NO BP : 1811312008
LEMBARAN KERJA 8
Tujuan pembelajaran:
Mahasiswa mampu menentukan interpretasi gambaran elektrokardiografi pada contoh
kasus yang diberikan dan mengetahui algoritme henti jantung
Penggaris
Papan Flipchart
Kertas flipchart
Spidol
Kegiatan sebelum pelaksanaan praktikum
Baca materi tentang Advanced Cardiac Life Support dan jawab pertanyaan berikut.
5H 5T
Hipovolemia adalah kondisi ketidakseimbangan Tension Pneumothorax adalah kerusakan yang
yang ditandai dengan defisiensi cairan dan menyebabkan udara masuk ke dalam rongga pleura dan
elektrolit di ruang ekstraselular, tetapi proporsi udara tersebut tidak dapat keluar
antara kedua (cairan dan elektrolit) mendekati Tamponade Jantung adalah suatu keadaan dimana jantung
normal. Hipovolemia dikenal juga dengan tidak mampu melaksanakan fungsinya sebagai pemompa
sebutan dehidrasi atau defisit volume cairan dalam sistem sirkulasi darah, dikarenakan adanya penumpukan
(fluid volume defisit atau FVD). Pada saat cairan atau gas dalam kavum perikard, dalam jumlah yang
cukup.
tubuh kekurangan cairan dan elektrolit, tekanan
osmotik mengalami perubahan sehingga cairan Toxin (Keracunan) adalah overdosis obat atau
dalamnya. Hipovolemia dapat disebabkan oleh Trombosis Paru adalah keadaan dimana satu atau lebih
banyak faktor, misalnya kekurangan asupan cairan arteri di paru-paru terhalang oleh gumpalan darah
dan kelebihan asupan zat terlarut (misalnya protein Trombosis Koroner didefenisikan sebagai pembentukan
dan klorida atau natrium). Kelebihan asupan zat gumpalan darah didalam pembuluh darah jantung.
terlarut dapat menyebabkan ekskresi atau Bekuan darah ini kemudian membatasi aliran darah di
pengeluaran urine secara berlebih serta dalam jantung, menyebabkan kerusakan jaringan jantung,
pengeluaran keringat yang banyak dalam waktu atau infark miokard yang juga dikenal dengan serangan
lama. jantung.
Hipoksia adalah keadaan di mana terjadi defisiensi
oksigen yang mengakibatkan kerusakan sel
akibat penurunan respirasi oksidatif aerob pada
sel.
Hidrogen Ion (Asidosis) adalah proses
peningkatan kadar asam di dalam darah atau
jaringan tubuh lainnya. Dalam kata lain, terjadi
proses peningkatan konsentrasi ion hidrogen.
Hipokalemia/Hiperkalemia
Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar
kalium dalam tubuh berada dibawah batas
normal. Hipokalemia dapat terjadi karena
kehilangan kalium dari tubuh, maupun karena
gerakan kalium ke dalam sel-sel.
Hipokalemia jarang terjadi karena
ketidakadekuatan masukan kalium. Perubahan
kadar kalium serum menunjukan perubahan
pada kalium ekstraselular. Perubahan kadar
kalium tidak selalu menunjukan perubahan
pada kadar total tubuh
Hiperkalemia adalah suatu keadaan abnormal,
dimana konsentrasi serum potassium (kalium)
dalam tubuh terlalu tinggi. Hiperkalemia terjadi
ketika asupan kalium untuk tubuh tidak mampu
mengimbangi kerja ginjal untuk mengeluarkan
kadar kalium dari dalam tubuh. Penyakit yang
dapat mengakibatkan akumulasi kelebihan kalium
karena penurunan eksresi kalium urine,
diantaranya adalah gagal ginjal baik gagal ginjal
akut maupun gagal ginjal kronis, penggunaan obat
kalium diuretik, dan sekresi aldosteron yang tidak
cukup.
Hipotermia adalah suatu keadaan suhu tubuh
dibawah 36,5°C pada pengukuran melalui ketiak
(Depkes RI, 2009). Hipotermi yang tidak
diinginkan dapat dialami pasien sebagai akibat
dari suhu rendah di kamar operasi (25-26°C),
infus dengan cairan yang dingin, inhalasi gas – gas
dingin, luka terbuka pada tubuh, aktivitas otot yang
menurun, usia lanjut atau obat –obatan yang
digunakan pada anestesi umum (Majid,dkk,2010).
Kegiatan selama pelaksanaan praktikum
Lakukan interpretasi gambaran EKG berikut ini:
1. Untuk gambaran EKG diatas,
a. Gelombang P Ada Tidak Ada
Normal Tidak Normal
b. Komplek QRS Sempit Lebar
c. PR interval Normal Memanjang Tidak dapat dihitung
d. Irama Teratur Tidak teratur
e. Frekwensi: .(187x/menit) < 60 x/mnt 60 – 100 x/mnt > 100 x/mnt
f. Kesimpulan: Sinus Takikardi
2. Untuk gambaran EKG diatas,
a. Gelombang P Ada Tidak Ada
Normal Tidak Normal
b. Komplek QRS Sempit Lebar
c. PR interval Normal Memanjang Tidak dapat dihitung
d. Irama Teratur Tidak teratur
e. Frekwensi: (187x/menit) < 60 x/mnt 60 – 100 x/mnt > 100 x/mnt
f. Kesimpulan: Ventrikel Flutter
3. Ventrikel fibrilasi halus