswa. Penggunaan gambar sebagai alat bantu pembelajaran,
tidak dipandang dari segi sederhana atau modernnya, melainkan ketepatan
dalam penggunaan, bahkan gambar dapat diambil dari berbagai media yang
ada.
Selain itu gambar-gambar digunakan sebagai alat bantu pembelajaran
tentunya tidak hanya bisa dilihat oleh siswa, tetapi harus dipahami
maksudnya. Gambar harus bisa membantu mempermudah dan
memperlancar jalannya pembelajaran yang pada gilirannya mencapai tujuan
yang diharapkan. Tidak hanya itu, gambar harus mampu menciptakan situasi
dan kondisi. Gambar-gambar yang diperlihatkan kepada siswa tidak hanya
dapat dilihat oleh para siswa saja, tetapi juga hendaknya dapat dipahami,
ditafsirkan dan dihayati oleh para siswa.
Gambar dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar seperti
dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (2008:70) sebagai berikut :
Gambar fotografi itu pada dasarnya membantu mendorong para siswa
dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka
dalam mengembangkan minatnya pada pelajaran berbahasa, kegiatan
seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita dramatisasi, bacaan,
penulisan, melukis, dan menggambar serta membantu mereka
menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks.
maupun menulis bahkan dalam hal-hal yang sifatnya estetis. Selain itu,
gambar memberikan kemudahan kepada siswa dalam mengingat konsep
yang sudah dipelajari sebelumnya sehingga dapat mengingatkan hal-hal
yang sudah lupa.
Dipandang dari jenisnya, gambar dapat dibedakan menjadi dua bagian
seperti menurut Sudjana dan Rivai (2008:71) jenis gambar sebagai berikut :
Gambar (gambar fotografi) termasuk kepada gambar tetap atau still
picture yang terdiri dari dua kelompok yaitu : pertama flat opague
picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar
fotografi, gambar, dan lukisan tercetak. Kedua adalah gambar
transparent picture atau gambar tembus pandang misalnya film strips
dan transparancies.
menyangkut nilai dan sikap (afektif). (Eveline Siregar dan Hartini Nara,
2014:3)
Belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku
tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor),
maupun nilai dan sikap (afektif).
b. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau
dapat disimpan.
c. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
d. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-
obatan. (Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2014:5-6).
2. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2012:22). Pendapat
lain juga menyatakan bahwa hasil belajar adalah merupakan kemampuan
yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar (Nashar, 2004:77).
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar
dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku
seseorang.
Menurut Sudjana (2012:23-31) terdapat tiga ranah yang menjadi Objek
penilaian hasil belajar, yaitu :
1. Ranah Kognitif
a. Pengetahuan
30
E. Penelitian Relevan
Untuk menghindari duplikasi dengan penelitian-penelitian yang telah
dilakukan terdahulu yang ada kaitannya dengan masalah penelitian yang akan
dilakukan, maka peneliti mencoba menelusuri beberapa Perguruan Tinggi. Dari
hasil penelusuran tersebut ditemukan beberapa hasil penelitian yang ada
kemiripan dengan masalah penelitian yang akan diteliti, yakni :
1. Penelitian yang dilakukan Dian Fitriyani tahun 2013 mahasiswa IAIN Syekh
Nurjati Cirebon yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Video
Compact Dist (VCD) Terhadap hasil Belajar Bahasa Inggris di Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah An-Nur Kesambi dalam Kota Cirebon. Dari hasil
penelitian yang diperoleh, terdapat pengaruh yang signifikan antara media
pembelajaran Video Compact Dist (VCD) terhadap hasil belajar siswa
33
F. Kerangka Pemikiran
Dalam proses pembelajaran guru bukanlah satu-satunya sumber belajar akan
tetapi sebagai guru harus mampu menciptakan sumber-sumber belajar lainnya
agar pembelajaran bisa lebih dimengerti oleh siswa dan suasananya pun menjadi
lebih kondusif. Sumber belajar lain yang dimaksud adalah media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat bantu untuk mengajar atau bisa disebut juga
sebagai alat komunikasi guru dengan siswa. Melalui Media pembelajaran guru
bisa menyampaikan pesan kepada siswa.
Guru merupakan unsur terpenting dalam pembentukan pola pikir siswa,
kemudian keberhasilan proses belajar mengajar pun ditentukan oleh guru dalam
mempersiapkan hal yang menunjang pembelajaran seperti media, metode, materi
yang akan disampaikan kepada siswa dan lain sebagainya.
Dalam pembelajaran terkadang siswa merasakan kesulitan dalam memahami
pembelajaran yang guru sampaikan dikarenakan terbatasnya media pembelajaran
yang guru gunakan. Dalam hal ini guru memerlukan media untuk menunjang
proses belajar mengajar.
34
Media gambar merupakan salah satu media yang tepat untuk digunakan
dalam membantu guru ketika menyampaikan materi pembelajaran. Media
gambar merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses
pembelajaran. Pada pembelajaran yang siswa nya banyak manfaat gambar
sangat nyata bagi seorang guru karena gambar dapat dicetak dengan banyak.
Gambar merupakan salah satu media yang cocok untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dan pemahaman siswa dalam memahami materi yang guru jelaskan
karena dengan media ini siswa akan mengerti sendiri materi diajarkan guru tanpa
guru harus menjelaskan panjang lebar materi tersebut.
Sebagai contoh materi tentang hewan guru akan menampilkan gambar
hewan beserta tulisan hewan tersebut. Melalui media ini siswa diajak untuk
mengembangkan pola pikirnya ketika sudah melihat bentuk gambar dan tulisan
yang guru perlihatkan kepada siswa.
Menurut Sugiyono (2013 : 94) dapat digambarkan melalui skema kerangka
pemikiran sebagai berikut :
X Y
Y = Hasil Belajar
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melaui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
35